Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita
MainCast :
- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan
Genre: Sad, Hurt, love
Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya
SUPER JUNIOR MILIK SM :P
--- Love for revenge ---
Sebuah
restoran di daerah Menteng sedang bersiap – siap untuk tutup karna kini jam
sudah menunjukkan pukul 10.30 malam. Karyawan yang berjaga shift malam bekerja
lebih cepat agar mereka bisa pulang lebih cepat juga, termasuk Alicia. Gadis
itu dengan cepat namun pasti mencuci dan menaruh piring di posisinya. Shift
malam adalah jam paling ia benci karna ia akan pulang telat, ia harus
membersihkan dulu piring – piring yang sangat menumpuk dan memastikan kembali
dapur sudah rapih dan bersih sebelum ia pulang.
Setengah
jam sudah ia berkutat di dapur akhirnya ia selesai membersihkan semua piring
dan membuat dapur kembali bersih. Ia menyeka keringatnya yang sudah mengalir
sejak tadi, sungguh pekerjaan yang melelahkan.
“Bye,
cia” Heni temannya melambaikan tangannya ketika kami semua sudah memastikan
restoran sudah terkunci dengan sempurna.
“Bye”
balasku. Alicia pun pamit juga ke karyawan yang lain. Mereka rata – rata
membawa kendaraan. Beberapa menawarkan diri untuk mengantar Alicia tapi ia
menolak. Ia tidak enak hati, bagaimana ia bisa lebih dahulu beristirahat
sedangkan temannya baru saja selesai mengantarnya ke rumah.
Perjalanan
menuju rumah membutuhkan waktu setengah jam dari restoran, sudah dipastikan ia
akan tiba di rumah hampir tengah malam. Alicia Cinthya Gunawan adalah gadis
yang hidup sebatang kara di kota Metropolitan seperti Jakarta. Hidupnya ia
jalani seorang diri karna tidak memiliki siapapun di dunia ini. Ibunya
meninggal ketika ia berusia 2 tahun karna kanker hati yang ia derita. Uang
menjadi salah satu menyebab ibunya tidak bisa hidup lebih lama karna mereka
tidak memiliki uang untuk mengoperasi dan membayar biaya pengobatan nantinya.
Di
usia yang masih belia, Alicia harus dihadapkan dengan keadaan hidup bersama
Ayahnya yang pemabuk dan suka berjudi. Ia selalu pulang dengan keadaan mabuk
dan tidak pasti kapan ia pulang ke rumah. Namun sayangnya Ayahnya ditemukan
tetabrak kereta. Ada dugaan ia bunuh diri melompat dari jembatan sehingga ia
tertabrak kereta. Tinggal Alicia yang hidup sendiri di usianya baru 10 tahun.
Di
usia yang begitu membutuhkan sosok orang tua, Alicia bertahan hidup sendiri
dengan berjualan makanan kecil milik tetanga rumahnya. Ia lakukan demi ia bisa
melanjutkan sekolahnya dan bisa memperbaiki hidupnya. Kepergian Ayahnya bukan
sesuatu yang berarti bagi Alicia. Ayahnya bahkan tidak pernah sekalipun
memperhatikan dirinya. Sejak tinggal ibunya Alicia tidak pernah merasakan kasih
sayang dari Ayahnya.
Tante
Mirna, dia adalah tetangga Alicia. Dia yang membantu Alicia untuk dapat
bertahan hidup. Bagi Alicia, Mirna adalah segalanya untuknya. Meskipun Mirna
memiliki anak tapi Alicia sudah menganggapnya sebagai ibu baginya. Bersama
Mirnalah kini Alicia bisa bekerja sama kuliah.
Dari
jauh Alicia melihat beberapa laki – laki berada di rumahnya. Bahkan, mereka
sudah masuk dan duduk di perkarangan meskipun gerbang ia kunci. Untungnya
Ayahnya masih memiliki rumah yang masih bisa ditinggali.
“Siapa
kalian?” tak ada rasa takut di dalam hati Alicia, ini bukan pertama kali laki –
laki seperti mereka datang menemuinya.
Laki
– laki itu berjumlah empat orang, salah satu dari mereka mendekati Alicia dan memberikan
sebuah amplop coklat. Dibukanya amplop tersebut, Alicia menghela nafas sambil
mengacak rambutnya kasar.
Hutang
lagi!
Baru
saja ia membayar hutang Ayahnya tapi kini ada lagi hutang yang belum ia bayar.
“Berapa lama aku harus membayar hutang ini?” tanyanya sambil menggoyangkan
amplop coklat di tangannya.
“Seminggu”
jawab laki – laki itu cepat.
Terkejut
tentu saja, “Kau gila, bagaimana aku bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam
waktu 1 minggu” Alicia frustasi sekarang.
“Itu
urusanmu, kami hanya menjalankan perintah. Kami akan kembali lagi kesini
seminggu lagi siapkan saja uang itu. Atau, kau bisa datang untuk bernegosiasi”
laki – laki itu memberikan sebuah kartu nama, ia mengedikkan dagunya kepada
laki – laki yang lain. Mereka pun pergi meninggalkan rumah Alicia.
