Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita
Blog : chokyuhyuna.blogspot.com
MainCast :
- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan
Genre: Sad, Hurt, love
Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya
SUPER JUNIOR MILIK SM :P
--- Love for revenge ---
Laki
– laki itu terkekeh, “Sayangnya tidak bisa. Ayahmu berhutang hampir 3 tahun
lamannya” Alicia tentu saja terkejut, “Jika kau mencari pelaku yang membuat
ayahmu mati adalah aku” tambahnya.
***
“Apa
maksudmu?” tanya Alicia ia tidak mengerti dengan ucapan laki – laki yang duduk
di berhadapan dengannya.
“Aku
yang menyuruh anak buahku untuk mencari Ayahmu karna hutangnya sudah terlalu
lama tapi ia selalu saja kabur jika anak buahku menagihnya dan ketika itu ia
memilih loncat hingga akhirnya berujung kematian”
Alicia
mengempalkan kedua tangannya, hal itu disadari oleh laki – laki itu. “Aku sudah
beberapa kali mengatakan pada Ayahmu jangan bermain dengan kesombongan yang ia
miliki. Ayahmu selalu menang dalam setiap perjudian yang digelar di Kasinoku
tapi sayangnya kesombongannya itu berdampak buruk untuknya. Akan ku ceritakan
semua padamu asal kau mau bernegosiasi denganku”
Alicia
memandang tajam, “Apa maumu?” tanyanya.
“Aku
balik bertanya. Apa maumu sekarang? Kau tidak punya uang untuk membayarnya.
Bahkan jika aku memberikan waktu selama 1 tahun pun aku yakin kau tidak bisa
melunasinya. Aku tahu bagaimana kau hidup saat ini”
Terdengar
seperti hinaan namun Alicia tidak bisa berkomentar karna apa yang dikatakan
laki – laki itu benar. Setahun pun ia tidak yakin bisa membayar hutang tersebut
karna ia harus membayar kuliahnya yang sebentar selesai dan itu pasti
membutuhkan biaya cukup mahal.
“Ah,
aku lupa. Namaku Nathan, usia kita mungkin berbeda 2 atau 3 tahun” Alicia hanya
diam sambil memandangi laki – laki bernama Nathan itu.
“Aku
hanya memberikan 2 pilihan padamu. 1 lunasi dengan waktu yang sudah ku berikan
atau 2 menikahlah denganku dan jadilah wanitaku” Ucapnya diakhiri dengan senyum
liciknya.
“Kau
gila! Aku tidak sudi menikah denganmu” Amarah Alicia, emosinya sudah ia tahan
sejak tadi tidak bisa ia tahan lagi.
“Terserah
kau saja. Aku hanya memberikan 2 pilihan. Dan, kau jangan harap bisa keluar
dari rumah ini sebelum kau memutuskan 1 pilihan dari 2 pilihan yang aku
berikan” tegasnya, membuat Alicia menurunkan emosinya karna takut.
Wanita
pelayan tadi datang sembari menghidangkan 2 es jeruk untuk Nathan dan Alicia
kemudian ia pergi. Nathan meminum es jeruk tersebut sembari memandang Alicia
yang kini terlihat berpikir. “Jika, kau menikah denganku kau tidak perlu lagi
bekerja tapi kau tetap bisa berkuliah seperti biasanya”
Alicia
berpikir keras sekarang, ia tidak menemukan jalan lagi kecuali menikah dengan
Nathan. Sempat terlintas untuk meminta bantuan Michael tapi itu tidak mungkin.
Uang 800 juta bukanlah uang yang sedikit. Bagaimana pun ia juga tidak bisa
menyusahkan Michael lagi.
“Aku
akan menikah denganmu” senyum tersungging terbit di wajah Nathan ia menaruh
gelas es jeruk tersebut.
“Pilihan
yang tepat. Kau pintar juga” Alicia tidak merasa jika itu sebuah pujian tapi
terdengar sebagai ucapan selamat datang di dunia yang entahlah. Ia tidak tahu
apa yang ia akan temui di depan nanti.
