Wednesday, 20 May 2015

[One shot] Dios sanador



 

Author : Yunita  {@dedee_yunita}

Cast :
  • Cho Kyuhyun (SJ)
  • Choi Aira (OC)
Title : You…
Genre : Magic,Friendly,Happyending                                              
Rating : PG 16
Length : Oneshot
Coment Juseyo  untuk menghargai FF gaje ku ini.. happy reading :)


“Dios sanador”

Siapa yang tidak kenal dengan Choi Aira dan Cho Kyuhyun. Anggap saja mereka adalah Ratu dan Raja Kyunghee University, kampus tempat mereka bersekolah.

Choi Aira yeoja berwajah cantik memiliki bentuk tubuh yang professional ala model dan memiliki sifat yang lembah lembut sedangkan Cho Kyuhyun namja berwajah tampan memiliki bentuk tubuh professional pula tapi memiliki sifat dingin namun evil.

Keduanya lahir di keluarga yang bisa dikatakan cukup berada dan berkelas. Keduanya juga sudah bersahabat sejak kecil karena status orangtuanya yang sudah lama bersahabat.

Tapi siapa sangka keduanya tidak pernah akur, bahkan terlihat seperti Hitam dan putih yaitu bertolak belakang. Dan siapa sangka ternyata keduanya merupakan titisan terakhir Dios Sandor, Dewa penyembuh. Dan siapa sangka ternyata mereka sudah ditakdirkan untuk bersama sebelum mereka terlahir.


***

Hari ini kelas Hanes jurusan kedokteran yang merupakan kelas Aira dan Kyuhyun berkumpul di aula untuk praktek. Semua murid membuat lingkaran besar selagi Shindong Sem, dosen yang akan membimbing menyebutkan siswa yang dijadikan satu kelompok, satu kelompok berisi berdua dan itu terdiri dari 1 yoeja dan 1 namja.

“Aira kau bersama Kyuhyun”

“mwo” ucap Aira dan Kyuhyun serempak. Shindong yang tadi berkutat dengan lits nama ditangannya pun mengalihkan pandangannya untuk melihat 2 saram yang sepertinya tidak setuju dengan keputusannya.
“waeyo, kalian keberatan?”Tanyanya sambil melirik keduanya. Shindong sem termasuk dosen yang tidak bisa ditawar, menangis darah sekalipun tidak membuat ia mengubah keputusannya.

“aniyo sem”lirih Aira. Aira dapat melihat Kyuhyun menunjukkan senyum kemenangan, membuatnya sedikit kesal. “Naya kau bersama Donghae” kali ini keputusan Shindong sem disambut dengan kegirangan karena siapa yang tidak senang dipasangkan oleh kekasihnya. Naya dan Donghae memang pasangan kekasih dan keduanya pula merupakan sahabat dari Aira dan Kyuhyun.

Ternyata itu adalah pasangan terakhir, Shindong sem sepertinya akan memulai praktek. “hakseng, hari ini kita akan belajar pertolongan pertama pada korban tengelam” Shindong memulai memberikan penjelasan.

Tenggelam adalah kematian yang disebabkan mati lemas (kekurangan napas) ketika cairan menghalangi kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen dari udara hingga menyebabkan asfiksia. Penyebab utama kematian adalah hipoksia dan asidosis yang mengakibatkan henti jantung. Faktor tenggelam yaitu   Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan air   Kurangnya pengawasan terhadap anak (terutama anak berusia 5 tahun ke bawah)]   Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat, air yang sangat dalam, terperosok sewaktu berjalan di atas es, ombak besar, dan pusaran air   Terperangkap misalnya setelah peristiwa kapal karam, kecelakaan mobil yang mengakibatkan mobil tenggelam, serta tubuh yang terbelenggu pakaian atau perlengkapan   Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan dan minuman beralkohol   Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan   Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang, termasuk di antaranya: infark miokard, epilepsi, atau stroke.   Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain dengan tujuan membunuh, kekerasan antaranak sebaya, atau permainan di luar batas kewajaran. Kali ini kita akan melakukan pertolongan dengan 2 cara yaitu Komperasi dada dan memberikan nafas buatan”
Seketika aula riuh karena perkataan Shindong mengenai Nafas buatan, karena nafas buatan identic dengan berciuman secara tidak lansung.

Aira terlihat tidak tertarik sebaliknya Kyuhyun menyambutnya dengan seringanyaiyan senyum evilnya. “diam, kita lanjutkan” Shindong mengajarkan cara untuk melakukan komperasi dada dan nafas buatan.

“sem, enak mencontohkannnya dengan manekin. Sedangkan aku ..”melirik ke arah Kyuhyun. “titisan iblis”lanjutnya kemudian.

“baik, kita mulai prakteknya. Untuk baiknya namja yang menjadi korban tenggelam”tutur Shindong sem. “ne sem” jawab semua murid.

Semua murid mencari tempat untuk melakukan praktek termasuk Aira dan Kyuhyun. “mulailah berbaring tuan Cho. Kapan kita memulai praktek jika kau berjalan terus”omel Aira karena sedari tadi ia hanya mengikuti Kyuhyun yang mencari tempat untuk ia berbaring. Kyuhyun memanng namja yang mementingkan kebersihan karena itu ia cocok mengambil jurusan kedokteran.

Sepertinya, Kyuhyun mengacuhkan omelan Aira ia tetap saja berjalan entah kemana membuat Aira sedikit menghela nafas. Akhirnya Kyuhyun membaringkan tubuhnya setelah ia memastikan tempat tersebut bersih.

Mereka pun memulai praktek, 5 menit berlansung Kyuhyun kembali berulah.

“kau ternyata terlihat cantik juga jika dilihat dari sini”goda Kyuhyun. Aira tidak merespon apa yang Kyuhyun katakan ia tetap focus melakukan praktel komperasi dada.

“tersenyum sedikit Nona Choi, jika kau tersenyum kau terlihat 2x lebih cantik” Kyuhyun sengaja menggoda Aira. Ia suka melihat Aira mengomel.

“sepertinya aku jatuh cinta padamu”

Aira menghela nafas panjang, “yak, tuan Cho bisakah kau diam. Seharusnya kau tidak sadarkan diri karena kau korban tenggelam”cecarku kesal.

“benarkah seperti itu?” tanyanya pura-pura tidak tahu. Karena kesal dengan tingkah Kyuhyun, Aira pun menekan dada Kyuhyun dengan sedikit kasar. “yak, sakit. Kau mencoba membunuhku”

“itu, balasan karena kau tidak mau diam”tukas Aira santai.

“Komperasi dada cukup, sekarang kalian bisa melakukan praktek pemberian nafas buatan” instruksi dari Shindong Sem seperti kabar buruk bagi Aira.

Kyuhyun sudah tersenyum senang dalam pembaringannya. “ aku akan menutup mata”katanya lalu menutup mata. Aira ragu untuk melakukan praktek ini. Aira melirik ke semua chingunya dan semua melakukannya dengn senang apalagi Naya dan Donghae, mereka malah mencari kesempatan untuk berciuman. “Aishh, jinjja menyebalkan” kesal Aira dalam hati.

Perlahan lahan Aira pun memberikan diri untuk meletakkan tangannya ke mulut Kyuhyun dengan membentuk huruf O. Dengan ragu ia mulai memberikan nafas buatan kepada Kyuhyun. Kyuhyun senyum senang dalam hati.

Aira bisa merasakan bau mint dari mulut Kyuhyun sedangkan Kyuhyun bisa merasakan bau Apel dan coklat menjadi. Terlintas ide gila dibenak Kyuhyun. Kyuhyun menarik tangan Aira dengan cepat ketika ia ingin meniup udara ke mulut Kyuhyun. “cup” bibir kedua bertemu.

Aira yang kaget lansung melepaskan tautan bibir mereka. “yak, Cho Kyuhyun pabo” Omelnya sambil mengelap bibirnya. Sedangkan Kyuhyun hanya terkekeh kecil. “bagaimana, rasanya berciuman denganku?” bukan merasa bersalah Kyuhyun malah menggoda Aira.
“kau gila, aku benci kau” Aira berlari keluar dari aula, semua chingu sekelasnya melihat kea rah Kyuhyun dengan tatapan “kau bersalah, kau harus meminta maaf”.

“haish” Kyuhyun memgacak-ngacak rambut rambutnya. Naya dan Donghae yang mengetahui perginya Aira lansung menghampiri Kyuhyun, untung saja Shindong sem sedang keluar dari ruangan.

“Kyuhyun kau gila kenapa kau lakukan itu?” Naya sepertinya ia juga sedikit kesal dengan sikap Kyuhyun tadi. “ayolah, Naya aku hanya bercanda” Kata Kyuhyun enteng. Donghae geleng-geleng kepala melihat tingkah Kyuhyun. Sebenarnya dapat dilihat dengan jelas jika Kyuhyun mencintai Aira dan Aira mencintai Kyuhyun tapi keduanya saling menutupi rasa tersebut.

Aira berjalan menuju kelasnya untuk mengambil tas, ia ingin pulang ke rumah. Ia kesal dengan sikap Kyuhyun tadi, jujur itu ciuman pertama Aira. Aira memang memiliki wajah cantik tapi bukan berarti ia pernah menjalin hubungan dengan seorang namja. Aira terlalu bahagia hidup bersama keluarga dan teman-temannya karena itu tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan dengan namja. Untung saja praktek tadi adalah mata kuliah terakhir jadi tidak ada masalah jika Aira pulang lebih dahulu.

Donghae, Kyuhyun dan Naya menyusul Aira ke kelas tapi mereka tidak menemukan Aira, tas Aira pun sudah tidak ada kemungkinan besar Aira sudah pulang tanpa pamit.

“gara-gara kau” Naya menyalahkan Kyuhyun sepenuhnya atas pulang Aira tanpa pamit. Biasanya Aira akan pulang bersama dengan Naya menggunakan bus umum. Kyuhyun hanya diam, secara tidak lansung ia mengakui jika ia salah.

*
Di hari libur keluarga besar Choi berkumpul di ruangan tengah. Kebetulan pula anggota keluarga Choi lengkap karena biasanya salah satu anggota keluarganya ada yang tidak ada karena harus pergi ke luar negeri untuk masalah bisnis.

Aira paling suka jika oppanya Siwon berada di rumah karena ia bisa bermanja ria dengannnya. Seperti saat ini, ia tidur di pangkuan Siwon yang sedang bermain gadget, Aira pun ikut bermain gadget pula. Sedangkan Tuan dan Nyonya Choi sedang menikmati santapan ringan yang dihidangkan oleh pelayan mereka.

“permisi, tuan ada tamu” seorang pelayanan menghampiri Appa.“siapa?” Tanya Appa. “Tuan muda Cho Kyuhyun” tuturnya lembut. “Aku abeonim” suara Kyuhyun terdengar jelas di kuping Aira tapi ia pura-pura tidak menanggapi kehadiran Kyuhyun ia masih kesal dengan sikapnya kemarin.

“Aku kue titipan dari Eomma” Kyuhyun memberikan plastic yang berisi 2 kotak kue. “haishh, katakan pada Eommamu jangan repot-repot” Eomma menerima dari Kyuhyun, Kyuhyun menanggapinya dengan tersenyum. Kyuhyun melirik ke arah Aira yang asik bermain dengan gadgetnya tanpa sedikitpun melihat ke arahnya. “Yak, itu Kyuhyun datang” Kata Siwon pada Aira tapi Aira hanya diam.

“Wahh, enak sekali ”ucap Eomma.

“yahh, enak” tambah Appa. “Siwon coba kue yang Kyuhyun bawa enak sekali” Siwon tersenyum kecil lalu mengambil sepotong dan mencicipinya. “Chagi, ini enak”

“Benarkah?”Tanya Aira, Siwon pun mengangguk. Aira beranjak bangun dari pangkuan Siwon. “a” Aira membuka mulutnya di depan wajah Siwon. Siwon menggeleng kecil sifat dongsaeng satu-satunya jika ia libur bekerja. Siwon menyuapi kue ke mulut Aira, Aira menguyahnya perlahan-lahan. “ehm, mashita” ucap Aira dengan mulut yang lumayan penuh.

Kyuhyun merasa iri melihat keakraban Siwon dan Aira. Ia ingin melakukan seperti yang Siwon lakukan saat ini, tapi itu tidak mungkin karena Aira sedang marah dengannya.

“Abeonim, Eommanim dan Hyung aku meminta izin untuk mengajak Aira pergi jalan-jalan, Apakah diizinkan?”Tanya Kyuhyun. Pertanyaan Kyuhyun membuat Aira tersedak pelan, melihat itu Siwon buru-buru memberikan minum kepada Aira ia takut terjadi sesuatu dengan dongsaeng kesayangannya.

“Tentu saja” Appa ternyata mengizinkan. “Ani, siapa yang mau pergi denganmu?” ketus Aira setelah pulih.

“Yak, jangan bicara seperti itu, tidak baik” Ujar Eomma. Aira hanya cemberut menanggapinya. “Pergilah, Kyuhyun jauh-jauh datang untuk mengajakmu jalan tapi kau malah menolaknya”
Jika Eomma yang sudah bicara, Aira tidak bisa menolaknya ia terlalu luluh dengan ucapan Eomma. “Tunggu sebentar aku ganti baju dulu” senyum pun terbit sedari wajah Kyuhyun ketika Aira menyetujui untuk pergi bersamanya. Sedikit sulit mengajak Aira jalan apalagi ketika Oppanya berada di rumah.

Tak lama Aira kembali dengan pakaian lebih rapi. Kyuhyun pun pamit kepada Orangtua dan Oppa Aira begitu dengan Aira.

Di dalam mobil Aira hanya diam ia berpikir dalam diam alasan Kyuhyun mengajaknya jalan-jalan. “Kau masih marah dengan kejadian kemarin?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya pada jalan.

Aira mengalihkan pandangannya ke arah samping tidak ingin melihat Kyuhyun. “Kau lebih pintar dariku Tuan Cho. Haruskah kau bertanya”. Kyuhyun hanya terkekeh kecil, “Jadi apa yang harus ku lakukan agar kau memaafkan aku?” Tanya Kyuhyun.

Aira mengalihkan pandangannya ke Kyuhyun, “Kau harus melakukan sesuatu dan kau tidak bisa menolaknya”

“Terdengar seperti tantangan” tukas Kyuhyun. “bisa dibilang seperti itu”

“Okay, apa yang harus aku lakukan?” Tanya Kyuhyun dan dijawab dengan senyum licik dari Aira. Senyum licik yang sama dengan senyum licik yang sering Kyuhyun perlihatkan pada Aira.

Aira Pov

Aku tidak bisa menahan tawaku melihat Kyuhyun yang terlihat geli dengan sisa makanan yang tersisa di mangkuk. Aku menyuruh Kyuhyun mencuci mangkuk disebuah restaurant Jajangmyeon. Meskipun Kyuhyun suka dengan Jajangmyeon tapi ia paling tidak suka disuruh mencuci piring.

Restaurant Jajangmyeon ini sudah menjadi restaurant langgananku karena aku sering menemani Kyuhyun makan Jajangmyeon di restaurant ini. “Yang bersih tuan Cho. Kau tidak mau kan membuat pengunjung sakit perut karena ulahmu yang mencuci mangkok tidak bersih” celotehku.

Kyuhyun sibuk memasukkan sisa makan yang tersisa dimangkuk ke plastic sampah. Aku tersenyum geli saat Kyuhyun mencoba menyabun mangkok satu persatu. Belum selesai dengan mangkuk yang ada kini pelayanan datang dengan mangkok kotor yang lain. “haish, kenapa datang lagi” gusar Kyuhyun. Aku terkekeh melihatnya, ia terlihat lebih tampan jika sedang seperti ini. “haishh, Aira apa yang kau ucapkan tadi” Aku meruntuki kebodohanku yang tadi sempat memuji ketampanan Kyuhyun.

Aku melihat Kyuhyun kewalahan dengan mangkuk kotor yang semakin lama semakin banyak apalagi mangkuk tersebut harus cepat bersih. Aku mendekati Kyuhyun, mengambil spons yang ia pegan, Kyuhyun sedikit kaget dengan apa yang lakukan tapi ia hanya diam tidak mengucapkan apapun.

Aku mengambil alih untuk menyabuni mangkuk sedangkan Kyuhyun membilas mangkuk tersebut dan menaruhnya di tempat yang sudah disediakan.

