Author : Yunita {@dedee_yunita}
Cast :
- Cho Kyuhyun (SJ)
- Choi Aira (OC)
- Lee Donghae (SJ)
- Shin Naya
Genre : Cinta Abadi
Rating : PG 16
Length : Oneshot
Coment Juseyo untuk menghargai FF gaje ku ini..
happy reading :)
Tettttt
Bel
berdering menandakan jika kegiatan belajar hari ini selesai. Para murid-murid perlahan satu persatu berhamburan keluar kelas.
“Kau
mau pulang bersamaku” tanya seorang gadis berwajah imut dengan rambut sepanjang
bahu kepada seorang gadis seumurannya yang sedang merapihkan bukunya dan
memasukkan bukunya ke dalam tas.
“Ani,
aku pulang sendiri saja” jawabnya sambil tersenyum kecil. Gadis berwajah imut
itu mengangguk pelan, “geure, yasudah aku duluan eo” ucapnya sambil melambaikan
tangan.
“Eo,
hati-hati” seru teman gadis itu.
“Nde”
sahutnya. Teman gadis itu tersenyum kecil melihat sahabatnya itu pulang lebih
dahulu. Ia pun berjalan menuju kelas yang berada tempat di sampingnya. Ia
mendekatkan diri melihat isi kelas tersebut
dari kaca jendela, matanya tertuju kepada sosok namja yang kini masih asik
mengobrol dengan teman-temannya dan tidak jauh dari sisinya beberapa gadis
memandangnya dengan tatapan memuja, mereka
sepertinya sengaja menunda waktu pulang mereka.
“Dasar
namja menyebalkan” umpat gadis itu lalu berlalu pergi. Namja di kelas itu
menoleh ke arah jendela, ia merasa ada seseorang yang sedang melihat ke arahnya
tapi ketika ia menoleh ia tidak menemukan seseorangpun disana. Ia pun
melanjutkan kembali mengobrol dengan temannya.
Gadis
itu berjalan dengan malasnya, sepanjang jalan
ia menggerutu tidak jelas. Mungkin, jika ada orang yang benar-benar
memperhatikannya mereka akan menganggapnya orang gila.
“Eo”
gadis itu mengangkat wajahnya ketika melihat sepasang sepatu kini menghadang
jalannya. Di depannya berdiri seorang namja sambil tersenyum bersama 4 orang
temannya yang lain yang berada di belakang.
Gadis itu
memang satu persatu namja yang berada di hadapanyanya, “Kalian mau
apa?” tanya gadis itu sambil mengambil 1 langkah mudur. Namja-namja tertawa jahil,
namja di depannya melangkah maju dan gadis itu reflex kembali melangkah mundur.
“Siapa
kalian? Aku tidak mengenal kalian?” ucap gadis itu lagi sambil memandang namja
di depannya yang selalu melangkah maju ketika ia mengambil
melangkah mundur.
“Kau
tidak mengenal kami, tapi kami mengenalmu” ucap namja di hadapan gadis itu.
“Yah, siapa yang tidak mengenal putri sulung Choi Group” sahut salah satu
temannya dengan senyuman yang sama.
“Aku tidak tahu kenapa, Choi Group memberikan tuan
putrinya berjalan pulang sendiri. Kemana pergi pengawal-pengawal mereka” sindir
teman yang lain.
Gadis
menghentikan langkahnya mantap, lalu kembali memandang tajam
namja satu persatu. Ia tidak suka ketika ada orang yang menjelek-jelekan keluarganya. Para namja merasa
tidak terima dipandang seperti itu, “Yak, berani kau memandang kami seperti
itu” namja di hadapan gadis itu siap melayangkan sebuah tinju tapi tidak
sedikit pun membuat gadis itu merasa takut.
Shrekk,
tinju namja itu di tahan tepat di atas kepala gadis
itu. Baik, gadis itu dan namja teman-temannya memandang seseorang yang kini
berani-berani ikut campur dengan urusan mereka.
“Berani
kau melukai dirinya, kau akan berurusan denganku” ucap seorang namja sambil
menghempaskan tinju namja itu. Tentu saja namja itu merasa
kesal, ia pun mengedikkan mata ke arah teman-temannya memberikan isyarat untuk
menyerbu namja di hadapannya.
Namja
itu pun sudah menyiapkan diri untuk melawan teman-temannya, tidak terlihat
sedikit pun perasaan takut di wajahnya meskipun lawannya lebih
banyak dan ia hanya sendiri. Perkelahian pun berlansung, gadis itu masih
terdiam di posisinya sambil memperhatikan namja-namja
yang sedang berkelahi di hadapannya.
Ia
melirik namja yang tadi hampir melayangkan tinju padanya, namja itu pun memamdang
gadis itu dengan tatapan licik. Ia pun berjalan mendekati gadis itu, gadis itu
masih diam hingga akhirnya sebuah erangan terdengar. Gadis itu menangkap tangan
namja yang hampir saja menyentuh wajahnya, dengan sekali gerakan ia memutar
tangan namja itu.
Namja
yang menahan tinju tadi pun tersenyum
melihat apa yang dilakukan gadis itu, gadis itu pun lansung menendang namja
tersebut hingga membuatnya jatuh tersungkur. Ia pun lalu ikut membantu namja
itu yang melawan 4 namja lainnya.
“Selesaikan
dalam 3 menit” ucapnya pada namja itu, namja itu mengangguk. Ternyata tidak
sampai 3 menit 4 namja itu terjatuh ke tanah. “Jadi, hanya gini kemampuan
kalian” ejek gadis itu melihat wajah 4 namja yang kini dihiasi warna ungu dan
merah karena terkena pukulan. 4 namja itu memandang kesal, ia tidak tahu gadis
itu bisa berkelahi dan namja yang membantunya lebih pandai dari mereka. 4 namja
itu dengan sempoyongan bangun lalu berlari pergi
meninggalkan namja yang tadi tersungkur. Melihat, teman-temannya pergi ia pun
mengambil melakukan hal yang sama.
Gadis
itu tersenyum kecut, melihat namja itu pergi begitu saja. Ia kira namja itu
akan melawannya tapi ternyata tidak, ia malah lebih pengecut
dibandingkan teman-temannya yang lain karena pergi begitu saja sebelum melawan.
Gadis
pun kembali melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda, meninggalkan
sosok namja yang kini berdiri di sampingnya. “Yak, Aira” seru namja lalu
berjalan menyusul gadis itu.
“Kenapa,
kau tidak menungguku?” tanyanya, kini ia sudah berjalan beriringan dengan gadis
itu.
Gadis
itu melirik sebal namja itu, “Menunggumu yang tebar pesona dulu kepada gadis-gadis di kelasmu. Ah, seperti aku
tidak ada kerjaan saja” ucapnya sembari mempercepat langkahnya.
Namja
itu terkejut dengan ucapan gadis itu, “Yak, aku tidak tebar peson dengan
siapapun” ucapnya membela diri. Gadis itu hanya diam
sambil terus berjalan, namja itu sedikit gusar melihat tingkah gadis di
sampingnya.
“Yak,
berhenti merajuk padaku” pintanya sambil memegang tangan gadis itu membuat
gadis itu memandang namja itu. Gadis berdecak kecil, “Yak, tidak ada yang merajuk
padamu, Cho Kyuhyun” tuturnya lalu menghempaskan pegangan namja
yang ia panggil Cho Kyuhyun itu dengan sedikit kasar lalu kembali berjalan.
Kyuhyun
terhenyak sejenak, lalu kembali menyusul gadis itu. “Aku kira kau akan datang
ke kelasku untuk mengajakku pulang bersama, tapi kalau malah meninggalkanku”
Gadis
itu menghentikan langkahnya, “Sudah ku katakan, aku tidak suka datang ke
kelasmu. Mana mungkin, aku ke kelasmu dan mengajakmu pulang” nada suaranya
terdengar jelas jika ia kesal.
Kyuhyun
lupa mengenai itu, ia menghela nafas pelan “Mian, aku lupa mengenai itu” gadis
itu memandangnya dengan wajah datar sambil melipat kedua tangannya di depan
dada.
“Tapi,
setidaknya kau menelponku eo. Kau betapa khawatirnya aku, ketika aku ke kelasmu
dan melihat kau tidak ada. Dan, ketika aku melihat malah bersama 5 namja yang
tidak jelas seperti mereka” mimik wajah Kyuhyun terlihat jelas jika ia sangat
khawatir, membuat gadis itu merasa bersalah.
“Mian,
aku keburu kesal tadi. Lain kali aku akan menelponmu” gadis mengakhiri kalimatnya dengan senyuman berharap namja
di hadapannya mengubah mimik wajahnya agar normal kembali. Kyuhyun kembali
menghela nafas, “Kajja, kita pulang” dirangkul gadis itu, gadis itu mengangguk
pelan.
“Bisakah,
kita mampir beli es cream. Aku menginginkannya” tanya gadis itu.
Kyuhyun
tersenyum kecil, “kajja, kita beli es cream” gadis itu tersenyum mendengarnya
jawaban dari Kyuhyun. Keduanya sama-sama menyukai es cream, terlebih jika mood
keduanya sedang tidak bersahabat.
“Kau
mau mencobanya?” tanya gadis itu pada Kyuhyun sambil menyodorkan es cream
coklat dihiasi dengan choco chip. Kyuhyun
pun menginggit sedikit es cream gadis
itu. “Kau mau mencoba punyaku?” tawar Kyuhyun balik.
Gadis
tersenyum lalu menggeleng, “es creammu hanya coklat polos Kyuhyun, kurang
menarik”
“Haishh,
kau ini” Kyuhyun pura-pura kesal lalu kembali mengajak gadis itu berjalan
kembali.
Langkah
keduanya pun berhenti di sebuah rumah besar dan mewah, dari jauh
pun orang bisa mengetahui jika rumah tersebut adalah rumah salah satu orang
terkaya di Korea.
Gadis
itu melambaikan tangan perpisahan pada Kyuhyun, “Yak, kau tidak menawariku
untuk mampir ke rumahmu?” serunya.
Gadis
itu mengerutkan kening, “Dalam mimpimu” jawabnya sembari membuka pintu rumah
besarnya itu. “Yak, lihat saja kau pasti akan merindukanku” gadis itu hanya
menanggapinya dengan pandangan percaya diri sekali kau, lalu menutup pintunya.
Kyuhyun berdecak kesal, ia pun berjalan menuju rumahnya yang hanya bersebelahan
dengan rumah gadis itu.
Para pelayan membungkukkan badan ketika gadis itu
memasuki rumah. “Aku pulang” serunya ketika ia berada di dapur, ia lansung
menemui eomma yang selalu berada di dapur jika ia pulang sekolah.
Eomma
tersenyum kecil, melihat putrinya sudah pulang. “Bersihkan dirimu lalu makan
siang bersama, eo” ujarnya. Gadis itu tersenyum kecil, diciumnya pipi Eomma.
“Nde” ucapnya kemudian lalu berjalan menuju kamarnya di lantai 2. Eomma pun
melanjutkan kegiatan masaknya.
Tak
lama ia kembali dengan pakaian sudah berganti dengan pakaian yang lebih santai.
“Eo, kue coklat” serunya melihat kue coklat di atas meja. Ia pun mengambil
sepotong kue tersebut dan lansung memakannya. “Hei, makan nasi dulu” tutur
Eomma.
Gadis
itu menggeleng, mulutnya sibuk menguyah kue. Eomma hanya menghela nafas,
putrinya akan bersikap begitu jika ia sudah melihat makan yang berbau dengan
rasa coklat. Eomma beralih memandang ke arah pelayannya yang berdiri, “Kalian,
kajja cipipi kue buatanku” pelayan saling berpandangan satu sama lain tapi
karena ini bukan pertama kalinya Nyonya besarnya menyuruh mereka mencipipi masakan buatannya jadi mereka
lansung mengiyakan.
Gadis
itu tersenyum melihat para pelayan yang kini satu persatu mencipipi kue buatan
ibunya. “Aira, eomma sudah siapkan kue untuk keluarga Kyuhyun. Kau antar ke
rumahnya eo” ucap Eomma sambil memberikan sebuah shopping bag yang berisi 1
kotak kue.
“Ani”
tolak Aira cepat.
“Waeyo?”
tanya Eomma. Aira, teringat kalimat terakhir Kyuhyun sebelum ia masuk ke dalam
rumah. Ia tidak mungkin datang ke sana, itu saja bunuh diri.
“Tidak
ada penolakan sayang, kau harus mengantarnya” Aira lansung mengembungkan
pipinya mencoba menunjukkan aegyonya agar eomma luluh dan membatalkan
perintahnya.
Eomma
tersenyum lalu mengusap pelan kepala Aira, “Aegyomu
tidak mempan untuk kali ini” Aira mengurucutkan bibirnya, kecewa. Dengan
terpaksa pun ia mengantarkan kue tersebut ke rumah Kyuhyun. Sama seperti
pelayan di rumahnya, ketika ia masuk ke dalam rumah Kyuhyun pelayan rumah Kyuhyun
juga membungkukkan badan.
“Annyeong,
eomma” sapanya kepada seorang Ajuhma yang usianya tidak jauh dari usia
eommanya. Ajuhma yang dipanggil Eomma itu pun tersenyum melihat kedatangan
Aira. “Eomma aku membawa kue untukmu, kue ini buatan eommaku” Aira memberikan kue yang dibawanya.
“Aigoo,
ucapkan terimakasihku pada eommamu” balas Eomma Kyuhyun. Aira tersenyum lalu
mengangguk, “Yak, sepertinya ada yang merindukanku hingga datang ke rumahku”
Aira memejamkan matanya sejenak mendengar suara yang tidak asing di telinganya
itu. Inilah yang hal yang takuti bertemu Kyuhyun dan ia akan
senang menggodanya.
Kyuhyun
duduk di hadapan Aira, “Aku tidak merindukanmu, aku hanya datang mengantar kue
untuk eomma” Kyuhyun tersenyum evil, sepertinya ia tidak percaya begitu saja
dengan alasan yang Aira katakan.
Aira
mengumpat dirinya dalam hati, apalagi ketika melihat senyum itu. Ia pun
beranjak bangun, “Eomma, aku permisi dulu” Aira membungkukkan badan lalu pergi.
Eomma Kyuhyun hanya mengangguk pelan, ia ingin berkata
tapi Aira sudah lebih dulu melangkah pergi.
“Yak,
tidak ada yang menyuruhmu pergi” seru Kyuhyun, tapi Aira tetap melangkah pergi.
“Yak, kalian tahan gadis itu. Jika, gadis itu keluar dari pintu akan aku pecat
kalian berdua” ucap Kyuhyun kepada 2 pelayan yeoja yang berjaga di pintu
keluar.
“Cho
Kyuhyun” ucap Eomma, Kyuhyun hanya menanggapinya
dengan tertawa kecil. Ia tahu Aira, tidak pergi jika ia mengancam seperti itu.
Jiwa sosial lebih besar dibanding rasa malunya.
2
pelayan pun lansung menghadang Aira dengan wajah
memelas, mengisyaratkan jika mereka memohon agar
Aira tidak pergi agar mereka tidak
dipecat. “Cho Kyuhyun, aku membencimu” seru Aira kesal, ia bahkan melupakan
kehadiran Eomma Kyuhyun. Kyuhyun tertawa senang, kali ini ia menang.
“Temani,
aku bermain game” Aira mengerlingkan matanya, tanpa berkata sepatah apapun ia lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar Kyuhyun. “Kau
ini, suka sekali membuatnya kesal” ucap Eomma.
“Aku
menyukainya jika dia sedang seperti itu” Kyuhyun mengambil sepotong kue lalu
memakannya. Eomma Kyuhyun hanya menggeleng-geleng melihat tingkah putra
sulungnya itu.
Aira
masuk begitu saja ke kamar Kyuhyun, kamar Kyuhyun sudah menjadi kamar kedua
baginya. Kamar yang besar itu selalu
terlihat rapi apalagi rak berisi game favoritenya, Kyuhyun menjaga mereka
dengan baik.
Aira
berjalan mendekati jendela, menggeser hordeng dan membuka jendela. Ia sangat
menyukai hal itu karena ia bisa melihat awan di langit. Matanya pun beralih ke
kolam renang yang berada di bawahnya. Warna air yang jernih membuatnya ingin
masuk ke dalam air tersebut.
