Author : Yunita {@dedee_yunita}
Cast :
- Cho Kyuhyun (SJ)
- Choi Aira (OC)
Title : You…
Genre : Magic,Friendly,Happyending
Rating : PG 16
Length : Oneshot
Coment Juseyo untuk menghargai FF gaje ku ini..
happy reading :)
“Dios sanador”
Siapa yang tidak kenal dengan Choi Aira
dan Cho Kyuhyun. Anggap saja mereka adalah Ratu dan Raja Kyunghee University,
kampus tempat mereka bersekolah.
Choi Aira yeoja berwajah cantik
memiliki bentuk tubuh yang professional ala model dan memiliki sifat yang
lembah lembut sedangkan Cho Kyuhyun namja berwajah tampan memiliki bentuk tubuh
professional pula tapi memiliki sifat dingin namun evil.
Keduanya lahir di keluarga yang bisa
dikatakan cukup berada dan berkelas. Keduanya juga sudah bersahabat sejak kecil
karena status orangtuanya yang sudah lama bersahabat.
Tapi siapa sangka keduanya tidak pernah
akur, bahkan terlihat seperti Hitam dan putih yaitu bertolak belakang. Dan
siapa sangka ternyata keduanya merupakan titisan terakhir Dios Sandor, Dewa
penyembuh. Dan siapa sangka ternyata mereka sudah ditakdirkan untuk bersama
sebelum mereka terlahir.
***
Hari ini kelas Hanes jurusan kedokteran
yang merupakan kelas Aira dan Kyuhyun berkumpul di aula untuk praktek. Semua
murid membuat lingkaran besar selagi Shindong Sem, dosen yang akan membimbing
menyebutkan siswa yang dijadikan satu kelompok, satu kelompok berisi berdua dan
itu terdiri dari 1 yoeja dan 1 namja.
“Aira kau bersama Kyuhyun”
“mwo” ucap Aira dan Kyuhyun serempak.
Shindong yang tadi berkutat dengan lits nama ditangannya pun mengalihkan
pandangannya untuk melihat 2 saram yang sepertinya tidak setuju dengan
keputusannya.
“waeyo, kalian keberatan?”Tanyanya
sambil melirik keduanya. Shindong sem termasuk dosen yang tidak bisa ditawar, menangis
darah sekalipun tidak membuat ia mengubah keputusannya.
“aniyo sem”lirih Aira. Aira dapat
melihat Kyuhyun menunjukkan senyum kemenangan, membuatnya sedikit kesal. “Naya
kau bersama Donghae” kali ini keputusan Shindong sem disambut dengan kegirangan
karena siapa yang tidak senang dipasangkan oleh kekasihnya. Naya dan Donghae
memang pasangan kekasih dan keduanya pula merupakan sahabat dari Aira dan
Kyuhyun.
Ternyata itu adalah pasangan terakhir,
Shindong sem sepertinya akan memulai praktek. “hakseng, hari ini kita akan
belajar pertolongan pertama pada korban tengelam” Shindong memulai memberikan
penjelasan.
“Tenggelam adalah kematian
yang disebabkan mati lemas (kekurangan napas) ketika cairan menghalangi
kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen
dari udara hingga menyebabkan asfiksia.
Penyebab utama kematian adalah hipoksia
dan asidosis
yang mengakibatkan henti jantung.
Faktor tenggelam yaitu Tidak memakai pelampung
ketika menjadi penumpang angkutan air
Kurangnya pengawasan terhadap anak (terutama anak berusia 5 tahun ke
bawah)] Kondisi air melebihi kemampuan
perenang, arus kuat, air yang sangat dalam, terperosok sewaktu berjalan di atas
es, ombak
besar, dan pusaran air
Terperangkap misalnya setelah
peristiwa kapal karam, kecelakaan mobil yang mengakibatkan mobil tenggelam,
serta tubuh yang terbelenggu pakaian atau perlengkapan Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh
obat-obatan dan minuman beralkohol
Ketidakmampuan akibat hipotermia,
syok, cedera,
atau kelelahan
Ketidakmampuan akibat penyakit akut
ketika berenang, termasuk di antaranya: infark miokard,
epilepsi,
atau stroke.
Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang
lain dengan tujuan membunuh,
kekerasan antaranak sebaya, atau permainan di luar batas kewajaran. Kali ini
kita akan melakukan pertolongan dengan 2 cara yaitu Komperasi dada dan
memberikan nafas buatan”
Seketika aula riuh karena perkataan
Shindong mengenai Nafas buatan, karena nafas buatan identic dengan berciuman
secara tidak lansung.
Aira terlihat tidak tertarik sebaliknya
Kyuhyun menyambutnya dengan seringanyaiyan senyum evilnya. “diam, kita
lanjutkan” Shindong mengajarkan cara untuk melakukan komperasi dada dan nafas
buatan.
“sem, enak mencontohkannnya dengan
manekin. Sedangkan aku ..”melirik ke arah Kyuhyun. “titisan iblis”lanjutnya
kemudian.
“baik, kita mulai prakteknya. Untuk
baiknya namja yang menjadi korban tenggelam”tutur Shindong sem. “ne sem” jawab
semua murid.
Semua murid mencari tempat untuk
melakukan praktek termasuk Aira dan Kyuhyun. “mulailah berbaring tuan Cho.
Kapan kita memulai praktek jika kau berjalan terus”omel Aira karena sedari tadi
ia hanya mengikuti Kyuhyun yang mencari tempat untuk ia berbaring. Kyuhyun
memanng namja yang mementingkan kebersihan karena itu ia cocok mengambil
jurusan kedokteran.
Sepertinya, Kyuhyun mengacuhkan omelan
Aira ia tetap saja berjalan entah kemana membuat Aira sedikit menghela nafas.
Akhirnya Kyuhyun membaringkan tubuhnya setelah ia memastikan tempat tersebut
bersih.
Mereka pun memulai praktek, 5 menit
berlansung Kyuhyun kembali berulah.
“kau ternyata terlihat cantik juga jika
dilihat dari sini”goda Kyuhyun. Aira tidak merespon apa yang Kyuhyun katakan ia
tetap focus melakukan praktel komperasi dada.
“tersenyum sedikit Nona Choi, jika kau
tersenyum kau terlihat 2x lebih cantik” Kyuhyun sengaja menggoda Aira. Ia suka
melihat Aira mengomel.
“sepertinya aku jatuh cinta padamu”
Aira menghela nafas panjang, “yak, tuan
Cho bisakah kau diam. Seharusnya kau tidak sadarkan diri karena kau korban
tenggelam”cecarku kesal.
“benarkah seperti itu?” tanyanya
pura-pura tidak tahu. Karena kesal dengan tingkah Kyuhyun, Aira pun menekan
dada Kyuhyun dengan sedikit kasar. “yak, sakit. Kau mencoba membunuhku”
“itu, balasan karena kau tidak mau
diam”tukas Aira santai.
“Komperasi dada cukup, sekarang kalian
bisa melakukan praktek pemberian nafas buatan” instruksi dari Shindong Sem
seperti kabar buruk bagi Aira.
Kyuhyun sudah tersenyum senang dalam
pembaringannya. “ aku akan menutup mata”katanya lalu menutup mata. Aira ragu
untuk melakukan praktek ini. Aira melirik ke semua chingunya dan semua
melakukannya dengn senang apalagi Naya dan Donghae, mereka malah mencari
kesempatan untuk berciuman. “Aishh, jinjja menyebalkan” kesal Aira dalam hati.
Perlahan lahan Aira pun memberikan diri
untuk meletakkan tangannya ke mulut Kyuhyun dengan membentuk huruf O. Dengan
ragu ia mulai memberikan nafas buatan kepada Kyuhyun. Kyuhyun senyum senang
dalam hati.
Aira bisa merasakan bau mint dari mulut
Kyuhyun sedangkan Kyuhyun bisa merasakan bau Apel dan coklat menjadi. Terlintas
ide gila dibenak Kyuhyun. Kyuhyun menarik tangan Aira dengan cepat ketika ia
ingin meniup udara ke mulut Kyuhyun. “cup” bibir kedua bertemu.
Aira yang kaget lansung melepaskan
tautan bibir mereka. “yak, Cho Kyuhyun pabo” Omelnya sambil mengelap bibirnya. Sedangkan
Kyuhyun hanya terkekeh kecil. “bagaimana, rasanya berciuman denganku?” bukan
merasa bersalah Kyuhyun malah menggoda Aira.
“kau gila, aku benci kau” Aira berlari
keluar dari aula, semua chingu sekelasnya melihat kea rah Kyuhyun dengan
tatapan “kau bersalah, kau harus meminta maaf”.
“haish” Kyuhyun memgacak-ngacak rambut
rambutnya. Naya dan Donghae yang mengetahui perginya Aira lansung menghampiri
Kyuhyun, untung saja Shindong sem sedang keluar dari ruangan.
“Kyuhyun kau gila kenapa kau lakukan itu?”
Naya sepertinya ia juga sedikit kesal dengan sikap Kyuhyun tadi. “ayolah, Naya
aku hanya bercanda” Kata Kyuhyun enteng. Donghae geleng-geleng kepala melihat
tingkah Kyuhyun. Sebenarnya dapat dilihat dengan jelas jika Kyuhyun mencintai
Aira dan Aira mencintai Kyuhyun tapi keduanya saling menutupi rasa tersebut.
Aira berjalan menuju kelasnya untuk
mengambil tas, ia ingin pulang ke rumah. Ia kesal dengan sikap Kyuhyun tadi,
jujur itu ciuman pertama Aira. Aira memang memiliki wajah cantik tapi bukan
berarti ia pernah menjalin hubungan dengan seorang namja. Aira terlalu bahagia
hidup bersama keluarga dan teman-temannya karena itu tidak pernah berpikir
untuk menjalin hubungan dengan namja. Untung saja praktek tadi adalah mata
kuliah terakhir jadi tidak ada masalah jika Aira pulang lebih dahulu.
Donghae, Kyuhyun dan Naya menyusul Aira
ke kelas tapi mereka tidak menemukan Aira, tas Aira pun sudah tidak ada
kemungkinan besar Aira sudah pulang tanpa pamit.
“gara-gara kau” Naya menyalahkan
Kyuhyun sepenuhnya atas pulang Aira tanpa pamit. Biasanya Aira akan pulang
bersama dengan Naya menggunakan bus umum. Kyuhyun hanya diam, secara tidak
lansung ia mengakui jika ia salah.
*
Di hari libur keluarga besar Choi
berkumpul di ruangan tengah. Kebetulan pula anggota keluarga Choi lengkap
karena biasanya salah satu anggota keluarganya ada yang tidak ada karena harus
pergi ke luar negeri untuk masalah bisnis.
Aira paling suka jika oppanya Siwon
berada di rumah karena ia bisa bermanja ria dengannnya. Seperti saat ini, ia
tidur di pangkuan Siwon yang sedang bermain gadget, Aira pun ikut bermain
gadget pula. Sedangkan Tuan dan Nyonya Choi sedang menikmati santapan ringan
yang dihidangkan oleh pelayan mereka.
“permisi, tuan ada tamu” seorang
pelayanan menghampiri Appa.“siapa?” Tanya Appa. “Tuan muda Cho Kyuhyun” tuturnya
lembut. “Aku abeonim” suara Kyuhyun terdengar jelas di kuping Aira tapi ia
pura-pura tidak menanggapi kehadiran Kyuhyun ia masih kesal dengan sikapnya
kemarin.
“Aku kue titipan dari Eomma” Kyuhyun memberikan
plastic yang berisi 2 kotak kue. “haishh, katakan pada Eommamu jangan
repot-repot” Eomma menerima dari Kyuhyun, Kyuhyun menanggapinya dengan
tersenyum. Kyuhyun melirik ke arah Aira yang asik bermain dengan gadgetnya
tanpa sedikitpun melihat ke arahnya. “Yak, itu Kyuhyun datang” Kata Siwon pada
Aira tapi Aira hanya diam.
“Wahh, enak sekali ”ucap Eomma.
“yahh, enak” tambah Appa. “Siwon coba
kue yang Kyuhyun bawa enak sekali” Siwon tersenyum kecil lalu mengambil
sepotong dan mencicipinya. “Chagi, ini enak”
“Benarkah?”Tanya Aira, Siwon pun
mengangguk. Aira beranjak bangun dari pangkuan Siwon. “a” Aira membuka mulutnya
di depan wajah Siwon. Siwon menggeleng kecil sifat dongsaeng satu-satunya jika
ia libur bekerja. Siwon menyuapi kue ke mulut Aira, Aira menguyahnya
perlahan-lahan. “ehm, mashita” ucap Aira dengan mulut yang lumayan penuh.
Kyuhyun merasa iri melihat keakraban
Siwon dan Aira. Ia ingin melakukan seperti yang Siwon lakukan saat ini, tapi
itu tidak mungkin karena Aira sedang marah dengannya.
“Abeonim, Eommanim dan Hyung aku
meminta izin untuk mengajak Aira pergi jalan-jalan, Apakah diizinkan?”Tanya
Kyuhyun. Pertanyaan Kyuhyun membuat Aira tersedak pelan, melihat itu Siwon
buru-buru memberikan minum kepada Aira ia takut terjadi sesuatu dengan
dongsaeng kesayangannya.
“Tentu saja” Appa ternyata mengizinkan.
“Ani, siapa yang mau pergi denganmu?” ketus Aira setelah pulih.
“Yak, jangan bicara seperti itu, tidak
baik” Ujar Eomma. Aira hanya cemberut menanggapinya. “Pergilah, Kyuhyun
jauh-jauh datang untuk mengajakmu jalan tapi kau malah menolaknya”
Jika Eomma yang sudah bicara, Aira
tidak bisa menolaknya ia terlalu luluh dengan ucapan Eomma. “Tunggu sebentar
aku ganti baju dulu” senyum pun terbit sedari wajah Kyuhyun ketika Aira
menyetujui untuk pergi bersamanya. Sedikit sulit mengajak Aira jalan apalagi
ketika Oppanya berada di rumah.
Tak lama Aira kembali dengan pakaian
lebih rapi. Kyuhyun pun pamit kepada Orangtua dan Oppa Aira begitu dengan Aira.
Di dalam mobil Aira hanya diam ia
berpikir dalam diam alasan Kyuhyun mengajaknya jalan-jalan. “Kau masih marah
dengan kejadian kemarin?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya pada jalan.
Aira mengalihkan pandangannya ke arah
samping tidak ingin melihat Kyuhyun. “Kau lebih pintar dariku Tuan Cho.
Haruskah kau bertanya”. Kyuhyun hanya terkekeh kecil, “Jadi apa yang harus ku
lakukan agar kau memaafkan aku?” Tanya Kyuhyun.
Aira mengalihkan pandangannya ke
Kyuhyun, “Kau harus melakukan sesuatu dan kau tidak bisa menolaknya”
“Terdengar seperti tantangan” tukas Kyuhyun.
“bisa dibilang seperti itu”
“Okay, apa yang harus aku lakukan?”
Tanya Kyuhyun dan dijawab dengan senyum licik dari Aira. Senyum licik yang sama
dengan senyum licik yang sering Kyuhyun perlihatkan pada Aira.
Aira
Pov
Aku tidak bisa menahan tawaku melihat
Kyuhyun yang terlihat geli dengan sisa makanan yang tersisa di mangkuk. Aku
menyuruh Kyuhyun mencuci mangkuk disebuah restaurant Jajangmyeon. Meskipun
Kyuhyun suka dengan Jajangmyeon tapi ia paling tidak suka disuruh mencuci
piring.
Restaurant Jajangmyeon ini sudah
menjadi restaurant langgananku karena aku sering menemani Kyuhyun makan
Jajangmyeon di restaurant ini. “Yang bersih tuan Cho. Kau tidak mau kan membuat
pengunjung sakit perut karena ulahmu yang mencuci mangkok tidak bersih” celotehku.
Kyuhyun sibuk memasukkan sisa makan
yang tersisa dimangkuk ke plastic sampah. Aku tersenyum geli saat Kyuhyun
mencoba menyabun mangkok satu persatu. Belum selesai dengan mangkuk yang ada
kini pelayanan datang dengan mangkok kotor yang lain. “haish, kenapa datang
lagi” gusar Kyuhyun. Aku terkekeh melihatnya, ia terlihat lebih tampan jika
sedang seperti ini. “haishh, Aira apa yang kau ucapkan tadi” Aku meruntuki
kebodohanku yang tadi sempat memuji ketampanan Kyuhyun.
Aku melihat Kyuhyun kewalahan dengan
mangkuk kotor yang semakin lama semakin banyak apalagi mangkuk tersebut harus
cepat bersih. Aku mendekati Kyuhyun, mengambil spons yang ia pegan, Kyuhyun
sedikit kaget dengan apa yang lakukan tapi ia hanya diam tidak mengucapkan
apapun.
