Wednesday, 20 May 2015

[One shot] My Love For You Is Never Ending


  
  


Author : Yunita  {@dedee_yunita}
Cast :
  • Cho Kyuhyun (SJ)
  • Choi Haena (OC)
  • Lee Donghae (SJ)
Title : You…
Genre : Sad, Hurt,dan Cinta Abadi
Rating : PG 16
Length : Oneshot
Coment Juseyo  untuk menghargai FF gaje ku ini.. happy reading :)


***
“Cut”

Haena menghela nafas lega, semua orang yang tak lain adalah crew tempatnya bekerja bertepuk tangan untuknya. “Good job Haena” puji seorang namja yang sudah berumur panggil saja Mr Moody. Hahaha namja berumur itu memang tergolong orang yang suka-suka berubah sikap sesuai dengan moodnya. Ia  memberikannya 2 dua jempol pada Haena.  “Gamsahamnida” Haena membungkukkan badan lalu pamit pergi.

Seorang yeoja yang tak lain adalah Choi Saena sepupu sekaligus manager Haena lansung menyelimuti pundaknya dengam jaket hangat, Haena tersenyum kecil lalu berjalan bersama menuju mobil.

“ahh, lelahnya” keluh Haena, ia menyadarkan kepalanya di kursi mobil. Saena tersenyum kecil mendengarnya, “tenang saja besok kau libur” ucapnya sambil menyelimuti kaki Haena dengan selimut.

“syukurlah” Haena merasa hari ini begitu melelahkan meskipun ia bisa melakukan pekerjaan hari ini dengan baik. Ia pun memilih untuk memejamkan matanya, untuk mengistirihatkan sesaat tubuhnya.


Haena Pov

Mobilku berjalan menuju kantor Su Jin, yah aku akan menemui sahabatku Kim Su Jin di kantornya. Kami sudah membuat janji sebelumnya untuk makan siang bersama. Letak kantornya yang tidak jauh dari apartement tempatku tinggal  membuatku tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di kantornya.

Kantor tempat Su Jin bekerja merupakan salah satu perusahaan media terbesar di Korea. Aku berjalan menghampiri receptions untuk menanyakan ruangan Su Jin. “Di lantai 3” aku tersenyum lalu mengangguk pelan.

Aku melangkah keluar ketika pintu lift terbuka, “eo, itu dia” aku berjalan menuju sebuah ruangan bertuliskan “Ruangan Tim Kreatif”. Aku membuka pintu ruangan tersebut dengan pelan, seorang receptions menanyakan tujuan kedatanganku. Ia pun mengantarku untuk menemui Kim Su Jin.

Ku lihat Su Jin masih berkutat di meja kerjanya, receptions itu mempersilahkanku untuk menemui Kim Su Jin. Ku sentuh pundaknya, ia menoleh tampangnya terlihat terkejut, tapi detik kemudian “Omo, Haena” pekiknya, ia lansung berhambur memelukku, membuatku malah balik terkejut. “Bogosipta” ia melepas pelukannya, “nado” jawabku.

Seorang namja menghampiriku dan Su Jin, “eo, bukankah kau Choi Haena” aku tersenyum lalu mengangguk pelan. “Aigoo, ternyata kau lebih cantik daripada aku lihat di teve” ucapnya sedikit gombal.

Su Jin menyikut pelan perut namja itu, namja itu meringis kecil. “Apa kau jadi bintang tamu di salah satu acara kami?” tanyanya.

“Ani, dia datang untuk makan bersamaku” Sambar Su Jin. Aku baru saja ingin menjawab tapi Su Jin menjawabnya lebih dulu. Namja itu memandang tidak percaya, aku mengangguk pelan ketika ia memandang ke arahku. “Ah, yasudah aku pergi duluan” pamitnya, baru 2 langkah ia membalik badan kembali “Choi Haena tunggu aku, kita akan bertemu kembali” tuturnya sambil memperlihatkan tampang misterius.

“Yak, Jung Hoo Ka” Namja yang dipanggil Jung Hoo itu melanjutkan langkah sebelum mendapat amukan lebih dari Su Jin. Aku tersenyum melihat tingkah Su Jin ia terlihat sedang cemburu bukan terlihat sedang mengusir seseorang, “Kau menyukainya?” tebakku.

Su Jin menoleh padaku dengan wajah sedikit terperangah, “ani, aku tidak menyukainya” elaknya, “Kajja, kita makan” Su Jin dengan cepat menarikku pergi, aku tersenyum dalam hati Su Jin jelas terlihat gugup ketika menjawab pertanyaanku tadi. Kim Su Jin kau tidak pernah berubah.

--

“Kau masih mengharapkannya?” tanya Su Jin disela acara makan kami, aku tersenyum tipis ke arah Su Jin. Su Jin berdecak, “Yak, Choi Haena aku benar-benar salut padamu. Demi dirinya kau rela melakukan ini” komentar Su Jin.

Aku terdiam, yah aku sudah melangkah jauh dan semua hanya ada satu alasan yaitu ia ingin memperjuangkan cintaku, aku yakin masih ada harapan untuk kembali.

“Makan makananmu, jangan melamun” teguran Su Jin membuatkan tersadar, aku tersenyum kecil lalu melanjutkan memakan makananku.

Selesai makan Su Jin mengajakku untuk berjalan berkeliling kantornya, aku bahkan berkenalan dengan beberapa staff yang lain. “Aku hanya bisa mendukung sebisaku, tapi jika kau sudah kelewatan aku tidak akan segan-segan memintamu berhenti” ujarnya hangat.

Aku tersenyum lalu mengangguk kecil, “araseo, Su Jin ah” Su Jin tersenyum mendengar jawaban sahabatnya itu. Keduanya pun memutuskan untuk menyudahi kegiatannya berkeliling.

“Jadi, kau tidak mau menceritakan namja tadi padaku?” Su Jin menghentikan langkahnya. “Yak, Choi Haena kau membahasnya lagi?” tanyanya balik, aku terkekeh kecil melihat tampangnya lalu berjalan lebih dulu meninggalkannya yang masih terdiam.

Bukk

Aku tidak sengaja menabrak seseorang ketika aku berbelok, tabrakkan itu membuatku ingin terjatuh tapi aku merasakan seseorang menahanku dengan melingkarkan tangannya di pinggangku , aku bahkan refleks melingkarkan tanganku di lehernya. Aku mengerjapkan mataku berulang-ulang ketika mengetahui siapa yang orang menahanku ketika melihat wajahnya yang kini berjarak lumanyan dekat dengan wajahku.

“Haena, kau…” Su Jin menghentikan kalimatnya, di sisi lain seorang namja juga agak terkejut melihat pemandangan di hadapannya. Aku tersadar lalu menegakkan badanku, ia juga melakukan hal yang sama ia melirik sekilas ke arah Su Jin.

“eo, bukankah kau Choi Haena artis pendatang baru itu?” tanya seorang namja yang tadi terdiam. “Nde” Namja terperangah, “aku Park Ji Hoo manager Kyuhyun sekaligus Super Junior” ia mengulurkan tangannnya, “eo, nde” aku membalas uluran tangannya.

“Hyung, aku duluan” namja yang tak lain adalah Kyuhyun berjalan lebih dulu meninggalkan Ji Hoo. Baik Haena, Nevan dan Su Jin terperangah dengan sikap Kyuhyun, “eo, anak itu. Yasudah, aku duluan” Ji Hoo membungkukkan badan cepat lalu menyusul Kyuhyun.

Aku masih memandangi sosok Kyuhyun yang perlahan-lahan menjauh dan menghilang ketika ia berjalan berbelok. Aku tersenyum kecut melihatnya, “Haena, gwaechana?” Naya bertanya dengan nada sedikit khawatir.

Aku mengangguk pelan lalu memandang Su Jin “Jangan khawatir, aku baik-baik saja” aku mencoba tersenyum agar membuat Su Jin percaya. Su Jin mencoba membalas senyuman sahabatnya itu meskipun ia tahu sahabatnya sedang tidak baik-baik saja.

Malamnya aku tidak bisa tidur mengingat kejadian tadi siang, ini untuk pertama kalinya aku kembali bertemu dengan Kyuhyun setelah 7 tahun ini aku hanya bisa melihatnya di teve. Setelah kejadian 8 tahun lalu membuatku tidak ingin melihatnya dan tidak ingin bertemu dengannya.

Ku buka laci mejaku, mengambil sebuah bingkai foto yang berisi foto aku dan Kyuhyun 10 tahun lalu, dalam foto tersebut kami terlihat sama-sama tersenyum senang. Foto ini adalah 1 foto yang tersisa dari sekian foto yang telah aku bakar. Aku berpikir jika aku membakar semua fotoku bersamanya semua perasaan dan cintaku juga akan terbakar dan hilang begitu saja. Tapi pikiranku salah, perasaan dan cinta ini masih miliknya hingga kini masih tetap miliknya.

Aku tidak sadar jika air mataku sudah mengalir, aku bahkan tidak pernah sadar sudah berapa sering aku menangis jika menginggatnya. “Aku merindukanmu, Kyuhyun” isakku.

--
 “Aku pulang” ucap Kyuhyun ketika ia sampai dorm. Ia lansung masuk ke dalam kamarnya begitu saja membuat beberapa member yang berada di ruang tamu memandang bingung, karena tidak biasanya seorang Cho Kyuhyun bersikap seperti itu.

Kyuhyun duduk sisi ranjang tempat tidurnya, wajahnya terlihat sedang berpikir, “Pabo, kau memang bodoh Cho Kyuhyun. Kenapa kau malah pergi ?. Ada apa dengan dirimu? ” Kyuhyun meruntuki kebodohannya yang ia lakukan hari ini.

--

“Cut”

Aku mengela nafas lega, “Good Job Haena” aku hanya tersenyum kecil, aku sudah sering mendengar pujian itu beberapa bulan ini.

Seperti biasanya Saena Eonnie, lansung menyelimuti pundakku dengan jaket hangat. “kau baik-baik saja?” tanya Saena selidik sambil mengamati wajah yeoja di hadapannya, mata Haena terlihat sedikit membengkak meskipun tidak terlalu terlihat.

“Aku baik-baik saja” bohongku, aku tidak mungkin baik-baik saja setelah semalaman air mataku tidak bisa berhenti mengalir. “Kajja, kita ke mobil” aku berjalan lebih dahulu, Saena memandang Haena yang mulai berjalan meninggalkannya ia tahu Haena sedang dalam keadaan tidak baik.

Aku berpura-pura tidur ketika Saena eonnie masuk ke dalam mobil, aku yakin jika sebentar lagi ia akan menghujani aku dengan pertanyaan.

“Katakan padaku apa yang terjadi? Aku tahu kau sedang berbohong denganku?” apa yang aku yakinkan benar. “Aku baik-baik saja eonnie, sudahlah aku tidak ingin membahasnya” pintaku.

“Apa mungkin masih tentangnya?” tebak Saena.

Aku perlahan membuka mataku, lalu menoleh ke arah Saena. “ani” pendekku lalu mengalihkan pandanganku ke arah jendela. “Sudah ku duga ini pasti tentangnya” ketus Saena, ia sangat tahu jika Haena akan seperti hanya karena satu alasan dan itu hanya karena Kyuhyun.

Aku merenung, “Aku kemarin bertemu dengannya” Saena terkejut mendengarnya, “lalu?” aku menghela nafas kecil lalu  memandang ke arah Saena yang memandangku dengan wajah penasaran “Dia pergi begitu saja tanpa menyapaku” Saena terhenyak mendengarnya. Jika ia diposisi Haena sekarang ia pasti sangat merasakan sakit yang amat dalam.

“Yak, lebih baik kau lupakan saja dia” celetuk Choi Hery, sepupuku juga sekaligus sopirku. Saena memberikan tatapan mematikan pada Hery melalui spion atas mobil, Hery lansung terdiam melihat Saena sudah mengeluarkan tatapan seperti itu.

Aku tersenyum kecut, “Jika aku bisa, aku sudah punya pengganti dirinya tapi hingga kini aku belum bisa melupakannnya” Saena iba mendengarnya ucapan sepupunya, tangannya terulur mengusap rambut Haena lembut, “Gwaechana, jangan memaksakan dirimu jika kau tidak bisa melupakannya. Aku yakin usaha yang kau lakukan pasti membuahkan hasil” Saena ingin memberikan semangat kepada Haena meskipun sebenarnya ia ingin sekali memaksa Haena untuk berhenti, terlebih karena apa yang ia lakukan akan menyakitinya.

Aku tersenyum, “gomawo, eonnie” aku memeluk Saena, Saena membalas memeluk. Hery berdecak kecil lalu mulai mengendarai mobilnya. Aku melepaskan pelukanku, “eo, masih siang bisakah kalian mengantarku ke suatu tempat?”

“Kau mau kemana?” tanya Saena dan Hery hampir bersamaan. Aku tersenyum simpul, “Pantai” lirihku. Saena memberikan kode untuk meneruti keinginan Haena.

Disinilah aku duduk sendiri sambil memandangi pantai yang dulu menjadi saksi bisu kebersamaanku bersama Kyuhyun. Terbayang dimana aku dan Kyuhyun saling berkejar-kejaran, saling mencipratkan air satu sama lain, kenangan itu tidak bisa hilang dan selalu terkenang olehku.
“Eo, benar Haena” aku menoleh mendengar seseorang mengucapkan namaku. “Eo, Donghae oppa” Donghae tersenyum ia ikut duduk di sampingku. “Apa yang kau lakukan disini?” tanyanya, ia mengedarkan pandangannya menoleh ke kanan dan ke kiri “kau sendirian?” tanyanya lagi.

Aku mengangguk pelan, “eo, aku sendiri. Aku sedang ingin melihat pantai saja” Donghae mengangguk pelan. Aku dan Donghae mengenal cukup baik karena kami sempat bertemu beberapa kali di sebuah acara ketika aku menjadi bintang tamu dan kami selalu satu media jika mebintangi sebuah drama.

“Donghae oppa” Donghae menoleh, “Wae” aku terdiam untuk berpikir sejenak, “bisakah kau membantuku?” Donghae mengerutkan kening bingung, “kau butuh bantuku?” tanyanya balik, aku mengangguk pelan.

“Eo, jadi apa yang ingin ku bantu?” Aku tersenyum senang kepadanya. Ini adalah cara terakhirku jika memang tidak membuahkan hasil aku akan berjanji untuk berhenti mengharapkannya.

--
Semua member Super Junior kini berada di sebuah café yang sengaja mereka sewa untuk merefreshing diri dari aktivitas mereka yang cukup padat. Para member juga diperbolehkan untuk mengajak seseorang yang bisa menemani mereka.

“Yak, Kyuhyun ah. Kau hanya sendiri? Kau tidak mengajak seseorang?” tanya Eunhyuk pada Kyuhyun, di samping Eunhyuk berdiri seorang yeoja cantik dan bisa dibilang seksi. Kyuhyun tersenyum kecut, “ani, aku sedang ingin sendiri” jawabnya malas.

“Haishh, kau ini” gerutu Eunhyuk.

“Dimana, Donghae hyung aku tidak melihatnya sedari tadi, bukankah biasanya kau dan dia selalu bersama dengannya seperti monyet dan pisang yang tidak bisa dipisahkan” sindir Kyuhyun, Eunhyuk menjitak kepala Kyuhyun pelan “yak, appo” ringisnya.

“Salah kau mengataiku dan Donghae seperti Monyet dan pisang” omelnya. Kyuhyun menghusap-husap kepalaku yang lumanyan sakit karena jitakan Eunhyuk. “Entahlah, mungkin ia sedang menjemput seseorang untuk menemaninya malam ini”

Donghae keluar dari mobilnya, ia terlihat lebih tampan dengan setelan jas hitamnya, ia berjalan ke sisi kanan lalu membuka pintunya. Aku keluar ketika Donghae membukakan pintuku, lalu menyambut tangannya yang terulur padaku.

“Kau siap?” tanyanya memastikan.

Aku mengangguk, “eo, aku siap” aku mengeratkan genggaman tanganku pada tangan Donghae, Donghae hanya tersenyum kecil lalu mengajak Haena untuk masuk ke dalam café.

Cafe yang disewa bisa dibilang adalah café yang lumanyan besar dan memiliki nama di Korea entah berapa yang mereka keluarkan untuk menyewa café ini dan menjaga café ini dari incaran media terutama paparazzi.

Ketika masuk ke dalam mataku lansung tertuju pada sosok namja yang berdiri bersama beberapa member lainnya. “Kajja” Donghae mengajakku untuk mendekat ke arah Kyuhyun.

“Eo, Donghae ya” Kyuhyun lansung memandang ke arah pandangan Eunhyuk ketika mendengar ia memanggil nama Donghae. Matanya sedikit membulat melihat sosok yeoja yang kini bersama Donghae.

“Kau lama sekali” ejek Heechul. Donghae terkekeh kecil, “mian, aku harus menjemput tuan putri” ucapnya sambil melirik ke arahku membuatku tersenyum malu.

“eo, bukankah kau Choi Haena, artis pendatang baru itu” tebak Sungmin. Aku mengangguk pelan, “matta, ternyata kau lebih cantik daripada aku lihat di teve” puji Eunhyuk.
Aku tersenyum kecil mendengar pujian tersebut, tanpa ada yang mengetahui Kyuhyun menahan kesal mendengar pujian yang dilontarkan Eunhyuk kepada Haena.

“Eo, kau sudah mengenal semua member Super Junior bukan?” tanya Donghae padaku, kini semua member sudah berkumpul menjadi satu. “Aku hanya mengetahui di teve sebelum aku menjadi seperti sekarang” jawabku.

Donghae mengangguk, ia pun memperkenalkan member Super Junior satu persatu padaku. “Eo, ini Sungmin” aku tersenyum kecil, “Oppa, chukhae atas pernikahanmu” kataku.

“Gomawo” balasnya. “aku harap aku bisa menyusul dirimu” sambungku. “Mwoya, kau juga ingin menikah?” tanya Sungmin. Aku terkekeh kecil, “tentu saja, aku hanya tinggal menunggu Donghae oppa melamarku” candaku sambil melirik Donghae, Donghae sendiri hanya tersenyum kecil. Mungkin menurut Haena itu adalah candaan tapi bagi Kyuhyun itu adalah sebuah ultimatum baginya.

“Eo, kalian ingin menikah?” tanya Eunhyuk. “Aniya, aku hanya bercanda” Eunhyuk terlihat menghela nafas lega. Donghae melanjutkan kembali memperkenalkanku, “Ini, Kyuhyun” aku memandang wajah Kyuhyun yang terlihat biasa-biasa saja.

Aku tersenyum, “Aku sudah mengenalnya” semua member memandang selidik sedangkan Kyuhyun sedikit terkejut mendengarnya. “Kau sudah mengenalnya? Sejak kapan?” tanya Kangin.

Aku melirik sekilas Kyuhyun, “Sejak debut, aku adalah fans Kyuhyun” semua member mengangguk mengerti. Kyuhyun pergi begitu saja ketika mendengar jawaban Haena membuat member lain terkejut begitupula dengan Haena. “Sudah, biarkan saja dia, dia memang seperti itu” tutur Siwon. Aku hanya tersenyum simpul, “Tunggu disini sebentar” aku mengangguk ketika Donghae berkata padaku.

Sepeninggalan Donghae member lain mengajakku mengobrol, ternyata mereka namja yang asik untuk di ajak bicara bahkan para yeoja yang mendampingi mereka terlihat kesal karena member lebih memilih mengobrol padaku dibandingkan dengan mereka.

“Ini untukmu” aku memandang terpana ke arah Donghae yang memberikanku es cream coklat dalam gelas, aku tidak tahu jika Donghae tahu aku menyukai es cream. “Gomawo” aku menerima es cream tersebut. Kyuhyun kembali dengan wajah yang sama seperti tadi, “lebih baik kita duduk saja” ujar Leeteuk.

Ia dan yang lain mengajakku untuk duduk di kursi dengan meja melingkar yang cukup untuk kami semua. Aku memakan es creamku sambil mendengarkan pembicaraan member yang lain ataupun sesekali berbicara dengan Donghae, aku sama sekali memandang ke arah Kyuhyun.

Donghae tersenyum kecil ke arahku, ia mengambil tisu lalu mengelap sudut bibirku membuatku terdiam, “Kau harus lebih berhati-hati memakan es cream” tuturnya, aku mengangguk pelan.

“Yak, Donghae ya ternyata kau adalah namja yang sangat romantis” puji Eunhyuk. “Eo, aku setuju tentang itu” sahut Heechul. Donghae hanya menanggapi itu dengan tersenyum kecil, ia memandang ke arah Kyuhyun, Kyuhyun juga memandang ke arahnya tapi beberapa detik kemudian Kyuhyun lansung mengalihkan pandangannya.

Aku beranjak dari kursi, “kau mau kemana?” tanya Donghae, aku hanya tersenyum kecil untuk menjawab pertanyaannya. Donghae memperhatikan Haena yang berjalan turun, ia berhenti di hadapan sebuah piano. Ia mengusap-usap atas piano itu  sambil tersenyum, dibukanya penutup tuts piano ia duduk jarinya pun mulai menari di atas tuts piano tersebut.

