
Author : Yunita {@dedee_yunita}
Cast :
- Cho Kyuhyun (SJ)
- Choi Aira (OC)
Title : You…
Genre : Hurt, Sad, Happy ending
Rating : PG 15
Length : Oneshot
Hahha, enggak bisa nentuin judul. Coment Juseyo untuk menghargai FF gaje ku ini..
happy reading :)
“Lepaskan aku,
lepaskan aku” Gadis itu memberontak ketika dua orang namja bertumbuh besar
membawanya masuk ke dalam sebuah rumah besar. Jika, orang melihat rumah itu bak
surga tapi tidak dengan gadis itu, ia melihat rumah itu adalah sebuah neraka.
“Bawa, dia ke
kamarnya” ucap seorang namja tanpa memandang ke arah kedua namja besar ataupun
ke gadis itu. “Baik tuan” kedua namja besar itu pun mengikuti perintah namja
itu untuk membawa gadis itu ke kamarnya. “Lepaskan aku” gadis itu tetap saja
memberontak, tapi sekeras apapun dimelawan ia tetap kalah karena kekuatan yang
ia miliki tidak mungkin bisa mengalahkan kekuatan kedua namja besar itu.
Kedua namja besar itu
melepaskan gadis itu ketika ia sudah berada di kamarnya, gadis itu memandang
kesal sekaligus penuh amarah kepada kedua namja besar itu. “Maaf nyonya, kami
hanya mengikuti perintah tuan” ucap salah satu namja besar itu lalu keduanya
pun keluar dari kamar. Tak lama menutup pintu kamar dan menguncinya.
Gadis itu mengacak
rambutnya, ia depresi karena tidak berhasil menjalankan rencana sendiri.
Glek, pintu kamar
kembali terbuka. Gadis itu memandang ke arah pintu, ketika melihat seorang
namja yang tadi ia lansung mengalihkan pandangannya ia tidak ingin bahkan
sangat tidak ingin melihat wajahnya.
Namja itu berjalan
mendekat, ia berjongkok di bawah gadis itu yang duduk di atas ranjang. Ia
mengecek keadaan gadis di hadapannya, “Sepertinya mereka terlalu keras hari
ini” ucapnya ketika melihat lengan gadis itu sedikitberwarna merah.
Gadis itu mengacuhkan
apa yang dikatakan namja itu, “Sayang” namja itu mencoba memanggil gadis itu,
namja itu tersenyum kecut karena panggilannya tidak direspon oleh gadis itu. Ia
pun kembali berdiri, “Mandilah, setelah itu turun, kita makan malam bersama”
namja itu mencium kepala gadis itu dahulu sebelum ia keluar dari kamar gadis
itu.
Gadis itu memejamkan
matanya ketika namja itu pergi. Detik berikutnya ia beranjak menuju kamar
mandi. Yang ia harus lakukan adalah mengikuti apa yang dikatakan namja tadi.
Sebuah hidangan makan
malam sudah tersaji di meja makan. Namja itu tersenyum melihat gadis itu turun
dan kini duduk di hadapannya. Keduanya makan malam dengan kediaman. Tidak
heran, karena setiap hari memang seperti ini.
Cho Kyuhyun adalah
nama namja itu. Namja sempurna yang mempunyai segalanya, wajah tampan dan
kekayaan yang bisa dibilang tidak akan habis di makan masa. Sedangkan, gadis
itu bernama Choi Aira. Gadis sederhana dari keluarga tidak mampu, dulunya ia
hanya tinggal bersama ajuhma, ajusshi dan keponakannya tapi berubah ketika Kyuhyun
melamarnya untuk menikah dengannya.
Aira ingin menolak
karena tidak bisa menikah dengan seorang namja yang latar belakang dan sifat
belum ia kenal sama sekali, ia bahkan belum pernah bertemu dengan Kyuhyun
sebelumnya. Ralat, jika Kyuhyun melamarnya dan memintanya menikah dengannya
tapi lebih tepatnya ajuhma dan ajusshinyalah yang menjualnya kepada Kyuhyun
dengan imbalan yang lumayan besar. Memilukan dan
menyedihkan bukan, keluarga yang kau punya malah menjualmu.
“Aku selesai” Aira
beranjak dari kursinya lalu pergi menuju kamarnya tanpa memandang ke arah
Kyuhyun. Kyuhyun hanya diam sambil memandangi punggung Aira yang mulai menjauh
darinya. Ia tidak ingin berkomentar apapun karena itu ia melanjutkan kegiatan
makanannya yang belum terselesaikan.
“Kalian makanlah
bersamaku” itulah akhirnya dilakukan Kyuhyun, menyuruh pelayan dan pengawalnya
makan bersamanya. Ia tidak bisa makan sendiri di meja besar seperti ini.
Pelayan dan pengawalnya pun menurut dengan apa yang dikatakan tuannya.
Gadis itu tidak berkata-kata
ketika melihat Kyuhyun yang kini makan bersama pelayan dan pengawalnya dari
lantai 2. Ia sering melihat itu setiap kali ia menyelesaikan makan lebih
dahulu.
Aira
Pov
Dia namja yang tampan,
bahkan bisa dikatakan sempurna. Selama 1 tahun aku menikah dengannya tidak
sekalipun ia kasar padaku bahkan ia bisa dikatakan ia terlalu baik padaku. Ia
memperlakukan aku bagaikan putri di rumahnya, ia hanya bertindak jika aku
mencoba melarikan diri dari rumah.
Aku memang sering kali
mencoba melarikan diri tapi aku selalu berhasil ditemukan oleh
pengawal-pengawal Kyuhyun. Di satu sisi aku juga bingung, tempat mana yang akan
aku datangi jika aku kabur, karena aku tidak punya keluarga lagi kecuali ajuhma
dan ajusshiku. Yah, keluarga yang tega menjualku pada Kyuhyun. Dulu, kami hanya
tinggal di rumah kecil di jeju tapi kini aku dengar mereka sudah pindah ke
Seoul dengan rumah yang lebih besar dan tentunya pemberian dari Cho Kyuhyun.
“Apa yang kau lamunkan
sayang?” aku tidak tahu sejak kapan Kyuhyun datang ke kamarku, ia memelukku
dari belakang. “Tidak ada” bohongku. Ku dengar ia tertawa kecil, “Kau tidak
pandai berbohong, terlihat jelas di wajahmu jika kau berbohong” aku membalikan
tubuhku untuk melihatnya yang semula memandang keluar jendela.
