Wednesday, 20 May 2015

[One Shot] Your My Love, You're My Breath




Author : Yunita  {@dedee_yunita}

Cast :
  • Cho Kyuhyun (SJ)
  • Choi Aira (OC)
  • Lee Donghae (SJ)
  • Shin Naya
Genre : Cinta Abadi
Rating : PG 16
Length : Oneshot
Coment Juseyo  untuk menghargai FF gaje ku ini.. happy reading :)
 


Tettttt

Bel berdering menandakan jika kegiatan belajar hari ini selesai. Para murid-murid perlahan satu persatu berhamburan keluar kelas.

“Kau mau pulang bersamaku” tanya seorang gadis berwajah imut dengan rambut sepanjang bahu kepada seorang gadis seumurannya yang sedang merapihkan bukunya dan memasukkan bukunya ke dalam tas.

“Ani, aku pulang sendiri saja” jawabnya sambil tersenyum kecil. Gadis berwajah imut itu mengangguk pelan, “geure, yasudah aku duluan eo” ucapnya sambil melambaikan tangan.

“Eo, hati-hati” seru teman gadis itu.

“Nde” sahutnya. Teman gadis itu tersenyum kecil melihat sahabatnya itu pulang lebih dahulu. Ia pun berjalan menuju kelas yang berada tempat di sampingnya. Ia mendekatkan diri melihat isi kelas tersebut dari kaca jendela, matanya tertuju kepada sosok namja yang kini masih asik mengobrol dengan teman-temannya dan tidak jauh dari sisinya beberapa gadis memandangnya dengan tatapan memuja, mereka sepertinya sengaja menunda waktu pulang mereka.

“Dasar namja menyebalkan” umpat gadis itu lalu berlalu pergi. Namja di kelas itu menoleh ke arah jendela, ia merasa ada seseorang yang sedang melihat ke arahnya tapi ketika ia menoleh ia tidak menemukan seseorangpun disana. Ia pun melanjutkan kembali mengobrol dengan temannya.

Gadis itu berjalan dengan malasnya, sepanjang jalan ia menggerutu tidak jelas. Mungkin, jika ada orang yang benar-benar memperhatikannya mereka akan menganggapnya orang gila.


“Eo” gadis itu mengangkat wajahnya ketika melihat sepasang sepatu kini menghadang jalannya. Di depannya berdiri seorang namja sambil tersenyum bersama 4 orang temannya yang lain yang berada di belakang.

Gadis itu memang satu persatu namja yang berada di hadapanyanya, “Kalian mau apa?” tanya gadis itu sambil mengambil 1 langkah mudur. Namja-namja tertawa jahil, namja di depannya melangkah maju dan gadis itu reflex kembali melangkah mundur.

“Siapa kalian? Aku tidak mengenal kalian?” ucap gadis itu lagi sambil memandang namja di depannya yang selalu melangkah maju ketika ia mengambil melangkah mundur.

“Kau tidak mengenal kami, tapi kami mengenalmu” ucap namja di hadapan gadis itu. “Yah, siapa yang tidak mengenal putri sulung Choi Group” sahut salah satu temannya dengan senyuman yang sama.

“Aku tidak tahu kenapa, Choi Group memberikan tuan putrinya berjalan pulang sendiri. Kemana pergi pengawal-pengawal mereka” sindir teman yang lain.

Gadis menghentikan langkahnya mantap, lalu kembali memandang tajam namja satu persatu. Ia tidak suka ketika ada orang yang menjelek-jelekan keluarganya. Para namja merasa tidak terima dipandang seperti itu, “Yak, berani kau memandang kami seperti itu” namja di hadapan gadis itu siap melayangkan sebuah tinju tapi tidak sedikit pun membuat gadis itu merasa takut.

Shrekk, tinju namja itu di tahan tepat di atas kepala gadis itu. Baik, gadis itu dan namja teman-temannya memandang seseorang yang kini berani-berani ikut campur dengan urusan mereka.

“Berani kau melukai dirinya, kau akan berurusan denganku” ucap seorang namja sambil menghempaskan tinju namja itu. Tentu saja namja itu merasa kesal, ia pun mengedikkan mata ke arah teman-temannya memberikan isyarat untuk menyerbu namja di hadapannya.

Namja itu pun sudah menyiapkan diri untuk melawan teman-temannya, tidak terlihat sedikit pun perasaan takut di wajahnya meskipun lawannya lebih banyak dan ia hanya sendiri. Perkelahian pun berlansung, gadis itu masih terdiam di posisinya sambil memperhatikan namja-namja yang sedang berkelahi di hadapannya.

Ia melirik namja yang tadi hampir melayangkan tinju padanya, namja itu pun memamdang gadis itu dengan tatapan licik. Ia pun berjalan mendekati gadis itu, gadis itu masih diam hingga akhirnya sebuah erangan terdengar. Gadis itu menangkap tangan namja yang hampir saja menyentuh wajahnya, dengan sekali gerakan ia memutar tangan namja itu.
Namja yang menahan tinju tadi pun tersenyum melihat apa yang dilakukan gadis itu, gadis itu pun lansung menendang namja tersebut hingga membuatnya jatuh tersungkur. Ia pun lalu ikut membantu namja itu yang melawan 4 namja lainnya.

“Selesaikan dalam 3 menit” ucapnya pada namja itu, namja itu mengangguk. Ternyata tidak sampai 3 menit 4 namja itu terjatuh ke tanah. “Jadi, hanya gini kemampuan kalian” ejek gadis itu melihat wajah 4 namja yang kini dihiasi warna ungu dan merah karena terkena pukulan. 4 namja itu memandang kesal, ia tidak tahu gadis itu bisa berkelahi dan namja yang membantunya lebih pandai dari mereka. 4 namja itu dengan sempoyongan bangun lalu berlari pergi meninggalkan namja yang tadi tersungkur. Melihat, teman-temannya pergi ia pun mengambil melakukan hal yang sama.

Gadis itu tersenyum kecut, melihat namja itu pergi begitu saja. Ia kira namja itu akan melawannya tapi ternyata tidak, ia malah lebih pengecut dibandingkan teman-temannya yang lain karena pergi begitu saja sebelum melawan.

Gadis pun kembali melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda, meninggalkan sosok namja yang kini berdiri di sampingnya. “Yak, Aira” seru namja lalu berjalan menyusul gadis itu.

“Kenapa, kau tidak menungguku?” tanyanya, kini ia sudah berjalan beriringan dengan gadis itu.

Gadis itu melirik sebal namja itu, “Menunggumu yang tebar pesona dulu kepada gadis-gadis di kelasmu. Ah, seperti aku tidak ada kerjaan saja” ucapnya sembari mempercepat langkahnya.

Namja itu terkejut dengan ucapan gadis itu, “Yak, aku tidak tebar peson dengan siapapun” ucapnya membela diri. Gadis itu hanya diam sambil terus berjalan, namja itu sedikit gusar melihat tingkah gadis di sampingnya.

“Yak, berhenti merajuk padaku” pintanya sambil memegang tangan gadis itu membuat gadis itu memandang namja itu. Gadis berdecak kecil, “Yak, tidak ada yang merajuk padamu, Cho Kyuhyun” tuturnya lalu menghempaskan pegangan namja yang ia panggil Cho Kyuhyun itu dengan sedikit kasar lalu kembali berjalan.

Kyuhyun terhenyak sejenak, lalu kembali menyusul gadis itu. “Aku kira kau akan datang ke kelasku untuk mengajakku pulang bersama, tapi kalau malah meninggalkanku”

Gadis itu menghentikan langkahnya, “Sudah ku katakan, aku tidak suka datang ke kelasmu. Mana mungkin, aku ke kelasmu dan mengajakmu pulang” nada suaranya terdengar jelas jika ia kesal.

Kyuhyun lupa mengenai itu, ia menghela nafas pelan “Mian, aku lupa mengenai itu” gadis itu memandangnya dengan wajah datar sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

“Tapi, setidaknya kau menelponku eo. Kau betapa khawatirnya aku, ketika aku ke kelasmu dan melihat kau tidak ada. Dan, ketika aku melihat malah bersama 5 namja yang tidak jelas seperti mereka” mimik wajah Kyuhyun terlihat jelas jika ia sangat khawatir, membuat gadis itu merasa bersalah.

“Mian, aku keburu kesal tadi. Lain kali aku akan menelponmu” gadis mengakhiri kalimatnya dengan senyuman berharap namja di hadapannya mengubah mimik wajahnya agar normal kembali. Kyuhyun kembali menghela nafas, “Kajja, kita pulang” dirangkul gadis itu, gadis itu mengangguk pelan.

“Bisakah, kita mampir beli es cream. Aku menginginkannya” tanya gadis itu.

Kyuhyun tersenyum kecil, “kajja, kita beli es cream” gadis itu tersenyum mendengarnya jawaban dari Kyuhyun. Keduanya sama-sama menyukai es cream, terlebih jika mood keduanya sedang tidak bersahabat.

“Kau mau mencobanya?” tanya gadis itu pada Kyuhyun sambil menyodorkan es cream coklat dihiasi dengan choco chip. Kyuhyun pun menginggit sedikit es cream gadis itu. “Kau mau mencoba punyaku?” tawar Kyuhyun balik.

Gadis tersenyum lalu menggeleng, “es creammu hanya coklat polos Kyuhyun, kurang menarik”

“Haishh, kau ini” Kyuhyun pura-pura kesal lalu kembali mengajak gadis itu berjalan kembali.

Langkah keduanya pun berhenti di sebuah rumah besar dan mewah, dari jauh pun orang bisa mengetahui jika rumah tersebut adalah rumah salah satu orang terkaya di Korea.

Gadis itu melambaikan tangan perpisahan pada Kyuhyun, “Yak, kau tidak menawariku untuk mampir ke rumahmu?” serunya.

Gadis itu mengerutkan kening, “Dalam mimpimu” jawabnya sembari membuka pintu rumah besarnya itu. “Yak, lihat saja kau pasti akan merindukanku” gadis itu hanya menanggapinya dengan pandangan percaya diri sekali kau, lalu menutup pintunya. Kyuhyun berdecak kesal, ia pun berjalan menuju rumahnya yang hanya bersebelahan dengan rumah gadis itu.

Para pelayan membungkukkan badan ketika gadis itu memasuki rumah. “Aku pulang” serunya ketika ia berada di dapur, ia lansung menemui eomma yang selalu berada di dapur jika ia pulang sekolah.

Eomma tersenyum kecil, melihat putrinya sudah pulang. “Bersihkan dirimu lalu makan siang bersama, eo” ujarnya. Gadis itu tersenyum kecil, diciumnya pipi Eomma. “Nde” ucapnya kemudian lalu berjalan menuju kamarnya di lantai 2. Eomma pun melanjutkan kegiatan masaknya.

Tak lama ia kembali dengan pakaian sudah berganti dengan pakaian yang lebih santai. “Eo, kue coklat” serunya melihat kue coklat di atas meja. Ia pun mengambil sepotong kue tersebut dan lansung memakannya. “Hei, makan nasi dulu” tutur Eomma.

Gadis itu menggeleng, mulutnya sibuk menguyah kue. Eomma hanya menghela nafas, putrinya akan bersikap begitu jika ia sudah melihat makan yang berbau dengan rasa coklat. Eomma beralih memandang ke arah pelayannya yang berdiri, “Kalian, kajja cipipi kue buatanku” pelayan saling berpandangan satu sama lain tapi karena ini bukan pertama kalinya Nyonya besarnya menyuruh mereka mencipipi masakan buatannya jadi mereka lansung mengiyakan.

Gadis itu tersenyum melihat para pelayan yang kini satu persatu mencipipi kue buatan ibunya. “Aira, eomma sudah siapkan kue untuk keluarga Kyuhyun. Kau antar ke rumahnya eo” ucap Eomma sambil memberikan sebuah shopping bag yang berisi 1 kotak kue.

“Ani” tolak Aira cepat.

“Waeyo?” tanya Eomma. Aira, teringat kalimat terakhir Kyuhyun sebelum ia masuk ke dalam rumah. Ia tidak mungkin datang ke sana, itu saja bunuh diri.

“Tidak ada penolakan sayang, kau harus mengantarnya” Aira lansung mengembungkan pipinya mencoba menunjukkan aegyonya agar eomma luluh dan membatalkan perintahnya.

Eomma tersenyum lalu mengusap pelan kepala Aira, “Aegyomu tidak mempan untuk kali ini” Aira mengurucutkan bibirnya, kecewa. Dengan terpaksa pun ia mengantarkan kue tersebut ke rumah Kyuhyun. Sama seperti pelayan di rumahnya, ketika ia masuk ke dalam rumah Kyuhyun pelayan rumah Kyuhyun juga membungkukkan badan.
“Annyeong, eomma” sapanya kepada seorang Ajuhma yang usianya tidak jauh dari usia eommanya. Ajuhma yang dipanggil Eomma itu pun tersenyum melihat kedatangan Aira. “Eomma aku membawa kue untukmu, kue ini buatan eommaku” Aira memberikan kue yang dibawanya.

“Aigoo, ucapkan terimakasihku pada eommamu” balas Eomma Kyuhyun. Aira tersenyum lalu mengangguk, “Yak, sepertinya ada yang merindukanku hingga datang ke rumahku” Aira memejamkan matanya sejenak mendengar suara yang tidak asing di telinganya itu. Inilah yang hal yang takuti bertemu Kyuhyun dan ia akan senang menggodanya.

Kyuhyun duduk di hadapan Aira, “Aku tidak merindukanmu, aku hanya datang mengantar kue untuk eomma” Kyuhyun tersenyum evil, sepertinya ia tidak percaya begitu saja dengan alasan yang Aira katakan.

Aira mengumpat dirinya dalam hati, apalagi ketika melihat senyum itu. Ia pun beranjak bangun, “Eomma, aku permisi dulu” Aira membungkukkan badan lalu pergi. Eomma Kyuhyun hanya mengangguk pelan, ia ingin berkata tapi Aira sudah lebih dulu melangkah pergi.

“Yak, tidak ada yang menyuruhmu pergi” seru Kyuhyun, tapi Aira tetap melangkah pergi. “Yak, kalian tahan gadis itu. Jika, gadis itu keluar dari pintu akan aku pecat kalian berdua” ucap Kyuhyun kepada 2 pelayan yeoja yang berjaga di pintu keluar.

“Cho Kyuhyun” ucap Eomma, Kyuhyun hanya menanggapinya dengan tertawa kecil. Ia tahu Aira, tidak pergi jika ia mengancam seperti itu. Jiwa sosial lebih besar dibanding rasa malunya.

2 pelayan pun lansung menghadang Aira dengan wajah memelas, mengisyaratkan jika mereka memohon agar Aira tidak pergi agar mereka tidak dipecat. “Cho Kyuhyun, aku membencimu” seru Aira kesal, ia bahkan melupakan kehadiran Eomma Kyuhyun. Kyuhyun tertawa senang, kali ini ia menang.

“Temani, aku bermain game” Aira mengerlingkan matanya, tanpa berkata sepatah apapun ia lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar Kyuhyun. “Kau ini, suka sekali membuatnya kesal” ucap Eomma.

“Aku menyukainya jika dia sedang seperti itu” Kyuhyun mengambil sepotong kue lalu memakannya. Eomma Kyuhyun hanya menggeleng-geleng melihat tingkah putra sulungnya itu.

Aira masuk begitu saja ke kamar Kyuhyun, kamar Kyuhyun sudah menjadi kamar kedua baginya. Kamar yang besar itu selalu terlihat rapi apalagi rak berisi game favoritenya, Kyuhyun menjaga mereka dengan baik.

