Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita
Blog : chokyuhyuna.blogspot.com
MainCast :
- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia
Cinthya Gunawan
Genre: Sad, Hurt, love
Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya
SUPER JUNIOR MILIK SM :P
--- Love for revenge ---
1 tahun kemudian.
Nathan menuruni tangga menuju ruang
makan sambil menggendong Nevan. Alicia sedang menyiapkan sarapan untuknya dan
yang lain.
Alicia tersenyum melihat kehadiran
Nathan bersama Nevan, Nevan masih belum sepenuhnya sadar karna itu ia
menyandarkan kepalanya di dada Nathan. “Morning sayang” sapa Nathan memberikan
sebuah kecupan ringan di bibir Alicia.
“Morning sayang” Alicia mencium Nevan
yang masih terdiam, ia kemudian mengambil alih Nevan agar Nathan bisa sarapan
karna dia harus bekerja.
“Morning guys” sapa Sherly, ia datang
bersama Mirna. “Morning tampan” Nevan lansung tertawa mendengar sapaan Sherly.
Mereka sarapan bersama, setelah lulus
Sherly memang sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta ia tetap bekerja
meskipun Alicia sudah membawanya dan ibunya pindah ke rumah besar Nathan.
Setelah Nathan dan Sherly berangkat
bekerja, Alicia dan Mirna mengajak Nevan untuk berjalan – jalan. Ia mengajaknya
ke taman dekat rumahnya. Nevan terlihat senang dalam pangkuan Mirna, Mirna
sudah seperti nenek bagi Nevan.
“Tante, aku belikan es cream dulu ya”
ucap Alicia, Mirna mengangguk. Alicia beranjak mencari tukang es cream yang
tadi ia lihat ketika pertama kali datang.
Baik Alicia maupun Mirna tidak menyadari
jika sedari beberapa pasang mata sedang mengamati mereka. Apalagi kini Alicia
meninggalkan keduanya menjadi peluang bagi mereja untuk mendekat. Dengan
gerakan cepat seseorang membius Mirna dari belakang dan mengambil Nevan. Mirna
pun pingsan di tempatnya sedangkan Nevan yang menangis di bawa pergi olehnya.
Alicia kembali dengan dua cup es cream
yang ia pegang di tangan kanan dan kiri. Wajahnya yang awalnya terlihat
kebahagian berupa menjadi panik dan kekhawatiran. “Tante” Alicia membuang
begitu es cream yang berbeda di tangannya dan berlari menuju Mirna yang
tergeletak di jalan. “Tante” Alica mengangkat tubuh Mirna dan menyandarkan
kepala Mirna di pahanya, ditepuk – tepuk pipi Mirna. Air matanya sudah mengalir
ketika sadar jika Nevan tidak ada.
Mirna perlahan tersadar karena tetesan
air mata Alicia menyentuh kulit wajahnya. “A-alicia” meskipun lemah ia berusaha
bangun. Mirna memandang Alicia yang menangis, kemudian ia mengedarkan mata
menatap sekliling ia tidak melihat Nevan. “Alicia, Nevan” ia panik tidak
melihat Nevan, Alicia yang menangis membuat Mirna mengerti apa yang terjadi.
“Ya Tuhan” ia kemudian menarik Alicia ke dalam pelukannya, ia ikut menangis.
Nathan, Jo, Mera dan Sherly lansung
pulang ketika mendapatkan kabar dari Alicia jika Nathan di culik. Mirna sedari
tadi mencoba menenangkan Alicia yang masih menangis, ia meratapi kebodohannya
meninggalkan Mirna dan Nevan sendiri.
Nathan mendekati Alicia dan memeluknya,
“Maafkan aku Nevan” ia sungguh menyesal dengan apa yang ia lakukan. Nathan
mengusap punggung istrinya, ia ingin sekali marah tapi kejadian hari ini tidak
ada yang menginginkan. Ia juga salah tidak meminta pengawalnya untuk menjaga
mereka selama ia tidak ada. Dan, sejujurnya ia tidak pernah berpikir hal ini
terjadi.
Siapa yang berani menculik anaknya?
