Sunday, 25 August 2019

I Found My Mom Part 1


Author: Yunita
Tittle: I Found My Mom 
Instagram : @dedee_yunita

MainCast :

- Cho KyuHyun 
- Choi Aira
- Cho Michan

Genre: Love, Married Life

Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya 
                       SUPER JUNIOR MILIK SM :P

------------------------ I love you Mom ----------------------------------------

Aku berjalan di koridor sekolah menuju kelas yang akan aku bimbing. Hari ini, hari pertamaku menjadi guru di playground Van Linth. Aku menyukai anak kecil karna itu aku melamar bekerja disini.
Aku masuk ke kelas dan sudah ada beberapa guru – guru yang lain. Tidak mungkin hanya 1 guru untuk membimbing anak – anak kecil yang sedang masa aktifnya.
Mataku memandang seluruh anak – anak begitu lucu – lucu. Terlebih gadis kecil yang memandangku dengan berbeda, “Annyeong haseyo, Aku Aira sem” sapaku dengan suara riang agar membuat mereka senang.
“Annyeong haseyo sem” jawab mereka setelah Nana Sem memberikan komando untuk membalas.
“Eomma” ucap gadis kecil yang memandangiku sejak tadi. Membuatku terkejut, Nana sem membisikan sesuatu jika Ibu gadis itu sudah meninggal dunia.
Aku tersenyum tipis, gadis kecil bangun dan mendekatiku, “Eomma” ucapnya ulang. Aku mengendongnya, “Eo, sayang” balasku.
Aku membaca namanya dari name tag buah – buahan yang ia kenakan, “Cho Michan” namanya yang cantik.
Sejak aku datang, Michan tidak pernah jauh dariku ia selalu duduk di sebelahku tak peduli jika aku sedang memperhatikan anak yang lain.
Aku berdiri di sisi taman bermain memperhatikan dan selalu menjaga anak – anak yang sedang bermain ketika jam istirahat. Mataku tertuju pada Michan yang sedang kejar – kejaran bersama teman sebayanya, Hyunji.
“Aw” aku terkejut ketika Michan terjatuh, aku menghampiri dengan sedikit berlari. Ku lihat lutututnya terluka meskipun hanya kecil tapi mungkin saja terasa perih bagi Michan.
Aku lansung menggendong Michan untuk mengobati lukanya. Ia sama sekali tidak menangis meskipun wajahnya terlihat menahan perih. “Sudah” ucapku setelah menempelkan plester pada lutut Michan. Ku ke kecup plester tersebut, “Luka Michan sudah sembuh sekarang” Michan tersenyum ia bangun lansung memelukku.
“Eomma, Michan sayang eoma” aku bingung harus menjawab apa. Kenapa Michan memanggilnya terus dengan sebutan eomma? Apa mungkin wajahku mirip dengan mending ibunya? Entahlah aku tidak mengerti.
Aku tidak menjawab hanya membalas pelukannya.
Hari pertama mengajarkanku berjalan dengan baik. Ku lihat Michan yang masih duduk sembari memainkan boneka. “Michan tidak pulang?” tanyaku lembut. Ia memandangku, wajahnya cantik sekali. “Aku masih menunggu appa” jawabnya kemudian.
“Kajja, kita main ayunan” ia menyambut ajakanku dengan senang. Wajahnya terlihat bahagia ketika aku mengayunkan ayunan.
Sebuah mobil masuk ke sekolah, seseorang laki – laki masih dengan setelan jasnya keluar dari mobil tersebut. Matanya menyipit melihat Michan yang terlihat begitu bahagia bermain ayunan bersama seseorang yang ia pikir salah satu guru di sekolah Michan. Namun, tak biasanya ia terlihat begitu senang.
Laki – laki melangkah mendekati Michan, ia tidak dapat melihat wajah guru yang bersama Michan karna posisi dia yang membelakangi.
“Appa” Michan sadar kehadiran Appanya. Ia hampir saja turun dengan ayunan yang masih kencang. “Michan” seruku, ia hampir terjatuh andai aku tidak menggendongnya. Laki – laki itu juga menghampiri Michan.
“Mianhae eomma” laki – laki itu terkejut mendengar ucapan Michan, aku hanya memgangguk lalu tersenyum.
Ia berjalan mendekati Appanya yang tadi hampir berlari melihat Michan yang ingin terjatuh. “Appa” tangan kecil Michan memeluk leher appanya yang sudah memposisikan diri untuk berjongkok di hadapan Michan.
