Wednesday, 28 May 2014

Please Don’t Go ( Jebal, Kajima )


Author: cho jiae / Hyunjiwoonri Elfcloudevilkyu / Fiza Ippun
twitter: @fiza_keynkyu ….#ad yg mau follow XD
Genre: romantic
Ratings: PG 18
Cast:
Shin jiae
Cho kyuhyun

Waktu hampir meunjukan tengah malam, langit kota seoul kini dihiasi dengan beberapa bintang serta terangnya bulan mengiringi seorang yeoja yang menatap sendu sungai cheonggye di pusat kota seoul. Menangis dalam diam, mungkin hanya itu yang bisa dilakukannya sekarang, ia masih begitu sulit menerima semua yang dikatakan dokter lee sore tadi.


Shin jiae, yeoja bertubuh tidak terlalu tinggi dengan mata sedikit coklat dan rambut hitam yang terjuntai hingga punggunya, hanya bisa mencoba menenangkan diri, merutuki penyakitnyapun tidak ada gunanya dan tidak bisa menghilangkan kenyataan pahit saat sahabatnya sendiri lee donghae mengatakan ia mengidap penyakit leukimia walaupun masih terbilang gejala tapi ia tidak pernah menyangka jika penyakit mematikan itu bisa ada di dalam tubuhnya saat ini.

Lama yeoja itu menatap sendu air yang mengalir di sungai cheonggye, ia mengangkat kepalanya keatas. Menatap langit kota seoul yang terlihat begitu indah di malam hari. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya, bukan seorang shin jiae jika ia harus menyerah karena penyakit seperti ini bukankah tuhan memberikan penyakit untuk di temukan obatnya. Donghae juga berjanji akan berusaha untuk memberikan pengobatan yang bisa dengan cepat menyembuhkan gejala leukemia tersebut dengan peralatan medis yang saat ini terus berkembang.

“Kau harus kuat, shin jiae” guman jiae lalu berjalan lambat meningalkan jembatan dongho tersebut, langkahnya terhenti saat sudut matanya menangkap sosok seorang namja yang kini menyandarkan tubuhnya di mobilnya, namja itu terlihat sedikit mabuk. Hal itu bisa terlihat jelas dari caranya berdiri dan tangan kananya yang memegang sebuah wine putih.
“jeogi, apa kau baik-baik saja?” tanya jiae setelah mendekat kearah namja itu, ia khawatir jika namja yang tidak dikenalnya tersebut berbuat sesuatu yang tidak masuk akal di daerah cheonggye yang kini tampak sepi. Seperti melompat mungkin dari jembatan dongho ini, ia tidak ingin itu terjadi lagi pula hanya ada dirinya di sana dan menjadi satu-satunya saksi mata jika hal itu terjadi.
Namja itu mengangkat wajahnya pelan, menatap jiae dengan tatapan yang sulit di mengerti sedangkan jiae hanya bisa tertegun melihat paras namja tersebut yang tampak sempurna. Matanya hitam, rambutnya yang coklat begitu cocok dengan warna kulitnya yang putih pucat, ia juga termasuk golongan namja bertubuh tinggi walaupun badanya tidak terlalu berisi tapi ia tetap terlihat begitu perfect.
“micheosseo! Seorang cho kyuhyun tidak butuh yeoja sepertimu! Terlalu banyak yeoja yang mengantri mendapatkanku” gumam kyuhyun di tengah sedikit kesadarannya, jiae hanya tertegun mendengar perkatanan namja itu.
“mianhae, tapi aku bukan yeoja yang kau maksud kyuhyun~ssi” ucap jiae sambil memainkan kedua tangannya di udara.
Kyuhyun mendekat kearahnya dan menyentuh kedua pundak jiae dengan tangannya membuat yeoja itu tersentak terlebih lagi saat tangan kyuhyun berusaha mengapai dagunya dan memegangnya erat “kau tampak berbeda malam ini, hyunra” kali ini jiae menyesal mencoba mendekat kearah namja tersebut tapi ini sudah terlalu jauh untuk berlari mengingalkan namja itu sendiri.