Aira berjalan mendekati jendela, menggeser hordeng dan membuka jendela. Ia sangat menyukai hal itu karena ia bisa melihat awan di langit. Matanya pun beralih ke kolam renang yang berada di bawahnya. Warna air yang jernih membuatnya ingin masuk ke dalam air tersebut.
“Apa yang kau lihat” tiba-tiba Kyuhyun sudah berdiri di samping Aira. Aira menoleh, “Kolam renang”. Kyuhyun mengerutkan kening, “Kau ingin berenang?” tanya kemudian.

Aira tersenyum lalu mengangguk mantap, “Kajja, kita berenang”. Kyuhyun berkedik, “Aku tidak mau” Aira lansung memasang wajah kesal. Kyuhyun naik ke atas ranjangnya, menyambar remot untuk menyalakan tevenya.

Kyuhyun memandang kembali ke arah Aira yang masih memasang wajah kesal. “Aku memintamu menemaniku bermain game bukan berenang” katanya. Masih memasang wajah kesal, Aira naik ke atas ranjang Kyuhyun duduk tepat di samping Kyuhyun.

Ia memangku bantal, “Aku tidak mau bermain game, aku ingin berenang” ucapnya kemudian.

“Berenang saja sendiri, atau berenang di rumahmu. Kolam renangmu tidak kalah besar dengan punyaku” Aira tambah kesal mendengar ucapan Kyuhyun. Ia pun merebahkan dirinya ke kasur lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. “Cho Kyuhyun kau menyebalkan” serunya dari dalam selimut.

Kyuhyun tersenyum tipis mendengarnya, “Yak, buka selimutmu” Kyuhyun menarik selimut yang menutupi Aira tapi Aira menahannya. Tarik menarik pun terjadi, tapi Kyuhyun lebih kuat dari Aira sehingga akhirnya selimut terbuka.

Aira memandang Kyuhyun kesal, ia mengambil bantal lalu menutupi wajahnya. Kyuhyun menghela nafas, setelah ia berusaha payah membuka selimut yang menutupi Aira kini ia kembali menutupi wajahnya dengan bantal.

“Yak, jangan berenang yang lain saja” Kyuhyun mencoba membujuk Aira. Di cuaca yang lumayan terik seperti ini berenang bisa membuat kulitnya terbakar. Aira memutar bolanya sejenak mendengar ucapan Kyuhyun, “Geure kajja kita jalan-jalan” Kyuhyun sedikit terkejut karena tiba-tiba saja Aira membuang bantal yang menutupi wajahnya dan kini tersenyum manis tepat di hadapan wajahnya. Ia tidak tahu jika hal itu membuat jantungnya kini berdetak lebih cepat.

Aira mengerutkan kening melihat Kyuhyun yang terdiam sambil memandangnya tanpa kedip. “Yak, kau pasti sedang memikirkan yang aneh-aneh” tebak Aira dan lansung membuat Kyuhyun tersadar dari lamunannya.

“Ani” elaknya. Aira mengerucutkan bibirnya, “Kajja, kita jalan-jalan” Aira memang wajah aegyonya, Kyuhyun menghela nafas kecil melihat itu. Jika sudah memasang wajah tersebut, ia tidak menolak permintaannya. Kyuhyun mengangguk pelan dan disambut girangan riang dari Aira. “Yes yes”

“Kajja” Aira turun dari ranjang, lalu menarik tangan Kyuhyun untuk segera pergi. Kyuhyun tersenyum dalam hati jika melihat sikap Aira yang seperti ini. Tingkah yang bermanja padanya dan hanya padanya ia menunjukkan sikap itu.

Aira meminta Kyuhyun menemaninya jalan-jalan ke sebuah Mall, mereka pergi dengan menggunakan mobil dan sopir keluarga Kyuhyun, Eomma Kyuhyun mengizinkan keduanya menggunakan itu. Senyum Aira tidak pernah lepas ketika mereka berada mall, Kyuhyun juga senang melihat senyum itu. Aira menoleh ke arah Kyuhyun sebelumnya ia mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri.

“Yak, Kyuhyun apakah kau tidak merasa jika orang-orang disini memperhatikan kita” bisik Aira, melirik arah ke kanan dan kiri beberapa orang memandang ke arahnya dan Kyuhyun. Kyuhyun terkekeh pelan, “Biarkan saja, tidak usah dipedulikan” tutur Kyuhyun sembari merangkul Aira, Aira tersenyum kecil lalu mengangguk. Hal ini selalu terjadi jika mereka pergi ke suatu tempat yang ramai dikunjungi orang.

“Eo, bonekanya cantik sekali” puji Aira pada boneka teddy bear berwarna putih tangan keduanya memegang sebuah boneka kecil berbentuk hati dengan bertuliskan love, boneka itu juga dihiasi pita di atas kepalanya.

“Jika kau menyukainya beli saja” Aira mengembungkan pipinya mendengarnya ucapan Kyuhyun. “Yak, kau memang tidak romantis, seharus kau tawaran aku. Apakah kau menginginkannya, jika kau menginginkan aku akan membelikannya untukmu. Bukan, mengatakan jika kau menyukainya beli saja” cerocos Aira.

Kyuhyun terdiam mendengarnya, romantis bukanlah sifatnya. Dengan sedikit jengkel pun Aira masuk ke toko yang menjual boneka tersebut, ia berbicara dengan penjaga toko tersebut untuk mengambilkan boneka yang ia inginkan.

“Pakai ini saja” Kyuhyun memberikan kartu Atm kepada kasir toko tersebut, ketika Aira ingin membayar boneka tersebut. “Ani, pakai ini saja” Kasir toko itu hampir saja mengambil kartu yang diberikan Kyuhyun, lalu mengurungkan niatnya. Ia malah terlihat bingung karena Kyuhyun dan Aira sambil memberikannya kartu Atm.

Kyuhyun dan Aira saling berpandangan, “Biar, aku yang bayar” Kyuhyun sengaja berkata dengan nada lembut agar Aira menurut. Aira tidak mengatakan apapun tapi ia masukan kembali kartu atmnya ke dalam dompetnya menandakan jika ia setuju jika Kyuhyun yang membayarnya. Kyuhyun tersenyum kecil, “Pakai ini saja” Kasir itu mengangguk dan menerima kartu Atm dari Kyuhyun.

“Gamsahamnida” ucap Kyuhyun dan Aira bersamaan ketika keduanya ingin keluar dari toko. “Nde” Jawab kasir sekenanya. Sepeninggalan keduanya, pelayan dan kasir itu berkumpul dan berbicara sesuatu entah apa yang mereka bicarakan.

Aira menyuruh Kyuhyun membawa shopping boneka tersebut sedangkan bonekanya ia yang membawanya. Kyuhyun memandang Aira yang terlihat senang sambil memeluk boneka teddy bear tersebut. “Aku menamai boneka ini Kyunnie” ucap Aira, Kyuhyun mengangguk pelan sambil tersenyum tipis, membuat Aira tersenyum adalah mudah bagiku apalagi membuatnya kesal.

Kyuhyun dan Aira memilih menonton semua film luar negeri yang berisi dengan action, keduanya memang menyukai film action dibandingkan film drama percintaan. Kyuhyun kembali memandang Aira yang tertawa lepas melihat adegan film yang lucu, Ia menoleh ketika Kyuhyun menggengam tangannya.

Aira terlihat tersipu malu, kemudian ia menyandarkan kepalanya dibahu Kyuhyun, merangkul lengan Kyuhyun dan Kyuhyun kembali menggenggamnya. Kyuhyun menghirup sekilas wangi harum rambut Aira,  lalu kemudian mencium kepala Aira lembut.
Kyuhyun sangat mencintai Aira, ya tentu saja begitupun sebaliknya meskipun terkadang mereka sering bertengkar tapi sebenarnya mereka sangat mencintai satu sama lain. Keduanya sudah mengenal sejak dari kecil, ditambah usia mereka yang hanya terpaut 1 bulan. Sejak kecil pula, kedua orang tua mereka sudah menjodohkan keduanya. Baik, Kyuhyun dan Aira mengetahui perjodohan tersebut meskipun mereka belum mengatakan setuju tapi melihat sikap keduanya yang sangat dekat kedua orang tuanya tetap melanjutkan perjodohan tersebut. Aira bahkan tidak canggung lagi memanggil kedua orang tua Kyuhyun dengan sebuatan Eomma dan Appa maupun sebaliknya.

Kehidupan keduanya yang bisa dikatakan sempurna, terlahir dari keluarga yang merupakan salah satu keluarga yang terkaya di Korea Selatan, memiliki wajah yang cantik dan tampan, kepintaran yang luar biasa membuat semua orang yang mengenal keduanya memandang takjub.

Tapi, tidak satupun dikeduanya yang memamerkan apa yang mereka miliki terlebih Aira yang sering memilih pulang dengan jalan kaki atau naik bus umum dibandingkan mobil keluarganya. Kesederhaan itulah yang membuat teman-teman di kelasnya tidak takut bergaul dengannya. Yang mereka tahu biasanya seseorang yang terlahir sempurna akan memiliki kepribadian buruk tapi ternyata tidak untuk Aira.

Aira bahkan tidak mau datang ke kelas Kyuhyun dengan alasan ia tidak ingin teman-teman Kyuhyun beranggapan buruk tentangnya karena menghampiri Kyuhyun terlebih dahulu meskipun dengan alasan sekolah sekalipun. Ia sedikit menjaga jarak Kyuhyun jika di sekolah, tapi terkadang Kyuhyun sengaja mendekatinya di sekolah. Terkadang membuatnya sedikit kesal, malu, dan senang bercampur jadi satu.

“Eonnie” seru Aira ketika ia keluar dari mobil, setibanya di rumah Kyuhyun ia melihat Ahra kakak perempuan Kyuhyun baru saja keluar dari mobil. Ia tersenyum ke arah Aira, “Yak, kalian baru saja jalan-jalan bersama?” tanyanya ketika melihat Kyuhyun yang juga keluar dari mobil yang sama.

Aira tersenyum lalu mengangguk pelan, Ahra melirik boneka yang dipeluk Aira. “Apakah, Kyuhyun yang membelikannya untukmu?” tanyanya lagi.

“Eo, namja yang tidak romantis yang membelikannya untukku” jawab Aira lansung mendapat tatapan tajam dari Kyuhyun. Aira mengulurkan lidahnya, “Dah, eonnie” ia melambaikan tangannya pada Ahra, Ahra membalasnya.

“Yak, kau tidak berpamitan denganku?” seru Kyuhyun.
“Tidak mau” seru Aira tanpa memandang ke arah Kyuhyun, ia tetap berjalan dan akhirnya keluar dari pintu. Kyuhyun mengerucutkan bibirnya melihat itu, “Kajja, masuk” ajak Ahra pada adiknya itu, ia tertawa dalam hati melihat wajah adiknya terlihat kesal.

Aira Pov

“Oppa” seruku ketika aku masuk ke rumah dan melihatnya yang sudah berada di ruang makan bersama Appa dan Eomma. Aku lansung merangkul lehernya “Kau baru pulang jalan-jalan bersama, Kyuhyun eo?” tanya Siwon, Oppa Aira.

Aku mengangguk pelan lalu melepaskan rangkulan tanganku dilehernya. “Kyuhyun belikannya untukmu?” Siwon bertanya ketika Aira duduk di sampingnya, ia melihat boneka dalam dekapan adiknya itu.

Aku tersenyum kecil lalu menganggukan kepala, entah kenapa aku malu menjawab dengan kata-kata. Siwon tertawa kecil, begitupula dengan Appa dan Eomma.

“Hahaha, sepertinya kau dan Kyuhyun memang berjodoh” goda Eomma.

“Eo, saling bertengkar tapi saling mencintai” tambah Appa.

“Haishh, Appa dan Eomma suka sekali menggodaku” ucapku, aku merasakan jika wajahku memanas. “Aku masih ingat, ketika Aira menangis karena tidak menemukan Kyuhyun di rumahnya. Dan ternyata, Kyuhyun bersembunyi di lemari kamarnya.” aku lansung memandang tajam ke arah Siwon Oppa. Ia menambah suasana semakin memanas saja, lagipula ia selalu membahas itu setiap kali membahas Kyuhyun.

“Sudah-sudah, kajja kita makan” ujar Eomma, setiap makan malam pasti selalu seperti ini.

Seusai makan malam, aku pun membersihkan diriku setelah itu berdiri di balkon kamarku untuk memandang langit malam. Aku tidak menyukai bintang tapi aku menyukai bulan.  Kyuhyun tersenyum tipis melihat Aira yang kini berdiri di balkon ketika ia keluar ke balkon kamarnya. Jika Aira beralasan karena ia menyukai bulan sedangkan Kyuhyun beralasan ingin melihat bidadari cantik.

“Besok, berangkat bersamaku eo” mendengar suara Kyuhyun, aku pun menoleh arah samping kiriku ternyata dia kini juga ikut keluar dari balkon kamarnya. Aku menggelengkan kepala, “Shireo” tolakku.

“Waeyo?” tanyanya.

Aku terdiam lalu mengalihkan pandanganku, “Yak, jika alasanmu masih sama karena sikap murid-murid di sekolah, aku tidak terima alasan itu. Haish, kau selalu memikirkan perasaan murid-murid di sekolah tapi tidak pernah memikirkan perasaanku”

Aku tersenyum tipis mendengarnya, aku membalikkan tubuhku menghadap ke arah Kyuhyun. “Cho Kyuhyun, kau terdengar seperti sedang merajuk” godaku sambil tersenyum menggoda.

Kyuhyun berdecak kecil, “Aku tidak menerima penolakan, besok dan seterusnya kau berangkat dan pulang bersamaku” tegas Kyuhyun. Aku terdiam ketika Kyuhyun kembali berkata tegas seperti itu, jika seperti itu aku tidak bisa membantahnya. Belum aku sempat menjawab, Kyuhyun sudah lebih dahulu masuk kembali ke kamarnya.

“Yak, Cho Kyuhyun aku belum berkomentar” seruku, tapi tidak ada tanda-tanda Kyuhyun akan keluar lagi. Aku mengurucutkan bibirku, ia akan bersikap tegas pasti karena kejadian tadi siang.

--
Aku dan keluargaku seperti biasa sarapan bersama sebelum memulai aktivitas. “Tambah messies lagi” ucap Eomma padaku, ia sangat tahu jika aku menyukai coklat karena itu ia menyodorkan sebungkus messies padaku. “Nde, eomma” jawabku sambil tersenyum.

Seorang pelayan memasuki ruang makan, membuat semua memandang ke arahnya. Ia membungkukkan badan terlebih dahulu, “Nona, tuan muda Cho sudah datang menjemput Nona” katanya kemudian.

“Eo, Cho Kyuhyun” ucap Eomma, ia memandang ke arahku yang merapihkan sarapanku. Haissh, aku aku bahkan belum menambahkan messies dalam rotiku. “Aku berangkat dulu” aku mencium kedua pipi eomma, Appa dan terakhir Siwon Oppa.

“Yak, sayang shopping bagmu ketinggalan” seruan Eomma, membuatku menghentikan langkahku. Aku membalikkan badan sambil meringis kecil, “Eo, mian aku lupa” Eomma tersenyum sambil memberikan shopping bag itu padaku.

“Aku berangkat,eo” pamitku, Eomma mengangguk pelan. Hari ini adalah jadwal latihan Taekwondo karena itu aku membawa baju Taekwondo dan membawanya di shopping bag. Untung saja, tidak tertinggal jika iya aku harus kembali lagi ke rumah untuk mengambilnya.

“Yak, kenapa lama sekali!” omel Kyuhyun ketika aku  masuk ke dalam mobil.

“Kau, yang datang terlalu pagi” jawabku santai. Kyuhyun berdesis kecil, “Pagi-pagi di larang mengomel” kataku sambil mencubit pipi kanan Kyuhyun. Kyuhyun mengerang kecil, “Ajushi, kita berangkat” ucapnya pada sopirnya. Sopir itu mengangguk dan mulai menjalankan mobil.

