Wednesday, 20 May 2015

[One shot] Angel Without Wings




Author : Yunita  {@dedee_yunita}
Cast :
  • Cho Kyuhyun (SJ)
  • Choi Aira (OC)
Title : You…
Genre : Hurt, Sad, Happy ending                                              
Rating : PG 15
Length : Oneshot

Hahha, enggak bisa nentuin judul. Coment Juseyo  untuk menghargai FF gaje ku ini.. happy reading :)


“Lepaskan aku, lepaskan aku” Gadis itu memberontak ketika dua orang namja bertumbuh besar membawanya masuk ke dalam sebuah rumah besar. Jika, orang melihat rumah itu bak surga tapi tidak dengan gadis itu, ia melihat rumah itu adalah sebuah neraka.

“Bawa, dia ke kamarnya” ucap seorang namja tanpa memandang ke arah kedua namja besar ataupun ke gadis itu. “Baik tuan” kedua namja besar itu pun mengikuti perintah namja itu untuk membawa gadis itu ke kamarnya. “Lepaskan aku” gadis itu tetap saja memberontak, tapi sekeras apapun dimelawan ia tetap kalah karena kekuatan yang ia miliki tidak mungkin bisa mengalahkan kekuatan kedua namja besar itu.

Kedua namja besar itu melepaskan gadis itu ketika ia sudah berada di kamarnya, gadis itu memandang kesal sekaligus penuh amarah kepada kedua namja besar itu. “Maaf nyonya, kami hanya mengikuti perintah tuan” ucap salah satu namja besar itu lalu keduanya pun keluar dari kamar. Tak lama menutup pintu kamar dan menguncinya.


Gadis itu mengacak rambutnya, ia depresi karena tidak berhasil menjalankan rencana sendiri.

Glek, pintu kamar kembali terbuka. Gadis itu memandang ke arah pintu, ketika melihat seorang namja yang tadi ia lansung mengalihkan pandangannya ia tidak ingin bahkan sangat tidak ingin melihat wajahnya.

Namja itu berjalan mendekat, ia berjongkok di bawah gadis itu yang duduk di atas ranjang. Ia mengecek keadaan gadis di hadapannya, “Sepertinya mereka terlalu keras hari ini” ucapnya ketika melihat lengan gadis itu  sedikitberwarna merah.

Gadis itu mengacuhkan apa yang dikatakan namja itu, “Sayang” namja itu mencoba memanggil gadis itu, namja itu tersenyum kecut karena panggilannya tidak direspon oleh gadis itu. Ia pun kembali berdiri, “Mandilah, setelah itu turun, kita makan malam bersama” namja itu mencium kepala gadis itu dahulu sebelum ia keluar dari kamar gadis itu.

Gadis itu memejamkan matanya ketika namja itu pergi. Detik berikutnya ia beranjak menuju kamar mandi. Yang ia harus lakukan adalah mengikuti apa yang dikatakan namja tadi.

Sebuah hidangan makan malam sudah tersaji di meja makan. Namja itu tersenyum melihat gadis itu turun dan kini duduk di hadapannya. Keduanya makan malam dengan kediaman. Tidak heran, karena setiap hari memang seperti ini.

Cho Kyuhyun adalah nama namja itu. Namja sempurna yang mempunyai segalanya, wajah tampan dan kekayaan yang bisa dibilang tidak akan habis di makan masa. Sedangkan, gadis itu bernama Choi Aira. Gadis sederhana dari keluarga tidak mampu, dulunya ia hanya tinggal bersama ajuhma, ajusshi dan keponakannya tapi berubah ketika Kyuhyun melamarnya untuk menikah dengannya.

Aira ingin menolak karena tidak bisa menikah dengan seorang namja yang latar belakang dan sifat belum ia kenal sama sekali, ia bahkan belum pernah bertemu dengan Kyuhyun sebelumnya. Ralat, jika Kyuhyun melamarnya dan memintanya menikah dengannya tapi lebih tepatnya ajuhma dan ajusshinyalah yang menjualnya kepada Kyuhyun dengan imbalan yang lumayan besar. Memilukan dan menyedihkan bukan, keluarga yang kau punya malah menjualmu.

“Aku selesai” Aira beranjak dari kursinya lalu pergi menuju kamarnya tanpa memandang ke arah Kyuhyun. Kyuhyun hanya diam sambil memandangi punggung Aira yang mulai menjauh darinya. Ia tidak ingin berkomentar apapun karena itu ia melanjutkan kegiatan makanannya yang belum terselesaikan.
“Kalian makanlah bersamaku” itulah akhirnya dilakukan Kyuhyun, menyuruh pelayan dan pengawalnya makan bersamanya. Ia tidak bisa makan sendiri di meja besar seperti ini. Pelayan dan pengawalnya pun menurut dengan apa yang dikatakan tuannya.

Gadis itu tidak berkata-kata ketika melihat Kyuhyun yang kini makan bersama pelayan dan pengawalnya dari lantai 2. Ia sering melihat itu setiap kali ia menyelesaikan makan lebih dahulu.

Aira Pov

Dia namja yang tampan, bahkan bisa dikatakan sempurna. Selama 1 tahun aku menikah dengannya tidak sekalipun ia kasar padaku bahkan ia bisa dikatakan ia terlalu baik padaku. Ia memperlakukan aku bagaikan putri di rumahnya, ia hanya bertindak jika aku mencoba melarikan diri dari rumah.

Aku memang sering kali mencoba melarikan diri tapi aku selalu berhasil ditemukan oleh pengawal-pengawal Kyuhyun. Di satu sisi aku juga bingung, tempat mana yang akan aku datangi jika aku kabur, karena aku tidak punya keluarga lagi kecuali ajuhma dan ajusshiku. Yah, keluarga yang tega menjualku pada Kyuhyun. Dulu, kami hanya tinggal di rumah kecil di jeju tapi kini aku dengar mereka sudah pindah ke Seoul dengan rumah yang lebih besar dan tentunya pemberian dari Cho Kyuhyun.

“Apa yang kau lamunkan sayang?” aku tidak tahu sejak kapan Kyuhyun datang ke kamarku, ia memelukku dari belakang. “Tidak ada” bohongku. Ku dengar ia tertawa kecil, “Kau tidak pandai berbohong, terlihat jelas di wajahmu jika kau berbohong” aku membalikan tubuhku untuk melihatnya yang semula memandang keluar jendela.

