Author: cho jiae / Hyunjiwoonri
Elfcloudevilkyu / Fiza Ippun
twitter: @fiza_keynkyu ….#ad yg mau
follow
Genre: romantic
Ratings: PG 18
Cast:
Shin jiae
Cho kyuhyun
Waktu hampir meunjukan tengah
malam, langit kota seoul kini dihiasi dengan beberapa bintang serta terangnya
bulan mengiringi seorang yeoja yang menatap sendu sungai cheonggye di pusat
kota seoul. Menangis dalam diam, mungkin hanya itu yang bisa dilakukannya
sekarang, ia masih begitu sulit menerima semua yang dikatakan dokter lee sore
tadi.
Shin jiae, yeoja bertubuh tidak
terlalu tinggi dengan mata sedikit coklat dan rambut hitam yang terjuntai
hingga punggunya, hanya bisa mencoba menenangkan diri, merutuki penyakitnyapun
tidak ada gunanya dan tidak bisa menghilangkan kenyataan pahit saat sahabatnya
sendiri lee donghae mengatakan ia mengidap penyakit leukimia walaupun masih
terbilang gejala tapi ia tidak pernah menyangka jika penyakit mematikan itu
bisa ada di dalam tubuhnya saat ini.
Lama yeoja itu menatap sendu air
yang mengalir di sungai cheonggye, ia mengangkat kepalanya keatas. Menatap
langit kota seoul yang terlihat begitu indah di malam hari. Sebuah senyum tipis
terukir di bibirnya, bukan seorang shin jiae jika ia harus menyerah karena
penyakit seperti ini bukankah tuhan memberikan penyakit untuk di temukan
obatnya. Donghae juga berjanji akan berusaha untuk memberikan pengobatan yang
bisa dengan cepat menyembuhkan gejala leukemia tersebut dengan peralatan medis
yang saat ini terus berkembang.
“Kau
harus kuat, shin jiae” guman jiae lalu berjalan lambat meningalkan jembatan
dongho tersebut, langkahnya terhenti saat sudut matanya menangkap sosok seorang
namja yang kini menyandarkan tubuhnya di mobilnya, namja itu terlihat sedikit
mabuk. Hal itu bisa terlihat jelas dari caranya berdiri dan tangan kananya yang
memegang sebuah wine putih.
“jeogi, apa kau baik-baik saja?”
tanya jiae setelah mendekat kearah namja itu, ia khawatir jika namja yang tidak
dikenalnya tersebut berbuat sesuatu yang tidak masuk akal di daerah cheonggye
yang kini tampak sepi. Seperti melompat mungkin dari jembatan dongho ini, ia
tidak ingin itu terjadi lagi pula hanya ada dirinya di sana dan menjadi
satu-satunya saksi mata jika hal itu terjadi.
Namja itu mengangkat wajahnya
pelan, menatap jiae dengan tatapan yang sulit di mengerti sedangkan jiae hanya
bisa tertegun melihat paras namja tersebut yang tampak sempurna. Matanya hitam,
rambutnya yang coklat begitu cocok dengan warna kulitnya yang putih pucat, ia
juga termasuk golongan namja bertubuh tinggi walaupun badanya tidak terlalu
berisi tapi ia tetap terlihat begitu perfect.
“micheosseo! Seorang cho kyuhyun
tidak butuh yeoja sepertimu! Terlalu banyak yeoja yang mengantri mendapatkanku”
gumam kyuhyun di tengah sedikit kesadarannya, jiae hanya tertegun mendengar
perkatanan namja itu.
“mianhae, tapi aku bukan yeoja yang
kau maksud kyuhyun~ssi” ucap jiae sambil memainkan kedua tangannya di udara.