Kyuhyun lansung menoleh ke arah Haena ketika melodi piano terdengar, ia sangat mengenal alunan lagu itu.

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Gemuruh tepuk tangan pun terdengar ketika aku menyelesaikan laguku, aku tersenyum lalu berdiri dan membungkukkan badan. Aku kembali duduk kursiku, “aku tidak kau jika kau memiliki suara yang bagus dan pandai memainkan piano” ucap Donghae.

Aku tertawa kecil, “Ini adalah pertama kalinya lagi aku bernyanyi lagi setelah 7 tahun lamanya aku tidak pernah bernyanyi” jawabku sambil melirik sekilas Kyuhyun.

“Eo, Kyuhyun sepertinya kau tidak salah memiliki fans seperti Haena” gurau Shindong, Kyuhyun hanya menanggapinya dengan anggukan kepala pelan.

Kami kembali mengobrol sama lain, tanpa ada yang menyadari jika Kyuhyun sedari tadi memandangi Haena. Ada rasa senang ketika melihat Haena yang tersenyum dan tertawa.

Tring, aku menoleh ke arah ponselku ada satu pesan masuk. Ku buka pesan tersebut, “Haena, kau sudah tidur? Mian, tapi ini sangat dadakan besok kita akan mulai syuting jam 7 karena itu aku akan menjemputmu sekitar jam setengah 6 atau jam 6. Good night” aku memandang pesan itu dengan wajah terperangah.

Kyuhyun melihat ada yang tidak beres setelah Haena membuka pesan dari ponselnya. Ia memperlihatkan pesan itu pada Donghae, “eo, sekarang” tanya Donghae, dan dijawab dengan anggukan cepat oleh Haena. Donghae tersenyum tipis, “Kajja” Donghae menarik tangan Haena untuk sama-sama beranjak berdiri.

“Eo, kau kemana?” tanya Yesung.

“Aku harus mengantar tuan putri kembali ke rumahnya”

“Oppa, aku pamit pulang” pamitku sambil membungkukkan badan.

“nde, hati-hati di jalan” ujar Leeteuk, aku hanya menanggapinya dengan senyum simpul.

Aku dan Donghae berjalan bersama menuju pintu keluar, “Cagaman” Donghae menghentikan langkahnya dan membuat langkahku terhenti. Aku terdiam ketika melihatnya membuka jas yang ia gunakan dan mengenakannya di pundakku. “Kajja” ia menarik tanganku memberikan kode untuk kembali berjalan. Aku tersenyum, “gomawo” Donghae tersenyum kecil.

“Lihat mereka, mereka terlihat serasi bukan?” tanya Eunhyuk kepada member lain sambil melihat ke arah Donghae dan Haena. “Yah, Donghae prince tampan dan Haena princes yang cantik” sahut Siwon.

“Akan jadi berita besar di Korea, jika media tahu hubungan mereka” timpal Heechul. Kyuhyun kesal mendengar apa yang diucapkan para hyung itu, “aku ke toilet dulu” ucanya pelan.
Member yang mendengar hanya mengangguk pelan.

Kyuhyun tidak benar ke toilet dia mengikuti mobil Donghae yang mengantar Haena dengan menggunakan taksi. Mobil Donghae memasuki parkiran basement karena Haena selalu naik dari lift basement jika ingin ke apartementnya.

Donghae ikut keluar dari mobilnya ketika aku turun dari mobilnya tanpa menunggu Donghae membukakan pintuku seperti sebelumnya. Kami berdiri berhadapan, “Gomawo, oppa dan mian jika melibatkanmu dalam masalah pribadiku” tuturku.

“Gwaechana, aku senang bisa membantu orang” Donghae tersenyum simpul. Aku tersenyum, “oppa, bisakah kau membantuku lagi?” tanyaku sambil tersenyum sedikit licik.
“Mwonde?” tanya Donghae. “Lingkarkan tanganmu di pinggangku” Donghae tercengang mendengarnya tapi ia menuruti keinginan Haena. Aku menglingkarkan tanganku ke leher Donghae ketika ia sudah melingkarkan tangannya di pinggangku, “miringkan wajahmu oppa” Donghae mengerti maksud Haena, ia ingin terlihat sedang berciuman.

Ku tutup mataku ketika Donghae memiringkan wajahnya, 30 detik kemudian aku kembali membuka mataku. Aku tersenyum “Gomawo” aku melepaskan lingkaran tanganku di lehernya. Donghae tersenyum kecil lalu mengacak-ngacak rambutku pelan. “Tidurlah besok kau harus bangun pagi” aku mengangguk pelan.

Donghae kembali masuk ke dalam mobilnya, aku melambaikan tangan kepada Donghae. Ketika mobil Donghae sudah pergi, aku pun masuk ke dalam lift. Aku bukan tanpa alasan meminta Donghae melakukan hal tadi, aku tahu jika Kyuhyun mengikuti dengan taksi.

--

Kyuhyu tanpa sadar mengepalkan tangannya ketika melihat apa yang dilakukan Haena dan Donghae tadi. “Kita kembali ke tempat tadi” perintahnya pada supir taksi tersebut.

***
“Arghh, aku kurang tidur” keluhku ketika aku selesai syuting. Aku hanya tidur 3 jam saja karena tadi malam pergi bersama Donghae, sampai apartement aku tidak bisa lansung tidur karena wajah Kyuhyun selalu terbayang. Hah, sial

Saena hanya tertawa tipis mendengarnya, “Cagaman” aku menoleh ke arah Saena. “Sekarang hari apa?” tanyaku.

“Mog-yoil (Kamis), waeyo?” aku melihat jam di ponselku, aku menghela nafas lega. “Hery oppa palli ke sekolah In Ha, hari ini aku harus menjemputnya”

“Nde” Hery mulai mengenderai mobilnya. Saena termenung sejenak, ia lupa jika hari ini Haena harus menjemput adiknya.

Aku mengetik pesan pada In Ha agar ia menungguku, untung saja aku cepat ingat.

Drtdrt.

In Ha mengambil ponselnya yang berada di dalam tas ketika ponselnya bergetar. Ia tersenyum membaca pesan yang baru masuk, “eo, dari eonniemu?” tanya So Joong teman sebangku In Ha. In Ha mengangguk lalu tersenyum, “Daebak, dia selalu menepati janjinya untuk menjemputmu” kata So Joong, In Ha hanya menanggapinya dengan tersenyum simpul.

Aku menghela nafas lega karena aku datang tempat dengan bel keluar berbunyi, aku kembali mengirimkan pesan jika aku sudah berada di depan gerbang. Murid-murid pun mulai berhamburan keluar dari kelas masing-masing.

“Eo, itu dia” aku melihat sosok In Ha yang berjalan bersama temannya. “Oppa buka pintunya” Hery menuruti perintah Haena, aku pun keluar dari mobil ketika pintu terbuka. “In Ha” panggilku sambil melambaikan tangan. In Ha membalas lambaian tanganku, ia berbicara sebentar dengan temannya lalu berlari kecil menghampiriku.

“Eonnie” In Ha lansung memelukku, aku pun membalas pelukannya. “Aku merindukanmu, eonnie” tuturnya, aku mengusap kepalanya, “nado, sayang aku juga merindukanmu” In ha tersenyum senang. “Kajja, masuk” In Ha mengangguk, ia pun masuk ke dalam mobil disusul olehku.

Mobil kembali berjalan meninggalkan sekolah In Ha, “Bagaimana dengan sekolahmu?” Aku memandang ke arah In Ha yang duduk di kursi belakang. “Berjalan dengan baik” balasnya.

“Bagaimana, dengan Eomma dan Appa?”

“Mereka baik-baik saja selagi eonnie selalu memberikan kabar kepada mereka dan menyempatkan diri untuk pulang” aku mengangguk pelan.

In Ha keluar dari mobil sesampai di depan rumah sebenarnya aku ingin sekali masuk tapi aku masih harus melanjutkan pekerjaanku, hari ini ada jadwal pemotretan.
“Titp salamku untuk eomma da Appa, eo” ucapku pada In Ha, sebelum aku kembali pergi. “Nde, eonnie” aku tersenyum mendengarnya. In Ha masuk ke dalam rumah ketika mobil Haena sudah kembali berjalan.

Melihat In Ha yang sudah masuk ke dalam rumah membuatku lega, hingga kini aku masih bisa menepati janjiku untuk selalu menjemputnya dan aku harap, aku selalu bisa menepati janjiku untuk menjemputnya.

--
“Kajja” Saena eonnie mengajakku keluar dari mobil ketika kami sampai di kantor sebuah majalah. Aku mengikutinya dari belakang, ketika masuk ke dalam kantor tersebut aku lansung disambut oleh beberapa foto-foto yang pernah menjadi model majalah mereka.

“Haena, ke sini” aku mengikuti Saena eonnie yang masuk ke dalam sebuah ruangan. Aku memberi salam kepada staff majalah di dalam ruangan tersebut, “Eo, Haena” aku sedikit terkejut karena Donghae juga berada di ruangan tersebut.

“Oppa” panggilku balik. Donghae tersenyum kecil, ia menepuk-nepuk kursi di kosong di samping mengisyaratkan ku agar duduk di sampingnya, aku pun menurutinya.

Ternyata aku dan Donghae akan menjadi model bulan februari ini, karena februari sangat dikenal dengan bulan kasih sayang jadi bulan ini dibuat model pasangan. Kami tentunya harus bergaya seperti seorang pasangan kekasih, “Andai, jika Donghae adalah Kyuhyun mungkin aku akan lebih bersemangat” batinku.
Kami sudah bersiap-siap untuk memulai pemotretan. Aku sedikit tercengang ketika melihat Donghae berubah menjadi Kyuhyun, aku mengerjapkan mataku berkali-kali tapi Kyuhyun masih ada, ia memberikan senyum khasnya padaku membuatku sedikit gugup dan tersipu malu. Kyuhyun memang pandai membuatku tersipu malu, hanya dengan senyumannya saja bisa membuatku tersipu malu.

Pemotretan pun berjalan dengan baik tanpa kendala, semua staff bertepuk tangan senang tidak biasanya mereka bisa melakukan selesai dalam waktu secepat ini.

“Kyu..” lirihku sambil memegang pundaknya, senyumku memudar ketika ia menoleh ternyata bukan Kyuhyun melainkan Donghae.

“Eo, Haena. Ada apa?” tanya Donghae. Aku tersenyum simpul, “aniya. Aku pergi dulu” Donghae mengerutkan kening melihat Haena yang pergi begitu saja.

Aku tersenyum kecut ternyata benar aku hanya berhalusinasi jika tadi Kyuhyun. Aku berjalan menuju mobilku, aku lihat Saena eonnie yang sedang menelpon. Aku pun masuk terlebih dahulu lalu disusul olehnya yang selesai menelpon.

Hery menutup pintunya ketika Saena sudah masuk ke dalam mobil. “Haena ya, kau dapat tawaran menjadi bintang video klip salah satu boy band. Kau mau terima?”

Aku diam berpikir sejenak, “Aku terima, asalkan tidak adegan yang tidak mau aku lakukan” jawabku kemudian. “Aniya, tidak ada adegan yang kau maksud, tapi hanya saja..” aku mengerutkan kening, Saena menggantungkan kalimatnya.
“Tapi, apa?” tanyaku penasaran.

“Kau harus berdance di dalam video klip tersebut” ucap Saena sedikit ragu. Aku kembali terdiam, “oke, tidak masalah asalkan mereka mengajariku terlebih dahulu” Saena sedikit tercengang tapi kemudian ia tersenyum “tentu saja mereka akan mengajarimu” aku mengangguk pelan. Aku menyadarkan kepalaku di kursi mobil, “Bukankah, Kyuhyun pandai dance” ucapku dalam hati.

Author Pov

Kyuhyun berjalan menghampiri member lain yang sedang menonton teve bersama, ia duduk di samping Donghae. Matanya tertuju kepada sebuah majalah yang berada di atas meja. Ia mengambil majalah tersebut, matanya lansung membulat mengetahui model majalah tersebut.

Ia seharusnya yang menjadi model majalah tersebut tapi karena jadwalnya sangat padat ia tidak bisa mengambil job tersebut dan melemparnya kepada Donghae. Ia mengumpat dalam hati, andai saja ia tidak menolak job tersebut mungkin kini ia bersama Haena menjadi model majalah tersebut.

Donghae melirik Kyuhyun sekilas, ia tahu apa yang ia dipikirkan Kyuhyun. Ia sedikit tersenyum dan sekaligus sedikit terlihat sedih.

--
Haena memulai latihan bersama boy band yang akan menjadi partnernya dalam video klip yang akan di garap. Ia akan menjadi bintang video klip boy band yang beberapa bulan lalu debut, kami sama-sama pendatang baru.

“Bukankan seperti itu, tapi seperti ini” Jino yang merupakan member paling pintar dance sekaligus leader mengajarkan Haena gerakan yang tadi salah Haena tarikan.

“Araseo” Haena mengikuti apa yang Jino lakukan, sedikit melekukkan tubuh rampingnya. “God” Jino memberikan ibu jarinya pada Haena.

Jino dan member lain tidak terlalu kesulitan mengajari Haena gerakan dance karena Haena bisa melakukannya dengan cepat. Boy band yang bernama Key-B ini beranggotan 5 orang, Jino, Ji Sung, Min Ji, Nam Seo dan San Woo.

Haena dan member Key-B makan siang bersama,s mereka terlihat sangat akrab dan tidak ada kecangunggan satu sama lain bahkan mereka tidak segan bertingkah sok romantis dan merayu Haena.

Haena melanjutkan aktivitasnya, jadwal hari ini adalah memasak untuk keluarga Kyuhyun. Ya meskipun hubungan Haena dan Kyuhyun sudah berakhir, Haena tetap menjalin hubungan dengan keluarga Kyuhyun. Keluarga Kyuhyun juga tetap menerima kedatangan Haena dengan baik. Bahkan, eomma Kyuhyun adalah salah satu orang terkejut ketika Kyuhyun memberitahu jika hubungannya dengan Haena berakhir.
--
“Aku pulang” ucap Kyuhyun ketika ia masuk ke dalam rumahnya yang beberapa bulan tidak ia datangi, ia sudah berjanji hari ini untuk makan malam di rumah.

Keluarganya pun menyambut kedatangannya dengan ramah dan hangat. Eomma sengaja membuatkan makan kesukaan Kyuhyun, “Manhi mogo” ujarnya, Kyuhyun tersenyum lalu mengangguk ia juga merindukan masakan buatan eommanya.

Selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga. “Eo, bukankah itu Haena” ucap Eomma ketika melihat Haena di teve. Kyuhyun hanya diam, “iya, aku senang melihat dramanya” ucap Ahra.

“Bagaimana hubunganmu dengan Haena?” tanya Appa. Kyuhyun menghela nafas kecil, selalu hal ini yang dibahas ketika ia pulang ke rumah.

“Apa kau tidak pernah bertemu dengannya?” tanya Eomma, Ahra hanya melirik ke arah Kyuhyun. “Appa, hubunganku dengannya sudah berakhir 7 tahun lalu. Kenapa kau selalu menanyakan pertanyaan sama ketika aku pulang?” omel Kyuhyun.

“Aku pernah 2 kali bertemu dengannya” ucap Kyuhyun untuk menjawab pertanyaan eomma. Appa hanya mendengus kesal, “Jinjja, Kapan dan dimana?” tanya eomma lagi, Kyuhyun memberikan tatapan memohon untuk berhenti untuk bertanya tentang Haena.

Eomma cemberut melihatnya, “Kau hanya bertemu 2 kali tapi eomma sudah bertemu puluhan kali setelah kalian mengakhiri hubungan kalian” Kyuhyun terperangah dengan ucapan Eomma.

“Maksud eomma?” tanya Kyuhyun tidak mengerti. “Haena, selalu datang ke rumah setiap hari Sabtu untuk mengirimkan makanan buatannya dan selalu mengobrol bersama kami” Kyuhyun lansung menoleh ke Ahra ketika ia mendengar jawaban Ahra.

“Iya, aku sangat menyukai dia dan aku selau berharap dia menjadi menantuku tapi kalian malah mengakhiri hubungan kalian” Kyuhyun mendapati wajah eomma yang terlihat sedih.

Kyuhyun beranjak dari sofa, “aku harus kembali ke dorm. aku pamit pergi” ia membungkukkan badan lalu pergi. Eomma mengangguk pelan sedangkan Ahra mendecak pelan ia tahu alasan Kyuhyun pergi.

Haena, selalu datang ke rumah setiap hari Sabtu untuk mengirimkan makanan buatannya dan selalu mengobrol bersama kami” ucapan Ahra selalu terngiang di kepala Kyuhyun. Kesal ia pun memukul setir, ia tidak sengaja memukul tepat di bagian klakson dan membuat klakson itu berbunyi. Seorang yeoja terkejut karena Kyuhyun membunyikan klakson ketika lampu masih berwarna merah. Kyuhyun yang menyadari kebodohannya lansung memberikan isyarat  maaf kepada yeoja itu, untung saja ia menggunakan kacamata jadi yeoja itu tidak terlalu mengenali dirinya.

“bodoh” umpatnya.

--
Haena membaca skrip dialog dengan teliti, “ini, untukmu” Saena memberikan air mineral, Haena menerimanya sambil tersenyum lalu meminumnya.

“Haena, stand by” ucap seorang cru, Haena mengangguk pelan lalu pamit pada Saena untuk kembali bekerja. Saena tersenyum kecil melihat Haena, baginya sepupunya itu adalah yeoja paling sempurna di dunia ini, dan Kyuhyun adalah namja yang paling bodoh sudah menolaknya.

Majalah yang Haena dan Donghae modeli pun diterbitkan. Hitungan beberapa hari majalah itu sudah habis terjual, dan membuat tim produksi kembali mencetak majalah tersebut. Ternyata model Haena dan Donghae disambut hangat dan positif oleh masyarakat.

Pencapaian tersebut membuat pihak majalah mengadakan pesta, tidak lupa mereka mengundang Haena dan Donghae yang merupakan dalang dari keberhasilan kali ini.

Haena kembali dipertemukan dengan Donghae, Haena berusaha bersikap normal meskipun sebenarnya ia merasa ada yang aneh ketika bertemu Donghae bukan sesuatu yang menjurus kepada kalimat mulai mencintai tapi sebaliknya Haena takut Donghae malah berbalik mencintainya.

--
Haena kembali ke kantor Su Jin, Jung Hoo namja teman Su Jin menepati ucapannya akan membuatnya bertemu kembali dengannya. Saena mengatakan jika ia akan menjadi bintang tamu di acara radio Sukira yang merupakan radio Super Junior.

Cru Sukira menyambut kedatangannya dengan ramah, Haena tersenyum kecil ke arah Ryeowook yang merupakan DJ Sukira.

“Kita bertemu lagi” ucapnya ramah, “nde, senang bisa bertemu denganmu lagi oppa” balas Haena. Ryeowook tersenyum kecil, “Sebentar lagi Kyuhyun datang” Haena tercengang mendengarnya.

“Kyuhyun” ulang Haena, “iya, kau dan Kyuhyun akan menjadi bintang tamu malam ini” Haena terdiam, “eo, itu dia” terlihat sosok Kyuhyun yang sedang berjalan masuk ke ruangan. Ia sama terkejutnya melihat kehadiran Haena.

“Kajja, duduk” Kyuhyun mengangguk, Kyuhyun di hadapan Haena begitupula dengan sebaliknya. Acara pun dimulai dengan sebuah lagu dan sapaan dari Ryeowook lalu ia memperkenalkan bintang tamu hari ini yaitu Haena dan Kyuhyun, keduanya pun saling memperkenalkan diri.

Haena mencoba mengontrol untuk 1 jam ke depan agar ia tidak melakukan kesalahan, ia tidak ingin terlihat masih mencintai Kyuhyun. Meskipun pada dasarnya jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

Kecanggungan terlihat ketika cru mengambil gambar kami bersama ketika jeda iklan, mereka bahkan meminta Haena berdekatan dengan Kyuhyun. Menyuruhnya duduk ditengah-tengah antara Kyuhyun dan Ryeowook. Haena mengumpat tentang itu karena detak jantungnya yang berdetak lebih cepat lagi.

Akhirnya sesi Kyuhyun dan Haena berakhir ditutup oleh Kyuhyun yang menyanyikan lagu terbarunya, Haena memandang Kyuhyun dalam diam ini pertama kalinya ia mendengar lagi Kyuhyun bernyanyi secara lansung meskipun kali ini ia bernyanyi bukan ditujukan untuknya tapi ia sudah cukup senang.

Kyuhyun mengakhiri lagunya sambil memandang ke arah Haena, melihat itu Haena lansung mengalihkan pandangannya. Setelesai acara pun Haena dan Kyuhyun pamit pergi, sedangkan Ryeowook masih harus berDJ.