Aku mengambil alih untuk menyabuni
mangkuk sedangkan Kyuhyun membilas mangkuk tersebut dan menaruhnya di tempat
yang sudah disediakan.
Kyuhyun
Pov.
Aku lihat ia begitu serius menyabuni
mangkuk-mangkuk itu, ia bahkan melupakan aku di sampingnya. Ide evilku muncul
dengan sengaja aku menyipratkan Aira ke wajahnya. “yak, Tuan Cho kau membuatku
basah” keluhnya padaku tapi aku tidak berhenti menyipratkan air tersebut dan
akhirnya ia membalas pula, kami akhirnya bermain air.
“ehem” suara saram berdehem mengakhiri
aktivitas kami bermain air dan melanjutkan pekerjaan kami mencuci mangkuk.
“gara-gara kau” l irihnya tapi aku bisa mendengar dengan jelas. “gara-gara kau
juga” aku bisa melihat gurat wajah senang di wajah Aira.
Selesai mencuci mangkuk kami menyatap
Jajangmyeon kesukaanku dengan lahap begitupula dengan Aira. Ia terlalu lahap
hingga kuah Jajangmyeon menghiasi sekitar mulutnya. Aku mengambil tisu dan
mengelap lembut. Sepertinya sikapku membuatnya terkejut terlihat dari wajahnya
yang diam seketika.
“ohh, gomawo” ucapnya sedikit gugup, ia
menundukkan kepalanya setelah itu. Aku hanya tersenyum kecil melihat salah
tingkahnya. “habiskan Jajangmyeonmu setelah ini kita akan lanjutkan jalan-jalan
kita”
“nde”
Aku berniat mengajak Aira ke sebuah
Rumah sakit yang sering aku kunjungi untuk memberikan semangat kepada seorang
namja kecil yang sering putus asa dengan kelumpuhan kakinya akibat kecelakaan
mobil yang ia alami beberapa bulan silam.
Untuk usia sepertinya sangat
disayangkan jika ia tidak bisa berjalan layaknya anak yang lain. Seusianya
seharusnya ia sedang aktif-aktif mengikuti kegitan sekolah dan bermain bersama
teman seusianya.
Kyuhyun memutar kenop pintu sebuah
Kamar yang tertulis nama “Myung Soo” di depannya. Seorang namja yang asik
memandang keluar jendela pun menoleh saat menyadari kedatangan kami.
“Hyung” panggilnya dibalas dengan
senyum dariku, Aira mengikutiku dari belakang. “Kau sendirian?” Tanya Kyuhyun
karena ia tidak menemukan Eomma Myung yang biasanya ada ketika ia menjenguk
Myung Soo. “Eomma sedang keluar sebentar” Myung soo sepertinya penasaran dengan
sosok Aira.
“Oh ya, ini Aira” Aku mencoba
memperkenalkan Aira dengan Myung Soo. Mereka pun bersalaman sebentar, “Senang
bisa bertemu dengan calon istri dari Kyuhyun Hyung. Kyuhyun Hyung sering
menceritakan Nona padaku”
Aira terlihat kaget mendengar perkataan
dari mulut Myung Soo. “nde” jawabnya kemudian. Aira menatap tajam ke arahku
meminta penjelasan tapi aku hanya memberikan senyum kecil ke arahnya.
“Myung Soo, eomma datang” Sapaan Eomma
Myung melemah saat ia melihat ada orang lain berada di kamar anaknya.
“Eommanim” sapaku ramah.
“Kyuhyun ah, kau datang lagi. Apa tidak
merepotkanmu?” Tanyanya padaku. “Aniyo, eommanim. Myung Soo sudah ku anggap
seperti adikku”. Eomanim tersenyum lalu mengalihkan
pandangnya ke Aira, “Yeoja ini siapa?” Tanya pada Aira.
“Itu calon istri Kyuhyun Hyung Eomma” Sahut
Myung Soo senang. “Benarkah?” Tanya Eommaim memastikan. Aku berharap Aira tidak
menyangkalnya. “Nde, Eommanim” Fiuh, seketika nafasku lega karena ternyata Aira
bisa diajak kerjasama.
Aira
Pov
Aku diajak ke sebuah Rumah sakit oleh
Kyuhyun, ternyata untuk menjenguk seorang namja yang lumpuh. Namja tersebut
mungkin berusaha sekitar 17 tahun dan memiliki wajah yang lumayan tampan. Aku
merasa iba, melihatnya tidak menikmati hari-hari remaja dengan baik.
Eomma Myung Soo menceritakan tentang
Myung Soo dan tentu saja alasan kaki Myung Soo lumpuh. Aku bisa melihat wajah
bahagia Myung Soo saat bersama Kyuhyun. Aku tahu alasan Kyuhyun membawa kesini,
ia ingin aku menyembuhkan Myung Soo. Ku dekati Kyuhyun yang sedang asik
bercanda Kyuhyun. Aku menyentuh pundaknya membuatnya menoleh ke arahku.
“Aku tahu alasan kau mengajakku kesini.
Yasudah coba baringkan Myung Soo ke ranjangnya” aku mencoba berbicara melalui
batin kami. Aku tidak mau Myung Soo mengetahui apa yang aku katakan. Kyuhyun
tersenyum kecil kepadaku, “Yak, Hyung apa yang kau lakukan?” Tanya Myung Soo
saat Kyuhyun menggendong dan membawa ke tempat tidurnya.
“Myung Soo penjamkan mataku dan katakan
dalam hatimu kau ingin sekali bisa berjalan seperti dulu” Titahku padanya.
Myung Soo sedikit mengeritkan dahi ia bingung dengan apa yang aku katakan. “Haish,
ikuti apa perintahnya” kata Kyuhyun. Myung Soo pun mengikuti apa yang aku
katakan. “Dios sanador curación le dio, le hacen volver corriendo” batinku
sambil memegang kedua kaki Myung Soo. “le hacen caminar de nuevo …”
“Buka
matamu Myung Soo” perintahku, Myung Soo pun membuka matanya perlahan-lahan. Tak
ada yang berubah hanya saja ia merasa jika kakinya lebih ringan dari sebelumnya.
Kyuhyun mengajak Myung Soo untuk turun dari ranjang, dengan hati-hati Kyuhyun
memapah Myung Soo untuk menapakkan kaki ke lantai. Suatu keajaiban Myung Soo
bisa berdiri karena biasanya Myung Soo akan terjatuh jika mencoba berdiri.
Aku kagum
dengan keinginan Myung Soo untuk sembuh kembali. Entah kenapa aku merasa pusing
menghujani palaku, pandanganku pun mulai mengabur. Kini aku bisa melihat
Kyuhyun dan Myung Soo menjadi banyak. “Kyuhyun” lirihku dan kurasakan diriku
ambruk seketika.
Kyuhyun Pov
Aku senang
sekali melihat Myung Soo dapat kembali berjalan. “Kyuhyun” aku dapat mendengar
jelas Aira memanggilku meskipun terdengar sangat lirih. Aku menoleh ke arahnya
betapa terkejutnya aku saat tubuh Aira hampirnya jatuh ke lantai dengan cepat
aku lansung menangkapnya. Aku lansung membaringkan Aira di ranjang Myung Soo.
“Hyung, kenapa dengan Nona?” Myung Soo ikut khawatir.
“Myung Soo,
eomma bawakan buah anggur kesukaan..”Ucapan Eommanim terpotong saat ia melihat
Myung Soo bisa berdiri sempurna. “Myung Soo” lirihnya sambil berjalan mendekati
Myung Soo, dipeluknya Myung Soo “Kau sudah bisa berjalan chagi” Myung Soo
membalas dengan anggukkan.
Eommanim
mengalihkan pandangannya ke arah Aira di atas ranjang Myung Soo. “Apa yang
terjadi Kyuhyun-ah?” tanyanya khawatir.
“Nona
menyembuhkan aku, Eomma. Tapi, setelah ia menyembuhkan aku ia lansung pingsan” tutur
Myung Soo. “Jinjja, mianhae” ada penyelesan dari nada Eomma, karena anaknya
Aira harus seperti ini. “Gwaechana Eommanim, Aira akan sadar sebentar lagi. Oh
ya, jangan beri tahu siapapun tentang bagaimana Myung Soo bisa sembuh karena
jika Eommanim menceritakan kepada orang lain. Myung Soo akan kembali seperti
semula dan bahkan tidak bisa sembuhkan” sepertinya terdengar ancaman halus tapi
Eomanim lansung menjawab dengan anggukan.
Mata Aira
perlahan mulai terbuka, ia menoleh ke arahku, Myung Soo dan Eommanim. Entah apa
yang ia pikirkan hingga melontarkan senyum ke arah Myung Soo. “Kyu, aku ingin
susu coklat” pinta Aira. “Aku tidak tahu kenapa aku memita susu coklat,
tiba-tiba saja aku menginginkan itu” batin Aira.
“kami punya
susu coklat” Eomanim lansung mengambil susu kotak coklat siap minum di kulkas
lalu memberikannya kepada Kyuhyun. “gamsahamnida eomanim” ucapku. Aku pun
membantu Aira untuk bangun agar ia bisa meminum susu tersebut.
Sepertinya
susu coklat adalah sumber tenaga Aira, aku bisa lihat dari kondisinya setelah
minum susu wajah kembali seperti semula bahkan ia bisa berjalan kembali tanpa
linglung sedikitpun.
“Nona
gwaechana?” tanya Myung Soo. “ehem, Gwaechana” jawab Aira sambil tersenyum.
“Gamsahamnida, karena telah menyembuhkan anakku” ucap Eommanim. “tidak perlu
berterimakasih eommanim aku senang bisa menyembuhkan orang sakit”
“orang
sakit” Myung Soo berpikir sejenak. “nona, aku boleh satu permintaan?” tanyanya
lugu. “nde, apa itu” Aira balik bertanya kepada Myung Soo. “di lantai 3 nomor
31 ada seorang Nona yang terbaring lemah sekali, dokter bahkan sudah mevonis
jika beberapa hari lagi ia akan pergi. Aku sedih melihat Eomma dari Nona itu
menangis tapi ia tetap menjaga Nona dengan baik” Myung Soo sepertinya sedang
menerawang. “Jebal, sembuhkan dia” mohon Myung Soo.
Aku
memandang Aira, aku tidak yakin Aira akan menolong karena dia saja baru pulih
setelah pingsan tadi. “ehem, hocongma aku akan menyembuhkannya sekarang temani
aku ke kamar tersebut”. Aku salah, Aira
malah menyetujui permohonan Myung Soo dasar yeoja bodoh.
“Untuk
sementara kau gunakan kursi roda terlebih dahulu agar tidak ada yang tahu jika
kau bisa berjalan kembali” ujarku, Myung Soo mengangguk ia pun menurut untuk
duduk di kursi roda.
“Eomma,
akan mengurus kepulangan Myung Soo dulu”
“ne,
Eommanim” Kami berjalan menuju yeoja yang yang diucapkan Myung Soo tadi. Aku
mengetuk pintu setibanya dia di depan kamar yang dituju. Seorang Ajuhma yang
tak lain adalah Eomma yeoja itu membukakan pintu.
“Myung Soo”
ucap seorang Ajuhma yang tak lain ada eomma dari yeoja yang tadi Myung Soo
bicarakan.
Myung Soo
tersenyum kecil, “eommanim, Hyungku dan calon istrinya ingin menjenguk Sa Eun
Nona”. Eomanim memadang ke arahku dan Aira. “nde, silahkan” kami pun masuk ke
dalam kamar tersebut. Aku bisa melihat seorang yeoja yang terbaring lemah di
ranjang, sangat memprihatinkan karena tubuhnya hanya tinggal tertutupi oleh
Kulit tidak ada daging sama sekali.
“Sa Eun,
mengidap kanker otak sekaligus leukimia” lirih Eommanim. Aira menghelus pelan
punggung Eommanim seperti memberikan semangat sekaligus ketabahan. Aku
menggenggam tangan Aira untuk mencoba berbicara melalui batin.
“apakah kau
yakin akan mencoba menyembuhkannya?” tanyaku. Aira memandang ke arahku, ia
tersenyum kecil lalu mengangguk. Jujur aku sangat khawatir, apalagi dengan
keadaan Sa Eun yang sangat parah.
Aira
menghampiri Sa Eun, di genggamnya tangan Sa Eun. “eonnie, dengarkan aku dan
ikuti apa yang aku katakan” Aira mengatakannya dengan perlahan. “pejamkan
matamu, dan katakan pada dalam hatimu aku ingin sembuh”. Sa Eun menuruti apa
yang Aira katakan , ia mulai memejamkan matanya. Eomma Sa Eun hanya terdiam melihat
apa yang dilakukan Aira, karena itu aku menyuruh duduk ditemani Myung Soo.
Aira mulai
menyembuhkan Sa Eun, bisa terlihat perlahan-lahan tubuh Sa Eun kembali berisi,
rambutnya yang hampir botak mulai kembali tumbuh. “yeoja bodoh, dia hanya perlu
menyembuhkan bukan mengembalikan yeoja itu seperti semula. Jika seperti ini,
energinya akan habis terkuras”
Eomma Sa
Eun membekap mulutnya dengan telapak tangannya tidak percaya dengan apa yang ia
lihat, anaknya yang sudah divonis dokter akan pergi beberapa hari lagi terlihat
sehat seperti semula. Wajahnya, rambutnya dan tumbuhnya kembali seperti sedia
kala.
“eomma”
lirih Sa Eun, Eomma Sa Eun pun lansung berhampur dan memeluk Sa Eun. Aira
tersenyum melihat Sa Eun dan Eommanya berpelukkan. Tapi, perlahan senyum
memudar tubuhnya kembali linglung. Melihat itu aku segera menangkap tubuhnya.
“Aira” baik Sa Eun, Eomma dan Myung Soo pun melihat ke arah Aira yang kini
pingsan dalam pelukkanku.
Sa Eun yang
masih sedikit lemah beranjak turun dari ranjangnya. “baringkan dia disini” ujarnya
padaku, Ku rebahkan Aira di atas ranjang. Wajah Aira terlihat sangat pucat,
lebih pucat ketika ia menyembuhkan Myung Soo tadi.
“apa yang
terjadi?” tanya Eomma Sa Eun, sepertinya ia merasa bersalah. “Gwaechana,
eommanim. Aira memang seperti ini jika selesai menyembuhkan orang” Eomma Sa Eun mengangguk. “Apa yang bisa aku
lakukan untuknya?” Kini Sa Eun yang bertanya.
“lebih baik
kau mengganti pakaianmu saja” ucapku. Sa Eun mengangguk. “aku akan mengurus
kepulangan Sa Eun” pamit Eomma Sa Eun.
Author Pov
Aira mulai membuka mata perlahan,
energinya benar-benar terkuras habis karena menyembuhkan Sa Eun tadi. Ia
menoleh ke arah sampingnya dan menemukan Kyuhyun yang duduk di sampingnya
sambil memegang tangannya. Aira tersenyum, “Gwaechana?” tanya Kyuhyun lembut,
Aira mengangguk lemah. “Kyuhyun, aku mau apel” pintaku lirih.
“Apakah, kau memiliki apel?” tanya
Kyuhyun kepada Sa Eun yang baru saja selesai berganti pakaian. “sepertinya ada”
ia berjalan menuju kulkas lalu mengambil apel yang diminta oleh Kyuhyun.
Kyuhyun menerimanya apel tersebut lalu
mengupasnya tanpa menggunakan pisau. “hyung” Myung Soo tidak percaya ternyata
namja yang sering menjaganya memiliki kemampuan lebih.
Kyuhyun membantu Aira untuk duduk
lalu disuapinya apel yang sudah dipotong
kecil-kecil itu. Aira tersenyum melihat sikap Kyuhyun sangat perhatiannya
padanya. Berbeda jika sifat iblis keluar.
--
Sungmin berniat mengejuk Sa Eun hari
ini, ketika ia sampai di lantai tempat Sa Eun di rawat. Ia melihat eomma Sa Eun
di reception.
“eomma” sapa Sungmin. Eomma Sa Eun
menoleh mendengar seseorang memanggilnya. “Sungmin-ah, kau datang” jawabnya.
Sungmin tersenyum, “Apa yang sedang eomma lakukan?” tanya Sungmin.
“aku sedang mengurus kepulangan Sa Eun”
Sungmin tentu terkejut dengan apa yang dikatakan Eomma Sa Eun. Ia merasa
sesuatu sudah terjadi pada Sa Eun. Kenapa Eomma mengurus kepulangan Sa Eun ?
Apakah Eomma sengaja membawanya pulang agar Sa Eun menghabiskan sisa harinya di
rumah? Atau apa? Sungmin berkelut dengan semua pertanyaan yang keluar dalam
pikirannya. Tanpa, menanyakan alasan Eomma Sa Eun mengurus kepulangan Sa Eun,
ia pun berlari menuju kamar Sa Eun.