Alicia
menghempaskan diri di atas ranjang, masalah baru datang lagi setelah ia baru
saja menyelesaikan hutang Ayahnya. Namun, kali ini ia benar – benar pusing.
Bagaimana bisa ia mendapatkan uang 800 juta dalam waktu 1 minggu. Bekerja 24
jam penuh pun takkan mampu mengunpulkan uang sebanyak itu.
Alicia
memijat keningnya sendiri, lebih baik ia beristirahat dulu karna tubuhnya sudah
tidak mungkin bisa bekerja dalam keadaan lelah. Ia pun bangkit berganti
pakaian, mencuci muka dan menggosok gigi lalu kemudian berbaring di atas
ranjang.
***
Paginya
Alicia sudah berada di kampus untuk kuliah. Untung saja kuliahnya fleksible
bisa mengikuti jadwal kerjanya. Namun masalahnya Alicia sering mengantuk di
kelas karna pulang kerja jika shift malam.
Seperti
sekarang Alicia memangku wajahnya dengan tangan kanannya dan matanya mulai
terpenjam ia bahkan tidak mempedulikan suara berisik di kantin kampus. Ia tetap
mememjamkan mata dan ingin tidur.
Seorang
gadis berambut hitam sebahu duduk di kursi berhadapan dengan Alicia. Ia hanya
menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu. “Alicia” panggilnya,
Alicia membuka matanya dengan setengah sadar.
“Ya”
gumamnya sembari kembali menutup matanya. Sekarang ia memilih posisi dengan
bertumpu dengan kedua tangannya yang dilipat di atas meja dan mulai kembali
tertidur.
Sherly,
gadis yang mengenal Alicia dengan baik. Mereka sudah mengenal sejak Alicia
kecil karna Sherly adalah anak Mirna, usia mereka juga seumuran. Bagi Sherly,
Alicia sudah seperti saudara kandung.
Ia
ingin sekali membantu Alicia agar hidup menjadi lebih baik tapi ia tidak bisa
melakukannya karna hidupnya bersama keluarga juga masih begitu sederhana dan
juga bisa dikatakan sama seperti Alicia.
Sherly
membiarkan Alicia tertidur beberapa saat sambil menunggu jam mata kuliah
selanjutnya. Ia tahu Alicia baru saja pulang malam hari, ia butuh waktu sedikit
beristirahat.
Tak
lama Alicia terbangun dari tidurnya, ia memandang Sherly yang kini duduk di
hadapannya sambil memainkan ponselnya. Ia membuka ponselnya untuk melihat jam,
jam 10 kurang sudah waktunya ia ke kelas.
“Ayo,
ke kelas” ajak Alicia, Sherly baru tahu jika Alicia sudah bangun, ia mengangguk
kemudian berjalan beriringan menuju kelas mereka.
Keduanya
adalah mahasiswi di Vanlith University dengan jurusan Bisnis dan Management
keduanya sama – sama bermimpi menjadi pengusaha untuk membuat hidup mereka
menjadi lebih baik.
Di
depan pintu kelas Alicia mengenali sosok laki – laki yang berdiri sambil
memainkan ponselnya, Sherly memberikan isyarat untuk menghampiri laki – laki
itu. Alicia sebenarnya tidak ingin tapi bagaimana lagi, laki – laki itu salah
satu orang baik yang masuk di kehidupannya.
“Michael”
mendengar namanya dipanggil laki – laki itu memasukkan ponselnya, senyum
merekah melihat Alicia berada di hadapannya. “Aku tidak akan lama” ia melihat
jam di pergelangan tangannya, ia juga memiliki jam kuliah sama seperti Alicia.
Ia memberikan sebuah buku pada Alicia. “Bacalah, kau bisa belajar sesuatu dari
buku itu” tuturnya, baru saja ingin menjawab Michael sudah lebih dahulu pergi.
“Michael”
panggil Alicia namun laki – laki itu hanya melambaikan tangannya. Sherly
menghampiri Alicia, ia mengambil buku yang diberikan Michael. “Buku ini kau
cari bukan” Alicia menghela nafas kemudian mengangguk, ia lalu meninggalkan
Sherly ia masuk lebih dahulu.
Sherly
memandang punggung Michael yang sudah begitu jauh kemudian menyusul Alicia yang
sudah di kursi.
“Kau
tidak memberitahunya bukan?” tanya Alicia ketika Sherly duduk di sampingnya,
“Tidak” Alicia mendengus kecil. Ia merasa tidak enak selalu menyusahkan Michael
tapi tetap saja laki – laki selalu datang di saat ia membutuhkannya dan selalu
saja membantunya.
Mencintai
Michael? Alicia bahkan tidak memikirkannya bahkan sekalipun. Michael adalah
anak dari keluarga kaya karna hanya memiliki perusahaan di kawasan Sudirman.
Tentu saja ia hidup dengan kemewahan berbanding ke balik dengan Alicia. Alicia
hanya tidak ingin orang – orang berpikir jika ia memanfaatkan Michael. Ia hanya
beruntung tidak sengaja bertemu dengan Michael ketika ia ingin pendaftaran
kuliah.
