Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita
Blog : chokyuhyuna.blogspot.com
MainCast :
- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan
Genre: Sad, Hurt, love
Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya
SUPER JUNIOR MILIK SM :P
--- Love for revenge ---
Alicia mau tak mau mengikuti pelatihan
hari ini. Mia pun meninggalkan Alicia bersama Mera. Mera mengajarkan Alicia
gerakan dasar bela diri. Namun karna Alicia tidak pernah berolahraga akhirnya
Mera harus mengajarkan dari awal.
***
Alicia menyeka keringatnya dari handuk
kecil lalu meneguk air botol yang sudah disediakan pelayan. “Kita lanjutkan
besok lagi Nyonya” pamit Mera, Alicia menghela nafas lega. Ia kaget ketika
berbalik Nathan sudah berdiri di hadapanya.
“Kau ini benar – benar jarang olahraga”
komentarnya pada Alicia, membuat Alicia mendengus kesal. “Kau harus banyak
olahraga. Ckckck bahkan semalam nafasmu begitu pendek” ucap Nathan berjalan
meninggalkan Alicia yang sekarang terlihat memerah.
“Nathan” teriak Alicia namun hanya
kekehan yang terdengar. Alicia merasa malu sekarang, bagaimana ia membahas
kegiatan mereka semalam dengan begitu gampang.
Di meja makan sudah terhidang aneka
makanan yang begitu menggugah selera. Alicia yang baru saja datang lansung
memandang berbinar aneka makan tersebut, sedangkan Nathan yang sudah duduk
disana hanya menggelengkan kepala.
Nathan memberikan isyarat dengan
tangannya pada Mia agar Mia mendekat. “Ini terakhir kalinya kalian memasak,
kalian boleh masak untuk diri kalian dan penjaga di rumah. Untuk biarkan
istriku yang memasak” Mia mengangguk mengerti.
Alicia sedikit tersedak mendengar
penuturan Nathan, namun Nathan bersikap biasa saja. Setelah makan malam, Alicia
berinisiatif untuk bertanya pada Mia dan pelayan yang lain makanan Nathan
ketika sarapan dan makan malam.
Nathan yang baru saja ingin ke kamar
tidak sengaja melihat Alicia bersama beberapa pelayan. Ia sedikit mendekat
karna penasaran apa yang dilakukan Alicia. Melihat Alicia begitu telaten
menulis ia baru sadar jika Alicia sedang menulis menu makan untuknya. Senyum
kecil terbit dari wajahnya kemudian ia memilih meninggalkan Alicia.
Dan, benar saja. Esok pagi Alicia sudah
memasak sarapan untuk dirinya. “Katakan sesuatu” pinta Alicia ketika Nathan
mencoba makannya.
Nathan memasang wajah flatnya, “Biasa
saja” ucapnya kemudian. Alicia menghela nafas kesal, ia kemudian mencipipi
masakannya sendiri, “Ini enak, kenapa kau bilang biasa saja” Alicia tidak
terima Nathan mengatakan jika masakannya biasa saja padahal baginya ini enak.
Nathan mengantar Alicia ke kampus, “Jo,
akan menjemputmu nanti” pesan Nathan dari kaca mobil, Alicia mengangguk
kemudian mobil Nathan mulai berjalan.
“Alicia” Seru Sherly, keduanya pun
berpelukan. Senang bisa bertemu kembali. Nathan menepati ucapan yang mengatakan
dirinya tetap bisa berkuliah seperti biasanya.
Sepulang kuliah, Jo menjemput Alicia
untuk pulang. Di rumah sudah ada Mera yang menunggunya untuk berlatih.
Alicia sedikit mengeluh karna ia tidak
bisa seperti Mera yang terlihat begitu mudah melakukan gerakan demi gerakan.
Padahal jika dilihat usia mereka tidak jauh berbeda. Mungkin hanya berbeda
beberapa tahun di atas Nathan.
Sebelum tidur Alicia mencoba melakukan
gerakan yang diajarkan Mera meskipun masih olahraga dasar tapi tetap saja ia
masih kesulitan. Nathan yang baru keluar dari kamar mandi bingung melihat
Alicia yang duduk di lantai sembari mencoba mencium lututnya.
“Ah sakit” erang Alicia, Nathan tertawa
melihatnya. “Jangan dipaksakan” ujarnya ia duduk di tepi ranjang, tangannya
bergerak mengeringkan rambut dengan handuknya.
Alicia menghela nafas putus asa, ia
kemudian bangkit dan mengambil alih handuk dari tangan Nathan. Ia mengeringkan
rambut Nathan dengan handuk, “Meksipun lama berusahalah” Nathan mencoba
memberikan semangat. Alicia mengangguk ia menaruh handuk itu di ranjang pakaian
kotor kemudian naik ke atas ranjang. Nathan mengeluarkan sesuatu dari laci,
mengambilnya sebutir kemudian memberikannya pada Alicia.
Alicia mengerutkan kening ketika Nathan
memberikannya obat, ia tidak sedang sakit kenapa Nathan memberikannya obat.
“Ini obat agar kau tidak hamil” ucap Nathan menjawab kediaman Alicia ketika ia
menyodorkan obat tersebut.
“Kau masih kuliah. Menurutku kita perlu
menunda anak untuk saat ini” Nathan mencoba memberikan penjelasan. Alicia
berpikir sejenak, yang dikatakan Nathan benar juga karna sekarang ia sedang
kuliah di semester akhir sayang jika nanti ia harus cuti.
Alicia kemudian menerima obat tersebut,
Nathan memberikan segelas air kepada Alicia. Alicia meminum obat tersebut di
hadapan Nathan. “Tidurlah” Alicia menurut kemudian berbaring, Nathan pun
menyusul Alicia berbaring. “Untuk sekarang kita tidak boleh memiliki anak”
batin Nathan.
