Author : Yunita {@dedee_yunita}
Cast :
- Cho Kyuhyun (SJ)
- Choi Haena (OC)
- Lee Donghae (SJ)
Title : You…
Genre : Sad, Hurt,dan Cinta
Abadi
Rating : PG 16
Length : Oneshot
Coment Juseyo untuk menghargai FF gaje ku ini..
happy reading :)
***
“Cut”
Haena menghela nafas lega, semua orang
yang tak lain adalah crew tempatnya bekerja bertepuk tangan untuknya. “Good job
Haena” puji seorang namja yang sudah berumur panggil saja Mr Moody. Hahaha
namja berumur itu memang tergolong orang yang suka-suka berubah sikap sesuai
dengan moodnya. Ia memberikannya 2 dua
jempol pada Haena. “Gamsahamnida” Haena
membungkukkan badan lalu pamit pergi.
Seorang yeoja yang tak lain adalah Choi
Saena sepupu sekaligus manager Haena lansung menyelimuti pundaknya dengam jaket
hangat, Haena tersenyum kecil lalu berjalan bersama menuju mobil.
“ahh, lelahnya” keluh Haena, ia
menyadarkan kepalanya di kursi mobil. Saena tersenyum kecil mendengarnya,
“tenang saja besok kau libur” ucapnya sambil menyelimuti kaki Haena dengan
selimut.
“syukurlah” Haena merasa hari ini
begitu melelahkan meskipun ia bisa melakukan pekerjaan hari ini dengan baik. Ia
pun memilih untuk memejamkan matanya, untuk mengistirihatkan sesaat tubuhnya.
Haena
Pov
Mobilku berjalan menuju kantor Su Jin,
yah aku akan menemui sahabatku Kim Su Jin di kantornya. Kami sudah membuat
janji sebelumnya untuk makan siang bersama. Letak kantornya yang tidak jauh
dari apartement tempatku tinggal
membuatku tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di kantornya.
Kantor tempat Su Jin bekerja merupakan
salah satu perusahaan media terbesar di Korea. Aku berjalan menghampiri
receptions untuk menanyakan ruangan Su Jin. “Di lantai 3” aku tersenyum lalu
mengangguk pelan.
Aku melangkah keluar ketika pintu lift
terbuka, “eo, itu dia” aku berjalan menuju sebuah ruangan bertuliskan “Ruangan
Tim Kreatif”. Aku membuka pintu ruangan tersebut dengan pelan, seorang
receptions menanyakan tujuan kedatanganku. Ia pun mengantarku untuk menemui Kim
Su Jin.
Ku lihat Su Jin masih berkutat di meja
kerjanya, receptions itu mempersilahkanku untuk menemui Kim Su Jin. Ku sentuh
pundaknya, ia menoleh tampangnya terlihat terkejut, tapi detik kemudian “Omo,
Haena” pekiknya, ia lansung berhambur memelukku, membuatku malah balik
terkejut. “Bogosipta” ia melepas pelukannya, “nado” jawabku.
Seorang namja menghampiriku dan Su Jin,
“eo, bukankah kau Choi Haena” aku tersenyum lalu mengangguk pelan. “Aigoo,
ternyata kau lebih cantik daripada aku lihat di teve” ucapnya sedikit gombal.
Su Jin menyikut pelan perut namja itu,
namja itu meringis kecil. “Apa kau jadi bintang tamu di salah satu acara kami?”
tanyanya.
“Ani, dia datang untuk makan bersamaku”
Sambar Su Jin. Aku baru saja ingin menjawab tapi Su Jin menjawabnya lebih dulu.
Namja itu memandang tidak percaya, aku mengangguk pelan ketika ia memandang ke
arahku. “Ah, yasudah aku pergi duluan” pamitnya, baru 2 langkah ia membalik
badan kembali “Choi Haena tunggu aku, kita akan bertemu kembali” tuturnya sambil
memperlihatkan tampang misterius.
“Yak, Jung Hoo Ka” Namja yang dipanggil
Jung Hoo itu melanjutkan langkah sebelum mendapat amukan lebih dari Su Jin. Aku
tersenyum melihat tingkah Su Jin ia terlihat sedang cemburu bukan terlihat
sedang mengusir seseorang, “Kau menyukainya?” tebakku.
Su Jin menoleh padaku dengan wajah
sedikit terperangah, “ani, aku tidak menyukainya” elaknya, “Kajja, kita makan”
Su Jin dengan cepat menarikku pergi, aku tersenyum dalam hati Su Jin jelas
terlihat gugup ketika menjawab pertanyaanku tadi. Kim Su Jin kau tidak pernah
berubah.
--
“Kau masih mengharapkannya?” tanya Su
Jin disela acara makan kami, aku tersenyum tipis ke arah Su Jin. Su Jin
berdecak, “Yak, Choi Haena aku benar-benar salut padamu. Demi dirinya kau rela
melakukan ini” komentar Su Jin.
Aku terdiam, yah aku sudah melangkah
jauh dan semua hanya ada satu alasan yaitu ia ingin memperjuangkan cintaku, aku
yakin masih ada harapan untuk kembali.
“Makan makananmu, jangan melamun”
teguran Su Jin membuatkan tersadar, aku tersenyum kecil lalu melanjutkan
memakan makananku.
Selesai makan Su Jin mengajakku untuk
berjalan berkeliling kantornya, aku bahkan berkenalan dengan beberapa staff
yang lain. “Aku hanya bisa mendukung sebisaku, tapi jika kau sudah kelewatan
aku tidak akan segan-segan memintamu berhenti” ujarnya hangat.
Aku tersenyum lalu mengangguk kecil,
“araseo, Su Jin ah” Su Jin tersenyum mendengar jawaban sahabatnya itu. Keduanya
pun memutuskan untuk menyudahi kegiatannya berkeliling.
“Jadi, kau tidak mau menceritakan namja
tadi padaku?” Su Jin menghentikan langkahnya. “Yak, Choi Haena kau membahasnya
lagi?” tanyanya balik, aku terkekeh kecil melihat tampangnya lalu berjalan
lebih dulu meninggalkannya yang masih terdiam.
Bukk
Aku tidak sengaja menabrak seseorang ketika
aku berbelok, tabrakkan itu membuatku ingin terjatuh tapi aku merasakan
seseorang menahanku dengan melingkarkan tangannya di pinggangku , aku bahkan
refleks melingkarkan tanganku di lehernya. Aku mengerjapkan mataku
berulang-ulang ketika mengetahui siapa yang orang menahanku ketika melihat
wajahnya yang kini berjarak lumanyan dekat dengan wajahku.
“Haena, kau…” Su Jin menghentikan
kalimatnya, di sisi lain seorang namja juga agak terkejut melihat pemandangan
di hadapannya. Aku tersadar lalu menegakkan badanku, ia juga melakukan hal yang
sama ia melirik sekilas ke arah Su Jin.
“eo, bukankah kau Choi Haena artis
pendatang baru itu?” tanya seorang namja yang tadi terdiam. “Nde” Namja
terperangah, “aku Park Ji Hoo manager Kyuhyun sekaligus Super Junior” ia
mengulurkan tangannnya, “eo, nde” aku membalas uluran tangannya.
“Hyung, aku duluan” namja yang tak lain
adalah Kyuhyun berjalan lebih dulu meninggalkan Ji Hoo. Baik Haena, Nevan dan
Su Jin terperangah dengan sikap Kyuhyun, “eo, anak itu. Yasudah, aku duluan” Ji
Hoo membungkukkan badan cepat lalu menyusul Kyuhyun.
Aku masih memandangi sosok Kyuhyun yang
perlahan-lahan menjauh dan menghilang ketika ia berjalan berbelok. Aku
tersenyum kecut melihatnya, “Haena, gwaechana?” Naya bertanya dengan nada
sedikit khawatir.
Aku mengangguk pelan lalu memandang Su
Jin “Jangan khawatir, aku baik-baik saja” aku mencoba tersenyum agar membuat Su
Jin percaya. Su Jin mencoba membalas senyuman sahabatnya itu meskipun ia tahu
sahabatnya sedang tidak baik-baik saja.
Malamnya aku tidak bisa tidur mengingat
kejadian tadi siang, ini untuk pertama kalinya aku kembali bertemu dengan
Kyuhyun setelah 7 tahun ini aku hanya bisa melihatnya di teve. Setelah kejadian
8 tahun lalu membuatku tidak ingin melihatnya dan tidak ingin bertemu
dengannya.
Ku buka laci mejaku, mengambil sebuah
bingkai foto yang berisi foto aku dan Kyuhyun 10 tahun lalu, dalam foto
tersebut kami terlihat sama-sama tersenyum senang. Foto ini adalah 1 foto yang
tersisa dari sekian foto yang telah aku bakar. Aku berpikir jika aku membakar
semua fotoku bersamanya semua perasaan dan cintaku juga akan terbakar dan
hilang begitu saja. Tapi pikiranku salah, perasaan dan cinta ini masih miliknya
hingga kini masih tetap miliknya.
Aku tidak sadar jika air mataku sudah mengalir,
aku bahkan tidak pernah sadar sudah berapa sering aku menangis jika
menginggatnya. “Aku merindukanmu, Kyuhyun” isakku.
--
“Aku pulang” ucap Kyuhyun ketika ia sampai
dorm. Ia lansung masuk ke dalam kamarnya begitu saja membuat beberapa member
yang berada di ruang tamu memandang bingung, karena tidak biasanya seorang Cho
Kyuhyun bersikap seperti itu.
Kyuhyun duduk sisi ranjang tempat
tidurnya, wajahnya terlihat sedang berpikir, “Pabo, kau memang bodoh Cho
Kyuhyun. Kenapa kau malah pergi ?. Ada apa dengan dirimu? ” Kyuhyun meruntuki
kebodohannya yang ia lakukan hari ini.
--
“Cut”
Aku mengela nafas lega, “Good Job
Haena” aku hanya tersenyum kecil, aku sudah sering mendengar pujian itu
beberapa bulan ini.
Seperti biasanya Saena Eonnie, lansung
menyelimuti pundakku dengan jaket hangat. “kau baik-baik saja?” tanya Saena
selidik sambil mengamati wajah yeoja di hadapannya, mata Haena terlihat sedikit
membengkak meskipun tidak terlalu terlihat.
“Aku baik-baik saja” bohongku, aku
tidak mungkin baik-baik saja setelah semalaman air mataku tidak bisa berhenti
mengalir. “Kajja, kita ke mobil” aku berjalan lebih dahulu, Saena memandang
Haena yang mulai berjalan meninggalkannya ia tahu Haena sedang dalam keadaan
tidak baik.
Aku berpura-pura tidur ketika Saena
eonnie masuk ke dalam mobil, aku yakin jika sebentar lagi ia akan menghujani
aku dengan pertanyaan.
“Katakan padaku apa yang terjadi? Aku
tahu kau sedang berbohong denganku?” apa yang aku yakinkan benar. “Aku
baik-baik saja eonnie, sudahlah aku tidak ingin membahasnya” pintaku.
“Apa mungkin masih tentangnya?” tebak
Saena.
Aku perlahan membuka mataku, lalu
menoleh ke arah Saena. “ani” pendekku lalu mengalihkan pandanganku ke arah
jendela. “Sudah ku duga ini pasti tentangnya” ketus Saena, ia sangat tahu jika
Haena akan seperti hanya karena satu alasan dan itu hanya karena Kyuhyun.
Aku merenung, “Aku kemarin bertemu
dengannya” Saena terkejut mendengarnya, “lalu?” aku menghela nafas kecil
lalu memandang ke arah Saena yang
memandangku dengan wajah penasaran “Dia pergi begitu saja tanpa menyapaku”
Saena terhenyak mendengarnya. Jika ia diposisi Haena sekarang ia pasti sangat
merasakan sakit yang amat dalam.
“Yak, lebih baik kau lupakan saja dia”
celetuk Choi Hery, sepupuku juga sekaligus sopirku. Saena memberikan tatapan
mematikan pada Hery melalui spion atas mobil, Hery lansung terdiam melihat
Saena sudah mengeluarkan tatapan seperti itu.
Aku tersenyum kecut, “Jika aku bisa,
aku sudah punya pengganti dirinya tapi hingga kini aku belum bisa
melupakannnya” Saena iba mendengarnya ucapan sepupunya, tangannya terulur
mengusap rambut Haena lembut, “Gwaechana, jangan memaksakan dirimu jika kau
tidak bisa melupakannya. Aku yakin usaha yang kau lakukan pasti membuahkan
hasil” Saena ingin memberikan semangat kepada Haena meskipun sebenarnya ia
ingin sekali memaksa Haena untuk berhenti, terlebih karena apa yang ia lakukan
akan menyakitinya.
Aku tersenyum, “gomawo, eonnie” aku
memeluk Saena, Saena membalas memeluk. Hery berdecak kecil lalu mulai
mengendarai mobilnya. Aku melepaskan pelukanku, “eo, masih siang bisakah kalian
mengantarku ke suatu tempat?”
“Kau mau kemana?” tanya Saena dan Hery
hampir bersamaan. Aku tersenyum simpul, “Pantai” lirihku. Saena memberikan kode
untuk meneruti keinginan Haena.
Disinilah aku duduk sendiri sambil
memandangi pantai yang dulu menjadi saksi bisu kebersamaanku bersama Kyuhyun.
Terbayang dimana aku dan Kyuhyun saling berkejar-kejaran, saling mencipratkan
air satu sama lain, kenangan itu tidak bisa hilang dan selalu terkenang olehku.
“Eo, benar Haena” aku menoleh mendengar
seseorang mengucapkan namaku. “Eo, Donghae oppa” Donghae tersenyum ia ikut
duduk di sampingku. “Apa yang kau lakukan disini?” tanyanya, ia mengedarkan
pandangannya menoleh ke kanan dan ke kiri “kau sendirian?” tanyanya lagi.
Aku mengangguk pelan, “eo, aku sendiri.
Aku sedang ingin melihat pantai saja” Donghae mengangguk pelan. Aku dan Donghae
mengenal cukup baik karena kami sempat bertemu beberapa kali di sebuah acara
ketika aku menjadi bintang tamu dan kami selalu satu media jika mebintangi
sebuah drama.
“Donghae oppa” Donghae menoleh, “Wae”
aku terdiam untuk berpikir sejenak, “bisakah kau membantuku?” Donghae
mengerutkan kening bingung, “kau butuh bantuku?” tanyanya balik, aku mengangguk
pelan.
“Eo, jadi apa yang ingin ku bantu?” Aku
tersenyum senang kepadanya. Ini adalah cara terakhirku jika memang tidak
membuahkan hasil aku akan berjanji untuk berhenti mengharapkannya.
--
Semua member Super Junior kini berada
di sebuah café yang sengaja mereka sewa untuk merefreshing diri dari aktivitas
mereka yang cukup padat. Para member juga diperbolehkan untuk mengajak
seseorang yang bisa menemani mereka.
“Yak, Kyuhyun ah. Kau hanya sendiri?
Kau tidak mengajak seseorang?” tanya Eunhyuk pada Kyuhyun, di samping Eunhyuk
berdiri seorang yeoja cantik dan bisa dibilang seksi. Kyuhyun tersenyum kecut,
“ani, aku sedang ingin sendiri” jawabnya malas.
“Haishh, kau ini” gerutu Eunhyuk.
“Dimana, Donghae hyung aku tidak
melihatnya sedari tadi, bukankah biasanya kau dan dia selalu bersama dengannya
seperti monyet dan pisang yang tidak bisa dipisahkan” sindir Kyuhyun, Eunhyuk
menjitak kepala Kyuhyun pelan “yak, appo” ringisnya.
“Salah kau mengataiku dan Donghae
seperti Monyet dan pisang” omelnya. Kyuhyun menghusap-husap kepalaku yang
lumanyan sakit karena jitakan Eunhyuk. “Entahlah, mungkin ia sedang menjemput
seseorang untuk menemaninya malam ini”
Donghae keluar dari mobilnya, ia
terlihat lebih tampan dengan setelan jas hitamnya, ia berjalan ke sisi kanan
lalu membuka pintunya. Aku keluar ketika Donghae membukakan pintuku, lalu
menyambut tangannya yang terulur padaku.
“Kau siap?” tanyanya memastikan.
Aku mengangguk, “eo, aku siap” aku
mengeratkan genggaman tanganku pada tangan Donghae, Donghae hanya tersenyum
kecil lalu mengajak Haena untuk masuk ke dalam café.
Cafe yang disewa bisa dibilang adalah
café yang lumanyan besar dan memiliki nama di Korea entah berapa yang mereka
keluarkan untuk menyewa café ini dan menjaga café ini dari incaran media
terutama paparazzi.
Ketika masuk ke dalam mataku lansung
tertuju pada sosok namja yang berdiri bersama beberapa member lainnya. “Kajja”
Donghae mengajakku untuk mendekat ke arah Kyuhyun.
“Eo, Donghae ya” Kyuhyun lansung
memandang ke arah pandangan Eunhyuk ketika mendengar ia memanggil nama Donghae.
Matanya sedikit membulat melihat sosok yeoja yang kini bersama Donghae.
“Kau lama sekali” ejek Heechul. Donghae
terkekeh kecil, “mian, aku harus menjemput tuan putri” ucapnya sambil melirik
ke arahku membuatku tersenyum malu.
“eo, bukankah kau Choi Haena, artis
pendatang baru itu” tebak Sungmin. Aku mengangguk pelan, “matta, ternyata kau
lebih cantik daripada aku lihat di teve” puji Eunhyuk.
Aku tersenyum kecil mendengar pujian
tersebut, tanpa ada yang mengetahui Kyuhyun menahan kesal mendengar pujian yang
dilontarkan Eunhyuk kepada Haena.
“Eo, kau sudah mengenal semua member
Super Junior bukan?” tanya Donghae padaku, kini semua member sudah berkumpul
menjadi satu. “Aku hanya mengetahui di teve sebelum aku menjadi seperti
sekarang” jawabku.
Donghae mengangguk, ia pun
memperkenalkan member Super Junior satu persatu padaku. “Eo, ini Sungmin” aku
tersenyum kecil, “Oppa, chukhae atas pernikahanmu” kataku.
“Gomawo” balasnya. “aku harap aku bisa
menyusul dirimu” sambungku. “Mwoya, kau juga ingin menikah?” tanya Sungmin. Aku
terkekeh kecil, “tentu saja, aku hanya tinggal menunggu Donghae oppa melamarku”
candaku sambil melirik Donghae, Donghae sendiri hanya tersenyum kecil. Mungkin
menurut Haena itu adalah candaan tapi bagi Kyuhyun itu adalah sebuah ultimatum
baginya.
“Eo, kalian ingin menikah?” tanya
Eunhyuk. “Aniya, aku hanya bercanda” Eunhyuk terlihat menghela nafas lega.
Donghae melanjutkan kembali memperkenalkanku, “Ini, Kyuhyun” aku memandang
wajah Kyuhyun yang terlihat biasa-biasa saja.
Aku tersenyum, “Aku sudah mengenalnya”
semua member memandang selidik sedangkan Kyuhyun sedikit terkejut mendengarnya.
“Kau sudah mengenalnya? Sejak kapan?” tanya Kangin.
Aku melirik sekilas Kyuhyun, “Sejak
debut, aku adalah fans Kyuhyun” semua member mengangguk mengerti. Kyuhyun pergi
begitu saja ketika mendengar jawaban Haena membuat member lain terkejut
begitupula dengan Haena. “Sudah, biarkan saja dia, dia memang seperti itu”
tutur Siwon. Aku hanya tersenyum simpul, “Tunggu disini sebentar” aku
mengangguk ketika Donghae berkata padaku.
Sepeninggalan Donghae member lain
mengajakku mengobrol, ternyata mereka namja yang asik untuk di ajak bicara
bahkan para yeoja yang mendampingi mereka terlihat kesal karena member lebih
memilih mengobrol padaku dibandingkan dengan mereka.
“Ini untukmu” aku memandang terpana ke
arah Donghae yang memberikanku es cream coklat dalam gelas, aku tidak tahu jika
Donghae tahu aku menyukai es cream. “Gomawo” aku menerima es cream tersebut.
Kyuhyun kembali dengan wajah yang sama seperti tadi, “lebih baik kita duduk
saja” ujar Leeteuk.
Ia dan yang lain mengajakku untuk duduk
di kursi dengan meja melingkar yang cukup untuk kami semua. Aku memakan es
creamku sambil mendengarkan pembicaraan member yang lain ataupun sesekali
berbicara dengan Donghae, aku sama sekali memandang ke arah Kyuhyun.
Donghae tersenyum kecil ke arahku, ia
mengambil tisu lalu mengelap sudut bibirku membuatku terdiam, “Kau harus lebih
berhati-hati memakan es cream” tuturnya, aku mengangguk pelan.
“Yak, Donghae ya ternyata kau adalah
namja yang sangat romantis” puji Eunhyuk. “Eo, aku setuju tentang itu” sahut
Heechul. Donghae hanya menanggapi itu dengan tersenyum kecil, ia memandang ke
arah Kyuhyun, Kyuhyun juga memandang ke arahnya tapi beberapa detik kemudian
Kyuhyun lansung mengalihkan pandangannya.
Aku beranjak dari kursi, “kau mau
kemana?” tanya Donghae, aku hanya tersenyum kecil untuk menjawab pertanyaannya.
Donghae memperhatikan Haena yang berjalan turun, ia berhenti di hadapan sebuah
piano. Ia mengusap-usap atas piano itu
sambil tersenyum, dibukanya penutup tuts piano ia duduk jarinya pun
mulai menari di atas tuts piano tersebut.