Kyuhyun Pov.

Aku lihat ia begitu serius menyabuni mangkuk-mangkuk itu, ia bahkan melupakan aku di sampingnya. Ide evilku muncul dengan sengaja aku menyipratkan Aira ke wajahnya. “yak, Tuan Cho kau membuatku basah” keluhnya padaku tapi aku tidak berhenti menyipratkan air tersebut dan akhirnya ia membalas pula, kami akhirnya bermain air.

“ehem” suara saram berdehem mengakhiri aktivitas kami bermain air dan melanjutkan pekerjaan kami mencuci mangkuk. “gara-gara kau” l irihnya tapi aku bisa mendengar dengan jelas. “gara-gara kau juga” aku bisa melihat gurat wajah senang di wajah Aira.

Selesai mencuci mangkuk kami menyatap Jajangmyeon kesukaanku dengan lahap begitupula dengan Aira. Ia terlalu lahap hingga kuah Jajangmyeon menghiasi sekitar mulutnya. Aku mengambil tisu dan mengelap lembut. Sepertinya sikapku membuatnya terkejut terlihat dari wajahnya yang diam seketika.

“ohh, gomawo” ucapnya sedikit gugup, ia menundukkan kepalanya setelah itu. Aku hanya tersenyum kecil melihat salah tingkahnya. “habiskan Jajangmyeonmu setelah ini kita akan lanjutkan jalan-jalan kita”

“nde”

Aku berniat mengajak Aira ke sebuah Rumah sakit yang sering aku kunjungi untuk memberikan semangat kepada seorang namja kecil yang sering putus asa dengan kelumpuhan kakinya akibat kecelakaan mobil yang ia alami beberapa bulan silam.

Untuk usia sepertinya sangat disayangkan jika ia tidak bisa berjalan layaknya anak yang lain. Seusianya seharusnya ia sedang aktif-aktif mengikuti kegitan sekolah dan bermain bersama teman seusianya.

Kyuhyun memutar kenop pintu sebuah Kamar yang tertulis nama “Myung Soo” di depannya. Seorang namja yang asik memandang keluar jendela pun menoleh saat menyadari kedatangan kami.

“Hyung” panggilnya dibalas dengan senyum dariku, Aira mengikutiku dari belakang. “Kau sendirian?” Tanya Kyuhyun karena ia tidak menemukan Eomma Myung yang biasanya ada ketika ia menjenguk Myung Soo. “Eomma sedang keluar sebentar” Myung soo sepertinya penasaran dengan sosok Aira.

“Oh ya, ini Aira” Aku mencoba memperkenalkan Aira dengan Myung Soo. Mereka pun bersalaman sebentar, “Senang bisa bertemu dengan calon istri dari Kyuhyun Hyung. Kyuhyun Hyung sering menceritakan Nona padaku”

Aira terlihat kaget mendengar perkataan dari mulut Myung Soo. “nde” jawabnya kemudian. Aira menatap tajam ke arahku meminta penjelasan tapi aku hanya memberikan senyum kecil ke arahnya.
“Myung Soo, eomma datang” Sapaan Eomma Myung melemah saat ia melihat ada orang lain berada di kamar anaknya. “Eommanim” sapaku ramah.

“Kyuhyun ah, kau datang lagi. Apa tidak merepotkanmu?” Tanyanya padaku. “Aniyo, eommanim. Myung Soo sudah ku anggap seperti adikku”. Eomanim  tersenyum lalu mengalihkan pandangnya ke Aira, “Yeoja ini siapa?” Tanya pada Aira.

“Itu calon istri Kyuhyun Hyung Eomma” Sahut Myung Soo senang. “Benarkah?” Tanya Eommaim memastikan. Aku berharap Aira tidak menyangkalnya. “Nde, Eommanim” Fiuh, seketika nafasku lega karena ternyata Aira bisa diajak kerjasama.

Aira Pov

Aku diajak ke sebuah Rumah sakit oleh Kyuhyun, ternyata untuk menjenguk seorang namja yang lumpuh. Namja tersebut mungkin berusaha sekitar 17 tahun dan memiliki wajah yang lumayan tampan. Aku merasa iba, melihatnya tidak menikmati hari-hari remaja dengan baik.

Eomma Myung Soo menceritakan tentang Myung Soo dan tentu saja alasan kaki Myung Soo lumpuh. Aku bisa melihat wajah bahagia Myung Soo saat bersama Kyuhyun. Aku tahu alasan Kyuhyun membawa kesini, ia ingin aku menyembuhkan Myung Soo. Ku dekati Kyuhyun yang sedang asik bercanda Kyuhyun. Aku menyentuh pundaknya membuatnya menoleh ke arahku.

“Aku tahu alasan kau mengajakku kesini. Yasudah coba baringkan Myung Soo ke ranjangnya” aku mencoba berbicara melalui batin kami. Aku tidak mau Myung Soo mengetahui apa yang aku katakan. Kyuhyun tersenyum kecil kepadaku, “Yak, Hyung apa yang kau lakukan?” Tanya Myung Soo saat Kyuhyun menggendong dan membawa ke tempat tidurnya.

“Myung Soo penjamkan mataku dan katakan dalam hatimu kau ingin sekali bisa berjalan seperti dulu” Titahku padanya. Myung Soo sedikit mengeritkan dahi ia bingung dengan apa yang aku katakan. “Haish, ikuti apa perintahnya” kata Kyuhyun. Myung Soo pun mengikuti apa yang aku katakan. “Dios sanador curación le dio, le hacen volver corriendo” batinku sambil memegang kedua kaki Myung Soo. “le hacen caminar de nuevo …”

“Buka matamu Myung Soo” perintahku, Myung Soo pun membuka matanya perlahan-lahan. Tak ada yang berubah hanya saja ia merasa jika kakinya lebih ringan dari sebelumnya. Kyuhyun mengajak Myung Soo untuk turun dari ranjang, dengan hati-hati Kyuhyun memapah Myung Soo untuk menapakkan kaki ke lantai. Suatu keajaiban Myung Soo bisa berdiri karena biasanya Myung Soo akan terjatuh jika mencoba berdiri.

Aku kagum dengan keinginan Myung Soo untuk sembuh kembali. Entah kenapa aku merasa pusing menghujani palaku, pandanganku pun mulai mengabur. Kini aku bisa melihat Kyuhyun dan Myung Soo menjadi banyak. “Kyuhyun” lirihku dan kurasakan diriku ambruk seketika.

Kyuhyun Pov

Aku senang sekali melihat Myung Soo dapat kembali berjalan. “Kyuhyun” aku dapat mendengar jelas Aira memanggilku meskipun terdengar sangat lirih. Aku menoleh ke arahnya betapa terkejutnya aku saat tubuh Aira hampirnya jatuh ke lantai dengan cepat aku lansung menangkapnya. Aku lansung membaringkan Aira di ranjang Myung Soo. “Hyung, kenapa dengan Nona?” Myung Soo ikut khawatir.

“Myung Soo, eomma bawakan buah anggur kesukaan..”Ucapan Eommanim terpotong saat ia melihat Myung Soo bisa berdiri sempurna. “Myung Soo” lirihnya sambil berjalan mendekati Myung Soo, dipeluknya Myung Soo “Kau sudah bisa berjalan chagi” Myung Soo membalas dengan anggukkan.

Eommanim mengalihkan pandangannya ke arah Aira di atas ranjang Myung Soo. “Apa yang terjadi Kyuhyun-ah?” tanyanya khawatir.

“Nona menyembuhkan aku, Eomma. Tapi, setelah ia menyembuhkan aku ia lansung pingsan” tutur Myung Soo. “Jinjja, mianhae” ada penyelesan dari nada Eomma, karena anaknya Aira harus seperti ini. “Gwaechana Eommanim, Aira akan sadar sebentar lagi. Oh ya, jangan beri tahu siapapun tentang bagaimana Myung Soo bisa sembuh karena jika Eommanim menceritakan kepada orang lain. Myung Soo akan kembali seperti semula dan bahkan tidak bisa sembuhkan” sepertinya terdengar ancaman halus tapi Eomanim lansung menjawab dengan anggukan.

Mata Aira perlahan mulai terbuka, ia menoleh ke arahku, Myung Soo dan Eommanim. Entah apa yang ia pikirkan hingga melontarkan senyum ke arah Myung Soo. “Kyu, aku ingin susu coklat” pinta Aira. “Aku tidak tahu kenapa aku memita susu coklat, tiba-tiba saja aku menginginkan itu” batin Aira.

“kami punya susu coklat” Eomanim lansung mengambil susu kotak coklat siap minum di kulkas lalu memberikannya kepada Kyuhyun. “gamsahamnida eomanim” ucapku. Aku pun membantu Aira untuk bangun agar ia bisa meminum susu tersebut.

Sepertinya susu coklat adalah sumber tenaga Aira, aku bisa lihat dari kondisinya setelah minum susu wajah kembali seperti semula bahkan ia bisa berjalan kembali tanpa linglung sedikitpun.

“Nona gwaechana?” tanya Myung Soo. “ehem, Gwaechana” jawab Aira sambil tersenyum. “Gamsahamnida, karena telah menyembuhkan anakku” ucap Eommanim. “tidak perlu berterimakasih eommanim aku senang bisa menyembuhkan orang sakit”

“orang sakit” Myung Soo berpikir sejenak. “nona, aku boleh satu permintaan?” tanyanya lugu. “nde, apa itu” Aira balik bertanya kepada Myung Soo. “di lantai 3 nomor 31 ada seorang Nona yang terbaring lemah sekali, dokter bahkan sudah mevonis jika beberapa hari lagi ia akan pergi. Aku sedih melihat Eomma dari Nona itu menangis tapi ia tetap menjaga Nona dengan baik” Myung Soo sepertinya sedang menerawang. “Jebal, sembuhkan dia” mohon Myung Soo.

Aku memandang Aira, aku tidak yakin Aira akan menolong karena dia saja baru pulih setelah pingsan tadi. “ehem, hocongma aku akan menyembuhkannya sekarang temani aku ke kamar tersebut”.  Aku salah, Aira malah menyetujui permohonan Myung Soo dasar yeoja bodoh.

“Untuk sementara kau gunakan kursi roda terlebih dahulu agar tidak ada yang tahu jika kau bisa berjalan kembali” ujarku, Myung Soo mengangguk ia pun menurut untuk duduk di kursi roda.
“Eomma, akan mengurus kepulangan Myung Soo dulu”

“ne, Eommanim” Kami berjalan menuju yeoja yang yang diucapkan Myung Soo tadi. Aku mengetuk pintu setibanya dia di depan kamar yang dituju. Seorang Ajuhma yang tak lain adalah Eomma yeoja itu membukakan pintu.

“Myung Soo” ucap seorang Ajuhma yang tak lain ada eomma dari yeoja yang tadi Myung Soo bicarakan.

Myung Soo tersenyum kecil, “eommanim, Hyungku dan calon istrinya ingin menjenguk Sa Eun Nona”. Eomanim memadang ke arahku dan Aira. “nde, silahkan” kami pun masuk ke dalam kamar tersebut. Aku bisa melihat seorang yeoja yang terbaring lemah di ranjang, sangat memprihatinkan karena tubuhnya hanya tinggal tertutupi oleh Kulit tidak ada daging sama sekali.

“Sa Eun, mengidap kanker otak sekaligus leukimia” lirih Eommanim. Aira menghelus pelan punggung Eommanim seperti memberikan semangat sekaligus ketabahan. Aku menggenggam tangan Aira untuk mencoba berbicara melalui batin.

“apakah kau yakin akan mencoba menyembuhkannya?” tanyaku. Aira memandang ke arahku, ia tersenyum kecil lalu mengangguk. Jujur aku sangat khawatir, apalagi dengan keadaan Sa Eun yang sangat parah.

Aira menghampiri Sa Eun, di genggamnya tangan Sa Eun. “eonnie, dengarkan aku dan ikuti apa yang aku katakan” Aira mengatakannya dengan perlahan. “pejamkan matamu, dan katakan pada dalam hatimu aku ingin sembuh”. Sa Eun menuruti apa yang Aira katakan , ia mulai memejamkan matanya. Eomma Sa Eun hanya terdiam melihat apa yang dilakukan Aira, karena itu aku menyuruh duduk ditemani Myung Soo.

Aira mulai menyembuhkan Sa Eun, bisa terlihat perlahan-lahan tubuh Sa Eun kembali berisi, rambutnya yang hampir botak mulai kembali tumbuh. “yeoja bodoh, dia hanya perlu menyembuhkan bukan mengembalikan yeoja itu seperti semula. Jika seperti ini, energinya akan habis terkuras”

Eomma Sa Eun membekap mulutnya dengan telapak tangannya tidak percaya dengan apa yang ia lihat, anaknya yang sudah divonis dokter akan pergi beberapa hari lagi terlihat sehat seperti semula. Wajahnya, rambutnya dan tumbuhnya kembali seperti sedia kala.

“eomma” lirih Sa Eun, Eomma Sa Eun pun lansung berhampur dan memeluk Sa Eun. Aira tersenyum melihat Sa Eun dan Eommanya berpelukkan. Tapi, perlahan senyum memudar tubuhnya kembali linglung. Melihat itu aku segera menangkap tubuhnya. “Aira” baik Sa Eun, Eomma dan Myung Soo pun melihat ke arah Aira yang kini pingsan dalam pelukkanku.

Sa Eun yang masih sedikit lemah beranjak turun dari ranjangnya. “baringkan dia disini” ujarnya padaku, Ku rebahkan Aira di atas ranjang. Wajah Aira terlihat sangat pucat, lebih pucat ketika ia menyembuhkan Myung Soo tadi.
“apa yang terjadi?” tanya Eomma Sa Eun, sepertinya ia merasa bersalah. “Gwaechana, eommanim. Aira memang seperti ini jika selesai menyembuhkan orang”  Eomma Sa Eun mengangguk. “Apa yang bisa aku lakukan untuknya?” Kini Sa Eun yang bertanya.

“lebih baik kau mengganti pakaianmu saja” ucapku. Sa Eun mengangguk. “aku akan mengurus kepulangan Sa Eun” pamit Eomma Sa Eun.

Author Pov

Aira mulai membuka mata perlahan, energinya benar-benar terkuras habis karena menyembuhkan Sa Eun tadi. Ia menoleh ke arah sampingnya dan menemukan Kyuhyun yang duduk di sampingnya sambil memegang tangannya. Aira tersenyum, “Gwaechana?” tanya Kyuhyun lembut, Aira mengangguk lemah. “Kyuhyun, aku mau apel” pintaku lirih.

“Apakah, kau memiliki apel?” tanya Kyuhyun kepada Sa Eun yang baru saja selesai berganti pakaian. “sepertinya ada” ia berjalan menuju kulkas lalu mengambil apel yang diminta oleh Kyuhyun.

Kyuhyun menerimanya apel tersebut lalu mengupasnya tanpa menggunakan pisau. “hyung” Myung Soo tidak percaya ternyata namja yang sering menjaganya memiliki kemampuan lebih.

Kyuhyun membantu Aira untuk duduk lalu  disuapinya apel yang sudah dipotong kecil-kecil itu. Aira tersenyum melihat sikap Kyuhyun sangat perhatiannya padanya. Berbeda jika sifat iblis keluar.

--
Sungmin berniat mengejuk Sa Eun hari ini, ketika ia sampai di lantai tempat Sa Eun di rawat. Ia melihat eomma Sa Eun di reception.

“eomma” sapa Sungmin. Eomma Sa Eun menoleh mendengar seseorang memanggilnya. “Sungmin-ah, kau datang” jawabnya. Sungmin tersenyum, “Apa yang sedang eomma lakukan?” tanya Sungmin.

“aku sedang mengurus kepulangan Sa Eun” Sungmin tentu terkejut dengan apa yang dikatakan Eomma Sa Eun. Ia merasa sesuatu sudah terjadi pada Sa Eun. Kenapa Eomma mengurus kepulangan Sa Eun ? Apakah Eomma sengaja membawanya pulang agar Sa Eun menghabiskan sisa harinya di rumah? Atau apa? Sungmin berkelut dengan semua pertanyaan yang keluar dalam pikirannya. Tanpa, menanyakan alasan Eomma Sa Eun mengurus kepulangan Sa Eun, ia pun berlari menuju kamar Sa Eun.

