Sunday, 25 August 2019

Love For Revenge Part 1



Author: Yunita
Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita

MainCast :

- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan

Genre: Sad, Hurt, love

Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya 
                       SUPER JUNIOR MILIK SM :P
                     

--- Love for revenge ---


Sebuah restoran di daerah Menteng sedang bersiap – siap untuk tutup karna kini jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam. Karyawan yang berjaga shift malam bekerja lebih cepat agar mereka bisa pulang lebih cepat juga, termasuk Alicia. Gadis itu dengan cepat namun pasti mencuci dan menaruh piring di posisinya. Shift malam adalah jam paling ia benci karna ia akan pulang telat, ia harus membersihkan dulu piring – piring yang sangat menumpuk dan memastikan kembali dapur sudah rapih dan bersih sebelum ia pulang.
Setengah jam sudah ia berkutat di dapur akhirnya ia selesai membersihkan semua piring dan membuat dapur kembali bersih. Ia menyeka keringatnya yang sudah mengalir sejak tadi, sungguh pekerjaan yang melelahkan.
“Bye, cia” Heni temannya melambaikan tangannya ketika kami semua sudah memastikan restoran sudah terkunci dengan sempurna.
“Bye” balasku. Alicia pun pamit juga ke karyawan yang lain. Mereka rata – rata membawa kendaraan. Beberapa menawarkan diri untuk mengantar Alicia tapi ia menolak. Ia tidak enak hati, bagaimana ia bisa lebih dahulu beristirahat sedangkan temannya baru saja selesai mengantarnya ke rumah.
Perjalanan menuju rumah membutuhkan waktu setengah jam dari restoran, sudah dipastikan ia akan tiba di rumah hampir tengah malam. Alicia Cinthya Gunawan adalah gadis yang hidup sebatang kara di kota Metropolitan seperti Jakarta. Hidupnya ia jalani seorang diri karna tidak memiliki siapapun di dunia ini. Ibunya meninggal ketika ia berusia 2 tahun karna kanker hati yang ia derita. Uang menjadi salah satu menyebab ibunya tidak bisa hidup lebih lama karna mereka tidak memiliki uang untuk mengoperasi dan membayar biaya pengobatan nantinya.
Di usia yang masih belia, Alicia harus dihadapkan dengan keadaan hidup bersama Ayahnya yang pemabuk dan suka berjudi. Ia selalu pulang dengan keadaan mabuk dan tidak pasti kapan ia pulang ke rumah. Namun sayangnya Ayahnya ditemukan tetabrak kereta. Ada dugaan ia bunuh diri melompat dari jembatan sehingga ia tertabrak kereta. Tinggal Alicia yang hidup sendiri di usianya baru 10 tahun.
Di usia yang begitu membutuhkan sosok orang tua, Alicia bertahan hidup sendiri dengan berjualan makanan kecil milik tetanga rumahnya. Ia lakukan demi ia bisa melanjutkan sekolahnya dan bisa memperbaiki hidupnya. Kepergian Ayahnya bukan sesuatu yang berarti bagi Alicia. Ayahnya bahkan tidak pernah sekalipun memperhatikan dirinya. Sejak tinggal ibunya Alicia tidak pernah merasakan kasih sayang dari Ayahnya.
Tante Mirna, dia adalah tetangga Alicia. Dia yang membantu Alicia untuk dapat bertahan hidup. Bagi Alicia, Mirna adalah segalanya untuknya. Meskipun Mirna memiliki anak tapi Alicia sudah menganggapnya sebagai ibu baginya. Bersama Mirnalah kini Alicia bisa bekerja sama kuliah.
Dari jauh Alicia melihat beberapa laki – laki berada di rumahnya. Bahkan, mereka sudah masuk dan duduk di perkarangan meskipun gerbang ia kunci. Untungnya Ayahnya masih memiliki rumah yang masih bisa ditinggali.
“Siapa kalian?” tak ada rasa takut di dalam hati Alicia, ini bukan pertama kali laki – laki seperti mereka datang menemuinya.
Laki – laki itu berjumlah empat orang, salah satu dari mereka mendekati Alicia dan memberikan sebuah amplop coklat. Dibukanya amplop tersebut, Alicia menghela nafas sambil mengacak rambutnya kasar.
Hutang lagi!
Baru saja ia membayar hutang Ayahnya tapi kini ada lagi hutang yang belum ia bayar. “Berapa lama aku harus membayar hutang ini?” tanyanya sambil menggoyangkan amplop coklat di tangannya.
“Seminggu” jawab laki – laki itu cepat.
Terkejut tentu saja, “Kau gila, bagaimana aku bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu 1 minggu” Alicia frustasi sekarang.
“Itu urusanmu, kami hanya menjalankan perintah. Kami akan kembali lagi kesini seminggu lagi siapkan saja uang itu. Atau, kau bisa datang untuk bernegosiasi” laki – laki itu memberikan sebuah kartu nama, ia mengedikkan dagunya kepada laki – laki yang lain. Mereka pun pergi meninggalkan rumah Alicia.
Alicia menghempaskan diri di atas ranjang, masalah baru datang lagi setelah ia baru saja menyelesaikan hutang Ayahnya. Namun, kali ini ia benar – benar pusing. Bagaimana bisa ia mendapatkan uang 800 juta dalam waktu 1 minggu. Bekerja 24 jam penuh pun takkan mampu mengunpulkan uang sebanyak itu.
Alicia memijat keningnya sendiri, lebih baik ia beristirahat dulu karna tubuhnya sudah tidak mungkin bisa bekerja dalam keadaan lelah. Ia pun bangkit berganti pakaian, mencuci muka dan menggosok gigi lalu kemudian berbaring di atas ranjang.