Kyuhyun keluar dari mobil terlebih dahulu ketika mereka sampai di depan sekolah. Aku memperhatikan beberapa yeoja kembali memandangnya terpesona, cemburu tentu saja aku cemburu tidak seharusnya mereka memandang Kyuhyun seperti ini padahal mereka tahu jika Kyuhyun sudah memiliku. Aku tidak mau memarahi mereka, bagiku ini masih hal sepele lagipula selama mereka bertingkah di taraf wajar, aku tidak masalah.

“Hei, kajja keluar” suara Kyuhyun membuatku tersadar, ia memandangku sambil tersenyum. Ah, ada satu lagi Kyuhyun hanya memberikan senyumnya padaku hanya padaku. Aku mengangguk pelan lalu keluar dari mobil, Kyuhyun menutup pintu mobilnya. “Ajushi, gamsahamnida kau boleh pulang” ucap Kyuhyun pada sopirnya. “Nde, tuan” jawabnya, ia pun kembali menjalankan mobilnya.

“Aira” aku menoleh ketika mendengar seruan dari Haena, sahabatku. Aku tersenyum melihatnya yang baru saja keluar dari mobil. “Hei, tumben sekali kalian datang berdua” katanya sambil menyengkol pundakku dengan pundaknya pelan.

Aku tersenyum kecil, “Pangeran meminta putri untuk selalu berangkat dan pulang bersama” jawabku sambil melirik Kyuhyun. Kyuhyun hanya memasang wajah datarnya, “Kajja, kita masuk” ajak Haena. Baru saja Haena ingin menggandeng tangan Aira, Kyuhyun sudah menahan tangannya.

“Kyuhyun” Kyuhyun tersenyum melihat Donghae yang berjalan menghampirinya, ketika ia berdiri di sampingnya ia menaruh tangan Haena di tangan Donghae membuat keduanya bingung. “Gandenglah, tangan ikan mokpo jangan gandeng tangan Aira karena aku yang akan menggandengnya” ucap Kyuhyun, ia menggandeng tanganku lalu masuk ke dalam sekolah meninggalkan Haena dan Donghae yang masih terdiam.

Keduanya saling memandang satu sama lain, mereka bingung apakah melepaskan atau tetap seperti itu. “Kajja, kita masuk” Donghae mengambil alih menggandeng tangan Haena, “Eo, ye” Haena tersenyum kecil, ia merasa jika ada sesuatu dalam hatinya yang bergejolak.

Aku merasa semua mata memandang ke arahku dan Kyuhyun, haishh pasti ini karena Kyuhyun yang tidak mau melepaskan menggenggam tanganku padahal aku sudah memintanya melepaskannya.

“Nanti, makan siang denganku eo” tawar Kyuhyun sambil memandangku. Aku berdecak kecil, “Shireo” tolakku cepat. “Wae?” tanyanya. Aku melepaskan genggaman tangan Kyuhyun, “Hanya tidak mau saja” lalu berjalan menuju kelasku.

“Yak, aku akan datang ke kelasmu nanti” serunya, aku memandang tajam ke arahnya sebelum masuk ke dalam kelas. “Yeoja itu selalu seperti itu” gerutu Kyuhyun lalu masuk ke kelasnya.

Pelajaran kali ini membahas untuk persiapan ujian kelulusan yang 3 bulan lagi. 3 bulan bukan waktu yang lama untuk mempersiapkan diri karena itu murid-murid sangat serius menerima pelajaran bahkan di awal mereka masuk kelas tiga mereka sudah lebih serius belajar.

Atlantic School tempat Aira dan Kyuhyun bersekolah termasuk dalam salah satu sekolah yang bergengsi, bukan hanya diisi oleh anak dari keluarga atas tapi juga kepintaraan.

Tettt

Kyuhyun lansung merapihkan bukunya dengan cepat, sedari tadi ia menunggu jam istrihat berbunyi agar ia bisa datang ke kelas Aira dan mengajaknya makan siang bersama.
“uuuuuu” suara godaan itu terdengar di telingaku, aku terkejut melihat Kyuhyun yang kini berjalan menghampiriku pantas teman-temanku berseru seperti itu. Ia tersenyum simpul padaku membuatku hanya bisa menghela nafas.

“Kau mau makan bersamanya?” tanya Haena padaku, jarinya menunjuk Kyuhyun. Aku mengangguk pelan, Haena lansung memasang wajah cemberut.

“Yak, kau makan siang saja dengan ikan mokpomu itu” tutur Kyuhyun, Haena hanya berdecak kecil. “Kajja” ajak Kyuhyun, aku mendengus melihatnya kembali mengenggam tanganku. “Bye, Haena” pamitku.

Kantin sekolah sangat ramai jika jam istirahat, sama seperti pagi tadi. Kedatanganku bersama Kyuhyun, terlebih Kyuhyun masih mengenggam tanganku membuat kami menjadi pusat perhatian. “Pilih makanan yang bisa kau habiskan semua” Kyuhyun sering beli makan tapi tidak habis.

Kyuhyun memandangku sambil tersenyum sesuatu, “Ani, tidak boleh Jjamyeon ini masih pagi tidak baik untuk kesehatanmu” Kyuhyun cemberut mendengarnya. “Kau makan apa?” tanyanya padaku.

“Nasi goreng” Kyuhyun mengangguk pelan, “Aku pesan 2 nasi goreng dan 2 air mineral botol” pelayan kantin mengangguk pelan. Kyuhyun mengajakku untuk mencari kursi yang kosong. Kami duduk di kursi yang hanya diperuntukkan untuk dua orang, posisi lumayan enak karena lansung memandang ke arah taman sekolah.

“Ini pesannya” Pelayan mengantarkan pesanan kami, “Gamsahamnida” ucapku padanya, ia mengangguk pelan lalu pamit pergi.

Kami pun memulai memakan kami, “Mwoya, kau selalu seperti itu” aku mengambil tisu lalu mengelap mulut Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum tipis, aku mengerutkan kening melihatnya tapi aku tidak ingin bertanya.

--

Aku dan Kyuhyun sampai di sebuah club Taekwondonya, kami pun lansung mengganti pakaian karena latihan akan segera di mulai.

Latihan di mulai dengan pembukaan lalu pemanasan. Baik Aira dan Kyuhyun sudah mengikuti taekwondo ketika mereka duduk di kelas 1 Smp. Karena, itu tidak yang heran jika Aira melawan namja-namja tempo hari yang mengganggunya.

Kyuhyun yang menyuruh Aira untuk ikut latihan taekwondo bersamanya, ia ingin Aira bisa menjaga dirinya selagi ia tidak berada di sampingnya. Sejak, saat itu pula Aira lebih menyukai film action ketimbang film percintaan.

Author Pov

Aira bersiap-siap untuk lari pagi di hari libur yang cerah sayang dilewatkan jika hanya untuk tidur. Ia berjalan ke rumah Kyuhyun, untuk mengajak Kyuhyun ia tahu jika Kyuhyun belum bangun. “Annyeong, eomma” sapa Aira pada eomma Kyuhyun yang sedang merangkai bunga, ia tidak memandang ke arah Aira karena ia sudah mengenal suara itu. “Annyeong, sayang” balasnya, Aira pun menaiki tangga menuju kamar Kyuhyun.

Eomma Kyuhyun melirik sekilas Aira yang menaiki tangga, “Eo” ia seperti terkejut tapi kemudian ia menggelengkan kepala lalu melanjutkan kegiatannya.

Aira membuka pintu kamar Kyuhyun, ia mendengus melihat Kyuhyun masih terbaring manis di ranjangnya. Ia pun mendekat ke ranjang, “Cho Kyuhyun bangun” serunya, ia memberikan respon terlihat dari mimic wajahnya. “Yak, Cho Kyuhyun bangun” ulang Aira.

“Haishh, aku masih mengantuk” jawab Kyuhyun lalu menarik  selimutnya, meringuk lebih dalam. Aira berdecak kecil, ia pun berjalan menuju jendela kamar Kyuhyun menggeser hordeng agar sinar matahari masuk.

“Yak, geser hordengnya” ucapnya karena sinar matahari menggangu tidur. “Shireo, kau harus bangun” Aira menggeser hordeng lebar-lebar. Kyuhyun pun kembali menarik selimut menutupi hingga wajahnya.

“Haissh, namja ini” gerutu Aira. Bruk, Aira sengaja menjatuhkan dirinya di atas Kyuhyun. “Yak, kau menganggu tidurku” omel Kyuhyun, ia perlahan-lahan membuka matanya masih terlihat jika ia masih mengantuk.

“Haissh, bangun tuan memalas. Kajja, kita lari pagi” ajak Aira. “Haissh, shireo” Aira menahan selimut yang akan Kyuhyun tarik untuk menutupi kembali wajahnya. “Ayolah, Kyuhyun bangun” minta Aira.

Kyuhyun menghela nafas kecil lalu memandang wajah Aira yang kini berada di hadapannya, “Aku akan bangun dengan syarat” Aira mengerutkan kening. “Mwonde?” tanya Aira.

Kyuhyun tersenyum evil, “memberikan morning kiss lalu aku akan bangun”

“Hah, shireo kau bau belum sikat gigi” tolak Aira. “Jika aku sikat gigi kau akan memberikannya?”

“Tidak juga” Aira beranjak bangun dari atas tubuh Kyuhyun. “Yak, baju apa yang kau kenakan” omel Kyuhyun, Aira lansung memandang dirinya sendiri. Tidak ada yang salah dengan pakaian yang ia kenakan, taktop putih, celana hitam pendek dan sepatu kets berwarna putih. Bukankah, ini pakaian yang sering dipakai jika ingin berlari pagi.

“Waeyo, tidak yang salah dengan pakaianku” Kyuhyun berdecak kesal, ia pun beranjak turun dari ranjang dibukanya lemari pakaiannya. “Pakai ini” Kyuhyun melempar kaos putih miliknya.

Aira melihat kaos tersebut, “Yak, ini besar sekali” komentarnya.

“Pakai itu atau tidak ada lari pagi” tegasnya, lalu masuk ke kamar mandi. Aira mendengus, ia pun terpaksa menggunakan kaos Kyuhyun. Aira tersenyum tipis, bau mint tubuh Kyuhyun masih bisa terhirup dibaju tersebut.

Selagi menunggu Kyuhyun, Aira melihat-lihat sekitar. Aira memandang laptop di meja belajar Kyuhyun, tumben sekali kali Kyuhyun menggunakan laptopnya. Ia menekan asal huruf pada laptop, laptop kembali menyala. Aira mengerutkan kening melihat halaman browser yang menampilkan Harvard Unversity dan Oxford Unversity. Ia melihat pula beberapa kamus bahasa Inggris di meja belajar Kyuhyun. Apakah, Kyuhyun?

Aira lansung mematikan laptop Kyuhyun dan menjauh dari meja belajar Kyuhyun, ia mendengar suara air dalam kamar mandi sudah berhenti. Ia pun memilih merapihkan ranjang Kyuhyun yang berantakan.

Kyuhyun keluar dari kamar mandi, ia tidak terkejut melihat Aira yang sedang merapihkan ranjang karena ia sering sekali melakukan itu. Ia memperhatikan kaosnya yang Aira kenakan, memang terlihat kebesaran tapi itu lebih baik dibandingkan pakaian sebelumnya yang memperlihatkan bentuk tubuh rampingnya dan kulit putihnya.

“Aku tidak terlihat seperti kura-kurakan?” tanya Aira pada Kyuhyun ketika mereka menuruni tangga bersama. “Ani, kau tetap cantik meskipun menggunakan kaos kebesaran” jawaban Kyuhyun membuat Aira sedikit tersipu malu.

“Eomm, aku menemaninya lari pagi dulu” ucap Kyuhyun pada Eommanya yang masih merangkai bunga. Kali ini memandang Kyuhyun, “Eo, nde” ia melirik Aira yang sudah berganti pakaian, ia sudah menduga akan seperti ini. Kyuhyun tidak pernah mengizinkan Aira menggunakan pakaian seperti tadi meskipun pakaian itu wajar digunakan di depan umum.

Keduanya pun berjalan menuju Gor olahraga yang terdekat, biasanya mereka akan berlari mengelilingi gor tersebut. “Cho Kyuhyun, 3 bulan lagi kita ujian kelulusan setelah kita lulus. Apa kau sudah menentukan tempat kuliahmu?” Aira memandang Kyuhyun yang terdiam.

“Ani, kau sudah menentukan tempat kuliahmu?” tanyanya balik.

Aira tersenyum lalu mengangangguk mantap, “Eo, aku ingin melanjutkan Kyunghee dan mengambil jurusan bisnis dan management sama seperti Siwon oppa”

Kyuhyun tersenyum tipis, “Geure, kau harus masuk situ eo”

Aira menangkap sesuatu yang aneh pada Kyuhyun, “Kau belum menentukan tempat kuliahmu?” tanyanya dan dijawab gelengan kepala Kyuhyun.

“Tumben sekali seorang Cho Kyuhyun belum menentukan masa depannya. Aku rasa kau sakit” Aira menempelkan telapak tangannya di dahi Kyuhyun, “Tidak panas” katanya.

“Haissh, aku tidak sakit” gerutu Kyuhyun, Aira mendengus kecil.

Gor olahraga itu terlihat lumayan ramai, masyarakat korea memang akan kesini jika hari libur tiba. “Kita lari berapa putaran?” tanya Kyuhyun.

Aira terdiam seperti berpikir sejenak, “50 putaran sepertinya cukup” jawabnya kemudian sembari mulai berlari kecil meninggalkan Kyuhyun yang sedikit tercengang mendengar jawaban Aira.

“Kau yakin 50 putaran?” Kyuhyun menyusul Aira yang sudah lebih berlari. “Eo, 50 kalau bisa 100” jawabnya santai. “Yak, kau gila” ucap Kyuhyun. “Ani, kajja” Aira memang terlihat bersemangat sekali untuk berlari pagi. Kyuhyun pun tidak ada pilihan untuk menuruti ucapan Aira.

“Semangat, ini baru 30 putaran” ucap Aira pada Kyuhyun, Kyuhyun menanggapinya dengan tidak minat.

“Sepuluh lagi Cho Kyuhyun” Kyuhyun memandang Aira yang masih bersemangat, ia tidak ingin kalah dengan Aira. Ia pun berlari menyusulnya yang tadi sempat berhenti sejenak.

“Geure sudah 50, kajja kita berhenti” ucap Kyuhyun nafasnya terengah-engah. “Bisakah, 50 lagi?” tanya Aira, nafasnya juga terengah-engah tapi ia meminta berlari 50 putaran lagi. Kyuhyun menatap tajam Aira, “Geure-geure, kita berhenti kajja kita mencari tempat minum, aku haus” Aira menggandeng Kyuhyun.

Keduanya memilih untuk mampir ke sebuah café yang terdekat di gor. “Ini dipesannya” pelayan mengantar air mineral pada mereka. Mereka tidak peduli tanggapan pelayan karena memesan hanya air mineral yang terpenting adalah kesehatan tidak mungkin sehabis berlari pagi mereka meminum meminuman yang aneh.

Aira dan Kyuhyun meneguk air mineral tersebut, Kyuhyun yang sepertinya yang terlihat haus ia bahkan menghabiskan setengah dari isi botol tersebut. Aira memandang wajah Kyuhyun yang berkeringat tapi menurutnya jika Kyuhyun berkeringat seperti ini ia terlihat lebih tampan.

Aira mengambil sapu tangan di saku celana lalu mengelap wajah Kyuhyun, Kyuhyun sedikit terkejut tapi kemudian sebuah senyum terbit di wajahnya. “Gomawo” ucap Kyuhyun, Aira hanya mengangguk pelan.

“Bisakah, kita melakukan ini sebulan sekali. Bulan depan, bulan depan lagi, dan bulan depan lagi, dan seterusnya?” tanya Aira, ia merasa senang bisa lari pagi bersama Kyuhyun seperti tadi. Kyuhyun hanya tersenyum tipis, ia tidak menjawab dengan iya.