Tidak ada yang satu pun pembicaraan antara Kyuhyun dan Haena ketika hanya mereka berdua di dalam lift. Kyuhyun menghela nafas pelan, ia memandang Haena “Kita perlu bicara”

Haena menoleh sekilas, “tidak ada yang perlu kita bicarakan” balas Haena. Kyuhyun memegang tangan Haena, “kita harus bicara” katanya lagi, Haena melirik sekilas wajah Kyuhyun lalu melepaskan tanganku dengan paksa. “Aku bilang tidak ada yang perlu kita bicarakan”

“Choi Haena” Pekik Kyuhyun, Haena menatap Kyuhyun tajam, “Cho Kyuhyun, bukankah itu jawaban yang kau ucapkan 7 tahun lalu” Kyuhyun sedikit tercengang, “sudahlah aku tidak ingin bicara denganmu” Haena keluar ketika pintu lift terbuka, meninggalkan Kyuhyun yang masih terdiam.

Haena buru-buru masuk ke dalam mobilnya dan meminta Hery untuk menjalankan mobilnya. Haena melirik dari ke arah belakang tidak ada sosok Kyuhyun yang mengejarnya, Saena memperhatikan itu.

Haena menghela nafas kasar, “seharusnya dia mengejarku jika ia memang ingin bicara padaku tapi ini sama sekali tidak” gerutunya dalam hati.

“Ada sesuatu yang terjadi?” Aku menoleh memandang Saena, “ah, ani” jawabku sedikit gugup.

Kyuhyun tersadar dari kediamannya, ia lansung membuka pintu lift dan berlari keluar, ia mencari sosok Haena tapi tidak ada. Ia berlari ke seluruh bagian mobil terpakir tapi tidak ada tanda-tanda Haena berada.

“Sit, dia pergi” kesalnya.
--

Senyum tidak pernah lepas dari wajah cantik Haena, ia kini sedang makan malam bersama keluarganya di rumahnya yang sudah beberapa hari ini ia tidak datangi, Haena hanya akan pulang sebulan sekali ke rumah sisanya ia hanya bisa menghubungi keluarganya melalui telepon.

Seperti biasanya pula, jika ia pulang In ha akan selalu tidur bersamanya. Haena tersenyum sambil mengusap-usap kepala adiknya yang sudah tidur lebih dulu, In Ha selalu tidur sambil memeluknya, Haena pun membalas memeluk In Ha dan mulai menutup matanya.

Paginya Haena mengajak Eomma dan Adiknya untuk jalan-jalan ke mall bersama, ia tidak bisa mengajak Appa karena ia harus bekerja. Haena berjanji akan membelikan apa yang inginkan oleh eomma dan In Ha.

“Eonnie, bagus ya” In Ha menunjuk sebuah kalung emas putih yang berlintion bintang. “Kau suka?” tanya Haena, dan dijawab anggukan cepat dari In Ha.

“Tolong, ambilkan kalung itu” Haena menyuruh pegawai toko itu mengambilkan kalung yang dimaksud In Ha. Mata In Ha berbinar-binar ketika melihat kalung tersebut. Haena memakaikan kalung tersebut di leher In Ha, In Ha tersenyum senang melihatnya, “yeppo” puji Haena, In Ha kembali mengangguk.

“Eotte eomma” Haena meminta mendapat Eomma. “Cantik” komentarnya. Haena tersenyum kecil, “aku ambil kalung ini” In Ha terlihat sangat senang.

Ketiganya melanjutkan berkeliling mall, banyak yang memperhatikan mereka bahkan ada yang mengabadikan foto mereka. In Ha mengajak Haena dan Eomma memasuki sebuah toko boneka, Haena terdiam ketika melihat boneka Doraeomon yang terpajang di etalase toko tersebut. Dulu Kyuhyun sering sekali membelikan untuknya, “eon..” In Ha tidak melanjutkan panggilannya ketika melihat eonnienya sedang termenung sambil memandang boneka Doraemon.

Haena kembali tersadar, ia menoleh mendapati adiknya yang berdiri di sampingnya samping terdiam, “Hey, kenapa kau keluar? Kajja kita masuk” Haena merangkul In Ha untuk kembali masuk ke dalam toko, In Ha hanya tersenyum simpul.

Lelah berbelanja, Haena mengajak eomma dan adiknya untuk makan bersama. Haena tersenyum kecil ketika pelayan restoran itu mengantarkan makanannya.

“Jinjja, hari ini aku sangat senang sekali” ucap In Ha riang, eomma mencolek hidung In Ha dengan jari telunjuknya pelan, “senang, karena kakakmu memberikan apa yang kau inginkan bukan?” goda eomma, membuat In Ha tersenyum Haena yang melihat pun juga senang.

“Kajja, mogo” ucap Haena, “em” In Ha pun mulai memakan makannya. Haena pun ikut memakan makannya, “haishh, apa enaknya sayur” Haena termenung, ucapan Kyuhyun selalu saja terngiang ketika ia makan makanan berbau sayuran.

Eomma dan In Ha saling berpandangan melihat Haena yang termenung, ia tersenyum lalu melanjutkan makanannnya. In Ha memberikan isyarat kepada eomma untuk tidak mengatakan apapun dan melanjutkan memakan makanannya.

--

Haena tersenyum senang melihat adiknya yang gembira, eo langkahnya terhenti ketika melihat sebuah jaket hangat berwarna abu-abu di etalase sebuah toko. Ia mencermati jaket tersebut, bukankah Kyuhyun besok Kyuhyun ulang tahun. Haena tersenyum, lalu membayangkan sosok Kyuhyun jika memakai jaket tersebut, 1 kata yang bisa menggambarkan itu yaitu tampan. Yah, Kyuhyun selalu tampan mengenakan pakaian apapun.

“Eomma” Eomma menghentikan langkahnya ketika In Ha memanggilnya, “Wae” In Ha mengedikkan matanya ke arah Haena yang berdiri di sebuah estalase toko. Keduanya memandang nanar, “yakinkan, dia agar membelinya dan memberikan padanya” ujar eomma, In Ha mengangguk ia pun menghampiri Haena.

“Omo, jaketnya keren sekali” Haena sedikit tersentak, “eo” pendeknya. “Eonnie, ingin membelinya?” tanya In Ha, Haena terdiam “ani” jawabnya kemudian.

In Ha cemberut mendengarnya, “kajja, kita pulang” Haena kembali berjalan. “Eonnie, jika kau tidak ingin membelikan jaket ini untuknya setidaknya belikan jaket ini untukku” Haena menghentikan langkahnya. “In Ha” lirihnya.

In Ha tersenyum, ia menghampiri Haena “eonnie, aku tahu kau masih mencintainya, bukankah besok dia ulang tahun. Jika kau tak bisa memberikannya biar aku saja memberikannya atau kau bisa menggunakan jasa pengiriman barang” Haena termenung sejenak detik berikutnya senyum terbit di wajahnya.

“Kajja, kita beli jaket itu” Haena berjalan masuk ke dalam toko tersebut. In Ha tersenyum melihatnya, ia menoleh ke arah eomma, eomma tersenyum lalu mengangguk hangat.

Kyuhyun Pov

“Happy Birthday, Cho Kyuhyun” seruan itu membuatku terbangun dari tidurku. Perlahan aku membuka mataku, ku lihat semua hyungku berkumpul di kamarku bahkan Sungmin hyung membawa kue lengkap dengan lilin.

“Kalian” aku tersenyum lalu beranjak bangun. “Tiup lilinnya” titah Leeteuk hyung, aku menutup mataku sejenak lalu meniup lilin tersebut.

“Selamat ulang tahun uri evil dongsaeng” kata Donghae sambil menepuk pundakku pelan, aku terkekeh mendengarnya.

Paginya banyak sekali paket yang ditujukan padaku, keluargaku juga mengirimkan hadiah untukku setelah sebelumnya menelponku untuk mengucapkan selamat ulang tahun.

Aku mencari hadiah dari sekian banyak hadiah yang ditujukan padaku. Aku mulai gusar ketika mendapati hadiah yang ku cari tidak ada. “Yak, Cho Kyuhyun kau membuatnya berantakan” omel Sungmin, karena kamarnya kini berantakan oleh hadiah Kyuhyun yang berserakan dimana-mana. Aku tidak menanggapi omelin Sungmin hyung, aku masih sibuk mencari hadiah tersebut.

“Haishh, tidak ada” gusarku, “Kyuhyun, adaa.. Omo” Donghae terkejut ketika masuk ke dalam kamar Kyuhyun ternyata hadiah ulang tahunnya berantakan dimana-mana. “Yak, kamarmu seperti kapal pecah” komentarnya, Donghae kesal karena Kyuhyun tidak menanggapi ucapannya ia bahkan sama sekali tidak melihat ke arahnya karena sibuk mencari sesuatu dari hadiah yang ia dapatkan.

“Haishh, kau ini. Ini hadiah lagi untukmu” Donghae memberikan sebuah kotak dengan sampul piano, senyumku lansung merekah mendapati hadiah tersebut. Donghae mengerutkan kening melihat senyum aneh Kyuhyun, ia bertanya pada melalui isyarat mata pada Sungmin, Sungmin mengangkat bahu tidak tahu.

Donghae pun memilih pergi, Kyuhyun lansung membongkar hadiah tersebut. “eo, jaket ini” Kyuhyun merentangkan jaket yang merupakan isi dari hadiah tersebut. “Wow, jaket yang keren” puji Sungmin, aku menoleh sekilas ke arah Sungmin.

“Aku akan memberikan sesuatu yang lebih baik dari ini jika kelak aku memiliki pendapatan sendiri” Kyuhyun tersenyum kecil, Haena memakaikan sebuah jaket buatannya pada Kyuhyun, jaket tersebut adalah hadiah ulang tahun Kyuhyun.

“Kyu, gwaechana?” aku tersadar, “nde, hyung” aku memeluk jaket tersebut mencium beberapa kali, lalu menaruhnya di atas ranjang kemudian merapihkan kembali hadiah yang berantakan.

Sungmin mengerutkan kening, ia merasa ada yang aneh dengan dongsaengnya itu. Ia melirik sekilas kotak hadiah itu, “Selamat ulang tahun Cho Kyuhyun, dari fansmu Choi Haena” Sungmin membulatkan mata ketika ia tahu siapa pengirim hadiah tersebut. “Apa hubungan Kyuhyun dan Haena?” batinnya.
--
Aku mengenakan jaket pemberiannya hari ini, ia selalu memberikan kado untukku setiap tahunnya dan kalian tahu sampul kado yang ia berikan tidak pernah berubah setiap tahunnya.

“Wow, kau terlihat tampan Kyu” puji Siwon ketika aku keluar dari kamarku. “Eo, Jinjja?” tanyaku memastikan, Siwon mengangguk pelan. Aku tersenyum simpul, aku yakin ia membelinya sambil membayangkan jika aku memakainya.

Aku membuka ponselku, mataku tidak sengaja membaca hotline berita hari ini, “Artis Choi Haena akan menjadi bintang video klip Key-B”

“Choi Haena akan menunjukkan kemampuan dancenya di video klip Key-B”

“Key-B ajak Choi Haena jadi bintang video klip” aku terdiam membaca hotline berita tersebut. “Sitt” aku mematikan ponselku dan memasukkannya dengan kasar di dalam tasku.

“Apa yang terjadi?” tanya Yesung, ia kebetulan duduk di samping Kyuhyun. “eo, ani gwaechana Hyung” bohongku, Yesung mengangguk-angguk pelan.

Author Pov

Video klip Key-B pun dirilis, banyak sekali yang penasaran melihat aksi dance Haena dalam video klip tersebut bahkan baru 1 jam baru di rilis di situs youtube sudah 1,5 juta yang menonton video tersebut.
Management Key-B pun menyambut senang tentang berita tersebut. Haena pun sering menjadi bintang tamu bersama Key-B itupun jika jadwal mereka yang bisa diatur bersama, ia bahkan tidak segan-segan untuk mempratekkan dance tersebut bersama member Key-B.

Selama 2 minggu berturut-turut Key-B dan Haena menjadi hotline news. Haena menjadi lebih dekat dengan member Key-B salah satunya member paling dekat adalah Jino. Kedekatan mereka pun terendus media, banyak sekali media mencoba mencari kebenaran kedekatan mereka dan sesuatu yang besar dibalik kedekatan itu.

Foto Haena bersama Jino pun sering sekali terekspos ke media, bahkan ada media yang berhasil menangkap keduanya saling bergandengan tangan.

Kyuhyun reflex membanting remot teve dormnya ketika melihat tayangan yang menanyangkan Haena dan Jino, membuat beberapa member yang menonton teve bersamanya ikut terkejut apalagi setelah itu Kyuhyun masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu.

--
“Mwo” Haena dan Jino berkata bersamaan. “Yang benar saja, aku tidak bisa melakukan itu?” ucap Haena lebih dulu. “nde, aku tidak juga bisa” sahut Jino.

Seorang ajusshi tersenyum kepada keduanya, “Apa susahnya, kalian hanya berpura-pura menjadi sepasang kekasih”

“Nde, ini demi menaikan karier kalian” ucap Ajushi yang lain. Haena dan Jino sedang ikut meeting, management Jino dan management Haena menyuruh keduanya untuk berpura-pura menjadi sepasang kekasih untuk menaikan rating mereka karena beberapa hari ini hotline news sedang panas-panasnya membicarakan mereka.

Mereka berdua tidak bisa melakukan apapun jika management sudah memerintahkan sesuatu, keduanya pun akhirnya terpaksa untuk menyetujui itu. Tapi Haena mengajukan syarat jika ia hanya melakukan sebatas berpegangan tangan saja tidak melebihi itu.

Haena memang terkenal artis pendatang baru yang tidak pernah mau mengambil job untuk adegan ciuman meskipun itu hanya di pipi. Ia hanya akan mengambil job yang hanya memperankan adengan pegangan tangan saja.

“Lebih baik aku digosipkan dengan Donghae Oppa dibandingkan dengan Jino” batinnya miris.

Haena Pov

“Apakah benar kau menjalin hubungan dengan namja itu?” aku terdiam sejenak ketika eomma Kyuhyun mengajukan pertanyaan itu padaku. Aku hanya tersenyum tipis, ia mengulurkan tangannya melembai pipiku, “katakan pada eomma sayang, jika kau tidak lagi mencintai Kyuhyun” pintanya.

Aku tercengang mendengar, “aku..aku..” aku terbata-bata mengatakannya. “Aku masih mencintainya eomma” ucapku kemudian.  Eomma Kyuhyun menarikku dalam pelukannya, aku pun menangis dalam pundaknya.

“Aku mencintai Kyuhyun eomma, selamanya akan mencintai Kyuhyun” isakku, eomma mengusap kepalaku. “Ia, sayang aku juga akan selalu menerimamu”

Eomma menyeka air mataku dengan kedua ibu jarinya, “Aku hanya berpura-pura, aku sama sekali tidak memiliki hubungan dengan namja itu. Sungguh” eomma mengangguk, ia percaya dengan yang diucapkan oleh yeoja di hadapannya kini, ia kembali memeluk Haena.

--
Inilah aku selau bersikap manis ketika bersama Jino meskipun dalam hati aku ingin sekali mengumpat. Kini Saena dan Hery mengantarku ke sebuah tempat yang dimana Key-B menjadi bintang tamu di salah satu acara musik, aku harus kembali berakting seolah-olah aku menonton mereka dan menjemput Jino.

Banyak sekali penonton yang datang aku menyipitkan mataku detik berikutnya, mataku membulat ketika mengetahui penonton itu adalah fans dari Super Junior mereka mengenakan atribut ELF, aku sama sekali tidak tahu jika kali ini Key-B akan menjadi bintang tamu bersama Super Junior.

“omo, Choi Haena. Kau pasti kesini untuk melihat Jino bukan?” seorang cru dengan name tag bernama Si Kyung menghampiriku. Aku hanya tersenyum simpul, “nde”
“Kajja, aku akan mengajakmu mendekat ke arahnya” Si Kyung mengajakku ke dekat panggung. Acara sudah dimulai, Si Kyung menyuruhku berdiri tidak jauh dari panggung, ia pamit pergi aku melihatnya yang berbicara melalui HT yang ia gunakan, tapi aku tidak ambil pusing tentang itu.

Aku pikir tema acara ini adalah boy band senior dan boy band junior. Aku memperhatikan sosok Kyuhyun yang berada disana bersama member yang lain sesekali aku melirik Jino.

“Jino ssi, apa benar kau memiliki hubungan dengan artis Choi Haena?” aku terdiam mendengar mc menanyakan hal tersebut pada Jino. Jino tersenyum lalu menganggukkan kepala ia terlihat tersipu malu. “akhh, kalian pasangan mudah yang serasi” puji mc

“Eo, gamsahamnida” ucap Jino, tanpa ada yang tahu Kyuhyun menahan kesal mendengar pujian yang dilontarkan mc kepada Jino.

“Kalau begitu kau bisa melambaikan tanganmu pada kekasihmu itu” Mc memandang ke arahku ia melambaikan tangannya padaaku, aku pun buru-buru tersenyum lalu membalas lambaian tangan mc tersebut. “Haissh, pasti cru tadi yang memberitahu kedatanganku pantas saja ia pergi sambil berbicara dengan HTnya” gerutuku dalam hati. Jino terlihat terkejut dengan kehadiranku tapi kemudian ia tersenyum lalu ikut melambaikan tangan. Baik para member Super Junior dan para penonton menoleh ke arah Haena yang kini menjadi sorotan.

“Argh, itu adalah romantis sekali menonton kekasih secara lansung” goda Mc. Tanpa ada yang mengetahui Haena dan Kyuhyun berdoa bersamaan berharap acara ini cepat selesai.

Aku menunggu Jino di belakang back stage, benar-benar sesuatu hal yang sangat menyebalkan bagiku. Ku lihat Kyuhyun berjalan menghampiriku, “Kita harus bicara” Kyuhyun masih mengucapkan kalimat yang sama.

Aku berdecak kecil, “sudah, ku katakan tidak ada yang perlu kita bicarakan” Kyuhyun menatap tajam kepadaku, “Setidaknya beri aku waktu sekali saja untuk bicara denganmu”

Aku terkekeh pelan “Cho Kyuhyun, hubungan kita sudah berakhir 7 tahun lalu tidak ada yang perlu kita bicarakan. Jika, kau ingin aku mau bicara denganmu seharusnya kau lakukan itu dulu ketika aku memintamu bicara denganku” Ketusku.

Ku lihat sosok Jino yang berjalan ke arah kami, “Mian, aku harus menemui kekasihku” aku berjalan begitu saja melewatiku Kyuhyun lalu menemui Jino. Kyuhyun memandang nanar ke arah Haena dan Jino yang pergi bersama.

“Akan ku buat kau bicara denganku” ucap Kyuhyun.

“Cho Kyuhyun aku mohon kejar aku” pintaku dalam hati, tapi hingga aku berpisah dengan Jino pun tidak ada tanda-tanda Kyuhyun mengejarku, aku tersenyum kecut mendapati Kyuhyun tidak mengajarku.
Author Pov

Haena bersama Eomma dan Appanya kini menghandiri acara kelulusan In Ha di sekolahnya. Haena meluangkan waktunya untuk moment berharga adiknya itu. Tak lupa mereka mengabadikan foto bersama.

“Jadi kau apa yang kau inginkan?” tanya Haena pada In Ha, mereka kini sedang berada di sebuah restoran untuk makan malam bersama merayakan kelulusan In Ha. Haena berjanji pada In Ha jika ia lulus dengan nilai yang memuaskan dan diatas rata-rata ia akan mengabulkan satu permintaan In Ha.

“Jinjja, eonnie akan mengabulkan permintaanku?” Haena balik bertanya. Haena memandang In Ha, “Iya, memang apa yang kau inginkan?” Haena mulai sedikit penasaran. Eomma dan Appa hanya menjadi mendengar yang baik di antara pembicaraan kedua putrinya.

“Akan ku katakan jika waktunya sudah tepat” Haena mengerutkan kening mendengar ucapan adiknya. “Haissh, kau mulai berulah lagi” ucap Haena, In Ha sendiri hanya tertawa kecil menanggapinya. In Ha memang terkadang meminta sesuatu yang aneh-aneh bukan membelikan suatu barang tapi melakukan suatu hal.

--
Hingga kini Haena masih menjalani aktivitasnya berpura-pura menjadi kekasih Jino, ia tidak tahu entah sampai kapan akan seperti ini. Ia sudah mulai bosan menjalaninya tapi sebaliknya Jino terlihat terbiasa dengan itu.
Kringgg

Heana lansung mengangkat telepon tersebut ketika melihat nama Jino di layar ponselnya. Hari ini mereka akan makan siang bersama .“Yeoboseyo”

“Eodiga?”

“Oppa sendiri dimana?”

“Aku di depan lobby” Haena pun berjalan untuk melihat Jino, ia melihat sosoknya yang baru masuk “Aku di atas” Jino pun memandang ke arah atasnya. Ia tersenyum melihat Haena yang melambaikan tangan padanya, ia pun membalas lambain tersebut. “eo, aku ke atas” ucap Jino

“nde” sambungan telepon keduanya terputus.