“Bisakah, kau melepaskan aku?” wajah Kyuhyun terlihat jika dia terkejut, detik berikutnya ia mengeleng “Ani, tidak bisa”

“Cho Kyuhyun kau sangat sempurna, kau bisa mendapatkan gadis yang sama sempurnanya darimu bukan seperti aku”

“Apa kau tidak bosan membahas ini setiap kali kau berkata padaku. Bahkan hanya pertanyaan ini yang membuatmu berbicara padaku” aku terdiam, aku memang jarang berbicara dengannya.

Aku duduk di atas ranjangku, “Aku tidak pernah ingin semua ini, bahkan aku tidak pernah sekalipun menginginkanmu” entah kenapa kalimat terakhir yang ku ucapkan membuat dadaku sakit.

Kyuhyun berjongkok menyamakan ketingian Aira. “Geure, aku akan melepaskanmu” aku lansung memandang wajah Kyuhyun. “Dengan satu syarat” tambahnya.

“Apa?” tanyaku cepat.

“Aku menginginkan anak darimu, jika anak itu lahir kau bisa pergi aku tidak akan menahanmu. Aku akan membesarkannya sendiri” aku terdiam sejenak untuk berpikir, “Ok, setuju” jawabku akhirnya.

“Lakukan itu sekarang” Kyuhyun tersenyum kecil, gadis dihadapannya benar-benar ingin terlepas darinya. Aku memandang Kyuhyun yang mulai mendekatkan wajahnya padaku. Cup, bibirnya pun mendarat di bibirku, ia mencium lembutku bahkan sangat lembut. Aku mulai terhanyut dengan ciuman yang ia berikan. Perlahan aku memejamkan mataku, dan mengalunkan tanganku ke leher Kyuhyun. Ini adalah ciuman pertamaku, dan mungkin aku akan selalu mengingatnya.

---
Aku perlahan-lahan membuka mataku ketika sinar matahari mengusik tidurku. Setelah terbuka sempurna, aku memandang ke sisi sampingku tapi tidak ada orang disana, tidak ada Kyuhyun padahal setelah kegiatannya semalam ia tidur bersamaku. Kemana dia? Entah kenapa aku jadi memikirkannya.

Dengan cepat aku membersihkan diriku dan turun menuju ruang makan. Tapi, begitu aku sampai di ruang makan tidak Kyuhyun disana. Hanya pelayan yang membungkukkan badannya padaku. “Dimana, Kyuhyun?” tanyaku pada kedua pelayan yeoja di hadapanku.
“Tuan sudah berangkat ke kantor, Nyonya” aku terhenyak, aku lupa seharusnya aku melihat jam terlebih dahulu sebelum aku mencarinya. “Eoh, geure” aku menarik kursi untukku duduk dan bersiap untuk menyantap sarapanku.

Biasanya, aku akan sarapan dengan Kyuhyun meskipun aku akan selalu menyelesaikan sarapanku lebih dahulu sama seperti setiap makan malam. “Seperti inikah rasanya makan sendiri?” batinku. Aku merasa jika aku merindukan Kyuhyun, aku memandang kursi yang sering Kyuhyun duduki entah kenapa ada Kyuhyun disana. Ia memandangku sambil tersenyum, “Makanlah” untuk pertama kalinya aku tersenyum lalu nengangguk pelan. Ketika kembali memandang ke kursi Kyuhyun, ia menghilang. “Ternyata, aku hanya membayangkannya saja” batinku.

“Bisakah, kalian menemaniku sarapan?” tanyaku pada kedua pelayan yeoja itu. “Maaf, nyonya tapi kami sudah sarapan bersama tuan tadi” aku mengangguk pelan, aku lupa jika Kyuhyun pasti sudah mengajak mereka sarapan terlebih dahulu. Aku baru sadar, jika rumah ini terlalu besar jika Kyuhyun tidak ada. Aku pun melanjutkan kegiatan makanku dalam diam.

Biasaya aku tidak merasa jenuh jika di rumah sendiri, karena aku sudah menjalaninya 1 tahun ini tapi entah kenapa hari ini begitu merindukannya. Aku bahkan berharap waktu berjalan cepat sehingga aku bisa melihatnya kembali.

Aku memandang jam dinding yang menunjukkan pukul 5 sore, senyum lansung terbit di wajahku. Sebentar lagi dia pasti pulang. Dan, benar saja ketika aku  keluar dari kamar aku melihatnya yang baru saja datang. Aku lihat pelayan membawakan tas kerjanya.

“Apa, istriku tadi sarapan dan makan siang?” aku terhenyak mendengar pertanyaannya pada salah satu pelayan. “Nde, tuan. Nyonya Cho sarapan dan makan siang” aku lihat wajahnya terlihat lega mendengar jawaban pelayan tersebut.

Ia mengadakan kepalanya, aku yang masih terhanyut dalam pikiranku sendiri tidak sempat membunyikan diriku, karena itu ia bisa melihatku. Ia tersenyum lalu ia berjalan menaiki tangga berjalan mendekat ke arahku. Entah kenapa aku ingin sekali berhambur ke pelukannya, tapi aku menahannya.

“Aku mandi dulu, setelah ini kita makan malam bersama. Maaf, sudah membuatmu menunggu” setelah mengucapkan itu, ia mencium keningku lembut. “Aniya, aku tidak menunggumu” dustaku.

Ia tersenyum kecil lalu masuk ke dalam kamarnya yang hanya bersebelahan dengan kamarku. Selama 1 tahun ini kami memang tidur pisah hanya tadi malam saja untuk pertama kalinya kami tidur bersama di kamarku. “Mian, Kyuhyun” lirihku.

Makan malam ini terasa lebih berwarna, meskipun kami tidak berbicara tapi entah kenapa aku merasa senang bisa makan malam bersamanya. Aku bahkan memperlambat makanku agar menunggunya selesai makan, malam ini pelayan dan pengawal tidak perlu menemaninya makan malam.

