Tittle: Love For Revenge
Instagram : @dedee_yunita
Blog : chokyuhyuna.blogspot.com
MainCast :
- Cho KyuHyun as Nathan Alexander James
- Choi Aira as Alicia Cinthya Gunawan
Genre: Sad, Hurt, love
Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya
SUPER JUNIOR MILIK SM :P
--- Love for revenge ---
Jo memperhatikan Alicia yang sudah cukup
baik menggunakan pistol di tangannya. Nathan pun datang, ia kemudian mengambil
salah satu pistol kemudian siap menembak ke arah sebuah balon yang berada di
hadapannya. Dengan sekali tembakan balon itu meletus.
Alicia yang sedari fokus dengan latihan
menembak baru tersadar jika ada seseorang juga menembak. “Nathan” Nathan
menoleh memandang Alicia yang masih menggunakan lengkap baju pelindung. Nathan
menghampiri Alicia kemudian memperbaiki cara Alicia memegang pistol. Alica
merasakan jika jantungnya berdetak lebih cepat, jantungnya selalu seperti ini
jika Nathan berada sangat dekat dengan dirinya.
Mereka menghabiskan sore hari di tempat
pelatihan hingga akhir mereka berdua makan malam di sebuah restoran karna
Alicia tidak bisa memasak dengan waktu yang sudah memasuki makan malam.
Alicia bahagia bisa hidup bersama
Nathan, baginya Nathan adalah malaikat berwujud manusia yang dikirim Tuhan
untuk menggantikan kedua orangtuanya di dunia. Laki – laki yang sudah menjadi
suami hampir 4 bulan ini adalah laki – laki yang begitu ia cintai. Ia akan
melakukan apapun agar bisa hidup bersama Nathan meskipun nyawa adalah
taruhannya.
Di hari libur Nathan mengumpulkan semua
teamnya di ruang kerjanya. Alicia tidak tahu tentang hal itu karna itu ia
berjalan menuju ruang kerja Nathan. Ia ingin mengetuk pintu tersebut tapi ia
tahan karna ia mendengar bukan hanya Nathan disana ada suara wanita dan laki –
laki, suara itu seperti suara Jo, Mia dan Mera.
Alicia kemudian menyandarkan kuping kiri
agar mendengar isi percakapan di dalam.
“Alicia sudah bisa bela diri dan
menembak” ucap Jo.
“Jadi kapan kita akan memulai permainan
ini?” tanya Mia sambil memandang Nathan.
“Kau terlihat ragu Nathan. Kenapa kau
mencintai istrimu?” tebak Mera, Nathan terlihat gugup, “Kau gila bagaimana aku
mencintai dia” entah seperti apa yang ia katakan tak sejalan dengan hatinya.
“Jika cinta membuatmu ragu untuk
melakukan ini aku bisa membunuhnya sekarang” ancam Mera, membuat Nathan
membulatkan matanya.
“Kakak” Nathan memandang nanar, Mera
adalah kakak kandung Nathan “Aku akan melakukan semuanya sesuai rencana” Mera
mengangguk, ia percaya adiknya Nathan masih bisa dipercaya. Meskipun, awalnya
Mera tidak setuju dengan pernikahan yang Nathan rencanakan tapi sepertinya
membuat tujuan mereka lebih terasa seperti drama.
Nathan menuju kamarnya, ia melihat
Alicia yang masih tertidur. Entah kenapa pagi ini ia begitu menginginkan
Alicia. Alicia perlahan membuka matanya karna sentuhan yang ia rasakan.
“Nathan, ia masih pagi” keluh Alicia, ia membuat tidurnya terganggu.
“Aku mengingingkanmu sekarang” bisik
Nathan tepat telinga Alicia membuat Alicia bergidik ngeri.
“Baiklah” Alicia merelakan tidurnya yang
terganggu demi Nathan, suaminya.
Di hari libur seperti ini Mia mendapati
meja makan yang masih kosong. Seperti kedua pasangan suami istri itu belum
sarapan bahkan sekarang sudah menunjukkan pukul 11 pagi. “Aku harus mencari Jo”
ucapnya pada dirinya sendiri.
Alicia dan Nathan menutup kegiatannya
dengan mandi bersama. Alicia sekarang sedang meringkan rambut Nathan dengan
handuk. “Aku lapar” ucap Nathan.
“Aku juga” sahut Alicia. Keduanya pun
berjalan bersama menuju dapur. “Tunggulah sebentar” Nathan mengangguk. Alicia
akan membuatkan nasi goreng untuk makan mereka berdua. Hanya itu yang terlihat
dipikirannya karna mereka sudah lapar, tidak mungkin ia memasak makan lain
karna akan memakan waktu.