Haena berjalan mendekati escalator yang akan membawa Jino naik, kedua saling tersenyum satu sama lain. “Kau sudah menunggu lama?” tanyanya.

Haena menggeleng pelan, “Ani, aku juga baru sampe” Jino tersenyum mendengarnya lalu mengangguk pelan. “Kajja” Jino menggandeng tangan Haena untuk mulai berjalan bersama. Haena hanya  bisa tersenyum simpul melihat sikap Jino.

“Selamat menikmati makannya” ucap pelayan ketika ia selesai mengantarkan pesanan Haena dan Jino. “nde” ucap keduanya bersamaan. Pelayan itu pun membungkuk sejenak lalu pamit pergi.

“Jal mogoseumnida” ucap Jino

“Nde” balas Haena.

Keduanya pun mulai memakan makanan mereka. “Haena, smile” Haena menoleh lalu tersenyum ketika melihat ponsel Jino yang siap mengabadikan fotonya.

Jino tersenyum kecil, “Kau akan menguploadnya?” tanya Haena sambil mengucapkan sesendok makanan ke mulutnya. “eo” pendeknya. Haena terdiam, Jino memang terlihat menikmati peran mereka. Entah hanya perasaannya saja tapi Jino kini terlihat mulai mencintainya.

“Haena, aaa” Jino menyodorkan sendoknya, dengan terpaksa Haena menerima suapan yang Jino berikan. “Oppa, aaa” Haena mencoba untuk membalas perlakuan Jino yang ia artikan ia terlihat romantis karena banyak mata yang kini memperhatikan mereka dan ia yakin sebentar lagi berita itu akan segera beredar.

Jino menerima suapan Haena dengan senang, “eo” Haena mengambil tisu ketika melihat ada butir nasi yang tertinggal sudut mulut Jino, tanpa ragu ia pun mengelapnya. Jino sedikit terkejut melihat yang dilakukan Haena dan entah kenapa jantung berdetak lebih cepat.

Haena tidak menyadari keterkejutan Jino, ia terbiasa-biasa saja lalu kembali menghabiskan makanannya. Jino yang melihat itu hanya tersenyum, ia pun kembali melanjutkan memakan makanannya.

Kyuhyun terlihat focus dengan ponsel di tangannya, matanya dengan seksama membaca setiap baris kalimat berita yang kini menarik perhatiannya. Yah, berita mengenai Haena dan Jino.

“Choi Haena dan Kim Jino makan siang bersama”

“Romantisnya Choi Haena dan Kim Jino ketika makan siang bersama”

Kyuhyun tersenyum kecut ketika melihat foto Haena dan Jino yang makan siang bersama, terutama foto yang memperlihatkan Haena yang mengelap mulut Jino.

Tanpa Kyuhyun sadari Sungmin memperhatikan apa yang dilakukan terlebih apa yang sedang dilihat Kyuhyun dari ponselnya. “Choi Haena lagi” batin Sungmin sambil berjalan pergi. Kyuhyun menoleh ke arah belakangnya ia merasa ada seseorang yang berdiri di belakangnya tapi ketika ia menoleh tidak orang. Ia pun kembali berkutat dengan ponselnya.

Kyuhyun masih memikirkan cara agar ia bisa bicara dengan Haena, ia bahkan sempat berpikir agar menculik Haena tapi ia lansung menepisnya. Menculik Haena ia tidak mungkin melakukan itu.

--
Kesuksesan Haena menjadi pendatang baru membuahkan hasil untuk kariernya, ia masuk dalam nomasi artis pendatang baru dalam berbagai ajang penghargaan. Haena senang mendengar kabar tersebut, masuk dalam nomasi saja sudah membuatnya untuk cukup senang karena itu ia tidak terlalu mengkhawatirkan apakah ia menang atau tidak.

Ajang berhargaan MAMA pun digelar semua undangan terutama artis mulai berdatangan satu persatu. Mobil Haena berhenti di pintu masuk acara tersebut. “Itu Choi Haena” seru beberapa wartawan.

Ketika pintu mobilnya perlahan terbuka wartawan pun lansung mengarahkan kamera ke arahnya dan mengabadikan fotonya. Melihat itu Haena melemparkan senyum khasnya, ia terlihat cantik dengan dress hitamnya. Ia berhenti di tempat yang sudah disediakan oleh panitia untuk mengabadikan gambarnya. Haena membungkukkan badan lalu pamit untuk masuk ke dalam ruangan.

“Huaa, dia cantik sekali” puji salah wartawan ketika sudah masuk ke dalam ruangan.

“Eo, dia juga sangat ramah sekali” sahut wartawan yang lain.

Ruangan yang menjadi tempat acara sudah terlihat penuh, seorang crew mengantar Haena ke tempat kursinya berada. Kursinya bersebelahan dengan kursi member SNSD, Haena merasa sangat senang karena ia bisa bertemu dengan idola Kwon Yuri.

Haena dan member SNSD pun bersalaman satu sama lain, “eonnie, aku fansmu” ucap Haena pada Yuri. Yuri terlihat terkejut dan member yang lain tersenyum kecil. “Jinjjayo?” tanyanya tidak percaya.

Haena mengangguk cepat, Yuri berdecak kecil, “ Aigoo, aku tidak tahu jika aku memiliki fans dari artis terkenal sepertimu” candanya. Haena tersenyum mendengarnya, “Kajja, duduk” Yuri mengajak Haena untuk di sampingnya.

Acara pun dimulai dengan penampilan bintang tamu, Haena tidak terlalu memperhatikan karena ia lebih sering mengobrol dengan Yuri dan member SNSD yang lain bahkan mereka sudah berkutar nomor telepon.

Kyuhyun mengedarkan pandangannya mencari seseorang, senyum kecil lansung terbit di sudut bibirnya melihat seseorang yang ia cari sudah duduk bersama member SNSD yang lain.

Haena merasa jika ada seseorang yang sedang memandangnya, ketika ia menoleh ia sedikit terkejut karena Kyuhyun memandang ke arahnya. Terlebih ketika Kyuhyun melambaikan tangannya tapi ia sadar ketika Seohyun juga melambaikan tangannya.

“Ternyata dia memandang ke arah Seohyun bukan padaku” batinku miris.

Pengumuman yang menegangkan pun dimulai, Haena mencoba memperlihatkan sikap biasa-biasa saja meskipun sebenarnya ia merasa rasa penasaran, khawatir  dan kecewa menyelimutinya.

“Pemenang Artis Female Pendatang Baru jatuh kepada?” Mc menggantungkan kalimatnya membuat jantung Haena berdetak lebih cepat terlebih alunan musik yang dibuat menegangkan memperkeruh suasana.

“Choi Haena” Haena terkejut mendengar namanya dipanggil, “Chukhae” ia bahkan baru tersadar ketika Yuri mengucapkan selamat padanya. Member SNSD yang lain ikut mengucapkan selamat.

Haena berjalan ke atas panggung, ini untuk pertama kalinya ia menaiki panggung untuk menerima penghargaan. Haena terlebih dahulu bersalaman kepada Mc, Mc tersebut menyerahkan tropi untuknya, Haena menerimanya dengan mata berkaca-kaca.

Mc mempersilahkan dirinya untuk mengucapkan sesuatu, Haena mengangguk, “Annyeong haseyo, selamat malam semua. Aku tidak percaya aku bisa mendapatkan penghargaan ini. Karena aku berpikir kemampuan beraktingku masih dibawa rata-rata. Tapi aku bersyukur kepada Tuhan ternyata IA memberikanku penghargaan ini padaku. Terimakasih untuk semua orang yang berada di sampingku, Eomma, Appa, In Ha, Saena Eonnie, Hery oppa, Jino Oppa dan Management penghargaan ini untuk kalian. Gamsahamnida”

Semuanya pun bertepuk tangan, Donghae ikut bertepuk tangan atas keberhasilan Haena. “Aku tidak percaya tidak menyebut nama Jino di atas panggung” ucap Eunhyuk.

Kyuhyun memandang tidak suka, “Yak, tentu saja ia menyebutnya Jino kan kekasihnya” sahut Heechul. Donghae tersenyum simpul mendengarnya, ia memandang ke arah Kyuhyun yang masih memandang Haena yang menuruni panggung. “Seharusnya nama Kyuhyun yang disebut bukan nama Jino”

Acarapun selesai, Super Junior membawa pulang 2 piala yaitu Boy Band terfavorite dan Best Years, sedangkan SNSD membawa pulang 1 piala yaitu Girl Band Terfavorite. Key-B juga membawa pulang piala mereka menang dalam kategori boy band pendatang baru terfavorite.

Haena keluar bersama member Key-B, seperti biasa ia harus berakting bersama Jino. Seperti sebelumnya para wartawan sudah menunggu kehadirannya, sebelumnya ia mengabadikan foto dirinya sendiri lalu Key-B, selanjutnya adalah foto Jino dan Haena.

Kyuhyun menggertakan giginya melihat pemandangan tersebut. Jino mengantar Haena menuju mobilnya yang sudah siap mengantarnya pulang, sebelum masuk mobil Haena sempat melirik ke arah Kyuhyun dengan senyum khasnya membuat Kyuhyun sedikit tercengang. Kyuhyun memandang mobil Haena yang mulai berjalan.

“Kajja” Sungmin yang sedari tadi memperhatikan Kyuhyun pun menarik tangan Kyuhyun.
Management Haena pun untuk mengadakan pesta untuk merayakan keberhasilannya. Haena sangat senang karena pesta itu dibuat khusus untuk dirinya. Senyumnya tidak pernah hilang dari wajahnya melihat tingkah crew yang bertingkah lucu. Jino pun diikut hadir dalam pesta tersebut, management yang mengundangnya. Jino ikut tersenyum melihat wajah Haena yang terlihat cantik ketika tersenyum.

Ia sadar jika sosok yeoja yang kini menjadi kekasih pura-puranya itu memiliki sifat yang sangat sempurna, ia bahkan tidak tahu apa kekurangan Haena. Dan ia sadar jika ia mulai mencintai Haena.

Haena Pov

Untuk pertama kalinya Haena menginjakkan kakinya di gedung SM, manangement tempat Kyuhyun bernaung. Kantornya lebih besar dari kantornya.

“Haena” Haena menoleh ketika namanya dipanggil. Yuri melambaikan tangan ke arahnya lalu berjalan mendekatinya. Haena membalas lambaian tangan Yuri. Kebetulan Yuri sedang hari ini sedang libur dan Haena juga. Karena tidak ada kegiatan Yuri mengajak Haena untuk main ke dormnya. Hanya ada beberapa member saja di dorm. Yuri juga berjanji mengajarkannya dance.

Haena terdiam ketika ia melihat Kyuhyun yang berdiri di lift sepertinya ia sedang menunggu lift. “Eo, Kyuhyun Oppa” panggil Yuri, Kyuhyun menoleh. “Eo, kau Yuri ah” balasnya, Kyuhyun sedikit terkejut karena Yuri tidak sendiri ia bersama Haena.

Yuri sadar jika Kyuhyun memandang Haena, “Haena, ini Kyuhyun oppa. Kyuhyun oppa ini Haena” baik Haena dan Kyuhyun tertegun karena Yuri memperkenalkan mereka berdua.

Haena tersenyum, “Nde, eonnie aku sudah mengenalnya” jawab Haena. “Ahh, pastinya siapa yang tidak kenal manusia satu itu” guraunya. Haena tertawa kecil mendengarnya, pintu lift pun terbuka. “Kajja” Haena mengangguk, tapi entah kenapa langkahnya sedikit goyah. Ia hampir saja terjatuh jika Kyuhyun tidak menahannya.

“Gwaechana?” tanya Yuri dan Kyuhyun hampir bersamaan, keduanya memandang sejenak satu sama lain. Haena mengangguk lemah ia mencoba menegakkan tubuhnya tapi ia merasa pusing. Kyuhyun mencium bau sesuatu, “Durian” batinnya.

Donghae dan Eunhyuk berjalan bersama, Donghae yang tadinya mengobrol dengan Eunhyuk lansung terdiam ketika melihat Haena yang berada dalam dekapan Kyuhyun. Eunhyuk memandang ke arah pandangan Donghae, ia sama terkejutnya melihat pemandangannya di depannya.

“Yak, Lee Hyukjae singkirkan durianmu dari sini” perintahnya. Eunhyuk mengerutkan kening, “Yak, kenapa dengan durianku?” tanyanya.

“Haena alergi Durian, ia akan pusing jika mencium baunya” Haena lansung memandang ke arah Kyuhyun tidak percaya, bukan masalah ternyata Kyuhyun masih mengetahui tentang dirinya tapi melainkan sebuah tanda tanya jika ia bisa tahu mengetahui hal itu.

Eunhyuk dan Yuri tercengangg mendengar yang dikatakan Kyuhyun, Donghae lansung merebut es durian yang Eunhyuk pegang lalu membuangnya ke tempat sampah. “Yak, Donghae durianku” Eunhyuk meratapi es duriannya yang sudah dibuang oleh Donghae.

Haena mencoba menegakkan kembali tubuhnya untungnya sudah lebih baik. “Gomawo” ucapnya pada Kyuhyun tanpa memandang ke arah Kyuhyun. Yuri lansung sigap memapah Haena dan mengajaknya masuk ke dalam lift. Haena sama sekali tidak memandang Kyuhyun hingga pintu lift tertutup dan membawanya pergi.

Kyuhyun merasakan jika dirinya benar-benar gelisah, dan dia baru saja sadar sudah membuka satu kartu tentang dirinya dan Haena. Donghae menghampiri Kyuhyun lalu menepuk pundaknya mengisyaratkan agar Kyuhyun mengikutinya. Kyuhyun mengerti ia pun mengikuti Donghae, Eunhyuk tidak percaya jika ia ditinggalkan begitu saja oleh Donghae dan Kyuhyun. “Haisshh, menyebalkan sudah membuang durianku kini meninggalkanku” umpatnya.

Yuri mengajak Haena untuk masuk ke dalam kamarnya, “Gwaechana?” tanya Yuri khawatir. Haena mengangguk pelan, “Ini” Yoona datang sambil membawakan teh manis hangat untuk Haena.
Yuri menerimanya dan memberikannya pada Haena, Haena meminumnya sedikit. “Mian, eonnie aku malah merepotkanmu” sesalnya.

“Gwaechana, aku harusnya minta maaf padaku karena aku mengajakmu kesini kau jadi seperti ini” Haena mengangguk pelan.

“Kau mau? istirahat? Kau bisa tidur sejenak” ujarnya. “Bolehkah?” tanya Haena balik, Yuri lansung menganggukan kepala cepat. Haena tersenyum simpul, ia pun membaringkan tubuhnya di ranjang Yuri dan mulai mencoba memejamkan mata. Yuri mengajak Yoona untuk keluar dari kamarnya memberikan waktu pada Haena untuk beristirhat.

Haena merasakan jika kepalanya terus berputar-putar, ia bahkan tidak tenang dalam tidurnya, Haena beranjak bangun ketika ia merasakan rasa mual melanda dirinya. Ia lansung masuk ke dalam kamar mandi.

“Arghh” gusarnya, alergi durian Haena baru kembali kambuh, dulu Kyuhyun selalu menjaganya dan kini Saena eonnie yang bertugas menjaganya dari buah tersebut tapi tidak sangka hari ini ia malah mencium bau tersebut.

Tubuh Haena terasa lemas, dengan langkah sebisanya ia mengambil ponselnya di dalam tas, ia mencoba menghubungi Saena. “Eonnie” panggilnya lemah.

“Yak, Haena apa yang terjadi denganmu?”

“Eonnie, palli jemput aku di dorm SNSD”
“Mwoya, apa yang terjadi?”

“Palli, eonnie aku tidak kuat lagi” Haena seketika pingsan di atas ranjang Yuri. “Haena, Haena” Saena terus saja memanggil Haena dalam teleponnya.

Donghae dan Kyuhyun kembali ke gedung setelah berbicara berdua. Kedunya terdiam melihat seorang yeoja dan namja terlihat terburu-buru masuk dan berhenti di depan lift bersama mereka.

“Kau masih tidak bisa menghubunginya?” tanya namja itu.
“Iya. Haissh, apa yang terjadi padanya?” Yeoja itu terlihat gelisah. “Di lantai berapa dorm SNSD itu?” tanya namja itu lagi. “ 19” jawab yeoja itu.

“Haishh, kenapa lift ini lama sekali” umpat namja itu. Yeoja itu menoleh ke arah sampingnya, ia terkejut karena ada Kyuhyun dan Donghae disana. Kyuhyun merasa ada yang Sesuatu yang buruk terjadi pada Haena.

Kyuhyun menekan tombol bel dorm SNSD dengan cepat, ketika pintu dibuka ia lansung menerobos masuk. Tifanny yang membukakan pintu terlihat terkejut melihat Kyuhyun yang lansung menerobos masuk. “Ah, Tiffanny mereka manager Haena” ucap Donghae, Tiffanny hanya mengangguk pelan. Ia masih tidak mengerti, sebenarnya apa yang sedang terjadi.

Kyuhyun lansung membuka pintu kamar Yuri, ia dapat dengan mudah menemukannya karena di pintu tertulis nama Yuri. “Haena ahh” Kyuhyun lansung menghampiri Haena yang terbaring di ranjang. “Haena ah” Kyuhyun menganggkat kepala Haena sedikit menepuk-nepuk pipinya. “Haishh” Ia sadar jika Haena pingsan. “Haena ahhh” Saena dan Hery menghampiri Haena disusul Donghae, Yuri, Yoona dan Tiffanny.

Kyuhyun terlihat sangat khawatir, ia mencari sesuatu dari dalam tas Haena. “Haishh, kenapa dia tidak membawanya” gusarnya. Kyuhyun memandang Saena yang memandang tanpa berkedip “Nona, apa kau membawa obat Haena?” tanyanya.

“aku membawanya” Saena dengan kikuk mencari obat yang dimaksud Kyuhyun lalu memberikannya. Yuri pergi dan kembali dengan membawa segelas air putih. “Gomawo” ucap Kyuhyun.

Kyuhyun menaruh minyak angin di dekat hidung Haena, mencoba membuat Haena siuman terlebih dahulu. Haena memberikan reaksi terlihat dari mimic wajahnya, perlahan-lahan ia membuka matanya. Haena bisa melihat wajah Kyuhyun di hadapannya.

“Haena ah, gwaechana?” lirih Kyuhyun, Haena mengangguk pelan. “Minum obatnya dulu eo” Kyuhyun membantu Haena untuk meminum obatnya. Ia kembali membaringkan Haena agar beristirahat sejenak. Donghae memberikan kode kepada yang lain agar meninggalkan keduanya.

Donghae dengan terpaksa menceritakan hubungan Kyuhyun dan Haena kepada Yuri, Yoona dan Tiffanny setelah mereka berjanji tidak akan mengatakan pada siapapun. Saena dan Hery pun juga menambahkan penjelasan kepada mereka.
--
Haena perlahan-lahan membuka matanya ia merasa sudah lebih baik, kepalanya tidak lagi terasa berputar-putar dan rasa mualnya sudah hilang. Ia beranjak bangun tapi sesuatu menahannya, ia baru sadar jika ada seseorang di sampingnya dan menggenggam tangannya erat.

Haena terkejut ketika mengetahui jika seseorang itu adalah Kyuhyun. Haena secara perlahan untuk melepaskan genggaman tangan Kyuhyun tapi sayangnya membuat Kyuhyun terbangun. Haena lansung mengalihkan pandangannnya, Kyuhyun yang melihat itu hanya tersenyum kecut.

“Apa kau sudah lebih baik?” tanya Kyuhyun, Haena menjawab dengan anggukan kepala pelan. “Syukurlah” Haena terhenyak mendengarnya, nada Kyuhyun terdengar lega.

“Apa kau terlalu membenciku, hingga kau tidak ingin melihat wajahku?” tanyanya lagi. Haena terdiam mendengar pertanyaan Kyuhyun, ia ingin sekali menjawab jika ia tidak membencinya tapi bibir ini terasa kelu untuk menjawab. Kyuhyun sadar jawaban Haena dalam kediamannya, ia pun beranjak bangun.

“Aku pamit pergi, aku akan memberitahu Saena Nona jika kau sudah bangun” Kyuhyun perlahan berjalan keluar dari kamar Yuri.

Keluarnya Kyuhyun dari kamar Yuri membuat semua yang menunggu pun lansung di ruang tamu pun menghampirinya. “Haena sudah bangun, ia sudah lebih baik. Nona bisa membawanya pulang” ujarnya.

Saena mengangguk ia pun masuk ke dalam kamar Yuri. “Aku harus kembali ke dorm” ucap Kyuhyun lemah. Langkah Kyuhyun terlihat gontai, “aku harus menyusul Kyuhyun” sahut Donghae, ia khawatir dengan keadaan Kyuhyun.

Haena keluar dari kamar Yuri dibantu oleh Saena yang memapahnya. Haena tersenyum tipis, “Mian, eonnie aku malah merepotkanmu”.

