Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita
Blog : chokyuhyuna.blogspot.com
MainCast :
- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan
Genre: Sad, Hurt, love
Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya
SUPER JUNIOR MILIK SM :P
--- Love for revenge ---
Michael dengan senang mengajak Alicia
menemui Ayahnya, ia membawanya ke rumah Michael. Nathan dan Jo mengawasi Alicia
dari jauh.
Robert menyambut Alicia dengan baik, ia
bahkan sangat ramah dengan Alicia membuat Alicia cukup tersanjung dengan
pertemuan pertama mereka. Robert memang seperti itu pada wanita, ia akan ramah
karna menyukai wanita apalagi wanita muda seperti Alicia.
Meksipun Michael sudah memperkenalkannya
sebagai pacarnya tapi Robert tidak mempedulikan hal itu. Diam – diam ia selalu
menghubungi Alicia hanya untuk sekedar mengobrol atau makan bersama.
Alicia menerima semua ajakan Robert
karna ini memang rencananya. Hingga, Robert mengajaknya ke salah satu hotel
mewah di daerah sudirman. Ia bahkan memesan kamar president suite.
Alicia memandang kamar itu dengan
sedikit kagum tapi kamar itu tidak terlihat mewah seperti kamarnya di rumah
Nathan. Alicia merasakan seseorang memeluknya dari belakang dan orang itu
adalah Robert.
Ingin sekali Alicia meninju wajah Robert
tapi ia tahan ia tetap memberikan senyuman meskipun terpaksa.
Mereka menghabiskan malam dengan minum
bersama ketika Robert mabuk barulah Nathan dan Jo bersama pengawal lain datang.
“Tua bangka tidak tahu diri” ejek
Alicia, melihat Robert yang sudah mabuk di atas ranjang. Alicia mendekati
Nathan mereka berciuman beberapa saat, Alicia merasa hina berdekatan dengan
laki – laki tua seperti Robert.
Jo dan pengawal membawa Robert ke sebuah
gudang di daerah Cibubur. Ia sudah mengingkat dan menyumpal mulut Robert.
Robert mulai sadar, ia perlahan membuka
matanya. Ia memandang sekeliling terkejut melihat dirinya kini berada di tempat
yang begitu asing.
“Ah, kau sudar rupanya” Robert memandang
Jo dengan pandangan siapa kau. Jo menghampiri Robert kemudian mengambil
menyumpal mulut Robert.
“Siapa kau? Dan Dimana aku?” tanyanya
pada Jo. Jo tertawa kecil, “Tunggu sebentar” Jo berjalan menuju sebuah ruangan,
di dalam ada Nathan dan Alicia yang tertidur sejenak.
“Hei, bangunlah. Laki tua itu sudah
tersadar” baik Nathan dan Alicia perlahan membuka matanya. Alicia lebih dahulu
memulihkan kesadarannya kemudian ia keluar menghampiri Robert.
“Alicia” Robert senang bisa melihat
Alicia datang, ia mengira Alicia akan menolongnya dan membawanya pergi dari
tempatnya sekarang.
Alicia mengambil bangku kemudian duduk
berhadapan dengan Robert dengan jarak yang lumayan jauh. “Tolong lepaskan aku”
pintanya.
“Ah, aku lupa memperkenalkan nama lengkapku.
Perkenalkan aku Alicia Cinthya Gunawan” Robert terlihat terkejut mendengar nama
akhir dari nama Alicia.
Alicia tersenyum sungging, “Seperti kau
sudah mengenalku, tuan Robert”
“Apa maumu?” tanya Robert.
Alicia terkekeh, “Bukankah ada pepatah
mengatakan nyawa dibayar nyawa?” kedua mata Robert membulat sempurna. Bohong
jika ia tidak tahu nasib Gunawan setelah apa yang ia lakukan pada laki – laki
itu.
“Ku mohon jangan membunuhku. Akan ku
kembalikan aset saham milik Gunawan” Robert mencoba memohon. Nathan datang
kemudian berdiri di samping kursi Alicia. “Bagaimana dengan aset milik James?”
Robert memandang Nathan, ia tidak percaya jika ia akan bertemu dengan putra
James kejadian itu sudah berpuluh tahun berlalu.
“Akan ku kembalikan semua tapi ku mohon
jangan membunuhku” pinta Robert, tidak ada lagi cara selain memohon kepada
Nathan dan Alicia ia sekarang sendiri. Tidak bisa melawan karna nyawanya bisa hilang
jika ia berusaha melawan.
“Kau yakin? Jika kau mengembalikan
semuanya kau bahkan tidak memiliki apapun di perusahaanmu sendiri” ucap Nathan,
ia memberikan penekanan di setiap kata yang ia ucapkan.