Di sela – selanya memasak Alicia masih
mengingat bagaimana wajah Nathan ketika tertawa dan tersenyum tadi begitu
berbeda dengan apa yang ia dengar tadi, “Namun tetap saja faktanya Nathan tidak
mencintai dirinya”
Alicia mendengar apa yang mereka
bicarakan namun tidak sampai akhir karna ia takut Nathan mengetahui apa yang ia
lakukan melalui cctv, ketika Nathan kembali ke kamar, ia hanya berpura – pura
tidur agara Nathan curiga padanya.
Ia akan bersikap seolah ia tidak tahu
apa yang terjadi, ia akan mengikuti jalan permainan yang dibuat Nathan dan
teman – temannya.
Setelah makan Nathan mengajak Alicia ke
ruang kerja. Ia ingin menceritakan hal penting dari tujuannya menikahi Alicia.
Nathan memberikan beberapa foto ayah
Alicia yang sedang bermain judi di kasino miliknya. Wajahnya terlihat bahagia
sekali. Alicia memandangi foto tersebut satu persatu.
“Sebenarnya ayahmu bukan seseorang yang
sepenuhnya buruk” Nathan duduk berhadapan dengan Alicia. Alicia memandang
Nathan sekilas ia masih memandangi foto Ayahnya.
“Aku katakan Ayahmu adalah penjudi yang
handal ia bahkan mampu mengalahkan pembisnis yang bermain. Namun sayangnya ia
memiliki sifat sombong yang begitu tinggi”
Alicia mengalihkan pandangannya, “Apa
maksudmu?”
“Ayahmu begitu sombong ketika ia
berhasil menang. Banyak orang tidak menyukainya hingga akhirnya bersatu untuk
membuat Ayahmu kalah” Nathan mengambil amplop lain di atas meja. Mengeluarkan
satu persatu foto di atas meja, seperti sedang mengurutkan.
Mata Alicia memandang satu persatu foto
tersebut hingga akhirnya mata berakhir pada foto orang yang sangat ia kenali.
“Ini” Alicia mengambil foto tersebut.
Nathan mengangguk, “Dia orang yang kau
puja karna kebaikannya bukan?” Alicia tidak percaya jika Ayah Michael masuk ke
dalam daftar orang yang membuat ayahnya mati mengenaskan.
“Ayahmu selalu membeli sahamnya setiap
kali menang judi karna ayahmu sejatinya tidak memerlukan uang. Ia lebih suka
menyimpan aset yang bernilai”
“Ceritakan lebih detail padaku” pinta
Alicia. Well, Nathan mulai bercerita bagaimana Ayah Alicia selalu membeli saham
di tempat Ayah Michael. Hingga mungkin Ayahnya adalah pemilik saham terbanyak
di perusahaan tersebut.
Ayah Alica tidak tahu jika beberapa
orang berencana buruk pada dirinya. Hingga ketika ia melakukan judi di waktu
terakhirnya ia menjadikan aset sahamnya sebagai taruhannya. Ia kalah karna
semua yang bermain berbuat curang. Aset tersebut jatuh ke tangan Ayah Michael,
Robert.
Orang – orang yang menolong Robert ia
berikan imbalan uang. Sedangkan ia berhasil mendapatkan aset saham Ayah Alicia
yang lebih banyak. Hingga akhirnya Ayah Alicia mencoba kembali berjudi dan
selalu kalah itulah kenapa ia memiliki hutang pada Nathan.
“Michael begitu baik padaku. Ia pasti
tidak tahu tentang Ayahnya” Alicia mencoba menyakinkan diri jika Michael
berbeda dengan Ayahnya.
“Aku tidak tahu hal itu. Aku hanya
mengurusi kegiatan Robert bukan anaknya yang seperti menyukaimu” Nathan jujur
saja tidak suka pada Michael karna laki – laki selalu mendekati Alicia dalam
setiap kesempatan. Alicia terdiam sambil mencoba mengolah informasi yang ia
dapatkan dari Nathan.
***
Hari kelulusan Alicia pun tiba, ia
begitu bahagia kini bisa menjadi sarjana seperti ia impikan sejak lama. Dengan
lulusnya Alicia, Nathan sudah menyiapkan rencana untuk Alicia memulai melakukan
balas dendam pada 5 orang menjadi target utama.
Alicia kini sadar kenapa Nathan
memintanya latihan bela diri dan menempak karna sesungguhnya ia disiapkan untuk
membalas dendam Ayahnya. Alicia masih bersikap seperti biasa ia tidak ingin
Nathan dan teman – temannya curiga.