Yuri membalas senyum Haena, “Tidak apa-apa. Kau sudah merasa baikan?” Haena mengangguk pelan. “Kau harus banyak-banyak beristirahat eo” ujar Yoona hangat. Haena tersenyum simpul, “Gomawo, eonnie”

“Kami pamit pulang dulu” pamit Saena. Yuri, Yoona dan Tiffanny menganggukkan kepala bersama. “Hati-hati eo” seru Tiffanny.

Haena Pov

Aku perlahan-lahan membuka mataku, “Kau sudah bangun?” aku lansung menoleh ketika mendengar suara khas itu bertanya. Aku tersenyum kecil, “Nde, eomma”

Eomma tersenyum hangat, ia duduk dipinggir ranjang lalu membantuku untuk bangun bersandar. Aku tersenyum kecil melihat eomma yang kini sibuk menyiapkan makan untukku. “Mianhae, eomma aku merepotkanmu” tuturku.

Eomma kembali tersenyum, “Hei, jangan berkata seperti itu, eomma tidak merasa direpotkan sayang” ujarnya. Aku hanya bisa tersenyum simpul, eomma membantuku untuk makan ia menyuapiku.

Sudah 2 hari ini aku beristirahat total di rumah, semua kegiatanku terpaksa aku pending karena memang keadaanku yang masih kurang sehat total. Alergi yang aku miliki memang bisa dibilang sangat parah, karena aku bisa menghabiskan waktu 1 minggu untuk bisa sehat total.

Adanya eomma di sampingku membuatku merasa lebih baik, ia selalu menjagaku dan ia tahu bagaimana cara membuatku lebih baik. Jino juga datang menjengukku, ia pasti mengetahuinya dari Saena eonnie. Kehadirannya membuatku lebih baik tapi sebenarnya aku menginginkan orang lain yang datang menjengukku.

--
“Eo, Haena kau sudah sehat?” tanya Mr Moody ketika aku datang ke lokasi syuting, aku sudah merasa sehat total dan bisa kembali menjalani aktivitasku kembali. “Nde, kangdonim aku sehat” jawabku.

“Mian, karena tidak bisa menjenggukmu eo. Kau tahu kita harus syuting sampai pagi” tuturnya sedikit menyesal. “Gwaechana, Kangdonim. Aku mengerti” Mr Moody tersenyum kecil.

“Kajja, kau harus bersiap-siap. Kita akan mengambil bagianmu yang sudah terlewat dua hari ini”

“Nde, Kangdonim” Mr Moody tersenyum kecil lalu berjalan pergi.

“Kajja, kita harus bersiap-siap” Saena eonnie mengajakku untuk bersiap-siap.

Kyuhyun menghela nafas lega melihat Haena yang sudah kembali menjalani aktivitasnya. Selama 2 hari ini, hatinya tidak tenang mengetahui Haena yang dikabarkan sakit dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.

--
“Jinjja, dia menjagamu?” Su Jin tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan sahabatnya. “Eo, sepertinya karena ketika aku bangun ia tidur di sisi ranjangku sambil mengengggam tanganku”

Su Jin mengangguk pelan, “Jadi, menurutmu apa maksud dari sikapnya?” Su Jin menyuapkan sayur ke dalam mulutnya.

Aku mengangkat bahu, “Molla, aku tidak ingin menebak-nebak”

“Eo, kau benar” aku memandang Su Jin yang terlihat lahap menyantap makannya. Aku menerawang mengingat kejadian beberapa hari lalu, aku memang tidak menanyakan apapun kepada Saena eonnie tentang kejadian itu. Ia juga tidak menceritakan apapun padaku. Tapi, yang aku yakini adalah Kyuhyun menjagaku selama aku tertidur.

Kyuhyun Pov

“Durian dan Sushi. 2 hal itu adalah sesuatu sangat aku benci, aku bisa sakit karena itu”

Ucapan Haena terngiang begitu saja dikepalaku semenjak kejadian dimana Haena jatuh sakit di kamar Yuri. Dan aku mendapat kabar 2 hari pula Haena tidak bekerja karena ia harus beristirahat total. Aku meruntuki diriku sendiri yang terlalu bodoh dan terlalu pengecut, aku bahkan tidak berani sekali untuk datang menjenguknya, sekedar untuk menanyakan keadaannya.

“Yak, Cho Kyuhyun ayo keluar” seruan Eunhyuk menyadarkanku dalam pikiranku. Aku pun keluar dari mobil, “Cah, lihat Tiffanny menyiapkan pesta dengan baik” aku tersenyum tipis mendengar ucapan Eunhyuk.

Eunhyuk menoleh sambil tersenyum tipis ke arahku, “kajja, kita masuk” ajaknya sambil menepuk punggungku pelan, aku hanya menganggukkan kepala menjawab ajakannnya.

Aku dan Eunhyuk menghadiri acara ulang tahun Tiffanny, ia mengundang semua member Super Junior. Member yang lain sudah datang lebih dahulu karena aku dan Eunhyuk yang masih memiliki pekerjaan kami datang terlambat.

Ketika masuk aku lansung menangkap sosok yeoja yang selalu dalam "pikiranku, melihatnya yang sudah bisa tertawa kembali membuatku sedikit mengurangi rasa bersalah kepadanya. Aku berjalan menghampiri yang menjadi tuan rumah, untuk mengucapkan ucapan selamat ulang tahun.

“Eonnie, aku merasa tidak enak pada kalian” ucap Haena pada Yuri, mereka mengobrol sambil berjalan. Di tangan keduanya membawa segelas minuman. “Waeyo?” Yuri tersenyum tipis mendengar ucapan Haena.

Haena mengangguk pelan, “aku merasa, aku adalah orang lain yang ikut masuk dalam keluarga kalian. Aku bukan siapa-siapa kalian tapi kalian selalu mengundangku dalam acara kalian” jelas Haena panjang.

Yuri kembali tersenyum, “aniya, bagiku kau bukan orang lain. Ah, anggap saja kau adikku dan kakak yang baik adalah selalu mengajak adiknya dalam kegiatannya”

Haena sedikit tercengang mendengarnya, “Eonnie” lirih Haena. Yuri melirik sekilas ke arah depannya, “Gwaechana, aku senang jika aku memiliki adik sepertimu” tambahnya lagi. “Gomawo, eonnie” Haena benar-benar senang, ia tidak pernah berharap akan dianggap menjadi oleh seorang Kwon Yuri yang merupakan idolanya.

Brukk

Karena asik mengobrol dengan Yuri, Haena tidak memperhatikan arah langkah kakinya ia tidak jika di hadapannya ada orang sehingga ia menabraknya dan membuat segelas yang berisi minuman menodai jas orang tersebut.

Tabrakan keduanya membuat beberapa undangan melihat ke arah kedunya, terutama Tiffanny sebagai tuan rumah. Yuri memberikan senyum kecil ke arah Tiffanny, “Gwaechana” ucapnya tanpa suara, Tiffanny yang mengerti maksud Yuri, ia hanya mengangguk pelan lalu tersenyum. Sedangkan Seohyun memandang keduanya dengan pandangan yang tidak dapat dimengerti.

“Eo, mianhae” sesalnya, Haena reflex membersihkan tumpah minumannya. “Eo, Kyuhyun ah. Mianhae, Haena tidak melihat” gerakkan tangan Haena pun terhenti, ia mengadahkan kepalanya betapa terkejutnya melihat Kyuhyun kini berada di hadapannya dengan tatapan yang tidak bisa Haena mengerti.

“Sebaiknya, kalian ke toilet untuk membersihkan jas Kyuhyun” usul Yuri. Haena memandang ke arah Yuri, yang dikatakan ada benarnya jas Kyuhyun harus dibersihkan dengan air agar tidak meninggalkan noda di jasnya. “ah, nde” lirih Haena.

Haena memandang ke arah Kyuhyun, “sebaiknya kita toilet sebentar” aku mengangguk pelan, sedetik kemudian dibuat terkejut olehnya karena ia menarik tanganku untuk mengikutinya. Yuri tersenyum melihat keduanya yang pergi, ia memang sengaja membuat Haena focus dalam obrolannya tadi jadi ia tidak memperhatikan langkah kakinya. Ketika ia melihat sekilas ke arah depan, ia melihat Kyuhyun yang berjalan berbelok menuju ke arah mereka, ia juga sama-sama tidak memperhatikan jalan. Bukankah itu bagus, setidaknya keduanya bisa memiliki alasan untuk berbicara berdua.

Haena mengeluarkan sapu tangan dari dalam dompetnya, dengan telaten ia mengelap jasku. Melihatnya berada dengan jarak dekat denganku membuatku ingin sekali memeluknya dan mendekapnya tapi aku menahan agar tidak melakukan itu.

“Gwaechana?” lirihku, gerakkan tangan Haena mengelap jas sejenak berhenti tapi ia kembali melanjutkan mengelap jasku. “Eo, gwaechana” jawabnya kemudian. Aku  tersenyum simpul, ia memandang ke arahku. “Hemm, aku takut nodanya akan meninggalkan bekas jadi lebih baik kau melepasnya agar aku bisa mencucinya” ujarnya.

Aku mengangguk pelan, ia mengalihkan pandangannya ketika aku membuka jasku. “igo” aku memberikan jasku padanya, ia menerimanya. “Secepatnya aku akan mengantarnya” ucapnya.

Aku mengangguk pelan, ia menarik nafas kecil ia tersenyum tipis lalu keluar dari toilet. “Haena, bisakah kita bicara?” Haena menghentikan langkahnya ketika mendengar Kyuhyun. “Ani” pendeknya tanpa membalikkan tubuhnya untuk memandang ke arah Kyuhyun.

“Setidaknya memberikan aku satu kesempatan untuk bicara denganmu” ucapku. Haena membalikkan tubuhnya, ia tersenyum simpul “Apa kau memberikan aku kesempatan ketika aku meminta bicara denganku” aku terhenyak mendengarnya.

“Haena, jebal. Aku berjanji setelah kita bicara, aku tidak akan lagi menggangumu”
Haena terdiam, “Ah, aku baru mendengar kata kita lagi dari mulutmu setelah 7 tahun lalu. Selama ini, hanya ada aku dan kau dan tidak ada kita”

“Haena, ah” panggilku lirih.

Ia tersenyum, “Araseo, aku akan mempertimbangkannya.”

Kini giliranku yang terdiam, sikapnya seperti ini karena aku dan aku tidak bisa menyalah dirinya yang berubah. “Eo, aku harus kembali” ia membalikan badannnya untuk kembali melangkah.

Aku menghela nafas kecil, ku hampiri dirinya menarik tangannya untuk berjalan bersama. “Bukankah tadi kita ke toilet bersama, orang akan merasa aneh jika kau kembali seorang diri”

Apa yang dikatakan Kyuhyun benar, “ara” sahut kemudian.

Aku dan Haena kembali bersama, kami menghampiri yang lain yang sedang berkumpul bersama. “eo, kalian sudah kembali” seru Yoona ketika melihat aku dan Haena.

Aku dan Haena memberikan senyum sekenanya, “Kalian terlihat sepasang kekasih” celetuk Teyeon, membuatku dan Haena merasa sedikit salah tingkah. Tanpa ada yang menyadari Seohyun juga terkejut mendengar celetukan Teyeon yang merupakan leadernya dalam group SNSD.

“Ah, bachi. Lihat mereka menggunapakan pakaian dengan warna yang sama” timpal Sunny. Aku dan Haena saling memandang satu sama lain. Aku baru sadar jika Haena menggunakan dress putih dengan ikat pinggang berwarna hitam sedangkan menggenakan setelah putih hitam, terlihat lebih mencolok karena aku melepas jas yang aku kenakan.
“Eo, itu ..” ucap kami bersamaan, membuat kami kembali memandang satu sama lain. Sedangkan yang lain memandang kami dengan pandangan selidik.

Haena berdecak kecil, “hanya kebetulan saja”

“Jinjja?” baik Haena dan Kyuhyun sama-sama terkejut karena hampir semuanya berkata secara bersamaan, tidak semuanya hanya Seohyun yang terlihat tersenyum tipis.

“Nde” jawab kami sedikit kikuk, keduanya mencuri pandang satu sama lain tapi tidak ada satu pun yang mereka katakan. Sedangkan, Seohyun menghela nafas lega mengetahui jika keduanya hanya kebetulan mengenakan warna pakaian yang senada.

Kyuhyun berkata pada dirinya sendiri akan membuat Haena bicara dengannya dan membuat keadaan mereka tidak seperti sekarang.

Haena Pov

Ku pandangi jas yang kini tergantung di hadapanku, yah jas Kyuhyun. Sebenarnya aku merasa senang bisa membawa jas Kyuhyun pulang bersamaku. Karena aku bisa menghirup kembali aroma tubuh Kyuhyun. Aku bahkan membawanya tidur bersamaku, aku tidur sambil memeluk jas Kyuhyun.

“Haena, jebal. Aku berjanji setelah kita bicara, aku tidak akan lagi menggangumu”  ucapan Kyuhun seketika terngiang. “Kyuhyun ah, apa maksud ucapanmu tidak akan lagi menganggu, eo. Bukankah lebih baik aku tidak menerima ajakan bicara bersama agar kau selalu mengangguku” Aku berkata pada diriku sendiri.

“Undangan makan malam?” aku memandang undangan makan malam yang Saena berikan padaku, aku membaca detail undangan tersebut. “Eo, kau menjadi tamu istimewa dari acara makan malam itu” jelas Saena.

“Araseo, aku akan datang” Saena tersenyum senang, ia tahu jika Haena bukankah orang yang gampang menolak undangan dari orang.

Aku memasuki sebuah restoran mewah di kawasan Busan, restoran itu memang khusus  diperuntukkan untuk orang kelas atas yang mampu membayar makan biasa dengan harga tinggi. Seorang pelayan mengantarku ke ruang VIP yang merupakan ruangan yang tertera di dalam udangan tersebut.

Ku buka pintu perlahan, gelap itu adalah satu kata yang mampu menggambarkan ruangan tersebut. Lampu perlahan menyala ketika aku menutup pintu, aku terdiam melihat postur namja yang berdiri membelakangiku. Aku sangat mengenal postur tubuh itu, yah dia adalah Cho Kyuhyun.

Ia berjalan santai ke arahku, “duduklah” ucapnya lembut. Aku menuruti apa yang dia katakan, “ternyata, kau tidak pernah berubah” aku mengerutkan kening mendengar ucapanmu.

“apa maksudmu?” tanyaku tidak mengerti. Kyuhyun terkekeh pelan, “Kau memang tidak pernah bisa menolak sebuah undangan” aku terdiam, ternyata Kyuhyun masih mengingat sifatku yang lain.

“Makanlah, aku kesini mengajakmu untuk makan malam bukan untuk terdiam” Kyuhyun memakan lebih dulu makannya. Aku kembali terdiam karena semua menu makan adalah makan favoritku. Kyuhyun tersenyum melihat Haena yang memulai memakan makannya.

Makan malam itu berlansung hening, hanya ada bunyi alat makan kami yang berbenturan dengan piring. Aku mengelap bibirku, “makananku sudah habis, aku pamit pergi” aku beranjak dari kursi, aku membuka pintu tadi aku masuki tapi tidak bisa. Kyuhyun tertawa kecil melihat Haena yang kesulitan membuka pintunya, ia pun beranjak menghampiri Haena.

“Yak, apa yang kau lakukan pada pintu ini?” tanyaku sambil mencoba membuka pintu tersebut. “Pintu itu dikunci” jawabnya santai. “Mwo” kataku tak percaya, aku memandang tajam ke arah Kyuhyun yang perlahan mendekat ke arahku membuatku tersudut ke pintu.

Ia tersenyum kecil, kedua tangannya sengaja menepel ke pintu membuatku terkurung. “Apa yang ingin kau lakukan?” tanyaku sedikit takut ketika Kyuhyun mendekatkan wajahnya padaku. “Kenapa kau takut?” tantangnya.

“Jika kau melakukan sesuatu padaku, aku tidak akan segan akan..” ocehanku terputus ketika Kyuhyun mengecup bibirku sekilas. “Tidak segan akan apa?” tanyanya lembut, aku ingin menjawab tapi bibir kelu, Kyuhyun tersenyum kecil ia kembali mengecup bibirku.

Tubuhku bahkan tidak menolak ketika Kyuhyun menarik tanganku lalu melingkarkan tangannya dipinggangku, ia memandang sekilas lalu kembali menciumku. Aku reflex menutup mataku bahkan tanpa sadar aku membalas ciumannya dan entah tanganku  sudah menglingkar manis di leher Kyuhyun.
Bunyi suara decapan bibir kami terdengar di ruangan tersebut, tidak ada yang ingin menyudahi aktivitas ini keduanya saling merindukan hal ini satu sama lain. Mereka akan melanjutkan lagi jika di salah satu dari mereka berhenti mengambil nafas.

Tidak ada pembicaraan setelah kejadian tadi, Kyuhyun mengantarku ke apartement menggunakan mobilnya. “Gomawo” ucapku padanya sambil membungkukkan badanku. Aku terkejut ketika Kyuhyun ikut turun dari mobilnya. Ia menarikku pergi lalu masuk ke dalam lift.

Aku memandangnya tak percaya, “Yak, kenapa kau diam. Pencet nomornya” aku tersadar dan buru-buru menekan tombol lift tersebut. Aku kembali terhenyak ketika Kyuhyun mengenggam tanganku, ia tersenyum tipis padaku.

Kyuhyun ikut masuk ke dalam apartement Haena, ia ingin tahu bagaimana isi apartement yang dihuni oleh Haena. Apartement Haena cukup luas jika dihitung untuk dihuni sendiri, Kyuhyun tersenyum licik mungkin ia bisa menumpang sewaktu-waktu jika ia malas tidur di dorm.

“Ini untukmu” aku memberikan air mineral botol kepada Kyuhyun, Kyuhyun menerimanya tanpa menunggu ucapan darinya aku lansung meninggalkannya menuju kamarku. Aku mengambil baju ganti, menyambar handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Kyuhyun sendirian.

Kyuhyun mengamati setiap sudut apartement Haena, apartement Haena sangat dominan dengan wajah biru dan putih, ia tersenyum kecil itu adalah warna kesukaan Haena. Kyuhyun memutar kenop pintu yang merupakan kamar Haena. Kamar yang rapi dengan warna yang sama, Haena memang selalu menjaga kerapihan kamarnya karena itu ia sering sekali memarahi dirinya jika kamarnya berantakan dan akhirnya Haena yang merapihkan kamarnya. Disudut kamarnya terpasang rapi boneka doraemon, boneka pemberiannya.

Kyuhyun pun beralih ke arah ranjang, ia melirik sebuah bingkai foto yang terbalik dan tidak terpajang di atas mejam, ia pun mengambil bingkai foto tersebut matanya lansung membulat ketika mengetahui foto didalam bingkai tersebut.

Aku mengusap rambutku dengan handuk, ku buka pintu kamarku. Betapa terkejutnya aku ketika melihat Kyuhyun yang berada di dalam kamarku, dan ditambah Kyuhyun kini memegang bingkai fotoku. Aku lansung menghampirinya dan merebut bingkai foto tersebut dari tangan Kyuhyun membuatnya terkejut.

“Yak, jangan seenaknya memasuki kamar orang apalagi melihat barangnya” tegurku padanya. Kyuhyun terdiam lalu mengangguk, aku menghela nafas lega karena ia tidak lagi bertanya masalah foto itu.

Kyuhyun duduk di ranjang Haena, ia menggoyangkan sebentar ranjang itu. “Empuk” aku mengerutkan kening melihat tingkahnya yang aneh. “Aku tidur sini ya” aku lansung melongo tak percaya.

“Ani, kau harus pulang” Tolakku. “Yak, apa kau tega menyuruhku pulang, ini sudah malam” ucapnya. Aku menghela nafas ketika Kyuhyun memperlihatkan wajah agyeonya. Ku buka lemariku mengeluarkan pakaian yang bisa digunakan Kyuhyun.

“Pakai ini” aku memberikan handuk dan 1 stel baju, Kyuhyun menerimanya ia meniliti baju pemberianku. “Yak, kenapa kau memiliki baju namja?” seru Kyuhyun mendapati jika baju yang diberikan Haena adalah baju namja.

Aku berdecak kesal, “Itu milik sepupuku, ia memang sering tidur disini lebih tepatnya tidur sofa”. Kyuhyun terdiam sejenak, “Jinjja?” tanyanya lagi. “Eo” pendekku, Kyuhyun mengangguk pelan ia beranjak bangun. Sepeninggalan Kyuhyun, aku menghela nafas lega aku buru-buru mengantur detak jantungku yang tidak karuan.

Aku duduk di kursi rias sambil mengeringkan rambutku dengan handuk lalu menyirisirnya. Bayangan ketika aku dan  Kyuhyun berciuman tadi membuatku termenung, seharusnya aku menolak tapi aku malah membalasnya. Ternyata aku benar-benar merindukan sentuhan darinya.