Kring, kring. Ponsel Kyuhyun berdering, beberapa detik kemudian ia melihat layar dan akhirnya ia mengangkatnya. Aku mendengar pembicaraan dalam diam, “Kapan aku berangkat?” aku merasa ada sesuatu yang terjadi setelah ini. “Lusa, eoh ok. Siapkan saja semuanya. Berapa lama aku harus pergi?” aku menantikan jawaban itu, Kyuhyun tersenyum kecil “Sebulan” aku sedikit terkejut mendengarnya. “Hahahaha, aku bisa menyelesaikan dengan dalam 1 hari” guraunya dengan seseorang yang tidak aku tahu.

“Yah, karena aku juga tidak bisa meninggalkan istriku selama itu” ia memandangku, aku pun lansung mengalihkan pandanganku dan pura-pura tidak memperdulikan Kyuhyun. “Eo, geure” sambungan terputus, ia meletakan kembali ponselnya dan kembali makan. Aku ingin sekali bertanya, kau ingin pergi kemana? Apa yang kau lakukan disana? Berapa lama? Tapi aku masih menahan diriku agar tidak bertanya dengannya.

Hingga besok paginya, aku menemukan sebuah koper di kamarnya. “Ia benar-benar akan pergi” batinku. Aku merasa tidak rela jika dia pergi. Sepertinya, hatiku sudah bisa menerima dirinya.

Beberapa pelayan melihat Nyonya mereka terlihat muram, ia bahkan seringkali terlihat melamun meskipun sering melihat seperti itu tapi mereka tidak pernah melihat dia semuram itu.

“Apa, aku harus membuat ulah agar dia tidak pergi?” ide itu seketika terlintas dalam pikiranku. Kyuhyun selalu menomor satukan diriku, ia bahkan pulang cepat dan meninggalkan kegiatan dikantornya ketika mendapatkan info jika aku kabur dan bahkan ia pernah lansung pulang ketika mendapat info jika jariku terluka karena tertusuk bunga mawar yang sedang ku rangkai. Entah, siapa yang beritahunya, ia datang dengan wajah khawatir. Tapi, aku meresponnnya dengan dingin, “Jangan berlebihan aku hanya tertusuk duri mawar” itulah yang aku katakana padanya.

Seharusnya, aku berterima kasih padanya karena ia sangat perhatian padaku dan meminta maaf karena aku selalu membuat hatinya terluka dengan semua perkataan dan sikapku padanya.

Hidupku dulu bahagia bersama kedua orang tuaku, tapi ketika mereka meninggal dunia karena kecelakaan hidukup berubah drastis ketika aku tinggal bersama AJuhma dan Ajusshiku. Mereka memperlakukanku layaknya aku pembantu mereka dan mereka pun menyuruhku untuk bekerja. Anaknya, Lee Jiyeon bahkan menjadikanku sebagai membantunya untuk mengerjakan tugas kuliahnya dan menyuruhku membawakan semua kantung belanjanya ketika ia menyuruhku untuk menemaninya jalan-jalan.

Ah, kuliah. Aku lupa tentang itu, seharusnya aku sama dengan Jiyeon kuliah di semester 2 tapi ajuhma dan ajusshiku tidak mengizinkan aku untuk kuliah dan akhirnya aku dijual kepada Kyuhyun.

Aku tersentak dalam lamunanku ketika mendengar deru mobil berhenti. Aku belum sempat ke kamarku, karena sedari tadi aku duduk di ruang tamu. Ia tersenyum melihatku, aku ingin membalas senyum itu tapi aku masih menahannya. Aku menghampirinya dengan lembut memegang tangannya yang memegang tas kerja lalu memindahkan tas kerjanya dari tangannya ke tanganku. Kyuhyun sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan istrinya itu. Aku memandangnya yang kembali tersenyum padaku, ia menarik pinggangku lalu mencium bibirku sekilas.

“Gomawo, sayang” ucapnya kemudian.

Aku mengangguk pelan, “Apa isi dalam tas ini?” tanyaku karena tas ini terasa ringan sekali. “Buka saja, kau akan terkejut melihatnya” aku berdecak kecil kemudian aku membuka tas kerja Kyuhyun. Aku memang benar-benar terkejut melihatnya, karena ketika membuka aku melihat bingkai foto dan itu berisi fotoku. Tapi, yang membuat lebih terkejut adalah aku menemukan sebuah tiket pesawat.

Aku mengambilnya dan melihat tiket tersebut di hadapan Kyuhyun. Kyuhyun juga terlihat terkejut, “Penerbangan besok pagi Korea – Amerika” batinku. Ia benar-benar akan pergi.
“Eo, mianhae sayang. Aku harus pergi ke Amerika untuk beberapa hari, ada urusan pekerjaan yang mengharuskan aku kesana” Kyuhyun mencoba menjelaskan tiket itu padaku. Ku masukan kembali tiket tersebut, “Gwaechana, pergilah dan kembalilah dengan keadaan sehat” aku lansung terdiam, mulutku dengan sendirinya berkata begitu. Kyuhyun tersenyum, “Eo, aku akan kembali dengan cepat. Kau juga harus sehat ketika aku pergi. Jangan mencoba kabur dan jangan sampai kau terluka sekalipun hanya tertusuk duri bunga mawar”

“Haissh, itu hanya luka kecil kau saja yang berlebihan”

“Tidak ada yang berlebihan jika itu tentangmu” Kyuhyun berkata dengan cepat, aku memandang wajahnya yang terlihat serius. Aku jadi merasa bersalah padanya, aku pun mendekatkan tubuhku memeluk Kyuhyun. Kyuhyun terkejut ketika istrinya itu memeluknya, ini adalah pelukan pertama yang ia berikan padanya. Ia tidak menyia-nyiakannya ia pun membalas pelukan istrinya. Menghirup dalam-dalam harum dari rambut istrinya itu. “Minhae” lirihku. “Mianhae, untuk semuanya”

Kyuhyun mengangguk pelan, ia mengerutkan kening ketika mendengar isakan dari gadis yang sedang memeluknya itu. Ia pun melepaskan pelukan itu, dipandangnya wajah istrinya. “Mwoya, kau menangis”

Aku menangis, karena meratapi semua kesalahan yang aku buat padanya. Semua perkataanku, sikap dan semuanya yang telah aku lakukan padanya. “Minhae” isakku, air mataku mengalir dengan derasnya.

“Sayang, uljima.” Kyuhyun menyeka airmataku dengan kedua ibu jarinya. “Aku tidak pernah menyalahkanmu tentang ini karena itu kau tidak perlu minta maaf padaku, kau tidak salah” ujarnya.