Nathan
mengizinkan Alicia untuk pulang di antar oleh salah satu sopir di rumahnya. Ia
diberi waktu 1 hari untuk merapihkan semua barang miliknya.
“Tidak
ada jalan lagi tante” Mirna menangis mendengar penjelasan Alicia ketika berada
di rumahnya begitunya dengan Sherly.
“Maaf,
aku tidak bisa membantumu” Mirna menarik Alicia ke dalam pelukannya.
“Tidak apa – apa tante selama ini tante
begitu baik padaku” Alicia membalas pelukan Mirna, Sherly mendekati keduanya
dan menangis sambil ikut memeluk.
Mirna
ditinggal suami karna penyakit TBC yang ia derita tinggallah ia hidup berdua
dengan Sherly. Ia merasa sedih sekarang melihat Alicia harus berkorban dirinya
untuk melunasi hutang Ayahnya. Ia ingin sekali membantu tapi hidupnya juga
sulit ia juga harus memikirkan biaya kuliah Sherly setiap bulannya.
Esok
paginya, Alicia di dampingi Mirna dan Sherly bersiap berangkat ke rumah Nathan
semua barang sudah masuk bagasi. “Maafkan aku” dua kata itu menjadi pengantar
perpisahan mereka. Baik Mirna dan Sherly hanya bisa melambaikan tangan melihat
mobil yang Alicia tumpangi sudah mulai berjalan menjauh.
Alicia
tidak lansung pergi ke rumah Nathan karna ia harus memberikan surat pengunduran
dirinya ke restoran. “Kenapa begitu mendadak?” tanya Henni karna Alicia datang
dan lansung mengajukan pengunduran diri.
“Aku
harus fokus dengan kuliahku” bohong Alicia. Management ingin menolak tapi
akhirnya menerima pengunduran diri Alicia. Berhenti bekerja adalah hak setiap
karyawan, management tidak bisa melakukan hal lain selain menerimanya. Mereka
hanya bisa mengatakan jika Alicia ingin bekerja kembali, restoran akan selalu
menerimanya. Alicia cukup tersanjung dengan management restoran berikan padanya.
Nathan
tidak ada ketika Alicia tiba di rumah. Pelayan wanita bernama Mia mengatakan
jika Nathan sedang bekerja. Alicia tidak tahu jika Nathan bekerja dan apa yang
ia kerjakan.
Mia
mengantar Alicia ke salah satu kamar di rumah tersebut. Alicia memandangi kamar
tersebut sangat besar sekali. Apalagi interior rumah bergaya modern dengan
dominasi warna putih dan emas. Kamar itu adalah kamar Nathan.
Mia
meninggalkan Alicia sendiri di kamar, agar Alicia bisa beristirahat.
Sepeninggalan Mia, Alicia mengitari kamarnya yang luas itu. Ia membuka kamar
mandi yang begitu luas bahkan ada bath up di kamarnya. Meja rias yang sudah
disiapkan dan lemari besar yang sudah tersusun beberapa pakaian di dalamnya.
Dan beberapa foto Nathan dengan bingkai kecil tersusun rapi di lemari.
Sore
harinya Nathan kembali, ia pulang bersama Jo. Ia duduk sejenak di sofa ruang
tamu, ia sedang berpikir sesuatu setelah pertemuannya tadi.
“Persiapkan
pernikahanku lusa” ucapnya pada Jo. “Kau serius menikah dengannya?” tanya Jo,
ia mencoba menyakinkan Nathan untuk berpikir dua kali.
“Aku
yakin. Dengan cara ini aku bisa membalas dendam orang tuaku” Jo tahu maksud
perkataan Nathan. “Oklah, persiapkan dirimu” Nathan mengangguk, ia kemudian
bangkit dan berjalan menuju kamar Alicia. Ia sudah tahu jika gadis itu sudah
berada di kamarnya. Jo pergi untuk menyiapkan permintaan Nathan.