Kyuhyun baru saja selesai mandi ternyata baju yang diberikan Haena ukurannya pas dengannya ia pun membuka pintu kamar Haena, ia mendapati Haena yang sedang  termenung.

Aku tersadar ketika Kyuhyun memelukku dari belakang, ia menyadarkan bahunya di pundakku, karena keasikan melamun aku tidak tahu sejak kapan ia sudah selesai mandi dan sudah kembali ke kamar. “Apa yang sedang kau pikirkan, eo?” tanyanya lembut. Kami saling memandang satu sama lain melalui cermin.

“Tidak ada” bohongku, aku melepas tangan Kyuhyun membuatnya berhenti memelukku. Kyuhyun terdiam sambil memperhatikan Haena yang perlahan berbaring di ranjang, ia tidur sambil memungguiku sebelumnya ia menaruh guling di tengah.

Aku merasakan jika ranjang bergoyang, Kyuhyun naik ke atas ranjang. Aku mencoba untuk tidur menutup kedua mataku. Kyuhyun mengambil guling yang menjadi pembatas antara dirinya dengan Haena lalu bergeser mendekat ke Haena, ia menarik selimut agar menutupi Haena. Ia mencium puncak kepala Haena setelah itu ia ikut berbaring di samping Haena. Aku membuka mataku yang sempat penjam ketika aku merasakan jika Kyuhyun mencium kepalaku. Hal itu yang dulu adalah hal yang sering ia lakukan sebelum aku tidur. Aku tidak ingin berkomentar apapun karena itu aku memilih untuk tidur.

--
Aku perlahan membuka mataku, aku terkejut ketika melihat wajah Kyuhyun yang sangat dekat denganku dan kini aku baru sadar jika kami tidur sambil saling memeluk satu sama lain. “Bodoh, kau Haena” umpatku.

Aku baru saja ingin beranjak bangun tapi setelah melihat wajah Kyuhyun yang polos sekali kektika tertidur membuatku mengurungkan keinginanku. Kyuhyun tetap terlihat tampan meskipun sedang tertidur, tanpa sadar tanganku terulur mengusap wajahnya lalu turun mengusap pipinya dan berakhir dibibirnya. Bibir yang semalam menciumku dan hanya bibir inilah yang menyentuh bisa menyentuh bibirku. Aku tidak pernah berciuman selain dengan Kyuhyun karena itu aku menolak semua adegan yang berkaitan dengan ciuman.

Tanpa sadar aku menutup mataku, mendekatkan wajahku lalu mencium bibir Kyuhyun. Aku membuka mataku ketika tersadar dan lansung melepas ciumanku. “haishh, apa yang kau lakukan Haena” runtukku, aku buru-buru beranjak dari ranjang dengan sebelumnya menyingkirkan tangan Kyuhyun secara perlahan-lahan.

Aku menggulung rambut panjangku ke atas, entah kenapa aku tergerak untuk membuat sarapan untukku dan Kyuhyun. Setelah selesai aku kembali masuk ke dalam kamar, aku terdiam memikirkan bagaimana cara membangunkan Kyuhyun jika dulu aku bisa melakukannnya dengan cara manis tapi apakah ia aku juga harus melakukannya dengan cara yang sama mengingat  status hubungan kami yang sudah berakhir.

Aku naik ke atas ranjang, “Kyuhyun, bangun” ucapku sambil menepuk-nepuk pundaknya. “Hyung, aku masih ngantuk” giaunya sambil meringsuk  ke balik selimut lebih dalam. Aku tercengang, aku tidak di terima dipanggil hyung. Aku menghela nafas, terpaksa aku harus membangunkan dengan cara manis.

Ku usap rambut kepala Kyuhyun pelan, lalu mengusap pipinya “Kyu, bangun” ucapku. “eo, cagiya nanti saja aku masih mengantuk” aku kembali tercengang, bukan karena ia memanggilku cagiya tapi itu adalah jawaban yang dulu sering Kyuhyun ucapkan ketika aku membangunkannya. Aku kembali mengusap pipinya, aku ingin tahu jawaban keduanya apakah sama “Kyu, bangun” ulangku. Kyuhyun memegang tanganku yang mengusap pipinya, lalu menciumnya “nde, cagiya sebentar lagi aku bangun. Tunggu aku, eo. Aku mencintaimu” tanpa sadar aku menitikkan air mata, Kyuhyun masih sama seperti dulu. Ia tidak pernah berubah, aku yakin jika ia masih mencintaiku.

Kyuhyun perlahan membuka matanya ketika ia mendengar isakan seseorang, ia sedikit terkejut mendapati Haena yang menangis ia buru-buru beranjak bangun. Aku menghapus air mataku ketika tiba-tiba saja kau terbangun, “Haena” lirihnya.

“eo, gwaechana” aku beranjak turun dari ranjang.

Srekk, langkahku terhenti ketika Kyuhyun memelukku dari belakang. “Mianhae, Haena.. Jeongmal mianhae” lirihnya. Air mataku kembali mengalir, “aku masih mencintaimu sayang” aku tercengang mendengarnya, Kyuhyun membalikkan tubuhku untuk menghadap ke arahnya. Tangan kiri melingkar di pinggangku sedangkan tangan kanannya menyeka air mataku.

Ia tersenyum kecut, “Aku tidak pernah berniat membuatmu menangis. Sekalipun aku pun tidak pernah tapi aku sadar selama 7 tahun ini kau selalu menangis karenaku”

Air mataku kembali mengalir, aku memukul-mukul pelan dada Kyuhyun “Aku benci kau Cho Kyuhyun, aku benci kau. Aku benci kau karena hingga kini aku tidak bisa melupakanmu dan berhenti mencintaimu” Kyuhyun nanar mendengarnya ia menarik tubuh Haena ke dalam pelukannya membiarkan Haena menangis dalam pelukannya.

“Mianhae sayang, maafkan aku tidak mengatakan alasan itu dari awal dan maaf jika aku memilih karierku daripada dirimu”

Aku melepaskan pelukan Kyuhyun lalu memandangnya penuh ucapan Kyuhyun tadi begitu mengambang, Kyuhyun tersenyum ia kembali menghapus air mataku dengan tangannya. “7 tahun lalu adalah tahun diamana aku harus mengambil keputusan yang sangat berat. Setelah 1 tahun aku debut, manangement mengetahui jika aku memiliki hubungan denganmu. Mereka memaksaku untuk mengakhiri hubunganku denganmu tapi aku bersikeras menolaknya. Hingga akhirnya management memberikan 2 pilihan padaku yaitu jika putus denganmu aku masih bisa melanjutkan karierku tapi jika aku memilih dirimu mereka akan menghentikan karierku” aku menutup mulutku dengan tanganku, “Maafkan aku, karena aku memilih karierku dibandingkan dirimu” sambungnya sedih.

Aku memang tidak pernah tahu alasan jelas ketika Kyuhyun meminta mengakhiri hubungan kami, dulu ia memintaku menemuinya dan saat itulah ia mengatakan jika ia tidak mencintaiku lagi dan meminta hubungan kami berakhir.

Karena alasan yang mengambang itulah aku selalu memohon kepada Kyuhyun untuk kami bicara tapi Kyuhyun selalu menolak, ia selalu mengatakan “tidak ada yang perlu kita bicarakan” dan kalimat itu membuatku sakit hati dan menggunakan kalimat itu ketika Kyuhyun ingin mengajak bicara denganku.

Aku kembali memukul-mukul dada Kyuhyun, “bodoh, kenapa kau tidak mengatakan itu padaku. Kenapa kau malah berbohong dan mengatakan jika kau tidak mencintaiku lagi,eo” ocehku.

Kyuhyun menariku ke dalam pelukannya lagi, “mian, aku tahu aku memang salah”

“Kau tidak tahu hatiku sakit sekali ketika kau mengatakan jika kau tidak mencintaiku lagi. Seharusnya kau mengatakannnya dengan jujur padaku itu lebih baik”

Kyuhyun tidak pernah mengira jika jawaban Haena akan seperti ini, ia malah mengira Haena akan lebih marah jika ia mengetahui jika ia lebih memilih kariernya dibandingkan dirinya. “Mianhae” lirihnya.

“Kau tidak tahu betapa tersiksanya aku mengetahui kau terlibat kecelakaan maut 6 tahun lalu. Kau tidak tahu aku selalu menunggumu di rumah sakit, eomma selalu menyuruhku untuk bersabar menunggu kabar dari berita tapi aku tidak bisa karena itu aku selalu menunggu di rumah sakit dan berharap ada berita baik tentang keadaanmu”

Kyuhyun terhanyut mendengarnya, “Kau tahu, aku tidak suka menonton teve tapi karenamu aku selalu menontonnya, hanya karena untuk melihatmu” Kyuhyun mengeratkan pelukannya.

“Mian” ucap Kyuhyun lagi.

“Akhirnya aku memilih untuk menjadi artis dan berharap aku bisa bertemu denganmu tapi ketika kita tidak sengaja bertabrakan dan bertemu kau sama sekali tidak menyapaku. Kau jahat Kyuhyun ah, kau jahat” Kyuhyun menutup matanya, ia tidak sadar sejak kapan air matanya ikut mengalir.

“Mian” ucapnya bergetar. Aku terdiam mendengar ucapan Kyuhyun, nadanya terdengar seperti orang menangis. Aku melepaskan pelukannya, “Kyuhyun ah kau menangis”
“eo, ani” Kyuhyun buru-buru menyeka air matanya. Aku memegang pipinya dengan kedua tanganku, “Kau menangis Kyuhyun ah, kau tidak bisa berbohong padaku” Kyuhyun meruntuki dirinya yang tidak bisa berbohong kepada Haena. Air matanya kembali mengalir, “Mianhae sayang, maafkan aku. Aku memang bodoh telah melepasmu pergi. Aku rela melakukan apapun untuk menebus semuanya, asalkan kau kembali padaku dan kita kembali seperti dulu” mohonnya.

Air mataku kembali mengalir bukan karena sedih tapi aku terharu mendengar permohonannya yang menginginkan aku kembali padanya.

“Kau akan melakukan apapun?” tanyaku memastikan, Kyuhyun mengangguk cepat. “Berhentilah menangis dan katakan jika kau mencintaiku” seketika Kyuhyun pun berhenti menangis.

“Saranghae Choi Haena, jeongmal saranghae” aku tersenyum lalu memeluk Kyuhyun, “nado, saranghaeyo Kyuhyun ah” aku benar-benar lega sekarang apa yang aku lakukan ternyata membuahkan hasil.

“Kajja, kita sarapan” aku melepas tautan kami, Kyuhyun mengangguk. Aku tidak ingin kami terlalu lama terhanyut dalam kesedihan.

Kyuhyun duduk di kursi makan yang memang sengaja aku buat hanya untuk dua orang saja. “Kau harus banyak makan, eo. Kau terlihat kurus sekali” Kyuhyun tersenyum senang mendengarnya, ia merindukan ocehan khas kekasihnya itu.

“Jangan ada yang tersisa, jika ada yang tersisa aku akan menyuruhmu makan sayur” ancamnya sambil memperlihatkan sayuran di sendoknya.

“araseo” aku tersenyum melihat Kyuhyun yang sudah memakan makanannya dengan lahap, aku ikut memakan makananku, “Yak, kau belum menjelaskan hubunganmu dengan Donghae hyung dan Jino”

“Eo, hubunganku dengan Donghae itu..”

Flash back

Disinilah aku duduk sendiri sambil memandangi pantai yang dulu menjadi saksi bisu kebersamaanku bersama Kyuhyun. Terbayang dimana aku dan Kyuhyun saling berkejar-kejaran, saling mencipratkan air satu sama lain, kenangan itu tidak bisa hilang dan selalu terkenang olehku.

“Eo, benar Haena” aku menoleh mendengar seseorang mengucapkan namaku. “Eo, Donghae oppa” Donghae tersenyum ia ikut duduk di sampingku. “apa yang kau lakukan disini?” tanyanya, ia mengedarkan pandangannya menoleh ke kanan dan ke kiri “kau sendirian?” tanyanya lagi.

Aku mengangguk pelan, “eo, aku sendiri. Aku sedang ingin melihat pantai saja” Donghae mengangguk pelan. Aku dan Donghae mengenal cukup baik karena kami sempat bertemu beberapa kali di sebuah acara ketika aku menjadi bintang tamu dan kami selalu satu media jika mebintangi sebuah drama.

“Donghae oppa” Donghae menoleh, “Wae” aku terdiam untuk berpikir sejenak, “bisakah kau membantuku?” Donghae mengerutkan kening bingung, “kau butuh bantuku?” tanyanya balik, aku mengangguk pelan.

“Eo, jadi apa yang ingin ku bantu?”

Aku tersenyum senang, “aku mencintaimu” Donghae tercengang mendengarnya. “Haena..” lirih Donghae.

“Bantu aku agar aku bisa mendengar Kyuhyun mengatakan itu padaku” mimic wajah Donghae berubah seketika yang semula hati senang menjadi redup. “Eo, Kyuhyun” ulang Donghae.

Aku menceritakan kisah cintaku pada Donghae, “araseo, aku akan membantumu”

“Gomawo, oppa”

Flash back end

“Mwo, berarti kau bekerjasama dengan Donghae hyung tentang acara waktu itu”

Aku mengangguk pelan, “Yak, aku hampir kena serangan jantung ketika kau mengatakan menunggu lamaran dari Donghae” cerocosnya.

Aku terkekeh kecil, “tapi aku bingung kenapa Donghae bisa mengetahui jika aku menyukai es cream coklat” Haena memasang wajah bingung sekaligus penasarannya.

“Karena, aku yang memberikannya padanya dan menyuruhnya memberikannya padamu” ucap Kyuhyun sambil menguyah makannya.

“Mwo, Jinjja?” Aku tidak percaya jika Kyuhyun melakukan itu.

Flash back

Aku sudah mengenalnya” semua member memandang selidik sedangkan Kyuhyun sedikit terkejut mendengarnya. “Kau sudah mengenalnya? Sejak kapan?” tanya Kangin.
Aku melirik sekilas Kyuhyun, “Sejak debut, aku adalah fans Kyuhyun” semua member mengangguk mengerti. Kyuhyun pergi begitu saja ketika mendengar jawaban Haena membuat member lain terkejut termasuk Haena. “Sudah, biarkan saja dia, dia memang seperti itu” tutur Siwon. Aku hanya tersenyum simpul, “Tunggu disini sebentar” aku mengangguk ketika Donghae berkata padaku.

Kyuhyun melihat Donghae yang sedang ingin memesan minuman, “Kau ingin minum hyung?” tanya Kyuhyun. “ah, ani. Bukan untukku tapi untuk Haena, tapi aku bingung memilih minuman yang mana?” tanya Donghae sambil melihat menu minuman yang tersedia.

Kyuhyun tersenyum tipis, “Ini, pesanan anda tuan Cho” pelayan memberikan satu gelas es cream coklat pada Kyuhyun. “Kau memakan es cream?” tanya Donghae tidak percaya.

“Haisshh, ini bukan untukku” Donghae mengerutkan kening, jika bukan untuknya jadi untuk siapa. “Berikan ini pada Haena, ia hanya menyukai es cream dan air mineral saja selain itu ia tidak menyukainya”

Donghae melongo mendengarnya penjelasan Kyuhyun, “araseo, gomawo Kyuhyun ah” Donghae membawa gelas berisi es cream tersebut. Kyuhyun hanya tersenyum kecut melihat wajah Haena yang sedikit terkejut ketika Donghae memberikannya es cream, ia pun kembali bergabung.

Flash back end

Aku mendengus kecil, “dasar, namja menyebalkan. Bukan kau yang memberikannya padaku malah menyuruh orang lain” gerutuku. Kyuhyun terkekeh mendengarnya. “Jadi, bagaimana dengan Jino?” Kyuhyun hampir saja melupakan tentang itu.

“Hanya hubungan rekayasa” Haena menanggapinya dengan santai. Kyuhyun berpikir sejenak, “Aku tahu itu tapi teteplah seolah-olah kau berhubungan dengan Jino” ujarnya.

Aku mengerutkan kening, “maksudmu?”. Kyuhyun menjawab dengan senyuman licik, membuatku mengerti maksud senyuman itu.

Aku menegak air dari gelas di sampingku, “Kau sendiri, apa rasanya bisa berciuman dengan 3 gadis di drama musikalmu itu” Kyuhyun berhenti menyendokan makanannya ke dalam mulutnya, ia memandang wajah Haena yang terlihat sekali jika ada aora aneh dalam dirinya.

“Itu.. hanya skenario sayang, aku tidak benar-benar berciuman dengan perasaan itu semua benar-benar acting. Sungguh” Kyuhyun mengangkat 2 jarinya yang ke udara untuk meyakinkan kekasihnya itu.

Aku berdecak kecil, “alasan”

“Aku serius sayang, kau tahu aku tidak bisa berbohong padamu” sambungnya lagi.

“Aku bahkan menolak setiap job jika aku harus memerankan adegan ciuman dan aku mengajukan syarat kepada manangement, aku akan setuju berpura-pura menjalin hubungan dengan Jino asalkan aku hanya bergandengan saja tidak lebih dari itu tapi kau malah…” aku tidak melanjutkan ucapanku karena terlalu kesal, melihat kenyataan jika Kyuhyun menerima job dengan adegan seperti itu.

“Araseo-araseo, aku tidak akan lagi mengambil job seperti itu lagi sayang, jadi berhentilah merajuk” bujuk Kyuhyun, aku mengerlingkan mataku malas.

“Choi Haena”

“Ne-ne, aku memaafkanmu” Kyuhyun tersenyum senang mendengarnya, ia kembali melanjutkan memakan makanannya.

“Hei, kau tidak bekerja?” Kami kini sedang menonton teve bersama, Kyuhyun menaruh kepalanya di pahaku menjadikannya sebagai bantal.

“ani, aku hari ini aku libur” aku mengangguk pelan, “kau sendiri?” tanyanya balik. “Nado, hari ini aku juga libur” Kyuhyun tersenyum senang mendengarnya.

“Berarti hari ini kita bisa bermesraan” goda Kyuhyun sambil mengusap-usap pipi Haena. Aku mencubit hidung Kyuhyun, “dasar mesums” ejekku.

Kyuhyun beranjak bangun dari tidurnya, “Yak, kita sudah 7 tahun tidak bersama dan bermesraan, apa kau tidak merindukan sentuhan dariku”

“ani” bohongku.

“Yak, Choi Haena” seru Kyuhyun, aku terkekeh mendengarnya. Aku pun mendekat ke arahnya melingkarkan kedua tanganku di pingangganya lalu menyandarkan kepalaku ke pundaknya. “aku merindukan dirimu, Kyuhyun ah. Aju manhi” Kyuhyun tersenyum ia pun membalas pelukan Haena.