“Tapi..” ia tersenyum, “Aku mencintamu karena itu aku menerima semuanya” tuturnya lembut. Aku memejamkan mataku sejenak, “A…a…aku juga mencintaimu” Kyuhyun tersenyum mendengarnya, ia pun memeluk istrinya. Ia sangat senang mendengar penuturan istrinya itu meskipun sedikit tergagap.

Pelayan dan pengawal yang melihat itu tersenyum, cinta tuannya terbalas sudah. Selama 1 tahun ini memang terlihat hanya tuannya yang mencintai nyonya tapi nyonya tidak terlihat mencintainya. Tapi, tuannya tetap mencintai nyonyanya.
O0o
“Kau harus jaga dirimu baik-baik, eo” pesan Kyuhyun sebelum ia masuk ke dalam gate keberangkatan. “Eo, aku akan menjaga diriku dan kau juga harus menjaga dirimu selama disana” Kyuhyun mengangguk pelan lalu tersenyum. Kyuhyun memperhatikan penampilan istrinya yang berbeda hari ini, ia mengenakan setelan rok dan jas seperti seseorang yang ia bekerja. Yah, selama iya akan pergi istrinya itu akan menggantikan posisinya mengawasi perusahaan. Meskipun, sebelumnya istrinya itu menolak karena ia tidak pernah berpenggalaman dan karena disisi lain ia tidak kuliah.

“Apa aku terlihat aneh dengan pakaian seperti ini?” tanyaku ketika melihat Kyuhyun memandangku sambil tersenyum aneh. “Aniya, kau cantik mengenakan pakaian apapun” ucapnya membuatku tersipu malu.

“Bahkan, ketika kau tidak mengenakan apapun kau tetap terlihat cantik dan seksi” bisik Kyuhyun lirih, sangat lirih hanya aku saja yang bisa mendengar bisikkan itu. “Yak, kau mesum” dengan keadaan seperti ini ia bisa-bisa masih membahas itu.

Kyuhyun terkekeh mendengarnya, “Yasudah, aku berangkat” ia mencium keningku dan sekilas mencium bibirku. Ia melambaikan tangannya dan aku pun membalasnya. Ketika melihat sosoknya yang sudah menghilang aku pun berjalan menuju mobil untuk mengantarku ke kantor.

Beberapa karyawan sudah menunggu ketika aku sampai di kantor Kyuhyun. Aku baru tahu jika Kyuhyun memiliki perusahaan sebesar ini, dan ia membangunnya sendiri. Kyuhyun mengatakan padaku ada beberapa karyawan yang akan mengajarkanku nanti.

Mereka membungkukkan badan ketika aku masuk, aku membalas membungkukkan badan. “Ternyata, Presdir Cho tidak berbohong jika mengatakan istrinya itu cantik” ucap seorang namja, yang aku yakin usia lebih dari usia Kyuhyun. Aku tersenyum, “Kyuhyun memang sering berlebihan jika memujiku” candaku.

Semuanya tertawa ringan, “Kajja, kita lihat ruangan kerja anda” aku mengangguk. Sekitar, 5 orang karyawan mengantarku ke ruangan yang merupakan ruangan Kyuhyun, salah satunya adalah sekretaris Kyuhyun.

Seharian aku belajar dengan orang yang berbeda setiap 2 jamnya dan mengajarkan bidang yang berbeda-beda. Yang membuatku lebih bersemangat karena Kyuhyun menaruh foto pernikahan kami. Dan, membuatku terkejut adalah ternyata perusahaan Kyuhyun bukan hanya satu tapi puluhan dan salah satunya di Amerika. Aku benar-benar baru sadar betapa kayanya suamiku itu.

Seminggu sudah aku menggantikan Kyuhyun menjadi Presdir, selama seminggu pula aku mendapat ilmu baru. Aku bahkan sudah dilibatkan untuk meeting dengan client. Aku sempat menolak tapi karyawan Kyuhyun mengatakan jika aku bisa ikut dan kepintaran yang ku punya tidak jauh dari Kyuhyun. Aku sedikit tersanjung tentang itu, yah mengingat eomma dulu ada seorang dokter dan Appa seorang professor.

Kyuhyun sendiri masih di Amerika, pekerjaan belum selesai. Kami pun hanya berkomunikasi melalui email karena jika perbedaan waktu yang lumayan menyulitkan kami. Tapi, email juga sudah cukup bagiku.

Ketika perjalanan pulang aku tidak sengaja melihat Jiyeon yang sedang berkumpul bersama dengan teman-temannya. Meskipun, ia bersikap kasar padaku jujur aku juga merindukan dirinya, aku juga merindukan ajuhma dan ajusshi sudah 1 tahun ini aku tidak melihat mereka.

“Ajusshi, berhenti sebentar” mobil pun berhenti, aku menurunkan kaca mobilku, aku ingin melihat wajahnya lebih jelas tanpa terhalang kaca. Jiyeon tidak sengaja menoleh ke arahku, aku tersenyum ke arahnya. “Ajusshi, kita bisa jalan kembali” mobil pun kembali berjalan, aku masih tersenyum ketika menaikan kaca jendela mobil.

“Eonnie” lirih Jiyeon.

“Hei, Jiyeon kau mengenal wanita di dalam mobil itu?” tanya salah teman Jiyeon. Jiyeon tersenyum lalu mengangguk pelan, “Eo, dia eonnieku”

“Ha” Jinyeon mengerutkan kening melihat teman-temannya yang terkejut. “Jika, dilihat dari plat mobilnya itu adalah satu mobil milik Cho Kyuhyun, pengusaha muda dan bisa dikatakan salah satu namja terkaya di Korea”

“Eo, benarkah?”

“Yak, kau tidak tahu itu?” Jiyeon mengeleng cepat, yang ia dia tahu orang tuanya menjual Aira kepada seorang laki-laki tua dengan balasan uang dan rumah yang sekarang ia tinggali bukan seorang Cho Kyuhyun yang dikatakan teman-temannya.

“Kyuhyun ah, kapan kau pulang? Kau tahu aku merindukanmu, sangat merindukankanmu. Kau tahu hari ini aku bertemu dengan Jiyeon, dia sepupuku. Aku merindukannya, aku juga merindukan ajuhma dan ajusshiku. Bolehkah aku bertemu dengannya? Atau jika kau pulang nanti maukah kau datang bersamaku menemui mereka?