“Ya! Aku shin jiae bukan hyunra” jiae berusaha melepas diri dari kyuhyun namun yang terjadi malah membuat namja itu oleng dan hampir terjatuh, ia berusaha menjangkau tubuh kyuhyun agar tidak jatuh tapi sial mereka berdua malah jatuh bersamaan ke aspal karena jiae tidak cukup kuat menarik tubuh kyuhyun.
Tubuh kyuhyun kini menyatu tepat di atas aspal jembatan dongho tersebut sedangkan jiae jatuh di tubuh namja itu, jiae membuka matanya hati-hati, ia bisa mendengar detak jantung namja yang kini ada di bawahnya itu cukup keras.
“kyeopta” ucap jiae, hanya satu kata yang bisa di gambarkannya sekarang begitu jarak wajahnya begitu dekat dengan kyuhyun, dari jarak seperti ini ia terlihat lebih sempurna. Jiae sedikit terkejut begitu kyuhyun membuka matanya pelan, namja itu menatapnya lekat membuatnya seperti terhipnotis untuk beberapa saat namun dengan cepat jiae mencoba menyingkir dari tubuh kyuhyun dan membantu namja itu untuk berdiri.
“hay! Cepat sadarlah” jiae mengoyangkan tubuh kyuhyun pelan, setelah berusaha keras ia berhasil mengangkat tubuh kyuhyun dan membaringkan tubuh namja itu di kursi mobilnya.
Jiae mengacak rambutnya frustasi, kyuhyun sepertinya sudah sangat mabuk “eotteokhae” jiae menoleh kearah kiri dan kanan, mungkin ada seseorang yang bisa membantunya tapi tidak ada siapapun yang ia lihat saat itu, tentu saja karena ini sudah menunjukan pukul 3 pagi.
Dengan berat hati ia masuk kedalam mobil kyuhyun, mungkin ia harus membawa namja itu ke apartemennya jika tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa namja yang tidak dikenalnya tersebut. Ia meraih ponselnya lalu menekan nomer bengkel langanan yang dikenalnya untuk mengantar mobilnya, beruntung bengkel tersebut buka 24 jam sehingga ia tidak perlu khawatir akan kehilangan mobilnya.
…………………………….
Dibantu dengan pelayan apartemen tersebut jiae memasukan kyuhyun kedalam ruang apartemen miliknya lalu merebahkan namja itu di kasur, jiae menghela nafas pendek lalu bersiap untuk pergi dari apartemennya. Mungkin malam ini ia harus pulang kerumah karena hanya ada satu tempat tidur disini tapi langkahnya terhenti setelah kyuhyun merangkul bahunya dengan tangan kanannya.
“khajhima, jebal jangan tingalkan aku sendiri” gumam kyuhyun sepertinya ia kembali mendapat kesadarannya sedikit sambil menumpu kepalanya di bahu kiri jiae, yeoja itu terkejut dan hanya bisa diam terlebih lagi saat ia merasakan air mata kyuhyun jatuh di bajunya. Apa ia terluka begitu dalam.
“kyuhyun~ssi kau tidak bisa seperti ini” jiae mencoba melepas tangan kanan kyuhyun dari bahunya namun yang terjadi justuru semakin membuatnya terkejut, bagaimana tidak, disaat ia sudah melepas tangan kyuhyun dari bahunya namja itu malah menarik pingang rampingnya sehingga saat ini jarak mereka begitu dekat.
“apa kau tidak mendengarku, huh” mata kyuhyun menatap mata coklat jiae lekat, namja itu terlihat berbeda dari sebelumnya. Jiae membulatkan matanyanya begitu bibir kyuhyun mengecup bibirnya lembut namun semakin lama semakin tidak terkendali, berusaha melepaskan diri terasa begitu sia-sia saat ini tenaganya tidak sebanding dengan kyuhyun terlebih lagi kondisinya saat ini.
