Sunday, 25 August 2019

Love For Revenge Part 2



Author: Yunita
Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita

MainCast :

- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan

Genre: Sad, Hurt, love

Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya 
                       SUPER JUNIOR MILIK SM :P
                     

--- Love for revenge ---


Laki – laki itu terkekeh, “Sayangnya tidak bisa. Ayahmu berhutang hampir 3 tahun lamannya” Alicia tentu saja terkejut, “Jika kau mencari pelaku yang membuat ayahmu mati adalah aku” tambahnya.

***

“Apa maksudmu?” tanya Alicia ia tidak mengerti dengan ucapan laki – laki yang duduk di berhadapan dengannya.
“Aku yang menyuruh anak buahku untuk mencari Ayahmu karna hutangnya sudah terlalu lama tapi ia selalu saja kabur jika anak buahku menagihnya dan ketika itu ia memilih loncat hingga akhirnya berujung kematian”
Alicia mengempalkan kedua tangannya, hal itu disadari oleh laki – laki itu. “Aku sudah beberapa kali mengatakan pada Ayahmu jangan bermain dengan kesombongan yang ia miliki. Ayahmu selalu menang dalam setiap perjudian yang digelar di Kasinoku tapi sayangnya kesombongannya itu berdampak buruk untuknya. Akan ku ceritakan semua padamu asal kau mau bernegosiasi denganku”
Alicia memandang tajam, “Apa maumu?” tanyanya.
“Aku balik bertanya. Apa maumu sekarang? Kau tidak punya uang untuk membayarnya. Bahkan jika aku memberikan waktu selama 1 tahun pun aku yakin kau tidak bisa melunasinya. Aku tahu bagaimana kau hidup saat ini”
Terdengar seperti hinaan namun Alicia tidak bisa berkomentar karna apa yang dikatakan laki – laki itu benar. Setahun pun ia tidak yakin bisa membayar hutang tersebut karna ia harus membayar kuliahnya yang sebentar selesai dan itu pasti membutuhkan biaya cukup mahal.
“Ah, aku lupa. Namaku Nathan, usia kita mungkin berbeda 2 atau 3 tahun” Alicia hanya diam sambil memandangi laki – laki bernama Nathan itu.
“Aku hanya memberikan 2 pilihan padamu. 1 lunasi dengan waktu yang sudah ku berikan atau 2 menikahlah denganku dan jadilah wanitaku” Ucapnya diakhiri dengan senyum liciknya.
“Kau gila! Aku tidak sudi menikah denganmu” Amarah Alicia, emosinya sudah ia tahan sejak tadi tidak bisa ia tahan lagi.
“Terserah kau saja. Aku hanya memberikan 2 pilihan. Dan, kau jangan harap bisa keluar dari rumah ini sebelum kau memutuskan 1 pilihan dari 2 pilihan yang aku berikan” tegasnya, membuat Alicia menurunkan emosinya karna takut.
Wanita pelayan tadi datang sembari menghidangkan 2 es jeruk untuk Nathan dan Alicia kemudian ia pergi. Nathan meminum es jeruk tersebut sembari memandang Alicia yang kini terlihat berpikir. “Jika, kau menikah denganku kau tidak perlu lagi bekerja tapi kau tetap bisa berkuliah seperti biasanya”
Alicia berpikir keras sekarang, ia tidak menemukan jalan lagi kecuali menikah dengan Nathan. Sempat terlintas untuk meminta bantuan Michael tapi itu tidak mungkin. Uang 800 juta bukanlah uang yang sedikit. Bagaimana pun ia juga tidak bisa menyusahkan Michael lagi.
“Aku akan menikah denganmu” senyum tersungging terbit di wajah Nathan ia menaruh gelas es jeruk tersebut.
“Pilihan yang tepat. Kau pintar juga” Alicia tidak merasa jika itu sebuah pujian tapi terdengar sebagai ucapan selamat datang di dunia yang entahlah. Ia tidak tahu apa yang ia akan temui di depan nanti.
Nathan mengizinkan Alicia untuk pulang di antar oleh salah satu sopir di rumahnya. Ia diberi waktu 1 hari untuk merapihkan semua barang miliknya.
“Tidak ada jalan lagi tante” Mirna menangis mendengar penjelasan Alicia ketika berada di rumahnya begitunya dengan Sherly.
“Maaf, aku tidak bisa membantumu” Mirna menarik Alicia ke dalam pelukannya. “Tidak  apa – apa tante selama ini tante begitu baik padaku” Alicia membalas pelukan Mirna, Sherly mendekati keduanya dan menangis sambil ikut memeluk.
Mirna ditinggal suami karna penyakit TBC yang ia derita tinggallah ia hidup berdua dengan Sherly. Ia merasa sedih sekarang melihat Alicia harus berkorban dirinya untuk melunasi hutang Ayahnya. Ia ingin sekali membantu tapi hidupnya juga sulit ia juga harus memikirkan biaya kuliah Sherly setiap bulannya.