Kyuhyun mendekat kearahnya dan
menyentuh kedua pundak jiae dengan tangannya membuat yeoja itu tersentak
terlebih lagi saat tangan kyuhyun berusaha mengapai dagunya dan memegangnya
erat “kau tampak berbeda malam ini, hyunra” kali ini jiae menyesal mencoba
mendekat kearah namja tersebut tapi ini sudah terlalu jauh untuk berlari
mengingalkan namja itu sendiri.
“Ya! Aku shin jiae bukan hyunra”
jiae berusaha melepas diri dari kyuhyun namun yang terjadi malah membuat namja
itu oleng dan hampir terjatuh, ia berusaha menjangkau tubuh kyuhyun agar tidak
jatuh tapi sial mereka berdua malah jatuh bersamaan ke aspal karena jiae tidak
cukup kuat menarik tubuh kyuhyun.
Tubuh kyuhyun kini menyatu tepat di
atas aspal jembatan dongho tersebut sedangkan jiae jatuh di tubuh namja itu,
jiae membuka matanya hati-hati, ia bisa mendengar detak jantung namja yang kini
ada di bawahnya itu cukup keras.
“kyeopta” ucap jiae, hanya satu
kata yang bisa di gambarkannya sekarang begitu jarak wajahnya begitu dekat
dengan kyuhyun, dari jarak seperti ini ia terlihat lebih sempurna. Jiae sedikit
terkejut begitu kyuhyun membuka matanya pelan, namja itu menatapnya lekat
membuatnya seperti terhipnotis untuk beberapa saat namun dengan cepat jiae
mencoba menyingkir dari tubuh kyuhyun dan membantu namja itu untuk berdiri.
“hay! Cepat sadarlah” jiae mengoyangkan
tubuh kyuhyun pelan, setelah berusaha keras ia berhasil mengangkat tubuh
kyuhyun dan membaringkan tubuh namja itu di kursi mobilnya.
Jiae mengacak rambutnya frustasi,
kyuhyun sepertinya sudah sangat mabuk “eotteokhae” jiae menoleh kearah kiri dan
kanan, mungkin ada seseorang yang bisa membantunya tapi tidak ada siapapun yang
ia lihat saat itu, tentu saja karena ini sudah menunjukan pukul 3 pagi.
Dengan berat hati ia masuk kedalam
mobil kyuhyun, mungkin ia harus membawa namja itu ke apartemennya jika tidak
ingin sesuatu yang buruk menimpa namja yang tidak dikenalnya tersebut. Ia
meraih ponselnya lalu menekan nomer bengkel langanan yang dikenalnya untuk
mengantar mobilnya, beruntung bengkel tersebut buka 24 jam sehingga ia tidak
perlu khawatir akan kehilangan mobilnya.
…………………………….
Dibantu dengan pelayan apartemen
tersebut jiae memasukan kyuhyun kedalam ruang apartemen miliknya lalu
merebahkan namja itu di kasur, jiae menghela nafas pendek lalu bersiap untuk
pergi dari apartemennya. Mungkin malam ini ia harus pulang kerumah karena hanya
ada satu tempat tidur disini tapi langkahnya terhenti setelah kyuhyun merangkul
bahunya dengan tangan kanannya.
“khajhima, jebal jangan tingalkan
aku sendiri” gumam kyuhyun sepertinya ia kembali mendapat kesadarannya sedikit
sambil menumpu kepalanya di bahu kiri jiae, yeoja itu terkejut dan hanya bisa
diam terlebih lagi saat ia merasakan air mata kyuhyun jatuh di bajunya. Apa ia
terluka begitu dalam.
“kyuhyun~ssi kau tidak bisa seperti
ini” jiae mencoba melepas tangan kanan kyuhyun dari bahunya namun yang terjadi
justuru semakin membuatnya terkejut, bagaimana tidak, disaat ia sudah melepas
tangan kyuhyun dari bahunya namja itu malah menarik pingang rampingnya sehingga
saat ini jarak mereka begitu dekat.