Robert terdiam yang dikatakan Nathan
benar, ia tidak memiliki apa – apa lagi jika ia memberikan aset tersebut. “Akan
ku berikan asalkan kalian tidak membunuhku” ucapnya kemudian, namun setelah ini
ia akan memikirkan cara bagaimana asset itu bisa kembali ke tangannya.
Nathan terkekeh, “Sekarang kau bisa
mengatakan seperti itu. Tapi, dulu kau membuat orang tua kami berdua menahan
kerasnya hidup karna kecurangan kau buat”
“Nyawa dibayar nyawa tuan Robert” Mera
juga datang. Ia bahkan sudah mengarahkan pistol ke arah Robert. “Ku mohon
lepaskan aku” Robert mencoba melepaskan diri dari tali dan bangku yang ia
duduki. Percuma saja, karna ikatannya terlalu kuat.
Mera melepaskan tembakan ke arah samping
Robert membuat Robert berhenti bergerak. “Ku mohon jangan bunuh aku” pinta
Robert ke sekian kalinya.
Nathan bisa saja membiarkan Robert hidup
tapi lain dengan Mera. Karna Nathan dulu masih kecil sedangkan Mera melihat
begitu jelas apa yang Robert lakukan pada kedua orang tuanya.
Nathan berhasil membujuk Mera agar
membiarkan Robert hidup. Robert berjanji akan memberikan semua aset milik
Nathan dan Alicia.
Robert menepati janji untuk memberikan
dokumen tersebut. Ia benar – benar menyayangi nyawanya. Ia hanya bekerja
seperti biasa. Ia akan menerima apapun dan kapanpun Alicia atau Nathan tiba –
tiba mengambil alih perusahaannya. Namun, secara diam – diam ia akan berusaha
mengambil asset itu kembali.
***
Nathan bangun dari tidurnya, ia belum membuka
matanya hanya saja tangan kanannya menggapai ke samping mencari Alicia yang
semalam tidur di sampingnya.
Ketika tahu Alicia tidak ada. Nathan
seketika membuka matanya, ia kemudian beranjak ke kamar mandi kemudian menuju
ruang makan. Namun, ia tidak melihat Alicia disana.
“Aku tidak melihatnya sejak tadi. Aku
kira ia masih tidur di kamar” tutur Mia. Nathan menuju ruang kerjanya membuka
cctv di rumahnya.
Alicia pergi membawa koper yang ia bawa
saat pertama kali menginjak kaki di rumah Nathan. Bahkan, ia tidak ada yang
tahu Alicia pergi. Kemampuan Alicia memang bagus ia bahkan bisa mengalabui para
pengawalnya.
“Cari Alicia sekarang” Nathan
menghubungi Jo. Ia mengacak – acak rambutnya gusar. “Argh” ia menjatuhkan semua
barang yang ada di atas mejanya kecuali laptop yang masih memperlihatkan Alicia
keluar dari rumahnya.
Jo datang menemui Nathan karna ia tidak
berhasil menemukan Alicia. “Sepertinya di keluar negeri” Jo memberikan foto
yang mirip Alicia sedang mengantri masuk ke gate keberangkatan luar negeri.
“Temukan dia dan bawa dia kembali” tegas
Nathan, ia meninggalkan Jo dan Mia di ruang kerjanya.
Jo dan Mia berasa tidak enak hati pada
Nathan, mereka berdua pun pergi untuk mencari informasi tentang Alicia.
Kepergian Alicia yang begitu mendadak terdengar di kuping Mera. Ia tahu akan
berujung seperti ini. Adiknya saja yang terlalu percaya diri jika mereka bisa
hidup bahagia setelah misi mereka terselesaikan.
***
Alicia memandang bangunan di Kota New
York dengan tersenyum. Berbekal dengan uang atm yang Nathan berikan Alicia
pergi ke luar negeri untuk menata diri dan hatinya. Tanpa Nathan tahu ia
mengurus sendiri visa dan semua yang butuhkan untuk tinggal di New York, kota
impiannya sejak dulu.
Awalnya ia berniat mengembalikan atm
tersebut tapi ia mengurungkan niat tersebut setelah mendengar percakapan Nathan
dan teman – temannya di ruang kerja. Ia tahu Mia bukan pelayan Nathan sekarang,
Jo memang bekerja dengan Nathan tapi sebenarnya mereka adalah sepupu. Yang
mengejutkan adalah Mera yang merupakan kakak kandung Nathan. Ia tidak pernah
memperkenalkan kakaknya sekalipun bahkan ketika pernikahan mereka pun Mera
tidak hadir. Mungkinkah, mereka sudah merencanakannya sejak dulu?