“Apa
yang kau lihat” tiba-tiba Kyuhyun sudah berdiri di samping Aira. Aira menoleh,
“Kolam renang”. Kyuhyun mengerutkan kening, “Kau ingin berenang?” tanya
kemudian.
Aira
tersenyum lalu mengangguk mantap, “Kajja, kita berenang”. Kyuhyun berkedik,
“Aku tidak mau” Aira lansung memasang wajah kesal. Kyuhyun naik ke atas
ranjangnya, menyambar remot untuk menyalakan tevenya.
Kyuhyun
memandang kembali ke arah Aira yang masih memasang
wajah kesal. “Aku memintamu menemaniku bermain game bukan berenang” katanya.
Masih memasang wajah kesal, Aira naik ke atas ranjang Kyuhyun duduk tepat di
samping Kyuhyun.
Ia
memangku bantal, “Aku tidak mau bermain game, aku ingin berenang” ucapnya
kemudian.
“Berenang
saja sendiri, atau berenang di rumahmu. Kolam renangmu tidak kalah besar dengan
punyaku” Aira tambah kesal mendengar ucapan Kyuhyun. Ia pun merebahkan dirinya
ke kasur lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. “Cho Kyuhyun kau
menyebalkan” serunya dari dalam selimut.
Kyuhyun
tersenyum tipis mendengarnya, “Yak, buka selimutmu” Kyuhyun menarik selimut
yang menutupi Aira tapi Aira menahannya. Tarik menarik pun terjadi, tapi
Kyuhyun lebih kuat dari Aira sehingga akhirnya selimut terbuka.
Aira
memandang Kyuhyun kesal, ia mengambil bantal lalu menutupi wajahnya. Kyuhyun
menghela nafas, setelah ia berusaha payah membuka
selimut yang menutupi Aira kini ia kembali menutupi wajahnya dengan bantal.
“Yak,
jangan berenang yang lain saja” Kyuhyun mencoba membujuk Aira. Di cuaca yang
lumayan terik seperti ini berenang bisa membuat kulitnya terbakar. Aira memutar
bolanya sejenak mendengar ucapan Kyuhyun, “Geure kajja
kita jalan-jalan” Kyuhyun sedikit terkejut karena tiba-tiba saja Aira membuang
bantal yang menutupi wajahnya dan kini tersenyum manis tepat di hadapan
wajahnya. Ia tidak tahu jika hal itu membuat jantungnya kini berdetak lebih cepat.
Aira
mengerutkan kening melihat Kyuhyun yang terdiam sambil memandangnya tanpa
kedip. “Yak, kau pasti sedang memikirkan yang aneh-aneh”
tebak Aira dan lansung membuat Kyuhyun tersadar dari lamunannya.
“Ani”
elaknya. Aira mengerucutkan bibirnya, “Kajja, kita
jalan-jalan” Aira memang wajah aegyonya, Kyuhyun menghela nafas kecil melihat
itu. Jika sudah memasang wajah tersebut, ia tidak menolak permintaannya.
Kyuhyun mengangguk pelan dan disambut girangan riang dari Aira. “Yes yes”
“Kajja”
Aira turun dari ranjang, lalu menarik tangan Kyuhyun untuk segera pergi.
Kyuhyun tersenyum dalam hati jika melihat sikap Aira yang seperti ini. Tingkah
yang bermanja padanya dan hanya padanya ia menunjukkan sikap itu.
Aira
meminta Kyuhyun menemaninya jalan-jalan ke sebuah Mall, mereka pergi dengan
menggunakan mobil dan sopir keluarga Kyuhyun, Eomma Kyuhyun mengizinkan
keduanya menggunakan itu. Senyum Aira tidak pernah lepas ketika mereka
berada mall, Kyuhyun juga senang melihat senyum itu. Aira
menoleh ke arah Kyuhyun sebelumnya ia mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke
kiri.
“Yak,
Kyuhyun apakah kau tidak merasa jika orang-orang disini memperhatikan kita”
bisik Aira, melirik arah ke kanan dan kiri beberapa orang memandang ke arahnya
dan Kyuhyun. Kyuhyun terkekeh pelan, “Biarkan saja, tidak usah dipedulikan”
tutur Kyuhyun sembari merangkul Aira, Aira tersenyum kecil lalu mengangguk. Hal
ini selalu terjadi jika mereka pergi ke suatu tempat yang ramai dikunjungi
orang.
“Eo,
bonekanya cantik sekali” puji Aira pada boneka teddy bear berwarna putih tangan
keduanya memegang sebuah boneka kecil berbentuk hati dengan bertuliskan love,
boneka itu juga dihiasi pita di atas kepalanya.
“Jika
kau menyukainya beli saja” Aira mengembungkan pipinya mendengarnya ucapan
Kyuhyun. “Yak, kau memang tidak romantis, seharus kau tawaran aku. Apakah kau
menginginkannya, jika kau menginginkan aku akan membelikannya untukmu. Bukan,
mengatakan jika kau menyukainya beli saja”
cerocos Aira.
Kyuhyun
terdiam mendengarnya, romantis bukanlah sifatnya. Dengan sedikit jengkel pun
Aira masuk ke toko yang menjual boneka tersebut, ia berbicara dengan penjaga
toko tersebut untuk mengambilkan boneka yang ia inginkan.
“Pakai
ini saja” Kyuhyun memberikan kartu Atm kepada kasir toko tersebut, ketika Aira
ingin membayar boneka tersebut. “Ani, pakai ini saja” Kasir toko itu hampir
saja mengambil kartu yang diberikan Kyuhyun, lalu mengurungkan niatnya. Ia
malah terlihat bingung karena Kyuhyun dan Aira sambil memberikannya kartu Atm.
Kyuhyun
dan Aira saling berpandangan, “Biar, aku yang bayar” Kyuhyun sengaja berkata
dengan nada lembut agar Aira menurut. Aira tidak mengatakan apapun tapi ia
masukan kembali kartu atmnya ke dalam dompetnya menandakan jika ia setuju jika
Kyuhyun yang membayarnya. Kyuhyun tersenyum kecil, “Pakai ini saja” Kasir itu
mengangguk dan menerima kartu Atm dari Kyuhyun.
“Gamsahamnida”
ucap Kyuhyun dan Aira bersamaan ketika keduanya ingin keluar dari toko. “Nde”
Jawab kasir sekenanya. Sepeninggalan keduanya, pelayan dan kasir itu berkumpul
dan berbicara sesuatu entah apa yang mereka bicarakan.
Aira
menyuruh Kyuhyun membawa shopping boneka tersebut sedangkan bonekanya ia yang
membawanya. Kyuhyun memandang Aira yang terlihat senang sambil memeluk boneka
teddy bear tersebut. “Aku menamai
boneka ini Kyunnie” ucap Aira, Kyuhyun mengangguk pelan sambil tersenyum
tipis, membuat Aira tersenyum adalah mudah bagiku apalagi membuatnya kesal.
Kyuhyun
dan Aira memilih menonton semua film luar negeri yang berisi dengan action,
keduanya memang menyukai film action dibandingkan film drama percintaan.
Kyuhyun kembali memandang Aira yang tertawa lepas melihat adegan film yang
lucu, Ia menoleh ketika Kyuhyun menggengam tangannya.
Aira
terlihat tersipu malu, kemudian ia menyandarkan kepalanya dibahu Kyuhyun,
merangkul lengan Kyuhyun dan Kyuhyun kembali menggenggamnya. Kyuhyun menghirup
sekilas wangi harum rambut Aira, lalu
kemudian mencium kepala Aira lembut.
Kyuhyun
sangat mencintai Aira, ya tentu saja begitupun sebaliknya meskipun terkadang
mereka sering bertengkar tapi sebenarnya mereka sangat mencintai satu sama
lain. Keduanya sudah mengenal sejak dari kecil, ditambah usia mereka yang hanya terpaut 1 bulan. Sejak kecil pula, kedua orang
tua mereka sudah menjodohkan keduanya. Baik, Kyuhyun dan Aira mengetahui
perjodohan tersebut meskipun mereka belum
mengatakan setuju
tapi melihat sikap keduanya yang sangat dekat kedua orang tuanya tetap
melanjutkan perjodohan tersebut. Aira bahkan
tidak canggung lagi memanggil kedua orang tua Kyuhyun dengan sebuatan Eomma dan
Appa maupun sebaliknya.
Kehidupan
keduanya yang bisa dikatakan sempurna, terlahir dari keluarga yang merupakan
salah satu keluarga yang terkaya di Korea Selatan, memiliki wajah yang cantik
dan tampan, kepintaran yang luar biasa membuat semua orang yang mengenal
keduanya memandang takjub.
Tapi,
tidak satupun dikeduanya yang memamerkan apa yang mereka miliki terlebih Aira
yang sering memilih pulang dengan jalan kaki atau naik bus umum dibandingkan
mobil keluarganya. Kesederhaan itulah yang membuat teman-teman di kelasnya
tidak takut bergaul dengannya. Yang mereka tahu biasanya seseorang yang
terlahir sempurna akan memiliki kepribadian buruk tapi ternyata tidak untuk
Aira.
Aira
bahkan tidak mau datang ke kelas Kyuhyun dengan alasan ia tidak ingin
teman-teman Kyuhyun beranggapan buruk tentangnya karena menghampiri Kyuhyun
terlebih dahulu meskipun dengan alasan sekolah sekalipun. Ia sedikit menjaga
jarak Kyuhyun jika di sekolah, tapi terkadang Kyuhyun sengaja mendekatinya di
sekolah. Terkadang membuatnya sedikit kesal, malu, dan senang bercampur jadi
satu.
“Eonnie”
seru Aira ketika ia keluar dari mobil, setibanya di rumah Kyuhyun ia melihat
Ahra kakak perempuan Kyuhyun baru saja keluar dari mobil. Ia tersenyum ke arah
Aira, “Yak, kalian baru saja jalan-jalan bersama?” tanyanya ketika melihat Kyuhyun yang juga keluar dari mobil yang
sama.
Aira
tersenyum lalu mengangguk pelan, Ahra melirik boneka yang dipeluk Aira.
“Apakah, Kyuhyun yang membelikannya untukmu?” tanyanya lagi.
“Eo,
namja yang tidak romantis yang membelikannya
untukku”
jawab Aira lansung mendapat tatapan tajam dari Kyuhyun. Aira mengulurkan
lidahnya, “Dah, eonnie” ia melambaikan tangannya pada Ahra, Ahra membalasnya.
“Yak,
kau tidak berpamitan denganku?” seru Kyuhyun.
“Tidak
mau” seru Aira tanpa memandang ke arah Kyuhyun, ia tetap berjalan dan akhirnya
keluar dari pintu. Kyuhyun mengerucutkan bibirnya melihat itu, “Kajja, masuk”
ajak Ahra pada adiknya itu, ia tertawa dalam hati melihat wajah adiknya
terlihat kesal.
Aira Pov
“Oppa”
seruku ketika aku masuk ke rumah dan melihatnya yang sudah berada di ruang
makan bersama Appa dan Eomma. Aku lansung merangkul lehernya “Kau baru pulang
jalan-jalan bersama, Kyuhyun eo?” tanya Siwon, Oppa Aira.
Aku
mengangguk pelan lalu melepaskan rangkulan tanganku dilehernya. “Kyuhyun
belikannya untukmu?” Siwon bertanya ketika Aira duduk di sampingnya, ia melihat
boneka dalam dekapan adiknya itu.
Aku
tersenyum kecil lalu menganggukan kepala, entah kenapa aku malu menjawab dengan
kata-kata. Siwon tertawa kecil, begitupula dengan Appa dan Eomma.
“Hahaha,
sepertinya kau dan Kyuhyun memang berjodoh” goda Eomma.
“Eo,
saling bertengkar tapi saling mencintai” tambah Appa.
“Haishh,
Appa dan Eomma suka sekali menggodaku” ucapku, aku merasakan jika wajahku
memanas. “Aku masih ingat, ketika Aira menangis karena tidak menemukan Kyuhyun
di rumahnya. Dan ternyata, Kyuhyun bersembunyi di lemari kamarnya.” aku lansung
memandang tajam ke arah Siwon Oppa. Ia menambah suasana semakin memanas saja,
lagipula ia selalu membahas itu setiap kali membahas
Kyuhyun.
“Sudah-sudah,
kajja kita makan” ujar Eomma, setiap makan malam pasti selalu seperti ini.
Seusai
makan malam, aku pun membersihkan diriku setelah itu berdiri di
balkon kamarku untuk memandang langit malam. Aku tidak menyukai bintang tapi
aku menyukai bulan. Kyuhyun tersenyum tipis
melihat Aira yang kini berdiri di balkon ketika ia keluar ke balkon kamarnya.
Jika Aira beralasan karena ia menyukai bulan sedangkan Kyuhyun beralasan ingin
melihat bidadari cantik.
“Besok,
berangkat bersamaku eo” mendengar suara Kyuhyun, aku pun menoleh arah samping
kiriku ternyata dia kini juga ikut keluar dari balkon kamarnya. Aku menggelengkan
kepala, “Shireo” tolakku.
“Waeyo?”
tanyanya.
Aku terdiam
lalu mengalihkan pandanganku, “Yak, jika alasanmu masih sama karena sikap
murid-murid di sekolah, aku tidak terima alasan itu. Haish, kau selalu
memikirkan perasaan murid-murid di sekolah tapi tidak pernah memikirkan
perasaanku”
Aku tersenyum
tipis mendengarnya, aku membalikkan tubuhku menghadap ke arah Kyuhyun. “Cho
Kyuhyun, kau terdengar seperti sedang merajuk” godaku sambil tersenyum
menggoda.
Kyuhyun
berdecak kecil, “Aku tidak menerima penolakan, besok dan seterusnya kau
berangkat dan pulang bersamaku” tegas Kyuhyun. Aku terdiam ketika Kyuhyun
kembali berkata tegas seperti itu, jika seperti itu aku tidak bisa
membantahnya. Belum aku sempat menjawab, Kyuhyun sudah lebih dahulu masuk kembali
ke kamarnya.
“Yak, Cho
Kyuhyun aku belum berkomentar” seruku, tapi tidak ada tanda-tanda Kyuhyun akan
keluar lagi. Aku mengurucutkan bibirku, ia akan bersikap tegas pasti karena
kejadian tadi siang.
--
Aku dan
keluargaku seperti biasa sarapan bersama sebelum memulai aktivitas. “Tambah
messies lagi” ucap Eomma padaku, ia sangat tahu jika aku menyukai coklat karena
itu ia menyodorkan sebungkus messies padaku. “Nde, eomma” jawabku sambil
tersenyum.
Seorang pelayan
memasuki ruang makan, membuat semua memandang ke arahnya. Ia membungkukkan
badan terlebih dahulu, “Nona, tuan muda Cho sudah datang menjemput Nona”
katanya kemudian.
“Eo, Cho
Kyuhyun” ucap Eomma, ia memandang ke arahku yang merapihkan sarapanku. Haissh,
aku aku bahkan belum menambahkan messies dalam rotiku. “Aku berangkat dulu” aku
mencium kedua pipi eomma, Appa dan terakhir Siwon Oppa.
“Yak, sayang
shopping bagmu ketinggalan” seruan Eomma, membuatku menghentikan langkahku. Aku
membalikkan badan sambil meringis kecil, “Eo, mian aku lupa” Eomma tersenyum
sambil memberikan shopping bag itu padaku.
“Aku
berangkat,eo” pamitku, Eomma mengangguk pelan. Hari ini adalah jadwal latihan
Taekwondo karena itu aku membawa baju Taekwondo dan membawanya di shopping bag.
Untung saja, tidak tertinggal jika iya aku harus kembali lagi ke rumah untuk
mengambilnya.
“Yak, kenapa
lama sekali!” omel Kyuhyun ketika aku masuk ke dalam mobil.
“Kau, yang
datang terlalu pagi” jawabku santai. Kyuhyun berdesis kecil, “Pagi-pagi di
larang mengomel” kataku sambil mencubit pipi kanan Kyuhyun. Kyuhyun mengerang
kecil, “Ajushi, kita berangkat” ucapnya pada sopirnya. Sopir itu mengangguk dan
mulai menjalankan mobil.
