Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita
Blog : chokyuhyuna.blogspot.com
MainCast :
- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan
Genre: Sad, Hurt, love
Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya
SUPER JUNIOR MILIK SM :P
--- Love for revenge ---
Mia melihat Nathan yang pagi ini turun
lebih dahulu dibandingkan Alicia. Mungkinkah Alicia kesiangan?
“Buatkan sarapan untukku dan Alicia”
pinta Nathan pada Mia.
“Kau kira aku membantumu” jawab Mia
ketus.
Nathan berdecak, “Kemana istri
tercintamu itu?” tanya Mia karna Alicia tidak turun sejak tadi.
“Dia tidak bisa memasak sekarang,
punggungnya sakit” jawab Nathan jujur.
“Kenapa? Kau pasti terlalu bersemangat
bukan bahkan tidak membiarkannya istirahat karna itu sekarang punggungnya
sakit” Nathan menjitak kepala Mia.
“Au” erangnya.
“Kau kira aku gila hingga bisa seperti
itu” Mia mendengus kesal, “Akan ku adukan pada Jo jika kau menjitakku hari ini”
ucap Mia kemudian pergi ke dapur sepertinya ia berbicara pada pelayan di dalam.
Nathan kembali ke kamar dengan membawa
dua piring makanan dengan nampan. Alicia masih tertidur menghadap ke arah kanan
membelakangi pintu kamar mereka.
“Alicia, bangun” Nathan membangunkan
Alicia perlaha. Alicia pun perlahan membuka matanya, “eoh” ia bangun dibantu
Nathan, Nathan sudah mengantur bantal di belakang punggung Alicia agar ia bisa
bersandar.
“Masih sakit?” tanya Nathan, ia merasa
khawatir. Alicia menggeleng, “Sudah lebih baik” Nathah menghela nafas lega.
Di ambil piring makan untuk Alicia, ia
baru saja ingin menyuapi Alicia tapi tangan Alicia menahannya. “Aku bisa makan
sendiri” ujarnya, Nathan ingin menjawab tapi Alicia sudah memotong lebih
dahulu, “Yang sakit punggungku bukan tanganku” tambahnya kemudian. Mau tak mau
akhirnya Nathan memberikan piring tersebut.
Keduanya pun sarapan masing – masing.
Nathan bersikap siaga ketika Alicia membutuhkan minum. “Makasih” ucap Alicia,
Nathan hanya mengangguk.
Alicia bersikeras untuk tetap kuliah
meskipun punggung masih sedikit sakit. Untuk pertama kalinya Nathan kalah
berdebat dengan orang, dan orang itu adalah Alicia, istrinya sendiri.
Di kampus Alicia begitu melindungi
punggungnya agar tidak ada menyentuh sengaja maupun tidak sengaja. Ketika
pulang ia dan Sherly tidak sengaja bertemu dengan Michael. Sherly paham melihat
sikap Alicia yang terlihat menjaga jarak oleh Michael. Ketika Michael ingin
mengantar Alicia pulang Sherly sudah buru – buru memberikan alasan agar Michael
membatalkan niatnya. Syukurlah berhasil, Michael memisahkan diri di parkiran
karna hari ini ia mengenderai motor.
Mobil yang menjemput Alicia sudah datang
di posisinya, Alicia kira Jo yang menjemput dirinya seperti biasanya tapi
sekarang Nathan yang berada di dalam. Sherly tidak ingin pulang bersama Alicia
karna ia tidak enak pada Nathan.
Nathan sedari tadi memperhatikan Alicia
bersama laki – laki itu. “Tunggu awal cerita kita” ucapnya sembari matanya
tidak lepas dari Michael sudah menjauh.
Alicia masuk ke mobil, Nathan
mengalihkan pandangannya pada Alicia. “Masih sakit?” tanyanya.
“Sedikit”
“Kita ke rumah sakit saja ya?” Alicia
menggeleng, “Besok pasti sudah lebih baik” Nathan tidak bisa berkata apa – apa,
ia akan kalah berdebat lagi nanti. Mobil Nathan mulai berjalan meninggalkan
kampus.
Nathan masuk ke kamar ketika Alicia
sedang menonton televisi. Ia bahkan tidak sadar akan kehadirannya, “Eo” Alicia
menoleh ketika ia merasakan kasur bergerak dan Nathan sudah berada di
sampingnya.
Ia sedang menonton berita mengenai Ayah
Michael yang membuat acara amal dan menggalang dana. “Kau mengenalnya?” tanya
Nathan dan lansung dijawab anggukan kepala dari Alicia.
“Dia, ayah dari temanku di kampus”
jawabnya. Tanpa Alicia sadari Nathan tangan kiri Nathan sudah mengepal kuat
apalagi melihat wajah tersenyum Ayah Michael.
***
Setelah mengajarkan ilmu bela diri
Nathan kini menyuruh Alicia untuk latihan menembak. Tapi, kali ini bukan di
rumahnya melainkan di tempat pelatihan. Di jaga ketat oleh beberapa pengawal
Nathan, Alicia belajar bersama Jo. Untuk saat ini hanya Jo yang Nathan percaya
mengajari Alicia menembak.