“Bisakah, kau
melepaskan aku?” wajah Kyuhyun terlihat jika dia terkejut, detik berikutnya ia
mengeleng “Ani, tidak bisa”
“Cho Kyuhyun kau
sangat sempurna, kau bisa mendapatkan gadis yang sama sempurnanya darimu bukan
seperti aku”
“Apa kau tidak bosan
membahas ini setiap kali kau berkata padaku. Bahkan hanya pertanyaan ini yang
membuatmu berbicara padaku” aku terdiam, aku memang jarang berbicara dengannya.
Aku duduk di atas
ranjangku, “Aku tidak pernah ingin semua ini, bahkan aku tidak pernah sekalipun
menginginkanmu” entah kenapa kalimat terakhir yang ku ucapkan membuat dadaku
sakit.
Kyuhyun berjongkok
menyamakan ketingian Aira. “Geure, aku akan melepaskanmu” aku lansung memandang
wajah Kyuhyun. “Dengan satu syarat” tambahnya.
“Apa?” tanyaku cepat.
“Aku menginginkan anak
darimu, jika anak itu lahir kau bisa pergi aku tidak akan menahanmu. Aku akan
membesarkannya sendiri” aku terdiam sejenak untuk berpikir, “Ok, setuju”
jawabku akhirnya.
“Lakukan itu sekarang”
Kyuhyun tersenyum kecil, gadis dihadapannya benar-benar ingin terlepas darinya.
Aku memandang Kyuhyun yang mulai mendekatkan wajahnya padaku. Cup, bibirnya pun
mendarat di bibirku, ia mencium lembutku bahkan sangat lembut. Aku mulai
terhanyut dengan ciuman yang ia berikan. Perlahan aku memejamkan mataku, dan
mengalunkan tanganku ke leher Kyuhyun. Ini adalah ciuman pertamaku, dan mungkin
aku akan selalu mengingatnya.
---
Aku perlahan-lahan
membuka mataku ketika sinar matahari mengusik tidurku. Setelah terbuka
sempurna, aku memandang ke sisi sampingku tapi tidak ada orang disana, tidak
ada Kyuhyun padahal setelah kegiatannya semalam ia tidur bersamaku. Kemana dia?
Entah kenapa aku jadi memikirkannya.
Dengan cepat aku
membersihkan diriku dan turun menuju ruang makan. Tapi, begitu aku sampai di
ruang makan tidak Kyuhyun disana. Hanya pelayan yang membungkukkan badannya
padaku. “Dimana, Kyuhyun?” tanyaku pada kedua pelayan yeoja di hadapanku.
“Tuan sudah berangkat
ke kantor, Nyonya” aku terhenyak, aku lupa seharusnya aku melihat jam terlebih
dahulu sebelum aku mencarinya. “Eoh, geure” aku menarik kursi untukku duduk dan
bersiap untuk menyantap sarapanku.
Biasanya, aku akan
sarapan dengan Kyuhyun meskipun aku akan selalu menyelesaikan sarapanku lebih dahulu
sama seperti setiap makan malam. “Seperti inikah rasanya makan sendiri?”
batinku. Aku merasa jika aku merindukan Kyuhyun, aku memandang kursi yang
sering Kyuhyun duduki entah kenapa ada Kyuhyun disana. Ia memandangku sambil
tersenyum, “Makanlah” untuk pertama kalinya aku tersenyum lalu nengangguk
pelan. Ketika kembali memandang ke kursi Kyuhyun, ia menghilang. “Ternyata, aku
hanya membayangkannya saja” batinku.
“Bisakah, kalian
menemaniku sarapan?” tanyaku pada kedua pelayan yeoja itu. “Maaf, nyonya tapi
kami sudah sarapan bersama tuan tadi” aku mengangguk pelan, aku lupa jika
Kyuhyun pasti sudah mengajak mereka sarapan terlebih dahulu. Aku baru sadar,
jika rumah ini terlalu besar jika Kyuhyun tidak ada. Aku pun melanjutkan
kegiatan makanku dalam diam.
Biasaya aku tidak
merasa jenuh jika di rumah sendiri, karena aku sudah menjalaninya 1 tahun ini
tapi entah kenapa hari ini begitu merindukannya. Aku bahkan berharap waktu
berjalan cepat sehingga aku bisa melihatnya kembali.
Aku memandang jam
dinding yang menunjukkan pukul 5 sore, senyum lansung terbit di wajahku.
Sebentar lagi dia pasti pulang. Dan, benar saja ketika aku keluar dari kamar aku melihatnya yang baru saja
datang. Aku lihat pelayan membawakan tas kerjanya.
“Apa, istriku tadi
sarapan dan makan siang?” aku terhenyak mendengar pertanyaannya pada salah satu
pelayan. “Nde, tuan. Nyonya Cho sarapan dan makan siang” aku lihat wajahnya
terlihat lega mendengar jawaban pelayan tersebut.
Ia mengadakan
kepalanya, aku yang masih terhanyut dalam pikiranku sendiri tidak sempat
membunyikan diriku, karena itu ia bisa melihatku. Ia tersenyum lalu ia berjalan
menaiki tangga berjalan mendekat ke arahku. Entah kenapa aku ingin sekali
berhambur ke pelukannya, tapi aku menahannya.
“Aku mandi dulu,
setelah ini kita makan malam bersama. Maaf, sudah membuatmu menunggu” setelah
mengucapkan itu, ia mencium keningku lembut. “Aniya, aku tidak menunggumu”
dustaku.
Ia tersenyum kecil
lalu masuk ke dalam kamarnya yang hanya bersebelahan dengan kamarku. Selama 1
tahun ini kami memang tidur pisah hanya tadi malam saja untuk pertama kalinya
kami tidur bersama di kamarku. “Mian, Kyuhyun” lirihku.
Makan malam ini terasa
lebih berwarna, meskipun kami tidak berbicara tapi entah kenapa aku merasa
senang bisa makan malam bersamanya. Aku bahkan memperlambat makanku agar
menunggunya selesai makan, malam ini pelayan dan pengawal tidak perlu
menemaninya makan malam.
Kring, kring. Ponsel
Kyuhyun berdering, beberapa detik kemudian ia melihat layar dan akhirnya ia
mengangkatnya. Aku mendengar pembicaraan dalam diam, “Kapan aku berangkat?” aku
merasa ada sesuatu yang terjadi setelah ini. “Lusa, eoh ok. Siapkan saja
semuanya. Berapa lama aku harus pergi?” aku menantikan jawaban itu, Kyuhyun
tersenyum kecil “Sebulan” aku sedikit terkejut mendengarnya. “Hahahaha, aku
bisa menyelesaikan dengan dalam 1 hari” guraunya dengan seseorang yang tidak
aku tahu.