“Sungmin ahh” Eomma mencoba memanggil Sungmin tapi ia sudah keburu pergi. Ia juga tidak mungkin berteriak lebih kencang karena pasti akan menganggu pasien lain.

“ini dokumennya, Sa Eun sudah bisa pulang sekarang” ucap Suster pada Eomma Sa Eun. Eomma Sa Eun mengangguk lalu pergi, Suster itu memperhatikan Eomma Sa Eun yang berjalan pergi. Ia bingung kenapa, Eomma Sa Eun mengurus kepulangan Sa Eun hari ini. Sa Eun masih butuh perawatan medis meskipun sebenarnya kecil kemungkinan Sa Eun akan sembuh.

“Sa Eun” Sungmin membuka masuk ke dalam Sa Eun tanpa mengetuk pintu, membuat semua orang yang berada di dalam termasuk Sa Eun menoleh ke arahnya.

Sungmin melihat bukan Sa Eun yang berada di atas ranjang melainkan yeoja lain. “oppa” panggil Sa Eun. Ia berjalan mendekati Sungmin, Sungmin terkejut melihat Sa Eun yang sudah kembali seperti dulu.

“Sa Eun” lirihnya, ia mencoba memegang pipi Sa Eun dengan kedua tangannya. Ia takut jika apa yang ia lihat kini hanya halusinasi semata. Ini benar Sa Eun, aku bisa merasakan itu. ini benar yeojachinguku. Sungmin lansung menarik Sa Eun ke dalam pelukkannya.

Eomma Sa Eun yang baru kembali pun tersenyum melihat keduanya berpelukkan. Ia pun menghampiri Aira, “aku sangat berterima kasih” ucapnya. Sungmin yang melihat Eomma Sa Eun berbicara dengan yeoja yang berada di atas ranjang pun melepaskan pelukkannya pada Sa Eun. Sa Eun yang mengerti arah pandang Sungmin pun tersenyum, “dia yang menyembuhkan aku, oppa” tutur Sa Eun.

Sungmin tentu saja terkejut, ia pun berjalan menghampiri Aira. Aira tersenyum, “Gwaechana, eommanim. Aku juga senang bisa menyembuhkan Sa Eun Eonnie”.

“Terimakasih sudah menyembuhkan Sa Eunku” kini Sungmin yang berbicara, Aira hanya mengangguk pelan. “ aku Sungmin, aku namjachingu Sa Eun dan calon suami Sa Eun” Sungmin memperkenalkan diri.

“ aku Choi Aira, dia Cho Kyuhyun dan dia …” Aira juga memperkenalkan diri tapi terhenti ketika ia ingin memperkenalkan Myung Soo. “Sungmin hyung sudah mengenalku Noona” Kata Myung Soo sambil tersenyum.

“ahh, aku lupa jika kau sering mengejuk Sa Eun Eonnie” kata Aira, semuanya terkekeh kecil. “eoo, apa kalian punya susu coklat” pinta Aira tiba-tiba. “kami punya, ada di kulkas” jawab Eomma Sa Eun.

“biar aku yang ambilkan” kata Myung Soo saat Eommanim ingin mengambil susu coklat tersebut. Myung Soo beranjak bangun dari kursinya dan dengan santainya berjalan. “Omoo, Myung Soo kau sudah bisa berjalan?” tanya Eomma Sa Eun.

Myung Soo tersenyum, lalu memberikan susu coklat tersebut pada Aira. “gomawo” ucap Aira.
Tok tok

“Myung Soo” ternyata Eomma Myung Soo yang datang. Ia memberitahukan jika ia bisa pulang sekarang. Ia bahkan sudah membawa barang Myung Soo.

Kyuhyun membantu Aira untuk turun dari ranjang. “Lebih baik, Sa Eun Eonnie keluar rumah sakit bersamaku karena aku takut pegawai rumah sakit melihat” ujar Aira. Sa Eun menganggu mengerti.

Aira dan Sa Eun pun keluar terlebih dahulu, Kyuhyun ingin menemani Aira tapi Aira menolak. “lebih baik sekarang kita turun” seru Kyuhyun. Semua mengangguk pelan, ketika semua sudah keluar dari pintu kamar Sa Eun mereka terkejut karena kini mereka sudah berada di parkiran mobil bersama dengan Aira dan Sa Eun. Aira memang hanya bisa membawa satu sampai dua orang saja, untuk seperti ini Kyuhyun lebih ahli dari pada dirinya.

“kalian benar-benar hebat” puji Myung Soo sambil memberikan 1 jempol kepada Kyuhyun, Kyuhyun hanya terkekeh kecil.

Satu persatu mereka pun pamit kepada Kyuhyun dan Aira. “Sa Eun Noona jangan lupa yang aku katakan tadi” ucap Kyuhyun mengingatkan, Sa Eun mengangguk mengerti.

“apa yang kau katakan pada Sa Eun Eonnie?” tanya Aira, Kyuhyun yang sedari memperhatikan mobil Sa Eun yang mulai pergi pun beralih ke arah Aira. “ahhh, itu.. tidak penting” Kyuhyun sedikit bingung untuk menjawabnya. Padahal, ia hanya  hanya mengatakan pada Sa Eun agar kesembuhannya tidak boleh dikatakan pada orang lain.

Aira berdecak kesal, ia pun berjalan meninggalkan Kyuhyun. “yak, jangan pergi” teriak Kyuhyun, ia pun mengejar Aira yang perlahan berjalan meninggalkannya. Di raihnya tangan Aira dan membuatnya menghadap ke arahnya. Aira terdiam melihat ia kini berhadapan dengan Kyuhyun. Ia tidak pernah sedekat ini dengan Kyuhyun.

Kyuhyun memandang manik mata Aira, ia menahan diri untuk mengatakan apapun karena ia yakin Aira bisa tahu. “aku akan menciummu” Aira terbelekak saat mendengar ucappan Kyuhyun , belum sempat untuk menetralkan diri Kyuhyun malah sudah mendaratkan bibirnya pada Aira. Aira ingin melepaskan dirinya tapi tidak bisa karena Kyuhyun kini memeluk dirinya.

Melihat Aira yang kini menutup matanya dan menikmati ciuman membuat Kyuhyun membawa Aira ke sebuah tempat yang kosong. Ia tidak mau dilihat orang berciumman di parkiran yahh meskipun bisa saja terjadi.

Kyuhyun mencoba memberanikan diri untuk memperdalam ciummannya mengajak Aira untuk bergerak ke kanan dan ke kiri. Ia senang melihat kini Aira dengan gampangnya melingkarkan tangannya ke lehernya.

“heyy, apa kau senang aku menciummu? Batin Kyuhyun. Kyuhyun mencoba berkomunikasi melalui batin mereka. “kau gila, aku tidak menyukainya” balas Aira.

“jinjja? Aku merasa kau bohong, lihat aku rasa kau lebih menikmatnya daripada aku” Kyuhyun terkekeh kecil.

“haishh, berhenti menggoda cho Kyuhyun” geram Aira.

“hahahaha, jadi sampai kapan kita seperti ini?” goa Kyuhyun.

“haissh, salah satu dari kita harus menghentikanny” tutur Aira.

“aku tidak mau” jawab Kyuhyun cepat.

“ne, biar aku saja menghentikannya” kata Aira. “yak, ani. Tetaplah seperti ini” seru Kyuhyun. “yak, kau gila. Aku tidak mau. Aku ingin pulang, aku lelah, aku ingin beristirahat di kamarku” cerocosku.

Aira merasakan dirinya kini tidak lagi sebuah tempat, ia merasakan sesuatu yang empuk di bawah dirinya. “heyy, kau kita sudah di kamarmu” ucap Kyuhyun sambil terkekeh.

“yak, cho Kyuhyun kau gila bagaimana jika oppaku datang ke kamarku?” omel Aira. “tidak akan, karena dia tahu kau belum pulang”

“ahhh” desah Aira

“yak, jangan mendesah aku bisa melakukan lebih” omel Kyuhyun. “yak, jika kau melakukan lebih akan ku pastikan kau berbaring di kamarmu selama 1 tahun” ancamku.

“Hanya satu tahun, tidak masalah” Kyuhyun mulai menggoda Aira dengan mencium lebih dalam, dan mulai mencium semua bagian wajah Aira. Kini beralih ke arah leher Aira, “cho Kyuhyun, kau benar-benar cari mati” dengan sekuat tenaga Aira pun melepaskan dirinya dari Kyuhyun.

Kyuhyun terkekeh kecil melihat wajah Aira yang kesal. “yak, apa yang kau lakukan di atas tubuhku” dengan kesal Aira mendorong Kyuhyun, anehnya malah membuat Kyuhyun terbaring di sampingnya.

Kyuhyun memandang kea rah pintu kamar Aira, klek pintu kamar Aira terkunci dengan sendirinya. Hordeng jendela yang tadi terbuka, pun tertutup dengan sendirinya membuat kamar Aira sedikit gelap. “kau benar-benar cari mati” itulah arti tatapan Aira pada Kyuhyun tapi tidak membuat Kyuhyun takut. Ia malah menarik tubuh Aira dan mendekapnya. Kini giliran lampu kamar Aira yang mati.

“aku lelah, aku ingin tidur bersamamu” lirih Kyuhyun, Aira hanya terdiam ia bingung menjawab apa. Kyuhyun menganggap diam Aira berarti ia, ia pun mendekap tubuh lebih dalam hingga kepala Aira berada di dadanya. Nyaman itulah yang dirasakan Aira, ia juga merasa ngantuk. Senyum terbit di sudut bibir Kyuhyun saat ia merasakan Aira memeluk dirinya.

--
Aira merasakan handphonenya berbunyi, ia membuka matanya. Kyuhyun masih ada, sama dengan dirinya tidurnya terusik mendengar suara handphoneku, dengan keadaan setengah sadar ia menjawab panggilan masuknya tanpa melihat siapa yang menelpon, Kyuhyun pun memperhatikanku menelpon.

“yeoboseyo” lirihnya.

“Yak, kau dimana? Kau sedang tidur eoh?” Aira membuka matanya sempurna saat ia tahu siapa yang menelponnya.

“Aira, kapan kau akan pulang ini sudah malam. Haissh, jinjja kau bahkan tidak makan malam bersama kami, huh” Siwon terdengar kesal. Makan malam, Aira mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding, jam menunjukkan pukul 10 malam, ani bukan jam 10 melainkan hampir setengah 11 malam.

“Yak, kenapa kau diam?” seru Siwon.

“Ne, oppa aku akan segera pulang” pulang, harus pulang kemana jika sebenarnya Aira sudah di rumah sejak tadi. Haishh, ini gara-gara ulah namja iblis itu.

Kyuhyun tersenyum kecil, cup ia mencium kening Aira. “Makanlah dulu lalu tidur kembali” ujarnya. “aku pulang” pamitnya dan seketika ia menghilang dengan bersamaan dengan lampu kamarku yang menyala. Haisssh, namja itu.

Aira pun beranjak turun dari ranjang, kamarnya tidak lagi terkunci. “Mwo, kau sudah pulang” seru Siwon saat melihat Aira yang keluar dari kamarnya. Aira tersenyum kecil, “Aku sudah pulang dari tadi oppa, hanya saja aku ketiduran”

Siwon mengeritkan kening bingung, “jinjja? aku tidak melihatmu pulang, aku sedari tadi di bawah menunggumu pulang”

“ahh, aku datang ketika oppa ke toilet” jawabku asal. Siwon berpikir sejenak, ia memang beberapa kali ke toilet. “ah, yasudah, makanlah dulu baru tidur lagi” Aira mengangguk mengerti, ucapan Siwon Oppa sama seperti yang Kyuhyun katakan sebelum pergi.
Aira Pov

Hari ini aku berangkat ke kampus di antar Siwon Oppa, aku sedang tidak ingin membawa mobil sendiri. Sesampainya di kampus, aku lihat banyak murid yang mengobrol entah apa yang mereka bicarakan tapi wajah mereka terlihat senang.

“Aira” Naya datang menghampiriku dan lansung merangkulku seperti biasanya. Kami pun berjalan ke kelas bersama, “kita akan ada tambahan teman baru” kata Naya. “ahh, pantas saja ramai sekali”

Naya mengangguk pelan, “katanya murid baru itu tampan, tapi setampan-tampannya dia yang paling tampan tetap Donghaeku” aku geleng-geleng kepala melihat tingkahnya. Naya memang selalu membanggakan Donghae, ya memang benar Donghae memang tampan.

Aku duduk di kursiku sambil menunggu bel berbunyi aku memilih tidur dengan tanganku sebagai bantal di meja sebagai tumpuanku. “bangunkan aku ketika sem datang” ucapku pada Naya, “ne” jawab Naya, Naya memilih bermain dengan handphonenya.

Satu persatu murid pun berdatangan, Kyuhyun pun datang bersama Donghae. Naya tentu saja menyapa namjachingunya itu, Kyuhyun mengalihkan pandangannya pada yeoja di sebelah Naya. “dia kenapa?” tanya Kyuhyun pada Naya.

“Hanya mengantuk” Jawab Naya pendek. Kyuhyun menghampiri Aira dengan lembut ia pun mengelus-ngelus rambut yeoja itu. Naya dan Donghae saling berpandangan melihat sikap Kyuhyun. Yah, mereka memang sering terlihat seperti itu jika sedang membaik tapi jika sedang bertengkar akan berlawanan.

Aku merasakan seseorang mengusap-usap kepalaku, Naya pasti tidak mungkin ia sama sekali tidak pernah melakukan padaku meskipun aku sakit sekali pun. Aku membuka mataku dan mengangkat kepalaku ingin melihat siapa yang mengusap kepalaku. Dan memang bukan Naya melainkan Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum kecil, “kau mengantuk?” tanyanya lembut. Aku mengangguk pelan, “Setelah makan aku tidak bisa tidur, aku bisa tidur jam 4” jelasku. Kyuhyun mengacak-acak rambutku pelan entah kenapa aku merasa pipiku memerah karena usapannya.

“omooo, lihat Aira dan Kyuhyun sepertinya mereka sudah berdamai” Goda Eunhyuk salah satu temanku. Semua orang memadang ke arah kami, “haissh, monyet satu ini” decak Kyuhyun.

Kringg krringgg

Bel berbunyi semua murid pun duduk di kursinya masing-masing tak lama Kangin Sem datang, diikuti seorang namja dari arah belakangnya. Semua murid pun tertuju pada namja tersebut, ternyata benar apa yang kitakan Naya. Namja yang bersama Kangin Sem memang tampan tapi menurutku masih tampan Kyuhyun dibandingkan dia.

Mwo, apa yang baru saja aku katakan. Namja itu tersenyum dan memperlihatkan kedua lesung pipinya, ia memiliki lesung pipi sama seperti Siwon Oppa. Ahh, bisa dikatakan dia adalah namja cantik.

Namja itu bernama Kim Heechul, setelah memperkenalkan diri Kangin Sem mempersilahkannya untuk duduk. Ia memilih duduk kursi belakang. Kyuhyun memperhatikan Aira sejak tadi ia terkadang tersenyum kecil sambil melihat namja murid baru itu. Matanya masih mengikuti namja itu sampai namja duduk di kursinya. Haissh, dia cari mati denganku.

Aku mengalihkan pandanganku ke depan, dan saat itu aku melihat Kyuhyun yang menatapku tajam. Membuatku benar-benar memandang ke depan dan tidak berani memandang baik ke arah Kyuhyun maupun Heechul sekalipun.

Kuliah hari ini pun selesai semua murid pun beranjak keluar. Naya mengajakku ke kantin untuk mengisi perut yang katanya sudah berdemo minta diisi, ia bahkan meninggalkan Donghae begitu saja. Hahaha, begitulah Naya jika sudah menyangkut masalah makan, Donghae pun ditinggalkan.

Aku memandang Naya yang kini dengan lahapnya memakan ramen, dan kalian tahu ini adalah mangkuk 3 Naya. Kalau tidak aku marahi aku yakin ia akan menambah lagi. Aku menangkap sosok Heechul yang berjalan mendekat ke arahku bukan aku merasa percaya diri tapi Heechul memang berjalan mendekat ke arahku dan Naya.