“apa kau tidak mendengarku, huh”
mata kyuhyun menatap mata coklat jiae lekat, namja itu terlihat berbeda dari
sebelumnya. Jiae membulatkan matanyanya begitu bibir kyuhyun mengecup bibirnya
lembut namun semakin lama semakin tidak terkendali, berusaha melepaskan diri
terasa begitu sia-sia saat ini tenaganya tidak sebanding dengan kyuhyun
terlebih lagi kondisinya saat ini.
“aku tidak akan pernah melepasmu”
ucap kyuhyun begitu melepas sejenak ciumannya, namja itu mendorong pelan tubuh
jiae hingga jatuh di kasur yang ada dibelakangnya dan kembali menautkan
bibirnya di bibir yeoja itu, jiae hanya bisa menangis di perlakuakan seperti
ini oleh namja yang tidak dikenalnya. Berteriakpun tidak ada gunanya, ia sudah
terlalu lemas diperlakukan seperti ini terlebih lagi setelah namja itu mulai
bermain di tubuhnya.
‘ya tuhan, apa yang kulakukan’
batin jiae, ia merutuki nasibnya jika tidak membantu namja itu mungkin ini
tidak akan terjadi. Ia hanya bisa pasrah saat kyuhyun merajai tubuhnya, mencoba
melepas diri adalah hal yang sangat mustahil kali ini setelah mendengar
penyakitnya ia sama sekali belum menyentuh apapun untuk mengisi lambungnya
selain itu berjalan di tengah malam yang cukup dingin membuat kepalanya menjadi
pening.
…………………………
Seberkas cahaya matahari kini masuk
kedalam kamar bernuansa hitam putih tersebut, jiae mengerejapkan matanya
perlahan. Ia bisa merasakan sakit hampir di seluruh tubuhnya saat ini, matanya
menutup kembali dan mencoba menenangkan pikirannya yang terjadi semalam hanya
mimipi buruk pikirnya lalu dengan perlahan ia kembali membuka matanya.
Jiae memegang keningnya dan
memijatnya perlahan, sepertinya tadi malam ia tidak sadarkan diri. Yeoja itu
mengeliat pelan lalu mencoba merubah posisinya saat ini namun ia begitu
terkejutnya saat mendapati seorang namja masih tertidur pulas di sampingnya, kini
ia baru menyadari bahwa yang terjadi semalam bukanlah mimpi.
Semua kejadian malam kemarin kini
terputar begitu saja dalam otaknya, ia hanya ingat kyuhyun menyentuhnya dalam
dan setelah itu ia benar-benar tidak tau apa yang di lakukan namja itu terhadapnya.
“Ya! Ireona” jiae mengoyangkan
tubuh kyuhyun, air matanya kini mengalir begitu saja mendapati dirinya sudah
dalam kondisi seperti ini.
“Ini masih pagi, ajumma” gumam
kyuhyun lalu menutup wajahnya dengan bantal yang ada di bawah kepalanya, hal
itu membuat jiae geram.
Jiae bangkit dari posisinya saat
ini lalu memakai baju secara asal dan dengan cepat ia menarik bantal yang
menutupi wajah kyuhyun lalu memukul namja itu pelan “micheosseo, apa yang sudah
kau lakukan denganku” jiae terduduk di bawah lantai tersebut, ia sudah tidak
cukup kuat menghadapi semua ini.
Kyuhyun membuka matanya perlahan,
kepalanya masih terasa begitu pening saat ini mungkin karena pengaruh wine yang
diminumnya kemarin malam demi menghilangkan sakit hatinya terhadap yeoja yang
begitu di percayanya di tengah orang-orang yang hanya memandangnya sebagai
pewaris perusahan ternama di korea.
“napeun” umpat jiae sambil memukul
pelan kasurnya membuat kyuhyun menjernihkan pandanganya dan menatap kearah
sumber suara, ia sedikit terkejut mendapati seorang yeoja dengan bahu yang
bergetar duduk terkulai di bawah lantai.