“Yah, karena aku juga
tidak bisa meninggalkan istriku selama itu” ia memandangku, aku pun lansung
mengalihkan pandanganku dan pura-pura tidak memperdulikan Kyuhyun. “Eo, geure”
sambungan terputus, ia meletakan kembali ponselnya dan kembali makan. Aku ingin
sekali bertanya, kau ingin pergi kemana? Apa yang kau lakukan disana? Berapa
lama? Tapi aku masih menahan diriku agar tidak bertanya dengannya.
Hingga besok paginya,
aku menemukan sebuah koper di kamarnya. “Ia benar-benar akan pergi” batinku.
Aku merasa tidak rela jika dia pergi. Sepertinya, hatiku sudah bisa menerima
dirinya.
Beberapa pelayan
melihat Nyonya mereka terlihat muram, ia bahkan seringkali terlihat melamun
meskipun sering melihat seperti itu tapi mereka tidak pernah melihat dia
semuram itu.
“Apa, aku harus
membuat ulah agar dia tidak pergi?” ide itu seketika terlintas dalam pikiranku.
Kyuhyun selalu menomor satukan diriku, ia bahkan pulang cepat dan meninggalkan
kegiatan dikantornya ketika mendapatkan info jika aku kabur dan bahkan ia
pernah lansung pulang ketika mendapat info jika jariku terluka karena tertusuk
bunga mawar yang sedang ku rangkai. Entah, siapa yang beritahunya, ia datang
dengan wajah khawatir. Tapi, aku meresponnnya dengan dingin, “Jangan berlebihan
aku hanya tertusuk duri mawar” itulah yang aku katakana padanya.
Seharusnya, aku
berterima kasih padanya karena ia sangat perhatian padaku dan meminta maaf
karena aku selalu membuat hatinya terluka dengan semua perkataan dan sikapku
padanya.
Hidupku dulu bahagia
bersama kedua orang tuaku, tapi ketika mereka meninggal dunia karena kecelakaan
hidukup berubah drastis ketika aku tinggal bersama AJuhma dan Ajusshiku. Mereka
memperlakukanku layaknya aku pembantu mereka dan mereka pun menyuruhku untuk
bekerja. Anaknya, Lee Jiyeon bahkan menjadikanku sebagai membantunya untuk
mengerjakan tugas kuliahnya dan menyuruhku membawakan semua kantung belanjanya
ketika ia menyuruhku untuk menemaninya jalan-jalan.
Ah, kuliah. Aku lupa
tentang itu, seharusnya aku sama dengan Jiyeon kuliah di semester 2 tapi ajuhma
dan ajusshiku tidak mengizinkan aku untuk kuliah dan akhirnya aku dijual kepada
Kyuhyun.
Aku tersentak dalam
lamunanku ketika mendengar deru mobil berhenti. Aku belum sempat ke kamarku,
karena sedari tadi aku duduk di ruang tamu. Ia tersenyum melihatku, aku ingin
membalas senyum itu tapi aku masih menahannya. Aku menghampirinya dengan lembut
memegang tangannya yang memegang tas kerja lalu memindahkan tas kerjanya dari
tangannya ke tanganku. Kyuhyun sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan
istrinya itu. Aku memandangnya yang kembali tersenyum padaku, ia menarik
pinggangku lalu mencium bibirku sekilas.
“Gomawo, sayang”
ucapnya kemudian.
Aku mengangguk pelan,
“Apa isi dalam tas ini?” tanyaku karena tas ini terasa ringan sekali. “Buka
saja, kau akan terkejut melihatnya” aku berdecak kecil kemudian aku membuka tas
kerja Kyuhyun. Aku memang benar-benar terkejut melihatnya, karena ketika
membuka aku melihat bingkai foto dan itu berisi fotoku. Tapi, yang membuat
lebih terkejut adalah aku menemukan sebuah tiket pesawat.
Aku mengambilnya dan
melihat tiket tersebut di hadapan Kyuhyun. Kyuhyun juga terlihat terkejut,
“Penerbangan besok pagi Korea – Amerika” batinku. Ia benar-benar akan pergi.
“Eo, mianhae sayang.
Aku harus pergi ke Amerika untuk beberapa hari, ada urusan pekerjaan yang
mengharuskan aku kesana” Kyuhyun mencoba menjelaskan tiket itu padaku. Ku
masukan kembali tiket tersebut, “Gwaechana, pergilah dan kembalilah dengan
keadaan sehat” aku lansung terdiam, mulutku dengan sendirinya berkata begitu.
Kyuhyun tersenyum, “Eo, aku akan kembali dengan cepat. Kau juga harus sehat
ketika aku pergi. Jangan mencoba kabur dan jangan sampai kau terluka sekalipun
hanya tertusuk duri bunga mawar”
“Haissh, itu hanya
luka kecil kau saja yang berlebihan”
“Tidak ada yang
berlebihan jika itu tentangmu” Kyuhyun berkata dengan cepat, aku memandang
wajahnya yang terlihat serius. Aku jadi merasa bersalah padanya, aku pun mendekatkan
tubuhku memeluk Kyuhyun. Kyuhyun terkejut ketika istrinya itu memeluknya, ini
adalah pelukan pertama yang ia berikan padanya. Ia tidak menyia-nyiakannya ia
pun membalas pelukan istrinya. Menghirup dalam-dalam harum dari rambut istrinya
itu. “Minhae” lirihku. “Mianhae, untuk semuanya”
Kyuhyun mengangguk
pelan, ia mengerutkan kening ketika mendengar isakan dari gadis yang sedang
memeluknya itu. Ia pun melepaskan pelukan itu, dipandangnya wajah istrinya.
“Mwoya, kau menangis”
Aku menangis, karena meratapi
semua kesalahan yang aku buat padanya. Semua perkataanku, sikap dan semuanya yang
telah aku lakukan padanya. “Minhae” isakku, air mataku mengalir dengan derasnya.
“Sayang, uljima.”
Kyuhyun menyeka airmataku dengan kedua ibu jarinya. “Aku tidak pernah
menyalahkanmu tentang ini karena itu kau tidak perlu minta maaf padaku, kau
tidak salah” ujarnya.