“aku tidak akan pernah melepasmu” ucap kyuhyun begitu melepas sejenak ciumannya, namja itu mendorong pelan tubuh jiae hingga jatuh di kasur yang ada dibelakangnya dan kembali menautkan bibirnya di bibir yeoja itu, jiae hanya bisa menangis di perlakuakan seperti ini oleh namja yang tidak dikenalnya. Berteriakpun tidak ada gunanya, ia sudah terlalu lemas diperlakukan seperti ini terlebih lagi setelah namja itu mulai bermain di tubuhnya.
‘ya tuhan, apa yang kulakukan’ batin jiae, ia merutuki nasibnya jika tidak membantu namja itu mungkin ini tidak akan terjadi. Ia hanya bisa pasrah saat kyuhyun merajai tubuhnya, mencoba melepas diri adalah hal yang sangat mustahil kali ini setelah mendengar penyakitnya ia sama sekali belum menyentuh apapun untuk mengisi lambungnya selain itu berjalan di tengah malam yang cukup dingin membuat kepalanya menjadi pening.
…………………………
Seberkas cahaya matahari kini masuk kedalam kamar bernuansa hitam putih tersebut, jiae mengerejapkan matanya perlahan. Ia bisa merasakan sakit hampir di seluruh tubuhnya saat ini, matanya menutup kembali dan mencoba menenangkan pikirannya yang terjadi semalam hanya mimipi buruk pikirnya lalu dengan perlahan ia kembali membuka matanya.
Jiae memegang keningnya dan memijatnya perlahan, sepertinya tadi malam ia tidak sadarkan diri. Yeoja itu mengeliat pelan lalu mencoba merubah posisinya saat ini namun ia begitu terkejutnya saat mendapati seorang namja masih tertidur pulas di sampingnya, kini ia baru menyadari bahwa yang terjadi semalam bukanlah mimpi.
Semua kejadian malam kemarin kini terputar begitu saja dalam otaknya, ia hanya ingat kyuhyun menyentuhnya dalam dan setelah itu ia benar-benar tidak tau apa yang di lakukan namja itu terhadapnya.
“Ya! Ireona” jiae mengoyangkan tubuh kyuhyun, air matanya kini mengalir begitu saja mendapati dirinya sudah dalam kondisi seperti ini.
“Ini masih pagi, ajumma” gumam kyuhyun lalu menutup wajahnya dengan bantal yang ada di bawah kepalanya, hal itu membuat jiae geram.
Jiae bangkit dari posisinya saat ini lalu memakai baju secara asal dan dengan cepat ia menarik bantal yang menutupi wajah kyuhyun lalu memukul namja itu pelan “micheosseo, apa yang sudah kau lakukan denganku” jiae terduduk di bawah lantai tersebut, ia sudah tidak cukup kuat menghadapi semua ini.
Kyuhyun membuka matanya perlahan, kepalanya masih terasa begitu pening saat ini mungkin karena pengaruh wine yang diminumnya kemarin malam demi menghilangkan sakit hatinya terhadap yeoja yang begitu di percayanya di tengah orang-orang yang hanya memandangnya sebagai pewaris perusahan ternama di korea.
“napeun” umpat jiae sambil memukul pelan kasurnya membuat kyuhyun menjernihkan pandanganya dan menatap kearah sumber suara, ia sedikit terkejut mendapati seorang yeoja dengan bahu yang bergetar duduk terkulai di bawah lantai.
“Ya! Nuguya? sedang apa kau di kamarku” kyuhyun memegang kepala jiae lalu menariknya agar bisa melihat wajah yeoja yang kini menundukan kepalanya tersebut, namja itu terdiam beberapa saat. Ia melihat wajah polos seorang yeoja yang kini tampak sedikit berantakan.