Aku mengakhiri emailku untuk Kyuhyun, aku juga berharap besok ia bisa membacanya dan lansung membalasnya.

Ting, aku terkejut mendengar itu. Bunyi itu adalah bunyi email masuk.

“Sekarang, aku sedang di bandara, aku akan pulang sekarang. Eo, aku juga merindukanmu bahkan sangat. Jangan bertemu mereka tanpa aku, aku akan ikut bersamamu nanti jika kau ingin bertemu dengan mereka. Sekarang tidurlah agar kau bisa menyambut kepulanganku”

Aku tersenyum membaca balasan email Kyuhyun, “araseo, aku akan tidur” ku matikan ipadku menaruh di meja lalu membaringkan tubuhku untuk mulai tidur.

Kyuhyun Pov

Sebenarnya aku sedang dalam perjalanan ke rumah, aku sengaja berbohong pada Aira aku ingin memberikan kejutan padanya ketika ia bangun aku sudah merasa di sampingnya.


“Bolehkah aku bertemu dengannya? Atau jika kau pulang nanti maukah kau datang bersamaku menemui mereka?

Kalimat email Aira kembali terngiang dari kepalaku. Aku belum menceritakan apapun pada Aira tentang keluarganya yang tidak ia ketahui. Karena itu aku menyuruhnya menungguku pulang.

Aku tersenyum melihatnya yang sudah tertidur, ku lepaskan jas yang aku gunakan lalu berbaring di sampingnya secara perlahan-lahan agar tidak membangunkan tidurnya. Ku cium keningnya pelan memeluk pinggangnya lalu mulai memejamkan mata.

Aira merasakan jika pinggangnya terasa berat tapi disisi lain ia merasakan kenyamanan. Perlahan-lahan ia membuka matanya, Ia terkejut melihat wajah namja yang ia rindukan kini berada di hadapannya, ia mengucek-ucek matanya tapi Kyuhyun masih ada disana. Ia mendekatkan tangannya untuk menyentuh wajah Kyuhyun, “Dia nyata” batin Aira ketika tangan berhasil menyentuh wajah Kyuhyun.

Ia pun tersenyum sambil memandangi wajah suaminya, tidak ada niat untuk membangunkannya lagipula ia pasti lelah karena pekerjaannya dan penerbangannya. Aira mengerjap pelan ketika Kyuhyun tiba-tiba saja membuka matanya.

“Kau terpesona padaku” godaku, ketika aku menangkap basah ia sedang memandangi wajahku sambil tersenyum. “An..” sebelum ia menjawab, aku sudah membungkamnya dengan bibirku. “Bagaimana jika kita berolahraga pagi hari ini?” batinku.
--
Hari ini aku meminta untuk tidak bekerja dan aku tidak juga tidak bekerja, kami sama-sama meliburkan diri. Aku ingin menghabiskan satu hari full bersamanya.

“Kenapa kau tidak mengatakan jika kau itu sudah di bandara Incheon, aku kira berada di bandara…” aku terkekeh mendengarnya mengomel. Aku mengeratkan pelukan padanya yang memeluknya dari belakang.

“Oh ya, kapan kita bertemu dengasn ajuhma dan ajusshi dan Jiyeon?” tanya Aira.

“Ada yang harus aku ceritakan padamu, mungkin ini bisa penjelasan yang cukup panjang. Kau mau mendengarnya?” aku memandangnya, ia mengangguk pelan. “Sepanjang apapun jika dalam posisi seperti ini, aku siap mendengarnya” sahutnya kemudian, aku tersenyum kecil mendengarnya.

“Aku pernah bertemu sebelumnya dengan kedua orangtuamu secara tidak sengaja ketika aku sedang berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk temanku. Aku tidak sengaja bertemu mereka disana, mereka orang tua yang ramah. Dan, ia juga menceritakan tentangmu disana. Mereka bahkan bergurau padaku, menanyakan apakah sudah memiliki kekasih tapi aku aku menjawabnya aku belum punya.

Ternyata apa yang mereka katakan benar kau sedikit keras jika berhadapan dengan seseorang yang tidak kau kenal. Tapi, jika kau sudah mengenal orangnya kau akan menyanyangi orang itu.” aku lihat Aira tersenyum kecil.

“Orang tuamu juga memberikan fotomu padaku dan saat itu mengatakan kepada orang tuamu jika aku akan datang melamarmu.

Tapi, sayang aku dengar berita tentang kecelakaan yang membuat mereka pergi ke sisi Tuhan. Waktu pemakaman aku datang tapi aku bersembunyi agar kau tidak melihatku. Kau tahu sebenarnya aku ingin berlari dan berhambur memelukmu menyeka airmatamu dan menenangkanmu  dan mengatakan masih ada aku disini. Tapi, aku tahu kau belum mengenalku saat itu dank arena itu aku mengurungkan niatku.

Beberapa bulan aku menyuruh pengawalku untuk menjagamu dan mengawasimu selagi aku sibuk bekerja. Aku selalu mengempalkan tanganku ketika setiap aku mendengar berita jika kau diperlakukan tidak layak oleh mereka. Aku benar-benar geram mendengarnya.

Aku menyuruh salah pengawalku untuk berpura-pura menemui ajuhma dan ajusshi untuk seolah-olah melakukan penawaran. Pengawalku menawarkan rumah dan uang yang banyak jika mereka bersedia menjualmu padanya. Dan, aku senang mereka setuju dengan itu tapi disisi lain aku sakit ketika mereka berani melepasmu hanya karna rumah dan uang. Tapi, setidaknya aku lega melihat tidak tersiksa oleh mereka.
Yang mereka tahu kau dijual oleh kepada ajusshi hidung belang karena waktu itu aku menyuruh pengawalku untuk berpenampilan seperti itu. Mereka, tidak tahu jika akhirnya kau menikah denganku. Hahaha, menikah dengan Cho Kyuhyun yang memiliki segalanya dan cinta yang hanya untukmu” aku mencium kepalanya lembut.
Aira terhenyak mendengar penjelasan Kyuhyun, ia tidak tahu ternyata Kyuhyun berkorban banyak untuknya, untuk kebahagiannya. “Mianhae”
Ku cium hidungnya pelan, “Aku sudah mengatakan kau tidak melakukan kesalahan apapun, karena itu tidak perlu minta maaf padaku” ia mengangguk pelan lalu menyandarkan kepala di pundakku.
“Aku hanya minta padamu, untuk mencintaiku selamanya” tambahku kemudian. “Tanpa, kau minta aku akan melakukannya sekarang” aku tersenyum mendengarnya.
“Jadi, kau masih ingin bertemu dengan mereka? Dan, aku yakin mereka akan terkejut tentang ini”
“Iya, tapi tidak dalam dekat ini. Aku harus menempatkan hatiku setelah apa yang mereka lakukan padaku”
“Ara, aku akan menemanimu jika kau ingin menemui mereka”
Aira tersenyum kecil, “Eo, gomawo oppa. Aku pikir kau malaikat yang tidak bersayap yang dikirimkan Tuhan padaku untuk menggantikan kedua orang tuaku”