“Ya! Nuguya? sedang apa kau di
kamarku” kyuhyun memegang kepala jiae lalu menariknya agar bisa melihat wajah
yeoja yang kini menundukan kepalanya tersebut, namja itu terdiam beberapa saat.
Ia melihat wajah polos seorang yeoja yang kini tampak sedikit berantakan.
Jiae menepis tangan kyuhyun yang
menyentuh kepalanya, yeoja itu menatap kyuhyun dalam lalu dengan reflek ia
menampar pipi kanan kyuhyun dengan tangannya “Kenapa kau lakukan ini
terhadapku,..” jiae tercekat, ia menghapus air matanya untuk kesekian kalinya
“aku menolongmu tapi apa yang ku dapat, kau membuat hidupku semakin hancur”
lanjut jiae.
Kyuhyun masih menatap jiae bingung,
ia tidak mengerti dengan semua yang dikatakan yeoja yang sama sekali tidak
pernah dilihatnya namun sedikit ingatan melintas begitu saja dalam otaknya
membuat namja itu mengacak rambutnya frustasi, sebuah kesalahan besar sudah di
lakukannya “jeongmal mianhae, aku benar-benar kehilangan kendali malam itu” jelas
kyuhyun, ia menyentuh bahu jiae pelan namun dengan cepat yeoja itu kembali
menepis tangan kyuhyun.
“ucapanmu tidak akan pernah merubah
apapun” bahu jiae kembali bergetar hebat, yeoja itu hanya bisa menangis saat
ini.
Menyesal, mungkin kata ini sunguh terlambat
untuk di ucapkan. Kyuhyun mengangkat kepalanya sejenak menatap langit-langit
kamar dengan tatapan kosong, ia memikirkan bagaimana jika hyunra tau semua ini.
Namja itu kembali menatap kearah jiae, ia tidak harus memikirkan egonya kali
ini lagi pula hyunra sudah pergi meningalakkannya dengan namja lain. Yeoja yang
ada di sampingnya saat ini lebih membutuhkan dirinya karena seorang cho kyuhyun
tidak pernah lari dari tangung jawab “aku akan bertangung jawab atas ini semua”
ucap kyuhyun.
Jiae mangangkat wajahnya, ia
menatap mata hitam kyuhyun. Dari matanyanya ia tau namja itu benar-benar serius
dengan ucapanya “jangan mengucapkan sesuatu yang tidak bisa kau pertangung
jawabkan”.
“aku akan menikahimu” kyuhyun
menatap jiae dalam, yeoja itu begitu terkejut mendengar perkataan kyuhyun. Ia
bahkan tidak pernah membayangkan kata-kata itu terlontar dari mulut seorang
namja yang sama sekali tidak dikenalnya.
“kenapa kau begitu gampang
mengucapkan itu” jiae menyeka air matanya, sedikit demi sedikit ia mulai bisa
tenang terlebih lagi ucapan kyuhyun tadi membuatnya sedikit lega bukan karena
ia akan menikah dengan namja yang tidak dikenalnya sama sekali melainkan karena
namja itu mau bertangung jawab atas apa yang di perbuatnya “bukankah kau sudah
punya hyunra?”
Pertanyaan jiae tadi berhasil
membuat mata kyuhyun membulat, dari mana yeoja itu tau hyunra. Apa mungkin ia
menyebut nama hyunra saat ia mabuk “kau tidak perlu memikirkannya, kau bisa
pegang ucapanku tadi. Aku tidak akan lari darimu” tegas kyuhyun.
Jiae tampak tertegun mendengar
perkataan kyuhyun, namja itu tampak tenang dalam situasi seperti ini tapi apa
yang terjadi jika ia tau penyakit yang sedang di deritanya, apakah namja itu
masih mau menikahinya “kau tidak tau apa-apa tentangku” jiae mengantungkan
kalimatnya dan menundukan wajahnya “aku mengidap gejala leokemia” lanjut jiae.