Keduanya pun kembali ke rumah, Aira ikut pulang ke rumah Kyuhyun. “Setelah itu ke kamarku, eo” ucap Kyuhyun pada Aira, ketika Aira akan membersihkan dirinya di kamar Ahra. Aira mengerlingkan matanya tanpa menjawab ia masuk ke dalam kamar Ahra, ia sudah mengetuknya lebih dahulu dan sudah izin untuk masuk.

Ahra terlihat sedang bermain laptop di atas ranjangnya, “Eonnie, aku pinjam kamar mandi dan handukmu, eo” kata Aira, “Nde” sahut Ahra tanpa mengalihkan pandangannya pada laptopnya.

Kamar Ahra kembali diketuk, Kyuhyun membuka pintu, “Nona, berikan baju ini padanya” Kyuhyun menaruh kaosnya di ranjang Ahra. “Aku baru saja ingin menawarkannya menggunakan pakaianku” ucap Ahra.

“Ani, lebih baik dia pakai kaosku” Ahra mengangguk mengiyakan, ia sedang tidak mood untuk berkomentar banyak. Kyuhyun keluar dari kamar Ahra untuk kembali ke kamarnya.

Aira keluar dari kamar mandi Ahra dengan keadaan yang lebih segar, “Pakai ini, Kyuhyun menyuruhku untuk memberikannya padamu” Ahra memberikan kaos Kyuhyun pada Aira.

“Haishh, namja itu menyuruhku menggunakan kaos kebesaran lagi” gerutu Aira, Ahra hanya terkekeh mendengarnya. “Gomawo, eonnie aku ke kamar Kyuhyun dulu” Ahra mengangguk pelan.

Aira masuk ke kamar Kyuhyun bersamaan dengan Kyuhyun yang baru saja keluar dari kamar mandi. Kyuhyun memandang Aira yang sudah mengenakan kaosnya, ia duduk di ranjangnya dan menyadarkan kepalanya pada bantal. Aira pun naik ke ranjang Kyuhyun dan duduk di sampingnya.

“Sepertinya, kau ingin menjadikanku kura-kura” ucap Aira, Kyuhyun terkekeh mendengarnya. Aira teringat sesuatu, “Kyuhyun ah, aku pinjam ponselmu”
“Ponselku?” ulang Kyuhyun, Aira mengangguk cepat. Kyuhyun memberikan ponselnya yang tergelatak di meja lampu tidurnya. “Apa yang ingin kau lihat?” tanyanya Kyuhyun ketika Aira sudah menerima ponselnya.

“Tidak ada, aku hanya ingin melihat saja” Kyuhyun tidak bertanya lagi, ia mengambil pspnya lalu memainkannya. Aira tersenyum melihat wallpaper Kyuhyun adalah foto dirinya. Ia melirik sekikas ke arah Kyuhyun melihat Kyuhyun yang sudah asik dengan pspnya ia pun merasa ia aman jika melakukan itu.

Aira membuka kunci ponsel Kyuhyun, hal yang ingin ia lihat adalah browser ponsel Kyuhyun. Aira terdiam ketika melihat isi browser itu berisi hal yang sama ketika ia melihatnya di laptop.

“Persyaratan untuk masuk ke Oxford, persyaratan untuk masuk ke Harvard” Aira membaca dalam hati. “Kyu, apa kau ingin ke kuliah di Amerika?” tanya Aira dalam hati sambil memandang Kyuhyun. Entah, kenapa hatinya merasa sedih, tapi jika kenyataan memang benar Kyuhyun akan ke meneruskan ke Amerika ia tidak bisa melarangnya.

-ooo-

Ujian kelulusan di mulai, semua murid mengerjakan soal ujian dengan sebaik-baiknya karena ujian akan menentukan mereka akan masuk ke kuliah. Selama 3 bulan lebih Aira menanyakan hal yang sama pada Kyuhyun tapi Kyuhyun selalu menjawab belum menentukan. Aira yakin, Kyuhyun juga belum bisa mengatakannya padanya.
Aira baru keluar dari pintu rumahnya, ia melihat seorang pengirim surat memberikan surat pada menjaga rumah Kyuhyun. Aira menghampiri menjaga rumah Kyuhyun, “Permisi, Ajushi untuk siapa surat tersebut?” tanya Aira sopan.

Penjaga rumah Kyuhyun membungkukan badan sekilas, “ini, untuk tuan muda Cho” Aira menerima surat tersebut. Ia membaca pengirim surat tersebut, “Harvard” batin Aira.

“Aku akan memberikannya pada Kyuhyun” ucap Aira, penjaga rumah Kyuhyun mengangguk pelan. Eomma Kyuhyun tidak ada rumah hari ini, ia pergi bersama Eomma Aira untuk arisan. Aira pun lansung menuju kamar Kyuhyun, seperti biasa Kyuhyun terlihat bermain dengan pspnya.

“Hei” Aira dengan santainya duduk di samping Kyuhyun, Kyuhyun menghentikan sejenak permainannya ia tersenyum kepada Aira. “Ini untukmu” Aira memberikan surat tadi pada Kyuhyun.

Kyuhyun menerimanya, ia membaca pengirim surat tersebut ia terkejut melihat nama pengirim surat tersebut. Ia pun menaruh surat itu tanpa membacanya.

“Kau tidak membaca surat itu?” tanya Aira, ia heran kenapa Kyuhyun malah menaruhnya begitu saja. Kyuhyun terdiam, “Buka saja, aku yakin itu surat pemberitahuan jika kau diterima di Harvard” Kyuhyun lansung memandang Aira, “Kau mengetahuinya?” tanyanya.

Aira mengangguk pelan, “Buka saja” Kyuhyun pun mengangguk pelan, ia membuka amplop surat tersebut. Apa yang dikatakan Aira benar, itu adalah surat pemberitahuan jika ia diterima di Harvard.

Aira tersenyum tipis, “Chukhae” Kyuhyun tersenyum, Aira memandang wajah Kyuhyun yang terlihat senang sekali tapi ia tidak bisa bohong jika hatinya juga merasa sedih.

Kyuhyun menangkap mimic kesedihan di wajah Aira, “Aku bisa membatalkannya jika kau tidak menginginkan aku pergi” Aira tentu saja terkejut mendengar penuturan Kyuhyun.

“Mwoya, kau gila. Kau tidak boleh membatalkannya, kau sudah bersusah payah untuk bisa masuk ke Harvard” omel Aira.

“Tidak peduli sesusah apapun jika kau tidak mengizinkan aku pergi, aku tidak akan pergi” pandangan mata Kyuhyun terlihat keseriusan. Aira memandang mata Kyuhyun, “Pergilah, aku mengizinkan kau pergi. Lagipula, aku bukan yeoja bodoh yang melarang kekasihnya pergi untuk menuntut ilmu lebih baik” ujar Aira sambil mengusap kedua pipi Kyuhyun.

“Jinjja, kau mengizinkan aku pergi?” tanya Kyuhyun memastikan, Aira mengangguk mantap. “Gomawo” Kyuhyun menarik Aira dalam pelukannya, Aira pun membalasnya.

Berita diterima Kyuhyun di Harvard menjadi berita besar di sekolah, ditambah Aira yang diterima di Kyunghee. Ucapan selamat pun tidak habis diucapkan oleh teman-teman mereka di sekolah. Di hari kelulusan pun keduanya mendapatkan penghargaan menjadi siswa dan siswi terbaik dan berprestasi di sekolah.

“Hana dul set, click” para murid mengabadikan moment terjadi mereka untuk berfoto bersama. Aira dan Kyuhyun pun ikut mengabadikan moment mereka, mereka berfoto sembari membawa piagam penghargaan sekaligus karangan bunga dari sekolah. Setelah itu berfoto bersama keluarga besar mereka yang ikut hadir.

Aira tidak lupa mengabadikan fotonya bersama Haena, sahabat terbaiknya. “Chukhae” Haena tidak henti-hentinya memberikan selamat pada Aira. Haena sendiri di terima di In Ha University, ia ingin melanjutkan kuliahnya di jurusan seni.

“Gomawo” balas Aira, semua orang melihat Aira tersenyum tapi dalam hatinya ia ingin menangis bukankah berarti waktu bersama Kyuhyun akan berkurang.

Aira mencetak foto kelulusan dirinya bersama Kyuhyun, keluarga besarnya dan keluarga besar Kyuhyun dan fotonya bersama Haena. Pandangan matanya tertuju pada foto dirinya bersama Kyuhyun yang sama tersenyum senang.

Kringgg

Aira mengalihkan pandangnya ke ponsel yang berada di atas ranjang, nama Kyuhyun terlihat di depan layar.
“Yeoboseyo”
“Bisakah kita bicara sebentar, aku menunggumu di depan rumahmu”
“Eo, cagaman aku akan keluar”
Sambungan pun terputus, Aira pun menghampiri Kyuhyun.

Kyuhyun menoleh ketika bunyi pintu terbuka dan memperlihatkan Aira yang berjalan menghampirinya. “Sudah, ku duga kau tidak akan mengenakan jaket” Aira terdiam ketika Kyuhyun memakaikan jaket miliknya padanya.

“Kajja, kita pergi” Kyuhyun menggenggam tangan Aira mengajakknya pergi. “Kita akan pergi kemana?” tanya Aira. “Sungai Han” jawab Kyuhyun, ia tahu jika Aira sangat menyukai Han. Dan benar senyum Aira tidak pernah lepas ketika ia melihat Sungai Han yang berwarna-warni.

“Aira” Aira menoleh ketika Kyuhyun memanggil namanya, ia merasa ada sesuatu yang ingin Kyuhyun katakan. “Wae?” tanyanya. Kyuhyun menundukkan kepalanya sesaat, “Aku akan berangkat ke Amerika seminggu lagi”

Aira terdiam sesaat, “Eo, baguslah” Aira mencoba untuk tersenyum, tapi Kyuhyun tahu ia adalah senyum palsu. “Sudah, aku katakan jika kau tidak mengizinkan aku pergi, aku akan membatalkannya” ujarnya.

“Aku mengizinmu pergi, pergilah” tutur Aira.
“Geure, jika kau mengizinkan aku pergi ada satu hal yang harus kau lakukan”

“Apa itu?”

Kyuhyun memasang wajah seriusnya, “Kajja, kita bertunangan” Aira tentu saja terkejut. “Cho Kyuhyun” lirih Aira.

“Aku akan pergi jika kau mau bertunangan denganku, tapi jika kau tidak mau aku tidak pergi” tutur Kyuhyun sedikit mengancam. Aira mendengus, “Dasar namja tidak romantis mengajak bertunangan dengan cara seperti ini” gerutu Aira.

“Jadi, kau mau?” tanya Kyuhyun. Aira memutar bola matanya sejenak lalu mengangguk. Kyuhyun tersenyum senang lalu seperti biasa menarik Aira ke dalam pelukannya. “Aku pasti merindukanmu” ucap Kyuhyun.

“Nado, aku pasti merindukamu” balas Aira, Aira memandang wajah Kyuhyun wajah namja yang sebentar lagi meninggalkannya selama 5 tahun di Amerika. Ia pasti merindukan namja di hadapannya ini, merindukan ketika mereka bertengkar bersama. Kyuhyun melakukan hal yang sama memandangi wajah Aira, yeoja yang sudah menjadi kekasihnya sejak kecil. Ia pasti merindukan saat-saat ia bermanja padanya.

Pandangan Kyuhyun pun berakhir pada bibir Aira, keduanya pun seolah berbicara melalui matanya mereka. Keduanya perlahan mendekatkan wajah mereka, Aira menutup matanya ketika ia merasakan bibir lembut Kyuhyun menyentuh bibirnya.

Sebelumnya mereka hanya menempelkan bibir saja, tapi Kyuhyun memberikan gerakan dalam bibirnya ia perlahan melumat bibir tipis Aira. Aira pun membalas lumatan Kyuhyun, anggap saja ini adalah ciuman perpisahan sebelum keduanya berpisah.

--
Acara bertunangan keduanya pun digelar, kedua keluarga besar itu hanya menyebar 1000 undangan karena hanya pesta bertunangan saja. Aira dan Kyuhyun tidak lupa mengundang seluruh murid di sekolah termasuk guru hingga kepala sekolah. Para wartawan pun berduyun-duyun datang meliput apalagi menyangkut anak keluarga terkaya di Korea.

Undangan bertepuk tangan ketika Kyuhyun dan Aira sudah memasangkan cincin kepada sebaliknya. Kyuhyun tersenyum kecil, ia pun mencium kening Aira. Kemudian keduanya memperlihatkan tangan kiri mereka yang kini terpasang cincin yang sama. Undangan pun kembali bertepuk, dan para wartawan pun tidak lupa mengabadikan foto tersebut.

Mereka pun berbaur pada undangan yang datang terutama relasi bisnis kedua orang tuanya dan teman-teman terdekatnya. “Chukhae” ucap Haena.

“Gomawo” keduanya pun berpelukan sesaat. Seorang pelayan mengisyarakatkan Kyuhyun dan Aira untuk mengikutinya. Aira pun melambaikan tangannya pada Haena.

Keduanya harus melakukan sesi foto, pertama hanya berdua dan selajutnya foto bersama kedua keluarga besar. Aira tidak tahu pesta bertunangannya akan semeriah ini, ia tidak terbiasa dengan pesta. Bahkan ulang tahunnya ia hanya minta dirayakan bersama keluarga saja. Berita bertunangannya Kyuhyun dan Aira pun menjadi trending topik selama beberapa hari di semua media.

Hari ini adalah hari dimana Kyuhyun berangkat ke Amerika, semua keluarga besar baik Aira dan Kyuhyun mengantarnya ke bandara. Aira selalu mencoba tersenyum padahal ia ingin sekali menangis. Kyuhyun memeluk satu persatsu keluarganya, “Eomma, selama aku pergi tolong jaga tunanganku, eo. Jangan biarkan dia menangis” minta Kyuhyun pada eommanya. Eomma mengangguk pelan, air matanya sudah mengalir sedari tadi.

“Eomma, harus jaga kesehatan eo. Eomma tidak boleh sakit, aku akan segera pulang” Eomma kembali mengangguk, ia tidak bisa berkata. Kyuhyun memeluk Eommanya, sebenarnya ia juga berat meninggalkan eomma.

Kyuhyun beralih ke Ahra, “Noona, jaga Appa dan Eomma. Kau harus segera menghubungiku jika terjadi sesuatu. Aku titip juga tunanganku” Ahra mengangguk pelan, ia juga sudah menangis. Ia berat melepas adiknya itu, ia pasti akan merindukan ocehannya.

Kyuhyun berhenti di hadapan Aira, hanya Aira yang belum menangis karena kepergiannya tapi ia tahu Aira menahan tangisnya. “Kau tidak boleh telat makan,eo. Jangan sering makan mie tidak bagus kesehatanmu. Dan sering-sering berolahraga” pesan Aira.

Kyuhyun mengangguk pelan, ia memeluk Aira erat. “Aku pasti merindukanmu” lirihnya. Aira memejamkan matanya berharap air matanya tidak akan keluar, “Eo, aku pasti merindukanmu” balas Aira.
“Jangan selingkuh eo” ucap Kyuhyun mencoba mencairkan suasana.

Aira tersenyum kecil, “Seharusnya, kalimat itu kau tunjukan pada dirimu. Kau sering tebar pesona pada gadis-gadis” Kyuhyun terkekeh mendengarnya. Suara pengumuman pun terdengar, Kyuhyun tersenyum tipis “Aku harus pergi sekarang” Aira mengangguk pelan.

Di ciumnya kening Aira sebelum Aira pergi, ia melambaikan tangannya pada keluarganya. Aira tetap tersenyum melihat Kyuhyun yang akhirnya masuk gate keberangkatan.