Jo dan Mia menyelidiki taman bermain
yang tadi di kunjungi Alicia dan Mirna, ia mengecek cctv terdekat sayangnya
semua cctv tidak berfungsi atau memang sengaja dirusak. Mereka masih mencari
petunjuk agar dapat mencari Nevan.
Nathan kembali ke ruang keluarga menemui
yang lain setelah membawa Alicia ke kamarnya, ia kelelahan karna banyak
menangis hingga akhirnya tertidur. Nathan meminta Mirna juga beristirahat
bersama Alicia, Sherly pun ikut menemani.
Jo dan Mia pun datang, untungnya mereka
datang dengan membawa hasil. Butuh waktu yang lama Jo dan Mia berpencar mencari
petunjuk hingga akhirnya baik Jo dan Mia menemukan petunjuk dari mobil yang
terparkir di taman. Semua mobil tersebut mempunyai blackbox.
Jo dengan cepat memutar rekaman
tersebut, dalam video tersebut memperlihatkan sebuah mobil yang terparkir lama
sekitar 1 jam kemudian salah satu mereka keluar dan kembali dengan membawa
Nevan. Nathan menatap geram orang dalam video tersebut, berani sekali mereka
menculik anaknya. Di rekaman yang lain memberikan petunjuk lain karna plat
mobil terlihat. Dengan cepat Jo melacak nomor plat tersebut.
“Surya” kedua tangan Nathan mengepal
kuat mengetahui jika plat tersebut adalah milik keluarga Surya yang merupakan 1
orang dari 4 orang berhasil Alicia bunuh.
“Sepertinya ia ingin membalas dendam
karna kematian ayahnya. Tapi, menurutku pasti ada orang lain yang memberitahu
jika Alicia adalah dalang pembunuhan ayahnya”
Yang diucapkan Jo ada benarnya, istrinya
begitu halus melakukan pembunuhan kemarin bahkan tidak ada orang yang
mencurigainya. Rekaman cctv pun tidak ada yang membuktikan jika Alicia menjadi
pembunuhnya ya meskipun wajah Alicia tidak pernah tertampang jelas di cctv.
“Mungkinkah Robert?” Mia mencoba
menebak, semua orang yang berada disana memandang ke arah Mia. “Ada
kemungkinan, karna saat ini hanya dia yang masih hidup” tambah Mera.
“Jika seperti ini tidak aku izinkan dia
tetap hidup” ucap Nathan geram.
Mereka kemudian menyusun strategi,
mereka akan lansung menemui Robert karna mereka yakin Robert tidak akan
mengatakan sejujurnya. Jika memang Robert ikut andil dalam penculikan anaknya,
Nathan sudah bersumpah akan membuat Robert mati di tangannya. Dan mengambil
alih perusahaan yang begitu ia sayangi. Ia tidak peduli dengan kenyataan jika
Alicia berteman dekat dengan anak Robert, Michael.
Jo memyuruh pengawal memata – matai
Robert mereka menggunakan mobil pada umumnya agar tidak dicurigai, ia yakin
komplotan Surya juga menjaga Robert.
“Aku ikut” pinta Alicia ketika tahu
Nathan akan mencari Nevan. “Tunggulah disini sayang, kondisi sedang tidak
stabil” ujar Nathan, ia tidak ingin masalahnya bertambah karna Alicia yang
bertambah sakit.
“Aku juga ingin menyelamatkan anakku,
Nathan” Nathan menghela nafas, mau tak mau ia akhirnya menuruti keinginan
istrinya, sedangkan Mirna dan Sherly tetap di rumah menjalani aktivitas seperti
biasanya meskipun sebenarnya mereka ingin membantu.
Mera kembali melatih Alicia karna
semenjak mengandung dan melahirkan Alicia tidak lagi berlatih bela diri maupun
menembak. Sedangkan Nathan, Jo dan Mia menyiapkan senjata untuk mereka
berperang. Sepertinya akan ada pertumpahan darah.
Nevan terus menangis karna dikelilingi
orang yang tidak ia kenal apalagi kini ia berada di sebuah tempat yang begitu
mengerikan baginya. “Mommy, Dadday” ia terus memanggil Alicia dan Nathan secara
bergantian.