Kyuhyun keluar
dari mobil terlebih dahulu ketika mereka sampai di depan sekolah. Aku
memperhatikan beberapa yeoja kembali memandangnya terpesona, cemburu tentu saja
aku cemburu tidak seharusnya mereka memandang Kyuhyun seperti ini padahal
mereka tahu jika Kyuhyun sudah memiliku. Aku tidak mau memarahi mereka, bagiku
ini masih hal sepele lagipula selama mereka bertingkah di taraf wajar, aku tidak
masalah.
“Hei, kajja
keluar” suara Kyuhyun membuatku tersadar, ia memandangku sambil tersenyum. Ah,
ada satu lagi Kyuhyun hanya memberikan senyumnya padaku hanya padaku. Aku
mengangguk pelan lalu keluar dari mobil, Kyuhyun menutup pintu mobilnya.
“Ajushi, gamsahamnida kau boleh pulang” ucap Kyuhyun pada sopirnya. “Nde, tuan”
jawabnya, ia pun kembali menjalankan mobilnya.
“Aira” aku
menoleh ketika mendengar seruan dari Haena, sahabatku. Aku tersenyum melihatnya
yang baru saja keluar dari mobil. “Hei, tumben sekali kalian datang berdua”
katanya sambil menyengkol pundakku dengan pundaknya pelan.
Aku tersenyum
kecil, “Pangeran meminta putri untuk selalu berangkat dan pulang bersama”
jawabku sambil melirik Kyuhyun. Kyuhyun hanya memasang wajah datarnya, “Kajja,
kita masuk” ajak Haena. Baru saja Haena ingin menggandeng tangan Aira, Kyuhyun
sudah menahan tangannya.
“Kyuhyun”
Kyuhyun tersenyum melihat Donghae yang berjalan menghampirinya, ketika ia
berdiri di sampingnya ia menaruh tangan Haena di tangan Donghae membuat
keduanya bingung. “Gandenglah, tangan ikan mokpo jangan gandeng tangan Aira
karena aku yang akan menggandengnya” ucap Kyuhyun, ia menggandeng tanganku lalu
masuk ke dalam sekolah meninggalkan Haena dan Donghae yang masih terdiam.
Keduanya saling
memandang satu sama lain, mereka bingung apakah melepaskan atau tetap seperti
itu. “Kajja, kita masuk” Donghae mengambil alih menggandeng tangan Haena, “Eo,
ye” Haena tersenyum kecil, ia merasa jika ada sesuatu dalam hatinya yang
bergejolak.
Aku merasa
semua mata memandang ke arahku dan Kyuhyun, haishh pasti ini karena Kyuhyun
yang tidak mau melepaskan menggenggam tanganku padahal aku sudah memintanya
melepaskannya.
“Nanti, makan
siang denganku eo” tawar Kyuhyun sambil memandangku. Aku berdecak kecil,
“Shireo” tolakku cepat. “Wae?” tanyanya. Aku melepaskan genggaman tangan
Kyuhyun, “Hanya tidak mau saja” lalu berjalan menuju kelasku.
“Yak, aku akan
datang ke kelasmu nanti” serunya, aku memandang tajam ke arahnya sebelum masuk ke
dalam kelas. “Yeoja itu selalu seperti itu” gerutu Kyuhyun lalu masuk ke
kelasnya.
Pelajaran kali ini
membahas untuk persiapan ujian kelulusan yang 3 bulan lagi. 3 bulan bukan waktu
yang lama untuk mempersiapkan diri karena itu murid-murid sangat serius
menerima pelajaran bahkan di awal mereka masuk kelas tiga mereka sudah lebih
serius belajar.
Atlantic School
tempat Aira dan Kyuhyun bersekolah termasuk dalam salah satu sekolah yang
bergengsi, bukan hanya diisi oleh anak dari keluarga atas tapi juga kepintaraan.
Tettt
Kyuhyun lansung
merapihkan bukunya dengan cepat, sedari tadi ia menunggu jam istrihat berbunyi
agar ia bisa datang ke kelas Aira dan mengajaknya makan siang bersama.
“uuuuuu” suara
godaan itu terdengar di telingaku, aku terkejut melihat Kyuhyun yang kini
berjalan menghampiriku pantas teman-temanku berseru seperti itu. Ia tersenyum
simpul padaku membuatku hanya bisa menghela nafas.
“Kau mau makan
bersamanya?” tanya Haena padaku, jarinya menunjuk Kyuhyun. Aku mengangguk
pelan, Haena lansung memasang wajah cemberut.
“Yak, kau makan
siang saja dengan ikan mokpomu itu” tutur Kyuhyun, Haena hanya berdecak kecil.
“Kajja” ajak Kyuhyun, aku mendengus melihatnya kembali mengenggam tanganku.
“Bye, Haena” pamitku.
Kantin sekolah
sangat ramai jika jam istirahat, sama seperti pagi tadi. Kedatanganku bersama
Kyuhyun, terlebih Kyuhyun masih mengenggam tanganku membuat kami menjadi pusat
perhatian. “Pilih makanan yang bisa kau habiskan semua” Kyuhyun sering beli
makan tapi tidak habis.
Kyuhyun
memandangku sambil tersenyum sesuatu, “Ani, tidak boleh Jjamyeon ini masih pagi
tidak baik untuk kesehatanmu” Kyuhyun cemberut mendengarnya. “Kau makan apa?”
tanyanya padaku.
“Nasi goreng”
Kyuhyun mengangguk pelan, “Aku pesan 2 nasi goreng dan 2 air mineral botol”
pelayan kantin mengangguk pelan. Kyuhyun mengajakku untuk mencari kursi yang
kosong. Kami duduk di kursi yang hanya diperuntukkan untuk dua orang, posisi
lumayan enak karena lansung memandang ke arah taman sekolah.
“Ini pesannya”
Pelayan mengantarkan pesanan kami, “Gamsahamnida” ucapku padanya, ia mengangguk
pelan lalu pamit pergi.
Kami pun
memulai memakan kami, “Mwoya, kau selalu seperti itu” aku mengambil tisu lalu
mengelap mulut Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum tipis, aku mengerutkan kening
melihatnya tapi aku tidak ingin bertanya.
--
Aku dan Kyuhyun
sampai di sebuah club Taekwondonya, kami pun lansung mengganti pakaian karena
latihan akan segera di mulai.
Latihan di
mulai dengan pembukaan lalu pemanasan. Baik Aira dan Kyuhyun sudah mengikuti
taekwondo ketika mereka duduk di kelas 1 Smp. Karena, itu tidak yang heran jika
Aira melawan namja-namja tempo hari yang mengganggunya.
Kyuhyun yang
menyuruh Aira untuk ikut latihan taekwondo bersamanya, ia ingin Aira bisa
menjaga dirinya selagi ia tidak berada di sampingnya. Sejak, saat itu pula Aira
lebih menyukai film action ketimbang film percintaan.
Author Pov
Aira
bersiap-siap untuk lari pagi di hari libur yang cerah sayang dilewatkan jika
hanya untuk tidur. Ia berjalan ke rumah Kyuhyun, untuk mengajak Kyuhyun ia tahu
jika Kyuhyun belum bangun. “Annyeong, eomma” sapa Aira pada eomma Kyuhyun yang
sedang merangkai bunga, ia tidak memandang ke arah Aira karena ia sudah
mengenal suara itu. “Annyeong, sayang” balasnya, Aira pun menaiki tangga menuju
kamar Kyuhyun.
Eomma Kyuhyun
melirik sekilas Aira yang menaiki tangga, “Eo” ia seperti terkejut tapi
kemudian ia menggelengkan kepala lalu melanjutkan kegiatannya.
Aira membuka
pintu kamar Kyuhyun, ia mendengus melihat Kyuhyun masih terbaring manis di
ranjangnya. Ia pun mendekat ke ranjang, “Cho Kyuhyun bangun” serunya, ia
memberikan respon terlihat dari mimic wajahnya. “Yak, Cho Kyuhyun bangun” ulang
Aira.
“Haishh, aku
masih mengantuk” jawab Kyuhyun lalu menarik
selimutnya, meringuk lebih dalam. Aira berdecak kecil, ia pun berjalan
menuju jendela kamar Kyuhyun menggeser hordeng agar sinar matahari masuk.
“Yak, geser
hordengnya” ucapnya karena sinar matahari menggangu tidur. “Shireo, kau harus
bangun” Aira menggeser hordeng lebar-lebar. Kyuhyun pun kembali menarik selimut
menutupi hingga wajahnya.
“Haissh, namja
ini” gerutu Aira. Bruk, Aira sengaja menjatuhkan dirinya di atas Kyuhyun. “Yak,
kau menganggu tidurku” omel Kyuhyun, ia perlahan-lahan membuka matanya masih
terlihat jika ia masih mengantuk.
“Haissh, bangun
tuan memalas. Kajja, kita lari pagi” ajak Aira. “Haissh, shireo” Aira menahan
selimut yang akan Kyuhyun tarik untuk menutupi kembali wajahnya. “Ayolah,
Kyuhyun bangun” minta Aira.
Kyuhyun
menghela nafas kecil lalu memandang wajah Aira yang kini berada di hadapannya,
“Aku akan bangun dengan syarat” Aira mengerutkan kening. “Mwonde?” tanya Aira.
Kyuhyun
tersenyum evil, “memberikan morning kiss lalu aku akan bangun”
“Hah, shireo
kau bau belum sikat gigi” tolak Aira. “Jika aku sikat gigi kau akan memberikannya?”
“Tidak juga”
Aira beranjak bangun dari atas tubuh Kyuhyun. “Yak, baju apa yang kau kenakan”
omel Kyuhyun, Aira lansung memandang dirinya sendiri. Tidak ada yang salah
dengan pakaian yang ia kenakan, taktop putih, celana hitam pendek dan sepatu kets
berwarna putih. Bukankah, ini pakaian yang sering dipakai jika ingin berlari
pagi.
“Waeyo, tidak
yang salah dengan pakaianku” Kyuhyun berdecak kesal, ia pun beranjak turun dari
ranjang dibukanya lemari pakaiannya. “Pakai ini” Kyuhyun melempar kaos putih
miliknya.
Aira melihat
kaos tersebut, “Yak, ini besar sekali” komentarnya.
“Pakai itu atau
tidak ada lari pagi” tegasnya, lalu masuk ke kamar mandi. Aira mendengus, ia
pun terpaksa menggunakan kaos Kyuhyun. Aira tersenyum tipis, bau mint tubuh
Kyuhyun masih bisa terhirup dibaju tersebut.
Selagi menunggu
Kyuhyun, Aira melihat-lihat sekitar. Aira memandang laptop di meja belajar
Kyuhyun, tumben sekali kali Kyuhyun menggunakan laptopnya. Ia menekan asal
huruf pada laptop, laptop kembali menyala. Aira mengerutkan kening melihat
halaman browser yang menampilkan Harvard Unversity dan Oxford Unversity. Ia
melihat pula beberapa kamus bahasa Inggris di meja belajar Kyuhyun. Apakah,
Kyuhyun?
Aira lansung
mematikan laptop Kyuhyun dan menjauh dari meja belajar Kyuhyun, ia mendengar
suara air dalam kamar mandi sudah berhenti. Ia pun memilih merapihkan ranjang
Kyuhyun yang berantakan.
Kyuhyun keluar
dari kamar mandi, ia tidak terkejut melihat Aira yang sedang merapihkan ranjang
karena ia sering sekali melakukan itu. Ia memperhatikan kaosnya yang Aira
kenakan, memang terlihat kebesaran tapi itu lebih baik dibandingkan pakaian
sebelumnya yang memperlihatkan bentuk tubuh rampingnya dan kulit putihnya.
“Aku tidak
terlihat seperti kura-kurakan?” tanya Aira pada Kyuhyun ketika mereka menuruni
tangga bersama. “Ani, kau tetap cantik meskipun menggunakan kaos kebesaran”
jawaban Kyuhyun membuat Aira sedikit tersipu malu.
“Eomm, aku
menemaninya lari pagi dulu” ucap Kyuhyun pada Eommanya yang masih merangkai
bunga. Kali ini memandang Kyuhyun, “Eo, nde” ia melirik Aira yang sudah
berganti pakaian, ia sudah menduga akan seperti ini. Kyuhyun tidak pernah
mengizinkan Aira menggunakan pakaian seperti tadi meskipun pakaian itu wajar
digunakan di depan umum.
Keduanya pun
berjalan menuju Gor olahraga yang terdekat, biasanya mereka akan berlari
mengelilingi gor tersebut. “Cho Kyuhyun, 3 bulan lagi kita ujian kelulusan
setelah kita lulus. Apa kau sudah menentukan tempat kuliahmu?” Aira memandang
Kyuhyun yang terdiam.
“Ani, kau sudah
menentukan tempat kuliahmu?” tanyanya balik.
Aira tersenyum
lalu mengangangguk mantap, “Eo, aku ingin melanjutkan Kyunghee dan mengambil
jurusan bisnis dan management sama seperti Siwon oppa”
Kyuhyun
tersenyum tipis, “Geure, kau harus masuk situ eo”
Aira menangkap sesuatu yang aneh pada Kyuhyun, “Kau belum menentukan tempat kuliahmu?” tanyanya dan dijawab gelengan kepala Kyuhyun.
“Tumben sekali
seorang Cho Kyuhyun belum menentukan masa depannya. Aku rasa kau sakit” Aira
menempelkan telapak tangannya di dahi Kyuhyun, “Tidak panas” katanya.
“Haissh, aku
tidak sakit” gerutu Kyuhyun, Aira mendengus kecil.
Gor olahraga
itu terlihat lumayan ramai, masyarakat korea memang akan kesini jika hari libur
tiba. “Kita lari berapa putaran?” tanya Kyuhyun.
Aira terdiam
seperti berpikir sejenak, “50 putaran sepertinya cukup” jawabnya kemudian
sembari mulai berlari kecil meninggalkan Kyuhyun yang sedikit tercengang
mendengar jawaban Aira.
“Kau yakin 50
putaran?” Kyuhyun menyusul Aira yang sudah lebih berlari. “Eo, 50 kalau bisa
100” jawabnya santai. “Yak, kau gila” ucap Kyuhyun. “Ani, kajja” Aira memang
terlihat bersemangat sekali untuk berlari pagi. Kyuhyun pun tidak ada pilihan
untuk menuruti ucapan Aira.
“Semangat, ini
baru 30 putaran” ucap Aira pada Kyuhyun, Kyuhyun menanggapinya dengan tidak
minat.
“Sepuluh lagi
Cho Kyuhyun” Kyuhyun memandang Aira yang masih bersemangat, ia tidak ingin
kalah dengan Aira. Ia pun berlari menyusulnya yang tadi sempat berhenti
sejenak.
“Geure sudah
50, kajja kita berhenti” ucap Kyuhyun nafasnya terengah-engah. “Bisakah, 50
lagi?” tanya Aira, nafasnya juga terengah-engah tapi ia meminta berlari 50
putaran lagi. Kyuhyun menatap tajam Aira, “Geure-geure, kita berhenti kajja
kita mencari tempat minum, aku haus” Aira menggandeng Kyuhyun.
Keduanya
memilih untuk mampir ke sebuah café yang terdekat di gor. “Ini dipesannya”
pelayan mengantar air mineral pada mereka. Mereka tidak peduli tanggapan
pelayan karena memesan hanya air mineral yang terpenting adalah kesehatan tidak
mungkin sehabis berlari pagi mereka meminum meminuman yang aneh.
Aira dan
Kyuhyun meneguk air mineral tersebut, Kyuhyun yang sepertinya yang terlihat
haus ia bahkan menghabiskan setengah dari isi botol tersebut. Aira memandang
wajah Kyuhyun yang berkeringat tapi menurutnya jika Kyuhyun berkeringat seperti
ini ia terlihat lebih tampan.
Aira mengambil
sapu tangan di saku celana lalu mengelap wajah Kyuhyun, Kyuhyun sedikit
terkejut tapi kemudian sebuah senyum terbit di wajahnya. “Gomawo” ucap Kyuhyun,
Aira hanya mengangguk pelan.
“Bisakah, kita
melakukan ini sebulan sekali. Bulan depan, bulan depan lagi, dan bulan depan
lagi, dan seterusnya?” tanya Aira, ia merasa senang bisa lari pagi bersama
Kyuhyun seperti tadi. Kyuhyun hanya tersenyum tipis, ia tidak menjawab dengan
iya.