Kyuhyun terkejut, namun ia tetap
menunjukan wajah tenangnya. Ia tau betul apa penyakit yang di katakan yeoja itu
“tidak masalah,bukankah itu masih gejala jadi kita bisa dengan cepat menanganinya.
Tenang saja aku akan membantumu untuk mendaptkan pengobatan yang paling baik”
kyuhyun mengangkat wajah jiae dan menyeka air mata yeoja itu lalu tersenyum
hangat “seorang cho kyuhyun tidak pernah mengingkari janjinya”
“jeongmal?” tanya jiae meyakinkan,
dadanya terasa begitu lapang saat ini. Namja itu benar-benar sudah bisa
meyakinkanya dan ia tidak harus semakin terpuruk karena nasibnya saat ini.
“tentu saja” jawab kyuhyun, namja
itu menarik jiae agar duduk di pingir ranjang tersebut. Jika bukan karena
hyunra pergi meningalkannya mungkin saat ini ia ragu akan mengucapkan kata-kata
tadi pada yeoja yang ada di hadapannya, tapi pikiran itu dengan cepat di
tepisnya. Ia tidak harus menghancurkan masa depan orang lain demi kebahagiannya
“Aku sama sekali belum tau namamu?”
“Shin Jiae, kau bisa memangilku
jiae kyuhyun~ssi” jawab jiae lalu mengalihkan pandangnya dari sorot mata
kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum simpul melihat
jiae mencoba menghindar dari sorot matanya, namja itu berdeham pelan begitu
menyadari sesuatu. Yeoja itu tampak begitu seksi dengan kemeja putih yang hanya
berada beberapa centi dari lututnya mungkin yeoja itu bingung dan mengambil
kemeja miliknya pagi tadi “dimana kamar mandimu jiae~ssi?”
“kamar mandi ada disana” jiae
menujuk kesudut kamar tersebut.
“tapi sepertinya aku butuh baju
lain jika kau tetap mengunakan kemejaku” ucap kyuhyun membuat pipi jiae menjadi
memerah, ia memang hanya mengambil asal baju yang ada di dekatnya saat ia
terbangun tadi.
“Ya! Cho Kyuhyun” pekik jiae, yeoja
itu beranjak dari posisinya saat ini lalu berlari kearah kamar mandi sedangkan
kyuhyun hanya tertawa melihat tingkah yeoja itu.
……………………………………
Jalan-jalan di sepanjang kota seoul
tampak memutih, kemarin malam butiran-butiran salju mulai jatuh dan menutupi
sebagian besar kota seoul. Mereka kini tengah berada di kawasan Gangnam,
kawasan luxury shopping yang terletak di Itaewon tersebut berjajar butik dengan
designer ternama seperti Louis Vuitton, Chanel dan sebagainya. Namja itu memang
menepati janjinya, dengan cepat ia bisa meyakinkan orang tuanya dan jiae tepat
setelah semingu kejadian itu dan saat ini persiapan pernikahan mereka sudah
hampir menginjak 90%.
Jiae mengeratkan mantel biru
tuanya, sudah beberapa butik ia masuki untuk mencari gaun pengantin yang cocok
dengannya. Sebenarnya semua gaun yang di tunjukan butik-butik sebelumnya begitu
cantik tapi ia terlalu bingung untuk memilihnya, kyuhyun memang memiliki
fashion high class sehingga tidak heran setiap butik rekomendasinya benar-benar
membuat yeoja itu bingung.
“Oppa, kau saja yang memilihkan
gaun untukku” rajuk jiae, ia sudah benar-benar bingung melihat deretan gaun
pengantin di depannya. Kyuhyun tertawa kecil, sudah hampir satu bulan ia
mengenal yeoja yang akan menjadi istrinya itu minggu esok dan ia benar-benar
tidak menyesal di pertemukan yeoja seperti jiae.