“Hei, jangan berlebihan memujiku” gurauku, sambil mengeratkan pelukanku yang tadi sempat melonggar.

Author Pov

Sekembalinya, Kyuhyun ke Korea Aira tetap bekerja di perusahaan. Ruangan Kyuhyun ditambah 1 meja dan kursi sepertinya agar ia bisa bekerja bersama dengan Aira dalam satu ruangan.

Aira memijat pelan dahinya, akhir-akhir ini kepalanya sering pusing dan ia merasa sering jika ia sering cepat lelah bahkan hanya naik lift saja ia seperti berlari 10 kali putaran lapangan.

Kyuhyun sedang keluar dari ruangan, ia sedang bertemu dengan client hari ini ia absen untuk menemani Kyuhyun menemui client. “Huek..” Aira lansung berlari ke kamar mandi, ketika ia merasakan ia ingin memuntahkan sesuatu tapi tidak ada yang ia keluarkan. Dan itu berulang-ulang terjadi.

“Sayang, kau kenapa?” Kyuhyun lansung terkejut melihat istrinya yang terlihat lemah dan wajah pucat ketika ia masuk ke dalam ruangan, ia baru saja ingin memberikan kabar jika client setuju untuk bekerja sama.

“Oppa” lirih Aira. “Kau sakit sayang?” Kyuhyun menggendong Aira dan membaringkannya di sofa, ia menaruh bantal di kepala Aira. “Entahlah, aku merasa pusing” Kyuhyun mengusap keringat dingin di wajah istrinya.

“Ho..” Aira membungkam mulutnya dan berlari menuju kamar mandi ketika keinginan muntah itu datang lagi. Kyuhyun pun menyusul istrinya itu dengan membawa segelas air putih. Ia mengelus-elus tengku istrinya agar ia lebih baik.

Aira menenguk air yang Kyuhyun berikan, “Kita pulang saja?” tawar Kyuhyun, ia tidak bisa melihat keadaan istrinya seperti ini. “Ani, kau harus bekerja” tolakku.

“Ani, kita harus pulang sekarang” tegas Kyuhyun. Aira tidak bisa menjawab lagi jika Kyuhyun sudah menegaskan seperti ini. Kyuhyun pun memapah istrinya untuk keluar dari ruangan.

“Jika, ada yang mencariku katakan aku pulang” ucap Kyuhyun pada sekretarisnya. Ia hanya mengangguk, ia memandangi Kyuhyun yang sedang memapah istrinya. Aira merasakan pusing kembali mendera kepalanya, dan itu membuatnya tambah lemah.

“Sayang” Kyuhyun terkejut ketika tiba-tiba tubuhnya istrinya hampir terjatuh. Ia pun lansung menggendong tubuhnya istrinya, ia tidak peduli karyawannya memandangnya. Sopirnya pun dengan cepat membukakan pintu ketika melihat tuannya datang sambil menggendong nyonya yang terlihat pingsan. Di perjalanan, ia menghubungi dokter pribadinya untuk datang ke rumahnya. 

“Bagaimana dokter?” tanya Kyuhyun, ketika dokter ia selesai memeriksa Aira. “Ia hanya kelelahan saja, karena itu sebaiknya ia harus bed rest selama 2-3 hari. Karena, kandungannya yang masih berusia 2 minggu dan itu faktor membuatnya lebih mudah lelah”

“Kandungan? Maksud dokter?”

“Iya, tuan Cho. Istrinya sedang menggandung, usia kandungnya sudah 2 minggu. Selamat kau akan jadi appa” Kyuhyun tersenyum senang mendengarnya.

“Gamsahamnida, ajusshi” 

“Nde, kalau begitu aku permisi dahulu” Kyuhyun mengangguk pelan.

“Aku akan menjadi seorang Appa” batin Kyuhyun. Di hampirinya istrinya yang masih tertidur mungkin karena kelelahan. Digenggam tangan istrinya itu, dengan lemah Aira membuka matanya. “Oppa” lirihnya.

“Eo, aku disini sayang” Aira tersenyum, lalu kembali memejamkan matanya. Ia masih merasa lelah, kekuatan belum cukup untuk membuka matanya.
--
Berita hamilnya Aira terdengar ke telinga keluarga Kyuhyun yang berada di Jepang, ia sudah mengetahui kalau anaknya itu sudah menikah satu tahun lalu, mereka merestui keduanya. Aira juga senang mendengarnya, ia merasa menjadi wanita sempurna karena bisa mengandung.

“Kau tidak boleh kelelahan sayang” Kyuhyun selalu berkata seperti itu karena istrinya itu sedikit keras kepala. Ia selalu ingin bekerja entah itu membersihkan rumah ataupun ke kantor.

“Appa, Eomma aku kini hidup bahagia, sama seperti dulu ketika hidup bersama kalian. Dia benar-benar mencintaiku setulus hatinya dan bahkan akhir-akhir ini menjadi namja yang cerewet” Aira tertawa kecil ketika mengatakannya pada bingkai foto kedua orang tuanya.
Ia benar-benar merasa bahagia, hidup bersama Kyuhyun.

Aira Pov

Aku mengelus-elus perut besarku yang hanya tinggal menunggu hari saja. Aku juga merasa senang karena aku sudah berhenti meminta-minta yang aneh-aneh pada Kyuhyun. Aku kasihan pada Kyuhyun yang harus membelikan sesuatu yang kadang-kadang itu sulit masuk akal.