“Anak itu berisik sekali, tidak henti –
hentinya menangis” keluh salah satu dari mereka yang berjumlah sekitar 10
orang. Calvin bahkan mempekerjakan 10 orang untuk menjaga anak berusia 1 tahun.
“Dia mungkin lapar” sahut yang lain, tak
lama Calvin datang dan lansung mendekati Nevan. Nevan tetap menangis sambil
memandang Calvin yang mendekat ke arahnya, “Hi Nevan” Nevan tidak menjawab ia
masih menangis tersengguk.
“Nevan, do you want to meet Mommy and
Daddy?” tanya Calvin dan lansung dijawab anggukan kepala oleh Nevan. Calvin
tersenyum sungging, “Wait, Mommy and Daddy will come” Mungkin kalimat Calvin
terdengar sebagai sebuah kalimat penenang bagi Nevan, ia sudah berhenti
menangis sekarang.
Calvin mengeluarkan satu botol susu dan
sebuah mainan untuk Nevan, ia tidak akan menyakiti Nevan untuk saat ini karna
ia ingin melihat penderiataan Alicia ketika berhadapan lansung dengannya.
Alicia terus berlatih bersama Mera, ini
sudah 3 hari setelah Nevan diculik. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan
Nevan, apapun akan ia lakukan untuk dapat bertemu dengan Nevan meskipun
nyawanya adalah taruhannya.
Calvin terbangun dari tidurnya di sofa
yang cukup using, ponselnya berbunyi ia pun mengangkat panggilan tersebut,
“Mereka akan datang” senyumnya lansung mengembang. Ia menantikan saat seperti
ini. Sebenarnya, ia juga kagum dengan anak buah yang mereka miliki karna
berhasil menemukan persembunyiannya dengan cukup cepat.
Alicia, Nathan yang lainnya berangkat
tengah malam ketika jalan cukup sepi untuk melajukan mobil di saat rata – rata.
Mereka akan menempuh waktu yang lama karna Nevan kini berada di puncak dengan
lokasi yang jarang sekali dilewati orang.
Semua sudah menggunakan baju anti peluru
sejak mereka berangkat dari rumah, mereka tidak tahu apa yang terjadi di jalan
mereka mencoba mengantisipasi saja.
Setelah memakan waktu 1 jam perjalan
mereka sampai di sebuah Gudang yang berada di ujung puncak Bogor. Gudang itu
masih keliling pohon – pohon besar dan penerangan yang minim.
Calvin dan anak buahnya sudah berjaga –
jaga sejak seseorang menelpon dan mengabari dirinya.
Perkelahian pun di mulai ketika mereka
mendekat ke arah pintu Gudang. Beberapa orang menyerang mereka satu per satu,
“Tinggalkan kami, kalian masuklah” ucap Jo pada Nathan dan Alicia, keduanya pun
mengangguk meninggalkan Jo, Mia dan Mera melawan orang – orang tersebut.
Gudang itu cukup besar, untung saja
penerangan di Gudang lebih baik daripada ketika di jalan menuju ke Gudang. Baik
Alicia dan Nathan sama – sama dalam keadaan siaga, tangan mereka sudah memegang
pistol.
Terlalu banyak ruangan disana,
sepertinya mereka membutuhkan waktu untuk menemukan Nevan. Nathan selalu
membuka pintu ruangan tersebut tapi nihil karna tidak ada apapun di dalamnya,
kosong.
“Mommy, Daddy” Suara Nevan kemudian
terdengar, Nathan dan Alicia pun mempercepat langkah mereka. Hingga mereka tiba
di sebuah ruangan yang berada di pojok. Ketika membuka ruangan tersebut,
keduanya ingin menembak orang – orang di dalam sana karna kini mereka Nevan
yang menangis karna diikat dengan sebuah kursi.
“See Neva, Mommya and Daddy come” Calvin
berbicara pada Nevan yang menangis.
