Sunday, 25 August 2019

Love For Revenge Part 6



Author: Yunita
Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita

MainCast :

- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan

Genre: Sad, Hurt, love

Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya 
                       SUPER JUNIOR MILIK SM :P
                     

--- Love for revenge ---


Michael dengan senang mengajak Alicia menemui Ayahnya, ia membawanya ke rumah Michael. Nathan dan Jo mengawasi Alicia dari jauh.
Robert menyambut Alicia dengan baik, ia bahkan sangat ramah dengan Alicia membuat Alicia cukup tersanjung dengan pertemuan pertama mereka. Robert memang seperti itu pada wanita, ia akan ramah karna menyukai wanita apalagi wanita muda seperti Alicia.
Meksipun Michael sudah memperkenalkannya sebagai pacarnya tapi Robert tidak mempedulikan hal itu. Diam – diam ia selalu menghubungi Alicia hanya untuk sekedar mengobrol atau makan bersama.
Alicia menerima semua ajakan Robert karna ini memang rencananya. Hingga, Robert mengajaknya ke salah satu hotel mewah di daerah sudirman. Ia bahkan memesan kamar president suite.
Alicia memandang kamar itu dengan sedikit kagum tapi kamar itu tidak terlihat mewah seperti kamarnya di rumah Nathan. Alicia merasakan seseorang memeluknya dari belakang dan orang itu adalah Robert.
Ingin sekali Alicia meninju wajah Robert tapi ia tahan ia tetap memberikan senyuman meskipun terpaksa.
Mereka menghabiskan malam dengan minum bersama ketika Robert mabuk barulah Nathan dan Jo bersama pengawal lain datang.
“Tua bangka tidak tahu diri” ejek Alicia, melihat Robert yang sudah mabuk di atas ranjang. Alicia mendekati Nathan mereka berciuman beberapa saat, Alicia merasa hina berdekatan dengan laki – laki tua seperti Robert.
Jo dan pengawal membawa Robert ke sebuah gudang di daerah Cibubur. Ia sudah mengingkat dan menyumpal mulut Robert.
Robert mulai sadar, ia perlahan membuka matanya. Ia memandang sekeliling terkejut melihat dirinya kini berada di tempat yang begitu asing.
“Ah, kau sudar rupanya” Robert memandang Jo dengan pandangan siapa kau. Jo menghampiri Robert kemudian mengambil menyumpal mulut Robert.
“Siapa kau? Dan Dimana aku?” tanyanya pada Jo. Jo tertawa kecil, “Tunggu sebentar” Jo berjalan menuju sebuah ruangan, di dalam ada Nathan dan Alicia yang tertidur sejenak.
“Hei, bangunlah. Laki tua itu sudah tersadar” baik Nathan dan Alicia perlahan membuka matanya. Alicia lebih dahulu memulihkan kesadarannya kemudian ia keluar menghampiri Robert.
“Alicia” Robert senang bisa melihat Alicia datang, ia mengira Alicia akan menolongnya dan membawanya pergi dari tempatnya sekarang.
Alicia mengambil bangku kemudian duduk berhadapan dengan Robert dengan jarak yang lumayan jauh. “Tolong lepaskan aku” pintanya.
“Ah, aku lupa memperkenalkan nama lengkapku. Perkenalkan aku Alicia Cinthya Gunawan” Robert terlihat terkejut mendengar nama akhir dari nama Alicia.
Alicia tersenyum sungging, “Seperti kau sudah mengenalku, tuan Robert”
“Apa maumu?” tanya Robert.
Alicia terkekeh, “Bukankah ada pepatah mengatakan nyawa dibayar nyawa?” kedua mata Robert membulat sempurna. Bohong jika ia tidak tahu nasib Gunawan setelah apa yang ia lakukan pada laki – laki itu.
“Ku mohon jangan membunuhku. Akan ku kembalikan aset saham milik Gunawan” Robert mencoba memohon. Nathan datang kemudian berdiri di samping kursi Alicia. “Bagaimana dengan aset milik James?” Robert memandang Nathan, ia tidak percaya jika ia akan bertemu dengan putra James kejadian itu sudah berpuluh tahun berlalu.
“Akan ku kembalikan semua tapi ku mohon jangan membunuhku” pinta Robert, tidak ada lagi cara selain memohon kepada Nathan dan Alicia ia sekarang sendiri. Tidak bisa melawan karna nyawanya bisa hilang jika ia berusaha melawan.