“Eo” aku merasakan rasa sakit di perutku, rasa sakit itu bertambah parah. Aku pun lansung memencet tombol di ranjangku, dan tidak lama pelayan datang ke kamarku.

“Nyonya” ia juga terkejut melihatku yang merasa kesakitan. Ia pun memanggil pelayan dan pengawal yang lain. Mereka membawaku ke rumah sakit, selama perjalanan aku mengerang sakit. Pelayan juga sudah memberikan kabar kepada Kyuhyun tentang keadaanku yang sepertinya yang akan melahirkan.

Kyuhyun berlari cepat ketika ia sampai di rumah sakit, ia bahkan membatalkan meeting hari ini, yang terpenting adalah keadaan istrinya.

Aku terkejut ketika sebuah tangan mengenggamku, aku menoleh dan ternyata tangan itu adalah tangan Kyuhyun. “Kau pasti bisa sayang” seperti mendapat semangat lebih aku mengikuti intruksi dokter.

“Owe-owe” aku menghela nafas lega, ketika mendengar suara tangisan itu. “Kau berhasil sayang” Kyuhyun mengecup keningku, aku hanya bisa menanggapinya dengan senyum kecil karena terlalu lelah.

Kyuhyun mengantar istrinya untuk pindah ke ruang rawat, ia tersenyum senang karena kini sia mengendong sebuah bayi laki-laki hasil buah cintanya dengan Aira. Ia memberikan anaknya pada istrinya.

Aku tersenyum bahagia, “Siapa nama anak kita?” tanyaku pada Kyuhyun. 

“Kau saja yang memberikan namanya” aku berpikir sejenak. “Bagaimana Cho Jihyun?” Kyuhyun berpikir menimbang-nimbang. “Ji dari nama awal nama Appaku Ji Kyung dan Hyun dari namamu. Dua nama namja yang sangat aku cintai” tambahku.

“Geure, Cho Jihyun” setuju Kyuhyun.

“Dimana cucuku?” Aku dan Kyuhyun terkejut karena Appa Kyuhyun masuk ke ruang rawat disusul Eomma dan Kakak perempuan Kyuhyun, Cho Ahra.

“Appa, eomma, Nona” Kyuhyun merasa tersanjung dengan kehadiran keluarganya. Ia memberitahu mereka tapi ia tidak mengharapkan keluarganya datang karena kesibukan mereka.

Aku memberikan Jihyun pada Eomma Kyuhyun, untuk kedua kalinya aku bertemu eomma Kyuhyun setelah sebelumnya ia bertemu ketika waktu pernikahan mereka, begitupula dengan Appa dan Ahra eonnie.

“Dia, tampan” puji Eomma.

“Eo, tentu saja eomma. Aku kan tampan” Kyuhyun memuji dirinya sendiri. Kami hanya bisa tertawa mendengarnya.

Keluarga Kyuhyun sangat baik padaku, aku merasa jika kedua orang tuaku kembali lagi. Ahra juga tidak kalah baiknya, ia seperti kakak bagiku aku hanya anak tunggal karena itu kehadiran membuatku merasa jika aku memiliki seorang kakak.

Author Pov

Para media baik elektronik maupun cetak memberitakan lahirnya putra sulung Kyuhyun dan cucu kedua Cho Group, sebelumnya Ahra sudah lebih dahulu menikah ia juga dikaruniai seorang putra.

“Eomma, Appa lihat ini” Jiyeon memberikan surat kabar mengenai Aira kepada eommanya tapi eommanya sibuk menonton teve begitupula appanya. Ia bahkan tidak menoleh ke arahnya, ketika melihat apa yang ditonton ia ikut terdiam. Mereka ternyata sedang menonton teve yang memberitakan Aira dan Kyuhyun dengan putra sulungnya.

“Putra sulung Cho Kyuhyun, akan menjadi anak terkaya di Korea” itulah tagline berita itu.
Ketiganya masih dalam kediaman, mereka tidak percaya keponakan yang dijual kini hidup bersama namja yang kaya di Korea. Begitupula Jiyeon, kakak sepupunya yang selalu dijadikan kacung ketika ia berbelanja kini hidup lebih mewah dari dirinya.

Suratan takdir Tuhan sudah bicara, Tuhan tidak pernah tidur dan tidak akan diam melihat apa yang dilakukan hambanya yang tidak manusiawi. Ia akan mengangkat derajat hambanya yang tersiksa tapi tidak pernah mengeluh dan menjalani hidupnya dengan tersenyum.

--
“Jihyun, jangan berlari sayang” Aira mengejar Jihyun yang tiba-tiba saja berlari padahal tadi ia sedang bermain dengan maiannya. Ketika mendengar deru mobil, ia selalu seperti itu berlari menuju pintu ia ingin menyambut Kyuhyun pulang.

“Kau ini” ia tertawa lucu ketika Aira berhasil menyusulnya. Tak lama Kyuhyun pun masuk, ia tersenyum melihat putra dan istrinya yang sudah menunggunya.

Jinhyun lansung menepuk-nepuk tangannya lalu mengangkat tangannya minta digendong. Kyuhyun tertawa kecil, ia pun mengendong Jihyun. Jihyun lansung tersenyum senang dalam gendongan Kyuhyun, Aira tersenyum lalu mengambil alih tas kerja Kyuhyun. Kali ini tas kerjanya bukan hanya berisi foto dirinya tapi juga foto Jihyun.

“Semuanya berjalan dengan lancar?” tanya Aira, “Eo” Kyuhyun mencium bibir Aira sekilas. “Jihyun ah, biar Appa mandi dulu eo, Jihyun sama eomma dulu” Jihyun mengembungkan pipinya tapi akhirnya ia mengangkat tangannya untuk digendong. Aira pun mengambil Jihyun dalam gendongan Kyuhyun.