Alicia mulai melancarkan permainnya hari
ini. Ia menggunakan pakaian wanita yang modis pada umumnya. Ia kini duduk di
salah satu café karna sasaran pertama akan menghabiskan waktu bersama.
Laki – laki berusia 40 tahunan itu
mengobrol dengan teman sebaya. Alicia bangkit seolah menerima telpon kemudian
berjalan mendekat ke meja laki – laki itu bersama laki – laki itu akan berdiri.
Mereka tidak sengaja bertabrakan, “Maaf tuan” ucap Alicia ramah, “Tidak
masalah” tanpa kedua laki – laki itu sadari Alicia memasukkan sesuatu di gelas
milik laki – laki tersebut.
Alicia kemudian pergi dari café tersebut,
ia masuk ke mobilnya untuk menantau apa yang terjadi berikutnya. Ia melihat
laki – laki itu kembali dari toilet. Ia kemudian meminum minumannya tanpa ragu
hingga akhirnya ia terlihat kejang – kejang. Alicia tersenyum senang, “Nyawa
dibayar nyawa tuan” ia kemudian melajukan mobilnya menuju rumah besarnya.
“Nathan” Nathan sudah pulang ketika
Alicia sudah pulang. Nathan menyambutnya dengan senyum senang ia tahu Alicia
berhasil melakukan misi pertamanya. Alicia duduk di pangkuan Nathan, bercumbu
dengan Nathan seperti merayakan keberhasilannya.
***
Alicia memandang bangunan proyek sebuah
gedung yang belum rampung. Dengan hati – hati ia naik ke lantai 4 dan kemudian
melumuri jalanan dengan minyak. Tak lama ia kembali ke mobilnya. Senyum
sungging terlihat ketika melihat seseorang terjatuh dari lantai 4. Dan, ia bisa
mendengar jika nyawanya tidak tertolong.
Nathan tersenyum di meja kerjanya
mendengar kabar jika Alicia kembali berhasil melakukan misi yang ke dua.
“Jangan senang dulu Nathan, masih 3
orang yang harus ia habisi” ucap Mera, membuat senyum di wajah Nathan pudar.
“Kau harus menepati janjimu jika Alicia
berhasil membalaskan dendam” ucap Nathan. Mera menganggguk pasti, “tenang saja
aku orang menepati janji” ucap Mera kemudian pergi meninggalkan Nathan di ruang
kantornya.
Alicia sukses melumpuhkan target ke 3
dan ke 4. Hingga kini ia sedang menyusun rencana untuk menuntaskan target
terakhirnya.
“Sudah lama tidak melihatmu sejak kita
lulus” tutur Michael pada Alicia, keduanya sedang bertemu di sebuah Café. Alicia
tersenyum simpul, “Hampir sebulan ya” Michael mengangguk.
Alicia memainkan sedotan di gelasnya,
“Alicia” ia memandang Michael yang terlihat serius bahkan Michael memberanikan
diri mengenggaman tangan kanan Alicia. “I Love you” Michael akhirnya mengucapkan
apa yang ia ucapkan sejak lama.
Alicia tidak menyangka Michael akan
mengatakannya, “Michael, I love you too” jika bukan karna misi Alicia tidak
akan menerima pernyataan cinta Michael.
Nathan mengempalkan tangannya kesal
melihat pemandangan yang ia lihat di hadapannya sekarang. Ia memang menyetujui
cara Alicia namun entah ia merasa kesal melihat Michael yang menggengam tangan
Alicia dan kini mengusap pipi istrinya itu. Mungkinkah ia cemburu?
Awal rencana Alicia mendekati Michael
agar bertemu Ayahnya pun berjalan dengan lancar. “Sebenarnya kau
menginginkannya mati atau hanya kau ingin mengambil aset yang ia miliki?” tanya
Alicia pada Nathan.
“Terserah, lakukan salah satu yang kau
inginkan” Alicia menimbang sejenak. Michael begitu baik padanya ia tidak tega
jika ia membunuh Ayah Michael namun bukankah ayahnya mati karna ulah ayah
Michael? Bukankah nyawa dibayar nyawa?
Nathan menarik Alicia agar mendekat
padanya hingga ia terjatuh di atas pangkuannya. “Sudah lama kita berolahraga
bersama” ucap Nathan namun mengisyaratkan hal yang lain.
“Aku juga merindukannya” ucap Alicia.
Nathan pun mengangkat tubuh Alicia, membawanya ke kamar mereka.
PSA sunscreen with zinc oxide and titanium dioxide
ReplyDeletePSA titanium automatic watch sunscreen with zinc oxide and titanium band ring titanium dioxide · titanium carabiners Acrylic Acid Spray · UVProtects your everquest titanium skin with one of our best disinfectants: PSA. titanium scooter bars