Jiae menepis tangan kyuhyun yang menyentuh kepalanya, yeoja itu menatap kyuhyun dalam lalu dengan reflek ia menampar pipi kanan kyuhyun dengan tangannya “Kenapa kau lakukan ini terhadapku,..” jiae tercekat, ia menghapus air matanya untuk kesekian kalinya “aku menolongmu tapi apa yang ku dapat, kau membuat hidupku semakin hancur” lanjut jiae.
Kyuhyun masih menatap jiae bingung, ia tidak mengerti dengan semua yang dikatakan yeoja yang sama sekali tidak pernah dilihatnya namun sedikit ingatan melintas begitu saja dalam otaknya membuat namja itu mengacak rambutnya frustasi, sebuah kesalahan besar sudah di lakukannya “jeongmal mianhae, aku benar-benar kehilangan kendali malam itu” jelas kyuhyun, ia menyentuh bahu jiae pelan namun dengan cepat yeoja itu kembali menepis tangan kyuhyun.
“ucapanmu tidak akan pernah merubah apapun” bahu jiae kembali bergetar hebat, yeoja itu hanya bisa menangis saat ini.
Menyesal, mungkin kata ini sunguh terlambat untuk di ucapkan. Kyuhyun mengangkat kepalanya sejenak menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong, ia memikirkan bagaimana jika hyunra tau semua ini. Namja itu kembali menatap kearah jiae, ia tidak harus memikirkan egonya kali ini lagi pula hyunra sudah pergi meningalakkannya dengan namja lain. Yeoja yang ada di sampingnya saat ini lebih membutuhkan dirinya karena seorang cho kyuhyun tidak pernah lari dari tangung jawab “aku akan bertangung jawab atas ini semua” ucap kyuhyun.
Jiae mangangkat wajahnya, ia menatap mata hitam kyuhyun. Dari matanyanya ia tau namja itu benar-benar serius dengan ucapanya “jangan mengucapkan sesuatu yang tidak bisa kau pertangung jawabkan”.
“aku akan menikahimu” kyuhyun menatap jiae dalam, yeoja itu begitu terkejut mendengar perkataan kyuhyun. Ia bahkan tidak pernah membayangkan kata-kata itu terlontar dari mulut seorang namja yang sama sekali tidak dikenalnya.
“kenapa kau begitu gampang mengucapkan itu” jiae menyeka air matanya, sedikit demi sedikit ia mulai bisa tenang terlebih lagi ucapan kyuhyun tadi membuatnya sedikit lega bukan karena ia akan menikah dengan namja yang tidak dikenalnya sama sekali melainkan karena namja itu mau bertangung jawab atas apa yang di perbuatnya “bukankah kau sudah punya hyunra?”
Pertanyaan jiae tadi berhasil membuat mata kyuhyun membulat, dari mana yeoja itu tau hyunra. Apa mungkin ia menyebut nama hyunra saat ia mabuk “kau tidak perlu memikirkannya, kau bisa pegang ucapanku tadi. Aku tidak akan lari darimu” tegas kyuhyun.
Jiae tampak tertegun mendengar perkataan kyuhyun, namja itu tampak tenang dalam situasi seperti ini tapi apa yang terjadi jika ia tau penyakit yang sedang di deritanya, apakah namja itu masih mau menikahinya “kau tidak tau apa-apa tentangku” jiae mengantungkan kalimatnya dan menundukan wajahnya “aku mengidap gejala leokemia” lanjut jiae.
Kyuhyun terkejut, namun ia tetap menunjukan wajah tenangnya. Ia tau betul apa penyakit yang di katakan yeoja itu “tidak masalah,bukankah itu masih gejala jadi kita bisa dengan cepat menanganinya. Tenang saja aku akan membantumu untuk mendaptkan pengobatan yang paling baik” kyuhyun mengangkat wajah jiae dan menyeka air mata yeoja itu lalu tersenyum hangat “seorang cho kyuhyun tidak pernah mengingkari janjinya”
“jeongmal?” tanya jiae meyakinkan, dadanya terasa begitu lapang saat ini. Namja itu benar-benar sudah bisa meyakinkanya dan ia tidak harus semakin terpuruk karena nasibnya saat ini.