Ia tersenyum dan membungkukkan badan ketika sampai di hadapanku, aku hanya bisa membalas dengan tersenyum. “Bukankah, kau murid baru itu?” tanya Naya pada Heechul meskipun sibuk dengan ramennya tapi ia masih menyempatkan diri untuk bertanya.

“nde” jawabnya. “anjalle?” tawarku padanya. Dia tersenyum lalu duduk. “kau tidak makan?” tanyaku. “aku tidak lapar, aku hanya ingin memesan minum saja” aku mengangguk.

Naya selesai dengan makannya ia pun membersihkan mulutnya dengan menggunakan tisu. “kau mau minum apa?” tanya Naya.

“ani tidak perlu repot-repot aku akan memesannya sendiri” tolak Heechul lembut. “haissh, gwaechana kebetulan aku juga ingin memesan minum jadi sekalian saja”

“Air mineral dingin saja” Naya mengangguk pelan, lalu beranjak untuk memesan minuman. “Aku belum tahu namamu, siapa namamu?” tanya Heechul.

“ahh, aku Aira, Choi Aira”

Heechul mengangguk pelan, “kau tinggal dimana?” tanyaku. “aku tinggal di apartement tidak jauh dari kampus , aku baru pindah ke Seoul kemarin. kebetulan aku pindah sendiri karena aku itu memilih tinggal di apartement” jelasnya padaku. Aku mengangguk mengerti.

Kyuhyun dan Donghae baru saja tiba di kantin, pandangannya pertama yang dilihat Kyuhyun adalah sosok yeoja dan namja yang sedang mengobrol berdua. Kyuhyun berjalan menghampiri keduanya dan lansung duduk tanpa mengucapkan apapun, membuatnya keduanya menoleh kaget. Donghae hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Kyuhyun lalu menyusulnya.

“Heechul ah, ini Donghae namjachingu Naya sahabatku tadi” aku mencoba memperkenalkan Donghae pada Heechul keduanya pun saling berkenalan. “kalau ini Cho Kyuhyun, dia …”

“Namjachingu Aira” sahut Kyuhyun. “mwo” Heechul terkejut. “aniya, aniya dia bukan namjachinguku” bantahku dan lansung mendapat tatapan tajam dari Kyuhyun. “aku memang bukan namjachingunya tapi aku calon suaminya” Kyuhyun mulai mengada-ada. Aku pun reflex memukul lengan Kyuhyun. “yak, appo” erang Kyuhyun sambil mengelus lengannya yang kini sedikit berdenyut-denyut.

“eo, Donghae oppa” Panggil Naya, ia kembali dengan minuman di tangannya. Ia memberikan air mineral dingin itu pada Heechul. “gomawo” ucap Heechul sopan, Naya hanya tersenyum kecil lalu mengangguk.

“kita jadi pergi?” tanya Donghae pada Naya. “nde, kajja kita berangkat” ajak Naya. “Kau mau kemana?” tanyaku, aku tidak terima di tinggal sendiri dan bersama dua namja yang terlihat tidak akrab ini.

“ahh, mian. Aku harus pergi ke rumah Helbe, eomma berpesan padaku untuk menemuinya setelah pulang kuliah” aku tersenyum, jika berurusan dengan Helbe Naya aku tidak bisa ikut campur. Naya dan Donghae pun akhirnya pamit pergi, tinggallah aku sendiri bersama dengan dua namja ini.

“kajja, kita juga pulang” ajak Kyuhyun sambil menarik tanganku. Heechul hanya terdiam, “ahh, Heechul ah aku duluan yaa” pamitku, Heechul tersenyum dan mengangguk. Kyuhyun yang tidak sabar kembali menarik tanganku lagi. Dasar, namja tidak sabaran aku tidak mungkin pergi begitu saja sedangkan ada Heechul disana. Tanpa ada yang tahu senyum terbit dari bibir Heechul melihat keduanya pergi bersama.

Selama perjalanan pulang aku hanya diam tanpa mengatakan apapun, aku memilih untuk mengalihkan pandanganku memperhatikan jalan dari jendela. Kyuhyun tersenyum kecil, melihat yeoja di sampingnya ini memang sengaja menghindarinya. Ia pun melajukan mobilnya lebih cepat dan membawa mereka ke tempat lain.

Aku yang sedari tadi memperhatikan jalan pun mengerti jika jalan sekarang bukan jalan yang tadi. Ini jalan yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Aku bisa melihat bunga sakura menghiasi setiap jalan. Senyum pun terbit dari bibirku, keindahan bunga sakura bertambah indah ketika mereka satu persatu jatuh di tepat di atas mobil ketika kami melewatinya.

Kyuhyun memberhentikan mobilnya dipinggir jalan, ia mengajakku untuk turun. Kini aku bisa merasakan bunga itu jatuh di tanganku. “Apakah sekarang kita di Jepang?” tanyaku pada Kyuhyun.

“mungkin” jawab Kyuhyun lalu berjalan meninggalkanku. Aku pun menyusulnya, aku paling takut ketika tinggal sendirian. Aku takjub melihat sebuah danau di hadapanku karena banyak bunga Sakura jadi warna air itu seperti warna bunga sakura. Aku pun menghampiri danau itu, ku masukkan tanganku ke dalam danau itu. aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan danau ini tapi apa itu aku tidak tahu.

Kyuhyun memandang sebuah bunga sakura, bunga sakura itu perlahan datang ke arahnya. Ia pun menghampiri Aira dan menyematkan bunga tersenyum ke telinga Aira. Kyuhyun tersenyum melihat yeoja yang dihadapannya kini tersipu malu.

Aku pun berlari meninggalkan Kyuhyun menutupi rasa maluku. Kyuhyun mengejarku dan memelukku dari belakang. Aku terdiam, aku tidak memikirkan apapun karena ia bisa mengetahuinya. Ku rasakan jika Kyuhyun mencium kepalaku.

“Omooo, kalian romantis sekali” baik Kyuhyun dan aku terkejut karena kini kami berada di halaman belakang rumahku. Dan suara itu berasal dari suara Eomma. Aku dan Kyuhyun pun reflek melepaskan tautan kami.

“haisshh, mian menganggu kalian. Tapi, eomma tidak sengaja melintas dan melihat kalian seperti tadi” Eomma membuatku sangat malu, lalu eomma pun pamit pergi.

“kenapa kita bisa ada di rumahku?” tanyaku. Kyuhyun tersenyum evil. “hahhaaha, sedari tadi kita memang di rumahmu, aku hanya mengubahnya suasana saja” Kyuhyun terlihat puas sekali.
Jadi yang tadi ia lihat hanya halusinasi yang dibuat Kyuhyun, dan danau yang ia lihat hanyalah air mancur miliknya pantas saja airnya seperti tidak asing bagiku.

“yak, aku benci kau Cho Kyuhyun” ucapku lalu pergi meninggalkannya. Kyuhyun berhenti tertawa melihat Aira meninggalkannya begitu saja. Jika seperti ini ia tidak akan menertawai Aira. Haisssh, paboo.

“Cho Kyuhyun pabo. Aku benci Cho Kyuhyun” sesampai di kamar aku lansung meluapkan kekesalanku. Aku baru memuji dirinya karena bisa seromantis tadi tapi ia malah mengacaukan semuanya dengan menertawaiku. Aku mengacak-acak rambut gusar dan meratapi kebodohanku. Aku terdiam melihat bunga sakura jatuh di lantai kamarku, aku mengambilnya dan memperhatikannya dengan seksama ini memang bunga sakura tapi kalau hanya halusinasi kenapa bunga ia ini tetap ada bukan ikut menghilang. Aku tersenyum, aku berniat menyimpannya dan setahuku aku punya semprotan pengawet. Dan benar aku masih punya, Ku seprot bunga itu dan menaruh bunga sakura itu dalam sebuah frame foto.

Ada rasa senang saat melihat bunga itu kini menjadi salah satu pajangan kamarku. Terlalu banyak aku tersenyum hari ini, lebih baik aku mandi dan mengistirahatkan tubuhku.
--
“Pergi dari hadapanku, Cho Kyuhyun aku tidak ingin melihat wajahmu” omelku pada padanya. Kyuhyun sedari tadi meminta maaf karena kejadian kemarin. tapi, aku masih kesal padanya.

“yak, aku kira kalian sudah berbaikkan tapi ternyata belum” Celetuk Eunhyuk dan lansung mendapat tatapan mematikan dari Kyuhyun . Aku hampir ingin tertawa  melihat Eunhyuk yang ketakutan tapi ia sudah sering melihatnya mendapatkan tatapan itu.

“Aira” rengek Kyuhyun seperti anak kecil. Aku pura-pura tidak mendengar dan memilih tidak memperdulikannya. “ahh, Heechul ahh. Hari ini aku duduk bersama ya? Tanyaku pada Heechul yang kebetulan baru saja datang. Aku memasang tampang memohon sedangkan Kyuhyun sudah menatapnya tajam.

Heechul akhirnya mengangguk, “yes” girangku. Aku pun lansung pindah dari kursiku. “Naya, kau bisa duduk bersama Donghae hari ini” ucapku pada Naya sebelum aku pindah. Aku melirik Kyuhyun sekilas lalu pergi.

“Kalian sedang bertengkar?” Tanya Heechul padaku. Aku yang sedang membaca buku pun terhenti karena pertanyaan Heechul. Aku menoleh ke arah Kyuhyun. “Aniya, aku tidak bertengkar dengannya” bohongku, lalu melanjutkan membaca buku. “Jinjja? kalian terlihat sedang bertengkar” tambah Heechul, aku hanya terdiam pura-pura focus dengan buku yang ku baca.
Ketika kuliah selesai, aku memohon pada Heechul untuk mengizinkan aku pulang bersamanya dan untungnya Heechul menyetujui itu. Naya mengerti dengan keadaan sahabatnya itu karena itu ia mengizinkan Aira pulang terlebih dahulu.

Kyuhyun  menatap geram melihat Aira dan Heechul yang pergi bersama dan yang membuatnya lebih geram dengan sengaja Aira mengandeng lengan Heechul, ia bahkan tidak pernah melakukan itu pada dirinya.

Aku masuk ke dalam mobil Heechul, selama perjalanan Heechul bercerita yang menurutku sangat menghiburku. Ia mengajakku untuk mampir ke apartementnya aku sempat menolak tapi ia terus meminta akhirnya aku mengiyakan.

Apartement Heechul lumanyan besar, kesan pertama ketika masuk ke dalam apartementnya adalah klasik. Heechul datang sambil membawa air mineral dingin yang baru saja ia ambil dari kulkasnya. Setelah itu ia pamit untuk membersihkan diri. Aku diperbolehkan melihat apartementnya asalkan tidak masuk ke dalam kamarnya. Aku tertarik dengan bioala yang terpajang di sudut ruangan, biola dimasukkan ke dalam kaca berbentuk kotak. Terlihat sekali jika Heechul sangat menjaga bioal tersebut.

Buku-buku tersusun rapi di lemari sesuai dengan tinggi bukunya dan tahun penerbitan. Aku mengambil salah satu buku, DS (Dios Sanador). Buku terlihat sudah tua karena sedikit kusam. Baru saja aku ingin membaca, Heechul sudah datang dengan wajah lebih segar. Ia tersenyum aku membalas senyumnya. Ia memandang buku yang sedang aku pegang. Aku bingung melihat pandangnya tertuju pada buku yang aku pegang. Aku merasa jika aku salah, “mian” aku pun mengembalikan buku tersebut ke tempat semula.

Heechul mengantarku ke rumah, berbeda dengan perjalan menuju apartementnya tadi Heechul malah terdiam, membuatku sedikit risih.

“gomawo” ucapku ketika sampai di depan rumahku. Ia tersenyum dan mengangguk setelah itu pergi. Tidak ada prang ketika aku sampai di dalam rumah. Kemana semua orang, biasanya ada eomma yang sedang menonton tv.

“nona, sudah pulang” sapa salah satu pelayanku, aku tersenyum dan mengangguk. “kemana, eomma?” tanyaku padanya. “Nonya baru saja keluar, beliau mengatakan akan berkunjung ke rumah kawannya” aku mengangguk mengerti. Ia pun pamit permisi, aku berjalan menuju kamarku.

Aku membuka pintu kamarku, dan tidak lupa menguncinya kembali. Betapa terkejutnya aku ketika aku membalikkan badan ternyata Kyuhyun sudah berada di belakangku. Untungnya saja aku bisa menetralkan sikapku dan berjalan seolah tidak melihatnya.
“Ohoo, darimana saja kau? Kenapa kau baru pulang sekarang?” tanya Kyuhyun. Aku tidak memperdulikan pertanyaannya, “bisakah kau menjawab pertanyaanku?” ucapnya lagi. Aku masih diam membisu, “Aku sedang bicara padamu Aira, bisakah kau menjawab pertanyaanku” Suara Kyuhyun meninggi membuatku sedikit terkejut.

Aku memadang ke arah Kyuhyun wajahnya terlihat jika ia sedang marah dan tentu saja tidak bersahabat. “bukan urusanmu Cho Kyuhyun. Terserah aku, aku mau kemana” ketusku, baru saja aku ingin melewati dirinya ia sudah menarik tanganku kasar. Ia membuatku kembali berhadapan dengannya, aku bisa melihat manik matanya masih menunjukkan kemarahan. Lalu diciumnya bibirku dengan kasar membuatku merasa sakit. Aku mencoba meronta tapi ia malah memegang tenggukku.

Plakk, sebuah tamparan melayang dan mendarat tepat di pipi Kyuhyun. Kyuhyun pun tersadar, “Aku benci kau Cho Kyuhyun pergi, aku benci dirimu, aku benci. Pergi dari sini” teriakku histeris.

Tanpa mengatakan apapun Kyuhyun menghilang, aku pun menangis setelah kepergiannya. Sakit, aku merasa sakit di hatiku kenapa seperti ini. Aku juga meratapi kebodohanku karena menaparnya tadi.

--

Seminggu sudah tidak ada pertengkaran yang terdengar di kelas Hanes. Semua orang merasa ada yang aneh, apalagi kedua tokoh yang sering bertengkar saling menjaga jarak satu sama lain bahkan tidak ada kontak di antara mereka. Seminggu ini aku memilih untuk duduk bersama Heechul dan menghabiskan waktuku bersama dirinya. Heechul selalu mencoba menghiburku, aku pun berusaha tersenyum meskipun tersenyum terpaksa. Tak berbeda dengan Kyuhyun, ia juga sering menghabiskan waktunya bersama yeoja dan yeoja itu selalu berbeda setiap harinya.

Seminggu ini pula hatiku terasa kosong, biasanya aku selalu bertengkar dengan Kyuhyun, ia selalu datang tiba-tiba di kamarku dan itu membuatku marah dan berakhir dengan pertengkaran. Saking merindukannya tak terasa air mataku mengalir. Heechul bingung melihat Aira menangis , “kenapa kau menangis?” tanyanya panic. Aku menoleh ke arahnya mencoba tersenyum seolah mengatakan aku baik-baik saja tapi air mataku tetap saja mengalir. Aku tidak mencoba menolak ketika Heechul menarikku dalam pelukkannya. Dan saat itulah aku menangis sejadi-jadinya mengeluarkan air mata yang sudah aku tahan beberapa hari ini.

Kyuhyun menatap geram dengan apa yang dilihatnya sekarang yeoja yang sangat ia cintai kini menangis dalam pelukkan namja lain. Ia ingin sekali menarik yeoja itu dan membawa pergi tapi keadaan kini adalah hubungannya tidak sedang baik. Dengan sedikit kesal ia pun meninggalkan kantin.

Aku melepaskan pelukkan Heechul, “sudah lebih baik?” tanyanya, aku pun mengangguk dan mencoba tersenyum. Heechul pun mengantarku ke rumah seperti biasanya. Sesampainya di kamarku aku kembali menangis tanpa Aira sadari, Kyuhyun berada di kamarnya. Kyuhyun ingin sekali membelai rambutnya dan menenangkannya tapi ia selalu mengurungkan keinginannya. Melihat Aira yang ingin beranjak bangun ia pun lansung menghilang.

Aku perlu mandi untuk menjernihkan tubuhku sejenak, aku lelah seperti ini aku harus seperti dulu tidak ada air mata.

Kyuhyun Pov

“Tuan muda, ada tamu yang mencari anda?” ucap pelayanku padaku. “nugu?” Kyuhyun sedikit berpikir apakah Aira. “ehm, Sa Eun dan Sungmin” tambahnya. Aku seperti mengenal nama itu, ah aku baru ingat bukankah ia mengenalnya di rumah sakit dulu. Aku pun akhirnya mengangguk, pelayanku pamit.