Aku mendekati anak dan ayah itu, yang terlihat bahagia sayangnya sekali jika ibunya pergi terlalu cepat diusia Michan yang masih kecil.
Deg. Jantungku berdetak ketika aku memandang wajah Appa Michan. Tampan. 1 kata yang bisa menjelaskan bagaimana wajah ayah anak 1 itu.
“Eomma” tangan Michan bergerak seolah menyuruhku mendekatinya. Dengan ragu aku mendekatinya, “ Kyuhyun appa, Eomma pulang bersama Michan kan?” keduanya sama – sama terkejut.
“Michan, pulang bersama Appa ya” tidak mungkin aku pulang bersama mereka. Meskipun, aku tinggal sendiri di Seoul tapi aku masih punya keluarga di Busan.
Wajah Michan lansung cemberut, “Appa” Michan terlihat sedih sekarang. Laki – laki yang dipanggil Kyuhyun appa oleh Michan memandang ke arahku.
“Pulang bersama kami” ucapnya kemudian.
“Ye” tentu saja aku terkejut.
“Eomma, tidak mau pulang bersama Michan? Michan sudah lama tidak bersama Eomma?” Aku merasa tidak enak mendengar ucapan Michan.
“Sebentar aku ambil tasku dulu” dengan hati gundah aku masuk ke kelas hanya untuk mengambil tas dan kembali.
“Michan mau digendong Eomma” Michan menyondongkan tubuhnya padaku, mau tak mau aku harus mengambilnya dari Appanya.
Kyuhyun hanya diam memperhatikan anaknya yang begitu senang bersama guru yang menurutnya baru karna ia tidak pernah melihat guru itu sebelumnya. Michan terlihat senang duduk di pangkuan ku selama berjalanan. Ia begitu aktif dan suka sekali bernyanyi.
Mobil memasuki sebuah perkarangan rumah mewah yang di Gangnam. Rumah ini memiliki gerbang yang besar untuk menutupi betapa mewahnya istana di dalamnya.
Michan menarik tanganku sambil berjalan, “Kajja Eomma” ia menarikku ke pojok ruangan yang ternyata sebuah lift untuk naik ke atas. Ya Tuhan, mewah sekali.
Seorang wanita berumur mendekati Kyuhyun yang masih memperhatikan anaknya. “Kyu, siapa gadis yang bersama Michan?” tanya wanita yang tak lain adalah ibunya.
“Guru baru di sekolah Michan, eomma. Michan selalu memanggilnya dengan sebutan Eomma” Kyuhyun mencoba menjelaskan.
“Kajja, ada yang ingin aku bicarakan denganmu” Eomma meminta Kyuhyun mengikutinya. Mereka masuk ke ruang keluarga.
Aku begitu takjub melihat kamar Michan. Bagaimana bisa anak kecil memiliki kamar yang begitu luas dan besar dengan nuansana putih pink. Michan menarik tanganku, “Eomma mandi”
Ya Tuhan. Dia benar – benar menganggapku eommanya. Michan tertidur setelah mandi dan makan siang dibawakan ke kamar.
Aku memandang wajah Michan yang begitu teduh. Meskipun, tertidur ia masih kuat memelukku.
Kyuhyun masuk ke kamar Michan, ia terhenyak melihat Michan yang tidur sambil memeluk gurunya.
“Bisakah kita bicara?” ucap Kyuhyun padaku, aku mengangguk. Dengan perlahan aku melepaskan pelukan Michan, menyelimutinya dengan selimut.
Kyuhyun mengajakku ke sebuah ruangan yang sepertinya ruang kerjanya di rumah. “Duduklah” ia memintaku duduk di sofa. Aku menurut, ia duduk di sampingku tapi menghadapkan tubuhnya ke arahku.
Ia memberikan sebuah bingkai foto padaku. Ternyata foto itu adalah foto mendiang istrinya. Aku bisa mengatakan jika wajah istrinya lebih cantik dariku. Ia memiliki aura kecantikan dari dalam.
Setelah meneliti sejenak, aku sadar jika wajahku hampir mirip dengan mending istrinya. “Menikahlah denganku” aku lansung memandang Kyuhyun terkejut.
“Mwo” Kejutku. Entah mengapa seperti ini. Aku ke Seoul untuk mengejar impianku menjadi pengajar. Bukan menikah dengan secepat ini.
“Michan terlalu kecil untuk aku menjelaskan jika kau bukan Ibunya. Tapi, disisi lain aku juga merasa senang melihat Michan bahagia ketika bersamamu”
“Tapi, Kyuhyun ssi. Aku ke Seoul untuk menjadi pengajar bukan menjadi istrimu”