--
Haena dan Kyuhyun menghabiskan waktu bersama di apartement Haena. “Kyuhyun nyanyikan satu lagu untukku” Haena dan Kyuhyun masih berada di ruang tamu masih menonton teve bersama tapi posisi mereka berubah karena keduanya sama terbaring di satu sofa yang sama. Haena membalik tubuhnya perlahan yang semula memunggungi Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum tipis, ia menarik nafas lalu perlahan mulai bernyanyi

이윽고 내가 한눈에 너를 알아봤을 때
ieukgo naega hannune neoreul arabwasseul ttae
Setelah beberapa saat ketika aku mengenalmu

모든 건 분명 달라지고 있었어
modeun geon bunmyeong dallajigo isseosseo
Semuanya jelas telah berubah

내 세상은 널 알기 전과 후로 나뉘어
nae sesangeun neol algi jeongwa huro nanwieo
Duniaku terpisah antara sebelum dan setelah mengenalmu

니가 숨 쉬면 따스한 바람이 불어와
niga sum swimyeon ttaseuhan barami bureowa
Ketika kau bernafas angin yang hangat berhembus

니가 웃으면 눈부신 햇살이 비춰
niga useumyeon nunbusin haessari bichwo
Ketika kau tersenyum cahaya matahari yang menyilaukan

거기 있어줘서 그게 너라서
geogi isseojwoseo geuge neoraseo
Kau ada disana, karena itu memang kau

가끔 내 어깨에 가만히 기대주어서
gakkeum nae eokkaee gamanhi gidaejueoseo
Terkadang kau diam-diam bersandar dibahuku

나는 있잖아 정말 빈틈없이 행복해
naneun itjanha jeongmal binteumeobsi haengbokhae
Kau tau, aku benar-benar sangat bahagia

너를 따라서 시간은 흐르고 멈춰
neoreul ttaraseo siganeun heureugo meomchwo
Aku akan mengikutimu seiring dengan berjalan dan berhentinya waktu

물끄러미 너를 들여다 보곤 해
mulkkeureomi neoreul deullyeoda bogon hae
Kadang-kadang, aku memandangimu

물끄러미 너를 들여다 보곤 해
geugeot malgoneun amugeotdo hal su eobseoseo
Karena aku tidak bisa melakukan apapun selain itu

너의 모든 순간 그게 나였으면 좋겠다
neoui modeun sungan geuge nayeosseumyeon joketda
Setiap moment bersamamu, aku harap akan selalu bersamaku

생각만 해도 가슴이 차올라 나는 온통 너로
saenggangman haedo gaseumi chaolla naneun ontong neoro
Hanya pikiran itu yang meliputiku, memenuhinya dengan dirimu mu

보고 있으면 왠지 꿈처럼 아득한 것
bogo isseumyeon waenji kkumcheoreom adeukhan geot
Ketika aku melihatmu, kau terlihat sangat jauh bagaikan mimpi

몇 광년 동안 날 향해 날아온 별빛 또 지금의 너
myeot gwangnyeon dongan nal hyanghae naraon byeolbit tto jigeumui neo
Sinar bintang yang terbang kepadaku setelah beberapa tahun cahaya adalah dirimu yang sekarang

거기 있어줘서 그게 너라서
geogi isseojwoseo geuge neoraseo
Kau ada disana, karena itu memang kau

가끔 나에게 조용하게 안겨주어서
gakkeum naege joyonghage angyeojueoseo
Karena terkadang kau diam-diam bersandar dibahuku

나는 있잖아 정말 남김없이 고마워
naneun itjanha jeongmal namgimeobsi gomawo
Kau tau, aku benar-benar sangat berterimakasih tuk semuanya

너를 따라서 시간은 흐르고 멈춰
neoreul ttaraseo siganeun heureugo meomchwo
Aku akan mengikutimu seiring dengan berjalan dan berhentinya waktu

물끄러미 너를 들여다보곤 해
mulkkeureomi neoreul deullyeodabogon hae
Kadang-kadang, aku memandangi dirimu

너를 보는 게 나에게는 사랑이니까
neoreul boneun ge naegeneun saranginikka
Aku bisa melihat semua hal itu karena aku mencintaimu

너의 모든 순간 그게 나였으면 좋겠다
neoui modeun sungan geuge nayeosseumyeon joketda
Setiap saat bersamamu, aku harap akan selalu bersamaku
생각만 해도 가슴이 차올라 나는 온통 너로.
saenggangman haedo gaseumi chaolla naneun ontong neoro.
Hanya pikiran itu yang meliputiku, memenuhinya dengan dirimu

니 모든 순간 나였으면.
ni modeun sungan nayeosseumyeon.
Dalam semua moment yang pernah bersamamu

Aku bertepuk tangan ketika Kyuhyun mengakhiri lagunya, “suaramu memang bagus” pujiku.

“gomawo” balasnya.

Aku menguap kecil, “aku mengantuk, aku ingin tidur”

“yasudah tidurlah” titah Kyuhyun.

“mwo, tidur disini?” Kyuhyun mengangguk pelan, “Waeyo?” tanyanya. “Yak, bagaimana jika aku nanti terjatuh?”

Kyuhyun menariku dalam dekapannya, “Jangan takut, aku akan menjagamu agar kau tidak terjatuh” ujarnya, aku mengangguk dalam dekapannya lalu mulai memejamkan mataku. Tidur dalam pelukan Kyuhyun memang selalu terasa hangat, Kyuhyun mencium kening Haena ketika melihatnya yang sudah terpejam.

Author Pov

Saena tersenyum senang melihat Haena kini sering sekali tersenyum. Sebelumnya Haena sempat memarahinya karena menjadi dalang dirinya bertemu dengan Kyuhyun.

Hingga kini public masih percaya jika Haena dan Jino berhubungan. Haena masuk ke dalam mobil di susul Saena, syuting hari ini sudah selesai. Ternyata menjadi aktris itu sangat melelahkan juga.

Semenjak hubungan mereka kembali seperti semula, Kyuhyun lebih sering menginap di apartement Haena, ia tetap akan datang meskipun jadwalnya berakhir tengah malam dan Haena sudah tidur lebih dulu. Haena memberikan kunci sandi pintu apartementnya pada Kyuhyun agar ia tidak perlu usah-usah membukakan pintu untuk Kyuhyun.

“Aku tidak mendengar berita Haena dengan Jino lagi. Apa hubungan mereka sudah berakhir?” Eunhyuk membuka pembicaraan ketika member berkumpul di ruang tamu.

“eo, benar. Aku juga tidak mendengarnya” sahut Ryeowook.

Kyuhyun hanya melirik sekilas hyung-hyungnya, ia tidak ingin menanggapi pembicaraan mereka. “Eo, Donghae ya. Aku kira kau menjalin hubungan dengan Haena” kata Heechul.

Donghae tersenyum simpul, “aniya, aku hanya berteman baik dengannya dan dia hanya menganggapku oppanya bukan seorang namja yang bisa mengambilnya. Dan, aku tahu dia sangat mencintai seseorang” jelas Donghae.

“Jinjja, siapa orang itu?” tanya Sindong penasaran. Donghae melirik sekilas ke arah Kyuhyun, “Mian, aku tidak memberitahunya, ia adalah privasi Haena” Sindong mengangguk mengerti.

Tring, Kyuhyun menyambar cepat ponselnya yang tergeletak di atas meja. Haena baru saja mengirimkan gambar dirinya ia berpose sambil memegang semua kertas bertuliskan “I love Kyuhyun” Kyuhyun tersenyum melihatnya.

Member yang berada di sana memandang Kyuhyun bingung Kyuhyun terlihat sedang jatuh cinta, Donghae memberikan isyarat agar tidak ada yang bertanya.

Hery menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah mall, Haena pun keluar setelah memastikan penampilannya terlebih dahulu. “Selamat bersenang-senang” ucap Saena

Haena tersenyum kecil, “kami duluan” pamitnya

“nde” Saena tersenyum kecil lalu ia menaikkan kaca mobilnya, Hery pun kembali menjalankan mobilnya. Melihat mobilnya yang sudah berbelok, Haena pun berjalan masuk ke mall. Hari ini ia akan makan siang bersama Jino tapi sebelumnya ia ingin mengikuti fans meeting yang diadakan oleh Super Junior.

Antrian panjang fans yang ingin mendapatkan tanda tangan Super Junior pun sudah bisa terlihat dari pintu tempat yang menjadi acara fansmeeting tersebut. Haena masuk dalam antrian tersebut bersama dengan fans Super Junior yang lain. Setiap fans akan mendapatkan tandatangan dari semua member.

Kyuhyun berada dipaling ujung, mungkin karena dia adalah member termuda, senyum tidak pernah lepas dari wajahnya setiap kali memberikan photo yang sudah ditandatanganinya begitupula dengan member yang lain.

Haena mengeluarkan sebuah foto dari dalam tasnya, ia ingin Kyuhyun menandatangani foto tersebut. Haena menyerahkan fotonya ketika ia tiba di tempat Kyuhyun, Kyuhyun terkejut melihat foto yang disodorkan padanya. Ia mengadahkan pandangannya, “Haena” lirihnya.

“Palli, kau membuat antrian berhenti” tegur Haena sambil tersenyum kecil. Kyuhyun tersadar dan buru-buru menandatangani foto yang tadi Haena sodorkan, foto yang ia kirimkan padanya tadi pagi.

“Gomawo, oppa” ucap Haena sambil tersenyum senang, Kyuhyun memandangi punggung Haena yang mulai menjauh. “Kyuhyun oppa” Kyuhyun tersentak, ia melihat seorang yeoja berdiri di hadapannya menunggu tandatangannya. “eo, mian” ia pun dengan cepat menandatangani fotonya.

“Gomawo,oppa” ucap yeoja itu.

“nde” Kyuhyun menarik nafas kecil, ia pun kembali melanjutkan kegiatannya.
Haena berjalan sambil tersenyum memandangi fotonya yang ditandatangani oleh Kyuhyun, lalu memasukkan kembali foto tersebut ke dalam tasnya.

Haena masuk ke dalam toilet, ia memandang wajahnya di depan cermin westafel toilet sejenak lalu melepas kacamata yang ia gunakan lalu menjempit sisi kanan rambutnya. Beberapa pengunjung yang masuk ke dalam toilet sedikit terkejut melihat keberadaan Haena disana, bahkan beberapa sengaja berlama-lama di toilet untuk melihat Haena. Haena memberikan senyum kecil pada orang di toilet yang memandangnya sebelum keluar dari toilet.

Ia ada janji dengan Jino untuk makan siang bersama, Yah berita tentang hubungan mereka akhir-akhir ini memang sedikit menurun dan management kembali meminta mereka untuk melakukan sesuatu untuk itu. Haena sedikit jengkel melihat sikap manangementnya, jika  kelak ia harus melakukannya lagi, ia akan mengganti management.

Kyuhyun terlihat focus dengan ponsel di tangannya, pekerjaan hari ini sudah selesai karena itu ia kini berada di apartement Haena. Matanya dengan seksama membaca setiap baris kalimat berita yang kini menarik perhatiannya. Yah, berita mengenai Haena dan Jino.

“Choi Haena dan Kim Jino buktikan jika hubungan asmara mereka belum berakhir”

“Choi Haena dan Kim Jino kembali makan siang bersama”

Kyuhyun tersenyum kecut ketika melihat foto Haena dan Jino yang makan siang bersama.

Haena berjalan menuju apartementnya, acaranya bersama Jino sudah selesai karena itu ia ingin membersihkan badannya lalu beristirahat sejenak.

Kyuhyun menoleh ke arah pintu ketika mendengarnya suara pintu terbuka. “Eo, kau sudah pulang” ucap Haena ketika melihat Kyuhyun duduk di sofa sambil memandang ke arahnya. “Eo, hari ini hanya fansmeeting saja” Haena mengangguk pelan, ia melepas sepatu yang ia kenakan lalu menganggantinya dengan sandal rumah.

“Kau benar-benar pandai berakting” Kyuhyun berkata ketika Haena duduk di sampingnya, ia juga memperlihatkan berita mengenai dirinya bersama Jino. Haena tertawa kecil, “Kau harus selalu menginggat satu kata itu” Kyuhyun mengerutkan keningnya,

“Mwonde (Apa itu)”

Haena menghela nafas kecil, “Acting. Kau harus selalu menginggat jika itu hanya acting” Kyuhyun mengangguk pelan mengerti apa yang dimaksud Haena.

Haena menggulung rambut panjangnya ke atas, “Kau sudah makan?” tanyanya. “Sudah, sebelum kesini aku makan bersama member yang lain”

Haena mengangguk pelan lalu beranjak bangun, “Kau mau kemana?” tanya Kyuhyun. “Aku ingin mandi, wae?” Kyuhyun tersenyum licik, Haena mengelingkan mata melihat senyuman itu. Ia pun berjalan menuju kamarnya beberapa menit kemudian keluar dengan handuk di tangannya.

“Yak, Choi Haena” gerakan membuka pintu kamar mandi terhenti karena panggilan Kyuhyun, “Wae” tanyanya pendek. Kyuhyun masih tersenyum dengan liciknya, “Bagaimana jika kita mandi bersama” usulnya.

Haena berdecak, “dalam mimpimu” ucap Haena lalu masuk ke dalam kamar mandi. Sepeninggalan Haena, Kyuhyun tertawa kecil ia memang suka sekali melihat Haena kesal seperti ini. “Yak, Cho Kyuhyun kau tidak boleh memimpikan itu bahkan dalam mimpimu” Kyuhyun berhenti tertawa ketika Haena kembali membuka pintu kamar mandinya, dan tatapan terlihat sangat tegas.

“Araseo” Haena mengurucutkan bibirnya lalu kembali menutup pintunya. Kyuhyun pun memilih untuk masuk ke kamar dan memainkan pspnya.

Haena mengedarkan matanya ketika ia keluar dari kamar mandi, ia tidak menemukan Kyuhyun di tempatnya. “Kemana, namja mesum itu?” tanyanya sendiri. Ia pun masuk ke dalam kamarnya, terlihat Kyuhyun yang sedang asik dengan psp di tangannya.

Haena naik ke atas ranjangnya setelah menaruh handuknya. Melihat Kyuhyun yang asik sendiri ia pun memilih untuk bermain dengan ponselnya tapi ia tidak bertahan lama karena ia bosan, Haena memang tidak terlalu suka bermain ponsel ia hanya menggunakan seperlunya saja.

“Kyu” panggilnya.

“Hemm” Kyuhyun membalas dengan gumaman.

“Kyuhyun” panggilnya ulang.

“Wae, sayang. Aku dengar panggilanmu” Haena tersenyum kecut, Kyuhyun memang menjawab panggilannya tapi ia sama sekali tidak memandang ke arahnya. “Dasar namja mesum menyebalkan” runtuk Haena, ia pun membaringkan tubuhnya membelakangi Kyuhyun.
Kyuhyun melirik sekilas Haena yang berbaring membelakanginya, sebentar lagi ia akan menang tapi konsentrasinya berkurang karena Haena. Kyuhyun menghela nafas kecil, ia menghentikan permainannya lalu mendekati Haena.

“Kenapa kau memanggilku,eo?” tanya Kyuhyun lembut. “Tidak jadi” ketus Haena. Jika sudah seperti ini, Kyuhyun harus ekstra keras meluluhkan hati Haena. Haena lebih seram jika terlihat cemburu dengan pspnya dibandingkan ketika ia dekat yeoja lain.

Tring.

Haena mengambil ponselnya, “Haena buka pintu apartementmu sebentar lagi aku sampai” Haena reflex bangun ketika membaca pesan masuk dari Su Jin.

Tin tong.

“Haishh” gusar Haena, ia pun beranjak turun dari ranjang, “Jangan keluar dari kamar eo. Jika kau keluar aku benar-benar marah padamu” ucap Haena sedikit mengancam kepada Kyuhyun.

“Eo” Haena pun keluar dari kamarnya, Kyuhyun yang melihat itu hanya bingung.

“Yak, kenapa lama sekali” omel Su Jin, ketika Haena membukakan pintu. “eo, mian” Su Jin masuk begitu saja tanpa lebih dulu dipersilahkan masuk oleh Haena. “Yeoja itu” decaknya.

Su Jin duduk di sofa, “Kenapa kau kesini?” tanya Haena sambil ikut duduk di sofa. “Hanya ingin main saja” jawab Su Jin asal.

“Aku lapar, apa ada makanan?” Haena berdecak kecil, “kau ini” Su Jin tersenyum kecil. “Cari saja, kau pasti tahu dimana tempat aku menyimpan makanan” lanjutnya.

“Gomawo, Haena” ucap Su Jin sambil tersenyum senang, ia pun beranjak bangun, “eo, Haena kenapa di sini ada sepatu namja” entah kenapa matanya tiba-tiba tertuju pada rak sepatu Haena. “eo, itu sepatu Hery oppa” jawab Haena bohong.

“Oooh” Haena menghela nafas lega melihat Su Jin tidak bertanya lagi dan sudah berkutat mencari makanan di dapur.

“Bagaimana hubunganmu dengan Kyuhyun?” tanya Su Jin sambil mengunyah roti yang ia temukan di meja makan Haena.

“Kyuhyun” ulang Haena.
“Nde, Kyuhyun. Yak, Choi Haena jangan bilang kau sudah melupakan dia” ekspresi Su Jin terlihat jelas jika ia senang. “Mwo, ani. Aku tidak akan pernah melupakan dia” jawab Haena tegas.

Su Jin mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Haena, “Haishh, kenapa kau keras kepala sekali. Dia sudah membuatmu sakit hati selama 7 tahun, kau lupa itu”

Haena terdiam sejenak lalu tersenyum, “Su Jin ah, meskipun Kyuhyun sudah membuat hatiku sakit selama 7 tahun tapi perasaan dan cinta ini masih miliknya dan sampai kapanpun miliknya. Aku sudah mencoba melupakannya tapi tidak bisa” Kyuhyun yang berdiri di balik pintu terdiam mendengar ucapan Haena.

“Haruskah, kau terus mengharapkannya? Melihatnya waktu itu membuktikan jika ia tidak bisa diharapkan. Jika akhirnya seperti ini, dulu aku tidak akan pernah merestui hubungan kalian”

Haena sedikit terkejut mendengarnya, “Su Jin ah jangan seperti itu. Aku sudah memaafkan dia dan kau juga harus bisa memaafkannya”

“Hah, memaafkan namja yang sudah meninggalkanmu dan mencampakkanmu begitu saja. Tidak bisa. Apalagi ketika melihatmu setiap hari menangisi dia membuatku ingin sekali mencekik lehernya”

Kyuhyun keluar dari kamar Haena lalu menghampiri keduanya, “lakukanlah jika itu bisa membuat kau memaafkan aku” baik Haena dan Su Jin sama-sama terkejutnya melihat kedatangan Kyuhyun, keduanya pun reflex berdiri.

Su Jin memandang Kyuhun yang kini berada di hadapannya, “Kau bisa mencekik leherku, jika itu bisa membuat kau memaafkan aku” Su Jin menelan ludahnya pelan, ia tidak serius mengatakan itu.

“Kyuhyun ah” Kyuhyun memandang Haena, “Mianhae, aku keluar dari kamar. Aku akan terima kemarahanmu setelah ini” Kyuhyun kembali memandang Su Jin.

“Yak, aku tidak serius mengatakan itu” Su Jin membuka suaranya, Haena menghela nafas lega. Su Jin memandang Haena dan Kyuhyun bergantian lalu berhenti di Haena, “Yak sejak kapan namja menyebalkan ini tinggal disini?”

Haena meringis kecil, “Hampir 6 bulan” Su Jin membulatkan matanya, “Mwoya, hampir 6 bulan” Haena mengangguk pelan. Seketika Su Jin menjatuhkan tubuhnya di sofa, “Su Ji ah” Haena mendekati Su Jin, melihat mimic wajah Su Jin membuatnya sedikit khawatir.

Haena memandang Kyuhyun, “Oppa, tolong ambilkan minum untuk Su Jin” Kyuhyun mengangguk, ia menuruti perintah Haena.

“Ige” Haena menerima gelas dari Kyuhyun lalu membantu Su Jin untuk meminumnya, Su Jin meminumnya dengan pelan. “Gwaechanni?” tanya Haena ragu.

Su Jin mengerucutkan bibirnya, “Angwaechanna” ketusnya. Haena mengerti sikap Su Jin, “Kenapa kau tidak cerita padaku mengenai ini?”

“Aku ingin bercerita padamu, tapi setiap kali kita bertemu kau selalu saja mengomel tentangnya jadi aku mengurungkannya”

Su Jin terhenyak, Haena memang benar setiap kali mereka bertemu ia memang selalu mengomel tentang Kyuhyun dan bahkan memaki Kyuhyun. “Mian, aku memang berlebihan kepadamu”

Haena tersenyum kecil, “Gwaechana, aku senang dengan sikapmu seperti itu, jika kau melakukan itu berarti membuktikan jika kau menyanyangiku” Su Jin tersenyum, “Eo, aku memang sangat menyanyangimu” Ia pun memeluk Haena, Haena pun membalas pelukan Su Jin.

Su Jin beralih ke Kyuhyun ketika pelukan Haena terlepas, ia beranjak dan berdiri di hadapan Kyuhyun, Kyuhyun memandang Su Jin serius, ia akan terima apapun yang dilakukan Su Jin padanya. "Kau tahu, apa yang telah kau lakukan itu sulit dimaafkan, dan Haena terlalu mudah untuk memaafkanmu. Tapi, karena kebahagian Haena yang terpenting, aku bersedia memaafkanmu”

Haena tersenyum senang, Su Jin menepuk pundak Kyuhyun pelan, “Jika, kau berani melakukan ini lagi. Aku akan benar-benar mencekikmu,eo” ancamnya.

“Hem, araseo. Aku tidak akan menyakitinya lagi”

“Geure, aku pegang janjimu”

Haena bahagia melihat Su Jin yang sudah memaafkan Kyuhyun, Haena memandang Kyuhyun begitupula sebaliknya keduanya saling tersenyum satu sama lain.

--

Kyuhyun duduk dihadapan Haena, Su Jin sudah pulang setelah selesai makan malam dan tentunya selesai ia mengoceh. Haena terdiam melihat Kyuhyun yang kini memegang kedua tangannya , lalu mencium kedua tangannya lembut penuh dengan perasaan.

“Mian, sudah membuatmu sakit” tuturnya lembut. Haena tersenyum penuh, tangannya terulur mengusap pipi Kyuhyun, “gwaechana, aku sudah memaafkanmu. Jangan menyalahkan dirimu tentang ini, eo” ujar Haena.

Kyuhyun mengangguk pelan lalu tersenyum, diciumnya kening Haena. “Sudah malam sebaiknya kita tidur” tutur Kyuhyun, Haena mengangguk pelan. “Eo, Kyuhyun” Haena terkejut karena tiba-tiba saja Kyuhyun menggendongnya ala bridal, ia pun reflex melingkarkan kedua tangannya ke leher Kyuhyun agar tidak terjatuh.

“Aku berat, lebih baik turunkan aku” pinta Haena.

“Yah, kau memang berat jadi berhenti bicara jika tidak ingin terjatuh” Haena mengerucutkan bibirnya, detik berikutnya bibirnya sudah menempel di pipi Kyuhyun membuat Kyuhyun menghentikan langkahnya.

