Sunday, 25 August 2019

Love For Revenge Part 7



Author: Yunita
Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita

MainCast :

- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan

Genre: Sad, Hurt, love

Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya 
                       SUPER JUNIOR MILIK SM :P
                     

--- Love for revenge ---

“Jika kau mencintainya seharus kau mencarinya sendiri bukan kau menyuruh orang lain bahkan memukulnya seperti tadi” Mera menghempaskan kemeja Nathan kasar. Adiknya sudah kelewatan, tangannya kini begitu ringan memukul orang lain.
Nathan duduk di kursi kerjanya, Mera benar jika ia yakin dengan cintanya ia bisa menemukan Alicia. Sebuah dorongan dari hati Nathan membuatnya bangkit dan yakin bisa menemukan Alicia.
Satu hal yang baru ia sadari jika selalu mengirimkan uang ke atmnya yang dipegang Alicia. Ia membuka website bank milik atm yang ia berikan kemudian mengecek transaksi keluar. Matanya kemudian tertuju melihat Alicia pernah mengambil uang yang ia kirimkan. “New York?” Nathan mengepalkan tangannya, “Aku akan membuatmu kembali”
Ia memerintahkan Jo untuk membeli tiket ke New York hari ini, Jo dan Mia pun ikut bersamanya. Perjalan ke New York ia lewati dan terasa berlalu dengan cepat. Selama perjalanan ia menyakinkan diri jika ia bisa menemukan Alicia, menemukan istrinya kembali.
Alicia, I think you need rest now. You look so tired” Jessica melihat wajah Alicia yang sedikit pucat dan ia tahu sekarang Alicia sedang mengandung.
Alicia mengangguk, Jessica benar badannya tidak kurang sehat hari ini. Mungkin, ia kelelahan karna ia memiliki 2 pekerjaan sekaligus.
Ia kemudian izin agar pulang lebih dahulu. Ia mampir ke sebuah mini market tak jauh dari tempat tinggalnya. Ia tidak sadar jika ia menggunakan atm Nathan karna pin yang atmnya sama seperti pin atm Nathan. Ia sudah membuat rekening baru di New York agar tidak lalu menggunakan uang Nathan.
Nathan baru sampai di Bandara ketika ponselnya berbunyi dan sebuah pesan notifikasi transaksi dari atm miliknya. “I got you baby” batin Nathan.
Nathan bersama Jo dan Mia menuju mini market tersebut. Nathan memberikan foto pada penjaga mini market tersebut, “Ah she lives at apartment. Star apartment, you can go straight and then turn right. She lives at 3rd floor” Nathan menghela nafas lega karna pencairannya menemui titik terang.
Alicia bangun dari ranjang mendengar bunyi bel. “Kau semakian berat saja” Alicia mengusap perut besarnya itu. Ia membuka pintu tersebut, ia ingin kembali menutup pintu tersebut tapi tangan itu sudah menahan pintunya.
“Pergilah” pinta Alicia masih berusaha menutup kembali pintu apartment.
“Tidak” tegas Nathan. Alicia tidak menyangka Nathan yang datang ke apartmentnya. “Alicia” panggil Nathan lirih.
Jo dan Mia tidak tahu harus berbuat apa – apa sekarang mereka memilih pergi membairkan Nathan menyelesaikan masalahnya keluarga kecilnya.
Alicia menyeka airmata kemudian akhirnya membuka pintu apartmentnya. Nathan kini bisa melihat wajah wanita yang ia rindukan kurang lebih 1 tahun ini. Ia pun memeluk Alicia, Nathan merasakan sesuatu yang menonjol di perut Alicia.
Ia melepaskan pelukan tersebut tangan meraba perut Alicia, ia merasakan sebuah tendangan dari perut Alicia. “Kau sedang hamil?” tanya Nathan tidak percaya.