“Tapi..” ia tersenyum,
“Aku mencintamu karena itu aku menerima semuanya” tuturnya lembut. Aku
memejamkan mataku sejenak, “A…a…aku juga mencintaimu” Kyuhyun tersenyum
mendengarnya, ia pun memeluk istrinya. Ia sangat senang mendengar penuturan
istrinya itu meskipun sedikit tergagap.
Pelayan dan pengawal
yang melihat itu tersenyum, cinta tuannya terbalas sudah. Selama 1 tahun ini
memang terlihat hanya tuannya yang mencintai nyonya tapi nyonya tidak terlihat
mencintainya. Tapi, tuannya tetap mencintai nyonyanya.
O0o
“Kau harus jaga dirimu
baik-baik, eo” pesan Kyuhyun sebelum ia masuk ke dalam gate keberangkatan. “Eo,
aku akan menjaga diriku dan kau juga harus menjaga dirimu selama disana”
Kyuhyun mengangguk pelan lalu tersenyum. Kyuhyun memperhatikan penampilan
istrinya yang berbeda hari ini, ia mengenakan setelan rok dan jas seperti
seseorang yang ia bekerja. Yah, selama iya akan pergi istrinya itu akan menggantikan
posisinya mengawasi perusahaan. Meskipun, sebelumnya istrinya itu menolak
karena ia tidak pernah berpenggalaman dan karena disisi lain ia tidak kuliah.
“Apa aku terlihat aneh
dengan pakaian seperti ini?” tanyaku ketika melihat Kyuhyun memandangku sambil
tersenyum aneh. “Aniya, kau cantik mengenakan pakaian apapun” ucapnya membuatku
tersipu malu.
“Bahkan, ketika kau
tidak mengenakan apapun kau tetap terlihat cantik dan seksi” bisik Kyuhyun
lirih, sangat lirih hanya aku saja yang bisa mendengar bisikkan itu. “Yak, kau
mesum” dengan keadaan seperti ini ia bisa-bisa masih membahas itu.
Kyuhyun terkekeh
mendengarnya, “Yasudah, aku berangkat” ia mencium keningku dan sekilas mencium
bibirku. Ia melambaikan tangannya dan aku pun membalasnya. Ketika melihat
sosoknya yang sudah menghilang aku pun berjalan menuju mobil untuk mengantarku
ke kantor.
Beberapa karyawan
sudah menunggu ketika aku sampai di kantor Kyuhyun. Aku baru tahu jika Kyuhyun
memiliki perusahaan sebesar ini, dan ia membangunnya sendiri. Kyuhyun
mengatakan padaku ada beberapa karyawan yang akan mengajarkanku nanti.
Mereka membungkukkan
badan ketika aku masuk, aku membalas membungkukkan badan. “Ternyata, Presdir
Cho tidak berbohong jika mengatakan istrinya itu cantik” ucap seorang namja,
yang aku yakin usia lebih dari usia Kyuhyun. Aku tersenyum, “Kyuhyun memang
sering berlebihan jika memujiku” candaku.
Semuanya tertawa
ringan, “Kajja, kita lihat ruangan kerja anda” aku mengangguk. Sekitar, 5 orang
karyawan mengantarku ke ruangan yang merupakan ruangan Kyuhyun, salah satunya
adalah sekretaris Kyuhyun.
Seharian aku belajar
dengan orang yang berbeda setiap 2 jamnya dan mengajarkan bidang yang
berbeda-beda. Yang membuatku lebih bersemangat karena Kyuhyun menaruh foto
pernikahan kami. Dan, membuatku terkejut adalah ternyata perusahaan Kyuhyun
bukan hanya satu tapi puluhan dan salah satunya di Amerika. Aku benar-benar
baru sadar betapa kayanya suamiku itu.
Seminggu sudah aku
menggantikan Kyuhyun menjadi Presdir, selama seminggu pula aku mendapat ilmu
baru. Aku bahkan sudah dilibatkan untuk meeting dengan client. Aku sempat
menolak tapi karyawan Kyuhyun mengatakan jika aku bisa ikut dan kepintaran yang
ku punya tidak jauh dari Kyuhyun. Aku sedikit tersanjung tentang itu, yah
mengingat eomma dulu ada seorang dokter dan Appa seorang professor.
Kyuhyun sendiri masih
di Amerika, pekerjaan belum selesai. Kami pun hanya berkomunikasi melalui email
karena jika perbedaan waktu yang lumayan menyulitkan kami. Tapi, email juga sudah
cukup bagiku.
Ketika perjalanan
pulang aku tidak sengaja melihat Jiyeon yang sedang berkumpul bersama dengan
teman-temannya. Meskipun, ia bersikap kasar padaku jujur aku juga merindukan
dirinya, aku juga merindukan ajuhma dan ajusshi sudah 1 tahun ini aku tidak
melihat mereka.
“Ajusshi, berhenti
sebentar” mobil pun berhenti, aku menurunkan kaca mobilku, aku ingin melihat
wajahnya lebih jelas tanpa terhalang kaca. Jiyeon tidak sengaja menoleh ke
arahku, aku tersenyum ke arahnya. “Ajusshi, kita bisa jalan kembali” mobil pun
kembali berjalan, aku masih tersenyum ketika menaikan kaca jendela mobil.
“Eonnie” lirih Jiyeon.
“Hei, Jiyeon kau
mengenal wanita di dalam mobil itu?” tanya salah teman Jiyeon. Jiyeon tersenyum
lalu mengangguk pelan, “Eo, dia eonnieku”
“Ha” Jinyeon
mengerutkan kening melihat teman-temannya yang terkejut. “Jika, dilihat dari
plat mobilnya itu adalah satu mobil milik Cho Kyuhyun, pengusaha muda dan bisa
dikatakan salah satu namja terkaya di Korea”
“Eo, benarkah?”
“Yak, kau tidak tahu
itu?” Jiyeon mengeleng cepat, yang ia dia tahu orang tuanya menjual Aira kepada
seorang laki-laki tua dengan balasan uang dan rumah yang sekarang ia tinggali
bukan seorang Cho Kyuhyun yang dikatakan teman-temannya.
“Kyuhyun
ah, kapan kau pulang? Kau tahu aku merindukanmu, sangat merindukankanmu. Kau
tahu hari ini aku bertemu dengan Jiyeon, dia sepupuku. Aku merindukannya, aku
juga merindukan ajuhma dan ajusshiku. Bolehkah aku bertemu dengannya? Atau jika
kau pulang nanti maukah kau datang bersamaku menemui mereka?