“Sungmin ahh” Eomma mencoba memanggil
Sungmin tapi ia sudah keburu pergi. Ia juga tidak mungkin berteriak lebih
kencang karena pasti akan menganggu pasien lain.
“ini dokumennya, Sa Eun sudah bisa
pulang sekarang” ucap Suster pada Eomma Sa Eun. Eomma Sa Eun mengangguk lalu
pergi, Suster itu memperhatikan Eomma Sa Eun yang berjalan pergi. Ia bingung
kenapa, Eomma Sa Eun mengurus kepulangan Sa Eun hari ini. Sa Eun masih butuh
perawatan medis meskipun sebenarnya kecil kemungkinan Sa Eun akan sembuh.
“Sa Eun” Sungmin membuka masuk ke dalam
Sa Eun tanpa mengetuk pintu, membuat semua orang yang berada di dalam termasuk Sa
Eun menoleh ke arahnya.
Sungmin melihat bukan Sa Eun yang
berada di atas ranjang melainkan yeoja lain. “oppa” panggil Sa Eun. Ia berjalan
mendekati Sungmin, Sungmin terkejut melihat Sa Eun yang sudah kembali seperti
dulu.
“Sa Eun” lirihnya, ia mencoba memegang
pipi Sa Eun dengan kedua tangannya. Ia takut jika apa yang ia lihat kini hanya
halusinasi semata. Ini benar Sa Eun, aku bisa merasakan itu. ini benar
yeojachinguku. Sungmin lansung menarik Sa Eun ke dalam pelukkannya.
Eomma Sa Eun yang baru kembali pun
tersenyum melihat keduanya berpelukkan. Ia pun menghampiri Aira, “aku sangat
berterima kasih” ucapnya. Sungmin yang melihat Eomma Sa Eun berbicara dengan
yeoja yang berada di atas ranjang pun melepaskan pelukkannya pada Sa Eun. Sa
Eun yang mengerti arah pandang Sungmin pun tersenyum, “dia yang menyembuhkan
aku, oppa” tutur Sa Eun.
Sungmin tentu saja terkejut, ia pun
berjalan menghampiri Aira. Aira tersenyum, “Gwaechana, eommanim. Aku juga
senang bisa menyembuhkan Sa Eun Eonnie”.
“Terimakasih sudah menyembuhkan Sa Eunku”
kini Sungmin yang berbicara, Aira hanya mengangguk pelan. “ aku Sungmin, aku
namjachingu Sa Eun dan calon suami Sa Eun” Sungmin memperkenalkan diri.
“ aku Choi Aira, dia Cho Kyuhyun dan
dia …” Aira juga memperkenalkan diri tapi terhenti ketika ia ingin
memperkenalkan Myung Soo. “Sungmin hyung sudah mengenalku Noona” Kata Myung Soo
sambil tersenyum.
“ahh, aku lupa jika kau sering mengejuk
Sa Eun Eonnie” kata Aira, semuanya terkekeh kecil. “eoo, apa kalian punya susu
coklat” pinta Aira tiba-tiba. “kami punya, ada di kulkas” jawab Eomma Sa Eun.
“biar aku yang ambilkan” kata Myung Soo
saat Eommanim ingin mengambil susu coklat tersebut. Myung Soo beranjak bangun
dari kursinya dan dengan santainya berjalan. “Omoo, Myung Soo kau sudah bisa
berjalan?” tanya Eomma Sa Eun.
Myung Soo tersenyum, lalu memberikan
susu coklat tersebut pada Aira. “gomawo” ucap Aira.
Tok tok
“Myung Soo” ternyata Eomma Myung Soo
yang datang. Ia memberitahukan jika ia bisa pulang sekarang. Ia bahkan sudah
membawa barang Myung Soo.
Kyuhyun membantu Aira untuk turun dari
ranjang. “Lebih baik, Sa Eun Eonnie keluar rumah sakit bersamaku karena aku
takut pegawai rumah sakit melihat” ujar Aira. Sa Eun menganggu mengerti.
Aira dan Sa Eun pun keluar terlebih
dahulu, Kyuhyun ingin menemani Aira tapi Aira menolak. “lebih baik sekarang
kita turun” seru Kyuhyun. Semua mengangguk pelan, ketika semua sudah keluar
dari pintu kamar Sa Eun mereka terkejut karena kini mereka sudah berada di
parkiran mobil bersama dengan Aira dan Sa Eun. Aira memang hanya bisa membawa
satu sampai dua orang saja, untuk seperti ini Kyuhyun lebih ahli dari pada
dirinya.
“kalian benar-benar hebat” puji Myung
Soo sambil memberikan 1 jempol kepada Kyuhyun, Kyuhyun hanya terkekeh kecil.
Satu persatu mereka pun pamit kepada
Kyuhyun dan Aira. “Sa Eun Noona jangan lupa yang aku katakan tadi” ucap Kyuhyun
mengingatkan, Sa Eun mengangguk mengerti.
“apa yang kau katakan pada Sa Eun
Eonnie?” tanya Aira, Kyuhyun yang sedari memperhatikan mobil Sa Eun yang mulai
pergi pun beralih ke arah Aira. “ahhh, itu.. tidak penting” Kyuhyun sedikit
bingung untuk menjawabnya. Padahal, ia hanya
hanya mengatakan pada Sa Eun agar kesembuhannya tidak boleh dikatakan
pada orang lain.
Aira berdecak kesal, ia pun berjalan
meninggalkan Kyuhyun. “yak, jangan pergi” teriak Kyuhyun, ia pun mengejar Aira
yang perlahan berjalan meninggalkannya. Di raihnya tangan Aira dan membuatnya
menghadap ke arahnya. Aira terdiam melihat ia kini berhadapan dengan Kyuhyun.
Ia tidak pernah sedekat ini dengan Kyuhyun.
Kyuhyun memandang manik mata Aira, ia
menahan diri untuk mengatakan apapun karena ia yakin Aira bisa tahu. “aku akan
menciummu” Aira terbelekak saat mendengar ucappan Kyuhyun , belum sempat untuk
menetralkan diri Kyuhyun malah sudah mendaratkan bibirnya pada Aira. Aira ingin
melepaskan dirinya tapi tidak bisa karena Kyuhyun kini memeluk dirinya.
Melihat Aira yang kini menutup matanya
dan menikmati ciuman membuat Kyuhyun membawa Aira ke sebuah tempat yang kosong.
Ia tidak mau dilihat orang berciumman di parkiran yahh meskipun bisa saja
terjadi.
Kyuhyun mencoba memberanikan diri untuk
memperdalam ciummannya mengajak Aira untuk bergerak ke kanan dan ke kiri. Ia
senang melihat kini Aira dengan gampangnya melingkarkan tangannya ke lehernya.
“heyy, apa kau senang aku menciummu?
Batin Kyuhyun. Kyuhyun mencoba berkomunikasi melalui batin mereka. “kau gila,
aku tidak menyukainya” balas Aira.
“jinjja? Aku merasa kau bohong, lihat
aku rasa kau lebih menikmatnya daripada aku” Kyuhyun terkekeh kecil.
“haishh, berhenti menggoda cho Kyuhyun”
geram Aira.
“hahahaha, jadi sampai kapan kita
seperti ini?” goa Kyuhyun.
“haissh, salah satu dari kita harus
menghentikanny” tutur Aira.
“aku tidak mau” jawab Kyuhyun cepat.
“ne, biar aku saja menghentikannya”
kata Aira. “yak, ani. Tetaplah seperti ini” seru Kyuhyun. “yak, kau gila. Aku
tidak mau. Aku ingin pulang, aku lelah, aku ingin beristirahat di kamarku”
cerocosku.
Aira merasakan dirinya kini tidak lagi
sebuah tempat, ia merasakan sesuatu yang empuk di bawah dirinya. “heyy, kau
kita sudah di kamarmu” ucap Kyuhyun sambil terkekeh.
“yak, cho Kyuhyun kau gila bagaimana
jika oppaku datang ke kamarku?” omel Aira. “tidak akan, karena dia tahu kau
belum pulang”
“ahhh” desah Aira
“yak, jangan mendesah aku bisa
melakukan lebih” omel Kyuhyun. “yak, jika kau melakukan lebih akan ku pastikan
kau berbaring di kamarmu selama 1 tahun” ancamku.
“Hanya satu tahun, tidak masalah”
Kyuhyun mulai menggoda Aira dengan mencium lebih dalam, dan mulai mencium semua
bagian wajah Aira. Kini beralih ke arah leher Aira, “cho Kyuhyun, kau
benar-benar cari mati” dengan sekuat tenaga Aira pun melepaskan dirinya dari
Kyuhyun.
Kyuhyun terkekeh kecil melihat wajah
Aira yang kesal. “yak, apa yang kau lakukan di atas tubuhku” dengan kesal Aira
mendorong Kyuhyun, anehnya malah membuat Kyuhyun terbaring di sampingnya.
Kyuhyun memandang kea rah pintu kamar
Aira, klek pintu kamar Aira terkunci dengan sendirinya. Hordeng jendela yang
tadi terbuka, pun tertutup dengan sendirinya membuat kamar Aira sedikit gelap.
“kau benar-benar cari mati” itulah arti tatapan Aira pada Kyuhyun tapi tidak
membuat Kyuhyun takut. Ia malah menarik tubuh Aira dan mendekapnya. Kini
giliran lampu kamar Aira yang mati.
“aku lelah, aku ingin tidur bersamamu”
lirih Kyuhyun, Aira hanya terdiam ia bingung menjawab apa. Kyuhyun menganggap
diam Aira berarti ia, ia pun mendekap tubuh lebih dalam hingga kepala Aira
berada di dadanya. Nyaman itulah yang dirasakan Aira, ia juga merasa ngantuk.
Senyum terbit di sudut bibir Kyuhyun saat ia merasakan Aira memeluk dirinya.
--
Aira merasakan handphonenya berbunyi,
ia membuka matanya. Kyuhyun masih ada, sama dengan dirinya tidurnya terusik
mendengar suara handphoneku, dengan keadaan setengah sadar ia menjawab
panggilan masuknya tanpa melihat siapa yang menelpon, Kyuhyun pun
memperhatikanku menelpon.
“yeoboseyo” lirihnya.
“Yak, kau dimana? Kau sedang tidur eoh?”
Aira membuka matanya sempurna saat ia tahu siapa yang menelponnya.
“Aira, kapan kau akan pulang ini sudah
malam. Haissh, jinjja kau bahkan tidak makan malam bersama kami, huh” Siwon
terdengar kesal. Makan malam, Aira mengalihkan pandangannya ke arah jam
dinding, jam menunjukkan pukul 10 malam, ani bukan jam 10 melainkan hampir
setengah 11 malam.
“Yak, kenapa kau diam?” seru Siwon.
“Ne, oppa aku akan segera pulang”
pulang, harus pulang kemana jika sebenarnya Aira sudah di rumah sejak tadi.
Haishh, ini gara-gara ulah namja iblis itu.
Kyuhyun tersenyum kecil, cup ia mencium
kening Aira. “Makanlah dulu lalu tidur kembali” ujarnya. “aku pulang” pamitnya
dan seketika ia menghilang dengan bersamaan dengan lampu kamarku yang menyala.
Haisssh, namja itu.
Aira pun beranjak turun dari ranjang, kamarnya
tidak lagi terkunci. “Mwo, kau sudah pulang” seru Siwon saat melihat Aira yang
keluar dari kamarnya. Aira tersenyum kecil, “Aku sudah pulang dari tadi oppa, hanya
saja aku ketiduran”
Siwon mengeritkan kening bingung,
“jinjja? aku tidak melihatmu pulang, aku sedari tadi di bawah menunggumu
pulang”
“ahh, aku datang ketika oppa ke toilet”
jawabku asal. Siwon berpikir sejenak, ia memang beberapa kali ke toilet. “ah,
yasudah, makanlah dulu baru tidur lagi” Aira mengangguk mengerti, ucapan Siwon
Oppa sama seperti yang Kyuhyun katakan sebelum pergi.
Aira
Pov
Hari ini aku berangkat ke kampus di
antar Siwon Oppa, aku sedang tidak ingin membawa mobil sendiri. Sesampainya di
kampus, aku lihat banyak murid yang mengobrol entah apa yang mereka bicarakan
tapi wajah mereka terlihat senang.
“Aira” Naya datang menghampiriku dan
lansung merangkulku seperti biasanya. Kami pun berjalan ke kelas bersama, “kita
akan ada tambahan teman baru” kata Naya. “ahh, pantas saja ramai sekali”
Naya mengangguk pelan, “katanya murid
baru itu tampan, tapi setampan-tampannya dia yang paling tampan tetap Donghaeku”
aku geleng-geleng kepala melihat tingkahnya. Naya memang selalu membanggakan
Donghae, ya memang benar Donghae memang tampan.
Aku duduk di kursiku sambil menunggu
bel berbunyi aku memilih tidur dengan tanganku sebagai bantal di meja sebagai
tumpuanku. “bangunkan aku ketika sem datang” ucapku pada Naya, “ne” jawab Naya,
Naya memilih bermain dengan handphonenya.
Satu persatu murid pun berdatangan,
Kyuhyun pun datang bersama Donghae. Naya tentu saja menyapa namjachingunya itu,
Kyuhyun mengalihkan pandangannya pada yeoja di sebelah Naya. “dia kenapa?”
tanya Kyuhyun pada Naya.
“Hanya mengantuk” Jawab Naya pendek.
Kyuhyun menghampiri Aira dengan lembut ia pun mengelus-ngelus rambut yeoja itu.
Naya dan Donghae saling berpandangan melihat sikap Kyuhyun. Yah, mereka memang
sering terlihat seperti itu jika sedang membaik tapi jika sedang bertengkar
akan berlawanan.
Aku merasakan seseorang mengusap-usap
kepalaku, Naya pasti tidak mungkin ia sama sekali tidak pernah melakukan padaku
meskipun aku sakit sekali pun. Aku membuka mataku dan mengangkat kepalaku ingin
melihat siapa yang mengusap kepalaku. Dan memang bukan Naya melainkan Kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum kecil, “kau
mengantuk?” tanyanya lembut. Aku mengangguk pelan, “Setelah makan aku tidak
bisa tidur, aku bisa tidur jam 4” jelasku. Kyuhyun mengacak-acak rambutku pelan
entah kenapa aku merasa pipiku memerah karena usapannya.
“omooo, lihat Aira dan Kyuhyun
sepertinya mereka sudah berdamai” Goda Eunhyuk salah satu temanku. Semua orang
memadang ke arah kami, “haissh, monyet satu ini” decak Kyuhyun.
Kringg krringgg
Bel berbunyi semua murid pun duduk di
kursinya masing-masing tak lama Kangin Sem datang, diikuti seorang namja dari
arah belakangnya. Semua murid pun tertuju pada namja tersebut, ternyata benar
apa yang kitakan Naya. Namja yang bersama Kangin Sem memang tampan tapi
menurutku masih tampan Kyuhyun dibandingkan dia.
Mwo, apa yang baru saja aku katakan.
Namja itu tersenyum dan memperlihatkan kedua lesung pipinya, ia memiliki lesung
pipi sama seperti Siwon Oppa. Ahh, bisa dikatakan dia adalah namja cantik.
Namja itu bernama Kim Heechul, setelah
memperkenalkan diri Kangin Sem mempersilahkannya untuk duduk. Ia memilih duduk
kursi belakang. Kyuhyun memperhatikan Aira sejak tadi ia terkadang tersenyum
kecil sambil melihat namja murid baru itu. Matanya masih mengikuti namja itu
sampai namja duduk di kursinya. Haissh, dia cari mati denganku.
Aku mengalihkan pandanganku ke depan,
dan saat itu aku melihat Kyuhyun yang menatapku tajam. Membuatku benar-benar
memandang ke depan dan tidak berani memandang baik ke arah Kyuhyun maupun
Heechul sekalipun.
Kuliah hari ini pun selesai semua murid
pun beranjak keluar. Naya mengajakku ke kantin untuk mengisi perut yang katanya
sudah berdemo minta diisi, ia bahkan meninggalkan Donghae begitu saja. Hahaha,
begitulah Naya jika sudah menyangkut masalah makan, Donghae pun ditinggalkan.
Aku memandang Naya yang kini dengan
lahapnya memakan ramen, dan kalian tahu ini adalah mangkuk 3 Naya. Kalau tidak
aku marahi aku yakin ia akan menambah lagi. Aku menangkap sosok Heechul yang
berjalan mendekat ke arahku bukan aku merasa percaya diri tapi Heechul memang
berjalan mendekat ke arahku dan Naya.