Kyuhyun lansung menoleh ke arah Haena
ketika melodi piano terdengar, ia sangat mengenal alunan lagu itu.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Gemuruh tepuk tangan pun terdengar
ketika aku menyelesaikan laguku, aku tersenyum lalu berdiri dan membungkukkan
badan. Aku kembali duduk kursiku, “aku tidak kau jika kau memiliki suara yang
bagus dan pandai memainkan piano” ucap Donghae.
Aku tertawa kecil, “Ini adalah pertama
kalinya lagi aku bernyanyi lagi setelah 7 tahun lamanya aku tidak pernah
bernyanyi” jawabku sambil melirik sekilas Kyuhyun.
“Eo, Kyuhyun sepertinya kau tidak salah
memiliki fans seperti Haena” gurau Shindong, Kyuhyun hanya menanggapinya dengan
anggukan kepala pelan.
Kami kembali mengobrol sama lain, tanpa
ada yang menyadari jika Kyuhyun sedari tadi memandangi Haena. Ada rasa senang
ketika melihat Haena yang tersenyum dan tertawa.
Tring, aku menoleh ke arah ponselku ada
satu pesan masuk. Ku buka pesan tersebut, “Haena, kau sudah tidur? Mian, tapi
ini sangat dadakan besok kita akan mulai syuting jam 7 karena itu aku akan
menjemputmu sekitar jam setengah 6 atau jam 6. Good night” aku memandang pesan
itu dengan wajah terperangah.
Kyuhyun melihat ada yang tidak beres
setelah Haena membuka pesan dari ponselnya. Ia memperlihatkan pesan itu pada
Donghae, “eo, sekarang” tanya Donghae, dan dijawab dengan anggukan cepat oleh
Haena. Donghae tersenyum tipis, “Kajja” Donghae menarik tangan Haena untuk
sama-sama beranjak berdiri.
“Eo, kau kemana?” tanya Yesung.
“Aku harus mengantar tuan putri kembali
ke rumahnya”
“Oppa, aku pamit pulang” pamitku sambil
membungkukkan badan.
“nde, hati-hati di jalan” ujar Leeteuk,
aku hanya menanggapinya dengan senyum simpul.
Aku dan Donghae berjalan bersama menuju
pintu keluar, “Cagaman” Donghae menghentikan langkahnya dan membuat langkahku
terhenti. Aku terdiam ketika melihatnya membuka jas yang ia gunakan dan
mengenakannya di pundakku. “Kajja” ia menarik tanganku memberikan kode untuk
kembali berjalan. Aku tersenyum, “gomawo” Donghae tersenyum kecil.
“Lihat mereka, mereka terlihat serasi
bukan?” tanya Eunhyuk kepada member lain sambil melihat ke arah Donghae dan
Haena. “Yah, Donghae prince tampan dan Haena princes yang cantik” sahut Siwon.
“Akan jadi berita besar
di Korea, jika media tahu hubungan mereka” timpal Heechul. Kyuhyun kesal
mendengar apa yang diucapkan para hyung itu, “aku ke toilet dulu” ucanya pelan.
Member yang mendengar hanya mengangguk
pelan.
Kyuhyun tidak benar ke toilet dia
mengikuti mobil Donghae yang mengantar Haena dengan menggunakan taksi. Mobil
Donghae memasuki parkiran basement karena Haena selalu naik dari lift basement
jika ingin ke apartementnya.
Donghae ikut keluar dari mobilnya
ketika aku turun dari mobilnya tanpa menunggu Donghae membukakan pintuku
seperti sebelumnya. Kami berdiri berhadapan, “Gomawo, oppa dan mian jika
melibatkanmu dalam masalah pribadiku” tuturku.
“Gwaechana, aku senang bisa membantu
orang” Donghae tersenyum simpul. Aku tersenyum,
“oppa, bisakah kau membantuku lagi?” tanyaku sambil tersenyum sedikit licik.
“Mwonde?” tanya Donghae. “Lingkarkan
tanganmu di pinggangku” Donghae tercengang mendengarnya tapi ia menuruti
keinginan Haena. Aku menglingkarkan tanganku ke leher Donghae ketika ia sudah
melingkarkan tangannya di pinggangku, “miringkan wajahmu oppa” Donghae mengerti
maksud Haena, ia ingin terlihat sedang berciuman.
Ku tutup mataku ketika Donghae
memiringkan wajahnya, 30 detik kemudian aku kembali membuka mataku. Aku
tersenyum “Gomawo” aku melepaskan lingkaran tanganku di lehernya. Donghae
tersenyum kecil lalu mengacak-ngacak rambutku pelan. “Tidurlah besok kau harus
bangun pagi” aku mengangguk pelan.
Donghae kembali masuk ke dalam
mobilnya, aku melambaikan tangan kepada Donghae. Ketika mobil Donghae sudah
pergi, aku pun masuk ke dalam lift. Aku bukan tanpa alasan meminta Donghae
melakukan hal tadi, aku tahu jika Kyuhyun mengikuti dengan taksi.
--
Kyuhyu tanpa sadar
mengepalkan tangannya ketika melihat apa yang dilakukan Haena dan Donghae tadi.
“Kita kembali ke tempat tadi” perintahnya pada supir taksi tersebut.
***
“Arghh, aku kurang tidur” keluhku
ketika aku selesai syuting. Aku hanya tidur 3 jam
saja karena tadi malam pergi bersama Donghae,
sampai apartement aku tidak bisa lansung tidur karena wajah Kyuhyun selalu
terbayang. Hah, sial
Saena hanya tertawa tipis mendengarnya,
“Cagaman” aku menoleh ke arah Saena. “Sekarang hari apa?” tanyaku.
“Mog-yoil (Kamis),
waeyo?” aku melihat jam di ponselku, aku menghela nafas lega. “Hery oppa palli
ke sekolah In Ha, hari ini aku harus menjemputnya”
“Nde” Hery mulai mengenderai mobilnya.
Saena termenung sejenak, ia lupa jika hari ini Haena harus menjemput adiknya.
Aku mengetik pesan pada In Ha agar ia menungguku,
untung saja aku cepat ingat.
Drtdrt.
In Ha mengambil ponselnya yang berada
di dalam tas ketika ponselnya bergetar. Ia tersenyum membaca pesan yang baru
masuk, “eo, dari eonniemu?” tanya So Joong teman sebangku In Ha. In Ha
mengangguk lalu tersenyum, “Daebak, dia
selalu menepati janjinya untuk menjemputmu” kata So Joong, In Ha hanya
menanggapinya dengan tersenyum simpul.
Aku menghela nafas lega karena aku
datang tempat dengan bel keluar berbunyi, aku kembali mengirimkan pesan jika
aku sudah berada di depan gerbang. Murid-murid pun mulai berhamburan keluar
dari kelas masing-masing.
“Eo, itu dia” aku melihat sosok In Ha
yang berjalan bersama temannya. “Oppa buka pintunya” Hery menuruti perintah
Haena, aku pun keluar dari mobil ketika pintu terbuka. “In Ha” panggilku sambil
melambaikan tangan. In Ha membalas lambaian tanganku, ia berbicara sebentar
dengan temannya lalu berlari kecil menghampiriku.
“Eonnie” In Ha lansung memelukku, aku pun membalas
pelukannya. “Aku merindukanmu, eonnie” tuturnya, aku mengusap kepalanya, “nado,
sayang aku juga merindukanmu” In ha tersenyum senang. “Kajja, masuk” In Ha
mengangguk, ia pun masuk ke dalam mobil disusul olehku.
Mobil kembali
berjalan meninggalkan sekolah In Ha, “Bagaimana dengan sekolahmu?” Aku
memandang ke arah In Ha yang duduk di kursi belakang. “Berjalan dengan baik”
balasnya.
“Bagaimana, dengan Eomma dan Appa?”
“Mereka baik-baik saja selagi eonnie
selalu memberikan kabar kepada mereka dan menyempatkan diri untuk pulang” aku
mengangguk pelan.
In Ha keluar dari mobil sesampai di depan rumah sebenarnya aku ingin
sekali masuk tapi aku masih harus melanjutkan pekerjaanku, hari ini ada jadwal
pemotretan.
“Titp salamku untuk eomma da Appa, eo”
ucapku pada In Ha, sebelum aku kembali pergi. “Nde,
eonnie” aku tersenyum mendengarnya. In Ha masuk ke dalam rumah ketika mobil
Haena sudah kembali berjalan.
Melihat In Ha yang sudah masuk ke dalam
rumah membuatku lega, hingga kini aku masih bisa menepati janjiku untuk selalu
menjemputnya dan aku harap, aku selalu bisa menepati janjiku untuk
menjemputnya.
--
“Kajja” Saena eonnie mengajakku
keluar dari mobil ketika kami sampai di kantor sebuah majalah. Aku mengikutinya
dari belakang, ketika masuk ke dalam kantor tersebut aku lansung disambut oleh
beberapa foto-foto yang pernah menjadi model majalah mereka.
“Haena, ke sini” aku mengikuti Saena
eonnie yang masuk ke dalam sebuah ruangan. Aku memberi salam kepada staff
majalah di dalam ruangan tersebut, “Eo, Haena” aku sedikit terkejut karena
Donghae juga berada di ruangan tersebut.
“Oppa” panggilku balik. Donghae
tersenyum kecil, ia menepuk-nepuk kursi di kosong di samping mengisyaratkan ku
agar duduk di sampingnya, aku pun menurutinya.
Ternyata aku dan Donghae akan menjadi
model bulan februari ini, karena februari sangat dikenal dengan bulan kasih
sayang jadi bulan ini dibuat model pasangan. Kami tentunya harus bergaya
seperti seorang pasangan kekasih, “Andai,
jika Donghae adalah Kyuhyun mungkin aku akan lebih bersemangat” batinku.
Kami sudah bersiap-siap untuk memulai
pemotretan. Aku sedikit tercengang ketika melihat Donghae berubah menjadi
Kyuhyun, aku mengerjapkan mataku berkali-kali tapi Kyuhyun masih ada, ia
memberikan senyum khasnya padaku membuatku sedikit gugup dan tersipu malu.
Kyuhyun memang pandai membuatku tersipu malu, hanya dengan senyumannya saja
bisa membuatku tersipu malu.
Pemotretan pun berjalan dengan baik
tanpa kendala, semua staff bertepuk tangan senang tidak biasanya mereka bisa
melakukan selesai dalam waktu secepat ini.
“Kyu..” lirihku sambil memegang
pundaknya, senyumku memudar ketika ia menoleh ternyata bukan Kyuhyun melainkan
Donghae.
“Eo, Haena. Ada apa?” tanya Donghae.
Aku tersenyum simpul, “aniya. Aku pergi dulu” Donghae mengerutkan kening
melihat Haena yang pergi begitu saja.
Aku tersenyum kecut ternyata benar aku
hanya berhalusinasi jika tadi Kyuhyun. Aku berjalan menuju mobilku, aku lihat
Saena eonnie yang sedang menelpon. Aku pun masuk terlebih dahulu lalu disusul
olehnya yang selesai menelpon.
Hery menutup pintunya ketika Saena
sudah masuk ke dalam mobil. “Haena ya,
kau dapat tawaran menjadi bintang video klip salah satu boy band. Kau mau
terima?”
Aku diam berpikir sejenak, “Aku terima,
asalkan tidak adegan yang tidak mau aku lakukan” jawabku kemudian. “Aniya,
tidak ada adegan yang kau maksud, tapi hanya saja..” aku mengerutkan kening,
Saena menggantungkan kalimatnya.
“Tapi, apa?” tanyaku penasaran.
“Kau harus berdance di dalam video klip
tersebut” ucap Saena sedikit ragu. Aku kembali terdiam, “oke, tidak masalah
asalkan mereka mengajariku terlebih dahulu” Saena sedikit tercengang tapi
kemudian ia tersenyum “tentu saja mereka akan mengajarimu” aku mengangguk
pelan. Aku menyadarkan kepalaku di kursi mobil,
“Bukankah, Kyuhyun pandai dance” ucapku dalam hati.
Author
Pov
Kyuhyun berjalan menghampiri member
lain yang sedang menonton teve bersama, ia duduk di samping Donghae. Matanya
tertuju kepada sebuah majalah yang berada di atas meja. Ia mengambil majalah
tersebut, matanya lansung membulat mengetahui model majalah tersebut.
Ia seharusnya yang menjadi model
majalah tersebut tapi karena jadwalnya sangat padat ia tidak bisa mengambil job
tersebut dan melemparnya kepada Donghae. Ia mengumpat dalam hati, andai saja ia
tidak menolak job tersebut mungkin kini ia bersama Haena menjadi model majalah
tersebut.
Donghae melirik Kyuhyun sekilas, ia
tahu apa yang ia dipikirkan Kyuhyun. Ia sedikit tersenyum dan sekaligus sedikit
terlihat sedih.
--
Haena memulai latihan bersama boy band
yang akan menjadi partnernya dalam video klip yang akan di garap. Ia akan
menjadi bintang video klip boy band yang beberapa bulan lalu debut, kami
sama-sama pendatang baru.
“Bukankan seperti itu, tapi seperti
ini” Jino yang merupakan member paling pintar dance sekaligus leader
mengajarkan Haena gerakan yang tadi salah Haena tarikan.
“Araseo” Haena mengikuti apa yang Jino
lakukan, sedikit melekukkan tubuh rampingnya. “God” Jino memberikan ibu jarinya
pada Haena.
Jino dan member lain tidak terlalu
kesulitan mengajari Haena gerakan dance karena Haena bisa melakukannya dengan
cepat. Boy band yang bernama Key-B ini beranggotan 5 orang, Jino, Ji Sung, Min
Ji, Nam Seo dan San Woo.
Haena dan member Key-B makan siang
bersama,s mereka terlihat sangat akrab dan tidak ada kecangunggan satu sama
lain bahkan mereka tidak segan bertingkah sok romantis dan merayu Haena.
Haena melanjutkan aktivitasnya, jadwal
hari ini adalah memasak untuk keluarga Kyuhyun. Ya meskipun hubungan Haena dan
Kyuhyun sudah berakhir, Haena tetap menjalin hubungan dengan keluarga Kyuhyun.
Keluarga Kyuhyun juga tetap menerima kedatangan Haena dengan baik. Bahkan,
eomma Kyuhyun adalah salah satu orang terkejut ketika Kyuhyun memberitahu jika
hubungannya dengan Haena berakhir.
--
“Aku pulang” ucap Kyuhyun ketika ia
masuk ke dalam rumahnya yang beberapa bulan tidak ia datangi, ia sudah berjanji
hari ini untuk makan malam di rumah.
Keluarganya pun
menyambut kedatangannya dengan ramah dan hangat. Eomma sengaja membuatkan makan
kesukaan Kyuhyun, “Manhi mogo” ujarnya, Kyuhyun tersenyum lalu mengangguk ia
juga merindukan masakan buatan eommanya.
Selesai makan mereka berkumpul di ruang
keluarga. “Eo, bukankah itu Haena” ucap Eomma ketika melihat Haena di teve.
Kyuhyun hanya diam, “iya, aku senang melihat dramanya” ucap Ahra.
“Bagaimana hubunganmu dengan Haena?”
tanya Appa. Kyuhyun menghela nafas kecil, selalu hal ini yang dibahas ketika ia
pulang ke rumah.
“Apa kau tidak pernah bertemu
dengannya?” tanya Eomma, Ahra hanya melirik ke arah Kyuhyun. “Appa, hubunganku
dengannya sudah berakhir 7 tahun lalu. Kenapa kau selalu menanyakan pertanyaan
sama ketika aku pulang?” omel Kyuhyun.
“Aku pernah 2 kali bertemu dengannya”
ucap Kyuhyun untuk menjawab pertanyaan eomma. Appa hanya mendengus kesal,
“Jinjja, Kapan dan dimana?” tanya eomma lagi, Kyuhyun memberikan tatapan
memohon untuk berhenti untuk bertanya tentang Haena.
Eomma cemberut melihatnya, “Kau hanya
bertemu 2 kali tapi eomma sudah bertemu puluhan kali setelah kalian mengakhiri
hubungan kalian” Kyuhyun terperangah dengan ucapan Eomma.
“Maksud eomma?” tanya Kyuhyun tidak
mengerti. “Haena, selalu datang ke rumah setiap hari Sabtu untuk mengirimkan
makanan buatannya dan selalu mengobrol bersama kami” Kyuhyun lansung menoleh ke
Ahra ketika ia mendengar jawaban Ahra.
“Iya, aku sangat menyukai dia dan aku
selau berharap dia menjadi menantuku tapi kalian malah mengakhiri hubungan
kalian” Kyuhyun mendapati wajah eomma yang terlihat sedih.
Kyuhyun beranjak dari sofa, “aku harus
kembali ke dorm. aku pamit pergi” ia membungkukkan badan lalu pergi. Eomma
mengangguk pelan sedangkan Ahra mendecak
pelan ia tahu alasan Kyuhyun pergi.
“Haena, selalu
datang ke rumah setiap hari Sabtu untuk mengirimkan makanan buatannya dan
selalu mengobrol bersama kami” ucapan Ahra selalu terngiang di
kepala Kyuhyun. Kesal ia pun memukul setir, ia tidak sengaja memukul
tepat di bagian klakson dan membuat klakson itu berbunyi. Seorang yeoja
terkejut karena Kyuhyun membunyikan klakson ketika lampu masih berwarna merah.
Kyuhyun yang menyadari kebodohannya lansung memberikan isyarat maaf kepada yeoja itu, untung saja ia
menggunakan kacamata jadi yeoja itu tidak terlalu mengenali dirinya.
“bodoh” umpatnya.
--
Haena membaca skrip dialog dengan
teliti, “ini, untukmu” Saena memberikan air mineral, Haena menerimanya sambil
tersenyum lalu meminumnya.
“Haena, stand by” ucap seorang cru,
Haena mengangguk pelan lalu pamit pada Saena untuk kembali bekerja. Saena
tersenyum kecil melihat Haena, baginya sepupunya itu adalah yeoja paling
sempurna di dunia ini, dan Kyuhyun adalah namja yang paling bodoh sudah
menolaknya.
Majalah yang Haena dan Donghae modeli
pun diterbitkan. Hitungan beberapa hari majalah itu sudah habis terjual, dan
membuat tim produksi kembali mencetak majalah tersebut. Ternyata model Haena
dan Donghae disambut hangat dan positif oleh masyarakat.
Pencapaian tersebut membuat pihak
majalah mengadakan pesta, tidak lupa mereka mengundang Haena dan Donghae yang
merupakan dalang dari keberhasilan kali ini.
Haena kembali dipertemukan dengan
Donghae, Haena berusaha bersikap normal meskipun sebenarnya ia merasa ada yang
aneh ketika bertemu Donghae bukan sesuatu yang menjurus kepada
kalimat mulai mencintai tapi sebaliknya Haena takut Donghae malah berbalik
mencintainya.
--
Haena kembali ke kantor Su Jin, Jung
Hoo namja teman Su Jin menepati ucapannya akan membuatnya bertemu kembali
dengannya. Saena mengatakan jika ia akan menjadi bintang tamu di acara radio
Sukira yang merupakan radio Super Junior.
Cru Sukira menyambut kedatangannya
dengan ramah, Haena tersenyum kecil ke arah Ryeowook yang merupakan DJ Sukira.
“Kita bertemu lagi” ucapnya ramah,
“nde, senang bisa bertemu denganmu lagi oppa” balas Haena. Ryeowook tersenyum
kecil, “Sebentar lagi Kyuhyun datang” Haena tercengang mendengarnya.
“Kyuhyun” ulang Haena, “iya, kau dan
Kyuhyun akan menjadi bintang tamu malam ini”
Haena terdiam, “eo, itu dia” terlihat sosok Kyuhyun yang sedang
berjalan masuk ke ruangan. Ia sama terkejutnya melihat kehadiran Haena.
“Kajja, duduk” Kyuhyun mengangguk,
Kyuhyun di hadapan Haena begitupula dengan sebaliknya. Acara pun dimulai dengan
sebuah lagu dan sapaan dari Ryeowook lalu ia memperkenalkan bintang tamu hari
ini yaitu Haena dan Kyuhyun, keduanya pun saling memperkenalkan diri.
Haena mencoba mengontrol
untuk 1 jam ke depan agar ia tidak melakukan kesalahan, ia tidak ingin terlihat
masih mencintai Kyuhyun. Meskipun pada dasarnya jantungnya berdetak lebih cepat
dari sebelumnya.
Kecanggungan terlihat ketika cru
mengambil gambar kami bersama ketika jeda iklan, mereka bahkan meminta Haena
berdekatan dengan Kyuhyun. Menyuruhnya duduk ditengah-tengah antara Kyuhyun dan
Ryeowook. Haena mengumpat tentang itu karena detak jantungnya yang berdetak
lebih cepat lagi.
Akhirnya sesi Kyuhyun dan Haena
berakhir ditutup oleh Kyuhyun yang menyanyikan lagu terbarunya,
Haena memandang Kyuhyun dalam diam ini pertama kalinya ia mendengar lagi
Kyuhyun bernyanyi secara lansung meskipun kali ini ia
bernyanyi bukan ditujukan untuknya tapi ia sudah cukup senang.
Kyuhyun mengakhiri lagunya sambil
memandang ke arah Haena, melihat itu Haena lansung mengalihkan pandangannya. Setelesai acara pun Haena dan Kyuhyun pamit pergi,
sedangkan Ryeowook masih harus berDJ.