Cho Kyuhyun Pov

Masuk sekolah Harvard adalah mimpiku, mimpi yang tidak pernah aku katakan pada siapapun termasuk keluargarku. Aku tahu ini akan menjadi hal sulit bagiku ketika aku benar diterima. Aku ingin pergi tapi disisi aku tidak bisa hidup tanpa dia disisiku.

Melihatnya selalu mencoba tersenyum di depanku membuatku hatiku sedikit miris. Dan meskipun, ia tidak menangis ketika aku pergi tapi aku tahu di dalam hati ia menangis.
Aira bukan gadis yang memperlihatkan moodnya begitu saja, ia gadis yang pandai membunyikan perasaan yang ia rasakan. Ia akan terbuka kepada orang yang dekat padanya dan itu hanya ia tunjukan padaku. Setidaknya, hatiku lega karena aku sudah mengingkatnya dengan sebagai tunanganku.
Kehidupan di Amerika sangat berbeda di korea, dulu jika setiap pagi akan ada ocehan dari mulutnya di pagi hari kini hanya suara alarm yang ku dengar.  Aku tinggal sebuah apartement yang jaraknya lumanyan dekat kampus, aku sengaja menyewa untuk mengirit biaya. Yah, meskipun keluargaku berlimbah kekayaan tapi aku tidak suka memaafkan kekayaan itu.

Aku sendiri adalah siswa yang berasal dari Korea lebihnya adalah penduduk local, Amerika. Tapi, aku mencoba untuk berbaur dengan mereka. Setiap malam aku tidak lupa mengirim email untuk keluargaku dan tentunya untuknya. Ia akan membalasnya besoknya karena perbedaan jam Korea dengan Amerika yang cukup jauh.

Author Pov

Aira sangat senang mendengar ketika kampus memberikan libur panjang selama 1 bulan. Karena, itu ia akan menggunakan libur tersebut untuk mengunjungi Kyuhyun di Amerika. Sudah, 2 tahun mereka tidak bertemu keduanya hanya berkomunikasi melalui email.

Dan sampailah ia di bandara …, Aira berpikir sejenak apakah ia lansung menuju apartement Kyuhyun atau melihatnya dulu di kampusnya mengingat ini masih jam kampus. Aira memilih untuk menaruh kopernya lebih dahulu di apartement Kyuhyun. Aira tahu kode apartement Kyuhyun, karena kodenya adalah namanya. Kyuhyun selalu menggunakan namanya untuk dijadikan kode.

Apartement Kyuhyun rapi dan bersih, Aira tersenyum melihat foto dirinya dan Kyuhyun ketika bertunangan terpasang di kamarnya. Aira menaruh kopernya di sudut ruangan tertutup oleh lemari.

Aira baru pertama kali menginjakkan kaki ke Amerika tanpa keluarganya biasanya ia akan pergi bersama keluarganya. Aira masuk ke dalam kampus Kyuhyun, ia tidak peduli jika beberapa pasang mata memandangnya. Ia pun menggunakan kacamata hitamnya untuk menyamarkan wajahnya.

“Excause me. What you see, Kyuhyun?” tanyaku pada gadis yang aku temui di jalan. Ia memandangku dengan tatapan selidik, “Kyuhyun was still in his class” aku mengangguk pelan, ia kemudian melihat jam tangan di pergelangan tangannya, “But, soon he’ll be out of class” aku memandangnya tidak percaya, gadis itu mengetahui jam Kyuhyun keluar kelas.

“Okay, thanks” ucapku. “You’re welcome” balasnya lalu kembali berjalan. Aira melihat senyum terlukis di wajah gadis. Aira takut tersesat di dalam kampus, jadi ia memilih kembali keluar kampus. Ia berdiri tidak jauh dari gerbang kampus.

Ternyata yang dikatakan gadis tadi benar, sosok Kyuhyun terlihat keluar dari gerbang bersama teman-temannya. Ia terlihat lebih tampan dengan kemeja kasual seperti itu. Ia melambaikan tangan pada teman-temannya yang pulang menggunakan mobil. Kemudian Kyuhyun berjalan menuju arahnya, Aira buru-buru bersembunyi. Aira mengikuti Kyuhyun dari belakang, ia ingin tahu apa yang Kyuhyun lakukan setelah selesai dari kampus.

Ternyata Kyuhyun lansung pulang ke apartementnya, selang beberapa menit Aira masuk ke dalam apartement Kyuhyun, ia yakin kini Kyuhyun sedang mandi. Keyakinannya benar, ia tidak menemukan Kyuhyun di kamarnya dan terdengar suara air di kamar mandi.

Aira melepas jaket yang sedari tadi ia kenakan dan kacamata menaruhnya di atas ranjang Kyuhyun. Kini, ia terlihat lebih santai dengan celana jeans dan kaos yang ia gunakan. Kemudian ia menggulung rambut panjangnya ke atas, lalu mengecek dapur apartement Kyuhyun. Seharusnya, tadi ia tidak ke kampus Kyuhyun jadi ia bisa memasakkan sesuatu untuk Kyuhyun.

Aira membuka kulkas Kyuhyun dan lemari, “Haissh, tidak ada bahan masakan sama sekali” komentarnya setelah melihat isi kulkas Kyuhyun hanya berisi air mineral, susu coklat, roti dan selali sedangkan lemarinya kosong. “Haissh, apa yang namja itu makan setiap harinya. Jika, tidak ada bahan masakan disini?” tanya Aira pada dirinya sendiri.

Kyuhyun keluar dari kamar mandinya, ia merasa lebih fresh sekarang. Ia mengerutkan kening melihat jaket dan kacamata di atas ranjangnya, ia mengambil jaket tersebut diciumnya jaket tersebut. Ia sangat mengenal bau yang menempel dari jaket tersebut, ia pun berpikir sejenak, “Mungkinkah”.

“Yak, Cho Kyuhyun. Kenapa tidak ada bahan masakan sedikit pun di dapur” Aira membuka pintu kamar Kyuhyun begitu saja. Kyuhyun terdiam melihat Aira yang berdiri di depan pintu kamarnya.
Aira mendekati Kyuhyun yang hanya terdiam sedari, “Yak, kenapa kau terdiam. Apa kau sakit?” Aira memeriksa keadaan Kyuhyun dari menepelkan tangan di dahinya, di pipinya, hingga di lehernya tapi suhu badan Kyuhyun normal.

Kyuhyun menahan tangan Aira ketika ia ingin menjauhkan tangannya yang tadi memeriksa lehernya. Aira mengerutkan kening melihat Kyuhyun yang memegang tangannya, bahkan ia kini menyentuh pipinya. “Yak, kau kira kau sedang bermimpi, aku nyata” seru Aira sambil menarik tangannya, ia yakin jika Kyuhyun menganggapnya sedang bermimpi.

“Jinjja, ini benar kau” Kyuhyun masih belum percaya jika di hadapannya kini adalah gadis yang 2 tahun ini ia rindukan. Aira mendengus kecil, “Iya, ini aku” tegas Aira.

Aira tersentak ketika Kyuhyun menarik dirinya dalam pelukannya, “Haissh, kau membuatku terkejut” omel Aira sembari membalas pelukan yang Kyuhyun berikan padanya. “Aku masih belum percaya jika kau kini berada di hadapanku” Aira mengerlingkan matanya sekilas, detik berikutnya ia memberanikan diri mengecup bibir Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum kecil ia tidak sedang tidak bermimpi. “Apa yang kau makan sepulang kuliah jika tidak ada satu pun bahan makan di dapur?” tanya Aira selidik.

“Aku tidak bisa memasak karena itu ketika aku ingin makan aku akan membelinya, entah delivery atau aku makan di restaurant” jawab Kyuhyun.
Aira berdecak kecil, “Jadi bagaimana sekarang, aku lapar?”

“Hari ini kita makan di luar dulu saja, setelah itu kita mampir ke supermarket membeli bahan makan baru kembali ke apartement” usul Kyuhyun, Aira mengangguk mengiyakan. Aira mengenakan kembali jaketnya, “kajja”.

Keduanya memilih makan di restaurant yang tidak jauh dari apartement Kyuhyun, restaurant itu menjual masakan Korea meskipun rasanya tidak sama. “Yak, kenapa kau tidak memberitahuku jika kau datang kesini?” tanya Kyuhyun ketika keduanya makan bersama, Kyuhyun tersenyum dalam hati ia bisa kembali makan bersama dengan Aira.

“Aku hanya tidak mau memberitahumu” Kyuhyun berdecak kecil, “Kau ini” tidak ada yang berubah dari sifat Aira. Aira teringat sesuatu, “Sepertinya kau banyak memiliki fans di Harvard”

“Maksudmu?”

“Aku tadi datang ke kampus, aku bertanya pada seorang gadis apa dia melihatmu. Ia menjawab jika kau masih di kelas, tapi kemudian ia menjawab lagi jika sebentar lagi kau akan keluar dari kelas. Bukankah, itu menakjubkan hanya dengan melihat jam tangannya ia bisa waktu kau keluar kelas”

Kyuhyun terkekeh mendengarnya, “Jangan memikirkan yang tidak penting. Tidak ada yang menyuruh mereka mengingat jam kuliahku itu mungkin keinginan mereka sendiri. Yah, kau benar anggap saja mereka fansku”Aira menanggapinya dengan malas, hal yang ini akan selalu terjadi dimana pun Kyuhyun bersekolah.

Selesai makan siang keduanya berbelanja bersama ke sebuah supermarket, mereka membeli bahan masakan selama 3 minggu karena selama itu Aira akan berada di Amerika. “Kau harus mencoba makan ini, eo” Aira menunjukkan sayuran pada Kyuhyun.

Kyuhyun memandangnya tidak suka, “Ani” tolaknya cepat.

“Kau harus mencobanya jika tidak bagaimana tubuhmu bisa sehat” tutur Aira. “Untuk ini, aku tetap tidak mau meskipun kau terus memaksaku” Aira menghela nafas mengalah.

“Berarti, kau harus minum vitamin eo untuk mengganti sayuran” Kyuhyun mengangguk pelan, lebih baik ia meminum vitamin dibandingkan harus memakan sayuran. Kyuhyun membayar semua barang belanjaan Aira, mereka menggunakan taksi karena barang belanjaan Aira yang banyak.

Sesampainya di apartement, Aira lansung menata belanjaannya di kulkas dan lemari. Ia juga membeli peralatan masak karena memang tidak ada peralatan masak bahkan hanya ada gelas dan sendok. Kyuhyun hanya bisa memandangi Aira, itu yang Aira minta jika ia tidak bisa membantunya menata belajaan tetaplah di sampingnya.

Aira memandang Kyuhyun yang ternyata juga sedang memandanginya, “Selesai, kajja kita ke kamar aku lelah” Aira mencuci tangannya lalu mendorong Kyuhyun untuk ke kamar.

Aira merebahkan tubuhnya di atas ranjang Kyuhyun disusul Kyuhyun merebahkan tubuhnya di sampingnya. Aira melirik Kyuhyun yang berada di sampingnya, di tariknya tangan Kyuhyun menjadikannya sebagai bantal lalu memeluknya. Dulu dia tidak pernah melakukan hal ini karena ia tidak pernah merindukan Kyuhyun seperti ini. Kyuhyun jarang pergi dari jauh, dan biasanya ia akan selalu ikut kemana Kyuhyun akan pergi. Kyuhyun tersenyum tipis ia pun membalas memeluk Aira.

“Aku merindukanmu, sangat merindukanmu” Mata Aira sudah terpenjam tapi ia masih mendengar apa yang Kyuhyun katakan. “Aku juga merindukanmu, sangat merindukanmu” balas Aira tanpa membuka matanya yang terpejam, Kyuhyun pun mencium puncak kepala Aira sebelum akhirnya ikut memejamkan mata.

Aira Pov

Aku sedang membuat sarapan untuk Kyuhyun, aku membuatkannya pancake mengingat ia selalu sarapan dengan roti dan selai. Aku memandang jam dinding, sudah jam 6 tapi kenapa Kyuhyun belum keluar dari kamarnya. Ku taruh pancake di meja makan lalu masuk ke dalam kamar, terlihat Kyuhyun masih tertidur. Aku menghela nafas, ia mengatakan jika ia masuk kampus jam 8 tapi sudah jam 6 ini masih tidur.

Ku hampiri Kyuhyun duduk di samping ranjangnya, aku terdiam melihat wajahnya yang tertidur. Setelah 2 tahun ini, untuk pertama kalianya aku melihat Kyuhyun yang tertidur. Senyum terbit di sudut bibirku mengingat aku selalu membangunkan dengan cara yah yang bisa dikatakan jauh dari kata wajar.

Ku usap kepala Kyuhyun, “Apa yang ia mimpikan hingga tidur selelap ini?” batinku. “Kyuhyun ah, ireona” ucapku lembut sambil mengelus-ngelus pipinya. Ia memberikan respon dengan mengerutkan keningnya, “Oppa, ireona” Kyuhyun perlahan membuka matanya, ia tersenyum ke arahku.

“Terdengar lebih romantis jika kau memanggilku oppa” guraunya.

Aku memang tidak pernah memanggil Kyuhyun dengan sebutan oppa, alasan pertama karena kami hanya terpaut 1 bulan dan alasan kedua sebenarnya aku malu memanggilnya dengan sebutan seperti itu.

“Haissh, cepat bangun jika kau tidak ingin terlambat ke kampus” tuturku. Kyuhyun mengangguk pelan, ia turun dari ranjang lalu berjalan ke kamar mandi. Aku pun merapihkan ranjang, lalu membuka lemarinya. Aku ingin melihat pakaian apa yang Kyuhyun pakai selama di Amerika. Aku memandang satu persatu baju Kyuhyun, rata-rata semua kemeja sama seperti sebelumnya ia pakai. “Apa yang kau cari?” Aku menoleh mendengar suara Kyuhyun bertanya dari arah belakang. Mataku membulat karena Kyuhyun tidak menutupi bagian atasnya dan ia keluar hanya menggunakan celana boxernya.

Kyuhyun mengerutkan kening, melihat Aira yang terlihat terkejut. “Yak, Cho Kyuhyun kenapa kau keluar tidak memakai baju” omelku kembali memandang ke arah lemari. Kyuhyun terkekeh mendengarnya, “Aku selalu seperti setiap pagi” jawabnya santai, ia duduk di atas ranjang sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

“Apa yang kau cari?” Kyuhyun mengulang pertanyaannya, “Tidak ada hanya saja aku ingin melihat pakaianmu saja” Kyuhyun mengangguk pelan. Aku menjauh dariku dari lemari, “Cepat, pakai bajumu” perintahku lalu berjalan keluar kamar tanpa memandang ke arahnya yang tertawa senang.

Aku menarik duduk di kursi meja makan, “Namja itu suka sekali menggodaku” gerutuku. Tak lama Kyuhyun keluar dengan penampilan yang sudah lengkap, aku memandangnya yang menggunakan celana jeans dan kemeja putih, pakaian sederhana tapi entah kenapa membuatnya terlihat tampan.

“Yak, jangan memandangku seperti itu” tegur Kyuhyun membuatku tersadar, aku mendengus kecil. Kyuhyun memandang menu sarapan paginya, “Pancake” katanya.

Aku mengangguk pelan, “Cepat habiskan” titahku.

“Ok” Kyuhyun menuangkan madu di atas pancakenya lalu memakannya, aku pun juga memakan pancakeku. Selesai sarapan aku mengantar Kyuhyun sampai di pintu keluar apartement, ia mencium keningku sebelum ia berangkat. Aku tersenyum melihat punggung Kyuhyun yang perlahan-lahan menjauh. Ketika melihatnya yang berbelok aku pun kembali masuk ke dalam apartementnya.

Hari ini Kyuhyun merasa ia lebih bersemangat ke kuliah, ia bahkan berharap waktu agar cepat berputar dan ia bisa kembali ke apartement.