Ia tersenyum dan membungkukkan badan
ketika sampai di hadapanku, aku hanya bisa membalas dengan tersenyum.
“Bukankah, kau murid baru itu?” tanya Naya pada Heechul meskipun sibuk dengan
ramennya tapi ia masih menyempatkan diri untuk bertanya.
“nde” jawabnya. “anjalle?” tawarku
padanya. Dia tersenyum lalu duduk. “kau tidak makan?” tanyaku. “aku tidak
lapar, aku hanya ingin memesan minum saja” aku mengangguk.
Naya selesai dengan makannya ia pun
membersihkan mulutnya dengan menggunakan tisu. “kau mau minum apa?” tanya Naya.
“ani tidak perlu repot-repot aku akan
memesannya sendiri” tolak Heechul lembut. “haissh, gwaechana kebetulan aku juga
ingin memesan minum jadi sekalian saja”
“Air mineral dingin saja” Naya
mengangguk pelan, lalu beranjak untuk memesan minuman. “Aku belum tahu namamu,
siapa namamu?” tanya Heechul.
“ahh, aku Aira, Choi Aira”
Heechul mengangguk pelan, “kau tinggal
dimana?” tanyaku. “aku tinggal di apartement tidak jauh dari kampus , aku baru
pindah ke Seoul kemarin. kebetulan aku pindah sendiri karena aku itu memilih
tinggal di apartement” jelasnya padaku. Aku mengangguk mengerti.
Kyuhyun dan Donghae baru saja tiba di
kantin, pandangannya pertama yang dilihat Kyuhyun adalah sosok yeoja dan namja
yang sedang mengobrol berdua. Kyuhyun berjalan menghampiri keduanya dan lansung
duduk tanpa mengucapkan apapun, membuatnya keduanya menoleh kaget. Donghae
hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Kyuhyun lalu menyusulnya.
“Heechul ah, ini Donghae namjachingu
Naya sahabatku tadi” aku mencoba memperkenalkan Donghae pada Heechul keduanya
pun saling berkenalan. “kalau ini Cho Kyuhyun, dia …”
“Namjachingu Aira” sahut Kyuhyun. “mwo”
Heechul terkejut. “aniya, aniya dia bukan namjachinguku” bantahku dan lansung
mendapat tatapan tajam dari Kyuhyun. “aku memang bukan namjachingunya tapi aku
calon suaminya” Kyuhyun mulai mengada-ada. Aku pun reflex memukul lengan
Kyuhyun. “yak, appo” erang Kyuhyun sambil mengelus lengannya yang kini sedikit
berdenyut-denyut.
“eo, Donghae oppa” Panggil Naya, ia
kembali dengan minuman di tangannya. Ia memberikan air mineral dingin itu pada
Heechul. “gomawo” ucap Heechul sopan, Naya hanya tersenyum kecil lalu
mengangguk.
“kita jadi pergi?” tanya Donghae pada
Naya. “nde, kajja kita berangkat” ajak Naya. “Kau mau kemana?” tanyaku, aku
tidak terima di tinggal sendiri dan bersama dua namja yang terlihat tidak akrab
ini.
“ahh, mian. Aku harus pergi ke rumah
Helbe, eomma berpesan padaku untuk menemuinya setelah pulang kuliah” aku
tersenyum, jika berurusan dengan Helbe Naya aku tidak bisa ikut campur. Naya
dan Donghae pun akhirnya pamit pergi, tinggallah aku sendiri bersama dengan dua
namja ini.
“kajja, kita juga pulang” ajak Kyuhyun
sambil menarik tanganku. Heechul hanya terdiam, “ahh, Heechul ah aku duluan
yaa” pamitku, Heechul tersenyum dan mengangguk. Kyuhyun yang tidak sabar kembali
menarik tanganku lagi. Dasar, namja tidak sabaran aku tidak mungkin pergi
begitu saja sedangkan ada Heechul disana. Tanpa ada yang tahu senyum terbit
dari bibir Heechul melihat keduanya pergi bersama.
Selama perjalanan pulang aku hanya diam
tanpa mengatakan apapun, aku memilih untuk mengalihkan pandanganku
memperhatikan jalan dari jendela. Kyuhyun tersenyum kecil, melihat yeoja di
sampingnya ini memang sengaja menghindarinya. Ia pun melajukan mobilnya lebih
cepat dan membawa mereka ke tempat lain.
Aku yang sedari tadi memperhatikan
jalan pun mengerti jika jalan sekarang bukan jalan yang tadi. Ini jalan yang
tidak pernah aku lihat sebelumnya. Aku bisa melihat bunga sakura menghiasi
setiap jalan. Senyum pun terbit dari bibirku, keindahan bunga sakura bertambah
indah ketika mereka satu persatu jatuh di tepat di atas mobil ketika kami
melewatinya.
Kyuhyun memberhentikan mobilnya
dipinggir jalan, ia mengajakku untuk turun. Kini aku bisa merasakan bunga itu
jatuh di tanganku. “Apakah sekarang kita di Jepang?” tanyaku pada Kyuhyun.
“mungkin” jawab Kyuhyun lalu berjalan
meninggalkanku. Aku pun menyusulnya, aku paling takut ketika tinggal sendirian.
Aku takjub melihat sebuah danau di hadapanku karena banyak bunga Sakura jadi
warna air itu seperti warna bunga sakura. Aku pun menghampiri danau itu, ku
masukkan tanganku ke dalam danau itu. aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan
danau ini tapi apa itu aku tidak tahu.
Kyuhyun memandang sebuah bunga sakura,
bunga sakura itu perlahan datang ke arahnya. Ia pun menghampiri Aira dan
menyematkan bunga tersenyum ke telinga Aira. Kyuhyun tersenyum melihat yeoja
yang dihadapannya kini tersipu malu.
Aku pun berlari meninggalkan Kyuhyun
menutupi rasa maluku. Kyuhyun mengejarku dan memelukku dari belakang. Aku
terdiam, aku tidak memikirkan apapun karena ia bisa mengetahuinya. Ku rasakan
jika Kyuhyun mencium kepalaku.
“Omooo, kalian romantis sekali” baik
Kyuhyun dan aku terkejut karena kini kami berada di halaman belakang rumahku.
Dan suara itu berasal dari suara Eomma. Aku dan Kyuhyun pun reflek melepaskan
tautan kami.
“haisshh, mian menganggu kalian. Tapi,
eomma tidak sengaja melintas dan melihat kalian seperti tadi” Eomma membuatku
sangat malu, lalu eomma pun pamit pergi.
“kenapa kita bisa ada di rumahku?”
tanyaku. Kyuhyun tersenyum evil. “hahhaaha, sedari tadi kita memang di rumahmu,
aku hanya mengubahnya suasana saja” Kyuhyun terlihat puas sekali.
Jadi yang tadi ia lihat hanya
halusinasi yang dibuat Kyuhyun, dan danau yang ia lihat hanyalah air mancur
miliknya pantas saja airnya seperti tidak asing bagiku.
“yak, aku benci kau Cho Kyuhyun” ucapku
lalu pergi meninggalkannya. Kyuhyun berhenti tertawa melihat Aira
meninggalkannya begitu saja. Jika seperti ini ia tidak akan menertawai Aira.
Haisssh, paboo.
“Cho Kyuhyun pabo. Aku benci Cho
Kyuhyun” sesampai di kamar aku lansung meluapkan kekesalanku. Aku baru memuji
dirinya karena bisa seromantis tadi tapi ia malah mengacaukan semuanya dengan
menertawaiku. Aku mengacak-acak rambut gusar dan meratapi kebodohanku. Aku
terdiam melihat bunga sakura jatuh di lantai kamarku, aku mengambilnya dan
memperhatikannya dengan seksama ini memang bunga sakura tapi kalau hanya
halusinasi kenapa bunga ia ini tetap ada bukan ikut menghilang. Aku tersenyum,
aku berniat menyimpannya dan setahuku aku punya semprotan pengawet. Dan benar
aku masih punya, Ku seprot bunga itu dan menaruh bunga sakura itu dalam sebuah
frame foto.
Ada rasa senang saat melihat bunga itu
kini menjadi salah satu pajangan kamarku. Terlalu banyak aku tersenyum hari
ini, lebih baik aku mandi dan mengistirahatkan tubuhku.
--
“Pergi dari hadapanku, Cho Kyuhyun aku
tidak ingin melihat wajahmu” omelku pada padanya. Kyuhyun sedari tadi meminta
maaf karena kejadian kemarin. tapi, aku masih kesal padanya.
“yak, aku kira kalian sudah berbaikkan
tapi ternyata belum” Celetuk Eunhyuk dan lansung mendapat tatapan mematikan
dari Kyuhyun . Aku hampir ingin tertawa melihat Eunhyuk yang ketakutan tapi ia sudah
sering melihatnya mendapatkan tatapan itu.
“Aira” rengek Kyuhyun seperti anak kecil.
Aku pura-pura tidak mendengar dan memilih tidak memperdulikannya. “ahh, Heechul
ahh. Hari ini aku duduk bersama ya? Tanyaku pada Heechul yang kebetulan baru
saja datang. Aku memasang tampang memohon sedangkan Kyuhyun sudah menatapnya
tajam.
Heechul akhirnya mengangguk, “yes”
girangku. Aku pun lansung pindah dari kursiku. “Naya, kau bisa duduk bersama
Donghae hari ini” ucapku pada Naya sebelum aku pindah. Aku melirik Kyuhyun
sekilas lalu pergi.
“Kalian sedang bertengkar?” Tanya
Heechul padaku. Aku yang sedang membaca buku pun terhenti karena pertanyaan
Heechul. Aku menoleh ke arah Kyuhyun. “Aniya, aku tidak bertengkar dengannya”
bohongku, lalu melanjutkan membaca buku. “Jinjja? kalian terlihat sedang
bertengkar” tambah Heechul, aku hanya terdiam pura-pura focus dengan buku yang
ku baca.
Ketika kuliah selesai, aku memohon pada
Heechul untuk mengizinkan aku pulang bersamanya dan untungnya Heechul
menyetujui itu. Naya mengerti dengan keadaan sahabatnya itu karena itu ia
mengizinkan Aira pulang terlebih dahulu.
Kyuhyun
menatap geram melihat Aira dan Heechul yang pergi bersama dan yang
membuatnya lebih geram dengan sengaja Aira mengandeng lengan Heechul, ia bahkan
tidak pernah melakukan itu pada dirinya.
Aku masuk ke dalam mobil Heechul,
selama perjalanan Heechul bercerita yang menurutku sangat menghiburku. Ia
mengajakku untuk mampir ke apartementnya aku sempat menolak tapi ia terus
meminta akhirnya aku mengiyakan.
Apartement Heechul lumanyan besar,
kesan pertama ketika masuk ke dalam apartementnya adalah klasik. Heechul datang
sambil membawa air mineral dingin yang baru saja ia ambil dari kulkasnya.
Setelah itu ia pamit untuk membersihkan diri. Aku diperbolehkan melihat
apartementnya asalkan tidak masuk ke dalam kamarnya. Aku tertarik dengan bioala
yang terpajang di sudut ruangan, biola dimasukkan ke dalam kaca berbentuk
kotak. Terlihat sekali jika Heechul sangat menjaga bioal tersebut.
Buku-buku tersusun rapi di lemari
sesuai dengan tinggi bukunya dan tahun penerbitan. Aku mengambil salah satu
buku, DS (Dios Sanador). Buku terlihat sudah tua karena sedikit kusam. Baru
saja aku ingin membaca, Heechul sudah datang dengan wajah lebih segar. Ia
tersenyum aku membalas senyumnya. Ia memandang buku yang sedang aku pegang. Aku
bingung melihat pandangnya tertuju pada buku yang aku pegang. Aku merasa jika
aku salah, “mian” aku pun mengembalikan buku tersebut ke tempat semula.
Heechul mengantarku ke rumah, berbeda
dengan perjalan menuju apartementnya tadi Heechul malah terdiam, membuatku
sedikit risih.
“gomawo” ucapku ketika sampai di depan
rumahku. Ia tersenyum dan mengangguk setelah itu pergi. Tidak ada prang ketika
aku sampai di dalam rumah. Kemana semua orang, biasanya ada eomma yang sedang
menonton tv.
“nona, sudah pulang” sapa salah satu
pelayanku, aku tersenyum dan mengangguk. “kemana, eomma?” tanyaku padanya.
“Nonya baru saja keluar, beliau mengatakan akan berkunjung ke rumah kawannya”
aku mengangguk mengerti. Ia pun pamit permisi, aku berjalan menuju kamarku.
Aku membuka pintu kamarku, dan tidak
lupa menguncinya kembali. Betapa terkejutnya aku ketika aku membalikkan badan
ternyata Kyuhyun sudah berada di belakangku. Untungnya saja aku bisa
menetralkan sikapku dan berjalan seolah tidak melihatnya.
“Ohoo, darimana saja kau? Kenapa kau
baru pulang sekarang?” tanya Kyuhyun. Aku tidak memperdulikan pertanyaannya,
“bisakah kau menjawab pertanyaanku?” ucapnya lagi. Aku masih diam membisu, “Aku
sedang bicara padamu Aira, bisakah kau menjawab pertanyaanku” Suara Kyuhyun
meninggi membuatku sedikit terkejut.
Aku memadang ke arah Kyuhyun wajahnya
terlihat jika ia sedang marah dan tentu saja tidak bersahabat. “bukan urusanmu
Cho Kyuhyun. Terserah aku, aku mau kemana” ketusku, baru saja aku ingin
melewati dirinya ia sudah menarik tanganku kasar. Ia membuatku kembali berhadapan
dengannya, aku bisa melihat manik matanya masih menunjukkan kemarahan. Lalu
diciumnya bibirku dengan kasar membuatku merasa sakit. Aku mencoba meronta tapi
ia malah memegang tenggukku.
Plakk, sebuah tamparan melayang dan
mendarat tepat di pipi Kyuhyun. Kyuhyun pun tersadar, “Aku benci kau Cho
Kyuhyun pergi, aku benci dirimu, aku benci. Pergi dari sini” teriakku histeris.
Tanpa mengatakan apapun Kyuhyun
menghilang, aku pun menangis setelah kepergiannya. Sakit, aku merasa sakit di
hatiku kenapa seperti ini. Aku juga meratapi kebodohanku karena menaparnya
tadi.
--
Seminggu sudah tidak ada pertengkaran
yang terdengar di kelas Hanes. Semua orang merasa ada yang aneh, apalagi kedua
tokoh yang sering bertengkar saling menjaga jarak satu sama lain bahkan tidak
ada kontak di antara mereka. Seminggu ini aku memilih untuk duduk bersama
Heechul dan menghabiskan waktuku bersama dirinya. Heechul selalu mencoba
menghiburku, aku pun berusaha tersenyum meskipun tersenyum terpaksa. Tak
berbeda dengan Kyuhyun, ia juga sering menghabiskan waktunya bersama yeoja dan
yeoja itu selalu berbeda setiap harinya.
Seminggu ini pula hatiku terasa kosong,
biasanya aku selalu bertengkar dengan Kyuhyun, ia selalu datang tiba-tiba di
kamarku dan itu membuatku marah dan berakhir dengan pertengkaran. Saking
merindukannya tak terasa air mataku mengalir. Heechul bingung melihat Aira
menangis , “kenapa kau menangis?” tanyanya panic. Aku menoleh ke arahnya
mencoba tersenyum seolah mengatakan aku baik-baik saja tapi air mataku tetap
saja mengalir. Aku tidak mencoba menolak ketika Heechul menarikku dalam
pelukkannya. Dan saat itulah aku menangis sejadi-jadinya mengeluarkan air mata
yang sudah aku tahan beberapa hari ini.
Kyuhyun menatap geram dengan apa yang
dilihatnya sekarang yeoja yang sangat ia cintai kini menangis dalam pelukkan
namja lain. Ia ingin sekali menarik yeoja itu dan membawa pergi tapi keadaan
kini adalah hubungannya tidak sedang baik. Dengan sedikit kesal ia pun
meninggalkan kantin.
Aku melepaskan pelukkan Heechul, “sudah
lebih baik?” tanyanya, aku pun mengangguk dan mencoba tersenyum. Heechul pun
mengantarku ke rumah seperti biasanya. Sesampainya di kamarku aku kembali
menangis tanpa Aira sadari, Kyuhyun berada di kamarnya. Kyuhyun ingin sekali
membelai rambutnya dan menenangkannya tapi ia selalu mengurungkan keinginannya.
Melihat Aira yang ingin beranjak bangun ia pun lansung menghilang.
Aku perlu mandi untuk menjernihkan
tubuhku sejenak, aku lelah seperti ini aku harus seperti dulu tidak ada air
mata.
Kyuhyun
Pov
“Tuan muda, ada tamu yang mencari
anda?” ucap pelayanku padaku. “nugu?” Kyuhyun sedikit berpikir apakah Aira.
