Sunday, 25 August 2019

Love For Revenge Part 3



Author: Yunita
Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita

MainCast :

- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan

Genre: Sad, Hurt, love

Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya 
                       SUPER JUNIOR MILIK SM :P
                     

--- Love for revenge ---


Alicia mau tak mau mengikuti pelatihan hari ini. Mia pun meninggalkan Alicia bersama Mera. Mera mengajarkan Alicia gerakan dasar bela diri. Namun karna Alicia tidak pernah berolahraga akhirnya Mera harus mengajarkan dari awal.

***

Alicia menyeka keringatnya dari handuk kecil lalu meneguk air botol yang sudah disediakan pelayan. “Kita lanjutkan besok lagi Nyonya” pamit Mera, Alicia menghela nafas lega. Ia kaget ketika berbalik Nathan sudah berdiri di hadapanya.
“Kau ini benar – benar jarang olahraga” komentarnya pada Alicia, membuat Alicia mendengus kesal. “Kau harus banyak olahraga. Ckckck bahkan semalam nafasmu begitu pendek” ucap Nathan berjalan meninggalkan Alicia yang sekarang terlihat memerah.
“Nathan” teriak Alicia namun hanya kekehan yang terdengar. Alicia merasa malu sekarang, bagaimana ia membahas kegiatan mereka semalam dengan begitu gampang.
Di meja makan sudah terhidang aneka makanan yang begitu menggugah selera. Alicia yang baru saja datang lansung memandang berbinar aneka makan tersebut, sedangkan Nathan yang sudah duduk disana hanya menggelengkan kepala.
Nathan memberikan isyarat dengan tangannya pada Mia agar Mia mendekat. “Ini terakhir kalinya kalian memasak, kalian boleh masak untuk diri kalian dan penjaga di rumah. Untuk biarkan istriku yang memasak” Mia mengangguk mengerti.
Alicia sedikit tersedak mendengar penuturan Nathan, namun Nathan bersikap biasa saja. Setelah makan malam, Alicia berinisiatif untuk bertanya pada Mia dan pelayan yang lain makanan Nathan ketika sarapan dan makan malam.
Nathan yang baru saja ingin ke kamar tidak sengaja melihat Alicia bersama beberapa pelayan. Ia sedikit mendekat karna penasaran apa yang dilakukan Alicia. Melihat Alicia begitu telaten menulis ia baru sadar jika Alicia sedang menulis menu makan untuknya. Senyum kecil terbit dari wajahnya kemudian ia memilih meninggalkan Alicia.
Dan, benar saja. Esok pagi Alicia sudah memasak sarapan untuk dirinya. “Katakan sesuatu” pinta Alicia ketika Nathan mencoba makannya.
Nathan memasang wajah flatnya, “Biasa saja” ucapnya kemudian. Alicia menghela nafas kesal, ia kemudian mencipipi masakannya sendiri, “Ini enak, kenapa kau bilang biasa saja” Alicia tidak terima Nathan mengatakan jika masakannya biasa saja padahal baginya ini enak.
Nathan mengantar Alicia ke kampus, “Jo, akan menjemputmu nanti” pesan Nathan dari kaca mobil, Alicia mengangguk kemudian mobil Nathan mulai berjalan.
“Alicia” Seru Sherly, keduanya pun berpelukan. Senang bisa bertemu kembali. Nathan menepati ucapan yang mengatakan dirinya tetap bisa berkuliah seperti biasanya.
Sepulang kuliah, Jo menjemput Alicia untuk pulang. Di rumah sudah ada Mera yang menunggunya untuk berlatih.
Alicia sedikit mengeluh karna ia tidak bisa seperti Mera yang terlihat begitu mudah melakukan gerakan demi gerakan. Padahal jika dilihat usia mereka tidak jauh berbeda. Mungkin hanya berbeda beberapa tahun di atas Nathan.
Sebelum tidur Alicia mencoba melakukan gerakan yang diajarkan Mera meskipun masih olahraga dasar tapi tetap saja ia masih kesulitan. Nathan yang baru keluar dari kamar mandi bingung melihat Alicia yang duduk di lantai sembari mencoba mencium lututnya.
“Ah sakit” erang Alicia, Nathan tertawa melihatnya. “Jangan dipaksakan” ujarnya ia duduk di tepi ranjang, tangannya bergerak mengeringkan rambut dengan handuknya.
Alicia menghela nafas putus asa, ia kemudian bangkit dan mengambil alih handuk dari tangan Nathan. Ia mengeringkan rambut Nathan dengan handuk, “Meksipun lama berusahalah” Nathan mencoba memberikan semangat. Alicia mengangguk ia menaruh handuk itu di ranjang pakaian kotor kemudian naik ke atas ranjang. Nathan mengeluarkan sesuatu dari laci, mengambilnya sebutir kemudian memberikannya pada Alicia.
Alicia mengerutkan kening ketika Nathan memberikannya obat, ia tidak sedang sakit kenapa Nathan memberikannya obat. “Ini obat agar kau tidak hamil” ucap Nathan menjawab kediaman Alicia ketika ia menyodorkan obat tersebut.
“Kau masih kuliah. Menurutku kita perlu menunda anak untuk saat ini” Nathan mencoba memberikan penjelasan. Alicia berpikir sejenak, yang dikatakan Nathan benar juga karna sekarang ia sedang kuliah di semester akhir sayang jika nanti ia harus cuti.