Esok paginya, Alicia di dampingi Mirna dan Sherly bersiap berangkat ke rumah Nathan semua barang sudah masuk bagasi. “Maafkan aku” dua kata itu menjadi pengantar perpisahan mereka. Baik Mirna dan Sherly hanya bisa melambaikan tangan melihat mobil yang Alicia tumpangi sudah mulai berjalan menjauh.
Alicia tidak lansung pergi ke rumah Nathan karna ia harus memberikan surat pengunduran dirinya ke restoran. “Kenapa begitu mendadak?” tanya Henni karna Alicia datang dan lansung mengajukan pengunduran diri.
“Aku harus fokus dengan kuliahku” bohong Alicia. Management ingin menolak tapi akhirnya menerima pengunduran diri Alicia. Berhenti bekerja adalah hak setiap karyawan, management tidak bisa melakukan hal lain selain menerimanya. Mereka hanya bisa mengatakan jika Alicia ingin bekerja kembali, restoran akan selalu menerimanya. Alicia cukup tersanjung dengan management restoran berikan padanya.
Nathan tidak ada ketika Alicia tiba di rumah. Pelayan wanita bernama Mia mengatakan jika Nathan sedang bekerja. Alicia tidak tahu jika Nathan bekerja dan apa yang ia kerjakan.
Mia mengantar Alicia ke salah satu kamar di rumah tersebut. Alicia memandangi kamar tersebut sangat besar sekali. Apalagi interior rumah bergaya modern dengan dominasi warna putih dan emas. Kamar itu adalah kamar Nathan.
Mia meninggalkan Alicia sendiri di kamar, agar Alicia bisa beristirahat. Sepeninggalan Mia, Alicia mengitari kamarnya yang luas itu. Ia membuka kamar mandi yang begitu luas bahkan ada bath up di kamarnya. Meja rias yang sudah disiapkan dan lemari besar yang sudah tersusun beberapa pakaian di dalamnya. Dan beberapa foto Nathan dengan bingkai kecil tersusun rapi di lemari.
Sore harinya Nathan kembali, ia pulang bersama Jo. Ia duduk sejenak di sofa ruang tamu, ia sedang berpikir sesuatu setelah pertemuannya tadi.
“Persiapkan pernikahanku lusa” ucapnya pada Jo. “Kau serius menikah dengannya?” tanya Jo, ia mencoba menyakinkan Nathan untuk berpikir dua kali.
“Aku yakin. Dengan cara ini aku bisa membalas dendam orang tuaku” Jo tahu maksud perkataan Nathan. “Oklah, persiapkan dirimu” Nathan mengangguk, ia kemudian bangkit dan berjalan menuju kamar Alicia. Ia sudah tahu jika gadis itu sudah berada di kamarnya. Jo pergi untuk menyiapkan permintaan Nathan.
Nathan membuka perlahan pintu kamar Alicia, ia berjalan mendekat melihat Alicia terbaring sembari ditutupi selimut. Tidur, Nathan memandangi wajah polos Alicia yang tertidur.
“Kita sebenarnya sama. Hanya saja hidupmu lebih buruk dari pada aku” ucapnya pelan kemudian meninggalkan kamar Alicia.
Alicia tidak bertemu Nathan sejak kemarin bahkan ketika makan malam Nathan juga tidak ada. Mia bilang Nathan masih bekerja, Alicia sedikit curiga karna hingga malam pun Nathan juga belum pulang.
Pagi ini Jo mengajaknya ke sebuah butik di Grand Indonesia ia mengatakan jika hari ini harus fitting baju pengantin. “Kenapa secepat ini?” Alicia terkejut bukan main ketika Jo mengatakan besok ia akan menikah dengan Nathan.
“Kau kira aku yang menentukan” mengomel pada Jo memang tidak akan mengubah apapun. Hanya Nathan yang berkuasa di rumah besar itu.
Alicia tidak percaya ia akan menikah secepat ini dan dengan alasan seperti kenyataannya. Andai ada cara lain untuk melunasi hutang Ayahnya ia akan melakukannya.
***
Acara pernikahan pun digelar di taman belakang rumah Nathan. Alicia belum sempat berkeliling rumah Nathan hingga ia tidak tahu jika di rumah ini memiliki taman yang begitu luas.
Alicia memandang wajah yang sudah di rias dan ia kini mengenakan pakaian pengantin. “Bukankah aku cantik?” tanya pada dirinya sendiri, andai cerita berkata lain mungkin Alicia bisa merasakan menikah dengan di dampingi kedua orang tuanya.
Pintu kamar terbuka dan memperlihatkan Jo yang begitu rapi dengan jas hitamnya. “Sudah waktunya” ia mendekati Alicia, Alicia mengangguk ia pun bangkit dan menggandeng lengan Jo. Ia sangat kesulitan berjalan dengan mengenakan gaun pengantin yang begitu besar dan lumayan berat.
Alicia mengenali sosok yang berdiri di hadapan dekat pendeta, matanya pun menangkap kedua sosok yang ia kenali. Mirna dan Sherly ada di acara pernikahannya dengan Nathan. Ingin rasanya memeluk mereka dan menangis bersama namun ia tidak bisa karna Jo mengantar ke altar disana sudah ada Nathan yang ia baru ia temui hari ini setelah 2 kemarin ia tidak bertemu.