Tidak ada yang satu pun pembicaraan
antara Kyuhyun dan Haena ketika hanya mereka berdua di dalam lift. Kyuhyun
menghela nafas pelan, ia memandang Haena “Kita perlu bicara”
Haena menoleh sekilas, “tidak ada yang
perlu kita bicarakan” balas Haena. Kyuhyun memegang tangan Haena, “kita harus
bicara” katanya lagi, Haena melirik sekilas wajah Kyuhyun lalu melepaskan
tanganku dengan paksa. “Aku bilang tidak ada yang perlu kita bicarakan”
“Choi Haena” Pekik
Kyuhyun, Haena menatap Kyuhyun tajam, “Cho Kyuhyun, bukankah itu jawaban yang
kau ucapkan 7 tahun lalu” Kyuhyun sedikit tercengang, “sudahlah aku tidak ingin
bicara denganmu” Haena keluar ketika pintu lift terbuka, meninggalkan Kyuhyun
yang masih terdiam.
Haena buru-buru masuk ke dalam mobilnya
dan meminta Hery untuk menjalankan mobilnya. Haena melirik dari ke arah
belakang tidak ada sosok Kyuhyun yang mengejarnya, Saena memperhatikan itu.
Haena menghela nafas kasar, “seharusnya
dia mengejarku jika ia memang ingin bicara padaku tapi ini sama sekali tidak”
gerutunya dalam hati.
“Ada sesuatu yang terjadi?” Aku menoleh
memandang Saena, “ah, ani” jawabku sedikit gugup.
Kyuhyun tersadar dari kediamannya, ia
lansung membuka pintu lift dan berlari keluar, ia mencari sosok Haena tapi
tidak ada. Ia berlari ke seluruh bagian mobil terpakir tapi tidak ada
tanda-tanda Haena berada.
“Sit, dia pergi” kesalnya.
--
Senyum tidak pernah lepas dari wajah
cantik Haena, ia kini sedang makan malam bersama keluarganya di rumahnya yang
sudah beberapa hari ini ia tidak datangi, Haena hanya akan pulang sebulan
sekali ke rumah sisanya ia hanya bisa menghubungi keluarganya melalui telepon.
Seperti biasanya pula, jika ia pulang
In ha akan selalu tidur bersamanya. Haena tersenyum sambil mengusap-usap kepala
adiknya yang sudah tidur lebih dulu, In Ha selalu tidur sambil memeluknya,
Haena pun membalas memeluk In Ha dan mulai menutup matanya.
Paginya Haena mengajak Eomma dan
Adiknya untuk jalan-jalan ke mall bersama, ia tidak bisa mengajak Appa karena
ia harus bekerja. Haena berjanji akan membelikan apa yang inginkan oleh eomma
dan In Ha.
“Eonnie, bagus ya” In Ha menunjuk
sebuah kalung emas putih yang berlintion bintang. “Kau suka?” tanya Haena, dan
dijawab anggukan cepat dari In Ha.
“Tolong, ambilkan kalung itu” Haena
menyuruh pegawai toko itu mengambilkan kalung yang dimaksud In Ha. Mata In Ha
berbinar-binar ketika melihat kalung tersebut. Haena memakaikan kalung tersebut
di leher In Ha, In Ha tersenyum senang melihatnya, “yeppo” puji Haena, In Ha
kembali mengangguk.
“Eotte eomma” Haena meminta mendapat
Eomma. “Cantik” komentarnya. Haena tersenyum kecil, “aku ambil kalung ini” In
Ha terlihat sangat senang.
Ketiganya melanjutkan berkeliling mall,
banyak yang memperhatikan mereka bahkan ada yang mengabadikan foto mereka. In
Ha mengajak Haena dan Eomma memasuki sebuah toko boneka, Haena terdiam ketika
melihat boneka Doraeomon yang terpajang di etalase toko tersebut. Dulu Kyuhyun
sering sekali membelikan untuknya, “eon..” In Ha tidak melanjutkan panggilannya
ketika melihat eonnienya sedang termenung sambil memandang boneka Doraemon.
Haena kembali tersadar, ia menoleh
mendapati adiknya yang berdiri di sampingnya samping terdiam, “Hey, kenapa kau
keluar? Kajja kita masuk” Haena merangkul In Ha untuk kembali masuk ke dalam
toko, In Ha hanya tersenyum simpul.
Lelah berbelanja, Haena mengajak eomma
dan adiknya untuk makan bersama. Haena tersenyum kecil ketika pelayan restoran
itu mengantarkan makanannya.
“Jinjja, hari ini aku sangat senang
sekali” ucap In Ha riang, eomma mencolek hidung In Ha dengan jari telunjuknya
pelan, “senang, karena kakakmu memberikan apa yang kau inginkan bukan?” goda
eomma, membuat In Ha tersenyum Haena yang melihat pun juga senang.
“Kajja, mogo” ucap Haena, “em” In Ha
pun mulai memakan makannya. Haena pun ikut memakan makannya, “haishh, apa
enaknya sayur” Haena termenung, ucapan Kyuhyun selalu saja terngiang ketika ia
makan makanan berbau sayuran.
Eomma dan In Ha saling berpandangan
melihat Haena yang termenung, ia tersenyum lalu melanjutkan makanannnya. In Ha
memberikan isyarat kepada eomma untuk tidak mengatakan apapun dan melanjutkan
memakan makanannya.
--
Haena tersenyum senang melihat adiknya
yang gembira, eo langkahnya terhenti ketika melihat sebuah jaket hangat
berwarna abu-abu di etalase sebuah toko. Ia mencermati jaket tersebut, bukankah
Kyuhyun besok Kyuhyun ulang tahun. Haena tersenyum, lalu membayangkan sosok
Kyuhyun jika memakai jaket tersebut, 1 kata yang bisa menggambarkan itu yaitu
tampan. Yah, Kyuhyun selalu tampan mengenakan pakaian apapun.
“Eomma” Eomma menghentikan langkahnya
ketika In Ha memanggilnya, “Wae” In Ha mengedikkan matanya ke arah Haena yang
berdiri di sebuah estalase toko. Keduanya memandang nanar, “yakinkan, dia agar
membelinya dan memberikan padanya” ujar eomma, In Ha mengangguk ia pun
menghampiri Haena.
“Omo, jaketnya keren sekali” Haena
sedikit tersentak, “eo” pendeknya. “Eonnie, ingin membelinya?” tanya In Ha,
Haena terdiam “ani” jawabnya kemudian.
In Ha cemberut mendengarnya, “kajja,
kita pulang” Haena kembali berjalan. “Eonnie, jika kau tidak ingin membelikan
jaket ini untuknya setidaknya belikan jaket ini untukku” Haena menghentikan
langkahnya. “In Ha” lirihnya.
In Ha tersenyum, ia menghampiri Haena
“eonnie, aku tahu kau masih mencintainya, bukankah besok dia ulang tahun. Jika
kau tak bisa memberikannya biar aku saja memberikannya atau kau bisa
menggunakan jasa pengiriman barang” Haena termenung sejenak detik berikutnya
senyum terbit di wajahnya.
“Kajja, kita beli jaket itu” Haena
berjalan masuk ke dalam toko tersebut. In Ha tersenyum melihatnya, ia menoleh
ke arah eomma, eomma tersenyum lalu mengangguk hangat.
Kyuhyun
Pov
“Happy Birthday, Cho Kyuhyun” seruan
itu membuatku terbangun dari tidurku. Perlahan aku membuka mataku, ku lihat
semua hyungku berkumpul di kamarku bahkan Sungmin hyung membawa kue lengkap
dengan lilin.
“Kalian” aku tersenyum lalu beranjak
bangun. “Tiup lilinnya” titah Leeteuk hyung, aku menutup mataku sejenak lalu
meniup lilin tersebut.
“Selamat ulang tahun uri evil
dongsaeng” kata Donghae sambil menepuk pundakku pelan, aku terkekeh
mendengarnya.
Paginya banyak sekali paket yang
ditujukan padaku, keluargaku juga mengirimkan hadiah untukku setelah sebelumnya
menelponku untuk mengucapkan selamat ulang tahun.
Aku mencari hadiah dari sekian banyak
hadiah yang ditujukan padaku. Aku mulai gusar ketika mendapati hadiah yang ku
cari tidak ada. “Yak, Cho Kyuhyun kau membuatnya berantakan” omel Sungmin,
karena kamarnya kini berantakan oleh hadiah Kyuhyun yang berserakan
dimana-mana. Aku tidak menanggapi omelin Sungmin hyung, aku masih sibuk mencari
hadiah tersebut.
“Haishh, tidak ada” gusarku, “Kyuhyun,
adaa.. Omo” Donghae terkejut ketika masuk ke dalam kamar Kyuhyun ternyata
hadiah ulang tahunnya berantakan dimana-mana. “Yak, kamarmu seperti kapal
pecah” komentarnya, Donghae kesal karena Kyuhyun tidak menanggapi ucapannya ia
bahkan sama sekali tidak melihat ke arahnya karena sibuk mencari sesuatu dari
hadiah yang ia dapatkan.
“Haishh, kau ini. Ini hadiah lagi
untukmu” Donghae memberikan sebuah kotak dengan sampul piano, senyumku lansung
merekah mendapati hadiah tersebut. Donghae mengerutkan kening melihat senyum
aneh Kyuhyun, ia bertanya pada melalui isyarat mata pada Sungmin, Sungmin
mengangkat bahu tidak tahu.
Donghae pun memilih pergi, Kyuhyun
lansung membongkar hadiah tersebut. “eo, jaket ini” Kyuhyun merentangkan jaket
yang merupakan isi dari hadiah tersebut. “Wow, jaket yang keren” puji Sungmin,
aku menoleh sekilas ke arah Sungmin.
“Aku
akan memberikan sesuatu yang lebih baik dari ini jika kelak aku memiliki
pendapatan sendiri” Kyuhyun tersenyum kecil, Haena memakaikan sebuah jaket
buatannya pada Kyuhyun, jaket tersebut adalah hadiah ulang tahun Kyuhyun.
“Kyu, gwaechana?” aku tersadar, “nde,
hyung” aku memeluk jaket tersebut mencium beberapa kali, lalu menaruhnya di
atas ranjang kemudian merapihkan kembali hadiah yang berantakan.
Sungmin mengerutkan kening, ia merasa
ada yang aneh dengan dongsaengnya itu. Ia melirik sekilas kotak hadiah itu,
“Selamat ulang tahun Cho Kyuhyun, dari fansmu Choi Haena” Sungmin membulatkan
mata ketika ia tahu siapa pengirim hadiah tersebut. “Apa hubungan Kyuhyun dan
Haena?” batinnya.
--
Aku mengenakan jaket pemberiannya hari
ini, ia selalu memberikan kado untukku setiap
tahunnya dan kalian tahu sampul kado yang ia berikan tidak pernah berubah
setiap tahunnya.
“Wow, kau terlihat tampan Kyu” puji
Siwon ketika aku keluar dari kamarku. “Eo, Jinjja?” tanyaku memastikan, Siwon
mengangguk pelan. Aku tersenyum simpul, aku yakin ia membelinya sambil
membayangkan jika aku memakainya.
Aku membuka ponselku, mataku tidak
sengaja membaca hotline berita hari ini, “Artis Choi Haena akan menjadi bintang
video klip Key-B”
“Choi Haena akan menunjukkan kemampuan
dancenya di video klip Key-B”
“Key-B ajak Choi Haena jadi bintang
video klip” aku terdiam membaca hotline berita tersebut. “Sitt” aku mematikan
ponselku dan memasukkannya dengan kasar di dalam tasku.
“Apa yang terjadi?” tanya Yesung, ia
kebetulan duduk di samping Kyuhyun. “eo, ani gwaechana Hyung” bohongku, Yesung
mengangguk-angguk pelan.
Author
Pov
Video klip Key-B pun dirilis, banyak
sekali yang penasaran melihat aksi dance Haena dalam video klip tersebut bahkan
baru 1 jam baru di rilis di situs youtube sudah 1,5 juta yang menonton video
tersebut.
Management Key-B pun menyambut senang
tentang berita tersebut. Haena pun sering menjadi bintang tamu bersama Key-B
itupun jika jadwal mereka yang bisa diatur
bersama, ia bahkan tidak segan-segan untuk mempratekkan dance tersebut bersama
member Key-B.
Selama 2 minggu berturut-turut Key-B
dan Haena menjadi hotline news. Haena menjadi lebih dekat dengan member Key-B
salah satunya member paling dekat adalah Jino. Kedekatan mereka pun terendus
media, banyak sekali media mencoba mencari kebenaran kedekatan mereka dan
sesuatu yang besar dibalik kedekatan itu.
Foto Haena bersama Jino pun sering
sekali terekspos ke media, bahkan ada media yang berhasil menangkap keduanya
saling bergandengan tangan.
Kyuhyun reflex membanting remot teve
dormnya ketika melihat tayangan yang menanyangkan Haena dan Jino, membuat
beberapa member yang menonton teve bersamanya ikut terkejut apalagi setelah itu
Kyuhyun masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu.
--
“Mwo” Haena dan Jino berkata bersamaan.
“Yang benar saja, aku tidak bisa melakukan itu?” ucap Haena lebih dulu. “nde,
aku tidak juga bisa” sahut Jino.
Seorang ajusshi tersenyum kepada
keduanya, “Apa susahnya, kalian hanya berpura-pura menjadi sepasang kekasih”
“Nde, ini demi menaikan karier kalian”
ucap Ajushi yang lain. Haena dan Jino sedang ikut meeting, management Jino dan
management Haena menyuruh keduanya untuk berpura-pura menjadi sepasang kekasih
untuk menaikan rating mereka karena beberapa hari ini hotline news sedang
panas-panasnya membicarakan mereka.
Mereka berdua tidak bisa melakukan apapun
jika management sudah memerintahkan sesuatu, keduanya pun akhirnya terpaksa
untuk menyetujui itu. Tapi Haena mengajukan syarat jika ia hanya melakukan
sebatas berpegangan tangan saja tidak melebihi itu.
Haena memang terkenal artis pendatang
baru yang tidak pernah mau mengambil job untuk adegan ciuman meskipun itu hanya
di pipi. Ia hanya akan mengambil job yang hanya memperankan adengan pegangan
tangan saja.
“Lebih baik aku digosipkan dengan
Donghae Oppa dibandingkan dengan Jino” batinnya miris.
Haena
Pov
“Apakah benar kau menjalin hubungan
dengan namja itu?” aku terdiam sejenak ketika eomma Kyuhyun mengajukan
pertanyaan itu padaku. Aku hanya tersenyum tipis, ia mengulurkan tangannya
melembai pipiku, “katakan pada eomma sayang, jika kau tidak lagi mencintai
Kyuhyun” pintanya.
Aku tercengang mendengar, “aku..aku..”
aku terbata-bata mengatakannya. “Aku masih mencintainya eomma” ucapku
kemudian. Eomma Kyuhyun menarikku dalam
pelukannya, aku pun menangis dalam pundaknya.
“Aku mencintai Kyuhyun eomma, selamanya
akan mencintai Kyuhyun” isakku, eomma mengusap kepalaku. “Ia, sayang aku juga
akan selalu menerimamu”
Eomma menyeka air mataku dengan kedua
ibu jarinya, “Aku hanya berpura-pura, aku sama sekali tidak memiliki hubungan
dengan namja itu. Sungguh” eomma mengangguk, ia percaya dengan yang diucapkan
oleh yeoja di hadapannya kini, ia kembali memeluk Haena.
--
Inilah aku selau bersikap manis ketika
bersama Jino meskipun dalam hati aku ingin sekali mengumpat. Kini Saena dan
Hery mengantarku ke sebuah tempat yang dimana Key-B menjadi bintang tamu di
salah satu acara musik, aku harus kembali berakting seolah-olah aku menonton
mereka dan menjemput Jino.
Banyak sekali penonton yang datang aku
menyipitkan mataku detik berikutnya, mataku membulat ketika mengetahui penonton
itu adalah fans dari Super Junior mereka mengenakan atribut ELF, aku sama
sekali tidak tahu jika kali ini Key-B akan menjadi bintang tamu bersama Super
Junior.
“omo, Choi Haena. Kau pasti kesini
untuk melihat Jino bukan?” seorang cru dengan name tag bernama Si Kyung
menghampiriku. Aku hanya tersenyum simpul, “nde”
“Kajja, aku akan mengajakmu mendekat ke
arahnya” Si Kyung mengajakku ke dekat panggung. Acara sudah dimulai, Si Kyung
menyuruhku berdiri tidak jauh dari panggung, ia pamit pergi aku melihatnya yang
berbicara melalui HT yang ia gunakan, tapi aku tidak ambil pusing tentang itu.
Aku pikir tema acara ini adalah boy
band senior dan boy band junior. Aku memperhatikan sosok Kyuhyun yang berada
disana bersama member yang lain sesekali aku melirik Jino.
“Jino ssi, apa benar kau memiliki
hubungan dengan artis Choi Haena?” aku terdiam mendengar mc menanyakan hal
tersebut pada Jino. Jino tersenyum lalu menganggukkan kepala ia terlihat
tersipu malu. “akhh, kalian pasangan mudah yang serasi” puji mc
“Eo, gamsahamnida” ucap Jino, tanpa ada
yang tahu Kyuhyun menahan kesal mendengar pujian yang dilontarkan mc kepada
Jino.
“Kalau begitu kau bisa melambaikan
tanganmu pada kekasihmu itu” Mc memandang ke arahku ia melambaikan tangannya
padaaku, aku pun buru-buru tersenyum lalu membalas lambaian tangan mc tersebut.
“Haissh, pasti cru tadi yang memberitahu kedatanganku pantas saja ia pergi
sambil berbicara dengan HTnya” gerutuku dalam hati. Jino terlihat terkejut
dengan kehadiranku tapi kemudian ia tersenyum lalu ikut melambaikan tangan.
Baik para member Super Junior dan para penonton menoleh ke arah Haena yang kini
menjadi sorotan.
“Argh, itu adalah romantis sekali
menonton kekasih secara lansung” goda Mc. Tanpa ada yang mengetahui Haena dan
Kyuhyun berdoa bersamaan berharap acara ini cepat selesai.
Aku menunggu Jino di belakang back
stage, benar-benar sesuatu hal yang sangat menyebalkan bagiku. Ku lihat Kyuhyun
berjalan menghampiriku, “Kita harus bicara” Kyuhyun masih mengucapkan kalimat
yang sama.
Aku berdecak kecil, “sudah, ku katakan
tidak ada yang perlu kita bicarakan” Kyuhyun menatap tajam kepadaku,
“Setidaknya beri aku waktu sekali saja untuk bicara denganmu”
Aku terkekeh pelan “Cho Kyuhyun,
hubungan kita sudah berakhir 7 tahun lalu tidak ada yang perlu kita bicarakan.
Jika, kau ingin aku mau bicara denganmu seharusnya kau lakukan itu dulu ketika
aku memintamu bicara denganku” Ketusku.
Ku lihat sosok Jino yang berjalan ke
arah kami, “Mian, aku harus menemui kekasihku” aku berjalan begitu saja melewatiku
Kyuhyun lalu menemui Jino. Kyuhyun memandang nanar ke arah Haena dan Jino yang
pergi bersama.
“Akan ku buat kau bicara denganku” ucap
Kyuhyun.
“Cho Kyuhyun aku mohon kejar aku”
pintaku dalam hati, tapi hingga aku berpisah dengan Jino pun tidak ada
tanda-tanda Kyuhyun mengejarku, aku tersenyum kecut mendapati Kyuhyun tidak
mengajarku.
Author
Pov
Haena bersama Eomma dan Appanya kini
menghandiri acara kelulusan In Ha di sekolahnya. Haena meluangkan waktunya
untuk moment berharga adiknya itu. Tak lupa mereka mengabadikan foto bersama.
“Jadi kau apa yang kau inginkan?” tanya
Haena pada In Ha, mereka kini sedang berada di sebuah restoran untuk makan
malam bersama merayakan kelulusan In Ha. Haena berjanji pada In Ha jika ia
lulus dengan nilai yang memuaskan dan diatas rata-rata ia akan mengabulkan satu
permintaan In Ha.
“Jinjja, eonnie akan mengabulkan
permintaanku?” Haena balik bertanya. Haena memandang In Ha, “Iya, memang apa
yang kau inginkan?” Haena mulai sedikit penasaran. Eomma dan Appa hanya menjadi
mendengar yang baik di antara pembicaraan kedua putrinya.
“Akan ku katakan jika waktunya sudah
tepat” Haena mengerutkan kening mendengar ucapan adiknya. “Haissh, kau mulai
berulah lagi” ucap Haena, In Ha sendiri hanya tertawa kecil menanggapinya. In
Ha memang terkadang meminta sesuatu yang aneh-aneh bukan membelikan suatu
barang tapi melakukan suatu hal.
--
Hingga kini Haena masih menjalani
aktivitasnya berpura-pura menjadi kekasih Jino, ia tidak tahu entah sampai
kapan akan seperti ini. Ia sudah mulai bosan menjalaninya tapi sebaliknya Jino
terlihat terbiasa dengan itu.
Kringgg
Heana lansung mengangkat telepon
tersebut ketika melihat nama Jino di layar ponselnya. Hari ini mereka akan
makan siang bersama .“Yeoboseyo”
“Eodiga?”
“Oppa sendiri dimana?”
“Aku di depan lobby” Haena pun berjalan
untuk melihat Jino, ia melihat sosoknya yang baru masuk “Aku di atas” Jino pun
memandang ke arah atasnya. Ia tersenyum melihat Haena yang melambaikan tangan
padanya, ia pun membalas lambain tersebut. “eo, aku ke atas” ucap Jino
“nde” sambungan telepon keduanya
terputus.