“tentu saja” jawab kyuhyun, namja itu menarik jiae agar duduk di pingir ranjang tersebut. Jika bukan karena hyunra pergi meningalkannya mungkin saat ini ia ragu akan mengucapkan kata-kata tadi pada yeoja yang ada di hadapannya, tapi pikiran itu dengan cepat di tepisnya. Ia tidak harus menghancurkan masa depan orang lain demi kebahagiannya “Aku sama sekali belum tau namamu?”
“Shin Jiae, kau bisa memangilku jiae kyuhyun~ssi” jawab jiae lalu mengalihkan pandangnya dari sorot mata kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum simpul melihat jiae mencoba menghindar dari sorot matanya, namja itu berdeham pelan begitu menyadari sesuatu. Yeoja itu tampak begitu seksi dengan kemeja putih yang hanya berada beberapa centi dari lututnya mungkin yeoja itu bingung dan mengambil kemeja miliknya pagi tadi “dimana kamar mandimu jiae~ssi?”
“kamar mandi ada disana” jiae menujuk kesudut kamar tersebut.
“tapi sepertinya aku butuh baju lain jika kau tetap mengunakan kemejaku” ucap kyuhyun membuat pipi jiae menjadi memerah, ia memang hanya mengambil asal baju yang ada di dekatnya saat ia terbangun tadi.
“Ya! Cho Kyuhyun” pekik jiae, yeoja itu beranjak dari posisinya saat ini lalu berlari kearah kamar mandi sedangkan kyuhyun hanya tertawa melihat tingkah yeoja itu.
……………………………………
Jalan-jalan di sepanjang kota seoul tampak memutih, kemarin malam butiran-butiran salju mulai jatuh dan menutupi sebagian besar kota seoul. Mereka kini tengah berada di kawasan Gangnam, kawasan luxury shopping yang terletak di Itaewon tersebut berjajar butik dengan designer ternama seperti Louis Vuitton, Chanel dan sebagainya. Namja itu memang menepati janjinya, dengan cepat ia bisa meyakinkan orang tuanya dan jiae tepat setelah semingu kejadian itu dan saat ini persiapan pernikahan mereka sudah hampir menginjak 90%.
Jiae mengeratkan mantel biru tuanya, sudah beberapa butik ia masuki untuk mencari gaun pengantin yang cocok dengannya. Sebenarnya semua gaun yang di tunjukan butik-butik sebelumnya begitu cantik tapi ia terlalu bingung untuk memilihnya, kyuhyun memang memiliki fashion high class sehingga tidak heran setiap butik rekomendasinya benar-benar membuat yeoja itu bingung.
“Oppa, kau saja yang memilihkan gaun untukku” rajuk jiae, ia sudah benar-benar bingung melihat deretan gaun pengantin di depannya. Kyuhyun tertawa kecil, sudah hampir satu bulan ia mengenal yeoja yang akan menjadi istrinya itu minggu esok dan ia benar-benar tidak menyesal di pertemukan yeoja seperti jiae.
“Kau hanya harus memilih salah satu gaun itu chagia” kyuhyun meletakan majalah yang dibaca sejak tadi saat menungu jiae mencoba baju, yeoja itu menatapnya kesal membuat kyuhyun memperlihatkan senyum evilnya
“semua yang ada disini akan terlihat bagus jika kau yang memakainya” ucap kyuhyun yang kini mendekat kearah jiae dan memeluk yeoja itu dari arah belakang.
“Oppa” sungut jiae, yeoja itu merasa sedikit malu karena para pelayan disana menatap kearah mereka sedangkan kyuhyun tidak mendengarnya sama sekali. Namja itu malah semakin mengeratkan pelukannya, pipinya sampai memerah di buatnya. Entah sejak kapan namja itu mulai mengisi hatinya, mungkin karena ia sudah terlalu sering berada disamping kyuhyun akhir-akhir ini.