“Lepaskan anakku, Calvin” Alicia sudah
tahu siapa dalang dibalik penculikan anaknya. Dia adalah Calvin Surya Wiguna,
anak dari salah satu 4 orang yang berhasil ia bunuh.
Calvin tersenyum sinis, “Tidak akan,
jika perlu aku akan membunuhnya di depan matamu” dengan gerakan cepat Calvin
sudah pistol mengisi peluru dan mendekatkan ujung pistol itu ke kepala Nevan
membuat Nevan bertambah keras menangis.
Baik Nathan dan Alicia untuk sama – sama
mendekat tapi mereka tahan karna Calvin bisa saja benar menembak Nevan. “Apa
yang sebenarnya kau inginkan?” tanya Nathan, emosi sudah di puncak.
Calvin terkekeh, “Aku hanya menginginkan
kematian kalian semua” diakhiri dengan senyum sunggingnya. “Mommy” Nevan
kembali berteriak, siapapun ibu di dunia ini tidak akan rela melihat anaknya
dalam posisi sekarang.
Calvin dan anak buahnya yang berjumlah
10 orang itu tidak tahu jika Mera berjalan mengendap dari belakang dengan
gerakan cepat, ia menendang pistol di tangan Calvin dan menarik kursi Nevan
menjauh darinya.
“Brengsek” Calvin tidak tahu jika ada
orang lain di belakangnya hingga pistolnya terlempar jauh sekarang. Calvin ia
menghajar Mera tapi Nathan sudah menahan tangannya, perkelahian pun tidak
terelakkan. Alicia menggantikan posisi Mera untuk menyelematkan Nevan.
Sedangkan Mera membantu Nathan menghajar anak buah Calvin.
Alicia melepaskan ikatan di tubuh Nevan,
“Mommy” Nevan lansung memeluk Alicia, “Sorry, Nevan” ucap Alicia.
Jo dan Mia sudah datang dan membantu
Nathan dan Mera, sedangkan Alicia membawa Nevan keluar dari ruangan tersebut,
cukup sulit keluar dari ruangan tersebut karna baik Calvin dan anak buahnya berusaha
menangkapnya namun bela diri yang ia miliki tidak membuat takut atau kesulitan
melawan mereka.
Nafas semuanya terengah – engah kini
anak buah Calvin sudah tergeletak menahan sakit, begitu juga Calvin wajah
tampannya kini dipenuhi luka lebam dan darah yang mengalir di sudut bibirnya
karna tonjokan dari Nathan yang begitu keras.
Mera berdiri paling jauh dari pintu
keluar, kini giliran mereka yang tidak sadar jika seseorang datang dan
mengambil pistol milik Calvin. Dengan cepat ia menyondorkan pistol tersebut ke
kepala Mera membuat semua yang berada di sana terdiam termasuk Mera yang
kemudian mengangkat kedua tangannya. Calvin tersenyum sungging, ia tidak akan
kalah semudah itu.
“Michael” ucap Nathan tidak percaya.
Michael tersenyum tipis, “Sebenarnya kau
kaget melihatku disini” ucapnya, semua orang tahu jika Michael adalah sosok
laki – laki yang baik bahkan begitu lembut selama ini.
“Kau kira aku senang melihat kau
menyiksa ayahku” Nathan tercekat mendengar ucapan Michael. “Jika orang tua
kalian mati karna ulah ayahku itu bukan kesalahannya, orang tua kaliankah yang
bodoh tidak bisa menjaga diri mereka dan apa yang mereka miliki” Nathan dan
Mera tidak terima dengan apa yang dikatakan Michael.
“Jadi selama ini kau membohongi kami”
pekik Mia tidak percaya, Mia mengenal Michael karna Sherly memperkenalkannya
sebagai kekasihnya dan ia juga selalu datang mengunjungi Nevan untuk bermain
bersama, ia tidak percaya jika Michael menyimpan dendam pada mereka.
“Bunuh saja aku, aku tidak takut” ucap
Mira tegas, Michael mendekatkan pistolnya membuat Mera memejamkan mata. “Mera”
seru Nathan, mimik wajah dipenuhi rasa amarah sekalipun ia tidak pernah
mengizinkan orang lain melukai keluarganya kini.