Alicia mengangguk, “Kau sudah menikah dengan orang lain?” otomatis Alicia memukul lengan Nathan dengan kuat.
“Au, aku hanya bertanya kenapa malah memukulku” erang Nathan.
Alicia duduk di sofa, Nathan mengikuti dari belakang dan menutup pintu apartment Alicia. “Katakan sesuatu” pinta Nathan, ia menunggu penjelasan dari Alicia.
“Ini anakmu Nathan” ucap Alicia kesal, Nathan mendekat ke Alicia, “Mungkinkah?” Alicia mengangguk, istrinya tidak pernah meminum obat menunda kehamilan darinya.
“Aku akan menjadi seorang Ayah” Nathan merasa terharu, sedikit air mata kecuali dari sudut matanya.
Alicia memandang wajah Nathan yang terlihat lebih kurus, mungkinkah Nathan tidak makan? “Nathan, lebih baik kita bercerai” tutur Alicia, membuat Nathan membulatkan matanya.
“Tidak” tegas Nathan.
“Ini yang terbaik Nathan” ujar Alicia.
“Apa yang terbaik? Kau ingin memisahkan aku dengan calon anakku?” ucap Nathan emosi.
“Cukup Nathan. Sejak awal kau tidak pernah menginginkan anak dariku. Kau selalu memintaku untuk minum obat yang kau berikan. Kau tidak menginginkan kehadirannya. Ingat itu!”
Nathan terdiam, “Aku tahu kau menikahi agar kau bisa membalaskan dendammu. Kau bahkan tidak pernah mencintaiku. Sekarang, aku sudah berhasil melakukan apa yang kau inginkan. Jadi sekarang ceraikan aku dan biarkan aku hidup sendiri!” Alicia bangkit dari duduknya, berdiri membelakangi Nathan yang masih terkejut dengan ucapan Alicia.
“Aku tidak akan menceraikanmu” tegas Nathan, Alicia membalikkan badannya menatap geram Nathan yang begitu egois.
“Aku mencintaimu” ucap Nathan kemudian palanya tertunduk seketika ia memposisikan diri berlutut di depan Alicia. “Awalnya memang aku hanya berniat agar kau membantuku membalas dendam kepada Robert. Tapi, aku cinta padamu. Aku bahkan memohon pada Mera agar aku bisa tetap hidup bersamamu setelah misi kita selesai” Nathan mencoba menjelaskan.
“Ku mohon percaya padaku dan kembalilah bersamaku. Kau tidak lihat betapa aku terlihat kacau ketika kau pergi. Hampir setahun kau pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun” Alicia tercekat mendengar nada Nathan yang terdengar berbeda.
“Pergilah Nathan biarkan aku berpikir sejenak. Setelah apa yang aku dengar, aku masih ragu meskipun kau mengatakan sekarang kau mencintaiku” Nathan beranjak berdiri. “Aku akan menunggumu sampai kapanpun” Nathan kemudian keluar dari apartment Alicia.
Setelah kepergian Nathan, Alicia duduk di sofa sambil meratapi kepergian Nathan. Di hatinya paling dalam ia ingin sekali memeluk Nathan lagi dan lagi, ia begitu merindukan Nathan.
Nathan menginap bersama Jo dan Mia di salah satu Hotel tak jauh lokasi apartment Alicia. Jo dan Mia membiarkan Nathan sendiri, sepertinya ia membutuhkan ruang untuk diri sendiri.
Alicia bersiap – siap untuk bekerja hari ini, ia mengeratkan jaket ia gunakan. Ia berjalan menuju kantor media. “Morning” sapa Alicia kepada Jenny. “Morning” balas Jenny. Alicia duduk di kursi kerjanya, ia sudah memikirkan matang – matang tentang apa yang harus ia pilih.
Sherly menemui Michael di sebuah café. Sherly sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara Alicia maupun Michael. “Aku kira, dia benar menerimaku” lirih Michael sambil menundukkan kepalanya. Sherly merasa iba untuk pertama kalinya ia melihat seorang pria sempurna terlihat begitu lemah di hadapannya.