Malamnya
sebelum tidur Alicia teringat dengan hutang Ayahnya ia pun memandang kartu nama
yang diberikan oleh laki – laki yang datang ke rumahnya. “Pondok indah” besok
ia berniat untuk pergi ke rumah itu. Kebetulan besok adalah hari libur kuliah
dan bekerja.
***
Berbekal
dengan menggunakan angkutan umum dan bertanya pada orang sekitar sana sampailah
Alicia di depan sebuah rumah yang bisa dikatakan sangat mewah dengan dinding
yang menjulang tinggi. Ia yakin bahkan maling saja berpikir dua kali untuk
melakukan merampokan di rumah ini karna tangga tidak akan cukup untuk memanjat
dinding tersebut.
Tidak
ada penjaga di depan rumah tersebut, Alicia mencoba mencari sesuatu siapa tahu
ada bel atau semacam itu agar ia bisa masuk ke dalam. Namun, belum sempat ia
mencari gerbang rumah tersebut sudah terbuka. Alicia memandang ke kanan dan ke
kiri namun tidak ada orang. Meskipun ragu ia memberanikan diri untuk masuk.
Hal
yang pertama yang ia lihat adalah hijaunya tanaman yang berada di sisi kanan
dan kirinya di tambah bunga – bunga yang menjadi pemanis taman tersebut. Rasa
ragu dan takut seketika lenyap ketika melihat suasana rumah tersebut.
Jalan
itu begitu luas dan panjang namun Alicia senang bisa melihat pemandangan
tersebut hingga akhirnya ia sampai di bangunan utama. Di depan pintu sudah
berjaga 4 orang laki – laki dengan menggunakan seragam jas rapih, mereka bahkan
menggunakan earphone di telinganya untuk berkomunikasi.
“Masuklah”
dengan tegas laki – laki itu berbicara kepada Alicia yang bahkan ia belum
memperkenalkan diri. Laki – laki hanya membukakan pintu Alicia saja. Di dalam
seorang wanita berseragam pelayan menyambutnya dan mengajaknya ke sebuah
ruangan sepertinya ruang tamu. Wanita itu meninggalkan Alicia setelah
mempersilahkan Alicia untuk duduk.
Alicia
memandang sekililing ruangan tersebut, mewah satu kata itu cukup menggambarkan
bagaimana suasana dan keadaan ruangan tersebut. “Wah, ternyata kau memilih
datang” suara itu membuat Alica menoleh. Seorang laki – laki yang memberikan
kartu nama padanya berjalan mendekatinya.
“Duduklah”
ia mempersilahkan Alicia untuk duduk dengan isyarat tangannya. Ia juga duduk di
salah satu sofa di ruangan itu. Alicia menurut ia pun duduk.
“Dia
akan menemui sebentar lagi. Aku sudah melihatmu sejak kau berada di depan
gerbang rumah” ujarnya, Alicia sedikit mengerti kenapa gerbang itu bisa terbuka
sendiri. Karna, kemungkinan besar adalah cctv yang terpasang.
“Ah,
aku harus pergi masih banyak pekerjaanku untuk menagih hutang. Jika, kita
bertemu lagi panggil saja aku Jo” ucapnya kemudian berlalu.
Alicia
tidak percaya dengan perkataan laki – laki bernama Jo itu, dari 4 orang yang
datang ke rumahnya sebenarnya hanya dia yang terlihat normal. Tubuhnya tidak
besar seperti 3 orang yang lain bahkan bisa dikatakan ia memiliki tubuh yang
ideal dan wajah yang cukup tampan.
Sebuah
ketukan langkah sepatu terdengar perlahan membuat Alicia tersadar jika ada
seseorang yang melangkah menuju ruangannya. Rasa takut pun mulai ia rasakan
bagaimana pun suara langkah itu terdengar sebagai nada pencabut nyawa.
“Eo,
kau rupanya” Alicia memandang tak percaya laki – laki yang kini berjalan dan
berhenti tepat di hadapannya. Ia kira orang yang ia temui berwajah sangar
seperti para penjaga di depan rumah tapi tidak. Tubuhnya begitu ideal dan
wajahnya bahkan lebih tampan dari Michael.
“Hi
Nona” laki – laki itu melambaikan tangannya sadar jika gadis di hadapannya
melamun. “Eo” Alicia tersadar dari lamunannya.
“Duduklah”
Alicia gugup sekarang ia kemudian duduk. Mereka duduk berhadapan dengan jarak
meja yang berukuran sedang.
“Ah,
sepertinya kau tidak menemukan jalan untuk melunasi hutang Ayahmu hingga kau
datang kemari” laki – laki itu memulai percakapan.
“Aku
hanya meminta perpanjangan waktu. Tidak mungkin aku bisa menyiapkan uang
sebanyak itu dengan tempo satu minggu”
Laki
– laki itu terkekeh, “Sayangnya tidak bisa. Ayahmu berhutang hampir 3 tahun
lamannya” Alicia tentu saja terkejut, “Jika kau mencari pelaku yang membuat
ayahmu mati adalah aku” tambahnya.
No comments:
Post a Comment