Keduanya pun
kembali ke rumah, Aira ikut pulang ke rumah Kyuhyun. “Setelah itu ke kamarku,
eo” ucap Kyuhyun pada Aira, ketika Aira akan membersihkan dirinya di kamar
Ahra. Aira mengerlingkan matanya tanpa menjawab ia masuk ke dalam kamar Ahra,
ia sudah mengetuknya lebih dahulu dan sudah izin untuk masuk.
Ahra terlihat
sedang bermain laptop di atas ranjangnya, “Eonnie, aku pinjam kamar mandi dan
handukmu, eo” kata Aira, “Nde” sahut Ahra tanpa mengalihkan pandangannya pada
laptopnya.
Kamar Ahra
kembali diketuk, Kyuhyun membuka pintu, “Nona, berikan baju ini padanya”
Kyuhyun menaruh kaosnya di ranjang Ahra. “Aku baru saja ingin menawarkannya
menggunakan pakaianku” ucap Ahra.
“Ani, lebih
baik dia pakai kaosku” Ahra mengangguk mengiyakan, ia sedang tidak mood untuk
berkomentar banyak. Kyuhyun keluar dari kamar Ahra untuk kembali ke kamarnya.
Aira keluar
dari kamar mandi Ahra dengan keadaan yang lebih segar, “Pakai ini, Kyuhyun
menyuruhku untuk memberikannya padamu” Ahra memberikan kaos Kyuhyun pada Aira.
“Haishh, namja
itu menyuruhku menggunakan kaos kebesaran lagi” gerutu Aira, Ahra hanya
terkekeh mendengarnya. “Gomawo, eonnie aku ke kamar Kyuhyun dulu” Ahra
mengangguk pelan.
Aira masuk ke
kamar Kyuhyun bersamaan dengan Kyuhyun yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Kyuhyun memandang Aira yang sudah mengenakan kaosnya, ia duduk di ranjangnya
dan menyadarkan kepalanya pada bantal. Aira pun naik ke ranjang Kyuhyun dan
duduk di sampingnya.
“Sepertinya,
kau ingin menjadikanku kura-kura” ucap Aira, Kyuhyun terkekeh mendengarnya.
Aira teringat sesuatu, “Kyuhyun ah, aku pinjam ponselmu”
“Ponselku?”
ulang Kyuhyun, Aira mengangguk cepat. Kyuhyun memberikan ponselnya yang
tergelatak di meja lampu tidurnya. “Apa yang ingin kau lihat?” tanyanya Kyuhyun
ketika Aira sudah menerima ponselnya.
“Tidak ada, aku
hanya ingin melihat saja” Kyuhyun tidak bertanya lagi, ia mengambil pspnya lalu
memainkannya. Aira tersenyum melihat wallpaper Kyuhyun adalah foto dirinya. Ia
melirik sekikas ke arah Kyuhyun melihat Kyuhyun yang sudah asik dengan pspnya
ia pun merasa ia aman jika melakukan itu.
Aira membuka
kunci ponsel Kyuhyun, hal yang ingin ia lihat adalah browser ponsel Kyuhyun.
Aira terdiam ketika melihat isi browser itu berisi hal yang sama ketika ia
melihatnya di laptop.
“Persyaratan
untuk masuk ke Oxford, persyaratan untuk masuk ke Harvard” Aira membaca dalam
hati. “Kyu, apa kau ingin ke kuliah di Amerika?” tanya Aira dalam hati sambil
memandang Kyuhyun. Entah, kenapa hatinya merasa sedih, tapi jika kenyataan
memang benar Kyuhyun akan ke meneruskan ke Amerika ia tidak bisa melarangnya.
-ooo-
Ujian kelulusan
di mulai, semua murid mengerjakan soal ujian dengan sebaik-baiknya karena ujian
akan menentukan mereka akan masuk ke kuliah. Selama 3 bulan lebih Aira
menanyakan hal yang sama pada Kyuhyun tapi Kyuhyun selalu menjawab belum
menentukan. Aira yakin, Kyuhyun juga belum bisa mengatakannya padanya.
Aira baru
keluar dari pintu rumahnya, ia melihat seorang pengirim surat memberikan surat
pada menjaga rumah Kyuhyun. Aira menghampiri menjaga rumah Kyuhyun, “Permisi,
Ajushi untuk siapa surat tersebut?” tanya Aira sopan.
Penjaga rumah
Kyuhyun membungkukan badan sekilas, “ini, untuk tuan muda Cho” Aira menerima
surat tersebut. Ia membaca pengirim surat tersebut, “Harvard” batin Aira.
“Aku akan
memberikannya pada Kyuhyun” ucap Aira, penjaga rumah Kyuhyun mengangguk pelan. Eomma
Kyuhyun tidak ada rumah hari ini, ia pergi bersama Eomma Aira untuk arisan.
Aira pun lansung menuju kamar Kyuhyun, seperti biasa Kyuhyun terlihat bermain
dengan pspnya.
“Hei” Aira
dengan santainya duduk di samping Kyuhyun, Kyuhyun menghentikan sejenak
permainannya ia tersenyum kepada Aira. “Ini untukmu” Aira memberikan surat tadi
pada Kyuhyun.
Kyuhyun
menerimanya, ia membaca pengirim surat tersebut ia terkejut melihat nama
pengirim surat tersebut. Ia pun menaruh surat itu tanpa membacanya.
“Kau tidak
membaca surat itu?” tanya Aira, ia heran kenapa Kyuhyun malah menaruhnya begitu
saja. Kyuhyun terdiam, “Buka saja, aku yakin itu surat pemberitahuan jika kau
diterima di Harvard” Kyuhyun lansung memandang Aira, “Kau mengetahuinya?”
tanyanya.
Aira mengangguk
pelan, “Buka saja” Kyuhyun pun mengangguk pelan, ia membuka amplop surat
tersebut. Apa yang dikatakan Aira benar, itu adalah surat pemberitahuan jika ia
diterima di Harvard.
Aira tersenyum
tipis, “Chukhae” Kyuhyun tersenyum, Aira memandang wajah Kyuhyun yang terlihat
senang sekali tapi ia tidak bisa bohong jika hatinya juga merasa sedih.
Kyuhyun
menangkap mimic kesedihan di wajah Aira, “Aku bisa membatalkannya jika kau
tidak menginginkan aku pergi” Aira tentu saja terkejut mendengar penuturan
Kyuhyun.
“Mwoya, kau
gila. Kau tidak boleh membatalkannya, kau sudah bersusah payah untuk bisa masuk
ke Harvard” omel Aira.
“Tidak peduli
sesusah apapun jika kau tidak mengizinkan aku pergi, aku tidak akan pergi”
pandangan mata Kyuhyun terlihat keseriusan. Aira memandang mata Kyuhyun,
“Pergilah, aku mengizinkan kau pergi. Lagipula, aku bukan yeoja bodoh yang
melarang kekasihnya pergi untuk menuntut ilmu lebih baik” ujar Aira sambil
mengusap kedua pipi Kyuhyun.
“Jinjja, kau
mengizinkan aku pergi?” tanya Kyuhyun memastikan, Aira mengangguk mantap.
“Gomawo” Kyuhyun menarik Aira dalam pelukannya, Aira pun membalasnya.
Berita diterima
Kyuhyun di Harvard menjadi berita besar di sekolah, ditambah Aira yang diterima
di Kyunghee. Ucapan selamat pun tidak habis diucapkan oleh teman-teman mereka
di sekolah. Di hari kelulusan pun keduanya mendapatkan penghargaan menjadi
siswa dan siswi terbaik dan berprestasi di sekolah.
“Hana dul set,
click” para murid mengabadikan moment terjadi mereka untuk berfoto bersama. Aira
dan Kyuhyun pun ikut mengabadikan moment mereka, mereka berfoto sembari membawa
piagam penghargaan sekaligus karangan bunga dari sekolah. Setelah itu berfoto
bersama keluarga besar mereka yang ikut hadir.
Aira tidak lupa
mengabadikan fotonya bersama Haena, sahabat terbaiknya. “Chukhae” Haena tidak
henti-hentinya memberikan selamat pada Aira. Haena sendiri di terima di In Ha
University, ia ingin melanjutkan kuliahnya di jurusan seni.
“Gomawo” balas
Aira, semua orang melihat Aira tersenyum tapi dalam hatinya ia ingin menangis
bukankah berarti waktu bersama Kyuhyun akan berkurang.
Aira mencetak
foto kelulusan dirinya bersama Kyuhyun, keluarga besarnya dan keluarga besar
Kyuhyun dan fotonya bersama Haena. Pandangan matanya tertuju pada foto dirinya
bersama Kyuhyun yang sama tersenyum senang.
Kringgg
Aira
mengalihkan pandangnya ke ponsel yang berada di atas ranjang, nama Kyuhyun
terlihat di depan layar.
“Yeoboseyo”
“Bisakah kita
bicara sebentar, aku menunggumu di depan rumahmu”
“Eo, cagaman
aku akan keluar”
Sambungan pun
terputus, Aira pun menghampiri Kyuhyun.
Kyuhyun menoleh
ketika bunyi pintu terbuka dan memperlihatkan Aira yang berjalan
menghampirinya. “Sudah, ku duga kau tidak akan mengenakan jaket” Aira terdiam
ketika Kyuhyun memakaikan jaket miliknya padanya.
“Kajja, kita
pergi” Kyuhyun menggenggam tangan Aira mengajakknya pergi. “Kita akan pergi
kemana?” tanya Aira. “Sungai Han” jawab Kyuhyun, ia tahu jika Aira sangat
menyukai Han. Dan benar senyum Aira tidak pernah lepas ketika ia melihat Sungai
Han yang berwarna-warni.
“Aira” Aira
menoleh ketika Kyuhyun memanggil namanya, ia merasa ada sesuatu yang ingin
Kyuhyun katakan. “Wae?” tanyanya. Kyuhyun menundukkan kepalanya sesaat, “Aku
akan berangkat ke Amerika seminggu lagi”
Aira terdiam
sesaat, “Eo, baguslah” Aira mencoba untuk tersenyum, tapi Kyuhyun tahu ia
adalah senyum palsu. “Sudah, aku katakan jika kau tidak mengizinkan aku pergi,
aku akan membatalkannya” ujarnya.
“Aku mengizinmu
pergi, pergilah” tutur Aira.
“Geure, jika
kau mengizinkan aku pergi ada satu hal yang harus kau lakukan”
“Apa itu?”
Kyuhyun
memasang wajah seriusnya, “Kajja, kita bertunangan” Aira tentu saja terkejut.
“Cho Kyuhyun” lirih Aira.
“Aku akan pergi
jika kau mau bertunangan denganku, tapi jika kau tidak mau aku tidak pergi”
tutur Kyuhyun sedikit mengancam. Aira mendengus, “Dasar namja tidak romantis
mengajak bertunangan dengan cara seperti ini” gerutu Aira.
“Jadi, kau
mau?” tanya Kyuhyun. Aira memutar bola matanya sejenak lalu mengangguk. Kyuhyun
tersenyum senang lalu seperti biasa menarik Aira ke dalam pelukannya. “Aku
pasti merindukanmu” ucap Kyuhyun.
“Nado, aku
pasti merindukamu” balas Aira, Aira memandang wajah Kyuhyun wajah namja yang sebentar
lagi meninggalkannya selama 5 tahun di Amerika. Ia pasti merindukan namja di
hadapannya ini, merindukan ketika mereka bertengkar bersama. Kyuhyun melakukan
hal yang sama memandangi wajah Aira, yeoja yang sudah menjadi kekasihnya sejak
kecil. Ia pasti merindukan saat-saat ia bermanja padanya.
Pandangan
Kyuhyun pun berakhir pada bibir Aira, keduanya pun seolah berbicara melalui
matanya mereka. Keduanya perlahan mendekatkan wajah mereka, Aira menutup
matanya ketika ia merasakan bibir lembut Kyuhyun menyentuh bibirnya.
Sebelumnya
mereka hanya menempelkan bibir saja, tapi Kyuhyun memberikan gerakan dalam
bibirnya ia perlahan melumat bibir tipis Aira. Aira pun membalas lumatan
Kyuhyun, anggap saja ini adalah ciuman perpisahan sebelum keduanya berpisah.
--
Acara
bertunangan keduanya pun digelar, kedua keluarga besar itu hanya menyebar 1000
undangan karena hanya pesta bertunangan saja. Aira dan Kyuhyun tidak lupa
mengundang seluruh murid di sekolah termasuk guru hingga kepala sekolah. Para
wartawan pun berduyun-duyun datang meliput apalagi menyangkut anak keluarga
terkaya di Korea.
Undangan
bertepuk tangan ketika Kyuhyun dan Aira sudah memasangkan cincin kepada
sebaliknya. Kyuhyun tersenyum kecil, ia pun mencium kening Aira. Kemudian
keduanya memperlihatkan tangan kiri mereka yang kini terpasang cincin yang
sama. Undangan pun kembali bertepuk, dan para wartawan pun tidak lupa
mengabadikan foto tersebut.
Mereka pun
berbaur pada undangan yang datang terutama relasi bisnis kedua orang tuanya dan
teman-teman terdekatnya. “Chukhae” ucap Haena.
“Gomawo” keduanya
pun berpelukan sesaat. Seorang pelayan mengisyarakatkan Kyuhyun dan Aira untuk
mengikutinya. Aira pun melambaikan tangannya pada Haena.
Keduanya harus
melakukan sesi foto, pertama hanya berdua dan selajutnya foto bersama kedua
keluarga besar. Aira tidak tahu pesta bertunangannya akan semeriah ini, ia
tidak terbiasa dengan pesta. Bahkan ulang tahunnya ia hanya minta dirayakan
bersama keluarga saja. Berita bertunangannya Kyuhyun dan Aira pun menjadi
trending topik selama beberapa hari di semua media.
Hari ini adalah
hari dimana Kyuhyun berangkat ke Amerika, semua keluarga besar baik Aira dan
Kyuhyun mengantarnya ke bandara. Aira selalu mencoba tersenyum padahal ia ingin
sekali menangis. Kyuhyun memeluk satu persatsu keluarganya, “Eomma, selama aku
pergi tolong jaga tunanganku, eo. Jangan biarkan dia menangis” minta Kyuhyun
pada eommanya. Eomma mengangguk pelan, air matanya sudah mengalir sedari tadi.
“Eomma, harus
jaga kesehatan eo. Eomma tidak boleh sakit, aku akan segera pulang” Eomma
kembali mengangguk, ia tidak bisa berkata. Kyuhyun memeluk Eommanya, sebenarnya
ia juga berat meninggalkan eomma.
Kyuhyun beralih
ke Ahra, “Noona, jaga Appa dan Eomma. Kau harus segera menghubungiku jika
terjadi sesuatu. Aku titip juga tunanganku” Ahra mengangguk pelan, ia juga
sudah menangis. Ia berat melepas adiknya itu, ia pasti akan merindukan
ocehannya.
Kyuhyun
berhenti di hadapan Aira, hanya Aira yang belum menangis karena kepergiannya
tapi ia tahu Aira menahan tangisnya. “Kau tidak boleh telat makan,eo. Jangan
sering makan mie tidak bagus kesehatanmu. Dan sering-sering berolahraga” pesan
Aira.
Kyuhyun
mengangguk pelan, ia memeluk Aira erat. “Aku pasti merindukanmu” lirihnya. Aira
memejamkan matanya berharap air matanya tidak akan keluar, “Eo, aku pasti
merindukanmu” balas Aira.
“Jangan
selingkuh eo” ucap Kyuhyun mencoba mencairkan suasana.
Aira tersenyum
kecil, “Seharusnya, kalimat itu kau tunjukan pada dirimu. Kau sering tebar
pesona pada gadis-gadis” Kyuhyun terkekeh mendengarnya. Suara pengumuman pun
terdengar, Kyuhyun tersenyum tipis “Aku harus pergi sekarang” Aira mengangguk
pelan.
Di ciumnya
kening Aira sebelum Aira pergi, ia melambaikan tangannya pada keluarganya. Aira
tetap tersenyum melihat Kyuhyun yang akhirnya masuk gate keberangkatan.
Cho Kyuhyun Pov
Masuk sekolah
Harvard adalah mimpiku, mimpi yang tidak pernah aku katakan pada siapapun
termasuk keluargarku. Aku tahu ini akan menjadi hal sulit bagiku ketika aku
benar diterima. Aku ingin pergi tapi disisi aku tidak bisa hidup tanpa dia
disisiku.