“Seharusnya, aku memberitahumu dari awal” Sherly ikut menyesal dan prihatin dengan apa yang terjadi. Michael menghela nafas kasar ia harus membenahi hatinya sekarang.
Michael memandang Sherly, digenggamnya tangan Sherly membuat Sherly terkejut. “Bantu aku jatuh cinta padamu” Sherly tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari Michael. “Kau yakin?” Sherly ragu karna ia tahu benar bagaimana cinta seorang Michael untuk Alicia. “Aku akan berusaha” Sherly mencoba tersenyum melihat keyakinan dalam diri Michael.
Alicia dan Nathan sudah mendapatkan kembali aset mereka. Sekarang Robert sedang menyusun rencana agar asset itu bisa kembali ke tangannya dan ia bisa menguasai kembali perusahaannya.
Semalam Alicia sudah berpikir untuk kembali kepada Nathan. Ia butuh Nathan, dan hanya Nathan yang ia miliki sekarang. Ia sudah memberikan sudah pengunduran diri dari kantor media dan restoran. Sekarang ia hanya ingin membantu saja.
Alicia sedang mengelap meja ketika seseorang memanggil namanya. “Jo, Mia” ucapnya ketika melihat Jo dan Mia datang ke restoran tempatnya bekerja.
Jo dan Mia berniat makan, mereka tidak sengaja bertemu Alicia di restoran. Alicia bergabung dengan Jo dan Mia. Keduanya menceritakan bagaimana kehidupan Nathan setelah kepergiannya. Nathan yang tidak pernah tidur di rumah, hobi barunya yaitu memukuli orang.
Alicia merasa menyesal telah pergi dan membuat Nathan buruk seperti itu, “Nathan di hotel sekarang. Itulah salah satu kegiatannya selama kau pergi. Mengurung diri jika kembali ke rumah” ucap Mia, Mia yang selalu berada di rumah selalu memperhatikan kegiatan Nathan.
“Aku tahu kami salah padamu karena menggunakanmu untuk membalas dendam orang tua Nathan tapi sekarang kita sadar jika semua sudah selesai tidak ada lagi alasan untuk membuatmu pergi dari hidup Nathan dan kami semua. Kami kini sudah menerima kehadiranmu di keluarga kami” ucap Jo panjang.
Alicia memandang nanar mendengar cerita keduanya, “Antarkan aku bertemu Nathan” baik Jo dan Mia menyambutnya dengan senang. Kemungkinan, mereka akan lebih cepat kembali ke Jakarta.
Jo dan Mia meninggalkan Alicia di depan kamar Nathan. Alicia memandangi pintu kamar tersebut, dengan ragu ia memencet bel kamar Nathan. Cukup lama Alicia menunggu, ia kira Nathan sedang tidur. Dan, benar Nathan membukakan pintu dengan wajah khas orang bangun tidur. Ia bahkan masih setengah terpejam. “Nathan” Nathan belum begitu sadar jika Alicia kini berada di hadapannya.
Nathan membuka matanya berulang – ulang berharap ia bukan sedang berhalusinasi membayangkan Alicia berada di hadapannya. Alicia memberanikan diri memenggam tangan Nathan, secara tidak lansung mengatakan jika dirinya benar ada bukan halusinasi semata.
“Alicia” Nathan sudah tersadar, Alicia mengangguk pelan diakhiri senyuman untuk suaminya itu. Nathan bergerak dengan cepat memeluk Alicia ketika cukup ia mengajak Alicia untuk masuk.
Di dalam keduanya saling berpelukan kembali, melepas rindu karna terpisah selama 1 tahun. “Jangan pergi lagi” ucap Nathan lirih, Alicia mengangguk pelan.
Kembalinya Alicia kepada Nathan, membuat mereka berempat kembali ke Jakarta keesokkan harinya. Usia kandungan Alicia menginjak delapan bulan, Nathan tidak mau anaknya lahir di New York.