Haena berjalan mendekati escalator yang
akan membawa Jino naik, kedua saling tersenyum satu sama lain. “Kau sudah
menunggu lama?” tanyanya.
Haena menggeleng pelan, “Ani, aku juga
baru sampe” Jino tersenyum mendengarnya lalu mengangguk pelan. “Kajja” Jino
menggandeng tangan Haena untuk mulai berjalan bersama. Haena hanya bisa tersenyum simpul melihat sikap Jino.
“Selamat menikmati makannya” ucap
pelayan ketika ia selesai mengantarkan pesanan Haena dan Jino. “nde” ucap
keduanya bersamaan. Pelayan itu pun membungkuk sejenak lalu pamit pergi.
“Jal mogoseumnida” ucap Jino
“Nde” balas Haena.
Keduanya pun mulai memakan makanan
mereka. “Haena, smile” Haena menoleh lalu tersenyum ketika melihat ponsel Jino
yang siap mengabadikan fotonya.
Jino tersenyum kecil, “Kau akan
menguploadnya?” tanya Haena sambil mengucapkan sesendok makanan ke mulutnya.
“eo” pendeknya. Haena terdiam, Jino memang terlihat menikmati peran mereka.
Entah hanya perasaannya saja tapi Jino kini terlihat mulai mencintainya.
“Haena, aaa” Jino menyodorkan
sendoknya, dengan terpaksa Haena menerima suapan yang Jino berikan. “Oppa, aaa”
Haena mencoba untuk membalas perlakuan Jino yang ia artikan ia terlihat
romantis karena banyak mata yang kini memperhatikan mereka dan ia yakin
sebentar lagi berita itu akan segera beredar.
Jino menerima suapan Haena dengan
senang, “eo” Haena mengambil tisu ketika melihat ada butir nasi yang tertinggal
sudut mulut Jino, tanpa ragu ia pun mengelapnya. Jino sedikit terkejut melihat
yang dilakukan Haena dan entah kenapa jantung berdetak lebih cepat.
Haena tidak menyadari keterkejutan
Jino, ia terbiasa-biasa saja lalu kembali menghabiskan makanannya. Jino yang
melihat itu hanya tersenyum, ia pun kembali melanjutkan memakan makanannya.
Kyuhyun terlihat focus dengan ponsel di
tangannya, matanya dengan seksama membaca setiap baris kalimat berita yang kini
menarik perhatiannya. Yah, berita mengenai Haena dan Jino.
“Choi Haena dan Kim Jino makan siang
bersama”
“Romantisnya Choi Haena dan Kim Jino
ketika makan siang bersama”
Kyuhyun tersenyum kecut ketika melihat
foto Haena dan Jino yang makan siang bersama, terutama foto yang memperlihatkan
Haena yang mengelap mulut Jino.
Tanpa Kyuhyun sadari Sungmin
memperhatikan apa yang dilakukan terlebih apa yang sedang dilihat Kyuhyun dari
ponselnya. “Choi Haena lagi” batin Sungmin sambil berjalan pergi. Kyuhyun
menoleh ke arah belakangnya ia merasa ada seseorang yang berdiri di belakangnya
tapi ketika ia menoleh tidak orang. Ia pun kembali berkutat dengan ponselnya.
Kyuhyun masih memikirkan cara agar ia
bisa bicara dengan Haena, ia bahkan sempat berpikir agar menculik Haena tapi ia
lansung menepisnya. Menculik Haena ia tidak mungkin melakukan itu.
--
Kesuksesan Haena menjadi pendatang baru
membuahkan hasil untuk kariernya, ia masuk dalam nomasi artis pendatang baru
dalam berbagai ajang penghargaan. Haena senang mendengar kabar tersebut, masuk
dalam nomasi saja sudah membuatnya untuk cukup senang karena itu ia tidak
terlalu mengkhawatirkan apakah ia menang atau tidak.
Ajang berhargaan MAMA pun digelar semua
undangan terutama artis mulai berdatangan satu persatu. Mobil Haena berhenti di
pintu masuk acara tersebut. “Itu Choi Haena” seru beberapa wartawan.
Ketika pintu mobilnya perlahan terbuka
wartawan pun lansung mengarahkan kamera ke arahnya dan mengabadikan fotonya.
Melihat itu Haena melemparkan senyum khasnya, ia terlihat cantik dengan dress
hitamnya. Ia berhenti di tempat yang sudah disediakan oleh panitia untuk
mengabadikan gambarnya. Haena membungkukkan badan lalu pamit untuk masuk ke
dalam ruangan.
“Huaa, dia cantik sekali” puji salah
wartawan ketika sudah masuk ke dalam ruangan.
“Eo, dia juga sangat ramah sekali”
sahut wartawan yang lain.
Ruangan yang menjadi tempat acara sudah
terlihat penuh, seorang crew mengantar Haena ke tempat kursinya berada.
Kursinya bersebelahan dengan kursi member SNSD, Haena merasa sangat senang
karena ia bisa bertemu dengan idola Kwon Yuri.
Haena dan member SNSD pun bersalaman
satu sama lain, “eonnie, aku fansmu” ucap Haena pada Yuri. Yuri terlihat
terkejut dan member yang lain tersenyum kecil. “Jinjjayo?” tanyanya tidak
percaya.
Haena mengangguk cepat, Yuri berdecak
kecil, “ Aigoo, aku tidak tahu jika aku memiliki fans dari artis terkenal
sepertimu” candanya. Haena tersenyum mendengarnya, “Kajja, duduk” Yuri mengajak
Haena untuk di sampingnya.
Acara pun dimulai dengan penampilan
bintang tamu, Haena tidak terlalu memperhatikan karena ia lebih sering
mengobrol dengan Yuri dan member SNSD yang lain bahkan mereka sudah berkutar
nomor telepon.
Kyuhyun mengedarkan pandangannya
mencari seseorang, senyum kecil lansung terbit di sudut bibirnya melihat
seseorang yang ia cari sudah duduk bersama member SNSD yang lain.
Haena merasa jika ada seseorang yang
sedang memandangnya, ketika ia menoleh ia sedikit terkejut karena Kyuhyun
memandang ke arahnya. Terlebih ketika Kyuhyun melambaikan tangannya tapi ia
sadar ketika Seohyun juga melambaikan tangannya.
“Ternyata dia memandang ke arah Seohyun
bukan padaku” batinku miris.
Pengumuman yang menegangkan pun dimulai,
Haena mencoba memperlihatkan sikap biasa-biasa saja meskipun sebenarnya ia
merasa rasa penasaran, khawatir dan
kecewa menyelimutinya.
“Pemenang Artis Female Pendatang Baru
jatuh kepada?” Mc menggantungkan kalimatnya membuat jantung Haena berdetak
lebih cepat terlebih alunan musik yang dibuat menegangkan memperkeruh suasana.
“Choi Haena” Haena terkejut mendengar
namanya dipanggil, “Chukhae” ia bahkan baru tersadar ketika Yuri mengucapkan
selamat padanya. Member SNSD yang lain ikut mengucapkan selamat.
Haena berjalan ke atas panggung, ini
untuk pertama kalinya ia menaiki panggung untuk menerima penghargaan. Haena
terlebih dahulu bersalaman kepada Mc, Mc tersebut menyerahkan tropi untuknya,
Haena menerimanya dengan mata berkaca-kaca.
Mc mempersilahkan dirinya untuk
mengucapkan sesuatu, Haena mengangguk, “Annyeong haseyo, selamat malam semua.
Aku tidak percaya aku bisa mendapatkan penghargaan ini. Karena aku berpikir
kemampuan beraktingku masih dibawa rata-rata. Tapi aku bersyukur kepada Tuhan
ternyata IA memberikanku penghargaan ini padaku. Terimakasih untuk semua orang
yang berada di sampingku, Eomma, Appa, In Ha, Saena Eonnie, Hery oppa, Jino
Oppa dan Management penghargaan ini untuk kalian. Gamsahamnida”
Semuanya pun bertepuk tangan, Donghae
ikut bertepuk tangan atas keberhasilan Haena. “Aku tidak percaya tidak menyebut
nama Jino di atas panggung” ucap Eunhyuk.
Kyuhyun memandang tidak suka, “Yak,
tentu saja ia menyebutnya Jino kan kekasihnya” sahut Heechul. Donghae tersenyum
simpul mendengarnya, ia memandang ke arah Kyuhyun yang masih memandang Haena
yang menuruni panggung. “Seharusnya nama Kyuhyun yang disebut bukan nama Jino”
Acarapun selesai, Super Junior membawa
pulang 2 piala yaitu Boy Band terfavorite dan Best Years, sedangkan SNSD
membawa pulang 1 piala yaitu Girl Band Terfavorite. Key-B juga membawa pulang
piala mereka menang dalam kategori boy band pendatang baru terfavorite.
Haena keluar bersama member Key-B,
seperti biasa ia harus berakting bersama Jino. Seperti sebelumnya para wartawan
sudah menunggu kehadirannya, sebelumnya ia mengabadikan foto dirinya sendiri
lalu Key-B, selanjutnya adalah foto Jino dan Haena.
Kyuhyun menggertakan giginya melihat
pemandangan tersebut. Jino mengantar Haena menuju mobilnya yang sudah siap
mengantarnya pulang, sebelum masuk mobil Haena sempat melirik ke arah Kyuhyun
dengan senyum khasnya membuat Kyuhyun sedikit tercengang. Kyuhyun memandang
mobil Haena yang mulai berjalan.
“Kajja” Sungmin yang sedari tadi memperhatikan
Kyuhyun pun menarik tangan Kyuhyun.
Management Haena pun untuk mengadakan
pesta untuk merayakan keberhasilannya. Haena sangat senang karena pesta itu
dibuat khusus untuk dirinya. Senyumnya tidak pernah hilang dari wajahnya
melihat tingkah crew yang bertingkah lucu. Jino pun diikut hadir dalam pesta
tersebut, management yang mengundangnya. Jino ikut tersenyum melihat wajah
Haena yang terlihat cantik ketika tersenyum.
Ia sadar jika sosok yeoja yang kini
menjadi kekasih pura-puranya itu memiliki sifat yang sangat sempurna, ia bahkan
tidak tahu apa kekurangan Haena. Dan ia sadar jika ia mulai mencintai Haena.
Haena
Pov
Untuk pertama kalinya Haena
menginjakkan kakinya di gedung SM, manangement tempat Kyuhyun bernaung.
Kantornya lebih besar dari kantornya.
“Haena” Haena menoleh ketika namanya
dipanggil. Yuri melambaikan tangan ke arahnya lalu berjalan mendekatinya. Haena
membalas lambaian tangan Yuri. Kebetulan Yuri sedang hari ini sedang libur dan
Haena juga. Karena tidak ada kegiatan Yuri mengajak Haena untuk main ke
dormnya. Hanya ada beberapa member saja di dorm. Yuri juga berjanji
mengajarkannya dance.
Haena terdiam ketika ia melihat Kyuhyun
yang berdiri di lift sepertinya ia sedang menunggu lift. “Eo, Kyuhyun Oppa”
panggil Yuri, Kyuhyun menoleh. “Eo, kau Yuri ah” balasnya, Kyuhyun sedikit
terkejut karena Yuri tidak sendiri ia bersama Haena.
Yuri sadar jika Kyuhyun memandang
Haena, “Haena, ini Kyuhyun oppa. Kyuhyun oppa ini Haena” baik Haena dan Kyuhyun
tertegun karena Yuri memperkenalkan mereka berdua.
Haena tersenyum, “Nde, eonnie aku sudah
mengenalnya” jawab Haena. “Ahh, pastinya siapa yang tidak kenal manusia satu
itu” guraunya. Haena tertawa kecil mendengarnya, pintu lift pun terbuka.
“Kajja” Haena mengangguk, tapi entah kenapa langkahnya sedikit goyah. Ia hampir
saja terjatuh jika Kyuhyun tidak menahannya.
“Gwaechana?” tanya Yuri dan Kyuhyun
hampir bersamaan, keduanya memandang sejenak satu sama lain. Haena mengangguk
lemah ia mencoba menegakkan tubuhnya tapi ia merasa pusing. Kyuhyun mencium bau
sesuatu, “Durian” batinnya.
Donghae dan Eunhyuk berjalan bersama,
Donghae yang tadinya mengobrol dengan Eunhyuk lansung terdiam ketika melihat
Haena yang berada dalam dekapan Kyuhyun. Eunhyuk memandang ke arah pandangan
Donghae, ia sama terkejutnya melihat pemandangannya di depannya.
“Yak, Lee Hyukjae singkirkan durianmu
dari sini” perintahnya. Eunhyuk mengerutkan kening, “Yak, kenapa dengan
durianku?” tanyanya.
“Haena alergi Durian, ia akan pusing
jika mencium baunya” Haena lansung memandang ke arah Kyuhyun tidak percaya,
bukan masalah ternyata Kyuhyun masih mengetahui tentang dirinya tapi melainkan
sebuah tanda tanya jika ia bisa tahu mengetahui hal itu.
Eunhyuk dan Yuri tercengangg mendengar
yang dikatakan Kyuhyun, Donghae lansung merebut es durian yang Eunhyuk pegang
lalu membuangnya ke tempat sampah. “Yak, Donghae durianku” Eunhyuk meratapi es
duriannya yang sudah dibuang oleh Donghae.
Haena mencoba menegakkan kembali
tubuhnya untungnya sudah lebih baik. “Gomawo” ucapnya pada Kyuhyun tanpa memandang
ke arah Kyuhyun. Yuri lansung sigap memapah Haena dan mengajaknya masuk ke
dalam lift. Haena sama sekali tidak memandang Kyuhyun hingga pintu lift
tertutup dan membawanya pergi.
Kyuhyun merasakan jika dirinya
benar-benar gelisah, dan dia baru saja sadar sudah membuka satu kartu tentang
dirinya dan Haena. Donghae menghampiri Kyuhyun lalu menepuk pundaknya
mengisyaratkan agar Kyuhyun mengikutinya. Kyuhyun mengerti ia pun mengikuti
Donghae, Eunhyuk tidak percaya jika ia ditinggalkan begitu saja oleh Donghae
dan Kyuhyun. “Haisshh, menyebalkan sudah membuang durianku kini meninggalkanku”
umpatnya.
Yuri mengajak Haena untuk masuk ke
dalam kamarnya, “Gwaechana?” tanya Yuri khawatir. Haena mengangguk pelan, “Ini”
Yoona datang sambil membawakan teh manis hangat untuk Haena.
Yuri menerimanya dan memberikannya pada
Haena, Haena meminumnya sedikit. “Mian, eonnie aku malah merepotkanmu”
sesalnya.
“Gwaechana, aku harusnya minta maaf
padaku karena aku mengajakmu kesini kau jadi seperti ini” Haena mengangguk
pelan.
“Kau mau? istirahat? Kau bisa tidur
sejenak” ujarnya. “Bolehkah?” tanya Haena balik, Yuri lansung menganggukan
kepala cepat. Haena tersenyum simpul, ia pun membaringkan tubuhnya di ranjang
Yuri dan mulai mencoba memejamkan mata. Yuri mengajak Yoona untuk keluar dari
kamarnya memberikan waktu pada Haena untuk beristirhat.
Haena merasakan jika kepalanya terus
berputar-putar, ia bahkan tidak tenang dalam tidurnya, Haena beranjak bangun
ketika ia merasakan rasa mual melanda dirinya. Ia lansung masuk ke dalam kamar
mandi.
“Arghh” gusarnya, alergi durian Haena
baru kembali kambuh, dulu Kyuhyun selalu menjaganya dan kini Saena eonnie yang
bertugas menjaganya dari buah tersebut tapi tidak sangka hari ini ia malah
mencium bau tersebut.
Tubuh Haena terasa lemas, dengan
langkah sebisanya ia mengambil ponselnya di dalam tas, ia mencoba menghubungi
Saena. “Eonnie” panggilnya lemah.
“Yak, Haena apa yang terjadi denganmu?”
“Eonnie, palli jemput aku di dorm SNSD”
“Mwoya, apa yang terjadi?”
“Palli, eonnie aku tidak kuat lagi”
Haena seketika pingsan di atas ranjang Yuri. “Haena, Haena” Saena terus saja
memanggil Haena dalam teleponnya.
Donghae dan Kyuhyun kembali ke gedung
setelah berbicara berdua. Kedunya terdiam melihat seorang yeoja dan namja
terlihat terburu-buru masuk dan berhenti di depan lift bersama mereka.
“Kau masih tidak bisa menghubunginya?”
tanya namja itu.
“Iya. Haissh, apa yang terjadi
padanya?” Yeoja itu terlihat gelisah. “Di lantai berapa dorm SNSD itu?” tanya
namja itu lagi. “ 19” jawab yeoja itu.
“Haishh, kenapa lift ini lama sekali”
umpat namja itu. Yeoja itu menoleh ke arah sampingnya, ia terkejut karena ada
Kyuhyun dan Donghae disana. Kyuhyun merasa ada yang Sesuatu yang buruk terjadi
pada Haena.
Kyuhyun menekan tombol bel dorm SNSD
dengan cepat, ketika pintu dibuka ia lansung menerobos masuk. Tifanny yang
membukakan pintu terlihat terkejut melihat Kyuhyun yang lansung menerobos
masuk. “Ah, Tiffanny mereka manager Haena” ucap Donghae, Tiffanny hanya
mengangguk pelan. Ia masih tidak mengerti, sebenarnya apa yang sedang terjadi.
Kyuhyun lansung membuka pintu kamar
Yuri, ia dapat dengan mudah menemukannya karena di pintu tertulis nama Yuri.
“Haena ahh” Kyuhyun lansung menghampiri Haena yang terbaring di ranjang. “Haena
ah” Kyuhyun menganggkat kepala Haena sedikit menepuk-nepuk pipinya. “Haishh” Ia
sadar jika Haena pingsan. “Haena ahhh” Saena dan Hery menghampiri Haena disusul
Donghae, Yuri, Yoona dan Tiffanny.
Kyuhyun terlihat sangat khawatir, ia
mencari sesuatu dari dalam tas Haena. “Haishh, kenapa dia tidak membawanya”
gusarnya. Kyuhyun memandang Saena yang memandang tanpa berkedip “Nona, apa kau
membawa obat Haena?” tanyanya.
“aku membawanya” Saena dengan kikuk
mencari obat yang dimaksud Kyuhyun lalu memberikannya. Yuri pergi dan kembali
dengan membawa segelas air putih. “Gomawo” ucap Kyuhyun.
Kyuhyun menaruh minyak angin di dekat
hidung Haena, mencoba membuat Haena siuman terlebih dahulu. Haena memberikan
reaksi terlihat dari mimic wajahnya, perlahan-lahan ia membuka matanya. Haena
bisa melihat wajah Kyuhyun di hadapannya.
“Haena ah, gwaechana?” lirih Kyuhyun,
Haena mengangguk pelan. “Minum obatnya dulu eo” Kyuhyun membantu Haena untuk
meminum obatnya. Ia kembali membaringkan Haena agar beristirahat sejenak.
Donghae memberikan kode kepada yang lain agar meninggalkan keduanya.
Donghae dengan terpaksa menceritakan
hubungan Kyuhyun dan Haena kepada Yuri, Yoona dan Tiffanny setelah mereka
berjanji tidak akan mengatakan pada siapapun. Saena dan Hery pun juga
menambahkan penjelasan kepada mereka.
--
Haena perlahan-lahan membuka matanya ia
merasa sudah lebih baik, kepalanya tidak lagi terasa berputar-putar dan rasa
mualnya sudah hilang. Ia beranjak bangun tapi sesuatu menahannya, ia baru sadar
jika ada seseorang di sampingnya dan menggenggam tangannya erat.
Haena terkejut ketika mengetahui jika
seseorang itu adalah Kyuhyun. Haena secara perlahan untuk melepaskan genggaman
tangan Kyuhyun tapi sayangnya membuat Kyuhyun terbangun. Haena lansung
mengalihkan pandangannnya, Kyuhyun yang melihat itu hanya tersenyum kecut.
“Apa kau sudah lebih baik?” tanya
Kyuhyun, Haena menjawab dengan anggukan kepala pelan. “Syukurlah” Haena
terhenyak mendengarnya, nada Kyuhyun terdengar lega.
“Apa kau terlalu membenciku, hingga kau
tidak ingin melihat wajahku?” tanyanya lagi. Haena terdiam mendengar pertanyaan
Kyuhyun, ia ingin sekali menjawab jika ia tidak membencinya tapi bibir ini
terasa kelu untuk menjawab. Kyuhyun sadar jawaban Haena dalam kediamannya, ia
pun beranjak bangun.
“Aku pamit pergi, aku akan memberitahu Saena
Nona jika kau sudah bangun” Kyuhyun perlahan berjalan keluar dari kamar Yuri.
Keluarnya Kyuhyun dari kamar Yuri
membuat semua yang menunggu pun lansung di ruang tamu pun menghampirinya.
“Haena sudah bangun, ia sudah lebih baik. Nona bisa membawanya pulang” ujarnya.
Saena mengangguk ia pun masuk ke dalam
kamar Yuri. “Aku harus kembali ke dorm” ucap Kyuhyun lemah. Langkah Kyuhyun
terlihat gontai, “aku harus menyusul Kyuhyun” sahut Donghae, ia khawatir dengan
keadaan Kyuhyun.
Haena keluar dari kamar Yuri dibantu
oleh Saena yang memapahnya. Haena tersenyum tipis, “Mian, eonnie aku malah
merepotkanmu”.
