Sunday, 25 August 2019

Love For Revenge Part 4



Author: Yunita
Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita

MainCast :

- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan

Genre: Sad, Hurt, love

Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya 
                       SUPER JUNIOR MILIK SM :P
                     

--- Love for revenge ---

Mia melihat Nathan yang pagi ini turun lebih dahulu dibandingkan Alicia. Mungkinkah Alicia kesiangan?
“Buatkan sarapan untukku dan Alicia” pinta Nathan pada Mia.
“Kau kira aku membantumu” jawab Mia ketus.
Nathan berdecak, “Kemana istri tercintamu itu?” tanya Mia karna Alicia tidak turun sejak tadi.
“Dia tidak bisa memasak sekarang, punggungnya sakit” jawab Nathan jujur.
“Kenapa? Kau pasti terlalu bersemangat bukan bahkan tidak membiarkannya istirahat karna itu sekarang punggungnya sakit” Nathan menjitak kepala Mia.
“Au” erangnya.
“Kau kira aku gila hingga bisa seperti itu” Mia mendengus kesal, “Akan ku adukan pada Jo jika kau menjitakku hari ini” ucap Mia kemudian pergi ke dapur sepertinya ia berbicara pada pelayan di dalam.
Nathan kembali ke kamar dengan membawa dua piring makanan dengan nampan. Alicia masih tertidur menghadap ke arah kanan membelakangi pintu kamar mereka.
“Alicia, bangun” Nathan membangunkan Alicia perlaha. Alicia pun perlahan membuka matanya, “eoh” ia bangun dibantu Nathan, Nathan sudah mengantur bantal di belakang punggung Alicia agar ia bisa bersandar.
“Masih sakit?” tanya Nathan, ia merasa khawatir. Alicia menggeleng, “Sudah lebih baik” Nathah menghela nafas lega.
Di ambil piring makan untuk Alicia, ia baru saja ingin menyuapi Alicia tapi tangan Alicia menahannya. “Aku bisa makan sendiri” ujarnya, Nathan ingin menjawab tapi Alicia sudah memotong lebih dahulu, “Yang sakit punggungku bukan tanganku” tambahnya kemudian. Mau tak mau akhirnya Nathan memberikan piring tersebut.
Keduanya pun sarapan masing – masing. Nathan bersikap siaga ketika Alicia membutuhkan minum. “Makasih” ucap Alicia, Nathan hanya mengangguk.
Alicia bersikeras untuk tetap kuliah meskipun punggung masih sedikit sakit. Untuk pertama kalinya Nathan kalah berdebat dengan orang, dan orang itu adalah Alicia, istrinya sendiri.
Di kampus Alicia begitu melindungi punggungnya agar tidak ada menyentuh sengaja maupun tidak sengaja. Ketika pulang ia dan Sherly tidak sengaja bertemu dengan Michael. Sherly paham melihat sikap Alicia yang terlihat menjaga jarak oleh Michael. Ketika Michael ingin mengantar Alicia pulang Sherly sudah buru – buru memberikan alasan agar Michael membatalkan niatnya. Syukurlah berhasil, Michael memisahkan diri di parkiran karna hari ini ia mengenderai motor.
Mobil yang menjemput Alicia sudah datang di posisinya, Alicia kira Jo yang menjemput dirinya seperti biasanya tapi sekarang Nathan yang berada di dalam. Sherly tidak ingin pulang bersama Alicia karna ia tidak enak pada Nathan.
Nathan sedari tadi memperhatikan Alicia bersama laki – laki itu. “Tunggu awal cerita kita” ucapnya sembari matanya tidak lepas dari Michael sudah menjauh.
Alicia masuk ke mobil, Nathan mengalihkan pandangannya pada Alicia. “Masih sakit?” tanyanya.
“Sedikit”
“Kita ke rumah sakit saja ya?” Alicia menggeleng, “Besok pasti sudah lebih baik” Nathan tidak bisa berkata apa – apa, ia akan kalah berdebat lagi nanti. Mobil Nathan mulai berjalan meninggalkan kampus.
Nathan masuk ke kamar ketika Alicia sedang menonton televisi. Ia bahkan tidak sadar akan kehadirannya, “Eo” Alicia menoleh ketika ia merasakan kasur bergerak dan Nathan sudah berada di sampingnya.
Ia sedang menonton berita mengenai Ayah Michael yang membuat acara amal dan menggalang dana. “Kau mengenalnya?” tanya Nathan dan lansung dijawab anggukan kepala dari Alicia.
“Dia, ayah dari temanku di kampus” jawabnya. Tanpa Alicia sadari Nathan tangan kiri Nathan sudah mengepal kuat apalagi melihat wajah tersenyum Ayah Michael.
***
Setelah mengajarkan ilmu bela diri Nathan kini menyuruh Alicia untuk latihan menembak. Tapi, kali ini bukan di rumahnya melainkan di tempat pelatihan. Di jaga ketat oleh beberapa pengawal Nathan, Alicia belajar bersama Jo. Untuk saat ini hanya Jo yang Nathan percaya mengajari Alicia menembak.