Aku mengakhiri emailku
untuk Kyuhyun, aku juga berharap besok ia bisa membacanya dan lansung
membalasnya.
Ting, aku terkejut
mendengar itu. Bunyi itu adalah bunyi email masuk.
“Sekarang,
aku sedang di bandara, aku akan pulang sekarang. Eo, aku juga merindukanmu
bahkan sangat. Jangan bertemu mereka tanpa aku, aku akan ikut bersamamu nanti
jika kau ingin bertemu dengan mereka. Sekarang tidurlah agar kau bisa menyambut
kepulanganku”
Aku tersenyum membaca
balasan email Kyuhyun, “araseo, aku akan tidur” ku matikan ipadku menaruh di
meja lalu membaringkan tubuhku untuk mulai tidur.
Kyuhyun
Pov
Sebenarnya aku sedang
dalam perjalanan ke rumah, aku sengaja berbohong pada Aira aku ingin memberikan
kejutan padanya ketika ia bangun aku sudah merasa di sampingnya.
“Bolehkah
aku bertemu dengannya? Atau jika kau pulang nanti maukah kau datang bersamaku
menemui mereka?
Kalimat email Aira
kembali terngiang dari kepalaku. Aku belum menceritakan apapun pada Aira
tentang keluarganya yang tidak ia ketahui. Karena itu aku menyuruhnya
menungguku pulang.
Aku tersenyum
melihatnya yang sudah tertidur, ku lepaskan jas yang aku gunakan lalu berbaring
di sampingnya secara perlahan-lahan agar tidak membangunkan tidurnya. Ku cium
keningnya pelan memeluk pinggangnya lalu mulai memejamkan mata.
Aira merasakan jika
pinggangnya terasa berat tapi disisi lain ia merasakan kenyamanan.
Perlahan-lahan ia membuka matanya, Ia terkejut melihat wajah namja yang ia
rindukan kini berada di hadapannya, ia mengucek-ucek matanya tapi Kyuhyun masih
ada disana. Ia mendekatkan tangannya untuk menyentuh wajah Kyuhyun, “Dia nyata”
batin Aira ketika tangan berhasil menyentuh wajah Kyuhyun.
Ia pun tersenyum sambil
memandangi wajah suaminya, tidak ada niat untuk membangunkannya lagipula ia
pasti lelah karena pekerjaannya dan penerbangannya. Aira mengerjap pelan ketika
Kyuhyun tiba-tiba saja membuka matanya.
“Kau terpesona padaku”
godaku, ketika aku menangkap basah ia sedang memandangi wajahku sambil
tersenyum. “An..” sebelum ia menjawab, aku sudah membungkamnya dengan bibirku.
“Bagaimana jika kita berolahraga pagi hari ini?” batinku.
--
Hari ini aku meminta
untuk tidak bekerja dan aku tidak juga tidak bekerja, kami sama-sama meliburkan
diri. Aku ingin menghabiskan satu hari full bersamanya.
“Kenapa kau tidak
mengatakan jika kau itu sudah di bandara Incheon, aku kira berada di bandara…”
aku terkekeh mendengarnya mengomel. Aku mengeratkan pelukan padanya yang
memeluknya dari belakang.
“Oh ya, kapan kita
bertemu dengasn ajuhma dan ajusshi dan Jiyeon?” tanya Aira.
“Ada yang harus aku
ceritakan padamu, mungkin ini bisa penjelasan yang cukup panjang. Kau mau
mendengarnya?” aku memandangnya, ia mengangguk pelan. “Sepanjang apapun jika
dalam posisi seperti ini, aku siap mendengarnya” sahutnya kemudian, aku tersenyum
kecil mendengarnya.
“Aku pernah bertemu
sebelumnya dengan kedua orangtuamu secara tidak sengaja ketika aku sedang
berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk temanku. Aku tidak sengaja bertemu
mereka disana, mereka orang tua yang ramah. Dan, ia juga menceritakan tentangmu
disana. Mereka bahkan bergurau padaku, menanyakan apakah sudah memiliki kekasih
tapi aku aku menjawabnya aku belum punya.
Ternyata apa yang
mereka katakan benar kau sedikit keras jika berhadapan dengan seseorang yang
tidak kau kenal. Tapi, jika kau sudah mengenal orangnya kau akan menyanyangi
orang itu.” aku lihat Aira tersenyum kecil.
“Orang tuamu juga
memberikan fotomu padaku dan saat itu mengatakan kepada orang tuamu jika aku
akan datang melamarmu.
Tapi, sayang aku
dengar berita tentang kecelakaan yang membuat mereka pergi ke sisi Tuhan. Waktu
pemakaman aku datang tapi aku bersembunyi agar kau tidak melihatku. Kau tahu sebenarnya
aku ingin berlari dan berhambur memelukmu menyeka airmatamu dan menenangkanmu dan mengatakan masih ada aku disini. Tapi, aku
tahu kau belum mengenalku saat itu dank arena itu aku mengurungkan niatku.
Beberapa bulan aku
menyuruh pengawalku untuk menjagamu dan mengawasimu selagi aku sibuk bekerja.
Aku selalu mengempalkan tanganku ketika setiap aku mendengar berita jika kau
diperlakukan tidak layak oleh mereka. Aku benar-benar geram mendengarnya.
Aku menyuruh salah
pengawalku untuk berpura-pura menemui ajuhma dan ajusshi untuk seolah-olah
melakukan penawaran. Pengawalku menawarkan rumah dan uang yang banyak jika
mereka bersedia menjualmu padanya. Dan, aku senang mereka setuju dengan itu
tapi disisi lain aku sakit ketika mereka berani melepasmu hanya karna rumah dan
uang. Tapi, setidaknya aku lega melihat tidak tersiksa oleh mereka.
Yang mereka tahu kau
dijual oleh kepada ajusshi hidung belang karena waktu itu aku menyuruh
pengawalku untuk berpenampilan seperti itu. Mereka, tidak tahu jika akhirnya
kau menikah denganku. Hahaha, menikah dengan Cho Kyuhyun yang memiliki
segalanya dan cinta yang hanya untukmu” aku mencium kepalanya lembut.
Aira terhenyak mendengar
penjelasan Kyuhyun, ia tidak tahu ternyata Kyuhyun berkorban banyak untuknya,
untuk kebahagiannya. “Mianhae”
Ku cium hidungnya
pelan, “Aku sudah mengatakan kau tidak melakukan kesalahan apapun, karena itu
tidak perlu minta maaf padaku” ia mengangguk pelan lalu menyandarkan kepala di
pundakku.