Yuri membalas senyum Haena, “Tidak
apa-apa. Kau sudah merasa baikan?” Haena mengangguk pelan. “Kau harus
banyak-banyak beristirahat eo” ujar Yoona hangat. Haena tersenyum simpul,
“Gomawo, eonnie”
“Kami pamit pulang dulu” pamit Saena.
Yuri, Yoona dan Tiffanny menganggukkan kepala bersama. “Hati-hati eo” seru
Tiffanny.
Haena
Pov
Aku perlahan-lahan membuka mataku, “Kau
sudah bangun?” aku lansung menoleh ketika mendengar suara khas itu bertanya.
Aku tersenyum kecil, “Nde, eomma”
Eomma tersenyum hangat, ia duduk
dipinggir ranjang lalu membantuku untuk bangun bersandar. Aku tersenyum kecil
melihat eomma yang kini sibuk menyiapkan makan untukku. “Mianhae, eomma aku
merepotkanmu” tuturku.
Eomma kembali tersenyum, “Hei, jangan
berkata seperti itu, eomma tidak merasa direpotkan sayang” ujarnya. Aku hanya
bisa tersenyum simpul, eomma membantuku untuk makan ia menyuapiku.
Sudah 2 hari ini aku beristirahat total
di rumah, semua kegiatanku terpaksa aku pending karena memang keadaanku yang
masih kurang sehat total. Alergi yang aku miliki memang bisa dibilang sangat
parah, karena aku bisa menghabiskan waktu 1 minggu untuk bisa sehat total.
Adanya eomma di sampingku membuatku
merasa lebih baik, ia selalu menjagaku dan ia tahu bagaimana cara membuatku
lebih baik. Jino juga datang menjengukku, ia pasti mengetahuinya dari Saena
eonnie. Kehadirannya membuatku lebih baik tapi sebenarnya aku menginginkan
orang lain yang datang menjengukku.
--
“Eo, Haena kau sudah sehat?” tanya Mr
Moody ketika aku datang ke lokasi syuting, aku sudah merasa sehat total dan
bisa kembali menjalani aktivitasku kembali. “Nde, kangdonim aku sehat” jawabku.
“Mian, karena tidak bisa menjenggukmu
eo. Kau tahu kita harus syuting sampai pagi” tuturnya sedikit menyesal.
“Gwaechana, Kangdonim. Aku mengerti” Mr Moody tersenyum kecil.
“Kajja, kau harus bersiap-siap. Kita
akan mengambil bagianmu yang sudah terlewat dua hari ini”
“Nde, Kangdonim” Mr Moody tersenyum
kecil lalu berjalan pergi.
“Kajja, kita harus bersiap-siap” Saena
eonnie mengajakku untuk bersiap-siap.
Kyuhyun menghela nafas lega melihat
Haena yang sudah kembali menjalani aktivitasnya. Selama 2 hari ini, hatinya
tidak tenang mengetahui Haena yang dikabarkan sakit dan tidak bisa beraktivitas
seperti biasanya.
--
“Jinjja, dia menjagamu?” Su Jin tidak
percaya dengan apa yang baru saja dikatakan sahabatnya. “Eo, sepertinya karena
ketika aku bangun ia tidur di sisi ranjangku sambil mengengggam tanganku”
Su Jin mengangguk pelan, “Jadi,
menurutmu apa maksud dari sikapnya?” Su Jin menyuapkan sayur ke dalam mulutnya.
Aku mengangkat bahu, “Molla, aku tidak
ingin menebak-nebak”
“Eo, kau benar” aku memandang Su Jin
yang terlihat lahap menyantap makannya. Aku menerawang mengingat kejadian
beberapa hari lalu, aku memang tidak menanyakan apapun kepada Saena eonnie
tentang kejadian itu. Ia juga tidak menceritakan apapun padaku. Tapi, yang aku
yakini adalah Kyuhyun menjagaku selama aku tertidur.
Kyuhyun
Pov
“Durian
dan Sushi. 2 hal itu adalah sesuatu sangat aku benci, aku bisa sakit karena
itu”
Ucapan Haena terngiang begitu saja
dikepalaku semenjak kejadian dimana Haena jatuh sakit di kamar Yuri. Dan aku
mendapat kabar 2 hari pula Haena tidak bekerja karena ia harus beristirahat
total. Aku meruntuki diriku sendiri yang terlalu bodoh dan terlalu pengecut,
aku bahkan tidak berani sekali untuk datang menjenguknya, sekedar untuk
menanyakan keadaannya.
“Yak, Cho Kyuhyun ayo keluar” seruan
Eunhyuk menyadarkanku dalam pikiranku. Aku pun keluar dari mobil, “Cah, lihat
Tiffanny menyiapkan pesta dengan baik” aku tersenyum tipis mendengar ucapan
Eunhyuk.
Eunhyuk menoleh sambil tersenyum tipis
ke arahku, “kajja, kita masuk” ajaknya sambil menepuk punggungku pelan, aku
hanya menganggukkan kepala menjawab ajakannnya.
Aku dan Eunhyuk menghadiri acara ulang
tahun Tiffanny, ia mengundang semua member Super Junior. Member yang lain sudah
datang lebih dahulu karena aku dan Eunhyuk yang masih memiliki pekerjaan kami
datang terlambat.
Ketika masuk aku lansung menangkap
sosok yeoja yang selalu dalam "pikiranku, melihatnya yang sudah bisa
tertawa kembali membuatku sedikit mengurangi rasa bersalah kepadanya. Aku
berjalan menghampiri yang menjadi tuan rumah, untuk mengucapkan ucapan selamat
ulang tahun.
“Eonnie, aku merasa tidak enak pada
kalian” ucap Haena pada Yuri, mereka mengobrol sambil berjalan. Di tangan
keduanya membawa segelas minuman. “Waeyo?” Yuri tersenyum tipis mendengar
ucapan Haena.
Haena mengangguk pelan, “aku merasa,
aku adalah orang lain yang ikut masuk dalam keluarga kalian. Aku bukan
siapa-siapa kalian tapi kalian selalu mengundangku dalam acara kalian” jelas
Haena panjang.
Yuri kembali tersenyum, “aniya, bagiku
kau bukan orang lain. Ah, anggap saja kau adikku dan kakak yang baik adalah
selalu mengajak adiknya dalam kegiatannya”
Haena sedikit tercengang mendengarnya,
“Eonnie” lirih Haena. Yuri melirik sekilas ke arah depannya, “Gwaechana, aku
senang jika aku memiliki adik sepertimu” tambahnya lagi. “Gomawo, eonnie” Haena
benar-benar senang, ia tidak pernah berharap akan dianggap menjadi oleh seorang
Kwon Yuri yang merupakan idolanya.
Brukk
Karena asik mengobrol dengan Yuri,
Haena tidak memperhatikan arah langkah kakinya ia tidak jika di hadapannya ada
orang sehingga ia menabraknya dan membuat segelas yang berisi minuman menodai
jas orang tersebut.
Tabrakan keduanya membuat beberapa
undangan melihat ke arah kedunya, terutama Tiffanny sebagai tuan rumah. Yuri
memberikan senyum kecil ke arah Tiffanny, “Gwaechana” ucapnya tanpa suara,
Tiffanny yang mengerti maksud Yuri, ia hanya mengangguk pelan lalu tersenyum.
Sedangkan Seohyun memandang keduanya dengan pandangan yang tidak dapat
dimengerti.
“Eo, mianhae” sesalnya, Haena reflex
membersihkan tumpah minumannya. “Eo, Kyuhyun ah. Mianhae, Haena tidak melihat”
gerakkan tangan Haena pun terhenti, ia mengadahkan kepalanya betapa terkejutnya
melihat Kyuhyun kini berada di hadapannya dengan tatapan yang tidak bisa Haena
mengerti.
“Sebaiknya, kalian ke toilet untuk membersihkan
jas Kyuhyun” usul Yuri. Haena memandang ke arah Yuri, yang dikatakan ada
benarnya jas Kyuhyun harus dibersihkan dengan air agar tidak meninggalkan noda
di jasnya. “ah, nde” lirih Haena.
Haena memandang ke arah Kyuhyun,
“sebaiknya kita toilet sebentar” aku mengangguk pelan, sedetik kemudian dibuat
terkejut olehnya karena ia menarik tanganku untuk mengikutinya. Yuri tersenyum
melihat keduanya yang pergi, ia memang sengaja membuat Haena focus dalam
obrolannya tadi jadi ia tidak memperhatikan langkah kakinya. Ketika ia melihat
sekilas ke arah depan, ia melihat Kyuhyun yang berjalan berbelok menuju ke arah
mereka, ia juga sama-sama tidak memperhatikan jalan. Bukankah itu bagus,
setidaknya keduanya bisa memiliki alasan untuk berbicara berdua.
Haena mengeluarkan sapu tangan dari
dalam dompetnya, dengan telaten ia mengelap jasku. Melihatnya berada dengan
jarak dekat denganku membuatku ingin sekali memeluknya dan mendekapnya tapi aku
menahan agar tidak melakukan itu.
“Gwaechana?” lirihku, gerakkan tangan
Haena mengelap jas sejenak berhenti tapi ia kembali melanjutkan mengelap jasku.
“Eo, gwaechana” jawabnya kemudian. Aku
tersenyum simpul, ia memandang ke arahku. “Hemm, aku takut nodanya akan
meninggalkan bekas jadi lebih baik kau melepasnya agar aku bisa mencucinya”
ujarnya.
Aku mengangguk pelan, ia mengalihkan
pandangannya ketika aku membuka jasku. “igo” aku memberikan jasku padanya, ia
menerimanya. “Secepatnya aku akan mengantarnya” ucapnya.
Aku mengangguk pelan, ia menarik nafas
kecil ia tersenyum tipis lalu keluar dari toilet. “Haena, bisakah kita bicara?”
Haena menghentikan langkahnya ketika mendengar Kyuhyun. “Ani” pendeknya tanpa
membalikkan tubuhnya untuk memandang ke arah Kyuhyun.
“Setidaknya memberikan aku satu
kesempatan untuk bicara denganmu” ucapku. Haena membalikkan tubuhnya, ia
tersenyum simpul “Apa kau memberikan aku kesempatan ketika aku meminta bicara
denganku” aku terhenyak mendengarnya.
“Haena, jebal. Aku berjanji setelah
kita bicara, aku tidak akan lagi menggangumu”
Haena terdiam, “Ah, aku baru mendengar
kata kita lagi dari mulutmu setelah 7 tahun lalu. Selama ini, hanya ada aku dan
kau dan tidak ada kita”
“Haena, ah” panggilku lirih.
Ia tersenyum, “Araseo, aku akan
mempertimbangkannya.”
Kini giliranku yang terdiam, sikapnya
seperti ini karena aku dan aku tidak bisa menyalah dirinya yang berubah. “Eo,
aku harus kembali” ia membalikan badannnya untuk kembali melangkah.
Aku menghela nafas kecil, ku hampiri
dirinya menarik tangannya untuk berjalan bersama. “Bukankah tadi kita ke toilet
bersama, orang akan merasa aneh jika kau kembali seorang diri”
Apa yang dikatakan Kyuhyun benar, “ara”
sahut kemudian.
Aku dan Haena kembali bersama, kami
menghampiri yang lain yang sedang berkumpul bersama. “eo, kalian sudah kembali”
seru Yoona ketika melihat aku dan Haena.
Aku dan Haena memberikan senyum
sekenanya, “Kalian terlihat sepasang kekasih” celetuk Teyeon, membuatku dan
Haena merasa sedikit salah tingkah. Tanpa ada yang menyadari Seohyun juga
terkejut mendengar celetukan Teyeon yang merupakan leadernya dalam group SNSD.
“Ah, bachi. Lihat mereka menggunapakan
pakaian dengan warna yang sama” timpal Sunny. Aku dan Haena saling memandang
satu sama lain. Aku baru sadar jika Haena menggunakan dress putih dengan ikat
pinggang berwarna hitam sedangkan menggenakan setelah putih hitam, terlihat
lebih mencolok karena aku melepas jas yang aku kenakan.
“Eo, itu ..” ucap kami bersamaan,
membuat kami kembali memandang satu sama lain. Sedangkan yang lain memandang
kami dengan pandangan selidik.
Haena berdecak kecil, “hanya kebetulan
saja”
“Jinjja?” baik Haena dan Kyuhyun
sama-sama terkejut karena hampir semuanya berkata secara bersamaan, tidak
semuanya hanya Seohyun yang terlihat tersenyum tipis.
“Nde” jawab kami sedikit kikuk,
keduanya mencuri pandang satu sama lain tapi tidak ada satu pun yang mereka
katakan. Sedangkan, Seohyun menghela nafas lega mengetahui jika keduanya hanya
kebetulan mengenakan warna pakaian yang senada.
Kyuhyun berkata pada dirinya sendiri
akan membuat Haena bicara dengannya dan membuat keadaan mereka tidak seperti
sekarang.
Haena
Pov
Ku pandangi jas yang kini tergantung di
hadapanku, yah jas Kyuhyun. Sebenarnya aku merasa senang bisa membawa jas
Kyuhyun pulang bersamaku. Karena aku bisa menghirup kembali aroma tubuh Kyuhyun.
Aku bahkan membawanya tidur bersamaku, aku tidur sambil memeluk jas Kyuhyun.
“Haena,
jebal. Aku berjanji setelah kita bicara, aku tidak akan lagi menggangumu” ucapan Kyuhun seketika
terngiang. “Kyuhyun ah, apa maksud ucapanmu tidak akan lagi menganggu, eo.
Bukankah lebih baik aku tidak menerima ajakan bicara bersama agar kau selalu
mengangguku” Aku berkata pada diriku sendiri.
“Undangan makan malam?” aku memandang
undangan makan malam yang Saena berikan padaku, aku membaca detail undangan
tersebut. “Eo, kau menjadi tamu istimewa dari acara makan malam itu” jelas
Saena.
“Araseo, aku akan datang” Saena
tersenyum senang, ia tahu jika Haena bukankah orang yang gampang menolak
undangan dari orang.
Aku memasuki sebuah restoran mewah di
kawasan Busan, restoran itu memang khusus
diperuntukkan untuk orang kelas atas yang mampu membayar makan biasa
dengan harga tinggi. Seorang pelayan mengantarku ke ruang VIP yang merupakan
ruangan yang tertera di dalam udangan tersebut.
Ku buka pintu perlahan, gelap itu adalah
satu kata yang mampu menggambarkan ruangan tersebut. Lampu perlahan menyala
ketika aku menutup pintu, aku terdiam melihat postur namja yang berdiri
membelakangiku. Aku sangat mengenal postur tubuh itu, yah dia adalah Cho
Kyuhyun.
Ia berjalan santai ke arahku,
“duduklah” ucapnya lembut. Aku menuruti apa yang dia katakan, “ternyata, kau
tidak pernah berubah” aku mengerutkan kening mendengar ucapanmu.
“apa maksudmu?” tanyaku tidak mengerti.
Kyuhyun terkekeh pelan, “Kau memang tidak pernah bisa menolak sebuah undangan”
aku terdiam, ternyata Kyuhyun masih mengingat sifatku yang lain.
“Makanlah, aku kesini mengajakmu untuk
makan malam bukan untuk terdiam” Kyuhyun memakan lebih dulu makannya. Aku
kembali terdiam karena semua menu makan adalah makan favoritku. Kyuhyun
tersenyum melihat Haena yang memulai memakan makannya.
Makan malam itu berlansung hening,
hanya ada bunyi alat makan kami yang berbenturan dengan piring. Aku mengelap
bibirku, “makananku sudah habis, aku pamit pergi” aku beranjak dari kursi, aku
membuka pintu tadi aku masuki tapi tidak bisa. Kyuhyun tertawa kecil melihat
Haena yang kesulitan membuka pintunya, ia pun beranjak menghampiri Haena.
“Yak, apa yang kau lakukan pada pintu
ini?” tanyaku sambil mencoba membuka pintu tersebut. “Pintu itu dikunci”
jawabnya santai. “Mwo” kataku tak percaya, aku memandang tajam ke arah Kyuhyun
yang perlahan mendekat ke arahku membuatku tersudut ke pintu.
Ia tersenyum kecil, kedua tangannya
sengaja menepel ke pintu membuatku terkurung. “Apa yang ingin kau lakukan?”
tanyaku sedikit takut ketika Kyuhyun mendekatkan wajahnya padaku. “Kenapa kau
takut?” tantangnya.
“Jika kau melakukan sesuatu padaku, aku
tidak akan segan akan..” ocehanku terputus ketika Kyuhyun mengecup bibirku
sekilas. “Tidak segan akan apa?” tanyanya lembut, aku ingin menjawab tapi bibir
kelu, Kyuhyun tersenyum kecil ia kembali mengecup bibirku.
Tubuhku bahkan tidak menolak ketika
Kyuhyun menarik tanganku lalu melingkarkan tangannya dipinggangku, ia memandang
sekilas lalu kembali menciumku. Aku reflex menutup mataku bahkan tanpa sadar
aku membalas ciumannya dan entah tanganku
sudah menglingkar manis di leher Kyuhyun.
Bunyi suara decapan bibir kami
terdengar di ruangan tersebut, tidak ada yang ingin menyudahi aktivitas ini
keduanya saling merindukan hal ini satu sama lain. Mereka akan melanjutkan lagi
jika di salah satu dari mereka berhenti mengambil nafas.
Tidak ada pembicaraan setelah kejadian
tadi, Kyuhyun mengantarku ke apartement menggunakan mobilnya. “Gomawo” ucapku
padanya sambil membungkukkan badanku. Aku terkejut ketika Kyuhyun ikut turun
dari mobilnya. Ia menarikku pergi lalu masuk ke dalam lift.
Aku memandangnya tak percaya, “Yak,
kenapa kau diam. Pencet nomornya” aku tersadar dan buru-buru menekan tombol
lift tersebut. Aku kembali terhenyak ketika Kyuhyun mengenggam tanganku, ia
tersenyum tipis padaku.
Kyuhyun ikut masuk ke dalam apartement
Haena, ia ingin tahu bagaimana isi apartement yang dihuni oleh Haena.
Apartement Haena cukup luas jika dihitung untuk dihuni sendiri, Kyuhyun tersenyum
licik mungkin ia bisa menumpang sewaktu-waktu jika ia malas tidur di dorm.
“Ini untukmu” aku memberikan air
mineral botol kepada Kyuhyun, Kyuhyun menerimanya tanpa menunggu ucapan darinya
aku lansung meninggalkannya menuju kamarku. Aku mengambil baju ganti, menyambar
handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Kyuhyun sendirian.
Kyuhyun mengamati setiap sudut
apartement Haena, apartement Haena sangat dominan dengan wajah biru dan putih,
ia tersenyum kecil itu adalah warna kesukaan Haena. Kyuhyun memutar kenop pintu
yang merupakan kamar Haena. Kamar yang rapi dengan warna yang sama, Haena
memang selalu menjaga kerapihan kamarnya karena itu ia sering sekali memarahi
dirinya jika kamarnya berantakan dan akhirnya Haena yang merapihkan kamarnya.
Disudut kamarnya terpasang rapi boneka doraemon, boneka pemberiannya.
Kyuhyun pun beralih ke arah ranjang, ia
melirik sebuah bingkai foto yang terbalik dan tidak terpajang di atas mejam, ia
pun mengambil bingkai foto tersebut matanya lansung membulat ketika mengetahui
foto didalam bingkai tersebut.
Aku mengusap rambutku dengan handuk, ku
buka pintu kamarku. Betapa terkejutnya aku ketika melihat Kyuhyun yang berada
di dalam kamarku, dan ditambah Kyuhyun kini memegang bingkai fotoku. Aku
lansung menghampirinya dan merebut bingkai foto tersebut dari tangan Kyuhyun
membuatnya terkejut.
“Yak, jangan seenaknya memasuki kamar
orang apalagi melihat barangnya” tegurku padanya. Kyuhyun terdiam lalu
mengangguk, aku menghela nafas lega karena ia tidak lagi bertanya masalah foto
itu.
Kyuhyun duduk di ranjang Haena, ia
menggoyangkan sebentar ranjang itu. “Empuk” aku mengerutkan kening melihat
tingkahnya yang aneh. “Aku tidur sini ya” aku lansung melongo tak percaya.
“Ani, kau harus pulang” Tolakku. “Yak,
apa kau tega menyuruhku pulang, ini sudah malam” ucapnya. Aku menghela nafas
ketika Kyuhyun memperlihatkan wajah agyeonya. Ku buka lemariku mengeluarkan
pakaian yang bisa digunakan Kyuhyun.
“Pakai ini” aku memberikan handuk dan 1
stel baju, Kyuhyun menerimanya ia meniliti baju pemberianku. “Yak, kenapa kau
memiliki baju namja?” seru Kyuhyun mendapati jika baju yang diberikan Haena
adalah baju namja.
Aku berdecak kesal, “Itu milik
sepupuku, ia memang sering tidur disini lebih tepatnya tidur sofa”. Kyuhyun
terdiam sejenak, “Jinjja?” tanyanya lagi. “Eo” pendekku, Kyuhyun mengangguk
pelan ia beranjak bangun. Sepeninggalan Kyuhyun, aku menghela nafas lega aku
buru-buru mengantur detak jantungku yang tidak karuan.
Aku duduk di kursi rias sambil
mengeringkan rambutku dengan handuk lalu menyirisirnya. Bayangan ketika aku
dan Kyuhyun berciuman tadi membuatku
termenung, seharusnya aku menolak tapi aku malah membalasnya. Ternyata aku
benar-benar merindukan sentuhan darinya.
Kyuhyun baru saja selesai mandi
ternyata baju yang diberikan Haena ukurannya pas dengannya ia pun membuka pintu
kamar Haena, ia mendapati Haena yang sedang
termenung.