“ahh, Nona dan hyung” sapaku saat aku menemui mereka di ruang tamu. “nde, Kyuhyun ahh” ucap Sungmin Hyung. Aku pun duduk berhadapan dengan keduanya. “ aku ingin memberikan ini” Sungmin hyung menyodorkan sebuah undangan padaku. Aku mengambilnya, “aku akan menikah dengan Sa Eun lusa, aku harap kau datang bersama Aira” aku tersenyum sekenanya mendengar ucapan Sungmin Hyung yang berharap aku datang bersama dengan Aira.

“Aku tahu rumahmu dari Myung Soo sayangnya Myung Soo tidak tahu rumah Aira. Karena, menurut penuturan Myung Soo kau dan Aira adalah pasangan kekasih jadi aku mengundang Aira melalui kau saja”

“Kami khusus datang hanya untuk mengundang kalian berdua, karena undangan yang lain kami kirimkan melalui jasa pengantar surat, mengingat kalian sudah berjasa padaku” kini Sa Eun Nonna yang berkata.

Aku mengangguk dan tersenyum, “aku pasti akan datang” ucapku kemudian.

“Tentu bersama Aira, kan?” tanya Sa Eun Nonna. Aku tersenyum dan mengangguk. Sa Eun Noona sangat berharap Aira datang. Setelah itu mereka pamit pulang karena mereka masih harus mempersiapkan pernikahan mereka lusa. Dan kini giliran aku yang memikirkan bagaimana caranya mengajak Aira pergi di saat kami sedang bertengkar. Ia bahkan tidak mau memandangku sama sekali setelah kejadian itu. Andai aku memiliki kekuatan untuk memutar kembali waktu aku tidak melakukan kesalahan itu dan membuat kami benar-benar terpisah seperti ini.

--

Esoknya aku menghampiri Aira yang sedang mengobrol dengan Heechul. Ku letakkan undangan itu di atas mejanya lalu pergi. Aira mengambil undangan tersebut dan mulai membacanya. “undangan pernikahan Sa Eun Eonnie dan Sungmin Oppa” Aira tersenyum membacanya. Ternyata mereka benar-benar akan menikah, ia senang bisa membuat mereka kembali bersatu yang sebelumnya maut hampir memisahkan keduanya.

Senyum memudar karena melihat undangan ini ditujukkan kepada Kyuhyun dan dirinya. Berarti ia harus datang bersama Kyuhyun. Apalagi ditambah Sa Eun Eonnie dan Sungmin Oppa tahu jika Kyuhyun dan dirinya adalah sepasang kekasih meskipun itu sebenarnya tidak benar.

Aira pun mencari Naya untuk membantunya memecahkan masalah ini. Akhirnya ia menemukannnya sedang makan ramen, Aira pun menceritakan semuanya pada Naya. “datanglah bersama Kyuhyun” itulah jawaban Naya tapi bagaimana caranya.

“aku tidak mau” tolakku mentah-mentah.

“terserah kau saja, ingat kau datang di pesta orang yang sedang berbahagia. Kau tidak mau kan membuat mereka bersedih” ucap Naya bijak.

Aira terdiam yang dikatakan Naya ada benarnya ia tidak mungkin membuat Sa Eun Eonnie dan Sungmin Oppa tahu apa yang terjadi antara dia dan Kyuhyun. Tapi, bagaimana caranya datang bersama Kyuhyun.

--
Lusa pun tiba, Aira memandang dirinya yang kini sudah rapi dengan gaun hitam pendeknya, rambutnya dibiarkan tergerai dan ia merias wajahnya dengan make up tipis.

Aku melihat Aira yang keluar dari mobilnya, aku tahu dia pasti datang tapi tidak bersamaku. Lihat betapa cantiknya dia bahkan aku lihat beberapa namja memandang karena terpana, membuatku kesal.

Aku mengikutinya dari belakang, ia berhenti saat ia melihat pengantin di atas panggung. Aku mengambil nafas dalam-dalam, lalu berjalan mendekati diirinya. Ku genggam tangannya, aku merasakan jika dia terkejut. Aku mengajaknya naik ke atas pelaminan untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai.

“eo, Kyuhyun ahh dan Aira” Sa Eun lansung berseru riang ketika aku dan Aira naik ke atas panggung. “kau menepati janjimu membawa Aira datang, terimaksih” ucap Sa Eun Noona padaku. Aku hanya tersenyum lalu mengangguk, “selamat atas pernikahan kalian berdua” ucapku.

“Gamsahamnida, Kyuhyun ah” ucap Sungmin hyung.

“Eonnie, kau cantik sekali. Selamat atas pernikahanmu ya” Aira berkata. “haissh, kau juga cantik Aira buktinya Kyuhyun kini bersamamu” aku lihat ia tersenyum terpaksa.

“Oppa, jaga Sa Eun jangan biarkan dia sakit lagi. Selamat atas pernikahanmu oppa” Aira beralih kepada Sungmin hyung. “tentu saja, aku akan menjaganya seumur hidupku. Gamsahamnida” jawab Sungmin hyung.

Kami juga bertemu dengan Eomma Sa Eun Noona dan Myung Soo yang ikut diundang. Kami seperti renuian, “Hyung, kau pintar mencari pacar. Lihat malam ini Aira Noona sangat cantik sekali” puji Myung Soo. Aku kembali melihat Aira yang tersenyum terpaksa, apakah ia benar-benar tidak nyaman menyandang status sebagai yeojachinguku?

Aira menunggu jemputan untuk mengantarnya pulang. Tapi, sudah setengah jam ia menunggu jemputan itu tidak kunjung datang. Hingga akhirnya sebuah mobil berhenti dihadapannya, ia lansung membuang muka karena ia tahu siapa pemilik mobil tersebut. Aku pun keluar dari mobil, “masuklah, aku antar kau pulang” ucapku selembut mungkin.

“tidak perlu,sebentar lagi aku dijemput” tolaknya sedikit ketus. “Jemputanmu tidak akan datang karena aku menelpon rumahmu dan memberitahu jika kau pulang bersamamu” Aira pun lansung memandangku tajam. “aku bisa pulang naik taksi” ucapnya kemudian berjalan pergi.

Aku menghela nafas, ia masih marah padaku. Aku terdiam memandang Aira, Aira yang tadi berjalan mulai berhenti. “yak, cho Kyuhyun apa yang kau lakukan” ia meronta-ronta saat perlahan dirinya mendekat ke arahku. Saat ia berada dihadapanku aku pun memeluknya dan membawanya pergi ke tempat lain.

Aku membawanya ke sebuah Villa milik keluargaku di daerah Jeju. Keduanya pun membuka mata, Aira sontak melepaskan pelukan Kyuhyun dengan paksa. Ia membalikkan tubuh dan ingin pergi dari tempat yang kini berada.

Shreetttt, kedua tangan melingkar manis dipinggang Aira menahan Aira untuk tidak pergi. Aira sendiri menahan diri agar air matanya tidak mengalir namun sekeras apapun ia menahan air matanya tetap mengalir.

“Mianhe, mianhe. Maafkan aku, aku mohon jangan pergi” pintaku. Aira bisa mendengar suara namja yang dibelakangnya terdengar terisak, Apakah dia menangis?

“Jangan tinggalkan aku, aku mohon tetap bersamaku. Aku mencintaimu” Kata yang ingin Aira dengar pun kini terucap, Aira masih tetap diam.  Aku sudah mengatakan semuanya tapi ia masih diam tak menjawab dan membuatku frustasi. Tubuhku seketika lemas dan membuatku terjatuh ke lantai. “Kajima, nan saranghae” isakku.

Aira kaget melihat Kyuhyun yang tiba-tiba merosot turun dan kini seperti berlutut di bawahnya bahkan untuk pertama kalinya ia melihat Kyuhyun menangis. Aira merasa jika hatinya sakit melihat Kyuhyun seperti ini. Ia pun menjajar diri dengan Kyuhyun, ia bisa melihat dengan jelas wajah Kyuhyun yang kini menangis . Seperti inikah seorang Cho Kyuhyun terlihat kuat, tegar, jahil dan jahil ketika menangis.

Aira menyeka air mata Kyuhyun dengan kedua ibu jarinya membuat memandang Kyuhyun memandang ke arahnya. “uljima” ucap Aira lirih. Kyuhyun bukan berhenti menangis melainkan menangis lebih dalam. Aira menarik Kyuhyun dalam pelukkannya membiarkan namja itu menangis dibahunya, tak peduli jika air mata Kyuhyun bisa membuat gaun bagian pundaknya basah.

Keduanya kini sudah merasa tenang, mereka pun berlepaskan pelukan mereka. “kau mau memaafkan aku kan?” tanyaku pada Aira, Aira mengangguk cepat membuatku senang dan kembali memeluknya. “Saranghae, Choi Aira. Nan Jeongmal Saranghaeyo”

“Nado, saranghae Cho Kyuhyun. Nado jeongmal saranghaeyo” aku memeluknya lebih dalam ketika ia membalas pernyataan cintaku. Senang, yah aku benar senang sekarang.

Aira ingin melihat Kyuhyun, ia pun merenggangkan pelukkannya. Dipandang wajah namja dihadapannya tangannya perlahan bergerak mendekat ke pipiku. Ia mengusapnya lembut, “mian, kemarin sudah menaparmu” sesalnya. Aku tersenyum kecil, ku dekatkan wajahku pada Aira, hingga dahi kami saling bersatu. “Gwaechana, aku juga salah aku pantas mendapatkan itu” Aira tersenyum kecil. “yahh, meskipun memang sakit” tambahku, Aira kembali tersenyum.

Apa yang dilakukan ketika wajah seorang namja dan yeoja berdekatan seperti aku dan Aira kini. Yahh aku mulai menutup mataku dan mendekatkan wajahku lebih. Aku melihat Aira sudah menutup matanya pula. Cup, bibir kami kembali bertemu.

“aku sudah menyiapkan baju tidur untukmu di kamar mandi , kau ganti baju dulu” tutur Kyuhyun. “mwo, kita tidak pulang?” tanya Aira. “aku sudah meminta izin dan membawamu pulang besok” Aira mengangguk, ia beranjak berdiri begitupula dengan Kyuhyun.

Kedua pun terlelap sambil memeluk satu sama lain.

Aira Pov
Kyuhyun menjemputku untuk berangkat kuliah bersamanya. Selama perjalanan ia selalu tersenyum kepadaku membuatku malu dan kini ia menggandeng tanganku selama jalan masuk ke kelas. Membuat murid memperhatikan kami, “kau membuatku malu, lepaskan genggamanmu tanganmu”

“biarkan saja, kau tahu aku akan marah jika kau melepaskan genggaman tanganku”

“kau berani marah padaku?”

“tentu saja”

Aku menghentikan langkahku dengan kasar aku melepaskan genggaman Kyuhyun. Kyuhyun menghela nafas, “ne-ne, aku tidak akan memarahmimu, kajja kembali berjalan” Kyuhyun mengulurkan tangannya. Aku tersenyum, ia menerima uluran tangannya. Kyuhyun tersenyum, ia lalu mengacak-acak rambutku dan menciumnya.

Kami masuk ke dalam kelas, “Naya” panggilku riang. Naya tersenyum senang. “Ohooo, apa yang terjadi dengan raja dan ratu kita ini?” Eunhyuk kembali berkoar.

Semua murid pun tertuju padaku dan Kyuhyun. Kyuhyun mengangkat genggaman tangan kami, “ahhh, aku lupa memberitahu kalian jika aku dan Aira resmi menjadi pasangan kekasih kemarin”

“wahh, jinjja?” tanya Naya tidak percaya. Aku tersenyum lalu mengangguk. “Chukhae” ucap Donghae. Semuanya pun memberi selamat kepadaku dan Kyuhyun. Aku melihat Heechul yang sibuk membaca buku, ia memang gunakan earphone mungkin itu alasan ia tidak mengucapkan selamat padaku.

“Cagaman” aku melepaskan genggaman tangan Kyuhyun lalu berjalan menghampiri Heechul, Kyuhyun memperhatikan yeojachingunya yang kini berjalan menghampiri Heechul.

Aku duduk di samping Heechul, ia masih focus ke dengan bukunya. Akhirnya, aku memberikan diri untuk memegang tangan Heechul, Heechul pun tersentak sadar ia pun melepas earphonenya. “Airaa” panggil Heechul.

Aku tersenyum, “aku ingin memberitahumu sesuatu hal”

“Jinjja? Apa itu?” tanya Heechul penasaran. “aku sudah berbaikkan dengan Kyuhyun” raut wajah Heechul yang ceria kini sedikit meredup. “Dan kini Kyuhyun resmi menjadi namjachinguku” Mata Heechul lansung membulat. “eooo, jinjja?” tanya Heechul kikuk, aku menjawab dengan anggukkan.

“ahh, chukhae” ucap Heechul dengan sedikit enggan. “gomawo” balasku. “ahh, aku ingin kembali membaca” aku tersenyum lalu mempersilahkan Heechul kembali membaca. Aku berjalan kembali menghampiri Kyuhyun.

“aku yakin dia patah hati” ucap Eunhyuk

“yahh, terlihat dari caranya mengucapkan selamat” tambah Henry.

Aku memandang nanar Heechul, apa benar Heechul patah hati. Jika, dia patah hati berarti ia menyimpan perasaan padaku. Kyuhyun memperhatikan Aira yang sedang melamun sambil memandang Heechul, ia yakin jika Aira kini merasa berasalah.

Rasa bersalahku semakin besar karena Heechul sudah tidak masuk selama seminggu ini. Aku tidak tahu kemana perginya bahkan semua sem pun tidak tahu ia kemana. Anehnya ketika aku mengajak Kyuhyun mencari Heechul ke apartementnya. Apartement itu terisi oleh orang lain, tata letak dan barangnya juga sudah berubah. Orang yang menempati apartement Heechul mengatakan ia tidak pernah menjual apartement atau menyewakannnya pada orang lain. Ia juga selalu tinggal apartementnya hanya saja ia selalu pulang malam.

“aku yakin Heechul tinggal disana, aku tidak salah” ucapku pada Kyuhyun. Kyuhyun mengusap kepalaku dengan tangannya dan mencoba menenangkanku.

“heii, kalian mencariku?” seru Heechul, Kyuhyun yang kaget seketika mengerem mobil untung saja tepat di pinggir jalan. “Heechul ahh” panggilku senang, Heechul tersenyum kecil.

“yak, sejak kapan kau di mobilku?” omel Kyuhyun. “ahh, sedari tadi ketika kalian mencariku ke apartementku” jawabnya santai. “ahh, lebih baik kau menjalankan mobilmu jangan berhenti di pinggir jalan seperti ini. Ahh, bagaimana jika kau mengajakku ke restoran, aku lapar” tambahnya.

“kau cari mati denganku” Kyuhyun dengan kesalnya mulai menjalan kembali mobilnya dan ia menghentikannya di sebuah taman yang luas.

“Yak kenapa kau membawa ke taman? aku bukan hewan bung, aku tidak bisa memakan tanaman” ucap Heechul lalu keluar dari mobil.

“Heechul ah kau  kemana saja? Aku mencarimu?” tanyaku khawatir. “ahh, jangan khawatirkan aku Noona. Aku akan selalu bersamamu” jawaban Heechul membuatnya mendapat tatapan maut dari Kyuhyun.

“jangan memperlihatkan tatapan itu padaku, tuan muda Cho” pinta Heechul. “heii kenapa kau memanggil aku Noonna dan kini kau memanggil Kyuhyun dengan panggilan tuan muda?” tanyaku merasa heran.

Heechul tersenyum kecil, ketika ia memutar badannya ia sudah berubah pakaian yang tadi hanya menggunakan kemeja dan kini berubah menggunakan pakaian jas lengkap. Ia membungkukkan badan, “perkenalkan aku adalah Kim Heechul pengawal Noona Choi Aira dan Tuan Muda Cho Kyuhyun. Aku diutus dari atas untuk menemani kalian di bumi”

“mwo” ucap aku dan Kyuhyun secara bersamaan.

“ahhh, kalian tidak percaya” Heechul sedikit kesal melihat sikap Noona dan tuan muda. Heechul pun menyentikkan jarinya dan seketika mengubah tempat kami berada.