“ehm, Sa Eun dan Sungmin” tambahnya. Aku seperti mengenal nama itu, ah aku baru
ingat bukankah ia mengenalnya di rumah sakit dulu. Aku pun akhirnya mengangguk,
pelayanku pamit.
“ahh, Nona dan hyung” sapaku saat aku
menemui mereka di ruang tamu. “nde, Kyuhyun ahh” ucap Sungmin Hyung. Aku pun
duduk berhadapan dengan keduanya. “ aku ingin memberikan ini” Sungmin hyung
menyodorkan sebuah undangan padaku. Aku mengambilnya, “aku akan menikah dengan Sa
Eun lusa, aku harap kau datang bersama Aira” aku tersenyum sekenanya mendengar
ucapan Sungmin Hyung yang berharap aku datang bersama dengan Aira.
“Aku tahu rumahmu dari Myung Soo
sayangnya Myung Soo tidak tahu rumah Aira. Karena, menurut penuturan Myung Soo
kau dan Aira adalah pasangan kekasih jadi aku mengundang Aira melalui kau saja”
“Kami khusus datang hanya untuk
mengundang kalian berdua, karena undangan yang lain kami kirimkan melalui jasa
pengantar surat, mengingat kalian sudah berjasa padaku” kini Sa Eun Nonna yang
berkata.
Aku mengangguk dan tersenyum, “aku
pasti akan datang” ucapku kemudian.
“Tentu bersama Aira, kan?” tanya Sa Eun
Nonna. Aku tersenyum dan mengangguk. Sa Eun Noona sangat berharap Aira datang.
Setelah itu mereka pamit pulang karena mereka masih harus mempersiapkan
pernikahan mereka lusa. Dan kini giliran aku yang memikirkan bagaimana caranya
mengajak Aira pergi di saat kami sedang bertengkar. Ia bahkan tidak mau
memandangku sama sekali setelah kejadian itu. Andai aku memiliki kekuatan untuk
memutar kembali waktu aku tidak melakukan kesalahan itu dan membuat kami
benar-benar terpisah seperti ini.
--
Esoknya aku menghampiri Aira yang
sedang mengobrol dengan Heechul. Ku letakkan undangan itu di atas mejanya lalu
pergi. Aira mengambil undangan tersebut dan mulai membacanya. “undangan
pernikahan Sa Eun Eonnie dan Sungmin Oppa” Aira tersenyum membacanya. Ternyata
mereka benar-benar akan menikah, ia senang bisa membuat mereka kembali bersatu
yang sebelumnya maut hampir memisahkan keduanya.
Senyum memudar karena melihat undangan
ini ditujukkan kepada Kyuhyun dan dirinya. Berarti ia harus datang bersama
Kyuhyun. Apalagi ditambah Sa Eun Eonnie dan Sungmin Oppa tahu jika Kyuhyun dan
dirinya adalah sepasang kekasih meskipun itu sebenarnya tidak benar.
Aira pun mencari Naya untuk membantunya
memecahkan masalah ini. Akhirnya ia menemukannnya sedang makan ramen, Aira pun
menceritakan semuanya pada Naya. “datanglah bersama Kyuhyun” itulah jawaban
Naya tapi bagaimana caranya.
“aku tidak mau” tolakku mentah-mentah.
“terserah kau saja, ingat kau datang di
pesta orang yang sedang berbahagia. Kau tidak mau kan membuat mereka bersedih” ucap
Naya bijak.
Aira terdiam yang dikatakan Naya ada
benarnya ia tidak mungkin membuat Sa Eun Eonnie dan Sungmin Oppa tahu apa yang
terjadi antara dia dan Kyuhyun. Tapi, bagaimana caranya datang bersama Kyuhyun.
--
Lusa pun tiba, Aira memandang dirinya yang
kini sudah rapi dengan gaun hitam pendeknya, rambutnya dibiarkan tergerai dan
ia merias wajahnya dengan make up tipis.
Aku melihat Aira yang keluar dari
mobilnya, aku tahu dia pasti datang tapi tidak bersamaku. Lihat betapa
cantiknya dia bahkan aku lihat beberapa namja memandang karena terpana,
membuatku kesal.
Aku mengikutinya dari belakang, ia
berhenti saat ia melihat pengantin di atas panggung. Aku mengambil nafas
dalam-dalam, lalu berjalan mendekati diirinya. Ku genggam tangannya, aku
merasakan jika dia terkejut. Aku mengajaknya naik ke atas pelaminan untuk
memberikan selamat kepada kedua mempelai.
“eo, Kyuhyun ahh dan Aira” Sa Eun
lansung berseru riang ketika aku dan Aira naik ke atas panggung. “kau menepati
janjimu membawa Aira datang, terimaksih” ucap Sa Eun Noona padaku. Aku hanya
tersenyum lalu mengangguk, “selamat atas pernikahan kalian berdua” ucapku.
“Gamsahamnida, Kyuhyun ah” ucap Sungmin
hyung.
“Eonnie, kau cantik sekali. Selamat
atas pernikahanmu ya” Aira berkata. “haissh, kau juga cantik Aira buktinya
Kyuhyun kini bersamamu” aku lihat ia tersenyum terpaksa.
“Oppa, jaga Sa Eun jangan biarkan dia
sakit lagi. Selamat atas pernikahanmu oppa” Aira beralih kepada Sungmin hyung.
“tentu saja, aku akan menjaganya seumur hidupku. Gamsahamnida” jawab Sungmin
hyung.
Kami juga bertemu dengan Eomma Sa Eun
Noona dan Myung Soo yang ikut diundang. Kami seperti renuian, “Hyung, kau
pintar mencari pacar. Lihat malam ini Aira Noona sangat cantik sekali” puji
Myung Soo. Aku kembali melihat Aira yang tersenyum terpaksa, apakah ia
benar-benar tidak nyaman menyandang status sebagai yeojachinguku?
Aira menunggu jemputan untuk
mengantarnya pulang. Tapi, sudah setengah jam ia menunggu jemputan itu tidak
kunjung datang. Hingga akhirnya sebuah mobil berhenti dihadapannya, ia lansung
membuang muka karena ia tahu siapa pemilik mobil tersebut. Aku pun keluar dari
mobil, “masuklah, aku antar kau pulang” ucapku selembut mungkin.
“tidak perlu,sebentar lagi aku
dijemput” tolaknya sedikit ketus. “Jemputanmu tidak akan datang karena aku
menelpon rumahmu dan memberitahu jika kau pulang bersamamu” Aira pun lansung
memandangku tajam. “aku bisa pulang naik taksi” ucapnya kemudian berjalan
pergi.
Aku menghela nafas, ia masih marah
padaku. Aku terdiam memandang Aira, Aira yang tadi berjalan mulai berhenti.
“yak, cho Kyuhyun apa yang kau lakukan” ia meronta-ronta saat perlahan dirinya
mendekat ke arahku. Saat ia berada dihadapanku aku pun memeluknya dan
membawanya pergi ke tempat lain.
Aku membawanya ke sebuah Villa milik
keluargaku di daerah Jeju. Keduanya pun membuka mata, Aira sontak melepaskan
pelukan Kyuhyun dengan paksa. Ia membalikkan tubuh dan ingin pergi dari tempat
yang kini berada.
Shreetttt, kedua tangan melingkar manis
dipinggang Aira menahan Aira untuk tidak pergi. Aira sendiri menahan diri agar air
matanya tidak mengalir namun sekeras apapun ia menahan air matanya tetap
mengalir.
“Mianhe, mianhe. Maafkan aku, aku mohon
jangan pergi” pintaku. Aira bisa mendengar suara namja yang dibelakangnya
terdengar terisak, Apakah dia menangis?
“Jangan tinggalkan aku, aku mohon tetap
bersamaku. Aku mencintaimu” Kata yang ingin Aira dengar pun kini terucap, Aira
masih tetap diam. Aku sudah mengatakan
semuanya tapi ia masih diam tak menjawab dan membuatku frustasi. Tubuhku
seketika lemas dan membuatku terjatuh ke lantai. “Kajima, nan saranghae”
isakku.
Aira kaget melihat Kyuhyun yang
tiba-tiba merosot turun dan kini seperti berlutut di bawahnya bahkan untuk
pertama kalinya ia melihat Kyuhyun menangis. Aira merasa jika hatinya sakit melihat
Kyuhyun seperti ini. Ia pun menjajar diri dengan Kyuhyun, ia bisa melihat
dengan jelas wajah Kyuhyun yang kini menangis . Seperti inikah seorang Cho
Kyuhyun terlihat kuat, tegar, jahil dan jahil ketika menangis.
Aira menyeka air mata Kyuhyun dengan
kedua ibu jarinya membuat memandang Kyuhyun memandang ke arahnya. “uljima” ucap
Aira lirih. Kyuhyun bukan berhenti menangis melainkan menangis lebih dalam.
Aira menarik Kyuhyun dalam pelukkannya membiarkan namja itu menangis dibahunya,
tak peduli jika air mata Kyuhyun bisa membuat gaun bagian pundaknya basah.
Keduanya kini sudah merasa tenang,
mereka pun berlepaskan pelukan mereka. “kau mau memaafkan aku kan?” tanyaku
pada Aira, Aira mengangguk cepat membuatku senang dan kembali memeluknya.
“Saranghae, Choi Aira. Nan Jeongmal Saranghaeyo”
“Nado, saranghae Cho Kyuhyun. Nado
jeongmal saranghaeyo” aku memeluknya lebih dalam ketika ia membalas pernyataan
cintaku. Senang, yah aku benar senang sekarang.
Aira ingin melihat Kyuhyun, ia pun
merenggangkan pelukkannya. Dipandang wajah namja dihadapannya tangannya perlahan
bergerak mendekat ke pipiku. Ia mengusapnya lembut, “mian, kemarin sudah
menaparmu” sesalnya. Aku tersenyum kecil, ku dekatkan wajahku pada Aira, hingga
dahi kami saling bersatu. “Gwaechana, aku juga salah aku pantas mendapatkan
itu” Aira tersenyum kecil. “yahh, meskipun memang sakit” tambahku, Aira kembali
tersenyum.
Apa yang dilakukan ketika wajah seorang
namja dan yeoja berdekatan seperti aku dan Aira kini. Yahh aku mulai menutup
mataku dan mendekatkan wajahku lebih. Aku melihat Aira sudah menutup matanya
pula. Cup, bibir kami kembali bertemu.
“aku sudah menyiapkan baju tidur
untukmu di kamar mandi , kau ganti baju dulu” tutur Kyuhyun. “mwo, kita tidak
pulang?” tanya Aira. “aku sudah meminta izin dan membawamu pulang besok” Aira
mengangguk, ia beranjak berdiri begitupula dengan Kyuhyun.
Kedua pun terlelap sambil memeluk satu
sama lain.
Aira
Pov
Kyuhyun menjemputku untuk berangkat
kuliah bersamanya. Selama perjalanan ia selalu tersenyum kepadaku membuatku
malu dan kini ia menggandeng tanganku selama jalan masuk ke kelas. Membuat
murid memperhatikan kami, “kau membuatku malu, lepaskan genggamanmu tanganmu”
“biarkan saja, kau tahu aku akan marah
jika kau melepaskan genggaman tanganku”
“kau berani marah padaku?”
“tentu saja”
Aku menghentikan langkahku dengan kasar
aku melepaskan genggaman Kyuhyun. Kyuhyun menghela nafas, “ne-ne, aku tidak akan
memarahmimu, kajja kembali berjalan” Kyuhyun mengulurkan tangannya. Aku
tersenyum, ia menerima uluran tangannya. Kyuhyun tersenyum, ia lalu
mengacak-acak rambutku dan menciumnya.
Kami masuk ke dalam kelas, “Naya”
panggilku riang. Naya tersenyum senang. “Ohooo, apa yang terjadi dengan raja
dan ratu kita ini?” Eunhyuk kembali berkoar.
Semua murid pun tertuju padaku dan
Kyuhyun. Kyuhyun mengangkat genggaman tangan kami, “ahhh, aku lupa memberitahu
kalian jika aku dan Aira resmi menjadi pasangan kekasih kemarin”
“wahh, jinjja?” tanya Naya tidak
percaya. Aku tersenyum lalu mengangguk. “Chukhae” ucap Donghae. Semuanya pun
memberi selamat kepadaku dan Kyuhyun. Aku melihat Heechul yang sibuk membaca
buku, ia memang gunakan earphone mungkin itu alasan ia tidak mengucapkan
selamat padaku.
“Cagaman” aku melepaskan genggaman
tangan Kyuhyun lalu berjalan menghampiri Heechul, Kyuhyun memperhatikan
yeojachingunya yang kini berjalan menghampiri Heechul.
Aku duduk di samping Heechul, ia masih
focus ke dengan bukunya. Akhirnya, aku memberikan diri untuk memegang tangan
Heechul, Heechul pun tersentak sadar ia pun melepas earphonenya. “Airaa”
panggil Heechul.
Aku tersenyum, “aku ingin memberitahumu
sesuatu hal”
“Jinjja? Apa itu?” tanya Heechul
penasaran. “aku sudah berbaikkan dengan Kyuhyun” raut wajah Heechul yang ceria
kini sedikit meredup. “Dan kini Kyuhyun resmi menjadi namjachinguku” Mata
Heechul lansung membulat. “eooo, jinjja?” tanya Heechul kikuk, aku menjawab
dengan anggukkan.
“ahh, chukhae” ucap Heechul dengan sedikit
enggan. “gomawo” balasku. “ahh, aku ingin kembali membaca” aku tersenyum lalu
mempersilahkan Heechul kembali membaca. Aku berjalan kembali menghampiri
Kyuhyun.
“aku yakin dia patah hati” ucap Eunhyuk
“yahh, terlihat dari caranya mengucapkan
selamat” tambah Henry.
Aku memandang nanar Heechul, apa benar
Heechul patah hati. Jika, dia patah hati berarti ia menyimpan perasaan padaku.
Kyuhyun memperhatikan Aira yang sedang melamun sambil memandang Heechul, ia
yakin jika Aira kini merasa berasalah.
Rasa bersalahku semakin besar karena
Heechul sudah tidak masuk selama seminggu ini. Aku tidak tahu kemana perginya
bahkan semua sem pun tidak tahu ia kemana. Anehnya ketika aku mengajak Kyuhyun
mencari Heechul ke apartementnya. Apartement itu terisi oleh orang lain, tata
letak dan barangnya juga sudah berubah. Orang yang menempati apartement Heechul
mengatakan ia tidak pernah menjual apartement atau menyewakannnya pada orang
lain. Ia juga selalu tinggal apartementnya hanya saja ia selalu pulang malam.
“aku yakin Heechul tinggal disana, aku
tidak salah” ucapku pada Kyuhyun. Kyuhyun mengusap kepalaku dengan tangannya
dan mencoba menenangkanku.
“heii, kalian mencariku?” seru Heechul,
Kyuhyun yang kaget seketika mengerem mobil untung saja tepat di pinggir jalan.
“Heechul ahh” panggilku senang, Heechul tersenyum kecil.
“yak, sejak kapan kau di mobilku?” omel
Kyuhyun. “ahh, sedari tadi ketika kalian mencariku ke apartementku” jawabnya
santai. “ahh, lebih baik kau menjalankan mobilmu jangan berhenti di pinggir jalan
seperti ini. Ahh, bagaimana jika kau mengajakku ke restoran, aku lapar”
tambahnya.
“kau cari mati denganku” Kyuhyun dengan
kesalnya mulai menjalan kembali mobilnya dan ia menghentikannya di sebuah taman
yang luas.
“Yak kenapa kau membawa ke taman? aku
bukan hewan bung, aku tidak bisa memakan tanaman” ucap Heechul lalu keluar dari
mobil.
“Heechul ah kau kemana saja? Aku mencarimu?” tanyaku
khawatir. “ahh, jangan khawatirkan aku Noona. Aku akan selalu bersamamu” jawaban
Heechul membuatnya mendapat tatapan maut dari Kyuhyun.
“jangan memperlihatkan tatapan itu
padaku, tuan muda Cho” pinta Heechul. “heii kenapa kau memanggil aku Noonna dan
kini kau memanggil Kyuhyun dengan panggilan tuan muda?” tanyaku merasa heran.
Heechul tersenyum kecil, ketika ia memutar
badannya ia sudah berubah pakaian yang tadi hanya menggunakan kemeja dan kini berubah
menggunakan pakaian jas lengkap. Ia membungkukkan badan, “perkenalkan aku
adalah Kim Heechul pengawal Noona Choi Aira dan Tuan Muda Cho Kyuhyun. Aku
diutus dari atas untuk menemani kalian di bumi”
“mwo” ucap aku dan Kyuhyun secara
bersamaan.