“Kau yakin? Jika kau mengembalikan semuanya kau bahkan tidak memiliki apapun di perusahaanmu sendiri” ucap Nathan, ia memberikan penekanan di setiap kata yang ia ucapkan.
Robert terdiam yang dikatakan Nathan benar, ia tidak memiliki apa – apa lagi jika ia memberikan aset tersebut. “Akan ku berikan asalkan kalian tidak membunuhku” ucapnya kemudian, namun setelah ini ia akan memikirkan cara bagaimana asset itu bisa kembali ke tangannya.
Nathan terkekeh, “Sekarang kau bisa mengatakan seperti itu. Tapi, dulu kau membuat orang tua kami berdua menahan kerasnya hidup karna kecurangan kau buat”
“Nyawa dibayar nyawa tuan Robert” Mera juga datang. Ia bahkan sudah mengarahkan pistol ke arah Robert. “Ku mohon lepaskan aku” Robert mencoba melepaskan diri dari tali dan bangku yang ia duduki. Percuma saja, karna ikatannya terlalu kuat.
Mera melepaskan tembakan ke arah samping Robert membuat Robert berhenti bergerak. “Ku mohon jangan bunuh aku” pinta Robert ke sekian kalinya.
Nathan bisa saja membiarkan Robert hidup tapi lain dengan Mera. Karna Nathan dulu masih kecil sedangkan Mera melihat begitu jelas apa yang Robert lakukan pada kedua orang tuanya.
Nathan berhasil membujuk Mera agar membiarkan Robert hidup. Robert berjanji akan memberikan semua aset milik Nathan dan Alicia.
Robert menepati janji untuk memberikan dokumen tersebut. Ia benar – benar menyayangi nyawanya. Ia hanya bekerja seperti biasa. Ia akan menerima apapun dan kapanpun Alicia atau Nathan tiba – tiba mengambil alih perusahaannya. Namun, secara diam – diam ia akan berusaha mengambil asset itu kembali.
***
Nathan bangun dari tidurnya, ia belum membuka matanya hanya saja tangan kanannya menggapai ke samping mencari Alicia yang semalam tidur di sampingnya.
Ketika tahu Alicia tidak ada. Nathan seketika membuka matanya, ia kemudian beranjak ke kamar mandi kemudian menuju ruang makan. Namun, ia tidak melihat Alicia disana.
“Aku tidak melihatnya sejak tadi. Aku kira ia masih tidur di kamar” tutur Mia. Nathan menuju ruang kerjanya membuka cctv di rumahnya.
Alicia pergi membawa koper yang ia bawa saat pertama kali menginjak kaki di rumah Nathan. Bahkan, ia tidak ada yang tahu Alicia pergi. Kemampuan Alicia memang bagus ia bahkan bisa mengalabui para pengawalnya.
“Cari Alicia sekarang” Nathan menghubungi Jo. Ia mengacak – acak rambutnya gusar. “Argh” ia menjatuhkan semua barang yang ada di atas mejanya kecuali laptop yang masih memperlihatkan Alicia keluar dari rumahnya.
Jo datang menemui Nathan karna ia tidak berhasil menemukan Alicia. “Sepertinya di keluar negeri” Jo memberikan foto yang mirip Alicia sedang mengantri masuk ke gate keberangkatan luar negeri.
“Temukan dia dan bawa dia kembali” tegas Nathan, ia meninggalkan Jo dan Mia di ruang kerjanya.
Jo dan Mia berasa tidak enak hati pada Nathan, mereka berdua pun pergi untuk mencari informasi tentang Alicia. Kepergian Alicia yang begitu mendadak terdengar di kuping Mera. Ia tahu akan berujung seperti ini. Adiknya saja yang terlalu percaya diri jika mereka bisa hidup bahagia setelah misi mereka terselesaikan.
***
Alicia memandang bangunan di Kota New York dengan tersenyum. Berbekal dengan uang atm yang Nathan berikan Alicia pergi ke luar negeri untuk menata diri dan hatinya. Tanpa Nathan tahu ia mengurus sendiri visa dan semua yang butuhkan untuk tinggal di New York, kota impiannya sejak dulu.
Awalnya ia berniat mengembalikan atm tersebut tapi ia mengurungkan niat tersebut setelah mendengar percakapan Nathan dan teman – temannya di ruang kerja. Ia tahu Mia bukan pelayan Nathan sekarang, Jo memang bekerja dengan Nathan tapi sebenarnya mereka adalah sepupu. Yang mengejutkan adalah Mera yang merupakan kakak kandung Nathan. Ia tidak pernah memperkenalkan kakaknya sekalipun bahkan ketika pernikahan mereka pun Mera tidak hadir. Mungkinkah, mereka sudah merencanakannya sejak dulu?