Nathan
membuka perlahan pintu kamar Alicia, ia berjalan mendekat melihat Alicia
terbaring sembari ditutupi selimut. Tidur, Nathan memandangi wajah polos Alicia
yang tertidur.
“Kita
sebenarnya sama. Hanya saja hidupmu lebih buruk dari pada aku” ucapnya pelan
kemudian meninggalkan kamar Alicia.
Alicia
tidak bertemu Nathan sejak kemarin bahkan ketika makan malam Nathan juga tidak
ada. Mia bilang Nathan masih bekerja, Alicia sedikit curiga karna hingga malam
pun Nathan juga belum pulang.
Pagi
ini Jo mengajaknya ke sebuah butik di Grand Indonesia ia mengatakan jika hari
ini harus fitting baju pengantin. “Kenapa secepat ini?” Alicia terkejut bukan
main ketika Jo mengatakan besok ia akan menikah dengan Nathan.
“Kau
kira aku yang menentukan” mengomel pada Jo memang tidak akan mengubah apapun.
Hanya Nathan yang berkuasa di rumah besar itu.
Alicia
tidak percaya ia akan menikah secepat ini dan dengan alasan seperti
kenyataannya. Andai ada cara lain untuk melunasi hutang Ayahnya ia akan
melakukannya.
***
Acara
pernikahan pun digelar di taman belakang rumah Nathan. Alicia belum sempat
berkeliling rumah Nathan hingga ia tidak tahu jika di rumah ini memiliki taman
yang begitu luas.
Alicia
memandang wajah yang sudah di rias dan ia kini mengenakan pakaian pengantin.
“Bukankah aku cantik?” tanya pada dirinya sendiri, andai cerita berkata lain
mungkin Alicia bisa merasakan menikah dengan di dampingi kedua orang tuanya.
Pintu
kamar terbuka dan memperlihatkan Jo yang begitu rapi dengan jas hitamnya.
“Sudah waktunya” ia mendekati Alicia, Alicia mengangguk ia pun bangkit dan
menggandeng lengan Jo. Ia sangat kesulitan berjalan dengan mengenakan gaun
pengantin yang begitu besar dan lumayan berat.
Alicia
mengenali sosok yang berdiri di hadapan dekat pendeta, matanya pun menangkap
kedua sosok yang ia kenali. Mirna dan Sherly ada di acara pernikahannya dengan
Nathan. Ingin rasanya memeluk mereka dan menangis bersama namun ia tidak bisa
karna Jo mengantar ke altar disana sudah ada Nathan yang ia baru ia temui hari
ini setelah 2 kemarin ia tidak bertemu.
Acara
pernikahan mereka tertutup hanya diikuti penjaga, pelayan, Mirna dan Sherly
saja. Alicia mengikuti jalan pernikahan dengan baik hingga ia merasakan sebuah
sesuatu yang lembut mendarat di bibirnya. Yah, Nathan menciumnya ketika pendeta
mempersilahkan Nathan mencium dirinya.
Selesai
acara tersebut, Alicia menghabiskan waktu bersama Mirna dan Sherly ia tidak
menyangka jika Nathan mengundang keduanya di acara pernikahan mereka.
“Aku
kira kau akan menikah dengan laki – laki tua, memiliki perut gendut dan kumit
tebal ternyata tidak. Dia sangat tampan lebih tampan dari Michael” tutur
Sherly, Alicia tertawa kecil.
“Meskipun
kau menikah dengan cara yang tak biasa. Tapi, cobalah untuk bersikap sebagai
seorang istri. Kau harus menghormati dia sebagai kepala rumah tangga. Laki –
laki itu sangat suka di hormati, sangat suka jika pendapatnya dihargai, dan
terpenting ia sangat membutuhkan kasih sayang” Alicia tersenyum tipis mendengar
perkataan Mirna. Sherly juga hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Alicia
sekarang. Mereka berpelukan sebelum akhirnya Mirna dan Sherly harus pulang.