“kalian adalah generasi Dios Sanador yang terakhir, keturunan Dios Sanador memiliki kelebihan yaitu memiliki ilmu untuk menyembuhkan seseorang. Dan memiliki ilmu tambahan lainnya. Dios Sanador kalian sebelumnya sudah tidak ada karena mereka sudah meninggal 400 tahun lalu. Kalian lahir tepat di saat bulan sedang bersinar terang, di saat itulah tanda dimana generasi Dios Sanador akan dilahirkan kembali”

“Dios Sanador memang selalu namja dan yeoja. Karena dewa menginginkan generasi berikutnya akan lahir. Dan setiap keturuan Dios Sanador sudah ditakdirkan bersama sebelum dilahirkan. Ahh, kalian bisa berbangga kali ini karena setiap keturunan Dios Sanador memang selalu cantik, tampan, kaya dan pintar” Heechul menjelaskan panjang lebar.

“Kau benar-benar mengawal kami?” tanya Kyuhyun memastikan, Heechul mengangguk cepat. “yak, jika kau mengawal kami berani-beraninya kau mendekati Aira. Kau cari mati padaku, hah” Heechul lansung terbang melihat Kyuhyun yang terlihat seperti ingin membunuhnya. Aku hanya terkekeh melihat kedua namja ini.

Heechul menggaruk rambutnya yang tidak gatal, “ahh, itu karena tuan muda yang terlalu lama mengatakan cinta pada Noona. Karena itu, aku sedikit memberikan ujian pada cinta kalian” Kyuhyun terdiam mendengar penuturan Heechul.

“ahh, setidaknya aku bisa merasakan pelukan dari Noona” Kyuhyun menatap tajam Heechul, “kau benar-benar cari mati” Heechul terbang lebih tinggi lagi.

“turun kau” perintah Kyuhyun. “ani, aku yakin kau akan membunuhku ketika aku turun nanti” ucap Heechul. “tentu saja, berani-beraninya kau memeluk Aira”

Aku menggenggam tangan Kyuhyun, “sudah-sudah, berhenti” amarah Kyuhyun mulai mereda. Heechul terkekeh kecil, sebuah buku melayang dihadapanku. “Noona kau ingat buku itu?” tanya Heechul, aku mengangguk. Aku mengambil buku tersebut, “waktu itu aku benar-benar takut jika kau membacanya karena disaat itu kau dan tuan muda belum resmi mengatakan saling mencintai. Jika kau membaca buku itu, kau akan menghapus keturunan Dios Sanador selanjutnya. Jika itu terjadi semua penyakit akan sulit di sembuhkan bahkan menggunakan teknologi sekalipun”

“ahh, mianhaee. Aku benar-benar tidak tahu” sesalku. “gwaechana, Noona” Heechul perlahan-lahan mulai turun. “selama seminggu ini aku selalu bersama kalian, entah kadang berada di sisi Noona atau disisi tuan muda. Setelah kalian resmi mengatakan saling mencintai, aku tidak bisa kembali menjadi manusia. Aku hanya bisa dilihat oleh kalian berdua saja” jelas Heechul.

Aku dan Kyuhyun mengangguk mengerti. “jadi, cepatlah menikah agar aku bolak balik pergi dari satu rumah ke rumah lain” rengek Heechul. Kyuhyun tersenyum kecil, “tanpa kau suruh aku menikahi Aira secepatnya” aku memandang Kyuhyun dengan tatapan terkejut. Kyuhyun mencubit hidunngku pelan.

-o0o-
Auhtor Pov

1 Tahun kemudian

“eonnie selamat anakmu laki-laki” suster memberikan bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan. “Gomawo, Aira kau kembali berjasa dalam hidupku” ucap Sa Eun sambil tersenyum. “ini sudah menjadi kejawibanku eonnie, sebagai dokter” tutur Aira.

6 bulan lalu, Aira dan Kyuhyun dan murid lainnya lulus dan mendapat gelar menjadi sarjana kedokteran. 2 bulan setelah lulus Aira, Kyuhyun , Naya dan Donghae membangun sebuah rumah sakit dengan nama Dios Sanador , nama itu dipilih karena permintaan Aira dan semuanya menyetujui nama tersebut. Pembangunan rumah sakit hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 bulan karena ada bantuan lebih, kalian pasti tahu siapa yang dimaksud. Yah, benar Heechul membantu membangun rumah sakit tersebut. Karena, jasa Heechul itu ada beberapa ruangan rumah sakit yang dinamakan atas namanya. Heechul senang mendengar namanya akan dijadikan nama ruangan.

Sa Eun dan Aira kembali bertemu ketika Sa Eun ingin melahirkan. Sungmin membawa ke rumah sakit miliknya. Sungmin mendapatkan rekomendasi dari teman-teman tentang rumah sakit tersebut tidak disangka rumah sakit tersebut milik Aira, yeoja yang dulu menolong istrinya dari maut. Pantas, aja sebulan rumah sakit dibuka sudah banyak pasien yang datang untuk berobat.

Aira membantu Sa Eun untuk di pindahkan ke ruang rawat, saat keluar dari ruangan Sungmin sudah menunggunya dengan khawatir. “Jagiya” panggilnya, bersamaan dengan seorang suster yang membawa bayi laki-laki itu. “itu anak kita oppa” Sungmin lansung menggendong bayi itu betapa bahagianya kini.

Sungmin dan Sa Eun sudah menjalin hubungan selama 5 tahun karena itu ia memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke lebih serius tapi ternyata takdir berkata lain. Sa Eun jatuh sakit selama 2 tahun dan bahkan dokter sudah menvonis jika Sa Eun hanya akan bertahan beberapa hari lagi. Sungmin sangat sedih apalagi mereka sedang merencanakan pernikahan mereka. Tapi, semua harapannya kembali ketika melihat Sa Eun yang sudah sehat seperti semula bahkan kini mereka dikaruniai anak laki-laki.

Aira keluar dari kamar rawat Sa Eun eonnie, ia tidak ingin menggangu kebahagian yang kini sedang menyelimuti mereka. “ommo, jinjja kau membuatku kaget” ketika Aira berbalik Kyuhyun sudah berada di belakangnya. Kyuhyun tersenyum kecil, namun seketika Aira merasa mual melihat Kyuhyun.

Aira meninggalkan Kyuhyun begitu saja dan berlari menuju toilet. “yak, kau benar-benar” Aira dan Kyuhyun resmi menikah seminggu sebelum resmikan rumah sakit, sekarang Aira sedang mengandung buah hati mereka, yang baru berusia 3 minggu. Sedangkan, Siwon sudah menikah dengan Yoona Eonnie 1 tahun yang lalu, keduanya sedang menunggu kelahiran buah hati mereka.

“gwaechana?” tanya Naya, Naya yang tidak sengaja melihat Aira yang berlari ke toilet lansung menyusulnya. “gwaechana” jawab Aira cepat. Naya membantu Aira untuk kembali ke ruangan, ketika di pintu toilet mereka bertemu Kyuhyun yang memang sengaja menunggu Aira. Melihat Kyuhyun, Aira merasa mual kembali.

Plakk, Naya memukul tangan Kyuhyun. “Appo” erangnya. “sudah ku katakan untuk menjaga jarak dengan Aira, kenapa kau selalu di dekat Aira” omel Naya.

“yak, aku suaminya tentu saja aku selalu berada di dekatnya” Kyuhyun mencoba membela diri. “tapi, keadaannya beda tuan Cho. Aira merasa mual jika berada di dekatmu lebih baik kau menjaga jarak dari Aira” omel Naya lalu masuk ke dalam toilet untuk menghampiri Aira.

“yak, mana ada seperti itu” Kyuhyun tetap saja tidak bisa terima. Heechul yang memperhatikan tingkah tuan mudanya kini hanya menggeleng-geleng kepala. Para karyawan rumah sakit pun sudah tidak asing lagi jika melihat sikap Kyuhyun.

“Cho Kyuhyun, kau disini. Ada pasien baru, kajja” Kyuhyun tadi merenggek, kini terlihat lebih cool jika sudah menyangkut masalah nyawa seseorang, ia pun pergi bersama Donghae. Berbeda dengan Kyuhyun, Donghae dan Naya baru menikah 2 minggu yang lalu.

Sudah seminggu ini, Aira mual jika ia melihat Kyuhyun seminggu ini pula ia diantar dan dijemput oleh Heechul. Orang akan melihat jika Aira mengenderai mobil sendiri tapi sebenarnya Heechullah yang mengemudi mobilnya.

Aira memang selalu pulang lebih dulu dari Kyuhyun karena untuk menyiapkan makan malam dan tentu saja dibantu oleh Heechul. Aira tidak boleh terlalu lelah.

“kenapa dia lama sekali?” Aira menunggu kedatangan Kyuhyun tapi ia tidak kunjung datang. “Noona, jika kau lapar makanlah duluan saja, untuk kebaikan kalian berdua” ujar Heechul. Aira menghela nafas, “aku ingin makan bersama Kyuhyun”

Heechul mengerutkan kening mendengar Noonanya mengatakan ingin makan bersama tua muda. Biasanya, Noona akan menyuruh Kyuhyun pergi jauh dari hadapannya. Apa karena seminggu ini, Noona jarang bertemu lama dengan Kyuhyun.

Suara mobil pun terdengar, “ahh, itu pasti Kyuhyun” Aira berjalan menuju pintu dan lansung berhambur memeluk Kyuhyun ketika namja itu baru saja masuk.

“Heii, apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun melihat sikap Aira yang tiba-tiba saja memeluknya. Aira tidak menjawab pertanyaan, Kyuhyun beralih ke arah Heechul, Heechul malah membentuk pola hati dengan kedua tangannya. “Aku mandi sebentar, baru kita akan makan bersama” tutur Kyuhyun, Aira dengan cepat menggelengkan kepalanya. “ani, kita lansung makan aku sudah lapar” Ditarik Kyuhyun dan menyuruhnya untuk duduk.

Apa yang dimaksud makan bersama, Aira sama sekali tidak menyediakan makanan untuknya ia malah makan sendiri dengan lahapnya. Kyuhyun dan Heechul pun hanya menggeleng-gelengkan kepala. Begini jika seorang yeoja sedang hamil, Heechul tidak bisa menikah karena dunianya melarang tentang itu.

“Oppa, aku ingin martabak coklat” Kyuhyun pun terkejut. “jinjja? kau baru saja makan banyak” Aira menunjukkan mimic wajah memohon. “ara, aku akan membelikannya untukmu”

15 menit Kyuhyun kembali dengan 1 bungkus martabak di tangannya. Kyuhyun menghidangkan martabaknya di atas piring. “aku sudah kenyang” Kyuhyun membulatkan mata sempurna. Aira hanya mengigit ujung martabak itu saja dan mengatakan sudah kenyang.

“Kyuhyun ahh, abiskan martabak sampai abis dan tidak boleh tersisa sedikitpun” suruh Aira. “aku” tanya Kyuhyun dan dijawab anggukkan oleh Aira. Kyuhyun pun mulai memakan martabak itu satu persatu untung saja ia belum banyak tadi, jadi ia bisa menghabiskan martabrak itu hingga abis.

“ahh, sepertinya makan es cream enak” Kyuhyun menghela nafas, ia harus bersiap-siap untuk pergi lagi. “kau mau kemana oppa?” Aira bingung saat melihat Kyuhyun yang beranjak pergi. “bukankah kau mau es cream, kau akan menyuruhku membelikannya bukan?” Aira tertawa senang, Kyuhyun mengerutkan kening kenapa istrinya malah tertawa.

“aku tidak akan menyuruhmu beli es cream” Kyuhyun kembali duduk. “tapi, aku akan menyuruhmu membuatnya” Kyuhyun tidak percaya jika Aira menyuruhnya membuat es cream ia bahkan tidak pernah memegang alat masak sekali pun. Ia hanya memang piring, gelas, sendok dan garpu saja.

“beli saja ya” pinta Kyuhyun sambil sedikit memohon, Aira menggeleng cepat. Kyuhyun menghela nafas, ia pun mengalah. Ia melepas jasnya, membuka dasinya  lalu membuka dua kancing kemeja atasnya dan menggulung kemeja. “Demi anakku” Kyuhyun mencoba menyemangati dirinya.

Kyuhyun memandang kamarnya, mencari ipadnya. Ia pun menemukannya, ipadnya pun melayang menuju ke arah Kyuhyun. Mula-mula ia harus tahu bahan membuat es cream, lalu cara membuatnya. “kau ingin es cream rasa apa?” tanya Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya pada ipad di tangannya.

“tentu saja, coklat” Kyuhyun mengangguk, ia berjalan menuju dapur. Ditaruhnya ipad itu di atas meja. Ia memastikan dulu jika bahan membuat es cream ada, dan untungnya semua bahan tersedia dan tidak membuatnya pergi keluar.

Aira memandang suaminya kini berkutat membuat es cream untuknya. Suaminya terlihat 2x lebih tampan saat serius seperti sekarang, Kyuhyun sekali-kali tersenyum ke arah Aira, Aira pun membalas senyum Kyuhyun. “maafkan aku Kyuhyun ahh” batin Aira, ini bukan keinginannya tapi ini keinginan anaknya.

Tahap terakhir adalah memasukkan es cream itu ke dalam kulkas. Butuh waktu setengah jam untuk membuat bahan es creamnya membeku. Kyuhyun mengedikkan matanya pada Heechul, berharap Heechul membantunya ia tidak mungkin membuat istrinya menunggu selama itu. Apalagi, aku sudah menunjukkan pukul 9 malam. Heechul tersenyum dan mengangguk dengan menyetikkan jarinya es cream yang buat dibuat Kyuhyun pun membeku.

“ahh, gomawo kau memang sangat membantu” Heechul merapihkan kerahnya dengan kata lain, “ Heechul gitu”. Kyuhyun terkekeh pelan, ia pun mulai menaruh es cream buattanya ke gelas. Lalu menghampiri istrinya sudah menunggu sedari tadi untungnya ia menunggu sambil membaca laporan pekerjaan rumah sakit.

“jagiya, ini es creammu” ucap Kyuhyun. Aira mengalihkan pandangannya ke es cream buatan Kyuhyun. Ia mulai menyendokkan sendok pertama, Kyuhyun memandang perasaan apa komentar Aira tentang es cream buatannya. “eotte, mashita?” tanya Kyuhyun, Aira tidak berkomentar apapun ia malah memakan es cream sambil membaca laporan. Aira hanya mengangguk sekenanya. Karena, penasaran Kyuhyun mengambil es cream sisa buatannya.

Kyuhyun mencicipinya, “ahh, ternyata aku bisa masak juga” es creamnya buatannya tidak buruk. “kau mau coba” tanya Heechul pada Kyuhyun. Heechul menggeleng-geleng, “ah, aku lupa kau hanya meminum air putih dan nasih putih”

Aira menghampiri Kyuhyun sambil membawa gelas yang sudah kosong. Cup, Aira menciup pipi Kyuhyun. “gomawo, oppa” ucap Aira, Kyuhyun merasakan jika wajahnya memanas. “aku ke kamar duluan” pamitnya, baru 2 langkah ia kembali memutarkan badannnya, “jangan lupa bereskan dapur terlebih dahulu, dan jangan lupa mandi, kau bau” tambah Aira sambil tertawa kecil. Kyuhyun mencoba mencium badannya sendiri, tidak bau. “haishh yeoja itu” geram Kyuhyun.

Sesuai dengan Aira katakan, Kyuhyun pun membereskan dapur terlebih dahulu. Membersihkan semua peralatannya yang tadi ia gunakan membuat es cream, menaruh sisa es cream ke dalam kulkas berjaga-jaga jika Aira meminta ia membuatkan es cream lagi. Setelah beres ia berjalan menuju kamar, ia melihat Aira yang sudah tertidur. Kyuhyun tersenyum kecil, disambarnya handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Badannya menjadi lebih segar sekarang, ia pun mengeringkan rambutnya terlebih dahulu sebelum ikut berbaring. Baru saja ingin berbaring, handphonenya berbunyi. “rumah sakit” ucap Kyuhyun, ia pun mengangkat panggilan tersebut.