Aku tersadar ketika Kyuhyun memelukku
dari belakang, ia menyadarkan bahunya di pundakku, karena keasikan melamun aku
tidak tahu sejak kapan ia sudah selesai mandi dan sudah kembali ke kamar. “Apa
yang sedang kau pikirkan, eo?” tanyanya lembut. Kami saling memandang satu sama
lain melalui cermin.
“Tidak ada” bohongku, aku melepas
tangan Kyuhyun membuatnya berhenti memelukku. Kyuhyun terdiam sambil
memperhatikan Haena yang perlahan berbaring di ranjang, ia tidur sambil
memungguiku sebelumnya ia menaruh guling di tengah.
Aku merasakan jika ranjang bergoyang,
Kyuhyun naik ke atas ranjang. Aku mencoba untuk tidur menutup kedua mataku.
Kyuhyun mengambil guling yang menjadi pembatas antara dirinya dengan Haena lalu
bergeser mendekat ke Haena, ia menarik selimut agar menutupi Haena. Ia mencium
puncak kepala Haena setelah itu ia ikut berbaring di samping Haena. Aku membuka
mataku yang sempat penjam ketika aku merasakan jika Kyuhyun mencium kepalaku.
Hal itu yang dulu adalah hal yang sering ia lakukan sebelum aku tidur. Aku
tidak ingin berkomentar apapun karena itu aku memilih untuk tidur.
--
Aku perlahan membuka mataku, aku
terkejut ketika melihat wajah Kyuhyun yang sangat dekat denganku dan kini aku
baru sadar jika kami tidur sambil saling memeluk satu sama lain. “Bodoh, kau
Haena” umpatku.
Aku baru saja ingin beranjak bangun
tapi setelah melihat wajah Kyuhyun yang polos sekali kektika tertidur membuatku
mengurungkan keinginanku. Kyuhyun tetap terlihat tampan meskipun sedang
tertidur, tanpa sadar tanganku terulur mengusap wajahnya lalu turun mengusap
pipinya dan berakhir dibibirnya. Bibir yang semalam menciumku dan hanya bibir
inilah yang menyentuh bisa menyentuh bibirku. Aku tidak pernah berciuman selain
dengan Kyuhyun karena itu aku menolak semua adegan yang berkaitan dengan
ciuman.
Tanpa sadar aku menutup mataku,
mendekatkan wajahku lalu mencium bibir Kyuhyun. Aku membuka mataku ketika
tersadar dan lansung melepas ciumanku. “haishh, apa yang kau lakukan Haena”
runtukku, aku buru-buru beranjak dari ranjang dengan sebelumnya menyingkirkan
tangan Kyuhyun secara perlahan-lahan.
Aku menggulung rambut panjangku ke
atas, entah kenapa aku tergerak untuk membuat sarapan untukku dan Kyuhyun.
Setelah selesai aku kembali masuk ke dalam kamar, aku terdiam memikirkan
bagaimana cara membangunkan Kyuhyun jika dulu aku bisa melakukannnya dengan
cara manis tapi apakah ia aku juga harus melakukannya dengan cara yang sama mengingat
status hubungan kami yang sudah
berakhir.
Aku naik ke atas ranjang, “Kyuhyun,
bangun” ucapku sambil menepuk-nepuk pundaknya. “Hyung, aku masih ngantuk”
giaunya sambil meringsuk ke balik
selimut lebih dalam. Aku tercengang, aku tidak di terima dipanggil hyung. Aku
menghela nafas, terpaksa aku harus membangunkan dengan cara manis.
Ku usap rambut kepala Kyuhyun pelan,
lalu mengusap pipinya “Kyu, bangun” ucapku. “eo, cagiya nanti saja aku masih
mengantuk” aku kembali tercengang, bukan karena ia memanggilku cagiya tapi itu
adalah jawaban yang dulu sering Kyuhyun ucapkan ketika aku membangunkannya. Aku
kembali mengusap pipinya, aku ingin tahu jawaban keduanya apakah sama “Kyu,
bangun” ulangku. Kyuhyun memegang tanganku yang mengusap pipinya, lalu
menciumnya “nde, cagiya sebentar lagi aku bangun. Tunggu aku, eo. Aku
mencintaimu” tanpa sadar aku menitikkan air mata, Kyuhyun masih sama seperti
dulu. Ia tidak pernah berubah, aku yakin jika ia masih mencintaiku.
Kyuhyun perlahan membuka matanya ketika
ia mendengar isakan seseorang, ia sedikit terkejut mendapati Haena yang
menangis ia buru-buru beranjak bangun. Aku menghapus air mataku ketika
tiba-tiba saja kau terbangun, “Haena” lirihnya.
“eo, gwaechana” aku beranjak turun dari
ranjang.
Srekk, langkahku terhenti ketika
Kyuhyun memelukku dari belakang. “Mianhae, Haena.. Jeongmal mianhae” lirihnya.
Air mataku kembali mengalir, “aku masih mencintaimu sayang” aku tercengang
mendengarnya, Kyuhyun membalikkan tubuhku untuk menghadap ke arahnya. Tangan
kiri melingkar di pinggangku sedangkan tangan kanannya menyeka air mataku.
Ia tersenyum kecut, “Aku tidak pernah
berniat membuatmu menangis. Sekalipun aku pun tidak pernah tapi aku sadar
selama 7 tahun ini kau selalu menangis karenaku”
Air mataku kembali mengalir, aku
memukul-mukul pelan dada Kyuhyun “Aku benci kau Cho Kyuhyun, aku benci kau. Aku
benci kau karena hingga kini aku tidak bisa melupakanmu dan berhenti
mencintaimu” Kyuhyun nanar mendengarnya ia menarik tubuh Haena ke dalam
pelukannya membiarkan Haena menangis dalam pelukannya.
“Mianhae sayang, maafkan aku tidak
mengatakan alasan itu dari awal dan maaf jika aku memilih karierku daripada
dirimu”
Aku melepaskan pelukan Kyuhyun lalu
memandangnya penuh ucapan Kyuhyun tadi begitu mengambang, Kyuhyun tersenyum ia
kembali menghapus air mataku dengan tangannya. “7 tahun lalu adalah tahun
diamana aku harus mengambil keputusan yang sangat berat. Setelah 1 tahun aku
debut, manangement mengetahui jika aku memiliki hubungan denganmu. Mereka
memaksaku untuk mengakhiri hubunganku denganmu tapi aku bersikeras menolaknya.
Hingga akhirnya management memberikan 2 pilihan padaku yaitu jika putus
denganmu aku masih bisa melanjutkan karierku tapi jika aku memilih dirimu
mereka akan menghentikan karierku” aku menutup mulutku dengan tanganku,
“Maafkan aku, karena aku memilih karierku dibandingkan dirimu” sambungnya
sedih.
Aku memang tidak pernah tahu alasan
jelas ketika Kyuhyun meminta mengakhiri hubungan kami, dulu ia memintaku
menemuinya dan saat itulah ia mengatakan jika ia tidak mencintaiku lagi dan
meminta hubungan kami berakhir.
Karena alasan yang mengambang itulah
aku selalu memohon kepada Kyuhyun untuk kami bicara tapi Kyuhyun selalu
menolak, ia selalu mengatakan “tidak ada yang perlu kita bicarakan” dan kalimat
itu membuatku sakit hati dan menggunakan kalimat itu ketika Kyuhyun ingin
mengajak bicara denganku.
Aku kembali memukul-mukul dada Kyuhyun,
“bodoh, kenapa kau tidak mengatakan itu padaku. Kenapa kau malah berbohong dan
mengatakan jika kau tidak mencintaiku lagi,eo” ocehku.
Kyuhyun menariku ke dalam pelukannya
lagi, “mian, aku tahu aku memang salah”
“Kau tidak tahu hatiku sakit sekali
ketika kau mengatakan jika kau tidak mencintaiku lagi. Seharusnya kau
mengatakannnya dengan jujur padaku itu lebih baik”
Kyuhyun tidak pernah mengira jika
jawaban Haena akan seperti ini, ia malah mengira Haena akan lebih marah jika ia
mengetahui jika ia lebih memilih kariernya dibandingkan dirinya. “Mianhae”
lirihnya.
“Kau tidak tahu betapa tersiksanya aku
mengetahui kau terlibat kecelakaan maut 6 tahun lalu. Kau tidak tahu aku selalu
menunggumu di rumah sakit, eomma selalu menyuruhku untuk bersabar menunggu
kabar dari berita tapi aku tidak bisa karena itu aku selalu menunggu di rumah
sakit dan berharap ada berita baik tentang keadaanmu”
Kyuhyun terhanyut mendengarnya, “Kau
tahu, aku tidak suka menonton teve tapi karenamu aku selalu menontonnya, hanya
karena untuk melihatmu” Kyuhyun mengeratkan pelukannya.
“Mian” ucap Kyuhyun lagi.
“Akhirnya aku memilih untuk menjadi
artis dan berharap aku bisa bertemu denganmu tapi ketika kita tidak sengaja
bertabrakan dan bertemu kau sama sekali tidak menyapaku. Kau jahat Kyuhyun ah,
kau jahat” Kyuhyun menutup matanya, ia tidak sadar sejak kapan air matanya ikut
mengalir.
“Mian” ucapnya bergetar. Aku terdiam
mendengar ucapan Kyuhyun, nadanya terdengar seperti orang menangis. Aku
melepaskan pelukannya, “Kyuhyun ah kau menangis”
“eo, ani” Kyuhyun buru-buru menyeka air
matanya. Aku memegang pipinya dengan kedua tanganku, “Kau menangis Kyuhyun ah,
kau tidak bisa berbohong padaku” Kyuhyun meruntuki dirinya yang tidak bisa berbohong
kepada Haena. Air matanya kembali mengalir, “Mianhae sayang, maafkan aku. Aku
memang bodoh telah melepasmu pergi. Aku rela melakukan apapun untuk menebus
semuanya, asalkan kau kembali padaku dan kita kembali seperti dulu” mohonnya.
Air mataku kembali mengalir bukan
karena sedih tapi aku terharu mendengar permohonannya yang menginginkan aku
kembali padanya.
“Kau akan melakukan apapun?” tanyaku
memastikan, Kyuhyun mengangguk cepat. “Berhentilah menangis dan katakan jika
kau mencintaiku” seketika Kyuhyun pun berhenti menangis.
“Saranghae Choi Haena, jeongmal
saranghae” aku tersenyum lalu memeluk Kyuhyun, “nado, saranghaeyo Kyuhyun ah”
aku benar-benar lega sekarang apa yang aku lakukan ternyata membuahkan hasil.
“Kajja, kita sarapan” aku melepas
tautan kami, Kyuhyun mengangguk. Aku tidak ingin kami terlalu lama terhanyut
dalam kesedihan.
Kyuhyun duduk di kursi makan yang
memang sengaja aku buat hanya untuk dua orang saja. “Kau harus banyak makan,
eo. Kau terlihat kurus sekali” Kyuhyun tersenyum senang mendengarnya, ia
merindukan ocehan khas kekasihnya itu.
“Jangan ada yang tersisa, jika ada yang
tersisa aku akan menyuruhmu makan sayur” ancamnya sambil memperlihatkan sayuran
di sendoknya.
“araseo” aku tersenyum melihat Kyuhyun
yang sudah memakan makanannya dengan lahap, aku ikut memakan makananku, “Yak,
kau belum menjelaskan hubunganmu dengan Donghae hyung dan Jino”
“Eo, hubunganku dengan Donghae itu..”
Flash
back
Disinilah aku duduk sendiri sambil
memandangi pantai yang dulu menjadi saksi bisu kebersamaanku bersama Kyuhyun.
Terbayang dimana aku dan Kyuhyun saling berkejar-kejaran, saling mencipratkan
air satu sama lain, kenangan itu tidak bisa hilang dan selalu terkenang olehku.
“Eo, benar Haena” aku menoleh mendengar
seseorang mengucapkan namaku. “Eo, Donghae oppa” Donghae tersenyum ia ikut
duduk di sampingku. “apa yang kau lakukan disini?” tanyanya, ia mengedarkan
pandangannya menoleh ke kanan dan ke kiri “kau sendirian?” tanyanya lagi.
Aku mengangguk pelan, “eo, aku sendiri.
Aku sedang ingin melihat pantai saja” Donghae mengangguk pelan. Aku dan Donghae
mengenal cukup baik karena kami sempat bertemu beberapa kali di sebuah acara
ketika aku menjadi bintang tamu dan kami selalu satu media jika mebintangi
sebuah drama.
“Donghae oppa” Donghae menoleh, “Wae”
aku terdiam untuk berpikir sejenak, “bisakah kau membantuku?” Donghae
mengerutkan kening bingung, “kau butuh bantuku?” tanyanya balik, aku mengangguk
pelan.
“Eo, jadi apa yang ingin ku bantu?”
Aku tersenyum senang, “aku mencintaimu”
Donghae tercengang mendengarnya. “Haena..” lirih Donghae.
“Bantu aku agar aku bisa mendengar Kyuhyun
mengatakan itu padaku” mimic wajah Donghae berubah seketika yang semula hati
senang menjadi redup. “Eo, Kyuhyun” ulang Donghae.
Aku menceritakan kisah cintaku pada
Donghae, “araseo, aku akan membantumu”
“Gomawo, oppa”
Flash
back end
“Mwo, berarti kau bekerjasama dengan
Donghae hyung tentang acara waktu itu”
Aku mengangguk pelan, “Yak, aku hampir
kena serangan jantung ketika kau mengatakan menunggu lamaran dari Donghae”
cerocosnya.
Aku terkekeh kecil, “tapi aku bingung
kenapa Donghae bisa mengetahui jika aku menyukai es cream coklat” Haena
memasang wajah bingung sekaligus penasarannya.
“Karena, aku yang memberikannya padanya
dan menyuruhnya memberikannya padamu” ucap Kyuhyun sambil menguyah makannya.
“Mwo, Jinjja?” Aku tidak percaya jika
Kyuhyun melakukan itu.
Flash
back
Aku sudah mengenalnya” semua member
memandang selidik sedangkan Kyuhyun sedikit terkejut mendengarnya. “Kau sudah
mengenalnya? Sejak kapan?” tanya Kangin.
Aku melirik sekilas Kyuhyun, “Sejak
debut, aku adalah fans Kyuhyun” semua member mengangguk mengerti. Kyuhyun pergi
begitu saja ketika mendengar jawaban Haena membuat member lain terkejut
termasuk Haena. “Sudah, biarkan saja dia, dia memang seperti itu” tutur Siwon.
Aku hanya tersenyum simpul, “Tunggu disini sebentar” aku mengangguk ketika
Donghae berkata padaku.
Kyuhyun melihat Donghae yang sedang
ingin memesan minuman, “Kau ingin minum hyung?” tanya Kyuhyun. “ah, ani. Bukan
untukku tapi untuk Haena, tapi aku bingung memilih minuman yang mana?” tanya
Donghae sambil melihat menu minuman yang tersedia.
Kyuhyun tersenyum tipis, “Ini, pesanan
anda tuan Cho” pelayan memberikan satu gelas es cream coklat pada Kyuhyun. “Kau
memakan es cream?” tanya Donghae tidak percaya.
“Haisshh, ini bukan untukku” Donghae
mengerutkan kening, jika bukan untuknya jadi untuk siapa. “Berikan ini pada
Haena, ia hanya menyukai es cream dan air mineral saja selain itu ia tidak
menyukainya”
Donghae melongo mendengarnya penjelasan
Kyuhyun, “araseo, gomawo Kyuhyun ah” Donghae membawa gelas berisi es cream
tersebut. Kyuhyun hanya tersenyum kecut melihat wajah Haena yang sedikit
terkejut ketika Donghae memberikannya es cream, ia pun kembali bergabung.
Flash
back end
Aku mendengus kecil, “dasar, namja
menyebalkan. Bukan kau yang memberikannya padaku malah menyuruh orang lain”
gerutuku. Kyuhyun terkekeh mendengarnya. “Jadi, bagaimana dengan Jino?” Kyuhyun
hampir saja melupakan tentang itu.
“Hanya hubungan rekayasa” Haena
menanggapinya dengan santai. Kyuhyun berpikir sejenak, “Aku tahu itu tapi teteplah
seolah-olah kau berhubungan dengan Jino” ujarnya.
Aku mengerutkan kening, “maksudmu?”.
Kyuhyun menjawab dengan senyuman licik, membuatku mengerti maksud senyuman itu.
Aku menegak air dari gelas di
sampingku, “Kau sendiri, apa rasanya bisa berciuman dengan 3 gadis di drama
musikalmu itu” Kyuhyun berhenti menyendokan makanannya ke dalam mulutnya, ia
memandang wajah Haena yang terlihat sekali jika ada aora aneh dalam dirinya.
“Itu.. hanya skenario sayang, aku tidak
benar-benar berciuman dengan perasaan itu semua benar-benar acting. Sungguh”
Kyuhyun mengangkat 2 jarinya yang ke udara untuk meyakinkan kekasihnya itu.
Aku berdecak kecil, “alasan”
“Aku serius sayang, kau tahu aku tidak bisa
berbohong padamu” sambungnya lagi.
“Aku bahkan menolak setiap job jika aku
harus memerankan adegan ciuman dan aku mengajukan syarat kepada manangement, aku
akan setuju berpura-pura menjalin hubungan dengan Jino asalkan aku hanya
bergandengan saja tidak lebih dari itu tapi kau malah…” aku tidak melanjutkan
ucapanku karena terlalu kesal, melihat kenyataan jika Kyuhyun menerima job
dengan adegan seperti itu.
“Araseo-araseo, aku tidak akan lagi
mengambil job seperti itu lagi sayang, jadi berhentilah merajuk” bujuk Kyuhyun,
aku mengerlingkan mataku malas.
“Choi Haena”
“Ne-ne, aku memaafkanmu” Kyuhyun
tersenyum senang mendengarnya, ia kembali melanjutkan memakan makanannya.
“Hei, kau tidak bekerja?” Kami kini
sedang menonton teve bersama, Kyuhyun menaruh kepalanya di pahaku menjadikannya
sebagai bantal.
“ani, aku hari ini aku libur” aku
mengangguk pelan, “kau sendiri?” tanyanya balik. “Nado, hari ini aku juga
libur” Kyuhyun tersenyum senang mendengarnya.
“Berarti hari ini kita bisa bermesraan”
goda Kyuhyun sambil mengusap-usap pipi Haena. Aku mencubit hidung Kyuhyun,
“dasar mesums” ejekku.
Kyuhyun beranjak bangun dari tidurnya,
“Yak, kita sudah 7 tahun tidak bersama dan bermesraan, apa kau tidak merindukan
sentuhan dariku”
“ani” bohongku.
“Yak, Choi Haena” seru Kyuhyun, aku
terkekeh mendengarnya. Aku pun mendekat ke arahnya melingkarkan kedua tanganku
di pingangganya lalu menyandarkan kepalaku ke pundaknya. “aku merindukan
dirimu, Kyuhyun ah. Aju manhi” Kyuhyun tersenyum ia pun membalas pelukan Haena.
--
Haena dan Kyuhyun menghabiskan waktu
bersama di apartement Haena. “Kyuhyun nyanyikan satu lagu untukku” Haena dan
Kyuhyun masih berada di ruang tamu masih menonton teve bersama tapi posisi
mereka berubah karena keduanya sama terbaring di satu sofa yang sama. Haena
membalik tubuhnya perlahan yang semula memunggungi Kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum tipis, ia menarik
nafas lalu perlahan mulai bernyanyi
이윽고
내가
한눈에
너를
알아봤을
때
ieukgo naega hannune neoreul
arabwasseul ttae
Setelah beberapa saat ketika aku
mengenalmu
모든
건
분명
달라지고
있었어
modeun geon bunmyeong dallajigo
isseosseo
Semuanya jelas telah berubah
내
세상은
널
알기
전과
후로
나뉘어
nae sesangeun neol algi jeongwa huro
nanwieo
Duniaku terpisah antara sebelum dan
setelah mengenalmu
니가
숨
쉬면
따스한
바람이
불어와
niga sum swimyeon ttaseuhan barami
bureowa
Ketika kau bernafas angin yang
hangat berhembus
니가
웃으면
눈부신
햇살이
비춰
niga useumyeon nunbusin haessari
bichwo
Ketika kau tersenyum cahaya matahari
yang menyilaukan
거기
있어줘서
그게
너라서
geogi isseojwoseo geuge neoraseo
Kau ada disana, karena itu memang
kau
가끔
내
어깨에
가만히
기대주어서
gakkeum nae eokkaee gamanhi
gidaejueoseo
Terkadang kau diam-diam bersandar
dibahuku
나는
있잖아
정말
빈틈없이
행복해
naneun itjanha jeongmal binteumeobsi
haengbokhae
Kau tau, aku benar-benar sangat
bahagia
너를
따라서
시간은
흐르고
멈춰
neoreul ttaraseo siganeun heureugo
meomchwo
Aku akan mengikutimu seiring dengan
berjalan dan berhentinya waktu
물끄러미
너를
들여다
보곤
해
mulkkeureomi neoreul deullyeoda bogon
hae
Kadang-kadang, aku memandangimu
물끄러미
너를
들여다
보곤
해
geugeot malgoneun amugeotdo hal su
eobseoseo
Karena aku tidak bisa melakukan
apapun selain itu
너의
모든
순간
그게
나였으면
좋겠다
neoui modeun sungan geuge
nayeosseumyeon joketda
Setiap moment bersamamu, aku harap
akan selalu bersamaku
생각만
해도
가슴이
차올라
나는
온통
너로
saenggangman haedo gaseumi chaolla
naneun ontong neoro
Hanya pikiran itu yang meliputiku,
memenuhinya dengan dirimu mu
보고
있으면
왠지
꿈처럼
아득한
것
bogo isseumyeon waenji kkumcheoreom
adeukhan geot
Ketika aku melihatmu, kau terlihat
sangat jauh bagaikan mimpi
몇
광년
동안
날
향해
날아온
별빛
또
지금의
너
myeot gwangnyeon dongan nal hyanghae
naraon byeolbit tto jigeumui neo
Sinar bintang yang terbang kepadaku setelah beberapa tahun cahaya adalah dirimu yang sekarang
Sinar bintang yang terbang kepadaku setelah beberapa tahun cahaya adalah dirimu yang sekarang
거기
있어줘서
그게
너라서
geogi isseojwoseo geuge neoraseo
Kau ada disana, karena itu memang
kau
가끔
나에게
조용하게
안겨주어서
gakkeum naege joyonghage
angyeojueoseo
Karena terkadang kau diam-diam
bersandar dibahuku
나는
있잖아
정말
남김없이
고마워
naneun itjanha jeongmal namgimeobsi
gomawo
Kau tau, aku benar-benar sangat
berterimakasih tuk semuanya
너를
따라서
시간은
흐르고
멈춰
neoreul ttaraseo siganeun heureugo
meomchwo
Aku akan mengikutimu seiring dengan
berjalan dan berhentinya waktu
물끄러미
너를
들여다보곤
해
mulkkeureomi neoreul deullyeodabogon
hae
Kadang-kadang, aku memandangi dirimu
너를
보는
게
나에게는
사랑이니까
neoreul boneun ge naegeneun
saranginikka
Aku bisa melihat semua hal itu
karena aku mencintaimu
너의
모든
순간
그게
나였으면
좋겠다
neoui modeun sungan geuge
nayeosseumyeon joketda
Setiap saat bersamamu, aku harap
akan selalu bersamaku
생각만
해도
가슴이
차올라
나는
온통
너로.
saenggangman haedo gaseumi chaolla
naneun ontong neoro.