Acara pernikahan mereka tertutup hanya diikuti penjaga, pelayan, Mirna dan Sherly saja. Alicia mengikuti jalan pernikahan dengan baik hingga ia merasakan sebuah sesuatu yang lembut mendarat di bibirnya. Yah, Nathan menciumnya ketika pendeta mempersilahkan Nathan mencium dirinya.
Selesai acara tersebut, Alicia menghabiskan waktu bersama Mirna dan Sherly ia tidak menyangka jika Nathan mengundang keduanya di acara pernikahan mereka.
“Aku kira kau akan menikah dengan laki – laki tua, memiliki perut gendut dan kumit tebal ternyata tidak. Dia sangat tampan lebih tampan dari Michael” tutur Sherly, Alicia tertawa kecil.
“Meskipun kau menikah dengan cara yang tak biasa. Tapi, cobalah untuk bersikap sebagai seorang istri. Kau harus menghormati dia sebagai kepala rumah tangga. Laki – laki itu sangat suka di hormati, sangat suka jika pendapatnya dihargai, dan terpenting ia sangat membutuhkan kasih sayang” Alicia tersenyum tipis mendengar perkataan Mirna. Sherly juga hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Alicia sekarang. Mereka berpelukan sebelum akhirnya Mirna dan Sherly harus pulang.
Alicia ingin berganti pakaian dibantu beberapa pelayan karna pakaian ini belum bersahabat dengannya, besara dan berat. Namun ketika pelayan baru saja ingin membantunya Nathan mengisyaratkan agar mereka keluar dari kamar.
“Kenapa menyuruh mereka pergi? Aku masih butuh mereka” omel Alicia, sekarang ia masih mengenakan gaun besar ini. Alicia duduk di atas ranjang tak memperdulikan Nathan yang berjalan ke arahnya.
“Tidak perlu mereka aku bisa membantumu” senyum evil terlihat dari wajah Nathan. Alicia tidak berpikir ke arah lain, “Ck, jangan hanya berbicara bantu aku melepaskan gaun ini. Kau kira ini enteng” omel Alicia lagi. Nathan berdecak kecil, ia menarik tangan Alicia agar ia berdiri kemudian ia menurunkan rel seleting gaun Alicia hingga terlepas memperlihatkan Alicia dengan gaun mini putih di atas lututnya.
“Akhirnya, aku terbebas” Alicia lega sekarang, ia menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk merenggakan ototnya. Ia tidak sadar jika Nathan masih berada di belakang, ia baru tersadar ketika ia merasakan seseorang memeluknya dari belakang.
“Na-nathan” suaranya mendadak kelu ketika ia merasakan pelukan Nathan dari belakang. Detik berikutnya Nathan sudah menggendongnya dan membaringkan dirinya di atas ranjang, keduanya saling memandang satu sama lain. Hingga akhirnya Nathan menepuk tangan hingga lampu berubah gelap.
***
Alicia terbangun dari tidurnya ketika sinar matahari seolah menyelinap masuk dari sela – sela jendela kamarnya. Ia memandang Nathan yang sudah tidak ada di sampingnya. Ia kemudian membersihkan diri dan turun ke ruang makan.
Ia juga tak melihat Nathan disana. “Tuan sudah berangkat bekerja, Nyonya” Mia seolah tahu apa yang Alicia pikiran ketika ia sampai di ruang makan.
“Kerja?” ulang Alicia dan Mia pun mengangguk. Ia tidak habis pikir kenapa Nathan masih bekerja satu sehari setelah mereka menikah. Apa pekejeraannya tak bisa ditunda sebentar?
“Hei, kenapa aku berharap Nathan disini” Alicia mencoba mengontrol dirinya. Mia yang sedari memperhatikan Alicia hanya tersenyum kecil.
Setelah makan, Mia mengajak Alicia berkeliling rumah Nathan. Alicia baru tahu jika rumah Nathan begitu luas dan lengkap. Ia bahkan memiliki kolam renang di dalam ruangan. Jika di dalam ruangan tidak perlu takut kulit berubah gelap.
Mia menjelaskan detail kegiatan Nathan setiap harinya sebenarnya ada rasa penasaran bagaimana Mia mengenal Nathan dengan baik dan sedetail itu. Dan, kenapa bukan Mia yang Nathan nikahi?
“Aku?” pekik Alicia, Mia mengangguk. Alicia gusar bagaimana bisa Nathan meminta dirinya berlatih bela diri sedangkan ia sama sekali tidak pernah berolahraga.
“Tenang Nyonya, anda akan di latih dari dasar” tutur Mia, Alicia menghela nafas kecil. Mia membuka sebuah ruangan dan disana ada ruang untuk ia latihan bela diri. Seorang wanita membungkukkan badan namanya Mera, ia akan menjadi pelatih Alicia dari sekarang.
Alicia mau tak mau mengikuti pelatihan hari ini. Mia pun meninggalkan Alicia bersama Mera. Mera mengajarkan Alicia gerakan dasar bela diri. Namun karna Alicia tidak pernah berolahraga akhirnya Mera harus mengajarkan dari awal.

No comments:

Post a Comment