“Kau hanya harus memilih salah satu
gaun itu chagia” kyuhyun meletakan majalah yang dibaca sejak tadi saat menungu
jiae mencoba baju, yeoja itu menatapnya kesal membuat kyuhyun memperlihatkan
senyum evilnya
“semua yang ada disini akan
terlihat bagus jika kau yang memakainya” ucap kyuhyun yang kini mendekat kearah
jiae dan memeluk yeoja itu dari arah belakang.
“Oppa” sungut jiae, yeoja itu
merasa sedikit malu karena para pelayan disana menatap kearah mereka sedangkan
kyuhyun tidak mendengarnya sama sekali. Namja itu malah semakin mengeratkan
pelukannya, pipinya sampai memerah di buatnya. Entah sejak kapan namja itu
mulai mengisi hatinya, mungkin karena ia sudah terlalu sering berada disamping
kyuhyun akhir-akhir ini.
Langit sudah tampak gelap, kawasan
Gangnam tampak lebih indah di malam hari terlebih lagi daerah ini memang
sengaja di dekorasi sedemikian rupa untuk menyambut datangnya salju di musim
dingin. Mereka baru saja keluar dari butik tadi setelah bebrapa jam memilih
yeoja itu menjatuhkan pilihannya padi gaun pengantin putih yang terjuntai ke
lantai dihiasai dengan beberapa manik-manik yang mempercantik gaun tersebut,
kyuhyun tampak tertegun melihat jiae mengunakan gaun itu dan tentu saja itu
berarti ia suka akan pilihannya.
“Kyuhyun oppa” pangil seseorang
dari arah belakang saat mereka akan bersiap masuk kedalam mobil, kyuhyun
membalik badannya dan mendapati hyunra tersenyum kearahnya lalu mendekat “Kau
kemana saja, huh. Apa kau marah padaku oppa karena pergi dengan kangin oppa,
kau bahkan tidak pernah mengangkat telfon dan membalas pesanku” ucap hyunra
panjang lebar sedangkan kyuhyun hanya diam, namja itu hanya bisa memandang
yeoja yang sudah membuatnya sakit cukup dalam.
“Kenapa kau diam oppa, seharusnya
aku yang marah kau menghindar dariku setelah aku balik dari jepang. Kau tau aku
hanya mengingatmu disana, jika bukan karena kangin oppa yang tidak
menghalangiku untuk balik ke korea mungkin restoran yang kami investasikan di
sana tidak akan berjalan lancar” jelas hyunra, kyuhyun benar-benar terkejut
dibuatnya. Bukankah kangin mengatakan jika ia dan hyunra akan menikah di
jepang, bahkan namja itu sudah memperlihatkan undangan pernikahannya dengan
hyunra. Jadi yang ia lihat selama ini hanya tipuan namja yang sudah diangapnya
sahabat tersebut.
Jiae tertegun, ucapan hyunra tadi
berbeda dengan apa yang di dengarnya dari kyuhyun. Yeoja itu menatap miris
kearah kyuhyun, ia bisa membaca dengan jelas jika namja itu terkejut dengan apa
yang di katakan hyunra tadi dan sunguh ada rasa sesak yang ia rasakan saat mata
kyuhyun menatap hyunra tanpa jeda.
“oppa, siapa yang ada disampingmu?”
hyunra menoleh kesamping kyuhyun, ia begitu asing dengan sosok yeoja yang ada
di samping kyuhyun tersebut.
Kyuhyun masih terdiam, pikirannya
masih di penuhi dengan ucapan hyunra tadi. Bahkan ia tidak bisa membalas setiap
apa yang di katakan yeoja itu padanya, jiae memegang lengan kyuhyun lembut “aku
sahabat kyuhyun oppa, Shin Jiae imnida” jiae menundukan kepalanya sedikit lalu
menatap kearah kyuhyun sendu.