“Hei, Kyuhyun. Today you look different” tutur Richard teman Kyuhyun ia melihat Kyuhyun lebih cerah sedangkan Kyuhyun hanya menanggapinya dengan senyum tersungging. Itulah Kyuhyun di kampus ia terkenal dengan Price Ice, pangeran dingin ia jarang terlihat tersenyum tapi ketika ia tersenyum dapat membuat orang yang melihat terpesona.

Tin tong

Aku berjalan menuju pintu lalu membukanya, seorang gadis berdiri di depan apartement Kyuhyun. Ia memandangku dengan pandangannya yang tidak dapat aku mengerti, “This is Kyuhyun apartement, right?” tanyanya, aku mengangguk pelan.

“Okay, please signed” ia memberikanku sebuah kertas yang harus aku tandatangani. Ia memberikanku sebuah kantung plastic, “Laundry” aku mengerti sekarang.

“Okey, thanks” ucapku, ia mengangguk lalu pergi. “Why, there are girls in the Kyuhyun apartement. Whether Kyuhyun, already have a girlfriend?” aku bisa mendengar gerutuan darinya. Aku memperhatikan sosoknya, ia bisa dikatakan seksi untuk sekedar seorang mengantar laundry. Aku kembali masuk ke dalam kamar ku taruh laundry baju Kyuhyun di atas ranjang.

Aku kembali melanjutkan kegiatan masakku yang tadi sempat tertunda karena gadis pengantar laundry itu. Sebentar lagi Kyuhyun akan pulang, aku harus membuat makan siang. Lagipula, aku juga lapar.

Author Pov

Kyuhyun menekan kode apartementnya, ia masuk ketika pintu terbuka. Ia tersenyum melihat hidangan tersaji di meja makan. Ia membuka pintu kamar terlihat Aira yang duduk bersandar di atas ranjang sambil menonton teve. Ia menoleh lalu tersenyum ke arah Kyuhyun yang baru saja masuk.

“Bersihkan dirimu lalu makan eo. Aku sudah lapar” ucapnya, Kyuhyun mengangguk pelan. Ia melepas tas dan jaket yang ia kenakan lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Keduanya kemudian makan siang bersama, “Eo, aku baru ingat sesuatu” Kyuhyun memandang Aira. “Ingat tentang apa?” tanya Kyuhyun.

“Kau mengenal gadis pengantar Laundry?” Aira balik bertanya. Kyuhyun memikir sejenak, “Eo, Sherly. Yah, aku mengenalnya. Dia mengantar pakaianku?”

Aira mendesis pelan, “Eo. Dia mengantar pakaianmu” Kyuhyun mengangguk pelan. “Setelah makan kita pergi ke toko elektronik, eo” Kyuhyun mengerutkan kening.

“Untuk apa?” tanyanya polos.

“Mwoya, tentu saja membeli mesin cuci. Aku tidak terima ada yeoja yang memegang pakaianmu kecuali aku. Selama aku disini aku yang akan mencuci bajumu tapi kau juga harus belajar mencuci jadi ketika aku kembali ke Korea kau bisa mencuci sendiri” ucap Aira panjang.

Kyuhyun terkekeh kecil, ia memandang Aira “Kau tahu, kau terlihat seorang istri sekarang” Aira terhenyak mendengarnya lalu mendengus, “Yak, jangan menggodaku” minta Aira.

“Nyonya Cho, bukankah itu terdengar lebih baik” goda Kyuhyun.

“Yak, berhenti menggodaku” ucap Aira lagi, Kyuhyun terkekeh mendengarnya. Dalam hati Aira ia merasa bahagia, “Nyonya Cho” batinnya.

Kyuhyun menemani Aira membeli mesin cuci untuknya, Aira terlihat teliti memilih mesin cuci. “Apakah harus seteliti itu?” batin Kyuhyun. Karena, mesin cuci yang lumayan besar Aira meminta untuk diantar ke apartement.

Kyuhyun kembali memadang Aira yang sibuk menata mesin cuci dibantu oleh 2 orang pelayan dari toko tersebut. “Oke, thanks” ucap Aira setelah kedua pelayan itu menaruh mesin cuci di tempat yang ia tentukan, ia terlihat senang.

Kyuhyun memeluk Aira dari belakang membuat Aira terkejut, ia menyandarkan dagunya di pundak Aira. “Sudah selesai kan, kajja kita tidur” Aira tersenyum mendengar ucapan Kyuhyun yang terdengar manja di kupingnya. “Eo, kajja” Kyuhyun melepaskan pelukannya, lalu merangkul Aira untuk kembali ke kamar.

Kyuhyun Pov

Aira benar-benar terlihat seorang istri di mataku membangunkanku, memasak, mencuci baju, membersihkan kamar dan semuanya ia lakukan. Hahaha, hanya satu yang dilakukan olehnya yaitu melayaniku. Yah, tentu saja ia akan melakukannya karena kami belum menikah.

Di hari liburku, aku mengajaknya berjalan-jalan. “Yak, kenapa hanya membeli satu?” komentarnya ketika aku hanya membeli satu es cream. “1 untuk kita berdua” pipi Aira seketika memerah, ia mengerti maksud ucapanku.

“Yak, sejak kapan kau berubah menjadi namja yang romantis?” guraunya. Aku hanya tersenyum kecil, “Kajja” ku rangkul bahunya dan mengajak kembali berjalan.

“Enak?” tanyaku ketika ia memakan es cream, ia mengangguk lalu menyodorkan es creamnya padaku aku pun memakannya sedikit.

Kami menghabiskan waktu seharian untuk berjalan-jalan, kami juga tidak lupa mengabadikan setiap moment kebersamaan kami. Karena, aku yakin setelah dia kembali ke Korea aku akan sangat merindukannya.

--
“Appa, eomma lihat ini” Ahra memperlihatkan ipadnya pada Appa dan Eommanya yang tengah bersantai di ruang keluarga. Ia menunjukkan berita tentang Kyuhyun dan Aira di Amerika. Keduanya tersenyum senang melihat berita tersebut.

Berita itu tentang keduanya yang berjalan-jalan bersama, mereka bahkan mendapatkan foto keduanya yang bergandengan tangan dan Kyuhyun yang mencium kepala Aira.

Di sisi lain keluarga Aira juga tersenyum senang melihat berita tersebut.
--
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, mala mini adalah malam terakhirku bersama Aira setelah kurang lebih 3 minggu ia tinggal bersamaku. Padahal, seperti baru kemarin kami bertemu. Aku ingin sekali ia tetap bersamaku tapi ia juga harus melanjutkan kuliahnya. Untung saja ia mengambil hari pulang ketika aku libur kuliah, kalau tidak aku akan sangat menyesal karena tidak dapat mengantarnya ketika ia akan pulang.

“Jaga dirimu baik-baik, eo. Jaga kesehatanmu, makanlah tepat waktu dan belajarlah dengan baik” pesan Aira sebelum ia masuk ke gate keberangkatan. Aku mengangguk lemah, “Kau juga, kau harus menjaga dirimu baik-baik karena aku tidak di sampingmu” pesanku balik.

Ia mengangguk lalu tersenyum, ku tarik tubuhnya dalam pelukanku. “Aku pasti merindukanmu” Aira menahan air matanya, “Nado, aku pasti merindukanmu” Aira melepas pelukanku, ia memandangku “Berjanjilah, padaku apapun yang terjadi padaku jangan sekalipun kau kembali sebelum menyelesaikan kuliahmu” pintanya.

“Mwoya, aku tidak berjanji tentang itu. Jika sesuatu terjadi padamu, aku lansung kembali ke Korea, aku tidak peduli dengan kuliah” Aira terkekeh mendengarnya, “Yak, jangan seperti itu. Kuliahmu itu penting” tuturnya lembut.

Aku memegang pipi kanannya dengan tangan kiriku, “Kau lebih penting dari apapun” ucapku tegas, lalu mengusap pelan pipinya. Aira memejamkan matanya sejenak merasakan sentuhan tangan Kyuhyun di pipinya. Kemudian, memegang tangan Kyuhyun yang masih berada di pipinya. Mengenggamannya erat, “Aku pergi, sekali lagi jaga dirimu” Aira melepaskan perlahan genggaman tangannya.

Aku mengangguk pelan, “Sesampainya di Korea kau harus mengirimku email, eo” Ia mengangguk lalu perlahan menarik kopernya menjauh dariku. Ia tersenyum kepadaku sebelum masuk ke dalam gate keberangkatan setelah itu aku tidak bisa melihatnya lagi.

Apartementku terasa sepi tanpa Aira, bayangan-bayangan Aira tergambar begitu saja. Aku mengusap wajahku, “Yak, Cho Kyuhyun dia belum genap pergi 1 jam. Dan, kini kau sudah merindukannya” ucapku pada diriku sendiri.

Ku setel teve untuk memberikan suasana ramai, tapi tetap saja aku masih memikirkan dirinya. “Yak, Cho Kyuhyun kajja kita makan, aku sudah lapar” aku menoleh mendengar suara itu, bayangannya kembali terlintas. Aku menghela nafas, lebih baik aku tidur sejenak.

Aira Pov

Ku rebahkan tubuhku di ranjang yang 3 minggu aku tempati, ternyata aku merindukan kamar juga tapi aku lebih merindukannya.

Apa Kyuhyun sudah makan? Apa kini ia sedang tidur? Pertanyaan demi pertanyaan muncul di pikiranku. Aku sudah mengirim email padanya jika aku sudah tiba di Korea dengan selamat, tapi ia belum membalas emailku.

Paginya, aku main di rumah Kyuhyun untuk bertemu dengan keluarga Kyuhyun. Aku menceritakan liburanku bersama Kyuhyun, mereka merasa senang jika Kyuhyun baik-baik saja.

Setelah dari rumah Kyuhyun, aku berniat ke supermarket aku ingin membeli susu coklat dan keju kebetulan persediaannya tinggal sedikit. Seharusnya, aku bisa saja menyuruh pelayanku untuk membelinya tapi aku lebih suka membeli sendiri lagipula kenapa harus menyuruh orang lain ketika kau bisa melakukannya sendiri.
Aku menenteng plastic berisi belanjaan dari supermarket, berjalan dengan santai menuju rumah. Langkahku seketika berhenti melihat anak kecil yang berlari ke tengah jalan raya, ia ingin mengambil bola yang sepertinya terlempar ke tengah jalan raya.

Ku jatuhkan plastic belajaanku ketika melihat sebuah mobil berjalan cepat ke arahnya, aku mengira jika sopir tersebut tidak berkosentrasi karena ia tidak mengalihkan jalan mobilnya ke arah lain. “Yak” ku tarik anak kecil tersebut, kami pun terguling bersama ke tepi jalan. Tok, aku merasa jika kepalaku membentur sesuatu, aku masih bisa melihat anak kecil itu dihadapanku sambil memanggilku tapi kemudian aku tidak sadarkan diri.

Siwon dan kedua orang tuanya berlari cepat ketika seseorang menghubungi Siwon dan mengatakan jika Aira mengalami kecelakan dan kini di rawat di ruang UGD rumah sakit Seoul. “Bagaimana dengan Aira, dokter?” tanya Siwon ketika seorang dokter keluar dari UGD.

“Masa kritisnya sudah lewat” Siwon dan kedua orang tuanya menghela nafas lega. “Tapi, karena kepalanya membentur trotoar ia mengalami koma” Eomma lemas mendengar penjelasan Dokter.

“Aniyo, anakku tidak mungkin koma” ucapnya. Siwon dan Appa lansung memegangi eomma yang terlihat linglung. “Minhae, kami hanya bisa menunggu Aira siuman” tutur Dokter.

“Kapan, Aira akan siuman?” tanya Siwon. “Maaf, aku tidak bisa memastikannya” Eomma terkulai lemas mendengarnya. “Eomma” teriak Siwon ketika Eomma jatuh pingsan. Dengan cepat, Siwon mengangkat Eomma masuk ke dalam ruang rawat.

“Beliau, hanya syock tapi sebentar lagi ia pasti akan sadar” tutur Dokter setelah memeriksa keadaan eomma. “Gamsahamnida, dokter” ucap Appa. Dokter pun pamit pergi, “Aira” Appa dan Siwon lansung mendekati eomma ketika mendengar lirihan suaranya.

“Aira” lirihnya lagi. “Sayang” Appa mengusap lembut kepala Eomma, perlahan eomma membuka matanya. “Yeobo, dimana Aira?” Appa menundukkan kepala, “Eomma, Aira masih di ruang UGD. Aku akan pergi melihatnya” lengan Siwon ditahan oleh Eomma ketika ia akan pergi melihat Aira.

“Eomma, ikut Siwon. Aku ikut” mintanya, Siwon memandang Appa, Appa hanya mengangguk pelan ia juga ingin melihat keadan putrinya itu.

Air mata eomma pecah ketika melihat Aira yang terbaring dengan kepala yang diperban dan alat bantuan pernafasan. “Aira” Eomma berhambur memeluk Aira, sedangkan Appa dan Siwon menangis dalam diam.

Dua orang suster masuk ke dalam ruang UGD, “Maaf, Nyonya kami harus memindahkan pasien ke ruang rawat” ujar salah satu suster, lansung memeluk Eomma ketika ia melepaskan pelukannya kepada Aira.

Ketiganya mengikuti suster yang mendorong ranjang Aira menuju kamar rawat. Siwon memandang seorang Ajuhma yang menggendong anak laki-laki yang masih kecil. Ia membungkukkan badan kepada ketiganya, “Aku mohon maaf, karena agashi menyelematkan anakku dia menjadi seperti ini” ujarnya.

Siwon memeluk Eomma yang menangis di dadanya, “Gwaechana, kami tidak menyalahmu tentang ini.” Bijak Appa. “Gamsahamnida” AJuhma itu berterima kasih karena keluarga Aira tidak menuntut apapun darinya.

Ahra dan kedua orang tuanya berjalan cepat memasuki rumah sakit Seoul ketika ia mendapat kabar dari Siwon jika Aira mengalami kecelakaan dan kini koma.

“Aira” Eomma Aira menoleh ketika melihat Ahra dan kedua orang tuanya datang. “Anna” Eomma lansung berhambur memeluk Eomma Kyuhyun, keduanya menangis bersamaan.

“Kenapa bisa terjadi seperti ini?” tanya Appa Kyuhyun. “Ia menyelematkan anak kecil yang ingin tertabrak mobil tapi sayangnya ia terguling dan kepalanya membentur trotoar jalan” jawab Siwon.

“Mwoya” Ahra terkejut mendengarnya, air matanya lansung mengalir. “Aku baru bertemu dengannya tadi bersama Eomma, jika aku tahu akan seperti ini aku akan menyuruhnya untuk di rumah dan tidak membiarkannnya pergi” isak Ahra, Appa Kyuhyun memeluk putri sulungnya itu.

“Tidak ada yang tahu ini akan terjadi, sayang” tutur Appa sambil memeluk Ahra.

“Bagaimana dengan Kyuhyun, apa sudah memberitahu Kyuhyun tentang ini?” tanya Appa Kyuhyun kepada Siwon dan Appa Aira, keduanya menggeleng.

“Aku akan menghubunginya” ucap Appa Kyuhyun.

“Ani, Appa” cegah Ahra, ketiga pria itu memandang Ahra. “Wae?” tanya Appa. Ahra menahan tangisnya, “Aira tadi menceritakan liburan di Amerika. Ia menceritakan jika ia mengatakan pada Kyuhyun apapun yang terjadi padanya jangan pernah tinggalkan kuliahnya.” Wajah ketiga pria itu bertambah muram.

“Tapi, aku yakin jika Aira membutuhkan Kyuhyun sekarang” ucap Siwon.

“Tapi…”

“Gwaechana, aku akan menghubungi Kyuhyun” Siwon tetap bersikeras menghubungi Kyuhyun, “Ani, biar aku saja” Tutur Ahra, Siwon mengangguk pelan.