Calvin beranjak berdiri kemudian menatap
mengejek kepada semuanya, “Kalian sama sekali tidak berguna” ejeknya, ia
meludah di dekat Nathan karna rasa asin dan perih yang ia rasakan.
Nathan dan Mera saling berpandangan satu
sama lain seperti berbicara melalui pandangan. “Menunduk” perintah Nathan
kepada Jo dan Mia bersamaan dengan Mera yang menunduk dan memukul perut
Michael, suara tembakan pun terdekat karna Michael tidak sengaja melepaskan
tembakan.
Mera menendang kaki belakang Michael
hingga ia terjatuh berlutut, sedangkan Nathan memberikan pukulan kepada Calvin
ketika ia mencoba melarikan diri.
“Argh” erang Michael, Mira menarik kedua
tangannya ke belakang kemudian mengingkatnya seperti mengikat Nevan.
“Kau sungguh bodoh jika ikut campur
dalam hal ini” ejek Jo pada Michael. Tak lama beberapa orang datang mereka
adalah pengawal Nathan yang menbawa Robert kemarin. Nathan memang sengaja
menyuruh pengawalnya untuk mencari dan menangkap Robert kemudian membawanya ke
tempat Nevan di culik.
Alicia menggendong Nevan masuk bersama
dengan beberapa pengawal yang sudah menjaganya, “Michael” Alicia tidak percaya
dengan apa yang dia liat sekarang, Michael hanya menunduk.
Salah satu pengawal Nathan mendorong
Robert ke arah Michael kedua tangannya sudah ikat seperti Michael. “Ucapkan
selamat tinggal pada perusahaan kesayanganmu itu, Robert” ucap Nathan tegas.
“Tidak, aku tidak mengizinkan kalian
mengambil alih perusahaanku” sebuah tamparan keras mendarat di wajah Robert,
Michael memandang geram ia tidak terima ayahnya diperlakukan seperti itu. “Itu
untukmu karna kau membuat anakku diculik”
Semua orang kini melihat Nathan dengan
wajah yang begitu menakutkan, inilah sifat asli Nathan jika ada orang yang
berani mengusik keluarga dan orang terdekatnya, bahkan apabila orang itu
melukai ia tidak segan – segan untuk membunuhnya.
Nathan mengambil pistol dan mengacungkan
ke arah Robert, Michael bergerak melindungi ayahnya “Jangan bunuh dia, bunuh
saja aku” pintanya. Robert tidak percaya jika anaknya rela mengorbankan
nyawanya untuknya padahal ia pernah membohongi dirinya dengan berhubungan
dengan Alicia.
“Tenang saja, akan ku bunuh kalian
bersamaan” ucap Nathan ia sudah siap menembak ke arah Robert dan Michael.
“Nathan” Alicia tidak mau Nathan
membunuh lagi seperti dulu, meskipun ia tahu Nathan adalah bandar Judi ia tidak
melakukan hal keji itu pada orang lain.
“Berikan saja pada polisi, ku mohon”
Nathan memandang Alicia yang memohon dan pandangannya tertuju pada Nevan yang
kini sudah tertidur. “Jika bukan karna Alicia, sudah ku bunuh kalian semua”
Nathan membatalkan niatannya.
Para pengawal menjaga mereka selagi
polisi datang, Sherly sudah melaporkan apa yang terjadi kepada polisi
didampingi Mirna. Mereka juga menyertakan beberapa bukti penculikan. Polisi pun
datang dan menangkap semuanya.
Mirna lansung memeluk Nevan ketika
Alicia dan yang lainnya sudah kembali ke rumah. “Terima kasih sudah kembali” ia
begitu senang melihat Nevan.
Semua kini bisa bernafas lega karna
Nevan sudah kembali, terutama Alicia ia sudah bisa tidur dengan nyenyak
sekarang.
***
Nathan bersama Jo, Mia dan Mera memasuki
Gedung perkantoran milik Robert hari ini mereka akan mengambil alih sepenuh
perusahaan tersebut. Rapat pemegang saham dilakukan terkait pergantian Robert
dengan Mera, Mia juga akan membantu Mera di perusahaan tersebut.