“Aku hanya minta
padamu, untuk mencintaiku selamanya” tambahku kemudian. “Tanpa, kau minta aku
akan melakukannya sekarang” aku tersenyum mendengarnya.
“Jadi, kau masih ingin
bertemu dengan mereka? Dan, aku yakin mereka akan terkejut tentang ini”
“Iya, tapi tidak dalam
dekat ini. Aku harus menempatkan hatiku setelah apa yang mereka lakukan padaku”
“Ara, aku akan
menemanimu jika kau ingin menemui mereka”
Aira tersenyum kecil,
“Eo, gomawo oppa. Aku pikir kau malaikat yang tidak bersayap yang dikirimkan
Tuhan padaku untuk menggantikan kedua orang tuaku”
“Hei, jangan
berlebihan memujiku” gurauku, sambil mengeratkan pelukanku yang tadi sempat
melonggar.
Author
Pov
Sekembalinya, Kyuhyun
ke Korea Aira tetap bekerja di perusahaan. Ruangan Kyuhyun ditambah 1 meja dan
kursi sepertinya agar ia bisa bekerja bersama dengan Aira dalam satu ruangan.
Aira memijat pelan
dahinya, akhir-akhir ini kepalanya sering pusing dan ia merasa sering jika ia
sering cepat lelah bahkan hanya naik lift saja ia seperti berlari 10 kali
putaran lapangan.
Kyuhyun sedang keluar
dari ruangan, ia sedang bertemu dengan client hari ini ia absen untuk menemani
Kyuhyun menemui client. “Huek..” Aira lansung berlari ke kamar mandi, ketika ia
merasakan ia ingin memuntahkan sesuatu tapi tidak ada yang ia keluarkan. Dan
itu berulang-ulang terjadi.
“Sayang, kau kenapa?”
Kyuhyun lansung terkejut melihat istrinya yang terlihat lemah dan wajah pucat
ketika ia masuk ke dalam ruangan, ia baru saja ingin memberikan kabar jika
client setuju untuk bekerja sama.
“Oppa” lirih Aira.
“Kau sakit sayang?” Kyuhyun menggendong Aira dan membaringkannya di sofa, ia
menaruh bantal di kepala Aira. “Entahlah, aku merasa pusing” Kyuhyun mengusap
keringat dingin di wajah istrinya.
“Ho..” Aira membungkam
mulutnya dan berlari menuju kamar mandi ketika keinginan muntah itu datang
lagi. Kyuhyun pun menyusul istrinya itu dengan membawa segelas air putih. Ia
mengelus-elus tengku istrinya agar ia lebih baik.
Aira menenguk air yang
Kyuhyun berikan, “Kita pulang saja?” tawar Kyuhyun, ia tidak bisa melihat
keadaan istrinya seperti ini. “Ani, kau harus bekerja” tolakku.
“Ani, kita harus
pulang sekarang” tegas Kyuhyun. Aira tidak bisa menjawab lagi jika Kyuhyun
sudah menegaskan seperti ini. Kyuhyun pun memapah istrinya untuk keluar dari
ruangan.
“Jika, ada yang
mencariku katakan aku pulang” ucap Kyuhyun pada sekretarisnya. Ia hanya mengangguk,
ia memandangi Kyuhyun yang sedang memapah istrinya. Aira merasakan pusing
kembali mendera kepalanya, dan itu membuatnya tambah lemah.
“Sayang” Kyuhyun
terkejut ketika tiba-tiba tubuhnya istrinya hampir terjatuh. Ia pun lansung
menggendong tubuhnya istrinya, ia tidak peduli karyawannya memandangnya.
Sopirnya pun dengan cepat membukakan pintu ketika melihat tuannya datang sambil
menggendong nyonya yang terlihat pingsan. Di perjalanan, ia menghubungi dokter
pribadinya untuk datang ke rumahnya.
“Bagaimana dokter?”
tanya Kyuhyun, ketika dokter ia selesai memeriksa Aira. “Ia hanya kelelahan
saja, karena itu sebaiknya ia harus bed rest selama 2-3 hari. Karena,
kandungannya yang masih berusia 2 minggu dan itu faktor membuatnya lebih mudah
lelah”
“Kandungan? Maksud
dokter?”
“Iya, tuan Cho.
Istrinya sedang menggandung, usia kandungnya sudah 2 minggu. Selamat kau akan
jadi appa” Kyuhyun tersenyum senang mendengarnya.
“Gamsahamnida,
ajusshi”
“Nde, kalau begitu aku
permisi dahulu” Kyuhyun mengangguk pelan.
“Aku akan menjadi
seorang Appa” batin Kyuhyun. Di hampirinya istrinya yang masih tertidur mungkin
karena kelelahan. Digenggam tangan istrinya itu, dengan lemah Aira membuka
matanya. “Oppa” lirihnya.
“Eo, aku disini
sayang” Aira tersenyum, lalu kembali memejamkan matanya. Ia masih merasa lelah,
kekuatan belum cukup untuk membuka matanya.
--
Berita hamilnya Aira
terdengar ke telinga keluarga Kyuhyun yang berada di Jepang, ia sudah
mengetahui kalau anaknya itu sudah menikah satu tahun lalu, mereka merestui
keduanya. Aira juga senang mendengarnya, ia merasa menjadi wanita sempurna
karena bisa mengandung.
“Kau tidak boleh
kelelahan sayang” Kyuhyun selalu berkata seperti itu karena istrinya itu
sedikit keras kepala. Ia selalu ingin bekerja entah itu membersihkan rumah
ataupun ke kantor.
“Appa, Eomma aku kini
hidup bahagia, sama seperti dulu ketika hidup bersama kalian. Dia benar-benar
mencintaiku setulus hatinya dan bahkan akhir-akhir ini menjadi namja yang
cerewet” Aira tertawa kecil ketika mengatakannya pada bingkai foto kedua orang
tuanya.
Ia benar-benar merasa
bahagia, hidup bersama Kyuhyun.
Aira
Pov
Aku mengelus-elus
perut besarku yang hanya tinggal menunggu hari saja. Aku juga merasa senang
karena aku sudah berhenti meminta-minta yang aneh-aneh pada Kyuhyun. Aku kasihan
pada Kyuhyun yang harus membelikan sesuatu yang kadang-kadang itu sulit masuk
akal.