Alicia akan mencoba memulai karirnya
disini. Ia berkeliling mencari pekerjaan. Dengan pengalamannya sebagai waiters
di restoran Indonesia ia pun mulai bekerja di salah satu restoran disana.
Untung ada restoran yang sedang membutuhkan karyawan.
Untungnya ia bisa berbahasa Inggris
dengan baik sehingga ia tidak kesulitan untuk berkomunikasi dengan para bule
disini. Alicia mendapat teman baru bernama Jessica, ia adalah gadis asli orang
New York. Jessica begitu baik padanya ia juga memberitahu Alicia tempat tinggal
murah tapi bagus di New York sehingga ia bisa berhemat dan tidak menggunakan
uang Nathan terlalu banyak.
Sembari bekerja di restoran Alicia
mencoba melamar pekerjaan sebagai karyawan di sebuah perusahaan di New York.
Berbekal gelar sarjana yang ia miliki, ia mencoba peruntukan.
Akhirnya, ia berhasil di terima di salah
satu perusahaan media. Kemampuannya berkomunikasi dengan baik membuatnya mudah
beradaptasi dengan lingkungan kantornya yang baru.
Nathan menggebrak meja sekian kali
ketika anak buah tidak ada yang berhasil menemukan Alicia. “Tenanglah, kita
pasti menemukan Alicia” ujar Mia, semenjak perginya Alicia, Nathan berubah
menjadi sosok yang sering meluapkan emosi dengan apapun bahkan memaki pun
sering ia lakukan.
“Jalan satu satunya adalah menemukan
Alicia” Tutur Mia, tapi sudah hampir 3 bulan mereka belum bisa menemukan Alicia.
Nathan memandang kamarnya yang terasa
asing. Semenjak Alicia pergi ia tidak pernah tidur di kamarnya. Hatinya sakit
menemukan fakta jika Alicia pergi meninggalkannya. Padahal ia sudah berangkai
rencana indah bersama Alicia. Ia ingin mengatakan jika ia mencintai Alicia.
Meskipun, awalnya selalu menepis rasa itu tapi rasa itu sekian tumbuh sejak
Alicia hadir.
Mera awalnya menentang Nathan karna
tidak sesuai dengan kesepakatan tapi akhirnya Mera menyetujui jika Nathan tetap
ingin bersama Alicia. Sayangnya, tidak berjalan dengan mulus seperti yang ia
rencanakan.
***
Alicia memijat keningnya yang terasa
pusing, “Are you okay?” Jenny teman seteam mendekatinya ketika melihat Alicia
terlihat tidak baik.
“I’m okay” bohong Alicia.
“Are you sure?” Jenny memastikan
kembali, Alicia mengangguk. Jenny pun kembali ke mejanya untuk melanjutkan
pekerjaannya.
Beberapa hari ini Alicia merasakan jika
ia cepat lelah dan selalu ingin muntah di pagi hari. Sepulang bekerja Alicia
menyempatkan diri untuk pergi ke apotek untuk membeli testpack. Mungkin saja ia
hamil.
Alicia menutup mulutnya melihat dua
garis di alat test kehamilan miliknya. “Welcome to my world sayang” ucapnya
senang. Ketika, ia mendengar percakapan Nathan dan teman – temannya Acia tidak
lagi meminum obat menunda kehamilan yang Nathan berikan padanya ia menggantinya
dengan obat menyubur kehamilan. Setiap ia berhubungan dengan Nathan, ia selalu
berharap ada janin yang berkembang di dalam perutnya. Dan keinginannya
terkabul.
Ia memeriksa kandungannya yang ternyata
udah berusia 1 bulan. 8 bulan lagi akan menjadi seorang ibu. Terbesit ingatan
tentang Nathan namun ia lansung menepisnya, Nathan tidak pernah mencintainya,
Nathan tidak pernah menginginkan anak darinya.
Jo menahan Nathan yang sedang memukul
salah satu mengawalnya karna ia melaporkan jika ia belum berhasil menemukan
Alicia. Seperti inilah Nathan, ia selalu tersulut emosi ketika tidak ada titik
terang tentang keberadaan Alicia bahkan Sherly tidak tahu kemana Alicia pergi.
Ia bahkan tidak tahu jika Alicia sudah pergi selama itu.
Mera mendekati Nathan sebuah tampan
mendarat di wajah tampannya, ia kemudian menarik kemeja Nathan, Jo ingin sekali
melerai tapi ia tidak berani. Mera lebih menakutkan daripada Nathan jika emosi
seperti sekarang ini. Mera sudah tidak menahan emosi melihat tingkah adiknya
yang begitu memuakkan baginya, menangisi cinta yang sudah pergi tanpa berusaha
sendiri adalah sesuatu hal yang menyedihkan dan tidak dapat dikasihani.
No comments:
Post a Comment