Melihatnya
selalu mencoba tersenyum di depanku membuatku hatiku sedikit miris. Dan
meskipun, ia tidak menangis ketika aku pergi tapi aku tahu di dalam hati ia
menangis.
Aira bukan
gadis yang memperlihatkan moodnya begitu saja, ia gadis yang pandai membunyikan
perasaan yang ia rasakan. Ia akan terbuka kepada orang yang dekat padanya dan
itu hanya ia tunjukan padaku. Setidaknya, hatiku lega karena aku sudah
mengingkatnya dengan sebagai tunanganku.
Kehidupan di
Amerika sangat berbeda di korea, dulu jika setiap pagi akan ada ocehan dari
mulutnya di pagi hari kini hanya suara alarm yang ku dengar. Aku tinggal sebuah apartement yang jaraknya
lumanyan dekat kampus, aku sengaja menyewa untuk mengirit biaya. Yah, meskipun
keluargaku berlimbah kekayaan tapi aku tidak suka memaafkan kekayaan itu.
Aku sendiri
adalah siswa yang berasal dari Korea lebihnya adalah penduduk local, Amerika.
Tapi, aku mencoba untuk berbaur dengan mereka. Setiap malam aku tidak lupa
mengirim email untuk keluargaku dan tentunya untuknya. Ia akan membalasnya
besoknya karena perbedaan jam Korea dengan Amerika yang cukup jauh.
Author Pov
Aira sangat
senang mendengar ketika kampus memberikan libur panjang selama 1 bulan. Karena,
itu ia akan menggunakan libur tersebut untuk mengunjungi Kyuhyun di Amerika.
Sudah, 2 tahun mereka tidak bertemu keduanya hanya berkomunikasi melalui email.
Dan sampailah ia
di bandara …, Aira berpikir sejenak apakah ia lansung menuju apartement Kyuhyun
atau melihatnya dulu di kampusnya mengingat ini masih jam kampus. Aira memilih
untuk menaruh kopernya lebih dahulu di apartement Kyuhyun. Aira tahu kode
apartement Kyuhyun, karena kodenya adalah namanya. Kyuhyun selalu menggunakan
namanya untuk dijadikan kode.
Apartement
Kyuhyun rapi dan bersih, Aira tersenyum melihat foto dirinya dan Kyuhyun ketika
bertunangan terpasang di kamarnya. Aira menaruh kopernya di sudut ruangan
tertutup oleh lemari.
Aira baru
pertama kali menginjakkan kaki ke Amerika tanpa keluarganya biasanya ia akan
pergi bersama keluarganya. Aira masuk ke dalam kampus Kyuhyun, ia tidak peduli
jika beberapa pasang mata memandangnya. Ia pun menggunakan kacamata hitamnya
untuk menyamarkan wajahnya.
“Excause me. What
you see, Kyuhyun?” tanyaku pada gadis yang aku temui di jalan. Ia memandangku
dengan tatapan selidik, “Kyuhyun was still in his class” aku mengangguk pelan,
ia kemudian melihat jam tangan di pergelangan tangannya, “But, soon he’ll be
out of class” aku memandangnya tidak percaya, gadis itu mengetahui jam Kyuhyun
keluar kelas.
“Okay, thanks”
ucapku. “You’re welcome” balasnya lalu kembali berjalan. Aira melihat senyum
terlukis di wajah gadis. Aira takut tersesat di dalam kampus, jadi ia memilih
kembali keluar kampus. Ia berdiri tidak jauh dari gerbang kampus.
Ternyata yang
dikatakan gadis tadi benar, sosok Kyuhyun terlihat keluar dari gerbang bersama
teman-temannya. Ia terlihat lebih tampan dengan kemeja kasual seperti itu. Ia
melambaikan tangan pada teman-temannya yang pulang menggunakan mobil. Kemudian
Kyuhyun berjalan menuju arahnya, Aira buru-buru bersembunyi. Aira mengikuti
Kyuhyun dari belakang, ia ingin tahu apa yang Kyuhyun lakukan setelah selesai
dari kampus.
Ternyata
Kyuhyun lansung pulang ke apartementnya, selang beberapa menit Aira masuk ke
dalam apartement Kyuhyun, ia yakin kini Kyuhyun sedang mandi. Keyakinannya
benar, ia tidak menemukan Kyuhyun di kamarnya dan terdengar suara air di kamar
mandi.
Aira melepas
jaket yang sedari tadi ia kenakan dan kacamata menaruhnya di atas ranjang
Kyuhyun. Kini, ia terlihat lebih santai dengan celana jeans dan kaos yang ia
gunakan. Kemudian ia menggulung rambut panjangnya ke atas, lalu mengecek dapur
apartement Kyuhyun. Seharusnya, tadi ia tidak ke kampus Kyuhyun jadi ia bisa
memasakkan sesuatu untuk Kyuhyun.
Aira membuka
kulkas Kyuhyun dan lemari, “Haissh, tidak ada bahan masakan sama sekali”
komentarnya setelah melihat isi kulkas Kyuhyun hanya berisi air mineral, susu
coklat, roti dan selali sedangkan lemarinya kosong. “Haissh, apa yang namja itu
makan setiap harinya. Jika, tidak ada bahan masakan disini?” tanya Aira pada
dirinya sendiri.
Kyuhyun keluar
dari kamar mandinya, ia merasa lebih fresh sekarang. Ia mengerutkan kening
melihat jaket dan kacamata di atas ranjangnya, ia mengambil jaket tersebut
diciumnya jaket tersebut. Ia sangat mengenal bau yang menempel dari jaket
tersebut, ia pun berpikir sejenak, “Mungkinkah”.
“Yak, Cho
Kyuhyun. Kenapa tidak ada bahan masakan sedikit pun di dapur” Aira membuka
pintu kamar Kyuhyun begitu saja. Kyuhyun terdiam melihat Aira yang berdiri di
depan pintu kamarnya.
Aira mendekati
Kyuhyun yang hanya terdiam sedari, “Yak, kenapa kau terdiam. Apa kau sakit?”
Aira memeriksa keadaan Kyuhyun dari menepelkan tangan di dahinya, di pipinya,
hingga di lehernya tapi suhu badan Kyuhyun normal.
Kyuhyun menahan
tangan Aira ketika ia ingin menjauhkan tangannya yang tadi memeriksa lehernya.
Aira mengerutkan kening melihat Kyuhyun yang memegang tangannya, bahkan ia kini
menyentuh pipinya. “Yak, kau kira kau sedang bermimpi, aku nyata” seru Aira
sambil menarik tangannya, ia yakin jika Kyuhyun menganggapnya sedang bermimpi.
“Jinjja, ini
benar kau” Kyuhyun masih belum percaya jika di hadapannya kini adalah gadis
yang 2 tahun ini ia rindukan. Aira mendengus kecil, “Iya, ini aku” tegas Aira.
Aira tersentak
ketika Kyuhyun menarik dirinya dalam pelukannya, “Haissh, kau membuatku
terkejut” omel Aira sembari membalas pelukan yang Kyuhyun berikan padanya. “Aku
masih belum percaya jika kau kini berada di hadapanku” Aira mengerlingkan
matanya sekilas, detik berikutnya ia memberanikan diri mengecup bibir Kyuhyun.
Kyuhyun
tersenyum kecil ia tidak sedang tidak bermimpi. “Apa yang kau makan sepulang
kuliah jika tidak ada satu pun bahan makan di dapur?” tanya Aira selidik.
“Aku tidak bisa
memasak karena itu ketika aku ingin makan aku akan membelinya, entah delivery
atau aku makan di restaurant” jawab Kyuhyun.
Aira berdecak
kecil, “Jadi bagaimana sekarang, aku lapar?”
“Hari ini kita
makan di luar dulu saja, setelah itu kita mampir ke supermarket membeli bahan
makan baru kembali ke apartement” usul Kyuhyun, Aira mengangguk mengiyakan. Aira
mengenakan kembali jaketnya, “kajja”.
Keduanya
memilih makan di restaurant yang tidak jauh dari apartement Kyuhyun, restaurant
itu menjual masakan Korea meskipun rasanya tidak sama. “Yak, kenapa kau tidak
memberitahuku jika kau datang kesini?” tanya Kyuhyun ketika keduanya makan
bersama, Kyuhyun tersenyum dalam hati ia bisa kembali makan bersama dengan
Aira.
“Aku hanya
tidak mau memberitahumu” Kyuhyun berdecak kecil, “Kau ini” tidak ada yang
berubah dari sifat Aira. Aira teringat sesuatu, “Sepertinya kau banyak memiliki
fans di Harvard”
“Maksudmu?”
“Aku tadi
datang ke kampus, aku bertanya pada seorang gadis apa dia melihatmu. Ia
menjawab jika kau masih di kelas, tapi kemudian ia menjawab lagi jika sebentar
lagi kau akan keluar dari kelas. Bukankah, itu menakjubkan hanya dengan melihat
jam tangannya ia bisa waktu kau keluar kelas”
Kyuhyun
terkekeh mendengarnya, “Jangan memikirkan yang tidak penting. Tidak ada yang
menyuruh mereka mengingat jam kuliahku itu mungkin keinginan mereka sendiri.
Yah, kau benar anggap saja mereka fansku”Aira menanggapinya dengan malas, hal
yang ini akan selalu terjadi dimana pun Kyuhyun bersekolah.
Selesai makan
siang keduanya berbelanja bersama ke sebuah supermarket, mereka membeli bahan
masakan selama 3 minggu karena selama itu Aira akan berada di Amerika. “Kau
harus mencoba makan ini, eo” Aira menunjukkan sayuran pada Kyuhyun.
Kyuhyun
memandangnya tidak suka, “Ani” tolaknya cepat.
“Kau harus
mencobanya jika tidak bagaimana tubuhmu bisa sehat” tutur Aira. “Untuk ini, aku
tetap tidak mau meskipun kau terus memaksaku” Aira menghela nafas mengalah.
“Berarti, kau
harus minum vitamin eo untuk mengganti sayuran” Kyuhyun mengangguk pelan, lebih
baik ia meminum vitamin dibandingkan harus memakan sayuran. Kyuhyun membayar
semua barang belanjaan Aira, mereka menggunakan taksi karena barang belanjaan
Aira yang banyak.
Sesampainya di
apartement, Aira lansung menata belanjaannya di kulkas dan lemari. Ia juga
membeli peralatan masak karena memang tidak ada peralatan masak bahkan hanya
ada gelas dan sendok. Kyuhyun hanya bisa memandangi Aira, itu yang Aira minta
jika ia tidak bisa membantunya menata belajaan tetaplah di sampingnya.
Aira memandang
Kyuhyun yang ternyata juga sedang memandanginya, “Selesai, kajja kita ke kamar
aku lelah” Aira mencuci tangannya lalu mendorong Kyuhyun untuk ke kamar.
Aira merebahkan
tubuhnya di atas ranjang Kyuhyun disusul Kyuhyun merebahkan tubuhnya di
sampingnya. Aira melirik Kyuhyun yang berada di sampingnya, di tariknya tangan
Kyuhyun menjadikannya sebagai bantal lalu memeluknya. Dulu dia tidak pernah
melakukan hal ini karena ia tidak pernah merindukan Kyuhyun seperti ini.
Kyuhyun jarang pergi dari jauh, dan biasanya ia akan selalu ikut kemana Kyuhyun
akan pergi. Kyuhyun tersenyum tipis ia pun membalas memeluk Aira.
“Aku
merindukanmu, sangat merindukanmu” Mata Aira sudah terpenjam tapi ia masih
mendengar apa yang Kyuhyun katakan. “Aku juga merindukanmu, sangat
merindukanmu” balas Aira tanpa membuka matanya yang terpejam, Kyuhyun pun
mencium puncak kepala Aira sebelum akhirnya ikut memejamkan mata.
Aira Pov
Aku sedang
membuat sarapan untuk Kyuhyun, aku membuatkannya pancake mengingat ia selalu
sarapan dengan roti dan selai. Aku memandang jam dinding, sudah jam 6 tapi
kenapa Kyuhyun belum keluar dari kamarnya. Ku taruh pancake di meja makan lalu
masuk ke dalam kamar, terlihat Kyuhyun masih tertidur. Aku menghela nafas, ia
mengatakan jika ia masuk kampus jam 8 tapi sudah jam 6 ini masih tidur.
Ku hampiri
Kyuhyun duduk di samping ranjangnya, aku terdiam melihat wajahnya yang
tertidur. Setelah 2 tahun ini, untuk pertama kalianya aku melihat Kyuhyun yang
tertidur. Senyum terbit di sudut bibirku mengingat aku selalu membangunkan dengan
cara yah yang bisa dikatakan jauh dari kata wajar.
Ku usap kepala
Kyuhyun, “Apa yang ia mimpikan hingga tidur selelap ini?” batinku. “Kyuhyun ah,
ireona” ucapku lembut sambil mengelus-ngelus pipinya. Ia memberikan respon
dengan mengerutkan keningnya, “Oppa, ireona” Kyuhyun perlahan membuka matanya,
ia tersenyum ke arahku.
“Terdengar
lebih romantis jika kau memanggilku oppa” guraunya.
Aku memang
tidak pernah memanggil Kyuhyun dengan sebutan oppa, alasan pertama karena kami
hanya terpaut 1 bulan dan alasan kedua sebenarnya aku malu memanggilnya dengan
sebutan seperti itu.
“Haissh, cepat
bangun jika kau tidak ingin terlambat ke kampus” tuturku. Kyuhyun mengangguk
pelan, ia turun dari ranjang lalu berjalan ke kamar mandi. Aku pun merapihkan
ranjang, lalu membuka lemarinya. Aku ingin melihat pakaian apa yang Kyuhyun
pakai selama di Amerika. Aku memandang satu persatu baju Kyuhyun, rata-rata
semua kemeja sama seperti sebelumnya ia pakai. “Apa yang kau cari?” Aku menoleh
mendengar suara Kyuhyun bertanya dari arah belakang. Mataku membulat karena
Kyuhyun tidak menutupi bagian atasnya dan ia keluar hanya menggunakan celana
boxernya.
Kyuhyun
mengerutkan kening, melihat Aira yang terlihat terkejut. “Yak, Cho Kyuhyun
kenapa kau keluar tidak memakai baju” omelku kembali memandang ke arah lemari.
Kyuhyun terkekeh mendengarnya, “Aku selalu seperti setiap pagi” jawabnya
santai, ia duduk di atas ranjang sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“Apa yang kau
cari?” Kyuhyun mengulang pertanyaannya, “Tidak ada hanya saja aku ingin melihat
pakaianmu saja” Kyuhyun mengangguk pelan. Aku menjauh dariku dari lemari,
“Cepat, pakai bajumu” perintahku lalu berjalan keluar kamar tanpa memandang ke
arahnya yang tertawa senang.
Aku menarik
duduk di kursi meja makan, “Namja itu suka sekali menggodaku” gerutuku. Tak
lama Kyuhyun keluar dengan penampilan yang sudah lengkap, aku memandangnya yang
menggunakan celana jeans dan kemeja putih, pakaian sederhana tapi entah kenapa
membuatnya terlihat tampan.
“Yak, jangan
memandangku seperti itu” tegur Kyuhyun membuatku tersadar, aku mendengus kecil.
Kyuhyun memandang menu sarapan paginya, “Pancake” katanya.
Aku mengangguk
pelan, “Cepat habiskan” titahku.
“Ok” Kyuhyun
menuangkan madu di atas pancakenya lalu memakannya, aku pun juga memakan
pancakeku. Selesai sarapan aku mengantar Kyuhyun sampai di pintu keluar
apartement, ia mencium keningku sebelum ia berangkat. Aku tersenyum melihat
punggung Kyuhyun yang perlahan-lahan menjauh. Ketika melihatnya yang berbelok
aku pun kembali masuk ke dalam apartementnya.
Hari ini
Kyuhyun merasa ia lebih bersemangat ke kuliah, ia bahkan berharap waktu agar
cepat berputar dan ia bisa kembali ke apartement.
“Hei, Kyuhyun.