Sedangkan dirinya mengunjungi salah satu
Kasino judi miliknya yang berada di salah satu hotel mewah. Banyak sekali
pemain disana bahkan penjabat juga sering datang untuk sekedar bermain atau
memang memiliki niatan tertentu.
Nathan berkeliling ke bar miliknya juga
yang masih dalam satu area kasino. Langkah terhenti ketika melewati salah satu
ruangan vip, matanya bisa melihat sosok orang di dalam sana. Seseorang yang
begitu dikagumi istrinya kini sedang bersenang – senang dengan dua wanita di
dalam. Sungguh mengecewakan bukan?
Nathan duduk di kursi besarnya di
ruangan kerjanya. Ia menyandarkan punggungnya di kursinya, memejamkan matanya.
Entah kenapa bayangan mengerikan itu kembali terlintas setiap kali ia melihat
sosok laki – laki tua itu. Laki – laki tua tidak berubah sama sekali ia bahkan
kini tak segan – segan melakukan pembohongan public.
“Alicia, kau yang harus membalaskan
dendamku dan dendammu juga” batin Nathan.
Nathan mencintai Alicia? Belum bisa
dipastikan karna yang pasti Nathan membutuhkan Alicia untuk membalas dendam
kepada laki – laki tua itu. Ia sudah menunggu saaat ini, ia sengaja mengajarkan
ilmu bela diri dan penembak pada Alicia agar ia seimbang dengan anak buah laki
– laki tua itu.
Kehidupan rumah tangga memang mulus,
Alicia adalah istri idaman tapi cinta belum tumbuh dengan baik di hati Nathan.
Meskipun tidak bisa dipungkiri kadang ia merindukan Alicia di sela – sela ia
bekerja. Namun, ia masih ragu jika ia mencintai Alicia.
Menunda memiliki anak hanya alasan
Nathan saja karna ia masih ragu menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Latar
belakang kehidupannya dulu ketika melihat apa yang terjadi pada ayahnya
membuatnya sedikit trauma hingga saat ini.
Kehadiran Alicia sedikit mengubah
hidupnya. Nathan bukan laki – laki yang suka berpesta dengan wanita atau
menghabiskan malam berganti malam dengan wanita lain. Alicia adalah wanita yang
ia tiduri selama ia hidup di dunia. Ciuman yang berikan di depan pendeta adalah
ciuman pertamanya pada seorang gadis.
Entah apa yang terjadi setelah balas
dendamnya sudah terbayarkan. Mungkinkah ia akan menceraikan Alicia?
Nathan kembali ke rumah sore hari,
pikiran begitu bergejolak tadi sehingga rasa ingin pulang seperti biasanya ia
tunda. Ia memandang Alicia yang kini sedang menata hidangan yang ia masak dan
peralatan makan untuk makan malam.
Di hampirinya Alicia, “Eo Nathan” Nathan
akhirnya pulang setelah sejak tadi ia menunggu kepulangannya. “Mandilah setelah
itu makan malam bersama” Nathan hanya mengangguk membuat Alicia merasakan
sesuatu yang berbeda hari ini. Apa ia membuat kesalahan?
Nathan meredam diri di bath up cukup
lama. Sembari berpikir tentang dia dan Alicia. Ia sadar sudah menarik Alicia
cukup dalam di kehidupannya.
Alicia memandangi Nathan sejak tadi
ketika suaminya itu datang dengan cukup lama. Ia juga terlihat tidak
bersemangat untuk makan hari ini. “Aku duluan” Alicia diam termangu melihat
Nathan yang beranjak lebih cepat dari biasanya, makanan di atas piringnya juga
belum habis.
Alicia menghela nafas kecil, hampir 2
bulan ia tinggal bersama Nathan ia merasa Nathan berbeda. Alicia mencintai
Nathan? Tentu saja, ia sudah merasakannya sejak Nathan begitu memberikan
perhatian lebih ketika ia merasakan sakit dipunggungnya. Ia jatuh cinta dengan
perhatian Nathan yang begitu dalam.
Di kamar Nathan duduk di atas ranjang
sembari bersandar di bantal. “Kemarilah” perintahnya ketika Alicia datang, ia
tahu Alicia pasti menyadari perubahannya.
Alicia menurut ia pun menaiki ranjang
dan duduk sembari masuk ke dalam dekapan Nathan. “Aku hanya lelah bekerja hari
ini, jangan berpikir sesuatu yang aneh” pesan Nathan, Alicia mengangguk pelan.
Sebenarnya, ia ingin mendampingi Nathan ke tempat kerja. Ia tahu Nathan ada
bandar judi terbesar di Jakarta. Entah, bagaimana caranya hingga tidak terendus
oleh polisi.