Hanya pikiran itu yang meliputiku,
memenuhinya dengan dirimu
니
모든
순간
나였으면.
ni modeun sungan nayeosseumyeon.
Dalam semua moment yang pernah bersamamu
Dalam semua moment yang pernah bersamamu
Aku bertepuk tangan ketika Kyuhyun
mengakhiri lagunya, “suaramu memang bagus” pujiku.
“gomawo” balasnya.
Aku menguap kecil, “aku mengantuk, aku
ingin tidur”
“yasudah tidurlah” titah Kyuhyun.
“mwo, tidur disini?” Kyuhyun mengangguk
pelan, “Waeyo?” tanyanya. “Yak, bagaimana jika aku nanti terjatuh?”
Kyuhyun menariku dalam dekapannya,
“Jangan takut, aku akan menjagamu agar kau tidak terjatuh” ujarnya, aku
mengangguk dalam dekapannya lalu mulai memejamkan mataku. Tidur dalam pelukan
Kyuhyun memang selalu terasa hangat, Kyuhyun mencium kening Haena ketika
melihatnya yang sudah terpejam.
Author
Pov
Saena tersenyum senang melihat Haena
kini sering sekali tersenyum. Sebelumnya Haena sempat memarahinya karena
menjadi dalang dirinya bertemu dengan Kyuhyun.
Hingga kini public masih percaya jika
Haena dan Jino berhubungan. Haena masuk ke dalam mobil di susul Saena, syuting
hari ini sudah selesai. Ternyata menjadi aktris itu sangat melelahkan juga.
Semenjak hubungan mereka kembali
seperti semula, Kyuhyun lebih sering menginap di apartement Haena, ia tetap
akan datang meskipun jadwalnya berakhir tengah malam dan Haena sudah tidur
lebih dulu. Haena memberikan kunci sandi pintu apartementnya pada Kyuhyun agar
ia tidak perlu usah-usah membukakan pintu untuk Kyuhyun.
“Aku tidak mendengar berita Haena
dengan Jino lagi. Apa hubungan mereka sudah berakhir?” Eunhyuk membuka
pembicaraan ketika member berkumpul di ruang tamu.
“eo, benar. Aku juga tidak
mendengarnya” sahut Ryeowook.
Kyuhyun hanya melirik sekilas hyung-hyungnya,
ia tidak ingin menanggapi pembicaraan mereka. “Eo, Donghae ya. Aku kira kau
menjalin hubungan dengan Haena” kata Heechul.
Donghae tersenyum simpul, “aniya, aku
hanya berteman baik dengannya dan dia hanya menganggapku oppanya bukan seorang
namja yang bisa mengambilnya. Dan, aku tahu dia sangat mencintai seseorang”
jelas Donghae.
“Jinjja, siapa orang itu?” tanya
Sindong penasaran. Donghae melirik sekilas ke arah Kyuhyun, “Mian, aku tidak
memberitahunya, ia adalah privasi Haena” Sindong mengangguk mengerti.
Tring, Kyuhyun menyambar cepat
ponselnya yang tergeletak di atas meja. Haena baru saja mengirimkan gambar
dirinya ia berpose sambil memegang semua kertas bertuliskan “I love Kyuhyun”
Kyuhyun tersenyum melihatnya.
Member yang berada di sana memandang
Kyuhyun bingung Kyuhyun terlihat sedang jatuh cinta, Donghae memberikan isyarat
agar tidak ada yang bertanya.
Hery menghentikan mobilnya tepat di
depan sebuah mall, Haena pun keluar setelah memastikan penampilannya terlebih
dahulu. “Selamat bersenang-senang” ucap Saena
Haena tersenyum kecil, “kami duluan”
pamitnya
“nde” Saena tersenyum kecil lalu ia
menaikkan kaca mobilnya, Hery pun kembali menjalankan mobilnya. Melihat
mobilnya yang sudah berbelok, Haena pun berjalan masuk ke mall. Hari ini ia
akan makan siang bersama Jino tapi sebelumnya ia ingin mengikuti fans meeting
yang diadakan oleh Super Junior.
Antrian panjang fans yang ingin
mendapatkan tanda tangan Super Junior pun sudah bisa terlihat dari pintu tempat
yang menjadi acara fansmeeting tersebut. Haena masuk dalam antrian tersebut
bersama dengan fans Super Junior yang lain. Setiap fans akan mendapatkan
tandatangan dari semua member.
Kyuhyun berada dipaling ujung, mungkin
karena dia adalah member termuda, senyum tidak pernah lepas dari wajahnya
setiap kali memberikan photo yang sudah ditandatanganinya begitupula dengan
member yang lain.
Haena mengeluarkan sebuah foto dari
dalam tasnya, ia ingin Kyuhyun menandatangani foto tersebut. Haena menyerahkan
fotonya ketika ia tiba di tempat Kyuhyun, Kyuhyun terkejut melihat foto yang
disodorkan padanya. Ia mengadahkan pandangannya, “Haena” lirihnya.
“Palli, kau membuat antrian berhenti”
tegur Haena sambil tersenyum kecil. Kyuhyun tersadar dan buru-buru
menandatangani foto yang tadi Haena sodorkan, foto yang ia kirimkan padanya
tadi pagi.
“Gomawo, oppa” ucap Haena sambil
tersenyum senang, Kyuhyun memandangi punggung Haena yang mulai menjauh.
“Kyuhyun oppa” Kyuhyun tersentak, ia melihat seorang yeoja berdiri di
hadapannya menunggu tandatangannya. “eo, mian” ia pun dengan cepat
menandatangani fotonya.
“Gomawo,oppa” ucap yeoja itu.
“nde” Kyuhyun menarik nafas kecil, ia
pun kembali melanjutkan kegiatannya.
Haena berjalan sambil tersenyum
memandangi fotonya yang ditandatangani oleh Kyuhyun, lalu memasukkan kembali foto
tersebut ke dalam tasnya.
Haena masuk ke dalam toilet, ia
memandang wajahnya di depan cermin westafel toilet sejenak lalu melepas
kacamata yang ia gunakan lalu menjempit sisi kanan rambutnya. Beberapa
pengunjung yang masuk ke dalam toilet sedikit terkejut melihat keberadaan Haena
disana, bahkan beberapa sengaja berlama-lama di toilet untuk melihat Haena.
Haena memberikan senyum kecil pada orang di toilet yang memandangnya sebelum
keluar dari toilet.
Ia ada janji dengan Jino untuk makan
siang bersama, Yah berita tentang hubungan mereka akhir-akhir ini memang
sedikit menurun dan management kembali meminta mereka untuk melakukan sesuatu
untuk itu. Haena sedikit jengkel melihat sikap manangementnya, jika kelak ia harus melakukannya lagi, ia akan
mengganti management.
Kyuhyun terlihat focus dengan ponsel di
tangannya, pekerjaan hari ini sudah selesai karena itu ia kini berada di
apartement Haena. Matanya dengan seksama membaca setiap baris kalimat berita
yang kini menarik perhatiannya. Yah, berita mengenai Haena dan Jino.
“Choi Haena dan Kim Jino buktikan jika
hubungan asmara mereka belum berakhir”
“Choi Haena dan Kim Jino kembali makan
siang bersama”
Kyuhyun tersenyum kecut ketika melihat
foto Haena dan Jino yang makan siang bersama.
Haena berjalan menuju apartementnya,
acaranya bersama Jino sudah selesai karena itu ia ingin membersihkan badannya
lalu beristirahat sejenak.
Kyuhyun menoleh ke arah pintu ketika
mendengarnya suara pintu terbuka. “Eo, kau sudah pulang” ucap Haena ketika
melihat Kyuhyun duduk di sofa sambil memandang ke arahnya. “Eo, hari ini hanya
fansmeeting saja” Haena mengangguk pelan, ia melepas sepatu yang ia kenakan
lalu menganggantinya dengan sandal rumah.
“Kau benar-benar pandai berakting”
Kyuhyun berkata ketika Haena duduk di sampingnya, ia juga memperlihatkan berita
mengenai dirinya bersama Jino. Haena tertawa kecil, “Kau harus selalu
menginggat satu kata itu” Kyuhyun mengerutkan keningnya,
“Mwonde (Apa itu)”
Haena menghela nafas kecil, “Acting.
Kau harus selalu menginggat jika itu hanya acting” Kyuhyun mengangguk pelan
mengerti apa yang dimaksud Haena.
Haena menggulung rambut panjangnya ke
atas, “Kau sudah makan?” tanyanya. “Sudah, sebelum kesini aku makan bersama
member yang lain”
Haena mengangguk pelan lalu beranjak
bangun, “Kau mau kemana?” tanya Kyuhyun. “Aku ingin mandi, wae?” Kyuhyun
tersenyum licik, Haena mengelingkan mata melihat senyuman itu. Ia pun berjalan
menuju kamarnya beberapa menit kemudian keluar dengan handuk di tangannya.
“Yak, Choi Haena” gerakan membuka pintu
kamar mandi terhenti karena panggilan Kyuhyun, “Wae” tanyanya pendek. Kyuhyun
masih tersenyum dengan liciknya, “Bagaimana jika kita mandi bersama” usulnya.
Haena berdecak, “dalam mimpimu” ucap
Haena lalu masuk ke dalam kamar mandi. Sepeninggalan Haena, Kyuhyun tertawa
kecil ia memang suka sekali melihat Haena kesal seperti ini. “Yak, Cho Kyuhyun
kau tidak boleh memimpikan itu bahkan dalam mimpimu” Kyuhyun berhenti tertawa
ketika Haena kembali membuka pintu kamar mandinya, dan tatapan terlihat sangat
tegas.
“Araseo” Haena mengurucutkan bibirnya
lalu kembali menutup pintunya. Kyuhyun pun memilih untuk masuk ke kamar dan
memainkan pspnya.
Haena mengedarkan matanya ketika ia
keluar dari kamar mandi, ia tidak menemukan Kyuhyun di tempatnya. “Kemana,
namja mesum itu?” tanyanya sendiri. Ia pun masuk ke dalam kamarnya, terlihat
Kyuhyun yang sedang asik dengan psp di tangannya.
Haena naik ke atas ranjangnya setelah
menaruh handuknya. Melihat Kyuhyun yang asik sendiri ia pun memilih untuk
bermain dengan ponselnya tapi ia tidak bertahan lama karena ia bosan, Haena
memang tidak terlalu suka bermain ponsel ia hanya menggunakan seperlunya saja.
“Kyu” panggilnya.
“Hemm” Kyuhyun membalas dengan gumaman.
“Kyuhyun” panggilnya ulang.
“Wae, sayang. Aku dengar panggilanmu”
Haena tersenyum kecut, Kyuhyun memang menjawab panggilannya tapi ia sama sekali
tidak memandang ke arahnya. “Dasar namja mesum menyebalkan” runtuk Haena, ia
pun membaringkan tubuhnya membelakangi Kyuhyun.
Kyuhyun melirik sekilas Haena yang
berbaring membelakanginya, sebentar lagi ia akan menang tapi konsentrasinya
berkurang karena Haena. Kyuhyun menghela nafas kecil, ia menghentikan
permainannya lalu mendekati Haena.
“Kenapa kau memanggilku,eo?” tanya
Kyuhyun lembut. “Tidak jadi” ketus Haena. Jika sudah seperti ini, Kyuhyun harus
ekstra keras meluluhkan hati Haena. Haena lebih seram jika terlihat cemburu
dengan pspnya dibandingkan ketika ia dekat yeoja lain.
Tring.
Haena mengambil ponselnya, “Haena buka
pintu apartementmu sebentar lagi aku sampai” Haena reflex bangun ketika membaca
pesan masuk dari Su Jin.
Tin tong.
“Haishh” gusar Haena, ia pun beranjak
turun dari ranjang, “Jangan keluar dari kamar eo. Jika kau keluar aku
benar-benar marah padamu” ucap Haena sedikit mengancam kepada Kyuhyun.
“Eo” Haena pun keluar dari kamarnya,
Kyuhyun yang melihat itu hanya bingung.
“Yak, kenapa lama sekali” omel Su Jin,
ketika Haena membukakan pintu. “eo, mian” Su Jin masuk begitu saja tanpa lebih
dulu dipersilahkan masuk oleh Haena. “Yeoja itu” decaknya.
Su Jin duduk di sofa, “Kenapa kau
kesini?” tanya Haena sambil ikut duduk di sofa. “Hanya ingin main saja” jawab
Su Jin asal.
“Aku lapar, apa ada makanan?” Haena
berdecak kecil, “kau ini” Su Jin tersenyum kecil. “Cari saja, kau pasti tahu
dimana tempat aku menyimpan makanan” lanjutnya.
“Gomawo, Haena” ucap Su Jin sambil
tersenyum senang, ia pun beranjak bangun, “eo, Haena kenapa di sini ada sepatu
namja” entah kenapa matanya tiba-tiba tertuju pada rak sepatu Haena. “eo, itu
sepatu Hery oppa” jawab Haena bohong.
“Oooh” Haena menghela nafas lega
melihat Su Jin tidak bertanya lagi dan sudah berkutat mencari makanan di dapur.
“Bagaimana hubunganmu dengan Kyuhyun?”
tanya Su Jin sambil mengunyah roti yang ia temukan di meja makan Haena.
“Kyuhyun” ulang Haena.
“Nde, Kyuhyun. Yak, Choi Haena jangan
bilang kau sudah melupakan dia” ekspresi Su Jin terlihat jelas jika ia senang.
“Mwo, ani. Aku tidak akan pernah melupakan dia” jawab Haena tegas.
Su Jin mengerucutkan bibirnya mendengar
jawaban Haena, “Haishh, kenapa kau keras kepala sekali. Dia sudah membuatmu
sakit hati selama 7 tahun, kau lupa itu”
Haena terdiam sejenak lalu tersenyum,
“Su Jin ah, meskipun Kyuhyun sudah membuat hatiku sakit selama 7 tahun tapi
perasaan dan cinta ini masih miliknya dan sampai kapanpun miliknya. Aku sudah
mencoba melupakannya tapi tidak bisa” Kyuhyun yang berdiri di balik pintu
terdiam mendengar ucapan Haena.
“Haruskah, kau terus mengharapkannya?
Melihatnya waktu itu membuktikan jika ia tidak bisa diharapkan. Jika akhirnya
seperti ini, dulu aku tidak akan pernah merestui hubungan kalian”
Haena sedikit terkejut mendengarnya,
“Su Jin ah jangan seperti itu. Aku sudah memaafkan dia dan kau juga harus bisa
memaafkannya”
“Hah, memaafkan namja yang sudah
meninggalkanmu dan mencampakkanmu begitu saja. Tidak bisa. Apalagi ketika
melihatmu setiap hari menangisi dia membuatku ingin sekali mencekik lehernya”
Kyuhyun keluar dari kamar Haena lalu
menghampiri keduanya, “lakukanlah jika itu bisa membuat kau memaafkan aku” baik
Haena dan Su Jin sama-sama terkejutnya melihat kedatangan Kyuhyun, keduanya pun
reflex berdiri.
Su Jin memandang Kyuhun yang kini
berada di hadapannya, “Kau bisa mencekik leherku, jika itu bisa membuat kau
memaafkan aku” Su Jin menelan ludahnya pelan, ia tidak serius mengatakan itu.
“Kyuhyun ah” Kyuhyun memandang Haena,
“Mianhae, aku keluar dari kamar. Aku akan terima kemarahanmu setelah ini”
Kyuhyun kembali memandang Su Jin.
“Yak, aku tidak serius mengatakan itu”
Su Jin membuka suaranya, Haena menghela nafas lega. Su Jin memandang Haena dan
Kyuhyun bergantian lalu berhenti di Haena, “Yak sejak kapan namja menyebalkan
ini tinggal disini?”
Haena meringis kecil, “Hampir 6 bulan”
Su Jin membulatkan matanya, “Mwoya, hampir 6 bulan” Haena mengangguk pelan. Seketika
Su Jin menjatuhkan tubuhnya di sofa, “Su Ji ah” Haena mendekati Su Jin, melihat
mimic wajah Su Jin membuatnya sedikit khawatir.
Haena memandang Kyuhyun, “Oppa, tolong
ambilkan minum untuk Su Jin” Kyuhyun mengangguk, ia menuruti perintah Haena.
“Ige” Haena menerima gelas dari Kyuhyun
lalu membantu Su Jin untuk meminumnya, Su Jin meminumnya dengan pelan.
“Gwaechanni?” tanya Haena ragu.
Su Jin mengerucutkan bibirnya,
“Angwaechanna” ketusnya. Haena mengerti sikap Su Jin, “Kenapa kau tidak cerita
padaku mengenai ini?”
“Aku ingin bercerita padamu, tapi
setiap kali kita bertemu kau selalu saja mengomel tentangnya jadi aku
mengurungkannya”
Su Jin terhenyak, Haena memang benar
setiap kali mereka bertemu ia memang selalu mengomel tentang Kyuhyun dan bahkan
memaki Kyuhyun. “Mian, aku memang berlebihan kepadamu”
Haena tersenyum kecil, “Gwaechana, aku
senang dengan sikapmu seperti itu, jika kau melakukan itu berarti membuktikan
jika kau menyanyangiku” Su Jin tersenyum, “Eo, aku memang sangat menyanyangimu”
Ia pun memeluk Haena, Haena pun membalas pelukan Su Jin.
Su Jin beralih ke Kyuhyun ketika
pelukan Haena terlepas, ia beranjak dan berdiri di hadapan Kyuhyun, Kyuhyun
memandang Su Jin serius, ia akan terima apapun yang dilakukan Su Jin padanya.
"Kau tahu, apa yang telah kau lakukan itu sulit dimaafkan, dan Haena terlalu
mudah untuk memaafkanmu. Tapi, karena kebahagian Haena yang terpenting, aku
bersedia memaafkanmu”
Haena tersenyum senang, Su Jin menepuk
pundak Kyuhyun pelan, “Jika, kau berani melakukan ini lagi. Aku akan
benar-benar mencekikmu,eo” ancamnya.
“Hem, araseo. Aku tidak akan
menyakitinya lagi”
“Geure, aku pegang janjimu”
Haena bahagia melihat Su Jin yang sudah
memaafkan Kyuhyun, Haena memandang Kyuhyun begitupula sebaliknya keduanya
saling tersenyum satu sama lain.
--
Kyuhyun duduk dihadapan Haena, Su Jin
sudah pulang setelah selesai makan malam dan tentunya selesai ia mengoceh.
Haena terdiam melihat Kyuhyun yang kini memegang kedua tangannya , lalu mencium
kedua tangannya lembut penuh dengan perasaan.
“Mian, sudah membuatmu sakit” tuturnya
lembut. Haena tersenyum penuh, tangannya terulur mengusap pipi Kyuhyun,
“gwaechana, aku sudah memaafkanmu. Jangan menyalahkan dirimu tentang ini, eo”
ujar Haena.
Kyuhyun mengangguk pelan lalu
tersenyum, diciumnya kening Haena. “Sudah malam sebaiknya kita tidur” tutur
Kyuhyun, Haena mengangguk pelan. “Eo, Kyuhyun” Haena terkejut karena tiba-tiba
saja Kyuhyun menggendongnya ala bridal, ia pun reflex melingkarkan kedua
tangannya ke leher Kyuhyun agar tidak terjatuh.
“Aku berat, lebih baik turunkan aku”
pinta Haena.
“Yah, kau memang berat jadi berhenti
bicara jika tidak ingin terjatuh” Haena mengerucutkan bibirnya, detik
berikutnya bibirnya sudah menempel di pipi Kyuhyun membuat Kyuhyun menghentikan
langkahnya.