“Oppa, terima kasih sudah mau
mengantarku mencari baju. Sepertinya kau perlu banyak mengobrol dengan
yeojachingumu, aku akan pulang dengan taksi. Hyunra~ssi aku titip kyuhyun oppa,
ne” jiae melepas gangamnanya dari lengan kyuhyun dan melangkah pergi
meningalakn mereka. Sesak, ia merasa sulit benafas menyaksikan kejadian tadi.
Kyuhyun hanya diam, bahkan namja
itu tidak berusaha mencegahnya pergi, ia memang tau jika kyuhyun sangat
mencintai hyunra tapi apakah kebersamaannya satu bulan ini tidak cukup membekas
di hati namja itu, bahkan jiae sempat berfikir bahwa kyuhyun juga menyukainya
dari semua perlakuannya akhir-akhir ini yang semakin berubah manis.
………………………….
Suara bisingnya pesawat dan
banyaknya orang yang berlalu lalang di bandara incheon saat ini terasa begitu
kosong dalam pengelihatan jiae, yeoja itu lebih banyak melamun setelah kejadian
di gangnam tersebut ia mengasingkan dirinya bahkan kedua orang tuanyapun sama
sekali tidak tau keberadaannya.
“Jiae, pesawat kita akan segera
berangkat. Kajja” donghae meraih koper jiae, dan mengengam tangan yeoja itu
lembut. Satu minggu lalu ia terkejut mendapati jiae dalam kondisi menangis di
depan apartemennya dan ia tau yeoja itu memang hanya percaya padanya dan selalu
datang jika ada masalah, sebenarnya ia sangat mencintai jiae tapi demi
kebahagian yeoja itu donghae selalu mendukung semua yang di pilihnya termasuk
menikah dengan kyuhyun.
“ne, oppa” jiae beranjak dari
kursinya dan mengikuti langkah donghae, ia sudah meminta donghae untuk
merahasiakan keberadaanya dari siapapun termasuk kedua orang tuanya dan namja
itu mengatakan ada pengobatan yang lebih baik dan cepat untuk menyembuhkan
gejala leukimia dengan cepat di amerika.
Jiae tersenyum miris melihat kearah
jam tangannya, seharusnya satu jam lagi ia sudah menjadi istri resmi kyuhyun
karena hari ini merupakan hari pernikahannya. Yeoja itu melangkah perlahan
sambil mengengam tiket yang akan di serahkannya beberapa centi lagi namun
sebuah tangan mengengamlengannya erat “khajhima, jebal jangan tingalkan aku”
ucap seseorang yang begitu dikenalnya, ia sangat ingat dengan kata-kata itu.
Tanpa menungu jawaban jiae namja
itu memeluknya erat, tidak ingin kehilangan yeoja yang begitu ia cintai untuk
kedua kalinya. Ia memang lebih memilih jiae dibanding hyunra, saat di gangnam
ia sudah menetukan pilihannya walaupun memilih diantara kedua yeoja itu begitu
sulit tapi ia menyadari jika jiae sudah terlalu memberikan bekas yang positif
terhadapnya membuat kyuhyun menjelaskan secra perlahan pada hyunra, ia tau ini
akan sulit untuk hyunra dan mungkin akan membuat yeoja itu sakit karenanya.
“Oppa, apa yang kau lakukan
disini?” tanya jiae ditengah rasa bahagianya bisa bertemu dengan kyuhyun
setelah cukup lama tidak melihat wajah namja itu.
“tentu saja untuk menjemput
pengantin wanitaku” jawab kyuhyun lalu menarik tangan jiae agar menjauh dari
barisan orang-orang yang akan menyerahkan tiket sedangkan donghae hanya
tersenyum miris melihat jiae kembali dengan kyuhyun, ia memang sengaja
memberikan kesempatan terakhir untuk namja itu.
“Apa yang kau lihat, huh.
Menghilang saat hari pernikahan kita, micheosseo? Semua orang menungu kita.