“Kau tetap bisa menjadi pengajar disana tapi selama Michan sekolah disana” Kyuhyun menjawabnya dengan cepat.
Aku terdiam sambil memandang wajahnya terlihat keseriusan. “Beri waktu aku untuk berpikir” mintaku.
“Mianhae tapi aku pikir kau akan menginap disini” Ya Tuhan sudah berapa kali aku terkejut hari ini.
“Aku yakin Michan akan mencarimu ketika di bangun. Kau hanya memberiku alamat tempat tinggalmu. Anak buahku akan membawakan barang – barangmu kemari”
Sepertinya tidak ada pilihan jika aku menolak. Dia terlihat begitu menyanyangi putrinya ia berani memutuskan dengan cepat. “Kajja, kita menikah” Kyuhyun merasa lega mendengarnya.
Suara ketukan terdengar dari luar, “Masuk” seru Kyuhyun. Seorang pelayan rumahnya masuk, “Mianhae tuan. Nona muda terbangun dan lansung menangis mencari eommanya”
“Ye” entah kenapa aku lansung berlari meninggalkan Kyuhyun dan pelayan yang masih berada di ruangan itu.
“Eomma” Michan lansung memeluk, ia benar – benar menangis terlihat airmatanya yang membasahi pipi chubbynya.
“Michan tidak boleh menangis” ujarku sambil mengusap air matanya. Wajah cemberut terlihat menggemaskan, “Eomma jangan pergi” pintanya. Aku mengangguk, “Eomma tidak akan meninggalkan Michan. Kajja tidur lagi” Dengar bukan? Aku bahkan memanggil diriku sendiri dengan sebutan Eomma.
Aku ikut berbaring di samping Michan, ia lansung memelukku erat seperti tidak mengizinkan aku pergi. Di luar kamar Kyuhyun memperhatikan apa yang terjadi. Ibu Kyuhyun tersenyum sambil mengelus pundak Kyuhyun.
Istri Kyuhyun sudah meninggal enam bulan yang lalu karena penyakit kanker yang ia derita. Kyuhyun mencoba mengatakan pada Michan, ia mengerti namun karna usianya masih kecil kadang ia juga kembali bertanya.
Ia begitu mencintai istrinya meskipun sudah meninggal. Ia pernah berpikir untuk tidak menikah lagi namun Ibunya menasehatinya bagaimana pun Michan masih kecil dan butuh kasih sayang dari seorang ibu. Ia harus menikah lagi.
Aku memandang kamar yang akan menjadi kamarku, Kyuhyun berkata ini kamar sementara aku akan pindah ke kamarnya setelah kami resmi menjadi suami istri. Kamar ini begitu besar dan lengkap.
Aku membersihkan diri dan berganti pakaian. Ibu Kyuhyun ingin berbicara denganku. Aku baru sadar jika ada Ibu Kyuhyun di rumah ini.
Ibu Kyuhyun memiliki sifat hangat yang bisa dirasakan jika berada di dekatnya. Ternyata Kyuhyun masih memiliki kakak perempuan tapi ia tidak di Korea melainkan di Amerika. Ia pindah setelah menikah. Ayah Kyuhyun meninggal satu tahun lalu karna penyakit jantungnya dan istrinya meninggal 6 bulan yang lalu. Jarak mereka begitu dekat, pasti Kyuhyun begitu terpukul.
***
Aku kembali mengajar hari ini berangkat bersama Michan dan diantar oleh Kyuhyun. Laki – laki itu masih terlihat kaku bersamaku. Aku tahu ia sangat mencintai istrinya. Semalam aku tidak sengaja melihatnya memandangi bingkai foto istrinya.
“Kajja, Michan” kami masuk bersama.

Author Pov
Kyuhyun terdiam kursi besar kerjanya, entah kenapa ia terbayang melihat bagaimana wajah Aira ketika tersenyum bersama anaknya kemarin.
Ada perasaan aneh menyelinap di hatinya. Ia tidak pernah seperti ini meskipun sering melihat wanita yang tersenyum padanya. Apa mungkin karna Michan? Putri kesayangannya itu begitu menyayangi Aira.
“Sajangnim” Kyuhyun terkejut melihat sekretarisnya Henri sudah berada di hadapannya. “Maaf, saya masuk karna tidak ada jawaban beberapa kali aku mengetuknya” ia mencoba menjelaskan kenapa ia berdiri di hadapan Kyuhyun secara tiba – tiba.
“Eo, gwaechana” Henri memberikan beberapa berkas pada Kyuhyun yang harus periksa dan tandatangan lalu pamit pergi.

No comments:

Post a Comment