***
Paginya Alicia sudah berada di kampus untuk kuliah. Untung saja kuliahnya fleksible bisa mengikuti jadwal kerjanya. Namun masalahnya Alicia sering mengantuk di kelas karna pulang kerja jika shift malam.
Seperti sekarang Alicia memangku wajahnya dengan tangan kanannya dan matanya mulai terpenjam ia bahkan tidak mempedulikan suara berisik di kantin kampus. Ia tetap mememjamkan mata dan ingin tidur.
Seorang gadis berambut hitam sebahu duduk di kursi berhadapan dengan Alicia. Ia hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu. “Alicia” panggilnya, Alicia membuka matanya dengan setengah sadar.
“Ya” gumamnya sembari kembali menutup matanya. Sekarang ia memilih posisi dengan bertumpu dengan kedua tangannya yang dilipat di atas meja dan mulai kembali tertidur.
Sherly, gadis yang mengenal Alicia dengan baik. Mereka sudah mengenal sejak Alicia kecil karna Sherly adalah anak Mirna, usia mereka juga seumuran. Bagi Sherly, Alicia sudah seperti saudara kandung.
Ia ingin sekali membantu Alicia agar hidup menjadi lebih baik tapi ia tidak bisa melakukannya karna hidupnya bersama keluarga juga masih begitu sederhana dan juga bisa dikatakan sama seperti Alicia.
Sherly membiarkan Alicia tertidur beberapa saat sambil menunggu jam mata kuliah selanjutnya. Ia tahu Alicia baru saja pulang malam hari, ia butuh waktu sedikit beristirahat.
Tak lama Alicia terbangun dari tidurnya, ia memandang Sherly yang kini duduk di hadapannya sambil memainkan ponselnya. Ia membuka ponselnya untuk melihat jam, jam 10 kurang sudah waktunya ia ke kelas.
“Ayo, ke kelas” ajak Alicia, Sherly baru tahu jika Alicia sudah bangun, ia mengangguk kemudian berjalan beriringan menuju kelas mereka.
Keduanya adalah mahasiswi di Vanlith University dengan jurusan Bisnis dan Management keduanya sama – sama bermimpi menjadi pengusaha untuk membuat hidup mereka menjadi lebih baik.
Di depan pintu kelas Alicia mengenali sosok laki – laki yang berdiri sambil memainkan ponselnya, Sherly memberikan isyarat untuk menghampiri laki – laki itu. Alicia sebenarnya tidak ingin tapi bagaimana lagi, laki – laki itu salah satu orang baik yang masuk di kehidupannya.
“Michael” mendengar namanya dipanggil laki – laki itu memasukkan ponselnya, senyum merekah melihat Alicia berada di hadapannya. “Aku tidak akan lama” ia melihat jam di pergelangan tangannya, ia juga memiliki jam kuliah sama seperti Alicia. Ia memberikan sebuah buku pada Alicia. “Bacalah, kau bisa belajar sesuatu dari buku itu” tuturnya, baru saja ingin menjawab Michael sudah lebih dahulu pergi.
“Michael” panggil Alicia namun laki – laki itu hanya melambaikan tangannya. Sherly menghampiri Alicia, ia mengambil buku yang diberikan Michael. “Buku ini kau cari bukan” Alicia menghela nafas kemudian mengangguk, ia lalu meninggalkan Sherly ia masuk lebih dahulu.
Sherly memandang punggung Michael yang sudah begitu jauh kemudian menyusul Alicia yang sudah di kursi.
“Kau tidak memberitahunya bukan?” tanya Alicia ketika Sherly duduk di sampingnya, “Tidak” Alicia mendengus kecil. Ia merasa tidak enak selalu menyusahkan Michael tapi tetap saja laki – laki selalu datang di saat ia membutuhkannya dan selalu saja membantunya.
Mencintai Michael? Alicia bahkan tidak memikirkannya bahkan sekalipun. Michael adalah anak dari keluarga kaya karna hanya memiliki perusahaan di kawasan Sudirman. Tentu saja ia hidup dengan kemewahan berbanding ke balik dengan Alicia. Alicia hanya tidak ingin orang – orang berpikir jika ia memanfaatkan Michael. Ia hanya beruntung tidak sengaja bertemu dengan Michael ketika ia ingin pendaftaran kuliah.
Malamnya sebelum tidur Alicia teringat dengan hutang Ayahnya ia pun memandang kartu nama yang diberikan oleh laki – laki yang datang ke rumahnya. “Pondok indah” besok ia berniat untuk pergi ke rumah itu. Kebetulan besok adalah hari libur kuliah dan bekerja.