Langit sudah tampak gelap, kawasan Gangnam tampak lebih indah di malam hari terlebih lagi daerah ini memang sengaja di dekorasi sedemikian rupa untuk menyambut datangnya salju di musim dingin. Mereka baru saja keluar dari butik tadi setelah bebrapa jam memilih yeoja itu menjatuhkan pilihannya padi gaun pengantin putih yang terjuntai ke lantai dihiasai dengan beberapa manik-manik yang mempercantik gaun tersebut, kyuhyun tampak tertegun melihat jiae mengunakan gaun itu dan tentu saja itu berarti ia suka akan pilihannya.
“Kyuhyun oppa” pangil seseorang dari arah belakang saat mereka akan bersiap masuk kedalam mobil, kyuhyun membalik badannya dan mendapati hyunra tersenyum kearahnya lalu mendekat “Kau kemana saja, huh. Apa kau marah padaku oppa karena pergi dengan kangin oppa, kau bahkan tidak pernah mengangkat telfon dan membalas pesanku” ucap hyunra panjang lebar sedangkan kyuhyun hanya diam, namja itu hanya bisa memandang yeoja yang sudah membuatnya sakit cukup dalam.
“Kenapa kau diam oppa, seharusnya aku yang marah kau menghindar dariku setelah aku balik dari jepang. Kau tau aku hanya mengingatmu disana, jika bukan karena kangin oppa yang tidak menghalangiku untuk balik ke korea mungkin restoran yang kami investasikan di sana tidak akan berjalan lancar” jelas hyunra, kyuhyun benar-benar terkejut dibuatnya. Bukankah kangin mengatakan jika ia dan hyunra akan menikah di jepang, bahkan namja itu sudah memperlihatkan undangan pernikahannya dengan hyunra. Jadi yang ia lihat selama ini hanya tipuan namja yang sudah diangapnya sahabat tersebut.
Jiae tertegun, ucapan hyunra tadi berbeda dengan apa yang di dengarnya dari kyuhyun. Yeoja itu menatap miris kearah kyuhyun, ia bisa membaca dengan jelas jika namja itu terkejut dengan apa yang di katakan hyunra tadi dan sunguh ada rasa sesak yang ia rasakan saat mata kyuhyun menatap hyunra tanpa jeda.
“oppa, siapa yang ada disampingmu?” hyunra menoleh kesamping kyuhyun, ia begitu asing dengan sosok yeoja yang ada di samping kyuhyun tersebut.
Kyuhyun masih terdiam, pikirannya masih di penuhi dengan ucapan hyunra tadi. Bahkan ia tidak bisa membalas setiap apa yang di katakan yeoja itu padanya, jiae memegang lengan kyuhyun lembut “aku sahabat kyuhyun oppa, Shin Jiae imnida” jiae menundukan kepalanya sedikit lalu menatap kearah kyuhyun sendu.
“Oppa, terima kasih sudah mau mengantarku mencari baju. Sepertinya kau perlu banyak mengobrol dengan yeojachingumu, aku akan pulang dengan taksi. Hyunra~ssi aku titip kyuhyun oppa, ne” jiae melepas gangamnanya dari lengan kyuhyun dan melangkah pergi meningalakn mereka. Sesak, ia merasa sulit benafas menyaksikan kejadian tadi.
Kyuhyun hanya diam, bahkan namja itu tidak berusaha mencegahnya pergi, ia memang tau jika kyuhyun sangat mencintai hyunra tapi apakah kebersamaannya satu bulan ini tidak cukup membekas di hati namja itu, bahkan jiae sempat berfikir bahwa kyuhyun juga menyukainya dari semua perlakuannya akhir-akhir ini yang semakin berubah manis.
………………………….
Suara bisingnya pesawat dan banyaknya orang yang berlalu lalang di bandara incheon saat ini terasa begitu kosong dalam pengelihatan jiae, yeoja itu lebih banyak melamun setelah kejadian di gangnam tersebut ia mengasingkan dirinya bahkan kedua orang tuanyapun sama sekali tidak tau keberadaannya.