***
Alicia terus berlatih dengan Mera, setiap
malam ia mengulang apa yang diajarkan Mera di kamar dibantu Nathan. Meskipun
hingga hari ini Alicia belum mengenal Nathan dengan begitu lengkap. Tapi
sikapnya menggambarkan jika Nathan adalah orang yang baik atau suami yang baik.
Karna terus berlatih Alicia kini sudah
bisa melakukan beberapa gerakan kombinasi bahkan ia sudah menguasai semua
gerakan dasar.
“Apa? Melawanmu” Nathan tiba – tiba
datang di sesi latihannya bersama Mera dan yang mengejutkan Nathan meminta
dirinya melawan Nathan.
“Tidak mau” tolak Alicia.
“Kenapa kau takut kalah?” tanya Nathan
dengan nada sedikit mengejek.
“Tidak” jawab Alicia tegas.
“Yasudah, ayo lawan aku” tantang Nathan,
ia kemudian melepas jas yang ia kenakan dan membuangnya sembarang arah. Melipat
kemeja panjangnya sampai ke siku dan membuka 2 kancing kemejanya. Err, ia
terlihat begitu tampan.
“Janji, kau tidak menggunakan tenagamu?”
“Iya sayang” Alicia terhenyuh
mendengarnya. Ini pertama kalinya Nathan memanggilnya seperti itu.
“Ayo mulai” ucap Nathan. Keduanya
memasang kuda – kuda mereka. Nathan lebih mencoba menyerang lebih dahulu namun
Alicia berhasil menghindar, “Lawanlah, aku tidak akan menyakitimu” tuturnya.
Rasa takut Alicia perlahan menghilang,
ia mengganti mindsetnya jika di hadapannya ada Mera bukan Nathan. Ia sudah
pernah bertanding dengan Mera dan Mera cukup kewalahan.
Mera memilih keluar dari ruangan
tersebut membiarkan keduanya bertanding sendiri. Mera membuka kulkas mengambil
gelas dan meminumnya. “Sampai kapan kau akan melatihnya?” Mia datang dan
lansung bertanya pada Mera.
“Entahlah, aku hanya mengikuti jalan
permainan Nathan” jawab Mera sedikit menerawang.
“Ah, aku juga bosan seperti terus. Kau
kira aku cantik mengenakan seragam ini” Mera terkekeh mendengarnya.
“Kau cantik sayang” Jo datang dan
lansung memeluk Mia dari belakang, ia mendaratkan ciuman kecil di pipi Mia.
“Kalian berdua sama saja seperti Nathan”
ejek Mera kemudian meninggalkan keduanya, ditinggal Mera pergi berarti sinyal
hijau bagi mereka untuk berduaan.
Mata Alicia fokus dengan Nathan di depannya
yang sudah ia ganti dengan wajah Mera. Ia selalu menyerang Nathan yang berada
di hadapannya, meskipun Nathan masih bisa melindungi dirinya.
Alicia berniat menyegal kaki Nathan
namun sayangnya bukan berhasil membuat Nathan terjatuh namun dirinyalah yang
terjatuh bahkan Nathan ikut terjatuh tepat berada di atas dirinya.
“Au” erang Alicia ketika punggung
mendarat di atas matras, belum hilang rasa sakit yang rasakan kini badannya
terasa berat karna Nathan yang menindih dirinya.
“Bangun, punggung sakit” adu Alicia.
Nathan pun bangun, ia membantu Alicia untuk duduk. “Sakit?” tanya Nathan
selidik sambil mengamati Alicia.
“Kau kira aku bercanda” omel Alicia ia
memberikan pukulan di lengan Nathan. “Yak, kenapa kau memukulku” omel Nathan
balik.
Alicia memandang tajam ke arah Nathan
kemudian bangkit, “Haish, punggungku” Nathan memandangi Alicia yang keluar dari
ruangan.
Setelah makan malam, Nathan mendapati
Alicia yang berbaring tengkurap di atas ranjang. Ia pun mendekati Alicia,
“Masih sakit?” tanyanya.
“Hem” gumam Alicia, ia sedang tidak
berniat berbicara panjang dengan Nathan. Meskipun ini bukan kesalahan Nathan
tapi tetap saja ia tidak akan merasakan sakit jika Nathan tidak jauh di
atasnya. Apa dia tidak sadar jika tubuhnya lebih besari dari tubuhnya?
Nathan keluar dari kamar kemudian
kembali dengan minyak gosok. “Apa yang ingin kau lakukan?” tanya Alicia ketika
Nathan mengangkat kaos yang ia kenakan.
“Diam saja” perintah Nathan. Alicia
mencium wangi minyak dan rasa hangat ketika Nathan mengusapkan minyak tersebut
di punggung. Nathan merasa kasian melihat punggung Alicia yang putih sedikit
terlihat memerah.
“Jangan tidur seperti itu, kau tidak
bisa nafas nanti” ujar Nathan, kemudian menarik Alicia untuk bangun.
“Punggungku sakit. Aku tidak bisa berbaring”
keluhnya. Nathan menghela nafas, “Berbaringlah di atasku” ujar Nathan, Alicia
mengerutkan kening namun karna sudah mengantuk ia menuruti apa yang dikatakan
Nathan.
Alicia perlahan memejamkan matanya di
atas dada Nathan, Nathan sepertinya mengerti dirinya. Dikecupnya kening Alicia,
“Maaf, karna aku memaksamu bertanding kau jadi sakit seperti ini” batin Nathan.
No comments:
Post a Comment