“Yak, jangan menggodaku, aku bisa
melakukan lebih dari itu” ucapnya sedikit menggoda. “Dasar namja mesum” ejek
Haena, Kyuhyun melanjutkan langkahnya “Aku mendengarnya” Haena lansung terdiam.
Haena
Pov
Aku berkutat di dapur untuk menyiapkan
makanan untuk dibawa ke rumah Kyuhyun, Kyuhyun sudah berangkat lebih dulu
karena itu aku tidak perlu khawatir untuk mempersiapkannya.
Ku kendarai mobilku menuju rumah
Kyuhyun, aku memencet bel rumahnya ketika sampai di depan pintu. “Annyeong,
eomma” Sapaku ketika tahu eomma yang membukakan pintu.
“Eo, Haena-ah” aku mengerutkan kening,
ada yang aneh dengan sikap eomma terlebih ia sedikit mencuri pandang ke dalam
rumah. “Seperti biasa aku membawakan makanan untukmu” ku berikan shopping bag
yang berisi kotak makanan.
“Eo, gomawo” Eomma menerimanya, aku
tersenyum melihatnya. Biasanya eomma akan lansung menyuruhku masuk untuk
mencipipi masakanku bersama tapi entah kenapa hari ini berbeda.
Eomma memandang Haena ragu, ia tidak
yakin mengajak Haena masuk tapi ia ingin sekali mencipipinya bersama.
“Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanyaku
padanya. Eomma sedikit kikuk “Eoh, ani. Kajja, kita masuk ke dalam” aku tahu
eomma sedikit segan mengajakku masuk, tadinya aku ingin menolak tapi karena
penasaran aku menurut untuk ikut masuk.
Aku terdiam melihat Kyuhyun yang kini
asik menonton teve bersama Ahra eonnie. Ahra tidak sengaja menoleh, ia juga
terkejut melihat kehadiran Haena ia lupa jika hari ini adalah hari dimana Haena
akan datang. “Lihat, nona dia kocak sekali bukan” Kyuhyun menoleh ke arah Ahra
ketika ucapannya tidak di respon. Kyuhyun pun mengikuti arah pandang Ahra, ia
sedikit terkejut melihat kehadiran Haena.
Aku memandang Kyuhyun begitupun
sebaliknya, Eomma dan Ahra masih terdiam keduanya bingung untuk berucap sesuatu
apalagi mereka tahu keadaan hubungan keduanya yang sedang tidak baik.
“Eo, kajja kita duduk” eomma mengajakku
untuk duduk, aku memilih duduk di samping Ahra. Eomma membuka makan yang aku
bawa, aku sengaja membuatkan kue bolu untuknya. “Ah, kuenya enak sekali”
pujinya.
“Gamsahabnida, eomma” aku sedikit ragu memanggil
eomma di hadapan Kyuhyun, Kyuhyun tidak pernah tahu jika aku selalu datang ke
rumahnya setiap hari Sabtu. “Eo, Ahra, Kyuhyun ah. Kajja, cicipi kue buatan
Haena” eomma mencoba mencairkan suasana.
“Eo, nde” Ahra mengambil sepotong kue,
“eo, enak” puji Ahra.
“Aku tidak lapar” Kyuhyun kembali focus
dengan acara di teve. Eomma dan Ahra melihat itu merasa tidak enak pada Haena.
Jelas saja ia Kyuhyun tidak lapar, sebelum pergi ia sudah sarapan terlebih
dahulu.
“Aku juga tidak membuatkannya untukmu”
celetukku, Eomma dan Ahra saling memandang satu sama lain. Kyuhyun beranjak
bangun, ia memandang Haena sekilas lalu mengambil kuenya kemudian memakannya di
hadapan Haena.
Aku memandang tidak percaya begitupula
eomma dan Ahra eonnie. “Aku tidak tahu jika kau sering kesini” ucapnya.
“Aku juga tidak tahu jika dorm sudah
berubah menjadi rumahmu” balasku, tadi pagi Kyuhyun mengatakan jika akan ke
dorm tapi ternyata ia malah pulang ke rumahnya dan asik menonton teve.
“Itu, ..” Kyuhyun bingung mengatakan
apa, karena ia sengaja berbohong karena ia tahu hari ini Haena akan datang ke
rumahnya. “Nanti siang aku baru ke dorm, karena itu aku pulang ke rumah dahulu”
bohong Kyuhyun.
“Eo, bukannya tadi kau mengatakan jika
kau libur” sahut Ahra, Kyuhyun lansung memandang ke arah Ahra membuat Ahra
mengerti jika ia sudah mengatakan sesuatu yang tidak tepat. Aku berdecak kecil,
“Sudah berbohong masih saja mengeles” ejekku, Kyuhyun meruntuki kebodohannya.
“Ara-ara, aku memang sengaja berbohong
anggap saja aku memberikan kejutan padamu dengan kehadiranku di rumah”
Aku mendecak kecil, “namja menyebalkan”
gerutunya.
“Hei, aku mendengarnya” seru Kyuhyun. “Baguslah
jika kau mendengarnya” cibir Haena.
Baik Eomma dan Ahra tidak mengerti
dengan apa yang dilihatnya saat ini. Keduanya memang terlihat tidak akur tapi
mereka secara tidak lansung menyapa satu sama lain.
“Hari ini kau libur?” tanya Kyuhyun
masih sambil mengunyah kue bolu. “Ani, aku ada jadwal syuting hari ini” Kyuhyun
mengangguk pelan.
“Wae?” tanya Haena balik. “Hem, aku
ingin mengajakmu ke suatu tempat”
“Eodi?”
“Bimil” Haena mengerucutkan bibirnya.
“Cagaman” Eomma kembali membuka
suaranya yang tadi terdiam karena ia tidak mengerti. “Yak, kalian berdua sudah
berbaikan?” eomma memandang Haena dan Kyuhyun secara bergantian.
“Eo” jawab kami berdua bersamaan.
“Eonje?” kini giliran Ahra yang
bertanya.
“7 bulan yang lalu” ucap Kyuhyun
santai. “Mwoya” aku dan Kyuhyun reflex menutup kedua telinga kami karena seruan
eomma dan Ahra yang bersamaan.
“Yak, kalian sudah 7 bulan berbaikan
dan kalian tidak memberitahu kami” omel Eomma.
“Geuge..” keduanya bingung untuk
menjawab apa. “Mianhae, eomma kami tidak bermaksud menyembunyikannya tapi kami
masih ragu untuk mengatakannya pada kalian”
“Kenapa harus ragu mengatakan kabar
baik seperti ini?” ujar eomma.
“Eo, entahlah kami tidak memiliki
alasan untuk itu hanya saja alasan yang kami tahu hanya kita ragu untuk
mengatakannya pada kalian” jelas Kyuhyun.
“Ah, daesseo. Setidak aku senang,
anakku sudah kembali” eomma mengusap kepalaku pelan, lalu menariku dalam
pelukannya.
Kyuhyun tersenyum melihat itu, ia sadar
jika memang bukannya hanya dirinya yang sedih berpisah dengan Haena melainkan
keluarganya juga sama terutama eomma.
--
Kyuhyun menjemput Haena ketika ia
selesai syuting, ia akan mengajak Haena ke sesuatu tempat. “Kau membuatku
penasaran, sebenarnya kemana kita akan pergi” Kyuhyun tersenyum tipis, sedari tadi
Haena selalu menanyakan kemana mereka akan pergi tapi ia sama sekali tidak
menjawabnya.
“Aku bilang rahasia” aku mendengus
kecil. “Cah, kau harus mengenakan ini dulu” aku terdiam ketika Kyuhyun menutup
mataku dengan sebuah kain. “Yak, Cho Kyuhyun. Aku akan membunuhmu jika kau
meninggalkan aku sendiri” ancamku.
“Ani, aku tidak akan meninggalkanmu”
aku terdiam ketika aku merasakan tangannya yang mengenggam tanganku. “Ara”
Kyuhyun mengemudikan mobilnya menuju tempat tujuan.
Sesampainya, Kyuhyun menuntun Haena.
“Kyuhyun ah dimana kita sekarang?” aku masih saja bertanya, meskipun aku tahu
Kyuhyun tidak akan menjawab pertanyaanku.
“Sebentar lagi sampai dan kau akan
tahu” ujarnya. Kyuhyun menuntunku melangkah, samar-samar aku mendengar suara
seperti tidak asing di telingaku.
Kyuhyun perlahan membuka kain yang
menutupi mata Haena, mata Haena masih terpejam. “Kau boleh membuka matamu” ucap
Kyuhyun. Perlahan aku membuka mataku, aku tersenyum pasti ke arahnya ketika
mengetahui tempat kami berada.
“Kau masih mengingat tempat ini?”
Kyuhyun mengangguk pelan. “Tentu saja, aku tidak pernah melupakan dimana aku
meminta kau menjadi kekasihku dulu” jelasnya. Aku terhenyak mendengarnya, “Dan,
sekarang aku akan menambah kenangan tentang kita disini” aku mengerutkan kening
tidak mengerti.
Mataku seketika membulat melihat
Kyuhyun yang berlutut di hadapanku. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya,
yaitu sebuah kotak yang berisi cincin emas putih.
“Choi Haena, maukah kau kembali padaku,
mengulang kembali kisah cinta kita dan tidak melupakan kisah cinta sebelumnya?.
Dan, maukah kau mengubah margamu menjadi Cho untuk selamanya?” aku menutup
mulutku dengan kedua tanganku, aku tidak percaya jika Kyuhyun kini melamarku.
Air mataku seketika mengalir karena
terharu, “Kyu, kau melamarku?” tanyaku lembut. “Hem, lebih tepatnya
menjadikanmu sebagai milikku untuk selamanya” bagiku tidak ada kalimat seindah
selain kalimat yang Kyuhyun ucapkan.
“Jadi, kau menerimanya?” tanya Kyuhyun.
Aku menyeka air mataku, “tentu saja”
Kyuhyun tersenyum senang, ia beranjak berdiri disempatkannya cincin itu jari
manis tangan kiriku.
“Gomawo” keduanya pun lalu saling
berpelukan.
Kyuhyun berjanji akan mengurus semuanya
untuk pesta pernikahan selagi mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
--
Haena baru saja masuk mobil ketika ia
selesai syuting. “ah, lelahnya” ia tersenyum senang ketika segelas es cream
coklat disodorkan padanya. “Gomawo” ucapnya, Haena mulai memakan es cream
tersebut.
“Cheonma” Haena lansung terdiam, ia
menoleh ke arah Saena yang berkutat dengan kertas, entah kertas apa itu.
“Eonnie, kau yang memberikanku es cream padaku?” tanya Haena.
“Ani, aku sedari berkutat dengan kertas
ini” jawabnya tanpa memandangku. Haena mengerutkan kening, ia menoleh ke
belakang kursinya ia terkejut melihat Kyuhyun berada di sana sambil memberikan
senyum evilnya.
“Yak, sejak kapan manusia itu ada
disini?” Saena melirik sekilas Kyuhyun, “entah” jawabnya santainya, membuat
Kyuhyun berdecak kesal. “Aku yang menjemputnya tadi selagi kalian sibuk
syuting” sahut Hery. Saena dan Haena saling berpadangan, mereka tahu jika Hery
sangat membenci Kyuhyun tapi kenapa ia malah menjemput Kyuhyun.
“Yasudah, lebih baik kita jalan. Aku
harus menjemput In Ha” ucap Haena kemudian. “Nde, Nyonya” canda Hery, Haena
mendengus kecil. In Ha bisa mengamuk jika Haena bisa lupa menjemputnya.
Sosok In Ha terlihat berdiri di depan
gerbang, sekali-kali ia melambaikan tangannya pada temannya. Sesampainya di
sekolah ia lansung menghampiri In Ha yang sudah menunggu kehadirannya. In Ha
tersenyum melihat kehadiran Haena “ah, mianhae eonnie telat” sesal Haena.
“Gwaechana, eonnie” In Ha tidak bisa
menyalahkan Haena, ia tahu kesibukan Haena, ia sudah cukup senang Haena
menepati janji untuk menjemputnya setiap hari kamis.
“Kau mau apa? Eonnie aku akan
membelikannya untukmu, sebagai tanda maaf eonnie karena telat menjemputmu”
Haena bertanya meskipun In Ha tidak memintanya. “Aniya, eonnie. Kau datang saja
sudah cukup” tuturnya. Haena tersenyum senang, ia mengacak-ngacak rambut In Ha
pelan.
“Kajja” Haena merangkul In Ha menuju
mobil. “eo” In Ha terkejut melihat Kyuhyun berada di dalam mobil, ia melirik
selidik ke arah Haena. Haena menanggapinya dengan senyuman simpul, In Ha pun
masuk ke dalam mobil disusul Haena. Saena eonnie sudah berpindah tempat ia
duduk di depan, ia mungkin pindah di saat Haena turun menjemput In Ha.
“Oraen manida, In Ha” sapa Kyuhyun pada
In Ha. In Ha mengangguk pelan, Haena melirik Kyuhyun yang sedang menyapa In Ha.
Kyuhyun menoleh ke belakang melihat ke arah In Ha, “Kau tidak menjawab
sapaanku?” tanyanya.
“Aku hanya menganggukkan kepala” balas
In Ha, Kyuhyun tersenyum kecut tak biasanya ia bersikap itu padanya.
“Dia berubah karenamu” tutur Haena
sambil memainkan ipadnya, ia tidak memandang ke arah Kyuhyun. “aku?” ulang
Kyuhyun sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Eo” Haena mengalihkan pandangannya ke
arah Kyuhyun, “dia adalah salah satu orang kesal padamu karena kejadian 7 tahun
lalu” jelas Haena.
“Ahh, itu” lirih Kyuhyun, Kyuhyun
menoleh kembali ke In Ha, “In Ha, bisakah kau melupakan itu dan memaafkan aku.
Eonniemu saja sudah memaafkan aku” ucapnya setengah memohon.
In Ha menaikan satu alisnya, “ani,
tidak semudah itu” Haena tertawa mendengarnya, adiknya itu sedikit memiliki
sikap tangguh alias keras kepala.
Kyuhyun cemberut mendengarnya, “Jadi,
apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan aku?” In Ha tersenyum senang
mendengarnya, “eo, itu. Bantu aku agar bisa bertemu dengan Henry oppa” ucapnya
sedikit malu-malu.
“Henry” ulang Kyuhyun, In Ha mengangguk
cepat. Haena ikut menoleh ke belakang, “Hei, kau tidak pernah mengatakan padaku
jika kau mengidolakan Henry?”
“eo, itu. Aku baru mengidolakannya
baru-baru ini karena aku sempat bertemu dengannya dan dia sangat ramah sekali”
jelas In Ha sambil menerawang. Haena tidak melarang In Ha untuk berhubungan
dengan siapapun usia yang menginjak dewasa menjadi salah satu alasannya, In Ha
kini duduk di kelas 3 SMA.
Haena memandang Kyuhyun menanti
jawabannya, “Okey” In Ha tersenyum senang mendengarnya begitupula dengan Haena.
--
Kyuhyun menepati janjinya untuk
membantu In Ha bertemu dengan Henry, ia juga sedikit memohon agar Henry mau
membantunya, semua ini demi hubungannya dengan Haena.
Haena dan Kyuhyun mengamati Henry dan
In Ha yang sedang bermain piano bersama.
“Mereka terlihat akrab” komentar Haena,
“Yah, Henry memang pandai beradabtasi dengan orang” Haena mengangguk mengerti.
“Lalu bagaimana dengan kita?” Kyuhyun
berdiri di hadapan Haena, sedangkan Haena memandangnya bingung. “Maksudmu?”
tanyanya tak mengerti.
Kyuhyun tersenyum menggoda, Haena
terdiam ketika Kyuhyun melingkarkan kedua tangannya di pinggangnya lalu
menyatukan dahinya di dahi Haena, Haena tersenyum tipis ia pun menglingkarkan
tangannya ke leher Kyuhyun.
“Apa yang kau inginkan, eo?” Haena memandang Kyuhyun, ia pura tidak tahu-tahu.
Kyuhyun tersenyum tipis, “Tadinya aku menjadikanmu menjadi milikku selamanya
tapi aku tidak melakukannya disini terlalu banyak anak di bawah umur. Jadi aku
hanya melalukan ini” Kyuhyun mendekatkan wajahnya mencium bibir Haena sekilas,
“dasar mesum” ejek Haena.
Kyuhyun terkekeh kecil, “ah, berarti
kau menyukai namja mesum sepertiku” ucapnya lalu kembali mencium bibir Haena.
Haena berdecak kecil, “Yah, bisa dibilang seperti itu”
Hubungan Haena dan Kyuhyun sudah
kembali seperti semula, baik keluarga Kyuhyun dan Haena menerima baik kabar
tersebut. Eomma Kyuhyun adalah orang terlihat senang mendengarnya kabar
tersebut.
Keduanya pun bisa menjalin hubungan
dengan tenang karena public hanya mengetahui hubungan Haena dengan Jino bukan
Haena dengan dirinya.
Kyuhyun juga memperkenalkan Haena
secara resmi kepada member yang lain, mereka sempat tidak menyangka karena
sebelumnya Haena dikabarkan kekasih Jino, tapi mengerti jika ternyata hubungan
itu ternyata rekayasa.
Haena senang para member lain
menerimanya dengan baik sama seperti sebelumnya ketika ia bersama Donghae.
Haena juga tidak lupa berterima kasih pada Donghae, karena dia salah satu orang
yang membantunya untuk kembali kepada Kyuhyun.
--
Kyuhyun berjanji tidak akan pernah
melepas Haena lagi, Haena adalah yeoja yang selalu menemaninya bahkan dia yeoja
yang menerima dirinya apa adanya bahkan sebelum ia menjadi seperti sekarang.
Haena pula yang menemaninya operasi plastic untuk memperbaiki wajahnya meskipun
sebelumnya Haena bersikeras melarang Kyuhyun karena baginya Kyuhyun tetap
tampan meskipun dengan wajah yang standart orang Korea.
Kyuhyun berdiri termenung sambil
memandang keluar jendela, ia tidak menyadari betapa tulusnya Haena menerima
dirinya. Haena menghampiri Kyuhyun yang terlihat termenung, “Hei, kau belum
tidur?” tanya Haena sambil memeluk Kyuhyun dari belakang menyandarkan dagunya
di pundak Kyuhyun.
Kyuhyun tersadar, ia pun menoleh ke
arah Haena sambil tersenyum. “Sebentar lagi, aku sedang memandang pemandangan
malam” ujarnya lembut.
“Eo, geure akan ku temani kau melihat
itu” ucapnya. Kyuhyun kembali tersenyum, “kau sudah lebih baik?” tanya Kyuhyun
kemudian.
Haena mengerutkan kening, “Apa
maksudmu? Aku sedang tidak sakit”.
“Eo, kau sudah sehat bukankah kau
mengeluh sakit. Kau bahkan malas berjalan karena itu. Bukankah itu yang pertama
untukmu?”
Seketika Haena melepaskan pelukannya
dan mengambil langkah mundur. “Yak, Cho Kyuhyun kau baru saja membicarakan tentang
malam pertama kita eo” ocehnya.
Kyuhyun tersenyum kecil, “Waeyo?
Memangnya kenapa jika aku menanyakan itu?”. Haena terdiam, ia merasa jika
pipinya memerah.
“Kajja, kita tidur” belum sempat Haena
menjawab, Kyuhyun sudah lebih dulu menggendongnya dan membaringkannya di atas
ranjang. “Kyuhyun ah” Kyuhyun tersenyum evil mendengar namanya dipanggil, dan
terdengar seksi di telinganya. “Yak, Cho Kyuhyun” pekik Haena, Kyuhyun sudah
kembali berulah. Kyuhyun pun menarik selimut untuk menutupi kegiatan keduanya.
Haena dan Kyuhyun baru 2 hari menikah,
mereka memilih untuk menyatukan cinta mereka di depan Tuhan. Pernikahan itu
dilansungkan tertutup dan hanya dihadari oleh keluarga dari Haena dan Kyuhyun.
Kyuhyun mengundang semua member Super Junior di hari pernikahannya sedangkan
untuk artis lain ia hanya mengundang Yuri, Tiffanny dan Yoona yang merupakan
member SNSD yang dekat dengan Haena dan ternyata mereka sudah mengetahui
hubungan keduanya.
Haena masih menjaga hubungannya dengan
Jino karena itu hingga kini public hanya mengetahui dirinya berhubungan dengan
Jino bukan dengan Kyuhyun sehingga mereka bisa menjalani hubungan rumah tangga
mereka dengan baik.
Flash
Back
Donghae
mengajak Kyuhyun untuk bicara berdua mengenai hubungannya dengan Haena. Donghae
ingin mendengar secara lansung dari mulut Kyuhyun tentang perasaannya dengan
Haena.
“Aku
masih mencintainya hyung, hingga kini aku masih mencintainya” Donghae
mengangguk mengerti. “Haena, juga masih mencintai Kyu” Kyuhyun memandang
Donghae dengan pandangan tidak percaya.
“Jinjja”
Donghae kembali menganggukan kepala. “eo, dia yang menceritakannya sendiri
padaku”
Kyuhyun
merasa senang mendengarnya, “Mulai sekarang, teruslah berusaha agar ia mau
bicara denganmu dan tujukan sikapmu jika kau masih mencintainya” Tutur Donghae.
“Nde,
hyung aku akan melakukan” ucap Kyuhyun tegas, Donghae tersenyum mendengarnya.
-The
End-
No comments:
Post a Comment