“ahhh, kalian tidak percaya” Heechul
sedikit kesal melihat sikap Noona dan tuan muda. Heechul pun menyentikkan
jarinya dan seketika mengubah tempat kami berada.
“kalian adalah generasi Dios Sanador
yang terakhir, keturunan Dios Sanador memiliki kelebihan yaitu memiliki ilmu
untuk menyembuhkan seseorang. Dan memiliki ilmu tambahan lainnya. Dios Sanador
kalian sebelumnya sudah tidak ada karena mereka sudah meninggal 400 tahun lalu.
Kalian lahir tepat di saat bulan sedang bersinar terang, di saat itulah tanda
dimana generasi Dios Sanador akan dilahirkan kembali”
“Dios Sanador memang selalu namja dan
yeoja. Karena dewa menginginkan generasi berikutnya akan lahir. Dan setiap
keturuan Dios Sanador sudah ditakdirkan bersama sebelum dilahirkan. Ahh, kalian
bisa berbangga kali ini karena setiap keturunan Dios Sanador memang selalu
cantik, tampan, kaya dan pintar” Heechul menjelaskan panjang lebar.
“Kau benar-benar mengawal kami?” tanya
Kyuhyun memastikan, Heechul mengangguk cepat. “yak, jika kau mengawal kami
berani-beraninya kau mendekati Aira. Kau cari mati padaku, hah” Heechul lansung
terbang melihat Kyuhyun yang terlihat seperti ingin membunuhnya. Aku hanya terkekeh
melihat kedua namja ini.
Heechul menggaruk rambutnya yang tidak
gatal, “ahh, itu karena tuan muda yang terlalu lama mengatakan cinta pada
Noona. Karena itu, aku sedikit memberikan ujian pada cinta kalian” Kyuhyun
terdiam mendengar penuturan Heechul.
“ahh, setidaknya aku bisa merasakan
pelukan dari Noona” Kyuhyun menatap tajam Heechul, “kau benar-benar cari mati”
Heechul terbang lebih tinggi lagi.
“turun kau” perintah Kyuhyun. “ani, aku
yakin kau akan membunuhku ketika aku turun nanti” ucap Heechul. “tentu saja,
berani-beraninya kau memeluk Aira”
Aku menggenggam tangan Kyuhyun, “sudah-sudah,
berhenti” amarah Kyuhyun mulai mereda. Heechul terkekeh kecil, sebuah buku
melayang dihadapanku. “Noona kau ingat buku itu?” tanya Heechul, aku
mengangguk. Aku mengambil buku tersebut, “waktu itu aku benar-benar takut jika
kau membacanya karena disaat itu kau dan tuan muda belum resmi mengatakan
saling mencintai. Jika kau membaca buku itu, kau akan menghapus keturunan Dios
Sanador selanjutnya. Jika itu terjadi semua penyakit akan sulit di sembuhkan
bahkan menggunakan teknologi sekalipun”
“ahh, mianhaee. Aku benar-benar tidak
tahu” sesalku. “gwaechana, Noona” Heechul perlahan-lahan mulai turun. “selama
seminggu ini aku selalu bersama kalian, entah kadang berada di sisi Noona atau
disisi tuan muda. Setelah kalian resmi mengatakan saling mencintai, aku tidak
bisa kembali menjadi manusia. Aku hanya bisa dilihat oleh kalian berdua saja”
jelas Heechul.
Aku dan Kyuhyun mengangguk mengerti.
“jadi, cepatlah menikah agar aku bolak balik pergi dari satu rumah ke rumah
lain” rengek Heechul. Kyuhyun tersenyum kecil, “tanpa kau suruh aku menikahi
Aira secepatnya” aku memandang Kyuhyun dengan tatapan terkejut. Kyuhyun
mencubit hidunngku pelan.
-o0o-
Auhtor
Pov
1 Tahun kemudian
“eonnie selamat anakmu laki-laki”
suster memberikan bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan. “Gomawo, Aira kau
kembali berjasa dalam hidupku” ucap Sa Eun sambil tersenyum. “ini sudah menjadi
kejawibanku eonnie, sebagai dokter” tutur Aira.
6 bulan lalu, Aira dan Kyuhyun dan
murid lainnya lulus dan mendapat gelar menjadi sarjana kedokteran. 2 bulan
setelah lulus Aira, Kyuhyun , Naya dan Donghae membangun sebuah rumah sakit
dengan nama Dios Sanador , nama itu dipilih karena permintaan Aira dan semuanya
menyetujui nama tersebut. Pembangunan rumah sakit hanya membutuhkan waktu
kurang dari 2 bulan karena ada bantuan lebih, kalian pasti tahu siapa yang
dimaksud. Yah, benar Heechul membantu membangun rumah sakit tersebut. Karena,
jasa Heechul itu ada beberapa ruangan rumah sakit yang dinamakan atas namanya.
Heechul senang mendengar namanya akan dijadikan nama ruangan.
Sa Eun dan Aira kembali bertemu ketika Sa
Eun ingin melahirkan. Sungmin membawa ke rumah sakit miliknya. Sungmin
mendapatkan rekomendasi dari teman-teman tentang rumah sakit tersebut tidak
disangka rumah sakit tersebut milik Aira, yeoja yang dulu menolong istrinya
dari maut. Pantas, aja sebulan rumah sakit dibuka sudah banyak pasien yang
datang untuk berobat.
Aira membantu Sa Eun untuk di pindahkan
ke ruang rawat, saat keluar dari ruangan Sungmin sudah menunggunya dengan
khawatir. “Jagiya” panggilnya, bersamaan dengan seorang suster yang membawa
bayi laki-laki itu. “itu anak kita oppa” Sungmin lansung menggendong bayi itu betapa
bahagianya kini.
Sungmin dan Sa Eun sudah menjalin
hubungan selama 5 tahun karena itu ia memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke
lebih serius tapi ternyata takdir berkata lain. Sa Eun jatuh sakit selama 2
tahun dan bahkan dokter sudah menvonis jika Sa Eun hanya akan bertahan beberapa
hari lagi. Sungmin sangat sedih apalagi mereka sedang merencanakan pernikahan
mereka. Tapi, semua harapannya kembali ketika melihat Sa Eun yang sudah sehat
seperti semula bahkan kini mereka dikaruniai anak laki-laki.
Aira keluar dari kamar rawat Sa Eun
eonnie, ia tidak ingin menggangu kebahagian yang kini sedang menyelimuti
mereka. “ommo, jinjja kau membuatku kaget” ketika Aira berbalik Kyuhyun sudah
berada di belakangnya. Kyuhyun tersenyum kecil, namun seketika Aira merasa mual
melihat Kyuhyun.
Aira meninggalkan Kyuhyun begitu saja
dan berlari menuju toilet. “yak, kau benar-benar” Aira dan Kyuhyun resmi
menikah seminggu sebelum resmikan rumah sakit, sekarang Aira sedang mengandung
buah hati mereka, yang baru berusia 3 minggu. Sedangkan, Siwon sudah menikah
dengan Yoona Eonnie 1 tahun yang lalu, keduanya sedang menunggu kelahiran buah
hati mereka.
“gwaechana?” tanya Naya, Naya yang
tidak sengaja melihat Aira yang berlari ke toilet lansung menyusulnya.
“gwaechana” jawab Aira cepat. Naya membantu Aira untuk kembali ke ruangan,
ketika di pintu toilet mereka bertemu Kyuhyun yang memang sengaja menunggu
Aira. Melihat Kyuhyun, Aira merasa mual kembali.
Plakk, Naya memukul tangan Kyuhyun.
“Appo” erangnya. “sudah ku katakan untuk menjaga jarak dengan Aira, kenapa kau
selalu di dekat Aira” omel Naya.
“yak, aku suaminya tentu saja aku
selalu berada di dekatnya” Kyuhyun mencoba membela diri. “tapi, keadaannya beda
tuan Cho. Aira merasa mual jika berada di dekatmu lebih baik kau menjaga jarak
dari Aira” omel Naya lalu masuk ke dalam toilet untuk menghampiri Aira.
“yak, mana ada seperti itu” Kyuhyun
tetap saja tidak bisa terima. Heechul yang memperhatikan tingkah tuan mudanya
kini hanya menggeleng-geleng kepala. Para karyawan rumah sakit pun sudah tidak
asing lagi jika melihat sikap Kyuhyun.
“Cho Kyuhyun, kau disini. Ada pasien
baru, kajja” Kyuhyun tadi merenggek, kini terlihat lebih cool jika sudah
menyangkut masalah nyawa seseorang, ia pun pergi bersama Donghae. Berbeda
dengan Kyuhyun, Donghae dan Naya baru menikah 2 minggu yang lalu.
Sudah seminggu ini, Aira mual jika ia
melihat Kyuhyun seminggu ini pula ia diantar dan dijemput oleh Heechul. Orang
akan melihat jika Aira mengenderai mobil sendiri tapi sebenarnya Heechullah
yang mengemudi mobilnya.
Aira memang selalu pulang lebih dulu dari
Kyuhyun karena untuk menyiapkan makan malam dan tentu saja dibantu oleh
Heechul. Aira tidak boleh terlalu lelah.
“kenapa dia lama sekali?” Aira menunggu
kedatangan Kyuhyun tapi ia tidak kunjung datang. “Noona, jika kau lapar
makanlah duluan saja, untuk kebaikan kalian berdua” ujar Heechul. Aira menghela
nafas, “aku ingin makan bersama Kyuhyun”
Heechul mengerutkan kening mendengar
Noonanya mengatakan ingin makan bersama tua muda. Biasanya, Noona akan menyuruh
Kyuhyun pergi jauh dari hadapannya. Apa karena seminggu ini, Noona jarang
bertemu lama dengan Kyuhyun.
Suara mobil pun terdengar, “ahh, itu
pasti Kyuhyun” Aira berjalan menuju pintu dan lansung berhambur memeluk Kyuhyun
ketika namja itu baru saja masuk.
“Heii, apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun
melihat sikap Aira yang tiba-tiba saja memeluknya. Aira tidak menjawab
pertanyaan, Kyuhyun beralih ke arah Heechul, Heechul malah membentuk pola hati
dengan kedua tangannya. “Aku mandi sebentar, baru kita akan makan bersama”
tutur Kyuhyun, Aira dengan cepat menggelengkan kepalanya. “ani, kita lansung
makan aku sudah lapar” Ditarik Kyuhyun dan menyuruhnya untuk duduk.
Apa yang dimaksud makan bersama, Aira
sama sekali tidak menyediakan makanan untuknya ia malah makan sendiri dengan
lahapnya. Kyuhyun dan Heechul pun hanya menggeleng-gelengkan kepala. Begini
jika seorang yeoja sedang hamil, Heechul tidak bisa menikah karena dunianya
melarang tentang itu.
“Oppa, aku ingin martabak coklat”
Kyuhyun pun terkejut. “jinjja? kau baru saja makan banyak” Aira menunjukkan
mimic wajah memohon. “ara, aku akan membelikannya untukmu”
15 menit Kyuhyun kembali dengan 1
bungkus martabak di tangannya. Kyuhyun menghidangkan martabaknya di atas
piring. “aku sudah kenyang” Kyuhyun membulatkan mata sempurna. Aira hanya
mengigit ujung martabak itu saja dan mengatakan sudah kenyang.
“Kyuhyun ahh, abiskan martabak sampai
abis dan tidak boleh tersisa sedikitpun” suruh Aira. “aku” tanya Kyuhyun dan
dijawab anggukkan oleh Aira. Kyuhyun pun mulai memakan martabak itu satu
persatu untung saja ia belum banyak tadi, jadi ia bisa menghabiskan martabrak
itu hingga abis.
“ahh, sepertinya makan es cream enak”
Kyuhyun menghela nafas, ia harus bersiap-siap untuk pergi lagi. “kau mau kemana
oppa?” Aira bingung saat melihat Kyuhyun yang beranjak pergi. “bukankah kau mau
es cream, kau akan menyuruhku membelikannya bukan?” Aira tertawa senang,
Kyuhyun mengerutkan kening kenapa istrinya malah tertawa.
“aku tidak akan menyuruhmu beli es cream”
Kyuhyun kembali duduk. “tapi, aku akan menyuruhmu membuatnya” Kyuhyun tidak
percaya jika Aira menyuruhnya membuat es cream ia bahkan tidak pernah memegang
alat masak sekali pun. Ia hanya memang piring, gelas, sendok dan garpu saja.
“beli saja ya” pinta Kyuhyun sambil
sedikit memohon, Aira menggeleng cepat. Kyuhyun menghela nafas, ia pun
mengalah. Ia melepas jasnya, membuka dasinya
lalu membuka dua kancing kemeja atasnya dan menggulung kemeja. “Demi
anakku” Kyuhyun mencoba menyemangati dirinya.
Kyuhyun memandang kamarnya, mencari
ipadnya. Ia pun menemukannya, ipadnya pun melayang menuju ke arah Kyuhyun.
Mula-mula ia harus tahu bahan membuat es cream, lalu cara membuatnya. “kau
ingin es cream rasa apa?” tanya Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya pada
ipad di tangannya.
“tentu saja, coklat” Kyuhyun
mengangguk, ia berjalan menuju dapur. Ditaruhnya ipad itu di atas meja. Ia
memastikan dulu jika bahan membuat es cream ada, dan untungnya semua bahan
tersedia dan tidak membuatnya pergi keluar.
Aira memandang suaminya kini berkutat
membuat es cream untuknya. Suaminya terlihat 2x lebih tampan saat serius
seperti sekarang, Kyuhyun sekali-kali tersenyum ke arah Aira, Aira pun membalas
senyum Kyuhyun. “maafkan aku Kyuhyun ahh” batin Aira, ini bukan keinginannya
tapi ini keinginan anaknya.
Tahap terakhir adalah memasukkan es
cream itu ke dalam kulkas. Butuh waktu setengah jam untuk membuat bahan es
creamnya membeku. Kyuhyun mengedikkan matanya pada Heechul, berharap Heechul
membantunya ia tidak mungkin membuat istrinya menunggu selama itu. Apalagi, aku
sudah menunjukkan pukul 9 malam. Heechul tersenyum dan mengangguk dengan
menyetikkan jarinya es cream yang buat dibuat Kyuhyun pun membeku.
“ahh, gomawo kau memang sangat
membantu” Heechul merapihkan kerahnya dengan kata lain, “ Heechul gitu”. Kyuhyun
terkekeh pelan, ia pun mulai menaruh es cream buattanya ke gelas. Lalu
menghampiri istrinya sudah menunggu sedari tadi untungnya ia menunggu sambil
membaca laporan pekerjaan rumah sakit.
“jagiya, ini es creammu” ucap Kyuhyun.
Aira mengalihkan pandangannya ke es cream buatan Kyuhyun. Ia mulai menyendokkan
sendok pertama, Kyuhyun memandang perasaan apa komentar Aira tentang es cream
buatannya. “eotte, mashita?” tanya Kyuhyun, Aira tidak berkomentar apapun ia
malah memakan es cream sambil membaca laporan. Aira hanya mengangguk sekenanya.
Karena, penasaran Kyuhyun mengambil es cream sisa buatannya.
Kyuhyun mencicipinya, “ahh, ternyata
aku bisa masak juga” es creamnya buatannya tidak buruk. “kau mau coba” tanya
Heechul pada Kyuhyun. Heechul menggeleng-geleng, “ah, aku lupa kau hanya
meminum air putih dan nasih putih”
Aira menghampiri Kyuhyun sambil membawa
gelas yang sudah kosong. Cup, Aira menciup pipi Kyuhyun. “gomawo, oppa” ucap
Aira, Kyuhyun merasakan jika wajahnya memanas. “aku ke kamar duluan” pamitnya,
baru 2 langkah ia kembali memutarkan badannnya, “jangan lupa bereskan dapur
terlebih dahulu, dan jangan lupa mandi, kau bau” tambah Aira sambil tertawa
kecil. Kyuhyun mencoba mencium badannya sendiri, tidak bau. “haishh yeoja itu”
geram Kyuhyun.
Sesuai dengan Aira katakan, Kyuhyun pun
membereskan dapur terlebih dahulu. Membersihkan semua peralatannya yang tadi ia
gunakan membuat es cream, menaruh sisa es cream ke dalam kulkas berjaga-jaga
jika Aira meminta ia membuatkan es cream lagi. Setelah beres ia berjalan menuju
kamar, ia melihat Aira yang sudah tertidur. Kyuhyun tersenyum kecil,
disambarnya handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Badannya menjadi lebih segar sekarang,
ia pun mengeringkan rambutnya terlebih dahulu sebelum ikut berbaring. Baru saja
ingin berbaring, handphonenya berbunyi. “rumah sakit” ucap Kyuhyun, ia pun
mengangkat panggilan tersebut.