“Eo” aku merasakan
rasa sakit di perutku, rasa sakit itu bertambah parah. Aku pun lansung memencet
tombol di ranjangku, dan tidak lama pelayan datang ke kamarku.
“Nyonya” ia juga
terkejut melihatku yang merasa kesakitan. Ia pun memanggil pelayan dan pengawal
yang lain. Mereka membawaku ke rumah sakit, selama perjalanan aku mengerang
sakit. Pelayan juga sudah memberikan kabar kepada Kyuhyun tentang keadaanku
yang sepertinya yang akan melahirkan.
Kyuhyun berlari cepat
ketika ia sampai di rumah sakit, ia bahkan membatalkan meeting hari ini, yang
terpenting adalah keadaan istrinya.
Aku terkejut ketika
sebuah tangan mengenggamku, aku menoleh dan ternyata tangan itu adalah tangan
Kyuhyun. “Kau pasti bisa sayang” seperti mendapat semangat lebih aku mengikuti
intruksi dokter.
“Owe-owe” aku menghela
nafas lega, ketika mendengar suara tangisan itu. “Kau berhasil sayang” Kyuhyun
mengecup keningku, aku hanya bisa menanggapinya dengan senyum kecil karena
terlalu lelah.
Kyuhyun mengantar
istrinya untuk pindah ke ruang rawat, ia tersenyum senang karena kini sia
mengendong sebuah bayi laki-laki hasil buah cintanya dengan Aira. Ia memberikan
anaknya pada istrinya.
Aku tersenyum bahagia,
“Siapa nama anak kita?” tanyaku pada Kyuhyun.
“Kau saja yang
memberikan namanya” aku berpikir sejenak. “Bagaimana Cho Jihyun?” Kyuhyun
berpikir menimbang-nimbang. “Ji dari nama awal nama Appaku Ji Kyung dan Hyun
dari namamu. Dua nama namja yang sangat aku cintai” tambahku.
“Geure, Cho Jihyun”
setuju Kyuhyun.
“Dimana cucuku?” Aku
dan Kyuhyun terkejut karena Appa Kyuhyun masuk ke ruang rawat disusul Eomma dan
Kakak perempuan Kyuhyun, Cho Ahra.
“Appa, eomma, Nona”
Kyuhyun merasa tersanjung dengan kehadiran keluarganya. Ia memberitahu mereka
tapi ia tidak mengharapkan keluarganya datang karena kesibukan mereka.
Aku memberikan Jihyun
pada Eomma Kyuhyun, untuk kedua kalinya aku bertemu eomma Kyuhyun setelah
sebelumnya ia bertemu ketika waktu pernikahan mereka, begitupula dengan Appa
dan Ahra eonnie.
“Dia, tampan” puji
Eomma.
“Eo, tentu saja eomma.
Aku kan tampan” Kyuhyun memuji dirinya sendiri. Kami hanya bisa tertawa
mendengarnya.
Keluarga Kyuhyun
sangat baik padaku, aku merasa jika kedua orang tuaku kembali lagi. Ahra juga
tidak kalah baiknya, ia seperti kakak bagiku aku hanya anak tunggal karena itu
kehadiran membuatku merasa jika aku memiliki seorang kakak.
Author
Pov
Para media baik
elektronik maupun cetak memberitakan lahirnya putra sulung Kyuhyun dan cucu
kedua Cho Group, sebelumnya Ahra sudah lebih dahulu menikah ia juga dikaruniai
seorang putra.
“Eomma, Appa lihat
ini” Jiyeon memberikan surat kabar mengenai Aira kepada eommanya tapi eommanya
sibuk menonton teve begitupula appanya. Ia bahkan tidak menoleh ke arahnya,
ketika melihat apa yang ditonton ia ikut terdiam. Mereka ternyata sedang
menonton teve yang memberitakan Aira dan Kyuhyun dengan putra sulungnya.
“Putra sulung Cho
Kyuhyun, akan menjadi anak terkaya di Korea” itulah tagline berita itu.
Ketiganya masih dalam
kediaman, mereka tidak percaya keponakan yang dijual kini hidup bersama namja
yang kaya di Korea. Begitupula Jiyeon, kakak sepupunya yang selalu dijadikan
kacung ketika ia berbelanja kini hidup lebih mewah dari dirinya.
Suratan takdir Tuhan
sudah bicara, Tuhan tidak pernah tidur dan tidak akan diam melihat apa yang
dilakukan hambanya yang tidak manusiawi. Ia akan mengangkat derajat hambanya
yang tersiksa tapi tidak pernah mengeluh dan menjalani hidupnya dengan
tersenyum.
--
“Jihyun, jangan
berlari sayang” Aira mengejar Jihyun yang tiba-tiba saja berlari padahal tadi
ia sedang bermain dengan maiannya. Ketika mendengar deru mobil, ia selalu
seperti itu berlari menuju pintu ia ingin menyambut Kyuhyun pulang.
“Kau ini” ia tertawa
lucu ketika Aira berhasil menyusulnya. Tak lama Kyuhyun pun masuk, ia tersenyum
melihat putra dan istrinya yang sudah menunggunya.
Jinhyun lansung
menepuk-nepuk tangannya lalu mengangkat tangannya minta digendong. Kyuhyun
tertawa kecil, ia pun mengendong Jihyun. Jihyun lansung tersenyum senang dalam
gendongan Kyuhyun, Aira tersenyum lalu mengambil alih tas kerja Kyuhyun. Kali
ini tas kerjanya bukan hanya berisi foto dirinya tapi juga foto Jihyun.
“Semuanya berjalan
dengan lancar?” tanya Aira, “Eo” Kyuhyun mencium bibir Aira sekilas. “Jihyun
ah, biar Appa mandi dulu eo, Jihyun sama eomma dulu” Jihyun mengembungkan
pipinya tapi akhirnya ia mengangkat tangannya untuk digendong. Aira pun
mengambil Jihyun dalam gendongan Kyuhyun.
“Mandilah, aku dan
Jihyun akan menunggumu untuk makan malam bersama” Kyuhyun mengangguk diciumnya
kening Aira dan Jihyun lalu berjalan menuju kamarnya di lantai dua.