“Yeoboseyo”

“Maaf menganggu malam-malam, sunbae” Kyuhyun menyuruhnya karyawan memanggilnya sunbae ketika ia sudah berada di rumah, ketika di  rumah sakit baru mereka memanggilnya dokter, sajangnim atau sebagaimananya.

“nde, min-ah. Apa yang terjadi?”
“ada pasien tabrak lari, ia sangat kritis sekarang. Semua sunbae baru saja pulang, Donghae Sunbae sedang menangani pasien lain, dan hanya kau yang bisa diharapkan” Kyuhyun memandang ke Aira yang sudah terlelap.

“nde, aku akan segera ke rumah sakit. Kau lakukan pertolongan seperti biasanya jangan melewati prosedur”

“nde, sunbae”

Setelah memutuskan telepon, Kyuhyun lansung mengganti pakaiannya. “Jagi” panggil Kyuhyun, Aira bergerak pelan. “Jagiya” panggil Kyuhyun lagi.

“ehm, waeyo oppa” lirih Aira.

“aku harus kembali ke rumah sakit, ada pasien yang harus aku tangani segera. Kau tidur sendiri dulu, setelah selesai aku akan segera pulang” Aira mengangguk pelan, Kyuhyun mencium puncak kepala Aira lalu pergi meninggalkan kamar.

“tolong jaga Aira, aku harus ke rumah sakit sekarang” Kyuhyun berkata pada Heechul terlebih dahulu sebelum Heechul mengajukan pertanyaan karena melihat Kyuhyun berpakaian rapi.

Baru saja mobil Kyuhyun keluar dari gerbang rumahnya tapia kini ia sudah berada di parkiran rumah sakit. Ia pun berlari masuk, di depan pintu mian ah karyawannya yang tadi menelpon sudah siap menyambutnya dan mengantarnya ke ruangan pasien yang membutuhkan pertolongannya.

Pasien itu sangat kristis, bahkan ia mengeluarkan banyak darah. Untung rumah sakit memiliki stok darah yang sesuai dengan pasien tersebut. Setelah berkutat 1 jam akhirnya pasien itu melewati masa kritisnya ia bahkan sudah tertidur.

Kyuhyun memeriksa berkas pasien tersebut, pasien itu tertabrak sebuah truk dan sopir truk ia melarikan diri. Orang-orang yang melihat kejadian itu lansung menolong korban dan membawanya ke rumah sakit yang terdekat dan itu adalah rumah sakit miliknya.

“tulis semua dengan namaku, aku bertanggung jawab pada pasien ini” perintah Kyuhyun pada Min-ah, Min-ah mengangguk mengerti. “aku harus pulang sekarang, istriku menungguku. Tapi, jika memang sangat urgent kau tetap boleh menghubungiku” ucap Kyuhyun sebelum pamit.

“hyung” panggil Kyuhyun pada Donghae saat bertemu di pintu rumah sakit. “kau baru pulang?” tanya Kyuhyun. “eo, aku baru selesai menangani pasien” Kyuhyun mengangguk pelan. “kau sendiri, baru pulang?” Donghae balik bertanya. “ahh, aku sudah pulang tapi aku kembali karena mendapat telepon ada pasien yang kritis karena tabrak lari”

“eo, yasudah aku pulang duluan kyu” Donghae pamit, ia masuk ke dalam mobilnya, mobil Donghae perlahan berjalan dan mulai menjauh. Kyuhyun masuk ke dalam mobilnya ia harus pulang, karena ia takut Aira tiba-tiba saja bangun dan mencari dirinya. Kyuhyun tersenyum lega, ketika ia kembali Aira masih terlelap dari tidurnya. Ia buru-buru mengganti bajunya dan ikut berbaring di samping Aira.

Aira Pov

Aku dan Kyuhyun sarapan bersama sebelum berangkat. Aku juga tidak lupa menyiapkan makan untuk Heechul, ia harus tetap sehat. Rasa mualku sudah lebih mereda meskipun masih ada tapi lebih baik daripada waktu awal aku dinyatakan mengandung. Rasa mualku sedikit menganggu kegiatanku.

Aku dan Kyuhyun berangkat dengan mobil yang sama setelah satu minggu aku berangkat bersama Heechul. Semua karyawanku membungkukkan badan ketika kami masuk. Kami pun masuk ke dalam ruangan. Kami kemudian berpisah menuju ruangan kerja masing-masing. Semua dokter memiliki ruangan kerja masing-masing.

Aku harus memeriksa keadaan Sa Eun eonnie pasca melahirkan kemarin. Aku datang bersama seorang suster untuk mencatat hasil pemeriksaanku. Ku ketuk pintu perlahan-lahan, lalu memutar gagang pintu.

“annyeong haseyo” sapaku, semua orang yang ada di dalam kamar rawat melihatku dan membalas sapaanku. Keluarga dari Sungmin dan Sa Eun datang menjenguk Sa Eun. Tapi, aku tidak melihat kehadiran Eomma Sa Eun dan Sungmin Oppa. Mungkin keduanya sedang pergi. “ahh, Aira” panggil Sa Eun. Aku tersenyum kecil, “aku datang untuk memeriksa keadaanmu eonnie” Sa Eun mengangguk, aku pun mulai memeriksa keadaan Sa Eun.

“aku dengar juga sedang mengandung, apa itu benar?” Sa Eun bertanya disela-sela aku memeriksanya. Aku mengangguk pelan, “ahh, jinjja. Chukhae” serunya memberi selamat. “gomawo, eonnie” ucapku.

“Eoo, Aira” Eomma Sa Eun yang baru datang lansung menyapa Aira. “Eommanim” sapaku balik. Di belakang disusul Sungmin oppa yang baru datang. Ia tersenyum melihatku memperlihatkan pipi chubbynya. Melihat pipi Chubby Sungmin Oppa entah kenapa aku ingin sekali memegangnya.

“eonnie, bolehkah aku memegang pipi Sungmin Oppa?” bisikku pada Sa Eun Eonnie. Sa Eun lansung terkekeh pelan, baik Sungmin dan Eomma Sa Eun bingung melihat tingkah Aira dan Sa Eun. Sa Eun mengangguk pelan, “Eomma dan Sungmin oppa, kau tahu Aira sedang mengandung” ucap Sa Eun. “eo, jinjja?” tanya keduanya serempak.

Aira mengangguk malu. “Oppa, Aira ingin memegang pipimu” ucap Sa Eun. “mwo” Sungmin tentu saja terkejut, kenapa yeoja yang hamil selalu menginginkan pipinya. Sungmin pun mendekat ke arahku, “cah, peganglah pipiku” dengan malu-malu aku pun memegang kedua pipi Sungmin Oppa. Pipinya chubby sekali, aku merasa ada yang sesuatu yang aneh, aku tidak lagi ingin hanya memegangnya aku ingin mencubit pipinya sekarang.

“ahhhh” erang Sungmin, semua orang yang melihat bukan membantu Sungmin tapi malah menertawakan Sungmin. “gomawo oppa” ucapku, Sungmin mengangguk pelan. Ia mengusap-usap pipinya yang kini terasa sakit.

“Eonnie, keadaanmu sudah membaik, kau sudah bisa pulang besok” kataku lalu pamit keluar dengan wajah senang. Entah kenapa kini aku ingin melihat pipi Kyuhyun. Ku ketuk pintu ruangan Kyuhyun, “masuk” ucap Kyuhyun dari dalam. Aku pun perlahan masuk, “eo, kau jagi” Kyuhyun tersenyum senang.

Aku duduk di kursi, “ada apa?” tanyanya padaku, aku lihat ia sedang memeriksa suatu berkas. “tidak apa-apa” jawabku, Kyuhyun mengerutkan kening tapi ia hanya tersenyum lalu berkutat dengan berkasnya lagi.
 Aku memperhatikan pipi Kyuhyun sedari tadi, memandangnya seperti ingin memakannya. Kyuhyun merasa ada yang aneh dengan istrinya apalagi kini ia memandanginya dengan tatapan mengingingkan.

“oppa, bisakah kau mendekatkan wajahmu padaku?” tanyaku. Gerakkan membalik kertasku pun terhenti. Kyuhyun ingin bertanya tapi melihat wajah istrinya yang seperti sedang mengidam, akhirnya ia urungkan keinginannya. Ia pun menurut mendekatkan wajahnya.

Aku megang kedua pipi Kyuhyun, sungguh aku merasa senang sekali. Tidak ada keinginan untuk mencubit seperti ia yang tadi aku lakukan pada Sungmin, aku merasa ia jika pipi Kyuhyun ada barang berharga dan aku tidak boleh merusaknya.

Ku cium kedua pipinya dan mengecup bibirnya cepat. “aku harus kembali bekerja” ucapku lalu beranjak pergi, Kyuhyun hanya mengangguk pelan. Aku harus memeriksa laporan keuangan selama sebulan ini. Aku dan Kyuhyun menggaji semua dokter dan karyawan dengan gaji yang layak meskipun terkadang ada beberapa pasien berobat tidak membayar karena keadaan materi. Aku dan Kyuhyun juga tidak terlalu memusingkan mengenai itu karena nyawa adalah utama, sedangkan uang adalah point sekian yang tidak terlalu penting. Kami juga yakin meskipun pasien sering tidak membayar, kami sanggup membayar gaji semua karyawan dan mampu memberikan pelayan yang baik.
Tok tok, pintu ruanganku diketuk. “masuk” kataku tanpa memandang ke arah pintu. Kyuhyun masuk ke dalam ruangan istrinya, ternyata ia sedang memeriksa laporan. “Kajja, kita makan siang” aku mengalihkan pandanganku ketika mendengar suara yang tidak asing mengajakku makan. Kyuhyun tersenyum ketika aku memandang ke arahnya. “ibu hamil harus makan tepat waktu” itulah yang sering ia katakan padaku 1 bulan ini. Aku tersenyum kecil, ku rapihkan berkas laporan yang sedang aku periksa. Setelah selesai aku pun menghampiri Kyuhyun, kami pun berjalan bersama menuju kantin rumah sakit. Tak lupa dengan Heechul yang ikut bersama kami.

“Aegi, apa yang kita makan hari ini?” tanyaku sambil mengusap-usap perutku, seolah bertanya kepada mahluk di dalamnya. Banyak sekali menu makan yang tersedia membuatku bingung karena itu aku bertanya. Kyuhyun mengusap-usap kepala istrinya, ia terkekeh kecil melihat istrinya bingung memilih makan siang.

“ahh, aku nasi dan ayam goreng saja” aku menunjuk ayam goreng yang terlihat memanggil-manggil padaku. “aku juga nasi goreng saja” kata Kyuhyun. Pelayan itu mengangguk pelan, “ahh, jangan lupa nasi putih dan air putih seperti biasa” pelayan itu kembali mengangguk.

Aku dan Kyuhyun pun duduk di tempat yang telah disediakan, Heechuul sudah duduk sebelumnya. Heechul tersenyum ketika aku datang bersama Kyuhyun. Aku terdiam melihat Heechul tersenyum, karena ketika ia tersenyum selalu memperlihatkan lesung pipinya. Aigoo, entah kenapa aku ingin memang pipinya.

“Heechul ahh” aku sedikit resah memanggil namanya. “nde, noona” jawabnya cepat. Kyuhyun melihat ada yang aneh dengan istrinya, “bolehkah aku memang pipimu?” good benarkan yang Kyuhyun pikirkan. Heechul memandang sekilas Kyuhyun, ia  mengangguk pelan ia tidak bisa mengatakan tidak karena itu keinginan calon anaknya. Melihat Kyuhyun yang mengizinkan, Heechul pun dengan senang memajukan wajahnya. Aku merasa senang saat mengusap kedua pipi Heechul tapi tidak terlalu lama hanya 30 detik. Makanan yang dipesan pun tiba, kami pun menikmati menu makanan masing-masing.

-o0o-
Aku membuka mataku perlahan-lahan, jam berapa sekarang aku memang lupa waktu bangun ketika hari libur. Aku tersenyum senang melihat Kyuhyun yang masih tertidur, ia tidur sambil memelukku yah kami memang selalu tidur seperti itu. Ku perhatikan wajah Kyuhyun, aku baru sadar jika Kyuhyun memiliki wajah tampan. Kenapa aku baru menyadarinya ya? Padahal aku sudah mengenal Kyuhyun dari kecil. Wajahnya tampan tapi terkadang sikapnya sangat mengesalkan. Aku masih ingat kejadian ketika dia menciumku dengan kasar karena ia cemburu dengan Heechul. Seharusnya, ia maaf padaku tapi ia malah diam dan memilih bermain dengan yeoja yang ahh itu membuatku kesal.

Tiba-tiba saja Kyuhyun membuka matanya membuatku sedikit terkejut, aku masih memandang wajahnya. “Ohoo, pagi-pagi kau sudah membicarakan aku Nyonya Cho” ucapnya dan lansung membuatku kembali terkejut. “ahhh, pabo” aku meruntuki kebodohanku, tentu saja Kyuhyun bisa mendengar yang ku pikirkan karena Kyuhyun sedang memelukku.

“ahh, aku harus mandi dan membuatkan sarapan untukmu” aku mencoba mengalihkan pembicaraan. Belum sempat aku bangun, Kyuhyun sudah menahanku dan membuatku kembali memandangnya. Matanya memandang wajahku dalam, “kau harus dihukum karena membuatku terbangun. Kau sangat berisik sekali” ucapan Kyuhyun membuatku takut. Kyuhyun terkekeh kecil melihat sikap wajah istrinya yang sedikit menunduk, dipegangnya dagu istrinya membuatnya memandang wajahnya.

Aku menutup mataku ketika aku lihat Kyuhyun mendekatkan wajahnya. Aku pun membalas ciuman yang diberikan Kyuhyun ketika bibirnya sudah menempel di bibirku.

Kami saling tersenyum ketika melepaskan tautan, “kajja, kita mandi bersama” belum sempat aku menolak Kyuhyun sudah membopongku menuju kamar mandi.

--
Aku dan Kyuhyun berjalan menuju ruang makan disana ada Heechul yang sedang membaca Koran. Ternyata pengawal di atas suka baca Koran juga. Kyuhyun duduk di kursi samping Heechul, “kau mau sarapan apa oppa?” tanyaku pada Kyuhyun. “aku sedang sarapan roti dan selai” aku mengangguk pelan. “Heechul ahh, kau mau sarapan?” aku beralih ke Heechul.

“nde aku sudah sarapan. Aku tidak mungkin menunggu kalian datang, aku bisa mati karena itu” jawabnya tanpa mengalihkan pandangnya pada koran yang ia baca. Kyuhyun mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Heechul. Pletak, Kyuhyun dengan santainya menjitak pala Heechul, aku terkekeh melihatnya.

“yak, appo” erang Heechul sambil mengusap-usap kepalanya yang sakit akibat jitakan Kyuhyun. “aku bisa memberikannya lagi secara gratis jika kau mau” ucap Kyuhyun sambil mengoleskan selai coklat di atas rotinya, Heechul mendengus kesal.

Siangnya aku mengajak Kyuhyun untuk mengunjungi kedua orangtuanya. Aku yakin mereka kesepian, saat Kyuhyun menikah dan memilih pindah rumah. Kedatanganku dan Kyuhyun disambut senang oleh Eomma Kyuhyun, kebetulan Appa Kyuhyun sedang dinas keluar kota.

“aku masih tidak percaya jika kalian sudah menikah. Masih teringat jelas bagaimana sikap kalian satu sama lain, apalagi kalian saling bertengkar” Ucap Eomma Kyuhyun. AKu tersenyum kecil, ternyata eomma Kyuhyun memperhatikan hubungan kami berdua.

“Kalian tidak pernah bertengkar lagikan?” tanya Eomma sambil memandang ke arahku dan Kyuhyun. “aniya, eomma” kami menjawab bersamaan. Eomma tersenyum senang “syukurlah” leganya.

“aku baru menyadari betapa besarnya rumah ini jika hanya dihuni beberapa orang saja apalagi Appa Kyuhyun sering dinas keluar kota. Senangnya, jika kalian mau tinggal di rumah” Aku merasa sedih mendengarnya. “Mianhae” Kyuhyun menggenggam tangan eomma dengan lembut, eomma tersenyum. “Ketika kami ada waktu, aku dan Aira akan datang berkunjung” tambah Kyuhyun. Eomma mengangguk, ia tidak bisa memaksa keduanya tinggal. Pekerjaan keduanya yang sibuk menjadi salah satu alasan.