Tidak ada yang bisa menolak atau
membantah hasil rapat karna memang pemegang saham terbesar di perusahaan adalah
milik keluarga Nathan dan Alicia.
Perusahaan Robert adalah perusahaan
sudah besar dan sudah memiliki nama di Indonesia maupun luar negeri, bisnis
property dan iklan yang ia memiliki memang berjalan dengan lancar.
Mera memberikan keluasan kepada karyawan
yang ingin keluar bahkan para pemegang saham yang lain pun diizinkan untuk
menarik saham mereka jika mereka mau. Tapi, tidak ada satupun yang melakukan
hal demikian.
Semua kembali membaikn sekarang tidak
ada lagi perkelahian yang terjadi meskipun begitu Nathan tetap siaga seperti
biasanya.
***
6 tahun kemudian
“Dad, bagaimana jika aku tenggelam” seru
Nevan dalam gendongan Nathan mereka sedang berenang sekarang. “Daddy, tidak
akan membiarkanmu tenggelam sayang” ujar Nathan.
Nevan menggembungkan pipinya, Nathan
selalu saja mengajari berenang setiap tidak sedang bekerja. Alicia datang
sambil menggendong anak keduanya Amora Cintya Nathan.
6 tahun yang lalu kehidupan mereka
berubah setelah Alicia meminta Nathan menutup bisnis perjudiannya dan mengganti
menjadi hotel. Awalnya Nathan menolak keras karna itu bisnis ia bangun dari 0
hingga besar seperti sekarang. Namun, karna kegigihan Alicia menyakinkan Nathan
akhirnya ia menyetujui untuk menutup bisnis tersebut.
Mirna dan Sherly tidak lagi tinggal di
rumah Nathan karna Sherly sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri. Jo dan
Mia pun juga pindah karna Nathan menghadiahkan rumah mereka setelah mereka
resmi menikah 2 tahun yang lalu. Setelah Michael ternyata mengkhianatinya dari
belakang.
Sedangkan Mera masih bahagia dengan
kesendiriannya sambil mengurus perusahaannya. 2 tahun setelah perusahaan itu
resmi di tangannya kini perusahaan tersebut sudah berhasil membangun cabang di
kota besar di Indonesia.
Nathan tidak lagi sibuk mengurusi
bisnisnya karna begitulah kegiatan sebagai bos sekaligus pemiliki perusahaan.
Ia memilih menghabiskan waktunya bersama keluarganya terlebih ia kini memiliki
putri yang berusia 4 tahun.
“Cobalah Nevan, kau tidak akan
tenggelam” seru Alicia dari bibir kolam renang.
“Okay, Mom” Nevan kembali berlatih
berenang bersama Nathan. Alicia menurunkan Amora agar bisa berjalan namun tetap
ia awasi takut Amora tiba – tiba lari dan masuk ke dalam kolam renang.
Alicia tersenyum senang ketika Nevan berhasil
berenang sendiri, Nathan membawa Amora untuk berenang bersama. Alicia tersenyum
bahagia melihat ketiganya yang bersenang – senang di dalam kolam renang.
Alicia kini sadar jika tidak ada orang
tua yang mau menyusahkan anaknya, dulu ia memang kesal karna ayahnya
meninggalkan banyak hutang untuk ia lunasi. Hari – harinya penuh penderitaan
ketika harus bekerja sambil kuliah. Namun, ternyata Ayahnya sudah menyiapkan
hal yang tidak di duga, jika ayahnya tidak memiliki hutang ia juga tidak akan
bertemu dengan Nathan dan hidup bahagia seperti sekarang.
Percayalah, Tuhan selalu memberikan yang
terbaik bagi setiap manusia di dunia hanya saja kita perlu berusaha menggapai
itu. Jangan mengeluh karna sejatinya kebahagiaan akan terasa lebih indah jika
kau berusaha keras untuk mendapatkannya.
“Aku mencintaimu ayah” ucap Alicia dalam
hatinya.
-
The
End -
No comments:
Post a Comment