Alicia
ingin berganti pakaian dibantu beberapa pelayan karna pakaian ini belum
bersahabat dengannya, besara dan berat. Namun ketika pelayan baru saja ingin
membantunya Nathan mengisyaratkan agar mereka keluar dari kamar.
“Kenapa
menyuruh mereka pergi? Aku masih butuh mereka” omel Alicia, sekarang ia masih
mengenakan gaun besar ini. Alicia duduk di atas ranjang tak memperdulikan
Nathan yang berjalan ke arahnya.
“Tidak
perlu mereka aku bisa membantumu” senyum evil terlihat dari wajah Nathan.
Alicia tidak berpikir ke arah lain, “Ck, jangan hanya berbicara bantu aku
melepaskan gaun ini. Kau kira ini enteng” omel Alicia lagi. Nathan berdecak
kecil, ia menarik tangan Alicia agar ia berdiri kemudian ia menurunkan rel
seleting gaun Alicia hingga terlepas memperlihatkan Alicia dengan gaun mini
putih di atas lututnya.
“Akhirnya,
aku terbebas” Alicia lega sekarang, ia menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri
untuk merenggakan ototnya. Ia tidak sadar jika Nathan masih berada di belakang,
ia baru tersadar ketika ia merasakan seseorang memeluknya dari belakang.
“Na-nathan”
suaranya mendadak kelu ketika ia merasakan pelukan Nathan dari belakang. Detik
berikutnya Nathan sudah menggendongnya dan membaringkan dirinya di atas
ranjang, keduanya saling memandang satu sama lain. Hingga akhirnya Nathan
menepuk tangan hingga lampu berubah gelap.
***
Alicia
terbangun dari tidurnya ketika sinar matahari seolah menyelinap masuk dari sela
– sela jendela kamarnya. Ia memandang Nathan yang sudah tidak ada di
sampingnya. Ia kemudian membersihkan diri dan turun ke ruang makan.
Ia
juga tak melihat Nathan disana. “Tuan sudah berangkat bekerja, Nyonya” Mia
seolah tahu apa yang Alicia pikiran ketika ia sampai di ruang makan.
“Kerja?”
ulang Alicia dan Mia pun mengangguk. Ia tidak habis pikir kenapa Nathan masih
bekerja satu sehari setelah mereka menikah. Apa pekejeraannya tak bisa ditunda
sebentar?
“Hei,
kenapa aku berharap Nathan disini” Alicia mencoba mengontrol dirinya. Mia yang
sedari memperhatikan Alicia hanya tersenyum kecil.
Setelah
makan, Mia mengajak Alicia berkeliling rumah Nathan. Alicia baru tahu jika
rumah Nathan begitu luas dan lengkap. Ia bahkan memiliki kolam renang di dalam
ruangan. Jika di dalam ruangan tidak perlu takut kulit berubah gelap.
Mia
menjelaskan detail kegiatan Nathan setiap harinya sebenarnya ada rasa penasaran
bagaimana Mia mengenal Nathan dengan baik dan sedetail itu. Dan, kenapa bukan
Mia yang Nathan nikahi?
“Aku?”
pekik Alicia, Mia mengangguk. Alicia gusar bagaimana bisa Nathan meminta
dirinya berlatih bela diri sedangkan ia sama sekali tidak pernah berolahraga.
“Tenang
Nyonya, anda akan di latih dari dasar” tutur Mia, Alicia menghela nafas kecil.
Mia membuka sebuah ruangan dan disana ada ruang untuk ia latihan bela diri.
Seorang wanita membungkukkan badan namanya Mera, ia akan menjadi pelatih Alicia
dari sekarang.
Alicia
mau tak mau mengikuti pelatihan hari ini. Mia pun meninggalkan Alicia bersama
Mera. Mera mengajarkan Alicia gerakan dasar bela diri. Namun karna Alicia tidak
pernah berolahraga akhirnya Mera harus mengajarkan dari awal.
No comments:
Post a Comment