“Mandilah, aku dan Jihyun akan menunggumu untuk makan malam bersama” Kyuhyun mengangguk diciumnya kening Aira dan Jihyun lalu berjalan menuju kamarnya di lantai dua.
Aira kembali menurunkan Jihyun ke ruang tamu tempat main-mainannya berada, detik berikutnya ia sudah kembali terhanyut dengan permainannya.Ia tersenyum melihat putranya sedang bermain, “Jihyun ah, sebentar lagi Appa selesai mandi. Kajja, kita rapihkan mainanmu lalu kita makan bersama Appa” Jihyun mengangguk pelan. Diusia yang baru 1 tahun, Jihyun termasuk anak yang pintar karena ia bisa sudah mengerti dengan kalimat Aira dan Kyuhyun. Tapi, ia masih berkata seperlunya saja.

Dan, benar tak lama Kyuhyun kembali dengan wajah yang lebih segar dan pakaian yang lebih santai. Jinhyun lansung menghampiri Kyuhyun, sedangkan Aira menaruh tempat mainan dan tas Kyuhyun terlebih dahulu.

Kyuhyun mengendong Jihyun dan menaruhnya di kursi khusus untuknya. “Apa, kau menjaga eomma dengan baik?” tanya Kyuhyun.

Jinhyun mengangguk pelan sambil tertawa kecil. Kyuhyun terkadang berlebihan menitipkan istrinya pada anaknya yang lebih kecil dari usia istrinya. Aira mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Kyuhyun setelah itu beralih ke Jihyun. Ia menyuapkan makanan pada Jihyun, Jihyun menerima suapannya dengan baik.
 
“Sudah, hampir 2 tahun Kau tidak ingin bertemu dengan mereka?” Aira terdiam ketika mendengar pertanyaan Kyuhyun. Ketika Kyuhyun menjelaskan semuanya padanya, hingga kini ia belum menemui mereka.

“Aku yakin mereka sudah tahu semua tentangmu” lanjut Kyuhyun kemudian.

“Entahlah, aku takut bertemu dengan mereka” jawab Aira.

“Kenapa kau harus takut, sayang?” tanya Kyuhyun lagi. 

“Bukankah, aku adalah saudara yang tidak baik karena membiarkan mereka hidup di seperti itu sedangkan aku hidup seperti ini. Aku tahu mereka hidup dengan kecukupan tapi aku lebih dari mereka. Aku takut ketika aku datang ke rumah mereka, mereka malah mengusirku karena mereka mengira aku datang secara tidak lansung mengejek mereka.”

“Tidak ada yang perlu kau takutkan selama aku datang bersamamu, lagipula aku tidak akan membiarkan mereka mengusirmu dengan niat baikmu menemui mereka” Aira tersenyum mendengarnya.

“Bagaimana, jika besok kita menemui mereka?” usul Aira.

“Eo, geure. Kajja, besok kita temui mereka”Kyuhyun menerima usulan istrinya.

--
Besok, ketiganya pun menuju rumah Ajuhma, ajusshi dan saudara Aira. Sebelum itu, ia mampir untuk membeli sesuatu untuk mereka. “Mereka tidak akan membuangnya kan?” Kyuhyun mengusap pipi istrinya yang selalu dirundung ketakutan.

“Aniya, mereka pasti menerimanya” Aira mengangguk pelan, tapi hatinya masih merasa takut. 

Mobil Kyuhyun masuk ke dalam halaman rumah mereka, karena dahulu itu merupakan rumah Kyuhyun jadi pekerja rumah itu dengan mudahnya membukakan pintu untuknya.
Kyuhyun memencet bel, tak lama pintu terbuka. Ajuhma yang membukakan pintu terkejut dengan kehadiran tamunya. Aira membungkukkan badan, “Annyeong haseyo Ajuhma”
“Siapa yang datang eomma” Jiyeon yang menyusul Ajuhma sama terkejutnya melihat siapa yang datang bertamu.

“Bolehkah kami masuk?” tanya Aira segan, keduanya bersamaan mengangguk pelan. Kyuhyun tersenyum kecil ke arah Aira, ia memberikan isyarat semuanya akan baik-baik saja.

Jihyun berpindah gendongan ke Kyuhyun, “Apa kalian hidup dengan baik?” tanya Aira dengan nada lembut dan penuh khawatiran.

Keduanya tidak berbicara, “Aku datang bukan untuk menghina kalian karena kini aku hidup lebih baik dari kalian. Aku datang karena, aku merindukan keluargaku” keduanya memandang Aira.

“Maafkan kami” ketiga pun berpelukan bersama. “Maaf, dengan apa yang ajuhma dan ajusshi lakukan padamu”

“Aku juga eonnie”

“Ara, aku sudah memaafkan kalian sebelum kalian meminta maaf hari ini” Kyuhyun tersenyum mendengarnya, istrinya itu memang pemaaf.

Pelayanan datang sambil membawakan beberapa barang yang tadi dibeli. Keduanya memandang tidak percaya, banyak sekali barang yang mereka berikan. “Ini, hadiah untuk kalian karena kalian sudah hidup dengan baik dan sehat” ujar Aira.

“Gomawo” ucap keduanya bersamaan. Mereka beralih kepada Kyuhyun dan Jihyun, “Eo, kalian pasti sudah mengenalnya. Dia suamiku dan anakku” Kyuhyun hanya tersenyum kecil sedangkan Jihyun hanya menepuk tangannya dalam pangkuan Kyuhyun.

“Dia tampan” puji Ajuhma.

“Gomawo, dia memang tampan seperti appanya” balas Kyuhyun.

Semuanya tertawa ringan, Kyuhyun selalu seperti itu.
--
“Lihat tidak ada yang perlu ditakutkan? Mereka menerima kehadiran kita dengan baik” Aira menganggukkan kepala.

“Sayang, kau tidak akan meninggalkan aku kan?” Aira mengerutkan kening, lalu memandang Kyuhyun penuh. “Maksudmu?” tanya Aira balik.

“Bukankah, kau akan pergi setelah aku mendapatkan anak darimu” Aira membuka mulutnya kecil ia ingat tentang itu. “Aku tidak akan meninggalkanmu oppa. Aku tidak meninggalkan namja yang sudah berkorban banyak untukku dan aku bahagia hidup bersamamu”

“Jinjja, kau bahagia hidup bersamaku?” Tanya Kyuhyun dengan senyum menggoda, iya mengeluarkan evil smirknya. “Eo, manhi hangbokhae” 

Kyuhyun memeluk Aira erat begitupula Aira. “Aku mencintaimu” ucap Kyuhyun.

“Aku juga mencintaimu” balas Aira.

The End



No comments:

Post a Comment