“Yak, jangan menggodaku, aku bisa melakukan lebih dari itu” ucapnya sedikit menggoda. “Dasar namja mesum” ejek Haena, Kyuhyun melanjutkan langkahnya “Aku mendengarnya” Haena lansung terdiam.

Haena Pov
Aku berkutat di dapur untuk menyiapkan makanan untuk dibawa ke rumah Kyuhyun, Kyuhyun sudah berangkat lebih dulu karena itu aku tidak perlu khawatir untuk mempersiapkannya.

Ku kendarai mobilku menuju rumah Kyuhyun, aku memencet bel rumahnya ketika sampai di depan pintu. “Annyeong, eomma” Sapaku ketika tahu eomma yang membukakan pintu.

“Eo, Haena-ah” aku mengerutkan kening, ada yang aneh dengan sikap eomma terlebih ia sedikit mencuri pandang ke dalam rumah. “Seperti biasa aku membawakan makanan untukmu” ku berikan shopping bag yang berisi kotak makanan.

“Eo, gomawo” Eomma menerimanya, aku tersenyum melihatnya. Biasanya eomma akan lansung menyuruhku masuk untuk mencipipi masakanku bersama tapi entah kenapa hari ini berbeda.

Eomma memandang Haena ragu, ia tidak yakin mengajak Haena masuk tapi ia ingin sekali mencipipinya bersama.

“Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanyaku padanya. Eomma sedikit kikuk “Eoh, ani. Kajja, kita masuk ke dalam” aku tahu eomma sedikit segan mengajakku masuk, tadinya aku ingin menolak tapi karena penasaran aku menurut untuk ikut masuk.

Aku terdiam melihat Kyuhyun yang kini asik menonton teve bersama Ahra eonnie. Ahra tidak sengaja menoleh, ia juga terkejut melihat kehadiran Haena ia lupa jika hari ini adalah hari dimana Haena akan datang. “Lihat, nona dia kocak sekali bukan” Kyuhyun menoleh ke arah Ahra ketika ucapannya tidak di respon. Kyuhyun pun mengikuti arah pandang Ahra, ia sedikit terkejut melihat kehadiran Haena.

Aku memandang Kyuhyun begitupun sebaliknya, Eomma dan Ahra masih terdiam keduanya bingung untuk berucap sesuatu apalagi mereka tahu keadaan hubungan keduanya yang sedang tidak baik.

“Eo, kajja kita duduk” eomma mengajakku untuk duduk, aku memilih duduk di samping Ahra. Eomma membuka makan yang aku bawa, aku sengaja membuatkan kue bolu untuknya. “Ah, kuenya enak sekali” pujinya.

“Gamsahabnida, eomma” aku sedikit ragu memanggil eomma di hadapan Kyuhyun, Kyuhyun tidak pernah tahu jika aku selalu datang ke rumahnya setiap hari Sabtu. “Eo, Ahra, Kyuhyun ah. Kajja, cicipi kue buatan Haena” eomma mencoba mencairkan suasana.

“Eo, nde” Ahra mengambil sepotong kue, “eo, enak” puji Ahra.

“Aku tidak lapar” Kyuhyun kembali focus dengan acara di teve. Eomma dan Ahra melihat itu merasa tidak enak pada Haena. Jelas saja ia Kyuhyun tidak lapar, sebelum pergi ia sudah sarapan terlebih dahulu.

“Aku juga tidak membuatkannya untukmu” celetukku, Eomma dan Ahra saling memandang satu sama lain. Kyuhyun beranjak bangun, ia memandang Haena sekilas lalu mengambil kuenya kemudian memakannya di hadapan Haena.

Aku memandang tidak percaya begitupula eomma dan Ahra eonnie. “Aku tidak tahu jika kau sering kesini” ucapnya.

“Aku juga tidak tahu jika dorm sudah berubah menjadi rumahmu” balasku, tadi pagi Kyuhyun mengatakan jika akan ke dorm tapi ternyata ia malah pulang ke rumahnya dan asik menonton teve.

“Itu, ..” Kyuhyun bingung mengatakan apa, karena ia sengaja berbohong karena ia tahu hari ini Haena akan datang ke rumahnya. “Nanti siang aku baru ke dorm, karena itu aku pulang ke rumah dahulu” bohong Kyuhyun.

“Eo, bukannya tadi kau mengatakan jika kau libur” sahut Ahra, Kyuhyun lansung memandang ke arah Ahra membuat Ahra mengerti jika ia sudah mengatakan sesuatu yang tidak tepat. Aku berdecak kecil, “Sudah berbohong masih saja mengeles” ejekku, Kyuhyun meruntuki kebodohannya.

“Ara-ara, aku memang sengaja berbohong anggap saja aku memberikan kejutan padamu dengan kehadiranku di rumah”

Aku mendecak kecil, “namja menyebalkan” gerutunya.

“Hei, aku mendengarnya” seru Kyuhyun. “Baguslah jika kau mendengarnya” cibir Haena.

Baik Eomma dan Ahra tidak mengerti dengan apa yang dilihatnya saat ini. Keduanya memang terlihat tidak akur tapi mereka secara tidak lansung menyapa satu sama lain.

“Hari ini kau libur?” tanya Kyuhyun masih sambil mengunyah kue bolu. “Ani, aku ada jadwal syuting hari ini” Kyuhyun mengangguk pelan.

“Wae?” tanya Haena balik. “Hem, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat”

“Eodi?”
“Bimil” Haena mengerucutkan bibirnya.

“Cagaman” Eomma kembali membuka suaranya yang tadi terdiam karena ia tidak mengerti. “Yak, kalian berdua sudah berbaikan?” eomma memandang Haena dan Kyuhyun secara bergantian.

“Eo” jawab kami berdua bersamaan.

“Eonje?” kini giliran Ahra yang bertanya.

“7 bulan yang lalu” ucap Kyuhyun santai. “Mwoya” aku dan Kyuhyun reflex menutup kedua telinga kami karena seruan eomma dan Ahra yang bersamaan.

“Yak, kalian sudah 7 bulan berbaikan dan kalian tidak memberitahu kami” omel Eomma.

“Geuge..” keduanya bingung untuk menjawab apa. “Mianhae, eomma kami tidak bermaksud menyembunyikannya tapi kami masih ragu untuk mengatakannya pada kalian”

“Kenapa harus ragu mengatakan kabar baik seperti ini?” ujar eomma.

“Eo, entahlah kami tidak memiliki alasan untuk itu hanya saja alasan yang kami tahu hanya kita ragu untuk mengatakannya pada kalian” jelas Kyuhyun.
“Ah, daesseo. Setidak aku senang, anakku sudah kembali” eomma mengusap kepalaku pelan, lalu menariku dalam pelukannya.

Kyuhyun tersenyum melihat itu, ia sadar jika memang bukannya hanya dirinya yang sedih berpisah dengan Haena melainkan keluarganya juga sama terutama eomma.
--

Kyuhyun menjemput Haena ketika ia selesai syuting, ia akan mengajak Haena ke sesuatu tempat. “Kau membuatku penasaran, sebenarnya kemana kita akan pergi” Kyuhyun tersenyum tipis, sedari tadi Haena selalu menanyakan kemana mereka akan pergi tapi ia sama sekali tidak menjawabnya.

“Aku bilang rahasia” aku mendengus kecil. “Cah, kau harus mengenakan ini dulu” aku terdiam ketika Kyuhyun menutup mataku dengan sebuah kain. “Yak, Cho Kyuhyun. Aku akan membunuhmu jika kau meninggalkan aku sendiri” ancamku.

“Ani, aku tidak akan meninggalkanmu” aku terdiam ketika aku merasakan tangannya yang mengenggam tanganku. “Ara” Kyuhyun mengemudikan mobilnya menuju tempat tujuan.

Sesampainya, Kyuhyun menuntun Haena. “Kyuhyun ah dimana kita sekarang?” aku masih saja bertanya, meskipun aku tahu Kyuhyun tidak akan menjawab pertanyaanku.

“Sebentar lagi sampai dan kau akan tahu” ujarnya. Kyuhyun menuntunku melangkah, samar-samar aku mendengar suara seperti tidak asing di telingaku.

Kyuhyun perlahan membuka kain yang menutupi mata Haena, mata Haena masih terpejam. “Kau boleh membuka matamu” ucap Kyuhyun. Perlahan aku membuka mataku, aku tersenyum pasti ke arahnya ketika mengetahui tempat kami berada.

“Kau masih mengingat tempat ini?” Kyuhyun mengangguk pelan. “Tentu saja, aku tidak pernah melupakan dimana aku meminta kau menjadi kekasihku dulu” jelasnya. Aku terhenyak mendengarnya, “Dan, sekarang aku akan menambah kenangan tentang kita disini” aku mengerutkan kening tidak mengerti.

Mataku seketika membulat melihat Kyuhyun yang berlutut di hadapanku. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya, yaitu sebuah kotak yang berisi cincin emas putih.

“Choi Haena, maukah kau kembali padaku, mengulang kembali kisah cinta kita dan tidak melupakan kisah cinta sebelumnya?. Dan, maukah kau mengubah margamu menjadi Cho untuk selamanya?” aku menutup mulutku dengan kedua tanganku, aku tidak percaya jika Kyuhyun kini melamarku.

Air mataku seketika mengalir karena terharu, “Kyu, kau melamarku?” tanyaku lembut. “Hem, lebih tepatnya menjadikanmu sebagai milikku untuk selamanya” bagiku tidak ada kalimat seindah selain kalimat yang Kyuhyun ucapkan.

“Jadi, kau menerimanya?” tanya Kyuhyun.

Aku menyeka air mataku, “tentu saja” Kyuhyun tersenyum senang, ia beranjak berdiri disempatkannya cincin itu jari manis tangan kiriku.

“Gomawo” keduanya pun lalu saling berpelukan.

Kyuhyun berjanji akan mengurus semuanya untuk pesta pernikahan selagi mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

--

Haena baru saja masuk mobil ketika ia selesai syuting. “ah, lelahnya” ia tersenyum senang ketika segelas es cream coklat disodorkan padanya. “Gomawo” ucapnya, Haena mulai memakan es cream tersebut.
“Cheonma” Haena lansung terdiam, ia menoleh ke arah Saena yang berkutat dengan kertas, entah kertas apa itu. “Eonnie, kau yang memberikanku es cream padaku?” tanya Haena.

“Ani, aku sedari berkutat dengan kertas ini” jawabnya tanpa memandangku. Haena mengerutkan kening, ia menoleh ke belakang kursinya ia terkejut melihat Kyuhyun berada di sana sambil memberikan senyum evilnya.

“Yak, sejak kapan manusia itu ada disini?” Saena melirik sekilas Kyuhyun, “entah” jawabnya santainya, membuat Kyuhyun berdecak kesal. “Aku yang menjemputnya tadi selagi kalian sibuk syuting” sahut Hery. Saena dan Haena saling berpadangan, mereka tahu jika Hery sangat membenci Kyuhyun tapi kenapa ia malah menjemput Kyuhyun.

“Yasudah, lebih baik kita jalan. Aku harus menjemput In Ha” ucap Haena kemudian. “Nde, Nyonya” canda Hery, Haena mendengus kecil. In Ha bisa mengamuk jika Haena bisa lupa menjemputnya.

Sosok In Ha terlihat berdiri di depan gerbang, sekali-kali ia melambaikan tangannya pada temannya. Sesampainya di sekolah ia lansung menghampiri In Ha yang sudah menunggu kehadirannya. In Ha tersenyum melihat kehadiran Haena “ah, mianhae eonnie telat” sesal Haena.

“Gwaechana, eonnie” In Ha tidak bisa menyalahkan Haena, ia tahu kesibukan Haena, ia sudah cukup senang Haena menepati janji untuk menjemputnya setiap hari kamis.

“Kau mau apa? Eonnie aku akan membelikannya untukmu, sebagai tanda maaf eonnie karena telat menjemputmu” Haena bertanya meskipun In Ha tidak memintanya. “Aniya, eonnie. Kau datang saja sudah cukup” tuturnya. Haena tersenyum senang, ia mengacak-ngacak rambut In Ha pelan.

“Kajja” Haena merangkul In Ha menuju mobil. “eo” In Ha terkejut melihat Kyuhyun berada di dalam mobil, ia melirik selidik ke arah Haena. Haena menanggapinya dengan senyuman simpul, In Ha pun masuk ke dalam mobil disusul Haena. Saena eonnie sudah berpindah tempat ia duduk di depan, ia mungkin pindah di saat Haena turun menjemput In Ha.

“Oraen manida, In Ha” sapa Kyuhyun pada In Ha. In Ha mengangguk pelan, Haena melirik Kyuhyun yang sedang menyapa In Ha. Kyuhyun menoleh ke belakang melihat ke arah In Ha, “Kau tidak menjawab sapaanku?” tanyanya.

“Aku hanya menganggukkan kepala” balas In Ha, Kyuhyun tersenyum kecut tak biasanya ia bersikap itu padanya.

“Dia berubah karenamu” tutur Haena sambil memainkan ipadnya, ia tidak memandang ke arah Kyuhyun. “aku?” ulang Kyuhyun sambil menunjuk dirinya sendiri.

“Eo” Haena mengalihkan pandangannya ke arah Kyuhyun, “dia adalah salah satu orang kesal padamu karena kejadian 7 tahun lalu” jelas Haena.

“Ahh, itu” lirih Kyuhyun, Kyuhyun menoleh kembali ke In Ha, “In Ha, bisakah kau melupakan itu dan memaafkan aku. Eonniemu saja sudah memaafkan aku” ucapnya setengah memohon.

In Ha menaikan satu alisnya, “ani, tidak semudah itu” Haena tertawa mendengarnya, adiknya itu sedikit memiliki sikap tangguh alias keras kepala.

Kyuhyun cemberut mendengarnya, “Jadi, apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan aku?” In Ha tersenyum senang mendengarnya, “eo, itu. Bantu aku agar bisa bertemu dengan Henry oppa” ucapnya sedikit malu-malu.

“Henry” ulang Kyuhyun, In Ha mengangguk cepat. Haena ikut menoleh ke belakang, “Hei, kau tidak pernah mengatakan padaku jika kau mengidolakan Henry?”

“eo, itu. Aku baru mengidolakannya baru-baru ini karena aku sempat bertemu dengannya dan dia sangat ramah sekali” jelas In Ha sambil menerawang. Haena tidak melarang In Ha untuk berhubungan dengan siapapun usia yang menginjak dewasa menjadi salah satu alasannya, In Ha kini duduk di kelas 3 SMA.

Haena memandang Kyuhyun menanti jawabannya, “Okey” In Ha tersenyum senang mendengarnya begitupula dengan Haena.

--
Kyuhyun menepati janjinya untuk membantu In Ha bertemu dengan Henry, ia juga sedikit memohon agar Henry mau membantunya, semua ini demi hubungannya dengan Haena.

Haena dan Kyuhyun mengamati Henry dan In Ha yang sedang bermain piano bersama.

“Mereka terlihat akrab” komentar Haena, “Yah, Henry memang pandai beradabtasi dengan orang” Haena mengangguk mengerti.

“Lalu bagaimana dengan kita?” Kyuhyun berdiri di hadapan Haena, sedangkan Haena memandangnya bingung. “Maksudmu?” tanyanya tak mengerti.

Kyuhyun tersenyum menggoda, Haena terdiam ketika Kyuhyun melingkarkan kedua tangannya di pinggangnya lalu menyatukan dahinya di dahi Haena, Haena tersenyum tipis ia pun menglingkarkan tangannya ke leher Kyuhyun.

“Apa yang kau inginkan, eo?”  Haena memandang Kyuhyun, ia pura tidak tahu-tahu. Kyuhyun tersenyum tipis, “Tadinya aku menjadikanmu menjadi milikku selamanya tapi aku tidak melakukannya disini terlalu banyak anak di bawah umur. Jadi aku hanya melalukan ini” Kyuhyun mendekatkan wajahnya mencium bibir Haena sekilas, “dasar mesum” ejek Haena.

Kyuhyun terkekeh kecil, “ah, berarti kau menyukai namja mesum sepertiku” ucapnya lalu kembali mencium bibir Haena. Haena berdecak kecil, “Yah, bisa dibilang seperti itu”

Hubungan Haena dan Kyuhyun sudah kembali seperti semula, baik keluarga Kyuhyun dan Haena menerima baik kabar tersebut. Eomma Kyuhyun adalah orang terlihat senang mendengarnya kabar tersebut.

Keduanya pun bisa menjalin hubungan dengan tenang karena public hanya mengetahui hubungan Haena dengan Jino bukan Haena dengan dirinya.

Kyuhyun juga memperkenalkan Haena secara resmi kepada member yang lain, mereka sempat tidak menyangka karena sebelumnya Haena dikabarkan kekasih Jino, tapi mengerti jika ternyata hubungan itu ternyata rekayasa.

Haena senang para member lain menerimanya dengan baik sama seperti sebelumnya ketika ia bersama Donghae. Haena juga tidak lupa berterima kasih pada Donghae, karena dia salah satu orang yang membantunya untuk kembali kepada Kyuhyun.

--

Kyuhyun berjanji tidak akan pernah melepas Haena lagi, Haena adalah yeoja yang selalu menemaninya bahkan dia yeoja yang menerima dirinya apa adanya bahkan sebelum ia menjadi seperti sekarang. Haena pula yang menemaninya operasi plastic untuk memperbaiki wajahnya meskipun sebelumnya Haena bersikeras melarang Kyuhyun karena baginya Kyuhyun tetap tampan meskipun dengan wajah yang standart orang Korea.

Kyuhyun berdiri termenung sambil memandang keluar jendela, ia tidak menyadari betapa tulusnya Haena menerima dirinya. Haena menghampiri Kyuhyun yang terlihat termenung, “Hei, kau belum tidur?” tanya Haena sambil memeluk Kyuhyun dari belakang menyandarkan dagunya di pundak Kyuhyun.

Kyuhyun tersadar, ia pun menoleh ke arah Haena sambil tersenyum. “Sebentar lagi, aku sedang memandang pemandangan malam” ujarnya lembut.

“Eo, geure akan ku temani kau melihat itu” ucapnya. Kyuhyun kembali tersenyum, “kau sudah lebih baik?” tanya Kyuhyun kemudian.

Haena mengerutkan kening, “Apa maksudmu? Aku sedang tidak sakit”.

“Eo, kau sudah sehat bukankah kau mengeluh sakit. Kau bahkan malas berjalan karena itu. Bukankah itu yang pertama untukmu?”

Seketika Haena melepaskan pelukannya dan mengambil langkah mundur. “Yak, Cho Kyuhyun kau baru saja membicarakan tentang malam pertama kita eo” ocehnya.

Kyuhyun tersenyum kecil, “Waeyo? Memangnya kenapa jika aku menanyakan itu?”. Haena terdiam, ia merasa jika pipinya memerah.

“Kajja, kita tidur” belum sempat Haena menjawab, Kyuhyun sudah lebih dulu menggendongnya dan membaringkannya di atas ranjang. “Kyuhyun ah” Kyuhyun tersenyum evil mendengar namanya dipanggil, dan terdengar seksi di telinganya. “Yak, Cho Kyuhyun” pekik Haena, Kyuhyun sudah kembali berulah. Kyuhyun pun menarik selimut untuk menutupi kegiatan keduanya.

Haena dan Kyuhyun baru 2 hari menikah, mereka memilih untuk menyatukan cinta mereka di depan Tuhan. Pernikahan itu dilansungkan tertutup dan hanya dihadari oleh keluarga dari Haena dan Kyuhyun. Kyuhyun mengundang semua member Super Junior di hari pernikahannya sedangkan untuk artis lain ia hanya mengundang Yuri, Tiffanny dan Yoona yang merupakan member SNSD yang dekat dengan Haena dan ternyata mereka sudah mengetahui hubungan keduanya.

Haena masih menjaga hubungannya dengan Jino karena itu hingga kini public hanya mengetahui dirinya berhubungan dengan Jino bukan dengan Kyuhyun sehingga mereka bisa menjalani hubungan rumah tangga mereka dengan baik.

Flash Back

Donghae mengajak Kyuhyun untuk bicara berdua mengenai hubungannya dengan Haena. Donghae ingin mendengar secara lansung dari mulut Kyuhyun tentang perasaannya dengan Haena.

“Aku masih mencintainya hyung, hingga kini aku masih mencintainya” Donghae mengangguk mengerti. “Haena, juga masih mencintai Kyu” Kyuhyun memandang Donghae dengan pandangan tidak percaya.

“Jinjja” Donghae kembali menganggukan kepala. “eo, dia yang menceritakannya sendiri padaku”

Kyuhyun merasa senang mendengarnya, “Mulai sekarang, teruslah berusaha agar ia mau bicara denganmu dan tujukan sikapmu jika kau masih mencintainya” Tutur Donghae.

“Nde, hyung aku akan melakukan” ucap Kyuhyun tegas, Donghae tersenyum mendengarnya.

-The End-

No comments:

Post a Comment