Kyuhyun mengeritkan keningnya, kepalanya bergerak ke kanan ke kiri. “Kyuhyun ah, jaga dirimu baik-baik eo” Kyuhyun memandang Aira di hadapannya yang perlahan lahan lalu menghilang. “Aira” teriak Kyuhyun, ia terbangun dari mimpinya. Ia mengelap keringat di wajahnya, “Aku hanya mimpi buruk” batin Kyuhyun.

Di nyalakannya, lampu tidur Kyuhyun untuk memberikan cahaya. Kyuhyun merasakan jika hati merasa tidak enak dan tidak tenang. Ia pun mengambil notebooknya dan membuka emailnya. Ia menghela nafas lega ketika membaca email Aira yang mengatakan ia sudah sampai dengan selamat.

Kring, kringg.

Kyuhyun menoleh ke arah ponselnya yang bergetar, “Siapa yang menelpon malam-malam seperti ini” batinnnya. Ia pun mendekati ponselnya, “Nona” ucapnya melihat nama Ahra tertampang di layar ponselnya.

“Yeoboseyo”

“Kyu”

“Nde, Nona”

“Kau belum tidur?” tanya Ahra di sebrang sana.

“Sudah, tapi aku terbangun karena mimpi buruk”

Ahra terhenyak mendengarnya, “Kau mimpi apa?” tanya Ahra. “Aku bermimpi Aira yang meninggalkan aku” jawab Kyuhyun. Ahra menundukkan kepalanya, “Nona, Aira baik-baik saja bukan?” tanya Kyuhyun.

Ahra terdiam ia bingung menjawab apa, “Nona” panggil Kyuhyun lagi. “Aira..” Kyuhyun mendengar suara Ahra yang sedang terisak. “Kyu, bisakah kau pulang sekarang?” Ahra tidak melanjutkan kalimatnya yang tadi.

“Nona, katakan padaku apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun sedikit meninggikan suaranya. Isakkan Ahra akhirnya terdengar jelas, “Aira kecelakan Kyu, dia koma” seperti sebuah pukulan tepat di dada Kyuhyun, tubuhnya menegang seketika. Detik berikutnya, ia lansung beranjak dari ranjang mengganti dengan cepat pakaian yang ia gunakan.

“Kyu, kyu” Ahra memanggil Kyuhyun tapi tidak ada jawaban dari Kyuhyun. Ahra memejamkan matanya, Kyuhyun pasti terpukul mendengar berita tersebut.

Sesampainya di bandara ia lansung berlari menuju loket pemesanan tiket. Ia tidak peduli membayar berapapun harga tiket tersebut asalkan ia bisa berangkat ke Korea sekarang. Keberuntungan memihak Kyuhyun, ada penerbangan yang menuju Korea 1 jam lagi.

“Thanks” Kyuhyun menerima tiket tersebut dan lansung masuk ke gate keberangkatan.

“Bagaimana dengan Kyuhyun?” Siwon bertanya kepada Ahra ketika kembali masuk ke dalam kamar rawat. “Aku sudah memberitahunya tapi setelah itu tidak suara lagi yang ku dengar, aku yakin Kyuhyun sudah dalam perjalanan ke Korea” Siwon menghela nafas lega.

Pintu kamar rawat Aira kembali terbuka, kali ini datang Haena dan Donghae teman SMA Aira dulu. “Aira” Haena lansung memeluk tubuh lemah Aira. “Aira ireona” titah Haena, tapi Aira masih menutup matanya.

Donghae mengelus punggung Haena, Donghae memandang keluarga Aira dan Kyuhyun secara tidak lansung ia meminta maaf karena ia tidak permisi terlebih dahulu, kedua keluarga itu sepertinya tidak keberatan.

“Aira ireona” ulang Haena tapi Aira masih tetap sama. Donghae menarik Haena ke dalam pelukannya. “Oppa, Aira akan bangunkan?” tanya Haena sambil terisak.

“Nde, sayang. Aira pasti akan bangun” ucap Donghae, Haena masih menangis dalam pelukannya.

Kedua keluarga itu masih setia menunggu Aira, hingga akhirnya Siwon menyuruh kedua orang tuanya dan Kyuhyun dan Ahra untuk pulang, mereka harus beristrihat karena sedari tadi menunggu Aira.

“Biar, aku yang menjaganya” Siwon mencoba membujuk Eommanya yang bersikeras tidak ingin pulang tapi setelah dibujuk akhirnya eomma menurut.

Siwon memandangi adiknya yang kini terbaring, ia duduk di samping ranjangnya. Dipegangnya tangan Aira, sedari tadi ia menahan untuk tidak menangis tapi kini air matanya keluar tanpa ia perintahkan.
“Chagi, bangunlah eo. Baru semalam aku melihatmu dalam keadaan sehat tapi kini kau…” Siwon tidak kuat melanjutkan kalimatnya. “Chagi, bagaimana aku akan menggodamu tentang Kyuhyun jika kau bahkan saja tidak bangun dari tidurmu” Aira tidak memberikan respon apapun, melihat itu Siwon kembali menangis.

Jujur, jika ia bisa menggantikan posisi Aira sekarang ia mau menggantikannya. Ia tidak ingin melihat Aira seperti ini, ia bahkan tidak pernah memikirannya sama sekali. Siwon mencium kening Aira, kemudian ia membaringkan tubuhnya di sofa yang bisa dijadikan ranjang. Ia berharap jika ia terbangun nanti Aira sudah bisa membuka matanya kembali.

--
Kyuhyun berlari ketika ia keluar dari gate kedatangan, selama di pesawat ia sangat gelisah. Terlebih perjalanan dari Amerika menuju Korea yang cukup lama.

“Seoul hospital” Kyuhyun lansung menaiki taksi menuju rumah sakit. Ia memandang jam taksi tersebut, jam menunjukkan pukul 12 malam. Kyuhyun memijat-mijat keningnya yang terasa pusing, ia masih merasakan jetlag.

“Dimana ruangan Aira dirawat?” tanya Kyuhyun ketika ia sampai di rumah sakit tempat Aira di rawat. “Choi Aira, di rawat di lantai 3 nomor 3”

“Gomawo” Kyuhyun lansung berlari ketika suster itu memberikan informasi letak kamar Aira di rawat. Langkah kaki Kyuhyun melemah ketika ia menemukan kamar yang di maksud. Tangannya perlahan membuka pintu kamar tersebut. Ia melihat Siwon yang tertidur dan Aira yang terbaring di atas ranjang.

Di hampirinya ranjang tersebut, ia pun terduduk lemas. Sekalipun ia tidak pernah membayangkan ini terjadi pada Aira. “Aira, ireona” ucap Kyuhyun lirih sembari memegang tangan Aira.

“Kau melanggar janjimu untuk menjaga dirimu baik-baik selama aku tidak berada di sampingmu” tambahnya lagi. Ia mengusap pelipis Aira lembut, “Bangunlah sayang” pintanya.

Siwon terbangun ketika mendengar suara orang, ia terkejut melihat Kyuhyun yang sudah datang. “Kyuhyun” Kyuhyun menoleh, ia mengusap terlebih dahulu air matanya sebelum ia menoleh. “Hyung” Siwon beranjak bangun, ia menghampiri Kyuhyun ia tahu jika Kyuhyun sama seperti dirinya yang terluka melihat keadaan Aira.

“Hyung pulanglah, aku akan yang menjaga Aira” ujar Kyuhyun. Siwon ingin menolak, “Aku ingin berdua dengan Aira” ucapan Kyuhyun membuat Siwon mengangguk, ia pun pamit pulang.

Kyuhyun kembali mengalihkan padangannya pada Aira, wajah Aira terlihat sedikit pucat. “Sayang ku mohon bangunlah” Kyuhyun tidak bisa menahan air matanya untuk tidak mengalir. Ia pun menangis di atas tangan genggaman tangannya pada Aira.

“Yak, ireona” Aku mendengus melihat Kyuhyun berteriak, teriakannya mengangguku tidur  cantikku. “Haissh, berisik aku masih mengantuk” omelku sambil menarik bantal untuk menutupi telingaku. Aku terdiam, Kyuhyun tidak lagi bersuara ku buang bantalku. “Tidak ada Kyuhyun” aku mengedarkan pandanganku ke seluruh kamar Kyuhyun. “Hei, kemana pergi dia?” batinku.

“Bangunlah sayang” aku mengerutkan kening mendengar suara Kyuhyun. “Bangun” aku terdiam dan seketika aku terasa ditarik. Perlahan-lahan aku membuka mataku, ku tatap langit-langit di atasku. “Ini bukan kamarku” batinku, atap kamarku tidak warna abu-abu.

Aku menoleh ke arah sampingku, “Bangunlah sayang” aku melihat Kyuhyun yang terisak. “Mwoya, kenapa namja ini menangis” batinku. Kyuhyun terdiam sejenak melihat tangan Aira yang ia genggam bergerak seakan ingin membalas genggamannya.

“Aira” lirih Kyuhyun ketika melihat Aira yang perlahan-lahan mencoba membuka matanya. Ia dengan cepat keluar dari kamar Aira dan kembali datang bersama dokter dan suster. Dokter memeriksa keadaan Aira, setelah dicek Aira tidak perlu lagi menggunakan alat bantu pernafasan karena dia bisa bernafas dengan baik. “Aku tidak tahu Aira akan siuman secepatnya karena prediksiku dengan medis ia siuman paling cepat 1 bulan” tutur Dokter pada Kyuhyun.

“Dokter kau lupa memprediksi dengan cinta” gurau Kyuhyun. Dokter itu mengangguk pelan, “Yah, kau benar aku lupa memprediksi dengan cinta. Yasudah, aku permisi dulu dan tolong bantu Aira untuk makan makanannya” Kyuhyun mengangguk pelan, Dokter dan suster pun pamit pergi. Kyuhyun mendekati nampan berisi makanan yang tadi sempat diantar oleh suster.

Kyuhyun membantuku untuk bersandar, “Kau harus makan, eo” Aku mengangguk lemah, Kyuhyun tersenyum tipis ia pun perlahan menyuapiku. “Kenapa, kau berada disini?” tanyaku disela-sela aku mennguyah makanan.

“Haissh, kau masih bertanya kenapa aku disini ya tentu saja karena mengkhawatirkanmu” Kyuhyun menjawabnya dengan sedikit mengomel. “Sudah ku katakan apapun yang terjadi padaku kau tidak boleh meninggalkan kuliahmu” tuturku.

“Dan, sudah ku katakan jika terjadi sesuatu denganmu aku lansung kembali ke Korea, aku tidak peduli kuliah” aku mendengus kecil mendengar ucapannya.

“Aku tidak akan disini, jika kau menepati janjimu untuk menjaga dirimu dengan baik selama aku tidak berada disimu” tambah Kyuhyun, untuk kali ini aku tidak bisa menjawab ucapannya.

“Mianhae” sesalku sambil menundukkan kepalaku, Kyuhyun menghela nafas pelan kemudian digenggamnya tangan Aira. Aku kembali memandang Kyuhyun ketika ia menggenggam tanganku, ia tersenyum, “Sudah ku katakan kau lebih dari apapun, karena itu mulai hari ini jaga dirimu dengan baik, eo” ujarnya, aku ikut tersenyum lalu mengangguk pelan.

Kyuhyun kembali menyuapiku, “Eo, bisakah aku mendengarnya lagi?” tanyaku.
“Mendengar, mendengar apa?” Kyuhyun berbalik bertanya.

“Panggilan untukku ketika kau memintaku untuk bangun” jawabku dengan nada sedikit menggoda. Kyuhyun terlihat kikuk, “Kau tidak mau mengatakannya lagi?”

Kyuhyun memandangku, “itu..”

“Haissh, ternyata kau hanya memanggilku seperti itu jika aku koma saja” dengusku.

“Yak, bukan seperti itu. Kau tahu aku bukan namja yang seperti itu” elak Kyuhyun.

“Geure, mulai hari ini kau harus memanggilku dengan panggilan itu”

“An..”

“Oppa, Kyuhyun oppa” Kyuhyun lansung terdiam ketika mendengar AIra memanggilnya seperti itu. “Araseo” Aku tersenyum senang mendengarnya.

Setelah selesai makan, Kyuhyun menyuruhku untuk kembali beristirahat. “Kau juga perlu istirahat” tuturku. Kyuhyun mengangguk pelan, ia pun berbaring di sofa.

Author Pov

Baik keluarga Aira dan Kyuhyun menyambut senang karena Aira sudah siuman.

“Kau harus lebih hati-hati sayang” ujar Eomma sambil memeluk Aira, ia benar-benar senang melihat anaknya bisa kembali membuka matanya. “Ne, eomma mian sudah membuatmu sedih” Eomma mengangguk pelan.

“Gomawo, Kyuhyun ah sudah membuat adikku siuman kembali ternyata kau memang sangat berpengaruh pada adikku” Siwon berkata sambil menepuk pundak Kyuhyun pelan. Kyuhyun tersenyum kecil, “Itu sudah kewajibanku sebagai tunangannya” ucap Kyuhyun kemudian. Aira tersenyum simpul mendengar ucapan Kyuhyun.
***
Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar Aira, ketika ia melihat banyak sekali orang di dalam kamar tersebut. Kemungkinan mereka adalah teman kampus Aira.

“Kyuhyun” Kyuhyun menoleh ketika mendengar namanya disebut. Ia tersenyum kecil melihat Donghae dan Haena yang berjalan mendekatinya. “Kau pulang” Haena seperti tidak percaya Kyuhyun kini berada di hadapannya.

“Eo, Ahra menelponku tentang Aira dan aku lansung pulang”

“Daebak” puji Donghae.

Haena memandang Kyuhyun, pandangannya jatuh ke sebuah bungkusan di tangan Kyuhyun. “Ini susu coklat dan keju, Aira menginginkannya” Kyuhyun melihat pandangan Haena karena itu ia menjawabnya.

“Eo” Haena mengangguk pelan. “Kenapa, kau tidak masuk?” tanya Donghae. “Nanti saja, terlalu banyak orang di dalam” Donghae mengintip kamar rawat Aira, ia mengerti maksud ucapan Kyuhyun ketika melihat banyak sekali orang di dalam.

“Baiklah, kita menunggu saja” ketiganya pun memilih duduk di kursi depan kamar Aira. Tapi, sudah jam 1 jam belum ada tanda-tanda jika orang di dalam itu keluar.

“Hah, aku lelah. Aku masuk saja” Haena beranjak bangun. “Yak, tunggu” Donghae dan Kyuhyun pun menyusul Haena. Semua mata memandang ke arah ketiganya ketika mereka masuk. “Aira” Haena lansung berhambur memeluk Aira.

“Aku takut sekali melihatmu koma tapi kini aku bersyukur kau sudah siuman”

“Eo, gomawo”

Aira memandang teman-temannya dengan pandangan bertanya siapa dia. “Eo, teman-teman ini Haena sahabatku sejak kecil, itu Donghae kekasihnya dan di sebelahnya Kyuhyun tunanganku” Aira sedikit malu ketika memperkenalkan Kyuhyun.

“Akhirnya aku bisa melihat lansung penerus Cho Group dari dulu aku hanya bisa melihatnya di teve” celetuk Saena. “Geure, aku juga” Aira tersenyum kecil mendengar celetukan teman-temannya.
Selang beberapa menit, teman-teman Aira pun berpamitan pulang tinggallah Haena, Donghae dan Kyuhyun. “Ini pesananmu sayang” Kyuhyun memberikan bungkusan plastic kepada Aira. “Gomawo, oppa” Haena dan Donghae memandang satu sama lain, sambil mengerutkan kening.

“Yak, sejak kapan kalian memanggil satu sama lain dengan seperti itu?” tanya Haena.