Alicia kemudian menerima obat tersebut, Nathan memberikan segelas air kepada Alicia. Alicia meminum obat tersebut di hadapan Nathan. “Tidurlah” Alicia menurut kemudian berbaring, Nathan pun menyusul Alicia berbaring. “Untuk sekarang kita tidak boleh memiliki anak” batin Nathan.
***
Alicia terus berlatih dengan Mera, setiap malam ia mengulang apa yang diajarkan Mera di kamar dibantu Nathan. Meskipun hingga hari ini Alicia belum mengenal Nathan dengan begitu lengkap. Tapi sikapnya menggambarkan jika Nathan adalah orang yang baik atau suami yang baik.
Karna terus berlatih Alicia kini sudah bisa melakukan beberapa gerakan kombinasi bahkan ia sudah menguasai semua gerakan dasar.
“Apa? Melawanmu” Nathan tiba – tiba datang di sesi latihannya bersama Mera dan yang mengejutkan Nathan meminta dirinya melawan Nathan.
“Tidak mau” tolak Alicia.
“Kenapa kau takut kalah?” tanya Nathan dengan nada sedikit mengejek.
“Tidak” jawab Alicia tegas.
“Yasudah, ayo lawan aku” tantang Nathan, ia kemudian melepas jas yang ia kenakan dan membuangnya sembarang arah. Melipat kemeja panjangnya sampai ke siku dan membuka 2 kancing kemejanya. Err, ia terlihat begitu tampan.
“Janji, kau tidak menggunakan tenagamu?”
“Iya sayang” Alicia terhenyuh mendengarnya. Ini pertama kalinya Nathan memanggilnya seperti itu.
“Ayo mulai” ucap Nathan. Keduanya memasang kuda – kuda mereka. Nathan lebih mencoba menyerang lebih dahulu namun Alicia berhasil menghindar, “Lawanlah, aku tidak akan menyakitimu” tuturnya.
Rasa takut Alicia perlahan menghilang, ia mengganti mindsetnya jika di hadapannya ada Mera bukan Nathan. Ia sudah pernah bertanding dengan Mera dan Mera cukup kewalahan.
Mera memilih keluar dari ruangan tersebut membiarkan keduanya bertanding sendiri. Mera membuka kulkas mengambil gelas dan meminumnya. “Sampai kapan kau akan melatihnya?” Mia datang dan lansung bertanya pada Mera.
“Entahlah, aku hanya mengikuti jalan permainan Nathan” jawab Mera sedikit menerawang.
“Ah, aku juga bosan seperti terus. Kau kira aku cantik mengenakan seragam ini” Mera terkekeh mendengarnya.
“Kau cantik sayang” Jo datang dan lansung memeluk Mia dari belakang, ia mendaratkan ciuman kecil di pipi Mia.
“Kalian berdua sama saja seperti Nathan” ejek Mera kemudian meninggalkan keduanya, ditinggal Mera pergi berarti sinyal hijau bagi mereka untuk berduaan.
Mata Alicia fokus dengan Nathan di depannya yang sudah ia ganti dengan wajah Mera. Ia selalu menyerang Nathan yang berada di hadapannya, meskipun Nathan masih bisa melindungi dirinya.
Alicia berniat menyegal kaki Nathan namun sayangnya bukan berhasil membuat Nathan terjatuh namun dirinyalah yang terjatuh bahkan Nathan ikut terjatuh tepat berada di atas dirinya.
“Au” erang Alicia ketika punggung mendarat di atas matras, belum hilang rasa sakit yang rasakan kini badannya terasa berat karna Nathan yang menindih dirinya.
“Bangun, punggung sakit” adu Alicia. Nathan pun bangun, ia membantu Alicia untuk duduk. “Sakit?” tanya Nathan selidik sambil mengamati Alicia.
“Kau kira aku bercanda” omel Alicia ia memberikan pukulan di lengan Nathan. “Yak, kenapa kau memukulku” omel Nathan balik.
Alicia memandang tajam ke arah Nathan kemudian bangkit, “Haish, punggungku” Nathan memandangi Alicia yang keluar dari ruangan.
Setelah makan malam, Nathan mendapati Alicia yang berbaring tengkurap di atas ranjang. Ia pun mendekati Alicia, “Masih sakit?” tanyanya.
“Hem” gumam Alicia, ia sedang tidak berniat berbicara panjang dengan Nathan. Meskipun ini bukan kesalahan Nathan tapi tetap saja ia tidak akan merasakan sakit jika Nathan tidak jauh di atasnya. Apa dia tidak sadar jika tubuhnya lebih besari dari tubuhnya?
Nathan keluar dari kamar kemudian kembali dengan minyak gosok. “Apa yang ingin kau lakukan?” tanya Alicia ketika Nathan mengangkat kaos yang ia kenakan.
“Diam saja” perintah Nathan. Alicia mencium wangi minyak dan rasa hangat ketika Nathan mengusapkan minyak tersebut di punggung. Nathan merasa kasian melihat punggung Alicia yang putih sedikit terlihat memerah.
“Jangan tidur seperti itu, kau tidak bisa nafas nanti” ujar Nathan, kemudian menarik Alicia untuk bangun.
“Punggungku sakit. Aku tidak bisa berbaring” keluhnya. Nathan menghela nafas, “Berbaringlah di atasku” ujar Nathan, Alicia mengerutkan kening namun karna sudah mengantuk ia menuruti apa yang dikatakan Nathan.
Alicia perlahan memejamkan matanya di atas dada Nathan, Nathan sepertinya mengerti dirinya. Dikecupnya kening Alicia, “Maaf, karna aku memaksamu bertanding kau jadi sakit seperti ini” batin Nathan.

No comments:

Post a Comment