Mera tersenyum dan memeluk Alicia ketika mereka tiba di rumah. “Maafkan kami” pintanya, Alicia tersenyum kemudian mengangguk. Mera untuk pertama kali memperkenalkan diri sebagai kakak kandung Nathan dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Mera adalah yang paling tua di antara yang lain kalau bukan ia yang menjelaskan dengan detail siapa lagi.
Nathan mengajak Alicia untuk beristirahat di kamarnya. Alicia memandangi kamarnya yang sama sekali tidak berubah. Ketika sedang asik mengenang masalah lalu sebuah pelukan hangat Alicia rasakan, Nathan memeluknya dari belakang.
Nathan mengajak Alicia untuk berbaring di ranjang, tangan Nathan mengusap perut besar Alicia. Ia tidak pernah membayangkan jika kelak ia menjadi seorang Ayah. Sesuatu terasa menendang dari dalam perut Alicia ketika Nathan mengusap perut besarnya, “Kau mengenaliku rupanya” ucap Nathan, Alicia turut bahagia melihat Nathan. Alicia memejamkan mata ketika Nathan menarik dirinya ke dalam dekapannya. Sudah lama ia tidak merasakan hangatnya tubuh Nathan.
Mendengar kabar Alicia yang sudah kembali ke rumah Nathan membuat Sherly memintanya untuk bertemu. Mereka bertemu di sebuah café. Sherly sengaja mengajak Michael agar permasalahan di antara mereka dapat diakhiri dengan baik.
“Kau jahat karna pergi tanpa memberitahuku” Sherly lansung mengomeli Alicia ketika mereka baru saja bertemu. “Aku hanya tidak ingin merepotkanmu dan Tante Mirna” jawabnya tapi tetap saja Sherly masih sedikit kesal dan kecewa.
Alicia memandang Michael yang duduk di hadapannya, ia tersenyum tulus. “Maafkan aku Michael” Alicia tahu apa yang dia lakukan pasti melukai hati Michael. Ia tidak memiliki jalan lain lagi dulu, Michaellah salah satunya cara agar ia bisa bertemu dengan Robert
Michael menggelengkan kepalanya pelan, “Aku harusnya meminta maaf padamu, sungguh aku tidak tahu jika Ayahku bisa melakukan hal seperti itu” Michael merasa menyesal sekali dengan apa yang dilakukan ayahnya.
Alicia kembali tersenyum tulus, “Lupakan masa lalu Michael, aku sudah mendapatkan apa yang aku mau begitu juga dengan suamiku. Aku hanya berharap ayahmu tidak melakukan sesuatu yang dapat membahayakan dirinya lagi”
“Ya kau benar. Aku akan mengawasi ayah” Michael mencoba tersenyum. Nathan datang karna awalnya ia tidak mengizinkan Alicia untuk sekedar keluar sebentar. Ia masih takut jika Alicia akan pergi lagi atau menjauhkan dari sesuatu yang tidak diinginkan.
Alicia memandang Nathan, “Michael ini suamiku” Nathan dan Michael memandang satu sama lain. Untuk Nathan ini bukan pertama kalinya ia melihat Michael namun Michael sebaliknya. Keduanya saling berjabat tangan, “Sepertinya aku harus pulang” Sherly memberikan pelukan pada Alicia sedangkan Michael hanya bisa tersenyum tipis.
Nathan menggandeng Alicia yang sebenarnya sudah sedikit sulit berjalan karna usia kandungannya yang semakin membesar. Hal itu juga menjadi salah alasan kenapa sebenarnya ia tidak mengizinkan Alicia keluar dari rumah.
Sherly memandangi kepergian Alicia, ia mengharapkan kebahagiaan Alicia yang semula ia kira pernikahan dengan Nathan adalah jalan keputus asaan. Sedangkan dirinya harus berusaha untuk membuat Michael mencintainya.

No comments:

Post a Comment