Today you look different” tutur Richard teman Kyuhyun ia melihat Kyuhyun lebih
cerah sedangkan Kyuhyun hanya menanggapinya dengan senyum tersungging. Itulah
Kyuhyun di kampus ia terkenal dengan Price Ice, pangeran dingin ia jarang
terlihat tersenyum tapi ketika ia tersenyum dapat membuat orang yang melihat
terpesona.
Tin tong
Aku berjalan
menuju pintu lalu membukanya, seorang gadis berdiri di depan apartement
Kyuhyun. Ia memandangku dengan pandangannya yang tidak dapat aku mengerti,
“This is Kyuhyun apartement, right?” tanyanya, aku mengangguk pelan.
“Okay, please
signed” ia memberikanku sebuah kertas yang harus aku tandatangani. Ia
memberikanku sebuah kantung plastic, “Laundry” aku mengerti sekarang.
“Okey, thanks”
ucapku, ia mengangguk lalu pergi. “Why, there are girls in the Kyuhyun
apartement. Whether Kyuhyun, already have a girlfriend?” aku bisa mendengar
gerutuan darinya. Aku memperhatikan sosoknya, ia bisa dikatakan seksi untuk sekedar
seorang mengantar laundry. Aku kembali masuk ke dalam kamar ku taruh laundry
baju Kyuhyun di atas ranjang.
Aku kembali
melanjutkan kegiatan masakku yang tadi sempat tertunda karena gadis pengantar
laundry itu. Sebentar lagi Kyuhyun akan pulang, aku harus membuat makan siang.
Lagipula, aku juga lapar.
Author Pov
Kyuhyun menekan
kode apartementnya, ia masuk ketika pintu terbuka. Ia tersenyum melihat
hidangan tersaji di meja makan. Ia membuka pintu kamar terlihat Aira yang duduk
bersandar di atas ranjang sambil menonton teve. Ia menoleh lalu tersenyum ke
arah Kyuhyun yang baru saja masuk.
“Bersihkan
dirimu lalu makan eo. Aku sudah lapar” ucapnya, Kyuhyun mengangguk pelan. Ia
melepas tas dan jaket yang ia kenakan lalu masuk ke kamar mandi untuk
membersihkan diri.
Keduanya
kemudian makan siang bersama, “Eo, aku baru ingat sesuatu” Kyuhyun memandang
Aira. “Ingat tentang apa?” tanya Kyuhyun.
“Kau mengenal
gadis pengantar Laundry?” Aira balik bertanya. Kyuhyun memikir sejenak, “Eo,
Sherly. Yah, aku mengenalnya. Dia mengantar pakaianku?”
Aira mendesis
pelan, “Eo. Dia mengantar pakaianmu” Kyuhyun mengangguk pelan. “Setelah makan
kita pergi ke toko elektronik, eo” Kyuhyun mengerutkan kening.
“Untuk apa?”
tanyanya polos.
“Mwoya, tentu
saja membeli mesin cuci. Aku tidak terima ada yeoja yang memegang pakaianmu
kecuali aku. Selama aku disini aku yang akan mencuci bajumu tapi kau juga harus
belajar mencuci jadi ketika aku kembali ke Korea kau bisa mencuci sendiri” ucap
Aira panjang.
Kyuhyun
terkekeh kecil, ia memandang Aira “Kau tahu, kau terlihat seorang istri
sekarang” Aira terhenyak mendengarnya lalu mendengus, “Yak, jangan menggodaku”
minta Aira.
“Nyonya Cho,
bukankah itu terdengar lebih baik” goda Kyuhyun.
“Yak, berhenti
menggodaku” ucap Aira lagi, Kyuhyun terkekeh mendengarnya. Dalam hati Aira ia
merasa bahagia, “Nyonya Cho” batinnya.
Kyuhyun
menemani Aira membeli mesin cuci untuknya, Aira terlihat teliti memilih mesin
cuci. “Apakah harus seteliti itu?” batin Kyuhyun. Karena, mesin cuci yang
lumayan besar Aira meminta untuk diantar ke apartement.
Kyuhyun kembali
memadang Aira yang sibuk menata mesin cuci dibantu oleh 2 orang pelayan dari
toko tersebut. “Oke, thanks” ucap Aira setelah kedua pelayan itu menaruh mesin cuci
di tempat yang ia tentukan, ia terlihat senang.
Kyuhyun memeluk
Aira dari belakang membuat Aira terkejut, ia menyandarkan dagunya di pundak
Aira. “Sudah selesai kan, kajja kita tidur” Aira tersenyum mendengar ucapan
Kyuhyun yang terdengar manja di kupingnya. “Eo, kajja” Kyuhyun melepaskan
pelukannya, lalu merangkul Aira untuk kembali ke kamar.
Kyuhyun Pov
Aira
benar-benar terlihat seorang istri di mataku membangunkanku, memasak, mencuci
baju, membersihkan kamar dan semuanya ia lakukan. Hahaha, hanya satu yang
dilakukan olehnya yaitu melayaniku. Yah, tentu saja ia akan melakukannya karena
kami belum menikah.
Di hari
liburku, aku mengajaknya berjalan-jalan. “Yak, kenapa hanya membeli satu?”
komentarnya ketika aku hanya membeli satu es cream. “1 untuk kita berdua” pipi
Aira seketika memerah, ia mengerti maksud ucapanku.
“Yak, sejak
kapan kau berubah menjadi namja yang romantis?” guraunya. Aku hanya tersenyum
kecil, “Kajja” ku rangkul bahunya dan mengajak kembali berjalan.
“Enak?” tanyaku
ketika ia memakan es cream, ia mengangguk lalu menyodorkan es creamnya padaku
aku pun memakannya sedikit.
Kami
menghabiskan waktu seharian untuk berjalan-jalan, kami juga tidak lupa
mengabadikan setiap moment kebersamaan kami. Karena, aku yakin setelah dia
kembali ke Korea aku akan sangat merindukannya.
--
“Appa, eomma
lihat ini” Ahra memperlihatkan ipadnya pada Appa dan Eommanya yang tengah
bersantai di ruang keluarga. Ia menunjukkan berita tentang Kyuhyun dan Aira di
Amerika. Keduanya tersenyum senang melihat berita tersebut.
Berita itu
tentang keduanya yang berjalan-jalan bersama, mereka bahkan mendapatkan foto
keduanya yang bergandengan tangan dan Kyuhyun yang mencium kepala Aira.
Di sisi lain
keluarga Aira juga tersenyum senang melihat berita tersebut.
--
Tak terasa
waktu berjalan begitu cepat, mala mini adalah malam terakhirku bersama Aira
setelah kurang lebih 3 minggu ia tinggal bersamaku. Padahal, seperti baru
kemarin kami bertemu. Aku ingin sekali ia tetap bersamaku tapi ia juga harus
melanjutkan kuliahnya. Untung saja ia mengambil hari pulang ketika aku libur
kuliah, kalau tidak aku akan sangat menyesal karena tidak dapat mengantarnya ketika
ia akan pulang.
“Jaga dirimu
baik-baik, eo. Jaga kesehatanmu, makanlah tepat waktu dan belajarlah dengan
baik” pesan Aira sebelum ia masuk ke gate keberangkatan. Aku mengangguk lemah, “Kau
juga, kau harus menjaga dirimu baik-baik karena aku tidak di sampingmu” pesanku
balik.
Ia mengangguk
lalu tersenyum, ku tarik tubuhnya dalam pelukanku. “Aku pasti merindukanmu”
Aira menahan air matanya, “Nado, aku pasti merindukanmu” Aira melepas
pelukanku, ia memandangku “Berjanjilah, padaku apapun yang terjadi padaku
jangan sekalipun kau kembali sebelum menyelesaikan kuliahmu” pintanya.
“Mwoya, aku
tidak berjanji tentang itu. Jika sesuatu terjadi padamu, aku lansung kembali ke
Korea, aku tidak peduli dengan kuliah” Aira terkekeh mendengarnya, “Yak, jangan
seperti itu. Kuliahmu itu penting” tuturnya lembut.
Aku memegang
pipi kanannya dengan tangan kiriku, “Kau lebih penting dari apapun” ucapku
tegas, lalu mengusap pelan pipinya. Aira memejamkan matanya sejenak merasakan
sentuhan tangan Kyuhyun di pipinya. Kemudian, memegang tangan Kyuhyun yang
masih berada di pipinya. Mengenggamannya erat, “Aku pergi, sekali lagi jaga
dirimu” Aira melepaskan perlahan genggaman tangannya.
Aku mengangguk
pelan, “Sesampainya di Korea kau harus mengirimku email, eo” Ia mengangguk lalu
perlahan menarik kopernya menjauh dariku. Ia tersenyum kepadaku sebelum masuk
ke dalam gate keberangkatan setelah itu aku tidak bisa melihatnya lagi.
Apartementku
terasa sepi tanpa Aira, bayangan-bayangan Aira tergambar begitu saja. Aku
mengusap wajahku, “Yak, Cho Kyuhyun dia belum genap pergi 1 jam. Dan, kini kau
sudah merindukannya” ucapku pada diriku sendiri.
Ku setel teve
untuk memberikan suasana ramai, tapi tetap saja aku masih memikirkan dirinya.
“Yak, Cho Kyuhyun kajja kita makan, aku sudah lapar” aku menoleh mendengar
suara itu, bayangannya kembali terlintas. Aku menghela nafas, lebih baik aku
tidur sejenak.
Aira Pov
Ku rebahkan
tubuhku di ranjang yang 3 minggu aku tempati, ternyata aku merindukan kamar
juga tapi aku lebih merindukannya.
Apa Kyuhyun
sudah makan? Apa kini ia sedang tidur? Pertanyaan demi pertanyaan muncul di
pikiranku. Aku sudah mengirim email padanya jika aku sudah tiba di Korea dengan
selamat, tapi ia belum membalas emailku.
Paginya, aku
main di rumah Kyuhyun untuk bertemu dengan keluarga Kyuhyun. Aku menceritakan
liburanku bersama Kyuhyun, mereka merasa senang jika Kyuhyun baik-baik saja.
Setelah dari
rumah Kyuhyun, aku berniat ke supermarket aku ingin membeli susu coklat dan
keju kebetulan persediaannya tinggal sedikit. Seharusnya, aku bisa saja
menyuruh pelayanku untuk membelinya tapi aku lebih suka membeli sendiri
lagipula kenapa harus menyuruh orang lain ketika kau bisa melakukannya sendiri.
Aku menenteng
plastic berisi belanjaan dari supermarket, berjalan dengan santai menuju rumah.
Langkahku seketika berhenti melihat anak kecil yang berlari ke tengah jalan
raya, ia ingin mengambil bola yang sepertinya terlempar ke tengah jalan raya.
Ku jatuhkan
plastic belajaanku ketika melihat sebuah mobil berjalan cepat ke arahnya, aku
mengira jika sopir tersebut tidak berkosentrasi karena ia tidak mengalihkan
jalan mobilnya ke arah lain. “Yak” ku tarik anak kecil tersebut, kami pun
terguling bersama ke tepi jalan. Tok, aku merasa jika kepalaku membentur
sesuatu, aku masih bisa melihat anak kecil itu dihadapanku sambil memanggilku
tapi kemudian aku tidak sadarkan diri.
Siwon dan kedua
orang tuanya berlari cepat ketika seseorang menghubungi Siwon dan mengatakan
jika Aira mengalami kecelakan dan kini di rawat di ruang UGD rumah sakit Seoul.
“Bagaimana dengan Aira, dokter?” tanya Siwon ketika seorang dokter keluar dari
UGD.
“Masa kritisnya
sudah lewat” Siwon dan kedua orang tuanya menghela nafas lega. “Tapi, karena
kepalanya membentur trotoar ia mengalami koma” Eomma lemas mendengar penjelasan
Dokter.
“Aniyo, anakku
tidak mungkin koma” ucapnya. Siwon dan Appa lansung memegangi eomma yang
terlihat linglung. “Minhae, kami hanya bisa menunggu Aira siuman” tutur Dokter.
“Kapan, Aira
akan siuman?” tanya Siwon. “Maaf, aku tidak bisa memastikannya” Eomma terkulai
lemas mendengarnya. “Eomma” teriak Siwon ketika Eomma jatuh pingsan. Dengan
cepat, Siwon mengangkat Eomma masuk ke dalam ruang rawat.
“Beliau, hanya
syock tapi sebentar lagi ia pasti akan sadar” tutur Dokter setelah memeriksa
keadaan eomma. “Gamsahamnida, dokter” ucap Appa. Dokter pun pamit pergi, “Aira”
Appa dan Siwon lansung mendekati eomma ketika mendengar lirihan suaranya.
“Aira” lirihnya
lagi. “Sayang” Appa mengusap lembut kepala Eomma, perlahan eomma membuka
matanya. “Yeobo, dimana Aira?” Appa menundukkan kepala, “Eomma, Aira masih di ruang
UGD. Aku akan pergi melihatnya” lengan Siwon ditahan oleh Eomma ketika ia akan
pergi melihat Aira.
“Eomma, ikut
Siwon. Aku ikut” mintanya, Siwon memandang Appa, Appa hanya mengangguk pelan ia
juga ingin melihat keadan putrinya itu.
Air mata eomma
pecah ketika melihat Aira yang terbaring dengan kepala yang diperban dan alat
bantuan pernafasan. “Aira” Eomma berhambur memeluk Aira, sedangkan Appa dan
Siwon menangis dalam diam.
Dua orang
suster masuk ke dalam ruang UGD, “Maaf, Nyonya kami harus memindahkan pasien ke
ruang rawat” ujar salah satu suster, lansung memeluk Eomma ketika ia melepaskan
pelukannya kepada Aira.
Ketiganya
mengikuti suster yang mendorong ranjang Aira menuju kamar rawat. Siwon
memandang seorang Ajuhma yang menggendong anak laki-laki yang masih kecil. Ia
membungkukkan badan kepada ketiganya, “Aku mohon maaf, karena agashi
menyelematkan anakku dia menjadi seperti ini” ujarnya.
Siwon memeluk
Eomma yang menangis di dadanya, “Gwaechana, kami tidak menyalahmu tentang ini.”
Bijak Appa. “Gamsahamnida” AJuhma itu berterima kasih karena keluarga Aira
tidak menuntut apapun darinya.
Ahra dan kedua
orang tuanya berjalan cepat memasuki rumah sakit Seoul ketika ia mendapat kabar
dari Siwon jika Aira mengalami kecelakaan dan kini koma.
“Aira” Eomma
Aira menoleh ketika melihat Ahra dan kedua orang tuanya datang. “Anna” Eomma
lansung berhambur memeluk Eomma Kyuhyun, keduanya menangis bersamaan.
“Kenapa bisa
terjadi seperti ini?” tanya Appa Kyuhyun. “Ia menyelematkan anak kecil yang ingin
tertabrak mobil tapi sayangnya ia terguling dan kepalanya membentur trotoar
jalan” jawab Siwon.
“Mwoya” Ahra
terkejut mendengarnya, air matanya lansung mengalir. “Aku baru bertemu
dengannya tadi bersama Eomma, jika aku tahu akan seperti ini aku akan
menyuruhnya untuk di rumah dan tidak membiarkannnya pergi” isak Ahra, Appa
Kyuhyun memeluk putri sulungnya itu.
“Tidak ada yang
tahu ini akan terjadi, sayang” tutur Appa sambil memeluk Ahra.
“Bagaimana
dengan Kyuhyun, apa sudah memberitahu Kyuhyun tentang ini?” tanya Appa Kyuhyun
kepada Siwon dan Appa Aira, keduanya menggeleng.
“Aku akan
menghubunginya” ucap Appa Kyuhyun.
“Ani, Appa”
cegah Ahra, ketiga pria itu memandang Ahra. “Wae?” tanya Appa. Ahra menahan
tangisnya, “Aira tadi menceritakan liburan di Amerika. Ia menceritakan jika ia
mengatakan pada Kyuhyun apapun yang terjadi padanya jangan pernah tinggalkan
kuliahnya.” Wajah ketiga pria itu bertambah muram.
“Tapi, aku
yakin jika Aira membutuhkan Kyuhyun sekarang” ucap Siwon.
“Tapi…”
“Gwaechana, aku
akan menghubungi Kyuhyun” Siwon tetap bersikeras menghubungi Kyuhyun, “Ani,
biar aku saja” Tutur Ahra, Siwon mengangguk pelan.