Sedangkan dirinya mengunjungi salah satu Kasino judi miliknya yang berada di salah satu hotel mewah. Banyak sekali pemain disana bahkan penjabat juga sering datang untuk sekedar bermain atau memang memiliki niatan tertentu.
Nathan berkeliling ke bar miliknya juga yang masih dalam satu area kasino. Langkah terhenti ketika melewati salah satu ruangan vip, matanya bisa melihat sosok orang di dalam sana. Seseorang yang begitu dikagumi istrinya kini sedang bersenang – senang dengan dua wanita di dalam. Sungguh mengecewakan bukan?
Nathan duduk di kursi besarnya di ruangan kerjanya. Ia menyandarkan punggungnya di kursinya, memejamkan matanya. Entah kenapa bayangan mengerikan itu kembali terlintas setiap kali ia melihat sosok laki – laki tua itu. Laki – laki tua tidak berubah sama sekali ia bahkan kini tak segan – segan melakukan pembohongan public.
“Alicia, kau yang harus membalaskan dendamku dan dendammu juga” batin Nathan.
Nathan mencintai Alicia? Belum bisa dipastikan karna yang pasti Nathan membutuhkan Alicia untuk membalas dendam kepada laki – laki tua itu. Ia sudah menunggu saaat ini, ia sengaja mengajarkan ilmu bela diri dan penembak pada Alicia agar ia seimbang dengan anak buah laki – laki tua itu.
Kehidupan rumah tangga memang mulus, Alicia adalah istri idaman tapi cinta belum tumbuh dengan baik di hati Nathan. Meskipun tidak bisa dipungkiri kadang ia merindukan Alicia di sela – sela ia bekerja. Namun, ia masih ragu jika ia mencintai Alicia.
Menunda memiliki anak hanya alasan Nathan saja karna ia masih ragu menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Latar belakang kehidupannya dulu ketika melihat apa yang terjadi pada ayahnya membuatnya sedikit trauma hingga saat ini.
Kehadiran Alicia sedikit mengubah hidupnya. Nathan bukan laki – laki yang suka berpesta dengan wanita atau menghabiskan malam berganti malam dengan wanita lain. Alicia adalah wanita yang ia tiduri selama ia hidup di dunia. Ciuman yang berikan di depan pendeta adalah ciuman pertamanya pada seorang gadis.
Entah apa yang terjadi setelah balas dendamnya sudah terbayarkan. Mungkinkah ia akan menceraikan Alicia?
Nathan kembali ke rumah sore hari, pikiran begitu bergejolak tadi sehingga rasa ingin pulang seperti biasanya ia tunda. Ia memandang Alicia yang kini sedang menata hidangan yang ia masak dan peralatan makan untuk makan malam.
Di hampirinya Alicia, “Eo Nathan” Nathan akhirnya pulang setelah sejak tadi ia menunggu kepulangannya. “Mandilah setelah itu makan malam bersama” Nathan hanya mengangguk membuat Alicia merasakan sesuatu yang berbeda hari ini. Apa ia membuat kesalahan?
Nathan meredam diri di bath up cukup lama. Sembari berpikir tentang dia dan Alicia. Ia sadar sudah menarik Alicia cukup dalam di kehidupannya.
Alicia memandangi Nathan sejak tadi ketika suaminya itu datang dengan cukup lama. Ia juga terlihat tidak bersemangat untuk makan hari ini. “Aku duluan” Alicia diam termangu melihat Nathan yang beranjak lebih cepat dari biasanya, makanan di atas piringnya juga belum habis.
Alicia menghela nafas kecil, hampir 2 bulan ia tinggal bersama Nathan ia merasa Nathan berbeda. Alicia mencintai Nathan? Tentu saja, ia sudah merasakannya sejak Nathan begitu memberikan perhatian lebih ketika ia merasakan sakit dipunggungnya. Ia jatuh cinta dengan perhatian Nathan yang begitu dalam.
Di kamar Nathan duduk di atas ranjang sembari bersandar di bantal. “Kemarilah” perintahnya ketika Alicia datang, ia tahu Alicia pasti menyadari perubahannya.
Alicia menurut ia pun menaiki ranjang dan duduk sembari masuk ke dalam dekapan Nathan. “Aku hanya lelah bekerja hari ini, jangan berpikir sesuatu yang aneh” pesan Nathan, Alicia mengangguk pelan. Sebenarnya, ia ingin mendampingi Nathan ke tempat kerja. Ia tahu Nathan ada bandar judi terbesar di Jakarta. Entah, bagaimana caranya hingga tidak terendus oleh polisi.
---