Alicia akan mencoba memulai karirnya disini. Ia berkeliling mencari pekerjaan. Dengan pengalamannya sebagai waiters di restoran Indonesia ia pun mulai bekerja di salah satu restoran disana. Untung ada restoran yang sedang membutuhkan karyawan.
Untungnya ia bisa berbahasa Inggris dengan baik sehingga ia tidak kesulitan untuk berkomunikasi dengan para bule disini. Alicia mendapat teman baru bernama Jessica, ia adalah gadis asli orang New York. Jessica begitu baik padanya ia juga memberitahu Alicia tempat tinggal murah tapi bagus di New York sehingga ia bisa berhemat dan tidak menggunakan uang Nathan terlalu banyak.
Sembari bekerja di restoran Alicia mencoba melamar pekerjaan sebagai karyawan di sebuah perusahaan di New York. Berbekal gelar sarjana yang ia miliki, ia mencoba peruntukan.
Akhirnya, ia berhasil di terima di salah satu perusahaan media. Kemampuannya berkomunikasi dengan baik membuatnya mudah beradaptasi dengan lingkungan kantornya yang baru.
Nathan menggebrak meja sekian kali ketika anak buah tidak ada yang berhasil menemukan Alicia. “Tenanglah, kita pasti menemukan Alicia” ujar Mia, semenjak perginya Alicia, Nathan berubah menjadi sosok yang sering meluapkan emosi dengan apapun bahkan memaki pun sering ia lakukan.
“Jalan satu satunya adalah menemukan Alicia” Tutur Mia, tapi sudah hampir 3 bulan mereka belum bisa menemukan Alicia.
Nathan memandang kamarnya yang terasa asing. Semenjak Alicia pergi ia tidak pernah tidur di kamarnya. Hatinya sakit menemukan fakta jika Alicia pergi meninggalkannya. Padahal ia sudah berangkai rencana indah bersama Alicia. Ia ingin mengatakan jika ia mencintai Alicia. Meskipun, awalnya selalu menepis rasa itu tapi rasa itu sekian tumbuh sejak Alicia hadir.
Mera awalnya menentang Nathan karna tidak sesuai dengan kesepakatan tapi akhirnya Mera menyetujui jika Nathan tetap ingin bersama Alicia. Sayangnya, tidak berjalan dengan mulus seperti yang ia rencanakan.
***
Alicia memijat keningnya yang terasa pusing, “Are you okay?” Jenny teman seteam mendekatinya ketika melihat Alicia terlihat tidak baik.
“I’m okay” bohong Alicia.
“Are you sure?” Jenny memastikan kembali, Alicia mengangguk. Jenny pun kembali ke mejanya untuk melanjutkan pekerjaannya.
Beberapa hari ini Alicia merasakan jika ia cepat lelah dan selalu ingin muntah di pagi hari. Sepulang bekerja Alicia menyempatkan diri untuk pergi ke apotek untuk membeli testpack. Mungkin saja ia hamil.
Alicia menutup mulutnya melihat dua garis di alat test kehamilan miliknya. “Welcome to my world sayang” ucapnya senang. Ketika, ia mendengar percakapan Nathan dan teman – temannya Acia tidak lagi meminum obat menunda kehamilan yang Nathan berikan padanya ia menggantinya dengan obat menyubur kehamilan. Setiap ia berhubungan dengan Nathan, ia selalu berharap ada janin yang berkembang di dalam perutnya. Dan keinginannya terkabul.
Ia memeriksa kandungannya yang ternyata udah berusia 1 bulan. 8 bulan lagi akan menjadi seorang ibu. Terbesit ingatan tentang Nathan namun ia lansung menepisnya, Nathan tidak pernah mencintainya, Nathan tidak pernah menginginkan anak darinya.
Jo menahan Nathan yang sedang memukul salah satu mengawalnya karna ia melaporkan jika ia belum berhasil menemukan Alicia. Seperti inilah Nathan, ia selalu tersulut emosi ketika tidak ada titik terang tentang keberadaan Alicia bahkan Sherly tidak tahu kemana Alicia pergi. Ia bahkan tidak tahu jika Alicia sudah pergi selama itu.
Mera mendekati Nathan sebuah tampan mendarat di wajah tampannya, ia kemudian menarik kemeja Nathan, Jo ingin sekali melerai tapi ia tidak berani. Mera lebih menakutkan daripada Nathan jika emosi seperti sekarang ini. Mera sudah tidak menahan emosi melihat tingkah adiknya yang begitu memuakkan baginya, menangisi cinta yang sudah pergi tanpa berusaha sendiri adalah sesuatu hal yang menyedihkan dan tidak dapat dikasihani.

No comments:

Post a Comment