Kyuhyun
mengeritkan keningnya, kepalanya bergerak ke kanan ke kiri. “Kyuhyun ah, jaga
dirimu baik-baik eo” Kyuhyun memandang Aira di hadapannya yang perlahan lahan lalu
menghilang. “Aira” teriak Kyuhyun, ia terbangun dari mimpinya. Ia mengelap
keringat di wajahnya, “Aku hanya mimpi buruk” batin Kyuhyun.
Di nyalakannya,
lampu tidur Kyuhyun untuk memberikan cahaya. Kyuhyun merasakan jika hati merasa
tidak enak dan tidak tenang. Ia pun mengambil notebooknya dan membuka emailnya.
Ia menghela nafas lega ketika membaca email Aira yang mengatakan ia sudah
sampai dengan selamat.
Kring, kringg.
Kyuhyun menoleh
ke arah ponselnya yang bergetar, “Siapa yang menelpon malam-malam seperti ini”
batinnnya. Ia pun mendekati ponselnya, “Nona” ucapnya melihat nama Ahra
tertampang di layar ponselnya.
“Yeoboseyo”
“Kyu”
“Nde, Nona”
“Kau belum
tidur?” tanya Ahra di sebrang sana.
“Sudah, tapi
aku terbangun karena mimpi buruk”
Ahra terhenyak
mendengarnya, “Kau mimpi apa?” tanya Ahra. “Aku bermimpi Aira yang meninggalkan
aku” jawab Kyuhyun. Ahra menundukkan kepalanya, “Nona, Aira baik-baik saja
bukan?” tanya Kyuhyun.
Ahra terdiam ia
bingung menjawab apa, “Nona” panggil Kyuhyun lagi. “Aira..” Kyuhyun mendengar
suara Ahra yang sedang terisak. “Kyu, bisakah kau pulang sekarang?” Ahra tidak
melanjutkan kalimatnya yang tadi.
“Nona, katakan
padaku apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun sedikit meninggikan suaranya. Isakkan
Ahra akhirnya terdengar jelas, “Aira kecelakan Kyu, dia koma” seperti sebuah
pukulan tepat di dada Kyuhyun, tubuhnya menegang seketika. Detik berikutnya, ia
lansung beranjak dari ranjang mengganti dengan cepat pakaian yang ia gunakan.
“Kyu, kyu” Ahra
memanggil Kyuhyun tapi tidak ada jawaban dari Kyuhyun. Ahra memejamkan matanya,
Kyuhyun pasti terpukul mendengar berita tersebut.
Sesampainya di
bandara ia lansung berlari menuju loket pemesanan tiket. Ia tidak peduli
membayar berapapun harga tiket tersebut asalkan ia bisa berangkat ke Korea
sekarang. Keberuntungan memihak Kyuhyun, ada penerbangan yang menuju Korea 1
jam lagi.
“Thanks”
Kyuhyun menerima tiket tersebut dan lansung masuk ke gate keberangkatan.
“Bagaimana
dengan Kyuhyun?” Siwon bertanya kepada Ahra ketika kembali masuk ke dalam kamar
rawat. “Aku sudah memberitahunya tapi setelah itu tidak suara lagi yang ku
dengar, aku yakin Kyuhyun sudah dalam perjalanan ke Korea” Siwon menghela nafas
lega.
Pintu kamar
rawat Aira kembali terbuka, kali ini datang Haena dan Donghae teman SMA Aira
dulu. “Aira” Haena lansung memeluk tubuh lemah Aira. “Aira ireona” titah Haena,
tapi Aira masih menutup matanya.
Donghae
mengelus punggung Haena, Donghae memandang keluarga Aira dan Kyuhyun secara
tidak lansung ia meminta maaf karena ia tidak permisi terlebih dahulu, kedua
keluarga itu sepertinya tidak keberatan.
“Aira ireona”
ulang Haena tapi Aira masih tetap sama. Donghae menarik Haena ke dalam
pelukannya. “Oppa, Aira akan bangunkan?” tanya Haena sambil terisak.
“Nde, sayang.
Aira pasti akan bangun” ucap Donghae, Haena masih menangis dalam pelukannya.
Kedua keluarga
itu masih setia menunggu Aira, hingga akhirnya Siwon menyuruh kedua orang
tuanya dan Kyuhyun dan Ahra untuk pulang, mereka harus beristrihat karena
sedari tadi menunggu Aira.
“Biar, aku yang
menjaganya” Siwon mencoba membujuk Eommanya yang bersikeras tidak ingin pulang
tapi setelah dibujuk akhirnya eomma menurut.
Siwon
memandangi adiknya yang kini terbaring, ia duduk di samping ranjangnya.
Dipegangnya tangan Aira, sedari tadi ia menahan untuk tidak menangis tapi kini
air matanya keluar tanpa ia perintahkan.
“Chagi,
bangunlah eo. Baru semalam aku melihatmu dalam keadaan sehat tapi kini kau…”
Siwon tidak kuat melanjutkan kalimatnya. “Chagi, bagaimana aku akan menggodamu
tentang Kyuhyun jika kau bahkan saja tidak bangun dari tidurmu” Aira tidak
memberikan respon apapun, melihat itu Siwon kembali menangis.
Jujur, jika ia
bisa menggantikan posisi Aira sekarang ia mau menggantikannya. Ia tidak ingin
melihat Aira seperti ini, ia bahkan tidak pernah memikirannya sama sekali. Siwon
mencium kening Aira, kemudian ia membaringkan tubuhnya di sofa yang bisa
dijadikan ranjang. Ia berharap jika ia terbangun nanti Aira sudah bisa membuka
matanya kembali.
--
Kyuhyun berlari
ketika ia keluar dari gate kedatangan, selama di pesawat ia sangat gelisah.
Terlebih perjalanan dari Amerika menuju Korea yang cukup lama.
“Seoul
hospital” Kyuhyun lansung menaiki taksi menuju rumah sakit. Ia memandang jam
taksi tersebut, jam menunjukkan pukul 12 malam. Kyuhyun memijat-mijat keningnya
yang terasa pusing, ia masih merasakan jetlag.
“Dimana ruangan
Aira dirawat?” tanya Kyuhyun ketika ia sampai di rumah sakit tempat Aira di
rawat. “Choi Aira, di rawat di lantai 3 nomor 3”
“Gomawo”
Kyuhyun lansung berlari ketika suster itu memberikan informasi letak kamar Aira
di rawat. Langkah kaki Kyuhyun melemah ketika ia menemukan kamar yang di
maksud. Tangannya perlahan membuka pintu kamar tersebut. Ia melihat Siwon yang
tertidur dan Aira yang terbaring di atas ranjang.
Di hampirinya
ranjang tersebut, ia pun terduduk lemas. Sekalipun ia tidak pernah membayangkan
ini terjadi pada Aira. “Aira, ireona” ucap Kyuhyun lirih sembari memegang
tangan Aira.
“Kau melanggar
janjimu untuk menjaga dirimu baik-baik selama aku tidak berada di sampingmu”
tambahnya lagi. Ia mengusap pelipis Aira lembut, “Bangunlah sayang” pintanya.
Siwon terbangun
ketika mendengar suara orang, ia terkejut melihat Kyuhyun yang sudah datang.
“Kyuhyun” Kyuhyun menoleh, ia mengusap terlebih dahulu air matanya sebelum ia
menoleh. “Hyung” Siwon beranjak bangun, ia menghampiri Kyuhyun ia tahu jika
Kyuhyun sama seperti dirinya yang terluka melihat keadaan Aira.
“Hyung
pulanglah, aku akan yang menjaga Aira” ujar Kyuhyun. Siwon ingin menolak, “Aku
ingin berdua dengan Aira” ucapan Kyuhyun membuat Siwon mengangguk, ia pun pamit
pulang.
Kyuhyun kembali
mengalihkan padangannya pada Aira, wajah Aira terlihat sedikit pucat. “Sayang
ku mohon bangunlah” Kyuhyun tidak bisa menahan air matanya untuk tidak mengalir.
Ia pun menangis di atas tangan genggaman tangannya pada Aira.
“Yak, ireona” Aku mendengus melihat Kyuhyun berteriak,
teriakannya mengangguku tidur cantikku.
“Haissh, berisik aku masih mengantuk” omelku sambil menarik bantal untuk
menutupi telingaku. Aku terdiam, Kyuhyun tidak lagi bersuara ku buang bantalku.
“Tidak ada Kyuhyun” aku mengedarkan pandanganku ke seluruh kamar Kyuhyun. “Hei,
kemana pergi dia?” batinku.
“Bangunlah
sayang” aku mengerutkan kening mendengar suara Kyuhyun. “Bangun” aku terdiam
dan seketika aku terasa ditarik. Perlahan-lahan aku membuka mataku, ku tatap
langit-langit di atasku. “Ini bukan kamarku” batinku, atap kamarku tidak warna
abu-abu.
Aku menoleh ke
arah sampingku, “Bangunlah sayang” aku melihat Kyuhyun yang terisak. “Mwoya,
kenapa namja ini menangis” batinku. Kyuhyun terdiam sejenak melihat tangan Aira
yang ia genggam bergerak seakan ingin membalas genggamannya.
“Aira” lirih
Kyuhyun ketika melihat Aira yang perlahan-lahan mencoba membuka matanya. Ia
dengan cepat keluar dari kamar Aira dan kembali datang bersama dokter dan
suster. Dokter memeriksa keadaan Aira, setelah dicek Aira tidak perlu lagi
menggunakan alat bantu pernafasan karena dia bisa bernafas dengan baik. “Aku
tidak tahu Aira akan siuman secepatnya karena prediksiku dengan medis ia siuman
paling cepat 1 bulan” tutur Dokter pada Kyuhyun.
“Dokter kau
lupa memprediksi dengan cinta” gurau Kyuhyun. Dokter itu mengangguk pelan,
“Yah, kau benar aku lupa memprediksi dengan cinta. Yasudah, aku permisi dulu
dan tolong bantu Aira untuk makan makanannya” Kyuhyun mengangguk pelan, Dokter
dan suster pun pamit pergi. Kyuhyun mendekati nampan berisi makanan yang tadi
sempat diantar oleh suster.
Kyuhyun
membantuku untuk bersandar, “Kau harus makan, eo” Aku mengangguk lemah, Kyuhyun
tersenyum tipis ia pun perlahan menyuapiku. “Kenapa, kau berada disini?”
tanyaku disela-sela aku mennguyah makanan.
“Haissh, kau
masih bertanya kenapa aku disini ya tentu saja karena mengkhawatirkanmu”
Kyuhyun menjawabnya dengan sedikit mengomel. “Sudah ku katakan apapun yang
terjadi padaku kau tidak boleh meninggalkan kuliahmu” tuturku.
“Dan, sudah ku
katakan jika terjadi sesuatu denganmu aku lansung kembali ke Korea, aku tidak
peduli kuliah” aku mendengus kecil mendengar ucapannya.
“Aku tidak akan
disini, jika kau menepati janjimu untuk menjaga dirimu dengan baik selama aku
tidak berada disimu” tambah Kyuhyun, untuk kali ini aku tidak bisa menjawab
ucapannya.
“Mianhae”
sesalku sambil menundukkan kepalaku, Kyuhyun menghela nafas pelan kemudian
digenggamnya tangan Aira. Aku kembali memandang Kyuhyun ketika ia menggenggam
tanganku, ia tersenyum, “Sudah ku katakan kau lebih dari apapun, karena itu
mulai hari ini jaga dirimu dengan baik, eo” ujarnya, aku ikut tersenyum lalu
mengangguk pelan.
Kyuhyun kembali
menyuapiku, “Eo, bisakah aku mendengarnya lagi?” tanyaku.
“Mendengar,
mendengar apa?” Kyuhyun berbalik bertanya.
“Panggilan
untukku ketika kau memintaku untuk bangun” jawabku dengan nada sedikit
menggoda. Kyuhyun terlihat kikuk, “Kau tidak mau mengatakannya lagi?”
Kyuhyun
memandangku, “itu..”
“Haissh,
ternyata kau hanya memanggilku seperti itu jika aku koma saja” dengusku.
“Yak, bukan
seperti itu. Kau tahu aku bukan namja yang seperti itu” elak Kyuhyun.
“Geure, mulai
hari ini kau harus memanggilku dengan panggilan itu”
“An..”
“Oppa, Kyuhyun
oppa” Kyuhyun lansung terdiam ketika mendengar AIra memanggilnya seperti itu.
“Araseo” Aku tersenyum senang mendengarnya.
Setelah selesai
makan, Kyuhyun menyuruhku untuk kembali beristirahat. “Kau juga perlu
istirahat” tuturku. Kyuhyun mengangguk pelan, ia pun berbaring di sofa.
Author Pov
Baik keluarga
Aira dan Kyuhyun menyambut senang karena Aira sudah siuman.
“Kau harus
lebih hati-hati sayang” ujar Eomma sambil memeluk Aira, ia benar-benar senang
melihat anaknya bisa kembali membuka matanya. “Ne, eomma mian sudah membuatmu
sedih” Eomma mengangguk pelan.
“Gomawo,
Kyuhyun ah sudah membuat adikku siuman kembali ternyata kau memang sangat
berpengaruh pada adikku” Siwon berkata sambil menepuk pundak Kyuhyun pelan.
Kyuhyun tersenyum kecil, “Itu sudah kewajibanku sebagai tunangannya” ucap
Kyuhyun kemudian. Aira tersenyum simpul mendengar ucapan Kyuhyun.
***
Kyuhyun
mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar Aira, ketika ia melihat banyak sekali
orang di dalam kamar tersebut. Kemungkinan mereka adalah teman kampus Aira.
“Kyuhyun”
Kyuhyun menoleh ketika mendengar namanya disebut. Ia tersenyum kecil melihat
Donghae dan Haena yang berjalan mendekatinya. “Kau pulang” Haena seperti tidak
percaya Kyuhyun kini berada di hadapannya.
“Eo, Ahra
menelponku tentang Aira dan aku lansung pulang”
“Daebak” puji
Donghae.
Haena memandang
Kyuhyun, pandangannya jatuh ke sebuah bungkusan di tangan Kyuhyun. “Ini susu
coklat dan keju, Aira menginginkannya” Kyuhyun melihat pandangan Haena karena
itu ia menjawabnya.
“Eo” Haena
mengangguk pelan. “Kenapa, kau tidak masuk?” tanya Donghae. “Nanti saja,
terlalu banyak orang di dalam” Donghae mengintip kamar rawat Aira, ia mengerti
maksud ucapan Kyuhyun ketika melihat banyak sekali orang di dalam.
“Baiklah, kita
menunggu saja” ketiganya pun memilih duduk di kursi depan kamar Aira. Tapi,
sudah jam 1 jam belum ada tanda-tanda jika orang di dalam itu keluar.
“Hah, aku
lelah. Aku masuk saja” Haena beranjak bangun. “Yak, tunggu” Donghae dan Kyuhyun
pun menyusul Haena. Semua mata memandang ke arah ketiganya ketika mereka masuk.
“Aira” Haena lansung berhambur memeluk Aira.
“Aku takut
sekali melihatmu koma tapi kini aku bersyukur kau sudah siuman”
“Eo, gomawo”
Aira memandang
teman-temannya dengan pandangan bertanya siapa dia. “Eo, teman-teman ini Haena
sahabatku sejak kecil, itu Donghae kekasihnya dan di sebelahnya Kyuhyun
tunanganku” Aira sedikit malu ketika memperkenalkan Kyuhyun.
“Akhirnya aku
bisa melihat lansung penerus Cho Group dari dulu aku hanya bisa melihatnya di
teve” celetuk Saena. “Geure, aku juga” Aira tersenyum kecil mendengar celetukan
teman-temannya.
Selang beberapa
menit, teman-teman Aira pun berpamitan pulang tinggallah Haena, Donghae dan
Kyuhyun. “Ini pesananmu sayang” Kyuhyun memberikan bungkusan plastic kepada
Aira. “Gomawo, oppa” Haena dan Donghae memandang satu sama lain, sambil
mengerutkan kening.
“Yak, sejak
kapan kalian memanggil satu sama lain dengan seperti itu?” tanya Haena.