Kajja” kyuhyun menarik tangan jiae agar mengikuti langkahnya namun yeoja itu
hanya diam membuat kyuhyun menatap kearahnya “saranghae shin jiae, apa itu
sudah cukup?” tanya kyuhyun, jiae hanya bisa diam. Tidak percaya dengan apa
yang di dengarnya membuat namja itu mendekat dan mengecup lembut bibir jiae
menyalurkan perasaannya yang memuncak.
………………………………
“Oppa” pangil jiae pelan, ia
melihat kearah namja yang kini menyandarkan tubuhnya di kasur.
Kyuhyun mengangkat wajahnya, ia
tersenyum melihat seorang yeoja kini berdiri tepat disamping tempat tidur
mereka. Jiae sedikit malu mengunakan baju tidur yang sudah desediakan kyuhyun
untuknya, saat ini mereka memang sudah berada di rumah milik kyuhyun setelah
acara pernikahan mereka berlangsung siang tadi “waeyo chagi?” tanya kyuhyun masih
dengan menatap jiae tenang, ia tau yeoja itu malu berpenampilan seperti itu
tapi eommanya sendiri yang memilihkan baju itu untuk menantunya.
“Aku hanya merasa tidak nyaman
mengunakan ini” jiae menundukan wajahnya, merasa terus diperhatikan oleh
kyuhyun membuat yeoja itu bersemu merah.
Kyuhyun tersenyum simpul, ia
mendekat kearah jiae dan menarik yeoja itu untuk tidur disampingnya “Kau akan
tetap terlihat cantik mengunakan apapun, bukankah oppa pernah mengatakan itu”
ucap kyuhyun sambil mengelus lembut rambut jiae.
“Oppa, bolehkah aku tau satu hal?”
jiae menatap kyuhyun dalam, namja itu hanya tersenyum menangapinya “Kenapa oppa
tetap mau menikahiku sedangkan hyunra tidak seperti yang oppa bayangkan selain
itu penyakitku ini masih belum menjamin kehidupan kita kelak seperti apa” jiae
tersenyum miris namun yang terjadi setelah itu hanya dekapan hangat kyuhyun
yang ia dapat.
“Kau hanya perlu tau satu hal,
mencintai dan menyukai seseorang itu berbeda tapi kau bisa mendapatkan
keduannya dengan begitu mudah. Masalah penyakit itu, bukannya oppa menghalangimu
pergi dengan donghae ke luar negri untuk mengobatinya tapi oppa sendiri yang
akan mengantarmu setelah ini” jelas kyuhyun lalu mengangkat dagu jiae dengan
tangannya “Ada lagi?”
Jiae tertegun sejenak, ia masih
mencerna setiap kata yang diucapkan kyuhyun. Terlalu terbuai akan kata-kata
manis namja itu membuat kyuhyun menarik tipis sudut bibirnya hingga akhirnya ia
mengelus hangat pipi jiae yang kini begitu dekat dengannya dan menautkan
bibirnya di bibir jiae, mencoba menghilangkan segala keraguan yang sebelumnya
hinggap di benak yeoja itu karena kini yang ia tau hanya akan mencoba menjalani
masa depan dengan seorang yeoja yang entah akan menuliskan cerita sedih atau
bahagia kelak.
……………………………….
Mungkin bertemu
denganmu adalah sebuah ketidak sengajaan yang buruk,..
Disaat aku
benar-benar terpuruk menerima sebuah kenyataan yang pahit kau datang merubah
hidupku dan memberikan sebuah janji manis,..
Tapi kau benar,
semua perkataanmu dengan cepat kau wujudkan membuatku terhanyut dalam sebuah
cinta yang tidak pernah ku byangkan sebelumnya hingga kau benar-benar meracuni
pikiranku dengan segala perbuatanmu,..
Membuat diriku
merasakan pahitnya melepasmu setelah hati ini penuh dengan namamu dan merasakan
bagaimana manisnya cinta itu begitu kau memilihku,..
END
No comments:
Post a Comment