***
Berbekal dengan menggunakan angkutan umum dan bertanya pada orang sekitar sana sampailah Alicia di depan sebuah rumah yang bisa dikatakan sangat mewah dengan dinding yang menjulang tinggi. Ia yakin bahkan maling saja berpikir dua kali untuk melakukan merampokan di rumah ini karna tangga tidak akan cukup untuk memanjat dinding tersebut.
Tidak ada penjaga di depan rumah tersebut, Alicia mencoba mencari sesuatu siapa tahu ada bel atau semacam itu agar ia bisa masuk ke dalam. Namun, belum sempat ia mencari gerbang rumah tersebut sudah terbuka. Alicia memandang ke kanan dan ke kiri namun tidak ada orang. Meskipun ragu ia memberanikan diri untuk masuk.
Hal yang pertama yang ia lihat adalah hijaunya tanaman yang berada di sisi kanan dan kirinya di tambah bunga – bunga yang menjadi pemanis taman tersebut. Rasa ragu dan takut seketika lenyap ketika melihat suasana rumah tersebut.
Jalan itu begitu luas dan panjang namun Alicia senang bisa melihat pemandangan tersebut hingga akhirnya ia sampai di bangunan utama. Di depan pintu sudah berjaga 4 orang laki – laki dengan menggunakan seragam jas rapih, mereka bahkan menggunakan earphone di telinganya untuk berkomunikasi.
“Masuklah” dengan tegas laki – laki itu berbicara kepada Alicia yang bahkan ia belum memperkenalkan diri. Laki – laki hanya membukakan pintu Alicia saja. Di dalam seorang wanita berseragam pelayan menyambutnya dan mengajaknya ke sebuah ruangan sepertinya ruang tamu. Wanita itu meninggalkan Alicia setelah mempersilahkan Alicia untuk duduk.
Alicia memandang sekililing ruangan tersebut, mewah satu kata itu cukup menggambarkan bagaimana suasana dan keadaan ruangan tersebut. “Wah, ternyata kau memilih datang” suara itu membuat Alica menoleh. Seorang laki – laki yang memberikan kartu nama padanya berjalan mendekatinya.
“Duduklah” ia mempersilahkan Alicia untuk duduk dengan isyarat tangannya. Ia juga duduk di salah satu sofa di ruangan itu. Alicia menurut ia pun duduk.
“Dia akan menemui sebentar lagi. Aku sudah melihatmu sejak kau berada di depan gerbang rumah” ujarnya, Alicia sedikit mengerti kenapa gerbang itu bisa terbuka sendiri. Karna, kemungkinan besar adalah cctv yang terpasang.
“Ah, aku harus pergi masih banyak pekerjaanku untuk menagih hutang. Jika, kita bertemu lagi panggil saja aku Jo” ucapnya kemudian berlalu.
Alicia tidak percaya dengan perkataan laki – laki bernama Jo itu, dari 4 orang yang datang ke rumahnya sebenarnya hanya dia yang terlihat normal. Tubuhnya tidak besar seperti 3 orang yang lain bahkan bisa dikatakan ia memiliki tubuh yang ideal dan wajah yang cukup tampan.
Sebuah ketukan langkah sepatu terdengar perlahan membuat Alicia tersadar jika ada seseorang yang melangkah menuju ruangannya. Rasa takut pun mulai ia rasakan bagaimana pun suara langkah itu terdengar sebagai nada pencabut nyawa.
“Eo, kau rupanya” Alicia memandang tak percaya laki – laki yang kini berjalan dan berhenti tepat di hadapannya. Ia kira orang yang ia temui berwajah sangar seperti para penjaga di depan rumah tapi tidak. Tubuhnya begitu ideal dan wajahnya bahkan lebih tampan dari Michael.
“Hi Nona” laki – laki itu melambaikan tangannya sadar jika gadis di hadapannya melamun. “Eo” Alicia tersadar dari lamunannya.
“Duduklah” Alicia gugup sekarang ia kemudian duduk. Mereka duduk berhadapan dengan jarak meja yang berukuran sedang.
“Ah, sepertinya kau tidak menemukan jalan untuk melunasi hutang Ayahmu hingga kau datang kemari” laki – laki itu memulai percakapan.
“Aku hanya meminta perpanjangan waktu. Tidak mungkin aku bisa menyiapkan uang sebanyak itu dengan tempo satu minggu”
Laki – laki itu terkekeh, “Sayangnya tidak bisa. Ayahmu berhutang hampir 3 tahun lamannya” Alicia tentu saja terkejut, “Jika kau mencari pelaku yang membuat ayahmu mati adalah aku” tambahnya.

No comments:

Post a Comment