Aira tersenyum
kecil lalu memandang Haena, “Semenjak ia membuatku siuman, kau tahu dia
memanggilku dengan sebuatan sayang ketika ia memohonku untuk bangun”
Kyuhyun
mengaruk tengkunya, ia merasa malu karena Aira menceritakan hal itu pada Haena
dan tentu saja Donghae mendengarnya. “Sekarang kau terlihat lebih romantis
bung” Donghae menyikut perut Kyuhyun pelan.
“Haissh, jangan
membahas itu” ketiganya tertawa bersamaan ketika melihat raut wajah Kyuhyun
yang malu bahkan kedua pipinya memerah.
***
Aira memandang
Kyuhyun yang sibuk bermain pspnya. “Oppa” Kyuhyun menghentikan permainannya dan
lansung memandang Aira. “Wae” tanyanya.
“Oppa sekarang
aku sudah lebih baik bahkan dokter mengatakan aku sudah bisa pulang besok.
Karena itu, besok kembalilah ke Amerika selesaikan kuliahmu. Aku berjanji kali
ini aku akan menjaga diriku dengan baik” Aira memandang Kyuhyun dengan penuh
keyakinan, ia ingin mencoba menyakinkan Kyuhyun.
Kyuhyun
menggengam tangan Aira, “Aku akan kembali setelah kau sehat kembali”
“Mwoya. Kau
tidak bisa melakukan itu, bagaimana dengan kuliahmu oppa?”
“Kau selalu
memikirkan kuliahku tapi tidak pernah memikirkan bagaimana perasaanku yang
takut kehilangmu” Kyuhyun sedikit kesal karena tunangannya itu selalu membahas
tentang kuliahnya.
“Kyuhyun ah”
lirih Aira ia sedikit terkejut dengan nada kesal Kyuhyun yang baru saja
diucapkan oleh namja itu. Kyuhyun menghela nafas kecil, “Mianhae, sayang aku
terlalu kesal” sesal Kyuhyun.
“Aku mengerti
oppa, kau sangat mengkhawatirkanku tapi kuliahmu juga penting oppa. Kau sudah
berjuang sejauh ini dan aku tidak mau kau putus di tengah jalan karena aku. Aku
berjanji aku akan menjaga diriku lebih baik lagi”
“Tapi…”
“Oppa, kau
punya mimpi, mimpimu adalah menjadi sarjana dari kampusmu. Aku pun sama aku
mempunyai mimpi untuk lulus dari kampus yang aku pilih dan mimpiku pula adalah
melihatmu lulus dari kampus itu”
Kyuhyun
tersenyum mendengar ucapan tunangannya itu. “Ara, aku kembali” Aira tersenyum
senang mendengarnya. Kyuhyun pun menarik Aira dalam pelukannya. “Aku pasti
merindukanmu” kata Kyuhyun.
“Aku juga pasti
merindukanmu”
Aira Pov
Aku mengantar
Kyuhyun ke Bandara ditemani Siwon oppa karena aku belum begitu baik aku harus
menggunakan kursi roda untuk mengantar Kyuhyun.
Aku sengaja,
hanya aku dan Siwon oppa yang mengantar Kyuhyun. Aku tidak ingin melihat air
mata keluarga besar mereka menangis lagi.
Aku melambaikan
tangan kepada Kyuhyun yang kini sedang mengantri masuk ke dalam gate
keberangkatan. Ia masih tersenyum kecil dan membalas lambaian tanganku sebelum
ia masuk ke gate keberangkatan.
“Kajja, kita
pulang” ucap Siwon padaku, aku mengangguk pelan. Siwon pun memutar kursi rodaku
lalu mendorongnya menjauh dari gate keberangkatan.
“Aku berjanji
akan menjaga diriku, Kyuhyun ah” batinku.
Author Pov
Baik Aira dan
Kyuhyun sibuk dengan urusan kuliah yang sudah memasuki tahap akhir. Sebentar
lagi mereka akan mewujudkan mimpi mereka menjadi sarjana di kampus yang mereka
inginkan. Kyuhyun berjanji akan datang di hari wisuda Aira maupun sebaliknya.
Aira wisuda lebih dibandingkan Kyuhyun, ia sangat senang mendengar Kyuhyun
sudah dalam perjalanan pulang.
Senyum Aira
tidak pernah terlepas ketika mendapat penghargaan menjadi siswi terbaik di
kampusnya dan kini ia sudah mendapatkan gelar yang ia inginkan. Keluarga besar
Aira berfoto bersama disusul foto bersama keluarga besar Kyuhyun. Aira ikut
mengabadikan fotonya seorang diri dan bersama Kyuhyun.
“Aku hebatkan”
ucap Aira kepada Kyuhyun. Kyuhyun mengangguk sambil tersenyum simpul,
sebenarnya keberhasilan Aira tidak terlalu menting yang terpenting adalah gadis
itu menepati janjinya untuk menjaga dirinya dengan baik dan ia membuktikan itu.
Sebagai
hadiahnya, Kyuhyun mengajak Aira jalan-jalan menggunakan motor kesayangan
Kyuhyun yang tidak pernah Kyuhyun pakai sebelumnya, karena biasanya ia
menggunakan mobil. Kyuhyun sengaja menggunakan motor agar selama perjalanan
Aira terus memeluknya dari belakang. Ia merindukan saat-saat gadis itu
memeluknya seperti ini.
Mereka
menghabiskan waktu mereka makan janggung bakar dan bakso ikan di tengah jalan
sambil melihat indah sungai Han ketika malam hari. Keduanya benar-benar
menikmati hari kebersamaan mereka.
Cho Kyuhyun Pov
Aku memandang
sekililing ballroom kampusku mencari sosok gadis tapi gadis itu belum terlihat
padahal acara sudah berjalan hampir setengah. Hanya keluargaku dan keluarganya
yang sudah datang, aku bertanya kepada Nonaku dengan isyarat tapi ia malah
mengangkat bahu tanda tidak tahu begitupula dengan Siwon hyung. Aku menandak
mencemaskannya, aku takut terjadi sesuatu padanya. Hingga akhirnya kecemasanku
pupus ketika melihatnya datang.
Semua orang
memandang ke arahnya ketika berjalan masuk, aku tersenyum kecil Aira terlihat
cantik dengan mini dress putih dan sepatu yang senada dengan dressnya.
(Dressnya itu, yang kaya di pake Jiyeon di drama Dream High 2. Waktu dia
kompetisi nyanyi bareng Kang Sora).
Acara wisuda
pun berakhir, kami pun seperti sebelumnya mengabadikan foto kami bersama. Ku
lingkarkan tangan kananku pada pinggang ramping Aira ketika kami berfoto
berdua. “Berikan, aku hadiah karena kau membuatku menunggu hampir setengah jam”
ucapku padanya.
Aira tersenyum
kecil, ia memang terlambat karena sibuk menyiapkan penampilannya hari ini. Ia
takut membuat Kyuhyun malu karena penampilan. Aira ingin mencium pipi kanan
Kyuhyun tapi sayangnya Kyuhyun sudah membalikkan wajahnya sehingga akhirnya
Aira mencium bibirnya. Kini mereka malah berciuman, tidak peduli puluhan pasang
mata memandang ke arah mereka. Toh, Amerika bukan negara yang asing dengan kata
berciuman.
“Omo” seru
Eomma Kyuhyun dan Aira bersamaan.
“Yak, bocah itu
mesum sekali” ejek Nona, ia geleng-geleng kepala. Siwon terkekeh mendengarnya,
ia merangkul pundak Ahra. “Jangan cemburu melihat mereka, kita bisa
melakukannya sendiri” gurau Siwon dan lansung mendapat tatapan tajam dari Ahra.
Fotographer
juga tidak menyia-nyiakan untuk tidak mengabadikan foto mereka berdua. Ini bisa
menjadi berita besar di Korea dan bisa menjadi kenang-kenangan untuk mereka
berdua.
10 tahun kemudian
“Sayang dimana
dasi kerjaku?” Tanya Kyuhyun sambil mengancingkan kemeja yang ia kenakan.
“Eomma, dimana
dasi sekolahku?” seru namja berusia 6 tahun, ia juga sedang memakai kemeja
sekolahnya. Kyuhyun tersenyum pada namja kecil itu, mereka bahkan bertos ria.
Aira masuk ke
dalam kamar dengan wajah kesal, “Kalian berdua” dengusnya. Ia membuka laci
pakaian, mengambil dasi kedua namja itu. “Ini dasi kalian” Aira menaruhnya di
atas kasur, ia baru saja ingin membalikan tubuhnnya untuk keluar seruan itu
datang lagi.
“Kau tidak
memasangkannya, sayang” ucap kedua namja itu bersamaan. Kyuhyun dan namja itu
kemudian terkiki kecil. Aira menghela nafas kecil, lalu kembali berbalik
mengambil dasi Kyuhyun lalu memasangkannya di leher Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum
kecil, “Kenapa dengan wajahmu, eo? Kenapa pagi-pagi memasang wajah jelek seperti
itu?”
Aira memandang
tajam ke arah suaminya itu, seharusnya ia tidak perlu bertanya kenapa karena ia
harusnya tahu apa alasan wajahnya seperti ini. Aira tidak menjawab, lalu
beralih mengenakan dasi namja kecil di samping Kyuhyun. Kyuhyun mengerutkan
keningnya bingung.
“Ji Hyun-ah”
ucap Aira sambil memakai dasi.
“Nde, eomma”
jawab namja kecil itu yang tak lain adalah putranya.
“Jika kamu
besar nanti kau jangan seperti Appamu, eo. Jangan pernah suka menebar pesona
pada gadis-gadis” Ji Hyun memandang Kyuhyun, sedangkan Kyuhyun menunjukan wajah
tercengangnya.
“Ara, eomma”
Aira tersenyum kecil lalu dikecupnya bibir Ji Hyun. “Kajja, kita pergi
tinggalkan namja itu sendiri” Ji Hyun mengangguk, ia memandang ke arah appanya
tapi ia kini hanya bisa menurut yang dikatakan eommanya.
“Yak, sayang
kau masih marah mengenai kejadian kemarin, eo” seru Kyuhyun tapi tidak di
gubris oleh Aira, ia masih melanjutkan langkahnya, menuruni tangga bersama Ji
Hyun untuk sarapan bersama.
Kehadiran
Kyuhyun tidak dipedulikan oleh Aira, ia sibuk mengurus sarapan untuk Ji Hyun.
Ia hanya sekedar menaruh piring berisi sarapan di hadapan Kyuhyun tanpa berkata
apapun.
“Sayang”
panggil Kyuhyun tapi Aira tetap diam.
“Yak, Cho Aira
berhenti merajuk” seru Kyuhyun, Aira memandang Kyuhyun kesal. “Tidak ada yang
merajuk pada Cho Kyuhyun” jawab Aira tak kalah serunya. Ji Hyun hanya bisa
mengeleng-geleng melihat kedua orang tuanya. Mereka selalu itu, terkadang
terlihat romantic dan terkadang terlihat bertengkar seperti sekarang.
Aira masih
kesal karena kemarin ketika ia mengunjungi Kyuhyun di kantornya, ia melihat
Kyuhyun dan Qian salah satu karyawannya sedang berbicara bersama. Mereka
terlihat sangat akrab apalagi Kyuhyun selalu melepar senyum pada gadis itu.
Tentu membuatnya kesal, sejak sekolah dulu Kyuhyun selalu saja tebar pesona dan
ia juga memiliki alasan lain dibalik merajuknya. Sebenarnya ia hanya
menggunakan alasan itu agar ia bisa marah pada Kyuhyun.
Aira masih
merajuk ketika ia berangkat bekerja, sebenarnya jika seperti ini Kyuhyun sangat
malas untuk bekerja karena ia tidak akan berkonsentarsi ia pasti memikirkan
istrinya. Tapi, karena hari ini ada meeting dengan client penting terpaksa ia
harus bekerja.
Kekesalan
Kyuhyun pun bertambah ketika ia pulang ke rumah, ia tidak menemukan istri dan
anaknya di rumah. Ia hanya menemukan secarik kertas yang memberitahu jika Ia
dan anaknya berada di rumah Eomma, tertulis pula ia ingin menenangkan diri.
“Cho Aira, kau
membuatku gila” kesal Kyuhyun sambil mengacak-acak rambutnya. Ia memandang meja
makan yang sudah terisi hidangan untuk makan malam. Istrinya sudah memasak
sebelum ia pergi. “Bagaimana, aku bisa makan tanpa ada kalian di rumah?” tutur
Kyuhyun. Sekarang, ia benar-benar frustasi. Ia ingin menjemput Aira tapi
melihat alasannya dia pergi untuk menenangkan diri ia jadi mengurungkan
niatnya.
Dua orang masuk
dengan cara mengendap-endap, “Stt” mereka adalah Aira dan Ji Hyun yang baru
saja masuk ke dalam rumahnya. Tangan kiri Aira memegang sebuah kue sedangkan
tangan kanannya menggandeng Ji Hyun.
Keduanya
mengendap-endap masuk ke kamar Kyuhyun, sebelum masuk Aira menyalakan semua
lilin di kue tersebut. Perlahan-lahan ia membuka kenop pintu kamar, Ji Hyun
masuk lebih dahulu.
Aira tersenyum
melihat suaminya yang tertidur sambil memeluk guling terlihat seperti anak
kecil. Aira menyalakan lampu kamarnya, membuat Kyuhyun perlahan-lahan
mengerjaokan matanya karena silau. “Saengil chukha hamnida Appa” seru Ji Hyun,
kedua mata Kyuhyun terbuka sempurna ketika mendengar seruan tersebut. Terlebih
kini ia melihat yeoja yang dicintainya berdiri sambil membawa kue.
“Saengil chukha
hamnida, yeobo” ucap Aira lembut. Kyuhyun meranjak dari bangun, ia bahkan lupa
mengenai ulang tahunnya. Aira mendekat ke arah ranjang, “Make a wish” Kyuhyun
tersenyum lalu menutup matanya. Setelah itu ditiupnya lilin kue tersebut,
“Saengil Chukha hamnida, Appa. Saranghaeyo, Appa” Ji Hyun mencium pipi kiri
Kyuhyun.
“Terima kasih
sayang” balas Kyuhyun lalu mencium pipi putranya itu.
“Saengil chukha
hamnida, yeobo. Sarang haeyo Cho Kyuhyun” Aira mengecup bibir Kyuhyun. “Terima
kasih sayang” balas Kyuhyun. Ia baru sadar jika istrinya itu tidak benar-benar
marah padanya, “Kau berakting padaku?” Tanya Kyuhyun.
Aira
berpura-pura berpikir, “Ah, seperti iya. Bagaimana, aktingku bagus kan?”
Kyuhyun mendengus, “Kau hampir membuat gila karena sikap pagi ini, aku bahkan
hampir kehilangan client karena aku tidak focus meeting dengannya”
“Yah, mianhae
sepertinya kali ini aku terlalu berlebihan” sesal Aira. Kyuhyun tersenyum kecil
melihat raut wajah istrinya yang berubah sendu, “Sudah-sudah, kau tidak salah
sayang. Lagipula, aku juga menyukai kejutan yang kau buat bersama Ji Hyun”
Kyuhyun tersenyum kecil ke arah putranya.
Aira kembali
menunjukkan senyumnya, “Jadi, mana hadiahku?” Tanya Kyuhyun kepada keduanya.
Aira tersenyum ia mengeluarkan sebuah kotak lalu memberikannya pada Kyuhyun.
Kyuhyun menerimanya lalu membuka cepat isi kotak tersebut. Ia terkejut ternyata
kotak itu berisi testpack yang menunjukkan dua garis, “Kata, eomma Ji Hyun akan
memiliki adik, appa” tutur Ji Hyun senang.
“Chagi, kau
hamil?” Tanya Kyuhyun tidak percaya, Aira mengangguk pelan. Detik berikutnya,
ia sudah menarik Aira dalam pelukannya. “Gomawo, sayang. Ini benar-benar kado
terindah yang aku terima” ujar Kyuhyun.
“Nde, oppa”
Ji Hyun tidak
mau kalah, ia pun ikut memeluk kedua orangtuanya membuat keduanya terkejut. “Ji
Hyun juga ingin memeluk eomma” Aira dan Kyuhyun tersenyum keduanya pun menarik
Ji Hyun dalam pelukan mereka.
“Kalian adalah cintaku, kalian adalah nafasku. Terima
kasih Tuhan, sudah memberikan mereka padaku” batin Kyuhyun.
-
The End -
No comments:
Post a Comment