---
Alicia memandang surat edaran pembayaran
bulan ini dengan begitu syock. “Aa, aku kasian pada ibuku” rengek Sherly ia
juga kaget setelah membacanya. Kampus meminta mereka membayar lunas uang
semester bulan ini sebelum UAS dan UAS akan dilaksanakan minggu depan. Hanya 4
juta tapi Sherly dan Alicia adalah nominal yang cukup besar.
“Aku juga bingung bagaimanan
mengatakannya pada Nathan” timpal Alicia kemudian. Keduanya terdiam meratapi
hari ini dengan begitu sedih.
Alicia menunggu saat – saat sekarang,
ketika Nathan sedang di ruang kerjanya. Dengan ragu Alicia mengetuk pintu ruang
kerja Nathan. “Masuk” dengan perlahan ia membuka pintu tersebut.
Nathan tahu itu pasti Alicia karna hanya
dia yang akan mengetuk pintu tidak Jo, Mia dan Mera ketiganya akan lansung
masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu.
“Ada apa?” tanya Nathan, ia mengerutkan
kening melihat tingkah Alicia yang aneh. Alicia berjalan mendekati Nathan ketika
sudah berdiri di depan meja Nathan ia
lansung memberikan surat edaran tersebut. Alicia menutup wajahnya ia takut
Nathan memarahinya karna meminta uang dengan jumlah yang cukup banyak.
Nathan menerima surat tersebut dan
membacanya dengan cepat, Ia kemudian beralih memandang Alicia yang menutup
wajahnya dengan tangan. “Bayar saja besok” seketika Alicia lansung menjauhkan
tangannya di wajahnya. Ia memandang Nathan yang bersikap biasa saja.
“Kau tidak marah?” tanya Alicia polos,
Nathan menggeleng, “Kenapa harus marah?” tanya Nathan balik. Alicia tidak lagi
berucap ia sangat senang ia bisa membayar kuliah besok.
“Bolehkah dengan Sherly sekalian?”
Nathan melipat kedua tangannya di depan, Alicia ber ah udara melihat sikap
Nathan, “Ah, baiklah hanya aku” lirih Alicia tapi bisa di dengar Nathan. Alicia
kemudian pamit keluar dari ruangan.
Nathan hanya mengelengkan kepala melihat
tingkah Alicia. Kenapa dia begitu senang karna bisa membayar kuliahnya.
Nathan sudah siap berangkat bekerja,
seperti biasanya Alica mengantarkan Nathan sampai depan pintu. “Ini” Nathan
memberikan sebuah kartu debit pada Alicia. Meskipun bingung Alicia menerima
kartu tersebut. “Untuk apa?” tanya Alicia kemudian.
“Bukankah semalam ada yang mintaku untuk
membayar uang kuliah” Alicia ber ah di udara, ia mengerti sekarang “Gunakan
saja sesuka hatimu katakan padaku jika saldonya sudah habis akan mentransfer
uangnya kembali” Alicia tersenyum kemudian dengan tiba – tiba memeluk Nathan
erat, meluapkan kebahagian yang ia rasakan. Untuk pertama kalinya ia tidak
perlu pusing memikirkan biaya kuliahnya.
“Makasih Nathan” ucapnya dengan nada
riang sekali. Nathan tersenyum kecil, “Berikan morning kiss” pinta Nathan.
Alicia melepaskan pelukannya, untung saja ia memiliki tinggi badan yang ideal
sama seperti Nathan sehingga ia tidak perlu berjinjit. “Hati – hati” Alicia
melambaikan tangannya ke Nathan yang sudah masuk ke mobil.
Mood Alicia sedang bagus hari ini, ia
bahkan belum pernah merasakan sesemangat ini untuk kuliah. Sesampai di kampus
Alicia bersama Sherly mengecek saldo atm tersebut.
“Banyak sekali” ucap Sherly mengetahui
saldo Alicia yang begitu banyak.
“Aku tidak pernah memiliki uang sebanyak
ini” tambah Alicia. Memandang layar atm yang memperlihatkan angka 1 dan angka
delapan angka 0 di belakang angka 1 tersebut.
“Nathan sangat kaya” puji Sherly sambil
memberikan satu jempol pada Alicia. Alicia merasa tidak enak hati. Ia kemudian
membayar kuliahnya dan Sherly setelah itu ia berniat akan mengembalikan atm
tersebut kepada Nathan.
“Hi” keduanya tidak sengaja bertemu
dengan Michael. “Michael” ucap Alicia sedangkan Sherly hanya melambaikan
tangan. “Alicia kau sibuk hari ini?” tanya Michael, Sherly sudah terbiasa
melihat Michael yang datang hanya untuk menemui Alicia.
“Iya” Alicia ingat ia harus latihan
menembak setelah pulang dari kampus. Michael mengangguk, “Ya sudah lain waktu
saja” dengan senyum tipis Michael pamit dan pergi meninggalkan keduanya
tepatnya Alicia.
Alicia memandang nanar Michael yang
menjauh, sebenarnya andai Michael bukan anak orang kaya mungkin ia bisa menata
hati untuknya. Namun, kenyataannya tidak. Mereka jauh berbeda.
No comments:
Post a Comment