“Yeoboseyo”
“Maaf menganggu malam-malam, sunbae”
Kyuhyun menyuruhnya karyawan memanggilnya sunbae ketika ia sudah berada di
rumah, ketika di rumah sakit baru mereka
memanggilnya dokter, sajangnim atau sebagaimananya.
“nde, min-ah. Apa yang terjadi?”
“ada pasien tabrak lari, ia sangat
kritis sekarang. Semua sunbae baru saja pulang, Donghae Sunbae sedang menangani
pasien lain, dan hanya kau yang bisa diharapkan” Kyuhyun memandang ke Aira yang
sudah terlelap.
“nde, aku akan segera ke rumah sakit.
Kau lakukan pertolongan seperti biasanya jangan melewati prosedur”
“nde, sunbae”
Setelah memutuskan telepon, Kyuhyun
lansung mengganti pakaiannya. “Jagi” panggil Kyuhyun, Aira bergerak pelan.
“Jagiya” panggil Kyuhyun lagi.
“ehm, waeyo oppa” lirih Aira.
“aku harus kembali ke rumah sakit, ada
pasien yang harus aku tangani segera. Kau tidur sendiri dulu, setelah selesai
aku akan segera pulang” Aira mengangguk pelan, Kyuhyun mencium puncak kepala
Aira lalu pergi meninggalkan kamar.
“tolong jaga Aira, aku harus ke rumah
sakit sekarang” Kyuhyun berkata pada Heechul terlebih dahulu sebelum Heechul
mengajukan pertanyaan karena melihat Kyuhyun berpakaian rapi.
Baru saja mobil Kyuhyun keluar dari
gerbang rumahnya tapia kini ia sudah berada di parkiran rumah sakit. Ia pun
berlari masuk, di depan pintu mian ah karyawannya yang tadi menelpon sudah siap
menyambutnya dan mengantarnya ke ruangan pasien yang membutuhkan
pertolongannya.
Pasien itu sangat kristis, bahkan ia
mengeluarkan banyak darah. Untung rumah sakit memiliki stok darah yang sesuai
dengan pasien tersebut. Setelah berkutat 1 jam akhirnya pasien itu melewati
masa kritisnya ia bahkan sudah tertidur.
Kyuhyun memeriksa berkas pasien
tersebut, pasien itu tertabrak sebuah truk dan sopir truk ia melarikan diri.
Orang-orang yang melihat kejadian itu lansung menolong korban dan membawanya ke
rumah sakit yang terdekat dan itu adalah rumah sakit miliknya.
“tulis semua dengan namaku, aku
bertanggung jawab pada pasien ini” perintah Kyuhyun pada Min-ah, Min-ah
mengangguk mengerti. “aku harus pulang sekarang, istriku menungguku. Tapi, jika
memang sangat urgent kau tetap boleh menghubungiku” ucap Kyuhyun sebelum pamit.
“hyung” panggil Kyuhyun pada Donghae
saat bertemu di pintu rumah sakit. “kau baru pulang?” tanya Kyuhyun. “eo, aku
baru selesai menangani pasien” Kyuhyun mengangguk pelan. “kau sendiri, baru
pulang?” Donghae balik bertanya. “ahh, aku sudah pulang tapi aku kembali karena
mendapat telepon ada pasien yang kritis karena tabrak lari”
“eo, yasudah aku pulang duluan kyu”
Donghae pamit, ia masuk ke dalam mobilnya, mobil Donghae perlahan berjalan dan
mulai menjauh. Kyuhyun masuk ke dalam mobilnya ia harus pulang, karena ia takut
Aira tiba-tiba saja bangun dan mencari dirinya. Kyuhyun tersenyum lega, ketika
ia kembali Aira masih terlelap dari tidurnya. Ia buru-buru mengganti bajunya
dan ikut berbaring di samping Aira.
Aira
Pov
Aku dan Kyuhyun sarapan bersama sebelum
berangkat. Aku juga tidak lupa menyiapkan makan untuk Heechul, ia harus tetap
sehat. Rasa mualku sudah lebih mereda meskipun masih ada tapi lebih baik
daripada waktu awal aku dinyatakan mengandung. Rasa mualku sedikit menganggu
kegiatanku.
Aku dan Kyuhyun berangkat dengan mobil
yang sama setelah satu minggu aku berangkat bersama Heechul. Semua karyawanku
membungkukkan badan ketika kami masuk. Kami pun masuk ke dalam ruangan. Kami
kemudian berpisah menuju ruangan kerja masing-masing. Semua dokter memiliki
ruangan kerja masing-masing.
Aku harus memeriksa keadaan Sa Eun eonnie
pasca melahirkan kemarin. Aku datang bersama seorang suster untuk mencatat
hasil pemeriksaanku. Ku ketuk pintu perlahan-lahan, lalu memutar gagang pintu.
“annyeong haseyo” sapaku, semua orang
yang ada di dalam kamar rawat melihatku dan membalas sapaanku. Keluarga dari
Sungmin dan Sa Eun datang menjenguk Sa Eun. Tapi, aku tidak melihat kehadiran
Eomma Sa Eun dan Sungmin Oppa. Mungkin keduanya sedang pergi. “ahh, Aira”
panggil Sa Eun. Aku tersenyum kecil, “aku datang untuk memeriksa keadaanmu
eonnie” Sa Eun mengangguk, aku pun mulai memeriksa keadaan Sa Eun.
“aku dengar juga sedang mengandung, apa
itu benar?” Sa Eun bertanya disela-sela aku memeriksanya. Aku mengangguk pelan,
“ahh, jinjja. Chukhae” serunya memberi selamat. “gomawo, eonnie” ucapku.
“Eoo, Aira” Eomma Sa Eun yang baru
datang lansung menyapa Aira. “Eommanim” sapaku balik. Di belakang disusul
Sungmin oppa yang baru datang. Ia tersenyum melihatku memperlihatkan pipi
chubbynya. Melihat pipi Chubby Sungmin Oppa entah kenapa aku ingin sekali
memegangnya.
“eonnie, bolehkah aku memegang pipi
Sungmin Oppa?” bisikku pada Sa Eun Eonnie. Sa Eun lansung terkekeh pelan, baik
Sungmin dan Eomma Sa Eun bingung melihat tingkah Aira dan Sa Eun. Sa Eun
mengangguk pelan, “Eomma dan Sungmin oppa, kau tahu Aira sedang mengandung” ucap
Sa Eun. “eo, jinjja?” tanya keduanya serempak.
Aira mengangguk malu. “Oppa, Aira ingin
memegang pipimu” ucap Sa Eun. “mwo” Sungmin tentu saja terkejut, kenapa yeoja
yang hamil selalu menginginkan pipinya. Sungmin pun mendekat ke arahku, “cah,
peganglah pipiku” dengan malu-malu aku pun memegang kedua pipi Sungmin Oppa.
Pipinya chubby sekali, aku merasa ada yang sesuatu yang aneh, aku tidak lagi
ingin hanya memegangnya aku ingin mencubit pipinya sekarang.
“ahhhh” erang Sungmin, semua orang yang
melihat bukan membantu Sungmin tapi malah menertawakan Sungmin. “gomawo oppa”
ucapku, Sungmin mengangguk pelan. Ia mengusap-usap pipinya yang kini terasa
sakit.
“Eonnie, keadaanmu sudah membaik, kau
sudah bisa pulang besok” kataku lalu pamit keluar dengan wajah senang. Entah
kenapa kini aku ingin melihat pipi Kyuhyun. Ku ketuk pintu ruangan Kyuhyun,
“masuk” ucap Kyuhyun dari dalam. Aku pun perlahan masuk, “eo, kau jagi” Kyuhyun
tersenyum senang.
Aku duduk di kursi, “ada apa?” tanyanya
padaku, aku lihat ia sedang memeriksa suatu berkas. “tidak apa-apa” jawabku,
Kyuhyun mengerutkan kening tapi ia hanya tersenyum lalu berkutat dengan
berkasnya lagi.
Aku
memperhatikan pipi Kyuhyun sedari tadi, memandangnya seperti ingin memakannya.
Kyuhyun merasa ada yang aneh dengan istrinya apalagi kini ia memandanginya
dengan tatapan mengingingkan.
“oppa, bisakah kau mendekatkan wajahmu
padaku?” tanyaku. Gerakkan membalik kertasku pun terhenti. Kyuhyun ingin
bertanya tapi melihat wajah istrinya yang seperti sedang mengidam, akhirnya ia
urungkan keinginannya. Ia pun menurut mendekatkan wajahnya.
Aku megang kedua pipi Kyuhyun, sungguh
aku merasa senang sekali. Tidak ada keinginan untuk mencubit seperti ia yang
tadi aku lakukan pada Sungmin, aku merasa ia jika pipi Kyuhyun ada barang
berharga dan aku tidak boleh merusaknya.
Ku cium kedua pipinya dan mengecup
bibirnya cepat. “aku harus kembali bekerja” ucapku lalu beranjak pergi, Kyuhyun
hanya mengangguk pelan. Aku harus memeriksa laporan keuangan selama sebulan
ini. Aku dan Kyuhyun menggaji semua dokter dan karyawan dengan gaji yang layak
meskipun terkadang ada beberapa pasien berobat tidak membayar karena keadaan
materi. Aku dan Kyuhyun juga tidak terlalu memusingkan mengenai itu karena
nyawa adalah utama, sedangkan uang adalah point sekian yang tidak terlalu
penting. Kami juga yakin meskipun pasien sering tidak membayar, kami sanggup
membayar gaji semua karyawan dan mampu memberikan pelayan yang baik.
Tok tok, pintu ruanganku diketuk.
“masuk” kataku tanpa memandang ke arah pintu. Kyuhyun masuk ke dalam ruangan
istrinya, ternyata ia sedang memeriksa laporan. “Kajja, kita makan siang” aku
mengalihkan pandanganku ketika mendengar suara yang tidak asing mengajakku
makan. Kyuhyun tersenyum ketika aku memandang ke arahnya. “ibu hamil harus
makan tepat waktu” itulah yang sering ia katakan padaku 1 bulan ini. Aku
tersenyum kecil, ku rapihkan berkas laporan yang sedang aku periksa. Setelah
selesai aku pun menghampiri Kyuhyun, kami pun berjalan bersama menuju kantin
rumah sakit. Tak lupa dengan Heechul yang ikut bersama kami.
“Aegi, apa yang kita makan hari ini?”
tanyaku sambil mengusap-usap perutku, seolah bertanya kepada mahluk di
dalamnya. Banyak sekali menu makan yang tersedia membuatku bingung karena itu
aku bertanya. Kyuhyun mengusap-usap kepala istrinya, ia terkekeh kecil melihat
istrinya bingung memilih makan siang.
“ahh, aku nasi dan ayam goreng saja”
aku menunjuk ayam goreng yang terlihat memanggil-manggil padaku. “aku juga nasi
goreng saja” kata Kyuhyun. Pelayan itu mengangguk pelan, “ahh, jangan lupa nasi
putih dan air putih seperti biasa” pelayan itu kembali mengangguk.
Aku dan Kyuhyun pun duduk di tempat
yang telah disediakan, Heechuul sudah duduk sebelumnya. Heechul tersenyum ketika
aku datang bersama Kyuhyun. Aku terdiam melihat Heechul tersenyum, karena
ketika ia tersenyum selalu memperlihatkan lesung pipinya. Aigoo, entah kenapa
aku ingin memang pipinya.
“Heechul ahh” aku sedikit resah
memanggil namanya. “nde, noona” jawabnya cepat. Kyuhyun melihat ada yang aneh
dengan istrinya, “bolehkah aku memang pipimu?” good benarkan yang Kyuhyun
pikirkan. Heechul memandang sekilas Kyuhyun, ia mengangguk pelan ia tidak bisa mengatakan
tidak karena itu keinginan calon anaknya. Melihat Kyuhyun yang mengizinkan,
Heechul pun dengan senang memajukan wajahnya. Aku merasa senang saat mengusap
kedua pipi Heechul tapi tidak terlalu lama hanya 30 detik. Makanan yang dipesan
pun tiba, kami pun menikmati menu makanan masing-masing.
-o0o-
Aku membuka mataku perlahan-lahan, jam
berapa sekarang aku memang lupa waktu bangun ketika hari libur. Aku tersenyum
senang melihat Kyuhyun yang masih tertidur, ia tidur sambil memelukku yah kami memang
selalu tidur seperti itu. Ku perhatikan wajah Kyuhyun, aku baru sadar jika Kyuhyun
memiliki wajah tampan. Kenapa aku baru menyadarinya ya? Padahal aku sudah mengenal
Kyuhyun dari kecil. Wajahnya tampan tapi terkadang sikapnya sangat mengesalkan.
Aku masih ingat kejadian ketika dia menciumku dengan kasar karena ia cemburu
dengan Heechul. Seharusnya, ia maaf padaku tapi ia malah diam dan memilih
bermain dengan yeoja yang ahh itu membuatku kesal.
Tiba-tiba saja Kyuhyun membuka matanya
membuatku sedikit terkejut, aku masih memandang wajahnya. “Ohoo, pagi-pagi kau
sudah membicarakan aku Nyonya Cho” ucapnya dan lansung membuatku kembali
terkejut. “ahhh, pabo” aku meruntuki kebodohanku, tentu saja Kyuhyun bisa
mendengar yang ku pikirkan karena Kyuhyun sedang memelukku.
“ahh, aku harus mandi dan membuatkan
sarapan untukmu” aku mencoba mengalihkan pembicaraan. Belum sempat aku bangun,
Kyuhyun sudah menahanku dan membuatku kembali memandangnya. Matanya memandang
wajahku dalam, “kau harus dihukum karena membuatku terbangun. Kau sangat
berisik sekali” ucapan Kyuhyun membuatku takut. Kyuhyun terkekeh kecil melihat
sikap wajah istrinya yang sedikit menunduk, dipegangnya dagu istrinya
membuatnya memandang wajahnya.
Aku menutup mataku ketika aku lihat
Kyuhyun mendekatkan wajahnya. Aku pun membalas ciuman yang diberikan Kyuhyun
ketika bibirnya sudah menempel di bibirku.
Kami saling tersenyum ketika melepaskan
tautan, “kajja, kita mandi bersama” belum sempat aku menolak Kyuhyun sudah
membopongku menuju kamar mandi.
--
Aku dan Kyuhyun berjalan menuju ruang
makan disana ada Heechul yang sedang membaca Koran. Ternyata pengawal di atas
suka baca Koran juga. Kyuhyun duduk di kursi samping Heechul, “kau mau sarapan
apa oppa?” tanyaku pada Kyuhyun. “aku sedang sarapan roti dan selai” aku
mengangguk pelan. “Heechul ahh, kau mau sarapan?” aku beralih ke Heechul.
“nde aku sudah sarapan. Aku tidak
mungkin menunggu kalian datang, aku bisa mati karena itu” jawabnya tanpa
mengalihkan pandangnya pada koran yang ia baca. Kyuhyun mengerucutkan bibirnya
mendengar jawaban Heechul. Pletak, Kyuhyun dengan santainya menjitak pala
Heechul, aku terkekeh melihatnya.
“yak, appo” erang Heechul sambil
mengusap-usap kepalanya yang sakit akibat jitakan Kyuhyun. “aku bisa
memberikannya lagi secara gratis jika kau mau” ucap Kyuhyun sambil mengoleskan
selai coklat di atas rotinya, Heechul mendengus kesal.
Siangnya aku mengajak Kyuhyun untuk
mengunjungi kedua orangtuanya. Aku yakin mereka kesepian, saat Kyuhyun menikah
dan memilih pindah rumah. Kedatanganku dan Kyuhyun disambut senang oleh Eomma
Kyuhyun, kebetulan Appa Kyuhyun sedang dinas keluar kota.
“aku masih tidak percaya jika kalian
sudah menikah. Masih teringat jelas bagaimana sikap kalian satu sama lain,
apalagi kalian saling bertengkar” Ucap Eomma Kyuhyun. AKu tersenyum kecil,
ternyata eomma Kyuhyun memperhatikan hubungan kami berdua.
“Kalian tidak pernah bertengkar
lagikan?” tanya Eomma sambil memandang ke arahku dan Kyuhyun. “aniya, eomma”
kami menjawab bersamaan. Eomma tersenyum senang “syukurlah” leganya.
“aku baru menyadari betapa besarnya
rumah ini jika hanya dihuni beberapa orang saja apalagi Appa Kyuhyun sering
dinas keluar kota. Senangnya, jika kalian mau tinggal di rumah” Aku merasa sedih
mendengarnya. “Mianhae” Kyuhyun menggenggam tangan eomma dengan lembut, eomma
tersenyum. “Ketika kami ada waktu, aku dan Aira akan datang berkunjung” tambah
Kyuhyun. Eomma mengangguk, ia tidak bisa memaksa keduanya tinggal. Pekerjaan
keduanya yang sibuk menjadi salah satu alasan.