“Aku merasa senang sekali jika kalian mau makan malam bersamaku, malam mini” ucapnya. Aku dan Kyuhyun saling berpandangan, dan akhirnya kami pun menyetujui untuk makan malam di rumah eomma. Lagipula sudah lama Kyuhyun tidak merasakan suasana makan di rumahnya.

“Oppa lebih baik kita pindah ke rumahmu sementara waktu. Aku sedih mendengar perkataan eomma tadi” aku menunggu jawaban dari mulut Kyuhyun. Semenjak kepulangan dari rumah eomma ia terus diam. “Kau anak satu-satunya lain dengan aku, apalagi Siwon oppa masih tinggal bersama eomma” tambahku lagi. Kyuhyun memandang wajahku, kemudian ia tersenyum kecil entah aku tidak tahu arti dari senyum itu.

“nde, kita bisa tinggal bersama eomma” senyumku merekah mendengar jawaban Kyuhyun, aku pun lansung memeluk Kyuhyun.

Kami pun pindah ke rumah Kyuhyun untuk sementara waktu. Aku tidak lupa mengajak Heechul untuk ikut bersama kami. Kami harus menyembunyikan semua sering kita lakukan di rumah sendiri maksudnya tidak menggunakan kekuatan kami selama kami tinggal di rumah orang tua Kyuhyun. Eomma terlihat senang kami kembali ke rumah, aku juga merasa senang melihatnya.
---

Salah satu rungan kamar rawat di rumah sakit terlihat ramai sekali. Yah, karena Yoona eonnie istri Siwon Oppa baru saja melahirkan anak pertama yang berjenis kelamin laki-laki. Orang tua Kyuhyun pun ikut datang menjenguk.

“namanya Choi Siyon” Siwon berkata ketika aku menanyakan nama bayi laki-laki yang kini berada dalam gendongannya. “Siyon, Siwon dan Yoona” nama yang indah karena tergabung dari nama kedua orang tuanya. Melihat kebahagian Siwon oppa, aku jadi cepat-cepat melahirkan. Aku ingin merasakan bagaimana menjadi seorang wanita yang sempurna.

Kandunganku baru menginjak 2 bulan masih menunggu sekitar 7 bulan 10 hari lagi. Rasanya aku ingin mempercepat waktu ahh andai aku memiliki kekuatan itu aku pasti melakukannya. Sayangnya aku tidak tidak memiliki kekuatan itu, begitu juga dengan Kyuhyun. Tapi kekuatan yang aku miliki bagiku sudah cukup untuk membantu. Aku bisa membantu dan menyelematkan nyawa orang.

Aku berkutat di dapur untuk membuat makan malam khusus untuk kedua orang tua Kyuhyun sekaligus menyambut kedatangan Appa baru saja kembali tugas dinasnya.

Semua hidangan sudah terhidang di atas meja, Kyuhyun dan kedua orang tua yang datang memandang takjub hidangan yang tersedia. “Maaf merepotkanmu sayang” ujar eomma, aku tersenyum simpul “aniya, eomma. Aku malah senang bisa membuatkan makan malam untuk eomma, Appa dan Kyuhyun oppa” Eomma tersenyum kecil mendengar jawaban menantunya itu.

Aku mengajak kedua orang tua Kyuhyun untuk mulai menikmati hidangan yang aku masak. Kyuhyun terlihat memasang wajah cemburu karena aku lebih memperhatikan kedua orang tua dibandingkan dirinya. Aku hanya terkekeh melihat wajahnya yang sangat menggemaskan jika sedang cemburu seperti itu.

Kehangatan pun terasa selama makan malam berlansung.

Aira Pov

Aku menoleh ke arah Kyuhyun yang berada di sampingku, entah kenapa aku sedang ingin dimanja olehnya. Untungnya Kyuhyun menanggapi keinginanku dengan baik. Ia tidak pernah menolak ataupun marah ketika aku meminta ini itu, bahkan ketika aku menyuruhnya memijat kakiku yang mulai terasa pegal karena usia kandunganku yang sudah membesar. Aku dan Kyuhyun hanya menunggu kelahiran buah cinta kami.

“Selamat tidur sayang” Kyuhyun mencium keningku setelah sebelumnya ia mencium perut besarku dan ikut berbaring di sampingku.

Usia kandunganku yang tinggal menunggu hari, membuatku tidak lagi bekerja di rumah sakit aku hanya memantaunya dari cctv yang diberikan Heechul jika aku ingin mengetahui keadaan rumah sakit.

Ku lihat Kyuhyun sedang memeriksa pasien, tiba-tiba saja aku merasakan rasa sakit menjalar ditubuhku. “Auuu” erangku pelan. Heechul menghampiri Noona ketika ia melihat noona merintih. “Noona, gwaechana?” tanyanya khawatir. Aku mengangguk pelan, tapi rasa sakit datang lagi dan lagi.

“Eomma” teriakku kencang sambil mengusap perut besar. Terdengar suara langkah kaki berjalan terburu-buru menuju kamarku. “Aigoo, ” Eomma mendengar teriakkan menantunya karena itu berjalan cepat menuju kamar menantunya itu.

“Eomma ini sakit sekali” aduku pada Eomma. “Sepertinya kau ingin melahirkan sayang” ujarnya. Aku tidak bisa berkata karena aku harus menahan rasa sakit yang terus dan terus datang. Heechul yang melihat itu pun lansung menghubungi Kyuhyun melalui kontak bantinnya. Ia bersyukur karena Kyuhyun menerima kontak batin itu dengan cepat.

Brakk, pintu kamarku terbuka dengan kencang lalu disusul sosok namja yang masuk ke dalam kamarku dengan wajah khawatir. “Chagi bertahanlah” aku menganggukkan kepala pelan. Digendongnya tubuhku oleh Kyuhyun, eomma mengikuti kami dari belakang dengan pandangan cemas sekaligus gelisah.

Kyuhyun berjalan mondar mandir di depan ruangan bersalin di rumah sakitnya. Istrinya sedang ditangani oleh Min-ah kini ia sudah menjadi dokter dan khusus untuk menangani persalinan membantu Aira jika Aira tidak bisa bertugas.

Kedua orang tua Aira, Siwon dan Yoona pun mulai berdatangan dan tidak begitu pula dengan Appa Kyuhyun. Donghae dan Naya ikut datang setelah mereka selesai memeriksa pasien. Naya tidak bisa ikut membantu persalinan karena ia sendiri kini tengah mengandung.

Oe, oe, oe, Mendengar suara itu semua orang yang menunggu pun merasa lega. Oe, oe, oe suara itu terdengar lagi tapi tidak seperti suara sebelumnya. Min-ah keluar dari ruangan persalian, ia menyuruh Kyuhyun untuk masuk ke dalam.

Aku memandang Kyuhyun dengan senyum lemah. Ia menghampiriku dan lansung memelukku. “Gomawo, Chagi” ucapnya padaku, aku hanya mengangguk pelan.

“Selamat sajangnim kalian memiliki anak kembar laki-laki dan perempuan” Min-ah memperlihatkan kedua bayi tersebut kepadaku dan Kyuhyun. Aku tersenyum bersyukur, pantas saja aku merasa perutku benar-benar ternyata ada dua jiwa yang hidup dalam perutku.

Kyuhyun mencoba menggendong bayi perempuannya sedangkan aku mencoba menggendong bayi laki-laki. Aku bersyukur keduanya lahir tanpa cacat sedikit pun. Min-ah kembali mengambil kedua buah hatiku untuk membersihkan tubuh mereka yang masih terkena darah, ia menyuruh dua suster yang membantunya untuk membersihkannya. Ia sendiri harus membersihkan diriku karena aku harus dipindahkan ke ruang rawat.

Kyuhyun melihat kedua anaknya yang kini sudah terlihat bersih, ia kembali menggendong bayinya kali ini ia menggendong bayi laki-laki sedangkan aku menggendong bayi perempuanku. Dibawanya bayi itu keluar dari ruangan bersalin. “Omo, cucuku” Eomma Kyuhyun lansung berseru melihat Kyuhyun keluar sambil menggendong bayi. Semua keluarga yang datang pun Berhambur mendekat ke arahnya. “Siyon, lihat itu adikmu” Yoona memperkenalkan anak Kyuhyun pada anaknya yang masih berusia setahun.

Pintu ruangan pun terbuka, seorang suster terlihat menarik ranjang lalu keluarkan Aira. “eo, kembar?” Naya berkata ketika melihat Aira yang menggendong bayi juga. Aku tersenyum kecil, Eommaku mengambil bayi yang berada di dalam gendonganku.

Suster mendorong ranjangku ke kamar rawatku diikuti Kyuhyun yang berjalan di sampingku. Ia tidak menggendong bayi kami, karena ia memberikannya pada eommanya. Kyuhyun menggendongku untuk pindah ranjang. Kedua suster tersebut membungkukkan badan lalu pamit pergi.

Kyuhyun duduk di samping ranjang, di genggamannya tanganku dengan lembut. “Terima kasih sudah melahirkan dua malaikat untukku” Ujarnya lembut, aku tersenyum mendengarnya. Pintu kamar rawat Aira terbuka, satu persatu anggota keluargaku masuk ke dalam kamar rawatku. Aku merasa bahagia melihat kedua eommaku menggendong kedua bayiku.

“Jadi siapa nama kedua malaikat kita ini?” Tanya eomma, padaku dan Kyuhyun. “Cho Jihyun dan Cho Ahyun” jawab aku dan Kyuhyun bersamaan, kami pun melirik satu sama lain tidak menyangka jika nama yang kita inginkan ternyata sama. Semua keluargaku mengangguk pelan, “nama yang indah” puji Eomma Kyuhyun.

Oe, oe, oe, Ahyun menangis membuat Eomma memberikannya padaku. Ajaibnya ketika ia berada di dalam dekapanku ia berhenti menangis. Eomma Kyuhyun pun memberikan bayi laki-lakinya kepada Kyuhyun.

Aku tidak sengaja memandang ke arah lain dan menemukan Heechul yang berdiri disana sambil tersenyum kepadaku. “Chukhae” ucapnya padaku. “Terimakasih” Jawabku tanpa suara, melihat istrinya yang berbicara tanpa suara Kyuhyun ikut menoleh. Ia tersenyum melihat Heechul yang berdiri sana, Heechul membalas senyuman yang diberikan tuan muda padanya.

Malamnya Kyuhyun dengan setia menemaniku di rumah sakit, ia bahkan rela tidur di sofa. Oe, oe, oe aku terbangun dari tidurku begitupula dengan Kyuhyun ketika mendengar Ahyun menangis lalu disusul Jihyun. Kyuhyun memberikan Ahyun padaku sedangkan ia mencoba membuat Jihyun tenang.

Keduanya tidak berhenti menangis membuatku dan Kyuhyun bingung. Aku baru sadar jika sedari tadi kedua malaikat tidak meminum apapun. Kyuhyun tertegun melihat aksi istrinya yang memberikan asi kepada Ahyun dan itu dilakukan dihadapannya. Meskipun ia sudah pernah melihatnya berkali-kali tapi ia masih merasa malu jika melihatnya terlalu frontal seperti itu.

Senyumku terbit melihat Ahyun sudah terdiam, ku usap wajahnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Setelah merasa Ahyun sudah tenang, Kyuhyun mengantinya dengan Jihyun. Akhirnya keduanya kembali tidur dengan tenang, begitu aku dan Kyuhyun. Aku merasa sedih Kyuhyun tidur di sofa, badannya akan sakit-sakit jika ia memaksakan tidur disitu. Karena itu aku menyuruhnya tidur di ranjang bersamaku, “ranjang ini buat dihuni untuk dua orang” Kyuhyun sedikit menimbang namun akhirnya ia menyetujui apa yang ku katakan.

Author Pov

Keluarga Aira dan Kyuhyun kembali datang menjengguk Aira. Kyuhyun harus tetap bekerja meskipun istrinya masih dirawat. Aira mengerti hal itu, lagipula ada kedua eommanya yang membuatnya menjaga Jihyun dan Ahyun.

“Aira” Naya datang menjenggukku sambil membawa satu ranjang buah segar. “gomawo” ucapku padanya, “mian, aku tidak bisa berlama-lama karena ada pasien yang harus ku tangani”

Aku tersenyum simpul, “gwaechana, pergilah” Naya mengangguk pelan, lalu pergi. Aku memandang buah apel yang diberikan Naya, aku tidak bisa  mengambil buah itu karena jaraknya yang terlalu jauh. Aku mengedarkan pandanganku sejenak memastikan tidak orang yang akan datang ke kamarku. Kebetulan kedua eommaku sedang menemani Jihyun dan Ahyun periksa.

Pandanganku terfokus oleh apel tersebut, apel itu pun mulai bergerak dan perlahan berjalan mendekat ke arahku. Kyuhyun sedikit terkejut dengan apa yang dilihat, “aigoo, apa yang kau lakukan sayang?” ia bertanya sambil berjalan menghampiriku.

“Aku mau apel, karena tidak ada orang jadi aku mengambil dengan kekuatanku” Kyuhyun menggeleng-geleng pelan untung saja ia yang melihat. Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar, ia tidak melihat sosok Heechul. “Dimana Heechul?” tanyanya padaku.

“Aku menyuruhnya menjaga Jihyun dan Ahyun yang sedang diperiksa” jawabku sambil menguyah buah apel tersebut. Kyuhyun tidak bertanya lagi setelah itu, ia malah ikut memakan buah yang Naya berikan padaku.

“Eo, Kyuhyun kau disini” ucap Eommaku ketika ia sudah kembali bersama eommanya. “Nde, eomma. Pekerjaanku sudah selesai karena itu aku menemani istriku disini” Jelas Kyuhyun. Eomma mengangguk pelan, ditaruhnya Ahyun di ranjang bayi begitupula dengan Jihyun.

“Kalian sudah memiliki anak jadi berhenti bersikap seperti kekanak-kanakan. Berhentilah saling cemburu dan merajuk satu sama lain” nasehat eomma Kyuhyun pada kami berdua. Kami berdua meringgis bersama.

Siwon oppa datang bersama Yoona eonnie dan Siyon. “Ini untukmu chagi” ia memberikan susu coklat padaku. “wah, gomawo oppa” aku lansung meminum susu coklat pemberian Siwon Oppa.

Besoknya aku sudah dizinkan pulang ke rumah, aku masih tinggal di rumah orang tua Kyuhyun. Kebetulan aku masih membutuhkan bantuan eomma merawat kedua malaikatku. Kyuhyun menggendongku menuju kamar kami, aku merasa seperti pengganti baru. Suasana terasa seperti saat kami menikah dulu. Tanganku masih melingkar di lehar Kyuhyun ketika ia sudah merebahkan tubuhku di atas kasur. “Kenapa kau tidak melepaskan tanganmu?” tanyanya padaku. Aku memandang kedua manik mata Kyuhyun, “Aigoo, sepertinya kau sedang ingin menggodaku” kedua tangan menyangga tubuhnya karena tidak menindih tubuhku. “Ekhem” suara deheman itu membuat kami reflex menjauhkan tubuhku kami. Eomma berdiri di ambang pintu ia menggeleng-gelengkan kepala. “Aigoo, kalian ini tidak sabaran sekali padahal kalian baru saja mendapatkan dua malaikat tapi seperti kalian ingin buru-buru menambahnya lagi”

“Aniya eomma, kita melakukan apapun” sanggah Kyuhyun, eomma tidak mengatakan apa-apa lagi lalu pergi. Kyuhyun beralih memandang istrinya, “Ini gara-gara kau” omelnya padaku. Aku baru saja ingin membalas omelan tapi terhenti ketika bibir Kyuhyun menempel lembut di atas bibirku.

“Aku akan segera kembali” ucapnya kemudian, lalu melangkah keluar dari kamar kami meninggalkan aku yang masih diam karena syok dengan ciuman tiba-tiba yang ia lakukan. Meskipun kami sering berciuman tapi ciuman Kyuhyun yang tiba-tiba masih membuatku merasa jika jantung berhenti berdetak.

Author Pov

Kehidupan Kyuhyun dan Aira berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan yang di atas. Heechul masih bertugas menemani mereka sampai keduanya menutup mata.

“Aku mencintaimu dan kedua malaikat kita” ucap Kyuhyun.

THE END

No comments:

Post a Comment