Alicia memandang surat edaran pembayaran bulan ini dengan begitu syock. “Aa, aku kasian pada ibuku” rengek Sherly ia juga kaget setelah membacanya. Kampus meminta mereka membayar lunas uang semester bulan ini sebelum UAS dan UAS akan dilaksanakan minggu depan. Hanya 4 juta tapi Sherly dan Alicia adalah nominal yang cukup besar.
“Aku juga bingung bagaimanan mengatakannya pada Nathan” timpal Alicia kemudian. Keduanya terdiam meratapi hari ini dengan begitu sedih.
Alicia menunggu saat – saat sekarang, ketika Nathan sedang di ruang kerjanya. Dengan ragu Alicia mengetuk pintu ruang kerja Nathan. “Masuk” dengan perlahan ia membuka pintu tersebut.
Nathan tahu itu pasti Alicia karna hanya dia yang akan mengetuk pintu tidak Jo, Mia dan Mera ketiganya akan lansung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu.
“Ada apa?” tanya Nathan, ia mengerutkan kening melihat tingkah Alicia yang aneh. Alicia berjalan mendekati Nathan ketika sudah berdiri di  depan meja Nathan ia lansung memberikan surat edaran tersebut. Alicia menutup wajahnya ia takut Nathan memarahinya karna meminta uang dengan jumlah yang cukup banyak.
Nathan menerima surat tersebut dan membacanya dengan cepat, Ia kemudian beralih memandang Alicia yang menutup wajahnya dengan tangan. “Bayar saja besok” seketika Alicia lansung menjauhkan tangannya di wajahnya. Ia memandang Nathan yang bersikap biasa saja.
“Kau tidak marah?” tanya Alicia polos, Nathan menggeleng, “Kenapa harus marah?” tanya Nathan balik. Alicia tidak lagi berucap ia sangat senang ia bisa membayar kuliah besok.
“Bolehkah dengan Sherly sekalian?” Nathan melipat kedua tangannya di depan, Alicia ber ah udara melihat sikap Nathan, “Ah, baiklah hanya aku” lirih Alicia tapi bisa di dengar Nathan. Alicia kemudian pamit keluar dari ruangan.
Nathan hanya mengelengkan kepala melihat tingkah Alicia. Kenapa dia begitu senang karna bisa membayar kuliahnya.
Nathan sudah siap berangkat bekerja, seperti biasanya Alica mengantarkan Nathan sampai depan pintu. “Ini” Nathan memberikan sebuah kartu debit pada Alicia. Meskipun bingung Alicia menerima kartu tersebut. “Untuk apa?” tanya Alicia kemudian.
“Bukankah semalam ada yang mintaku untuk membayar uang kuliah” Alicia ber ah di udara, ia mengerti sekarang “Gunakan saja sesuka hatimu katakan padaku jika saldonya sudah habis akan mentransfer uangnya kembali” Alicia tersenyum kemudian dengan tiba – tiba memeluk Nathan erat, meluapkan kebahagian yang ia rasakan. Untuk pertama kalinya ia tidak perlu pusing memikirkan biaya kuliahnya.
“Makasih Nathan” ucapnya dengan nada riang sekali. Nathan tersenyum kecil, “Berikan morning kiss” pinta Nathan. Alicia melepaskan pelukannya, untung saja ia memiliki tinggi badan yang ideal sama seperti Nathan sehingga ia tidak perlu berjinjit. “Hati – hati” Alicia melambaikan tangannya ke Nathan yang sudah masuk ke mobil.
Mood Alicia sedang bagus hari ini, ia bahkan belum pernah merasakan sesemangat ini untuk kuliah. Sesampai di kampus Alicia bersama Sherly mengecek saldo atm tersebut.
“Banyak sekali” ucap Sherly mengetahui saldo Alicia yang begitu banyak.
“Aku tidak pernah memiliki uang sebanyak ini” tambah Alicia. Memandang layar atm yang memperlihatkan angka 1 dan angka delapan angka 0 di belakang angka 1 tersebut.
“Nathan sangat kaya” puji Sherly sambil memberikan satu jempol pada Alicia. Alicia merasa tidak enak hati. Ia kemudian membayar kuliahnya dan Sherly setelah itu ia berniat akan mengembalikan atm tersebut kepada Nathan.
“Hi” keduanya tidak sengaja bertemu dengan Michael. “Michael” ucap Alicia sedangkan Sherly hanya melambaikan tangan. “Alicia kau sibuk hari ini?” tanya Michael, Sherly sudah terbiasa melihat Michael yang datang hanya untuk menemui Alicia.
“Iya” Alicia ingat ia harus latihan menembak setelah pulang dari kampus. Michael mengangguk, “Ya sudah lain waktu saja” dengan senyum tipis Michael pamit dan pergi meninggalkan keduanya tepatnya Alicia.
Alicia memandang nanar Michael yang menjauh, sebenarnya andai Michael bukan anak orang kaya mungkin ia bisa menata hati untuknya. Namun, kenyataannya tidak. Mereka jauh berbeda.

No comments:

Post a Comment