“Aku merasa senang sekali jika kalian
mau makan malam bersamaku, malam mini” ucapnya. Aku dan Kyuhyun saling
berpandangan, dan akhirnya kami pun menyetujui untuk makan malam di rumah
eomma. Lagipula sudah lama Kyuhyun tidak merasakan suasana makan di rumahnya.
“Oppa lebih baik kita pindah ke rumahmu
sementara waktu. Aku sedih mendengar perkataan eomma tadi” aku menunggu jawaban
dari mulut Kyuhyun. Semenjak kepulangan dari rumah eomma ia terus diam. “Kau
anak satu-satunya lain dengan aku, apalagi Siwon oppa masih tinggal bersama
eomma” tambahku lagi. Kyuhyun memandang wajahku, kemudian ia tersenyum kecil
entah aku tidak tahu arti dari senyum itu.
“nde, kita bisa tinggal bersama eomma”
senyumku merekah mendengar jawaban Kyuhyun, aku pun lansung memeluk Kyuhyun.
Kami pun pindah ke rumah Kyuhyun untuk
sementara waktu. Aku tidak lupa mengajak Heechul untuk ikut bersama kami. Kami
harus menyembunyikan semua sering kita lakukan di rumah sendiri maksudnya tidak
menggunakan kekuatan kami selama kami tinggal di rumah orang tua Kyuhyun. Eomma
terlihat senang kami kembali ke rumah, aku juga merasa senang melihatnya.
---
Salah satu rungan kamar rawat di rumah
sakit terlihat ramai sekali. Yah, karena Yoona eonnie istri Siwon Oppa baru
saja melahirkan anak pertama yang berjenis kelamin laki-laki. Orang tua Kyuhyun
pun ikut datang menjenguk.
“namanya Choi Siyon” Siwon berkata
ketika aku menanyakan nama bayi laki-laki yang kini berada dalam gendongannya.
“Siyon, Siwon dan Yoona” nama yang indah karena tergabung dari nama kedua orang
tuanya. Melihat kebahagian Siwon oppa, aku jadi cepat-cepat melahirkan. Aku
ingin merasakan bagaimana menjadi seorang wanita yang sempurna.
Kandunganku baru menginjak 2 bulan
masih menunggu sekitar 7 bulan 10 hari lagi. Rasanya aku ingin mempercepat
waktu ahh andai aku memiliki kekuatan itu aku pasti melakukannya. Sayangnya aku
tidak tidak memiliki kekuatan itu, begitu juga dengan Kyuhyun. Tapi kekuatan
yang aku miliki bagiku sudah cukup untuk membantu. Aku bisa membantu dan
menyelematkan nyawa orang.
Aku berkutat di dapur untuk membuat
makan malam khusus untuk kedua orang tua Kyuhyun sekaligus menyambut kedatangan
Appa baru saja kembali tugas dinasnya.
Semua hidangan sudah terhidang di atas
meja, Kyuhyun dan kedua orang tua yang datang memandang takjub hidangan yang
tersedia. “Maaf merepotkanmu sayang” ujar eomma, aku tersenyum simpul “aniya,
eomma. Aku malah senang bisa membuatkan makan malam untuk eomma, Appa dan
Kyuhyun oppa” Eomma tersenyum kecil mendengar jawaban menantunya itu.
Aku mengajak kedua orang tua Kyuhyun
untuk mulai menikmati hidangan yang aku masak. Kyuhyun terlihat memasang wajah
cemburu karena aku lebih memperhatikan kedua orang tua dibandingkan dirinya. Aku
hanya terkekeh melihat wajahnya yang sangat menggemaskan jika sedang cemburu
seperti itu.
Kehangatan pun terasa selama makan
malam berlansung.
Aira
Pov
Aku menoleh ke arah Kyuhyun yang berada
di sampingku, entah kenapa aku sedang ingin dimanja olehnya. Untungnya Kyuhyun
menanggapi keinginanku dengan baik. Ia tidak pernah menolak ataupun marah ketika
aku meminta ini itu, bahkan ketika aku menyuruhnya memijat kakiku yang mulai
terasa pegal karena usia kandunganku yang sudah membesar. Aku dan Kyuhyun hanya
menunggu kelahiran buah cinta kami.
“Selamat tidur sayang” Kyuhyun mencium
keningku setelah sebelumnya ia mencium perut besarku dan ikut berbaring di
sampingku.
Usia kandunganku yang tinggal menunggu
hari, membuatku tidak lagi bekerja di rumah sakit aku hanya memantaunya dari
cctv yang diberikan Heechul jika aku ingin mengetahui keadaan rumah sakit.
Ku lihat Kyuhyun sedang memeriksa
pasien, tiba-tiba saja aku merasakan rasa sakit menjalar ditubuhku. “Auuu”
erangku pelan. Heechul menghampiri Noona ketika ia melihat noona merintih.
“Noona, gwaechana?” tanyanya khawatir. Aku mengangguk pelan, tapi rasa sakit
datang lagi dan lagi.
“Eomma” teriakku kencang sambil
mengusap perut besar. Terdengar suara langkah kaki berjalan terburu-buru menuju
kamarku. “Aigoo, ” Eomma mendengar teriakkan menantunya karena itu berjalan
cepat menuju kamar menantunya itu.
“Eomma ini sakit sekali” aduku pada
Eomma. “Sepertinya kau ingin melahirkan sayang” ujarnya. Aku tidak bisa berkata
karena aku harus menahan rasa sakit yang terus dan terus datang. Heechul yang
melihat itu pun lansung menghubungi Kyuhyun melalui kontak bantinnya. Ia
bersyukur karena Kyuhyun menerima kontak batin itu dengan cepat.
Brakk, pintu kamarku terbuka dengan
kencang lalu disusul sosok namja yang masuk ke dalam kamarku dengan wajah
khawatir. “Chagi bertahanlah” aku menganggukkan kepala pelan. Digendongnya
tubuhku oleh Kyuhyun, eomma mengikuti kami dari belakang dengan pandangan cemas
sekaligus gelisah.
Kyuhyun berjalan mondar mandir di depan
ruangan bersalin di rumah sakitnya. Istrinya sedang ditangani oleh Min-ah kini ia
sudah menjadi dokter dan khusus untuk menangani persalinan membantu Aira jika Aira
tidak bisa bertugas.
Kedua orang tua Aira, Siwon dan Yoona
pun mulai berdatangan dan tidak begitu pula dengan Appa Kyuhyun. Donghae dan
Naya ikut datang setelah mereka selesai memeriksa pasien. Naya tidak bisa ikut
membantu persalinan karena ia sendiri kini tengah mengandung.
Oe, oe, oe, Mendengar suara itu semua
orang yang menunggu pun merasa lega. Oe, oe, oe suara itu terdengar lagi tapi
tidak seperti suara sebelumnya. Min-ah keluar dari ruangan persalian, ia
menyuruh Kyuhyun untuk masuk ke dalam.
Aku memandang Kyuhyun dengan senyum
lemah. Ia menghampiriku dan lansung memelukku. “Gomawo, Chagi” ucapnya padaku,
aku hanya mengangguk pelan.
“Selamat sajangnim kalian memiliki anak
kembar laki-laki dan perempuan” Min-ah memperlihatkan kedua bayi tersebut
kepadaku dan Kyuhyun. Aku tersenyum bersyukur, pantas saja aku merasa perutku
benar-benar ternyata ada dua jiwa yang hidup dalam perutku.
Kyuhyun mencoba menggendong bayi
perempuannya sedangkan aku mencoba menggendong bayi laki-laki. Aku bersyukur
keduanya lahir tanpa cacat sedikit pun. Min-ah kembali mengambil kedua buah
hatiku untuk membersihkan tubuh mereka yang masih terkena darah, ia menyuruh
dua suster yang membantunya untuk membersihkannya. Ia sendiri harus
membersihkan diriku karena aku harus dipindahkan ke ruang rawat.
Kyuhyun melihat kedua anaknya yang kini
sudah terlihat bersih, ia kembali menggendong bayinya kali ini ia menggendong
bayi laki-laki sedangkan aku menggendong bayi perempuanku. Dibawanya bayi itu
keluar dari ruangan bersalin. “Omo, cucuku” Eomma Kyuhyun lansung berseru
melihat Kyuhyun keluar sambil menggendong bayi. Semua keluarga yang datang pun
Berhambur mendekat ke arahnya. “Siyon, lihat itu adikmu” Yoona memperkenalkan
anak Kyuhyun pada anaknya yang masih berusia setahun.
Pintu ruangan pun terbuka, seorang
suster terlihat menarik ranjang lalu keluarkan Aira. “eo, kembar?” Naya berkata
ketika melihat Aira yang menggendong bayi juga. Aku tersenyum kecil, Eommaku
mengambil bayi yang berada di dalam gendonganku.
Suster mendorong ranjangku ke kamar
rawatku diikuti Kyuhyun yang berjalan di sampingku. Ia tidak menggendong bayi
kami, karena ia memberikannya pada eommanya. Kyuhyun menggendongku untuk pindah
ranjang. Kedua suster tersebut membungkukkan badan lalu pamit pergi.
Kyuhyun duduk di samping ranjang, di
genggamannya tanganku dengan lembut. “Terima kasih sudah melahirkan dua
malaikat untukku” Ujarnya lembut, aku tersenyum mendengarnya. Pintu kamar rawat
Aira terbuka, satu persatu anggota keluargaku masuk ke dalam kamar rawatku. Aku
merasa bahagia melihat kedua eommaku menggendong kedua bayiku.
“Jadi siapa nama kedua malaikat kita
ini?” Tanya eomma, padaku dan Kyuhyun. “Cho Jihyun dan Cho Ahyun” jawab aku dan
Kyuhyun bersamaan, kami pun melirik satu sama lain tidak menyangka jika nama
yang kita inginkan ternyata sama. Semua keluargaku mengangguk pelan, “nama yang
indah” puji Eomma Kyuhyun.
Oe, oe, oe, Ahyun menangis membuat
Eomma memberikannya padaku. Ajaibnya ketika ia berada di dalam dekapanku ia
berhenti menangis. Eomma Kyuhyun pun memberikan bayi laki-lakinya kepada
Kyuhyun.
Aku tidak sengaja memandang ke arah
lain dan menemukan Heechul yang berdiri disana sambil tersenyum kepadaku.
“Chukhae” ucapnya padaku. “Terimakasih” Jawabku tanpa suara, melihat istrinya
yang berbicara tanpa suara Kyuhyun ikut menoleh. Ia tersenyum melihat Heechul
yang berdiri sana, Heechul membalas senyuman yang diberikan tuan muda padanya.
Malamnya Kyuhyun dengan setia
menemaniku di rumah sakit, ia bahkan rela tidur di sofa. Oe, oe, oe aku
terbangun dari tidurku begitupula dengan Kyuhyun ketika mendengar Ahyun
menangis lalu disusul Jihyun. Kyuhyun memberikan Ahyun padaku sedangkan ia
mencoba membuat Jihyun tenang.
Keduanya tidak berhenti menangis
membuatku dan Kyuhyun bingung. Aku baru sadar jika sedari tadi kedua malaikat
tidak meminum apapun. Kyuhyun tertegun melihat aksi istrinya yang memberikan
asi kepada Ahyun dan itu dilakukan dihadapannya. Meskipun ia sudah pernah
melihatnya berkali-kali tapi ia masih merasa malu jika melihatnya terlalu
frontal seperti itu.
Senyumku terbit melihat Ahyun sudah
terdiam, ku usap wajahnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Setelah merasa
Ahyun sudah tenang, Kyuhyun mengantinya dengan Jihyun. Akhirnya keduanya
kembali tidur dengan tenang, begitu aku dan Kyuhyun. Aku merasa sedih Kyuhyun
tidur di sofa, badannya akan sakit-sakit jika ia memaksakan tidur disitu.
Karena itu aku menyuruhnya tidur di ranjang bersamaku, “ranjang ini buat dihuni
untuk dua orang” Kyuhyun sedikit menimbang namun akhirnya ia menyetujui apa
yang ku katakan.
Author
Pov
Keluarga Aira dan Kyuhyun kembali
datang menjengguk Aira. Kyuhyun harus tetap bekerja meskipun istrinya masih
dirawat. Aira mengerti hal itu, lagipula ada kedua eommanya yang membuatnya
menjaga Jihyun dan Ahyun.
“Aira” Naya datang menjenggukku sambil
membawa satu ranjang buah segar. “gomawo” ucapku padanya, “mian, aku tidak bisa
berlama-lama karena ada pasien yang harus ku tangani”
Aku tersenyum simpul, “gwaechana,
pergilah” Naya mengangguk pelan, lalu pergi. Aku memandang buah apel yang
diberikan Naya, aku tidak bisa mengambil
buah itu karena jaraknya yang terlalu jauh. Aku mengedarkan pandanganku sejenak
memastikan tidak orang yang akan datang ke kamarku. Kebetulan kedua eommaku
sedang menemani Jihyun dan Ahyun periksa.
Pandanganku terfokus oleh apel
tersebut, apel itu pun mulai bergerak dan perlahan berjalan mendekat ke arahku.
Kyuhyun sedikit terkejut dengan apa yang dilihat, “aigoo, apa yang kau lakukan
sayang?” ia bertanya sambil berjalan menghampiriku.
“Aku mau apel, karena tidak ada orang
jadi aku mengambil dengan kekuatanku” Kyuhyun menggeleng-geleng pelan untung
saja ia yang melihat. Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar, ia
tidak melihat sosok Heechul. “Dimana Heechul?” tanyanya padaku.
“Aku menyuruhnya menjaga Jihyun dan
Ahyun yang sedang diperiksa” jawabku sambil menguyah buah apel tersebut.
Kyuhyun tidak bertanya lagi setelah itu, ia malah ikut memakan buah yang Naya
berikan padaku.
“Eo, Kyuhyun kau disini” ucap Eommaku
ketika ia sudah kembali bersama eommanya. “Nde, eomma. Pekerjaanku sudah
selesai karena itu aku menemani istriku disini” Jelas Kyuhyun. Eomma mengangguk
pelan, ditaruhnya Ahyun di ranjang bayi begitupula dengan Jihyun.
“Kalian sudah memiliki anak jadi
berhenti bersikap seperti kekanak-kanakan. Berhentilah saling cemburu dan
merajuk satu sama lain” nasehat eomma Kyuhyun pada kami berdua. Kami berdua
meringgis bersama.
Siwon oppa datang bersama Yoona eonnie
dan Siyon. “Ini untukmu chagi” ia memberikan susu coklat padaku. “wah, gomawo
oppa” aku lansung meminum susu coklat pemberian Siwon Oppa.
Besoknya aku sudah dizinkan pulang ke
rumah, aku masih tinggal di rumah orang tua Kyuhyun. Kebetulan aku masih
membutuhkan bantuan eomma merawat kedua malaikatku. Kyuhyun menggendongku
menuju kamar kami, aku merasa seperti pengganti baru. Suasana terasa seperti
saat kami menikah dulu. Tanganku masih melingkar di lehar Kyuhyun ketika ia
sudah merebahkan tubuhku di atas kasur. “Kenapa kau tidak melepaskan tanganmu?”
tanyanya padaku. Aku memandang kedua manik mata Kyuhyun, “Aigoo, sepertinya kau
sedang ingin menggodaku” kedua tangan menyangga tubuhnya karena tidak menindih
tubuhku. “Ekhem” suara deheman itu membuat kami reflex menjauhkan tubuhku kami.
Eomma berdiri di ambang pintu ia menggeleng-gelengkan kepala. “Aigoo, kalian
ini tidak sabaran sekali padahal kalian baru saja mendapatkan dua malaikat tapi
seperti kalian ingin buru-buru menambahnya lagi”
“Aniya eomma, kita melakukan apapun”
sanggah Kyuhyun, eomma tidak mengatakan apa-apa lagi lalu pergi. Kyuhyun
beralih memandang istrinya, “Ini gara-gara kau” omelnya padaku. Aku baru saja
ingin membalas omelan tapi terhenti ketika bibir Kyuhyun menempel lembut di
atas bibirku.
“Aku akan segera kembali” ucapnya
kemudian, lalu melangkah keluar dari kamar kami meninggalkan aku yang masih
diam karena syok dengan ciuman tiba-tiba yang ia lakukan. Meskipun kami sering
berciuman tapi ciuman Kyuhyun yang tiba-tiba masih membuatku merasa jika
jantung berhenti berdetak.
Author
Pov
Kehidupan Kyuhyun dan Aira berjalan
dengan baik dan sesuai yang diharapkan yang di atas. Heechul masih bertugas
menemani mereka sampai keduanya menutup mata.
“Aku mencintaimu dan kedua malaikat
kita” ucap Kyuhyun.
THE
END
No comments:
Post a Comment