Aira tersenyum kecil lalu memandang Haena, “Semenjak ia membuatku siuman, kau tahu dia memanggilku dengan sebuatan sayang ketika ia memohonku untuk bangun”

Kyuhyun mengaruk tengkunya, ia merasa malu karena Aira menceritakan hal itu pada Haena dan tentu saja Donghae mendengarnya. “Sekarang kau terlihat lebih romantis bung” Donghae menyikut perut Kyuhyun pelan.

“Haissh, jangan membahas itu” ketiganya tertawa bersamaan ketika melihat raut wajah Kyuhyun yang malu bahkan kedua pipinya memerah.

***

Aira memandang Kyuhyun yang sibuk bermain pspnya. “Oppa” Kyuhyun menghentikan permainannya dan lansung memandang Aira. “Wae” tanyanya.

“Oppa sekarang aku sudah lebih baik bahkan dokter mengatakan aku sudah bisa pulang besok. Karena itu, besok kembalilah ke Amerika selesaikan kuliahmu. Aku berjanji kali ini aku akan menjaga diriku dengan baik” Aira memandang Kyuhyun dengan penuh keyakinan, ia ingin mencoba menyakinkan Kyuhyun.

Kyuhyun menggengam tangan Aira, “Aku akan kembali setelah kau sehat kembali”

“Mwoya. Kau tidak bisa melakukan itu, bagaimana dengan kuliahmu oppa?”

“Kau selalu memikirkan kuliahku tapi tidak pernah memikirkan bagaimana perasaanku yang takut kehilangmu” Kyuhyun sedikit kesal karena tunangannya itu selalu membahas tentang kuliahnya.
“Kyuhyun ah” lirih Aira ia sedikit terkejut dengan nada kesal Kyuhyun yang baru saja diucapkan oleh namja itu. Kyuhyun menghela nafas kecil, “Mianhae, sayang aku terlalu kesal” sesal Kyuhyun.

“Aku mengerti oppa, kau sangat mengkhawatirkanku tapi kuliahmu juga penting oppa. Kau sudah berjuang sejauh ini dan aku tidak mau kau putus di tengah jalan karena aku. Aku berjanji aku akan menjaga diriku lebih baik lagi”

“Tapi…”

“Oppa, kau punya mimpi, mimpimu adalah menjadi sarjana dari kampusmu. Aku pun sama aku mempunyai mimpi untuk lulus dari kampus yang aku pilih dan mimpiku pula adalah melihatmu lulus dari kampus itu”

Kyuhyun tersenyum mendengar ucapan tunangannya itu. “Ara, aku kembali” Aira tersenyum senang mendengarnya. Kyuhyun pun menarik Aira dalam pelukannya. “Aku pasti merindukanmu” kata Kyuhyun.

“Aku juga pasti merindukanmu”

Aira Pov

Aku mengantar Kyuhyun ke Bandara ditemani Siwon oppa karena aku belum begitu baik aku harus menggunakan kursi roda untuk mengantar Kyuhyun.

Aku sengaja, hanya aku dan Siwon oppa yang mengantar Kyuhyun. Aku tidak ingin melihat air mata keluarga besar mereka menangis lagi.

Aku melambaikan tangan kepada Kyuhyun yang kini sedang mengantri masuk ke dalam gate keberangkatan. Ia masih tersenyum kecil dan membalas lambaian tanganku sebelum ia masuk ke gate keberangkatan.

“Kajja, kita pulang” ucap Siwon padaku, aku mengangguk pelan. Siwon pun memutar kursi rodaku lalu mendorongnya menjauh dari gate keberangkatan.

“Aku berjanji akan menjaga diriku, Kyuhyun ah” batinku.

Author Pov

Baik Aira dan Kyuhyun sibuk dengan urusan kuliah yang sudah memasuki tahap akhir. Sebentar lagi mereka akan mewujudkan mimpi mereka menjadi sarjana di kampus yang mereka inginkan. Kyuhyun berjanji akan datang di hari wisuda Aira maupun sebaliknya. Aira wisuda lebih dibandingkan Kyuhyun, ia sangat senang mendengar Kyuhyun sudah dalam perjalanan pulang.

Senyum Aira tidak pernah terlepas ketika mendapat penghargaan menjadi siswi terbaik di kampusnya dan kini ia sudah mendapatkan gelar yang ia inginkan. Keluarga besar Aira berfoto bersama disusul foto bersama keluarga besar Kyuhyun. Aira ikut mengabadikan fotonya seorang diri dan bersama Kyuhyun.

“Aku hebatkan” ucap Aira kepada Kyuhyun. Kyuhyun mengangguk sambil tersenyum simpul, sebenarnya keberhasilan Aira tidak terlalu menting yang terpenting adalah gadis itu menepati janjinya untuk menjaga dirinya dengan baik dan ia membuktikan itu.

Sebagai hadiahnya, Kyuhyun mengajak Aira jalan-jalan menggunakan motor kesayangan Kyuhyun yang tidak pernah Kyuhyun pakai sebelumnya, karena biasanya ia menggunakan mobil. Kyuhyun sengaja menggunakan motor agar selama perjalanan Aira terus memeluknya dari belakang. Ia merindukan saat-saat gadis itu memeluknya seperti ini.

Mereka menghabiskan waktu mereka makan janggung bakar dan bakso ikan di tengah jalan sambil melihat indah sungai Han ketika malam hari. Keduanya benar-benar menikmati hari kebersamaan mereka.

Cho Kyuhyun Pov

Aku memandang sekililing ballroom kampusku mencari sosok gadis tapi gadis itu belum terlihat padahal acara sudah berjalan hampir setengah. Hanya keluargaku dan keluarganya yang sudah datang, aku bertanya kepada Nonaku dengan isyarat tapi ia malah mengangkat bahu tanda tidak tahu begitupula dengan Siwon hyung. Aku menandak mencemaskannya, aku takut terjadi sesuatu padanya. Hingga akhirnya kecemasanku pupus ketika melihatnya datang.

Semua orang memandang ke arahnya ketika berjalan masuk, aku tersenyum kecil Aira terlihat cantik dengan mini dress putih dan sepatu yang senada dengan dressnya. (Dressnya itu, yang kaya di pake Jiyeon di drama Dream High 2. Waktu dia kompetisi nyanyi bareng Kang Sora).

Acara wisuda pun berakhir, kami pun seperti sebelumnya mengabadikan foto kami bersama. Ku lingkarkan tangan kananku pada pinggang ramping Aira ketika kami berfoto berdua. “Berikan, aku hadiah karena kau membuatku menunggu hampir setengah jam” ucapku padanya.

Aira tersenyum kecil, ia memang terlambat karena sibuk menyiapkan penampilannya hari ini. Ia takut membuat Kyuhyun malu karena penampilan. Aira ingin mencium pipi kanan Kyuhyun tapi sayangnya Kyuhyun sudah membalikkan wajahnya sehingga akhirnya Aira mencium bibirnya. Kini mereka malah berciuman, tidak peduli puluhan pasang mata memandang ke arah mereka. Toh, Amerika bukan negara yang asing dengan kata berciuman.

“Omo” seru Eomma Kyuhyun dan Aira bersamaan.

“Yak, bocah itu mesum sekali” ejek Nona, ia geleng-geleng kepala. Siwon terkekeh mendengarnya, ia merangkul pundak Ahra. “Jangan cemburu melihat mereka, kita bisa melakukannya sendiri” gurau Siwon dan lansung mendapat tatapan tajam dari Ahra.

Fotographer juga tidak menyia-nyiakan untuk tidak mengabadikan foto mereka berdua. Ini bisa menjadi berita besar di Korea dan bisa menjadi kenang-kenangan untuk mereka berdua.

10 tahun kemudian

“Sayang dimana dasi kerjaku?” Tanya Kyuhyun sambil mengancingkan kemeja yang ia kenakan.

“Eomma, dimana dasi sekolahku?” seru namja berusia 6 tahun, ia juga sedang memakai kemeja sekolahnya. Kyuhyun tersenyum pada namja kecil itu, mereka bahkan bertos ria.

Aira masuk ke dalam kamar dengan wajah kesal, “Kalian berdua” dengusnya. Ia membuka laci pakaian, mengambil dasi kedua namja itu. “Ini dasi kalian” Aira menaruhnya di atas kasur, ia baru saja ingin membalikan tubuhnnya untuk keluar seruan itu datang lagi.

“Kau tidak memasangkannya, sayang” ucap kedua namja itu bersamaan. Kyuhyun dan namja itu kemudian terkiki kecil. Aira menghela nafas kecil, lalu kembali berbalik mengambil dasi Kyuhyun lalu memasangkannya di leher Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum kecil, “Kenapa dengan wajahmu, eo? Kenapa pagi-pagi memasang wajah jelek seperti itu?”

Aira memandang tajam ke arah suaminya itu, seharusnya ia tidak perlu bertanya kenapa karena ia harusnya tahu apa alasan wajahnya seperti ini. Aira tidak menjawab, lalu beralih mengenakan dasi namja kecil di samping Kyuhyun. Kyuhyun mengerutkan keningnya bingung.

“Ji Hyun-ah” ucap Aira sambil memakai dasi.

“Nde, eomma” jawab namja kecil itu yang tak lain adalah putranya.

“Jika kamu besar nanti kau jangan seperti Appamu, eo. Jangan pernah suka menebar pesona pada gadis-gadis” Ji Hyun memandang Kyuhyun, sedangkan Kyuhyun menunjukan wajah tercengangnya.

“Ara, eomma” Aira tersenyum kecil lalu dikecupnya bibir Ji Hyun. “Kajja, kita pergi tinggalkan namja itu sendiri” Ji Hyun mengangguk, ia memandang ke arah appanya tapi ia kini hanya bisa menurut yang dikatakan eommanya.

“Yak, sayang kau masih marah mengenai kejadian kemarin, eo” seru Kyuhyun tapi tidak di gubris oleh Aira, ia masih melanjutkan langkahnya, menuruni tangga bersama Ji Hyun untuk sarapan bersama.

Kehadiran Kyuhyun tidak dipedulikan oleh Aira, ia sibuk mengurus sarapan untuk Ji Hyun. Ia hanya sekedar menaruh piring berisi sarapan di hadapan Kyuhyun tanpa berkata apapun.

“Sayang” panggil Kyuhyun tapi Aira tetap diam.

“Yak, Cho Aira berhenti merajuk” seru Kyuhyun, Aira memandang Kyuhyun kesal. “Tidak ada yang merajuk pada Cho Kyuhyun” jawab Aira tak kalah serunya. Ji Hyun hanya bisa mengeleng-geleng melihat kedua orang tuanya. Mereka selalu itu, terkadang terlihat romantic dan terkadang terlihat bertengkar seperti sekarang.

Aira masih kesal karena kemarin ketika ia mengunjungi Kyuhyun di kantornya, ia melihat Kyuhyun dan Qian salah satu karyawannya sedang berbicara bersama. Mereka terlihat sangat akrab apalagi Kyuhyun selalu melepar senyum pada gadis itu. Tentu membuatnya kesal, sejak sekolah dulu Kyuhyun selalu saja tebar pesona dan ia juga memiliki alasan lain dibalik merajuknya. Sebenarnya ia hanya menggunakan alasan itu agar ia bisa marah pada Kyuhyun.

Aira masih merajuk ketika ia berangkat bekerja, sebenarnya jika seperti ini Kyuhyun sangat malas untuk bekerja karena ia tidak akan berkonsentarsi ia pasti memikirkan istrinya. Tapi, karena hari ini ada meeting dengan client penting terpaksa ia harus bekerja.

Kekesalan Kyuhyun pun bertambah ketika ia pulang ke rumah, ia tidak menemukan istri dan anaknya di rumah. Ia hanya menemukan secarik kertas yang memberitahu jika Ia dan anaknya berada di rumah Eomma, tertulis pula ia ingin menenangkan diri.

“Cho Aira, kau membuatku gila” kesal Kyuhyun sambil mengacak-acak rambutnya. Ia memandang meja makan yang sudah terisi hidangan untuk makan malam. Istrinya sudah memasak sebelum ia pergi. “Bagaimana, aku bisa makan tanpa ada kalian di rumah?” tutur Kyuhyun. Sekarang, ia benar-benar frustasi. Ia ingin menjemput Aira tapi melihat alasannya dia pergi untuk menenangkan diri ia jadi mengurungkan niatnya.

Dua orang masuk dengan cara mengendap-endap, “Stt” mereka adalah Aira dan Ji Hyun yang baru saja masuk ke dalam rumahnya. Tangan kiri Aira memegang sebuah kue sedangkan tangan kanannya menggandeng Ji Hyun.

Keduanya mengendap-endap masuk ke kamar Kyuhyun, sebelum masuk Aira menyalakan semua lilin di kue tersebut. Perlahan-lahan ia membuka kenop pintu kamar, Ji Hyun masuk lebih dahulu.

Aira tersenyum melihat suaminya yang tertidur sambil memeluk guling terlihat seperti anak kecil. Aira menyalakan lampu kamarnya, membuat Kyuhyun perlahan-lahan mengerjaokan matanya karena silau. “Saengil chukha hamnida Appa” seru Ji Hyun, kedua mata Kyuhyun terbuka sempurna ketika mendengar seruan tersebut. Terlebih kini ia melihat yeoja yang dicintainya berdiri sambil membawa kue.

“Saengil chukha hamnida, yeobo” ucap Aira lembut. Kyuhyun meranjak dari bangun, ia bahkan lupa mengenai ulang tahunnya. Aira mendekat ke arah ranjang, “Make a wish” Kyuhyun tersenyum lalu menutup matanya. Setelah itu ditiupnya lilin kue tersebut, “Saengil Chukha hamnida, Appa. Saranghaeyo, Appa” Ji Hyun mencium pipi kiri Kyuhyun.

“Terima kasih sayang” balas Kyuhyun lalu mencium pipi putranya itu.

“Saengil chukha hamnida, yeobo. Sarang haeyo Cho Kyuhyun” Aira mengecup bibir Kyuhyun. “Terima kasih sayang” balas Kyuhyun. Ia baru sadar jika istrinya itu tidak benar-benar marah padanya, “Kau berakting padaku?” Tanya Kyuhyun.

Aira berpura-pura berpikir, “Ah, seperti iya. Bagaimana, aktingku bagus kan?” Kyuhyun mendengus, “Kau hampir membuat gila karena sikap pagi ini, aku bahkan hampir kehilangan client karena aku tidak focus meeting dengannya”

“Yah, mianhae sepertinya kali ini aku terlalu berlebihan” sesal Aira. Kyuhyun tersenyum kecil melihat raut wajah istrinya yang berubah sendu, “Sudah-sudah, kau tidak salah sayang. Lagipula, aku juga menyukai kejutan yang kau buat bersama Ji Hyun” Kyuhyun tersenyum kecil ke arah putranya.

Aira kembali menunjukkan senyumnya, “Jadi, mana hadiahku?” Tanya Kyuhyun kepada keduanya. Aira tersenyum ia mengeluarkan sebuah kotak lalu memberikannya pada Kyuhyun. Kyuhyun menerimanya lalu membuka cepat isi kotak tersebut. Ia terkejut ternyata kotak itu berisi testpack yang menunjukkan dua garis, “Kata, eomma Ji Hyun akan memiliki adik, appa” tutur Ji Hyun senang.

“Chagi, kau hamil?” Tanya Kyuhyun tidak percaya, Aira mengangguk pelan. Detik berikutnya, ia sudah menarik Aira dalam pelukannya. “Gomawo, sayang. Ini benar-benar kado terindah yang aku terima” ujar Kyuhyun.

“Nde, oppa”

Ji Hyun tidak mau kalah, ia pun ikut memeluk kedua orangtuanya membuat keduanya terkejut. “Ji Hyun juga ingin memeluk eomma” Aira dan Kyuhyun tersenyum keduanya pun menarik Ji Hyun dalam pelukan mereka.

“Kalian adalah cintaku, kalian adalah nafasku. Terima kasih Tuhan, sudah memberikan mereka padaku” batin Kyuhyun.

-          The End -

No comments:

Post a Comment