Aira kembali
menurunkan Jihyun ke ruang tamu tempat main-mainannya berada, detik berikutnya
ia sudah kembali terhanyut dengan permainannya.Ia tersenyum melihat putranya
sedang bermain, “Jihyun ah, sebentar lagi Appa selesai mandi. Kajja, kita
rapihkan mainanmu lalu kita makan bersama Appa” Jihyun mengangguk pelan. Diusia
yang baru 1 tahun, Jihyun termasuk anak yang pintar karena ia bisa sudah
mengerti dengan kalimat Aira dan Kyuhyun. Tapi, ia masih berkata seperlunya
saja.
Dan, benar tak lama
Kyuhyun kembali dengan wajah yang lebih segar dan pakaian yang lebih santai.
Jinhyun lansung menghampiri Kyuhyun, sedangkan Aira menaruh tempat mainan dan
tas Kyuhyun terlebih dahulu.
Kyuhyun mengendong
Jihyun dan menaruhnya di kursi khusus untuknya. “Apa, kau menjaga eomma dengan
baik?” tanya Kyuhyun.
Jinhyun mengangguk
pelan sambil tertawa kecil. Kyuhyun terkadang berlebihan menitipkan istrinya
pada anaknya yang lebih kecil dari usia istrinya. Aira mengambilkan nasi
dan lauk pauk untuk Kyuhyun setelah itu beralih ke Jihyun. Ia menyuapkan
makanan pada Jihyun, Jihyun menerima suapannya dengan baik.
“Sudah, hampir 2 tahun
Kau tidak ingin bertemu dengan mereka?” Aira terdiam ketika mendengar
pertanyaan Kyuhyun. Ketika Kyuhyun menjelaskan semuanya padanya, hingga kini ia
belum menemui mereka.
“Aku yakin mereka
sudah tahu semua tentangmu” lanjut Kyuhyun kemudian.
“Entahlah, aku takut
bertemu dengan mereka” jawab Aira.
“Kenapa kau harus
takut, sayang?” tanya Kyuhyun lagi.
“Bukankah, aku adalah
saudara yang tidak baik karena membiarkan mereka hidup di seperti itu sedangkan
aku hidup seperti ini. Aku tahu mereka hidup dengan kecukupan tapi aku lebih
dari mereka. Aku takut ketika aku datang ke rumah mereka, mereka malah
mengusirku karena mereka mengira aku datang secara tidak lansung mengejek
mereka.”
“Tidak ada yang perlu
kau takutkan selama aku datang bersamamu, lagipula aku tidak akan membiarkan
mereka mengusirmu dengan niat baikmu menemui mereka” Aira tersenyum
mendengarnya.
“Bagaimana, jika besok
kita menemui mereka?” usul Aira.
“Eo, geure. Kajja,
besok kita temui mereka”Kyuhyun menerima usulan istrinya.
--
Besok, ketiganya pun
menuju rumah Ajuhma, ajusshi dan saudara Aira. Sebelum itu, ia mampir untuk
membeli sesuatu untuk mereka. “Mereka tidak akan membuangnya kan?” Kyuhyun
mengusap pipi istrinya yang selalu dirundung ketakutan.
“Aniya, mereka pasti
menerimanya” Aira mengangguk pelan, tapi hatinya masih merasa takut.
Mobil Kyuhyun masuk ke
dalam halaman rumah mereka, karena dahulu itu merupakan rumah Kyuhyun jadi
pekerja rumah itu dengan mudahnya membukakan pintu untuknya.
Kyuhyun memencet bel,
tak lama pintu terbuka. Ajuhma yang membukakan pintu terkejut dengan kehadiran
tamunya. Aira membungkukkan badan, “Annyeong haseyo Ajuhma”
“Siapa yang datang
eomma” Jiyeon yang menyusul Ajuhma sama terkejutnya melihat siapa yang datang
bertamu.
“Bolehkah kami masuk?”
tanya Aira segan, keduanya bersamaan mengangguk pelan. Kyuhyun tersenyum kecil
ke arah Aira, ia memberikan isyarat semuanya akan baik-baik saja.
Jihyun berpindah
gendongan ke Kyuhyun, “Apa kalian hidup dengan baik?” tanya Aira dengan nada
lembut dan penuh khawatiran.
Keduanya tidak
berbicara, “Aku datang bukan untuk menghina kalian karena kini aku hidup lebih
baik dari kalian. Aku datang karena, aku merindukan keluargaku” keduanya
memandang Aira.
“Maafkan kami” ketiga
pun berpelukan bersama. “Maaf, dengan apa yang ajuhma dan ajusshi lakukan
padamu”
“Aku juga eonnie”
“Ara, aku sudah
memaafkan kalian sebelum kalian meminta maaf hari ini” Kyuhyun tersenyum
mendengarnya, istrinya itu memang pemaaf.
Pelayanan datang
sambil membawakan beberapa barang yang tadi dibeli. Keduanya memandang tidak
percaya, banyak sekali barang yang mereka berikan. “Ini, hadiah untuk kalian
karena kalian sudah hidup dengan baik dan sehat” ujar Aira.
“Gomawo” ucap keduanya
bersamaan. Mereka beralih kepada Kyuhyun dan Jihyun, “Eo, kalian pasti sudah mengenalnya.
Dia suamiku dan anakku” Kyuhyun hanya tersenyum kecil sedangkan Jihyun hanya
menepuk tangannya dalam pangkuan Kyuhyun.
“Dia tampan” puji
Ajuhma.
“Gomawo, dia memang
tampan seperti appanya” balas Kyuhyun.
Semuanya tertawa
ringan, Kyuhyun selalu seperti itu.
--
“Lihat tidak ada yang
perlu ditakutkan? Mereka menerima kehadiran kita dengan baik” Aira
menganggukkan kepala.
“Sayang, kau tidak
akan meninggalkan aku kan?” Aira mengerutkan kening, lalu memandang Kyuhyun
penuh. “Maksudmu?” tanya Aira balik.
“Bukankah, kau akan
pergi setelah aku mendapatkan anak darimu” Aira membuka mulutnya kecil ia ingat
tentang itu. “Aku tidak akan meninggalkanmu oppa. Aku tidak meninggalkan namja
yang sudah berkorban banyak untukku dan aku bahagia hidup bersamamu”
“Jinjja, kau bahagia
hidup bersamaku?” Tanya Kyuhyun dengan senyum menggoda, iya mengeluarkan evil
smirknya. “Eo, manhi hangbokhae”
Kyuhyun memeluk Aira
erat begitupula Aira. “Aku mencintaimu” ucap Kyuhyun.
“Aku juga mencintaimu”
balas Aira.
The End
No comments:
Post a Comment