“Jiae, pesawat kita akan segera berangkat. Kajja” donghae meraih koper jiae, dan mengengam tangan yeoja itu lembut. Satu minggu lalu ia terkejut mendapati jiae dalam kondisi menangis di depan apartemennya dan ia tau yeoja itu memang hanya percaya padanya dan selalu datang jika ada masalah, sebenarnya ia sangat mencintai jiae tapi demi kebahagian yeoja itu donghae selalu mendukung semua yang di pilihnya termasuk menikah dengan kyuhyun.
“ne, oppa” jiae beranjak dari kursinya dan mengikuti langkah donghae, ia sudah meminta donghae untuk merahasiakan keberadaanya dari siapapun termasuk kedua orang tuanya dan namja itu mengatakan ada pengobatan yang lebih baik dan cepat untuk menyembuhkan gejala leukimia dengan cepat di amerika.
Jiae tersenyum miris melihat kearah jam tangannya, seharusnya satu jam lagi ia sudah menjadi istri resmi kyuhyun karena hari ini merupakan hari pernikahannya. Yeoja itu melangkah perlahan sambil mengengam tiket yang akan di serahkannya beberapa centi lagi namun sebuah tangan mengengamlengannya erat “khajhima, jebal jangan tingalkan aku” ucap seseorang yang begitu dikenalnya, ia sangat ingat dengan kata-kata itu.
Tanpa menungu jawaban jiae namja itu memeluknya erat, tidak ingin kehilangan yeoja yang begitu ia cintai untuk kedua kalinya. Ia memang lebih memilih jiae dibanding hyunra, saat di gangnam ia sudah menetukan pilihannya walaupun memilih diantara kedua yeoja itu begitu sulit tapi ia menyadari jika jiae sudah terlalu memberikan bekas yang positif terhadapnya membuat kyuhyun menjelaskan secra perlahan pada hyunra, ia tau ini akan sulit untuk hyunra dan mungkin akan membuat yeoja itu sakit karenanya.
“Oppa, apa yang kau lakukan disini?” tanya jiae ditengah rasa bahagianya bisa bertemu dengan kyuhyun setelah cukup lama tidak melihat wajah namja itu.
“tentu saja untuk menjemput pengantin wanitaku” jawab kyuhyun lalu menarik tangan jiae agar menjauh dari barisan orang-orang yang akan menyerahkan tiket sedangkan donghae hanya tersenyum miris melihat jiae kembali dengan kyuhyun, ia memang sengaja memberikan kesempatan terakhir untuk namja itu.
“Apa yang kau lihat, huh. Menghilang saat hari pernikahan kita, micheosseo? Semua orang menungu kita. Kajja” kyuhyun menarik tangan jiae agar mengikuti langkahnya namun yeoja itu hanya diam membuat kyuhyun menatap kearahnya “saranghae shin jiae, apa itu sudah cukup?” tanya kyuhyun, jiae hanya bisa diam. Tidak percaya dengan apa yang di dengarnya membuat namja itu mendekat dan mengecup lembut bibir jiae menyalurkan perasaannya yang memuncak.
………………………………
“Oppa” pangil jiae pelan, ia melihat kearah namja yang kini menyandarkan tubuhnya di kasur.
Kyuhyun mengangkat wajahnya, ia tersenyum melihat seorang yeoja kini berdiri tepat disamping tempat tidur mereka. Jiae sedikit malu mengunakan baju tidur yang sudah desediakan kyuhyun untuknya, saat ini mereka memang sudah berada di rumah milik kyuhyun setelah acara pernikahan mereka berlangsung siang tadi “waeyo chagi?” tanya kyuhyun masih dengan menatap jiae tenang, ia tau yeoja itu malu berpenampilan seperti itu tapi eommanya sendiri yang memilihkan baju itu untuk menantunya.
“Aku hanya merasa tidak nyaman mengunakan ini” jiae menundukan wajahnya, merasa terus diperhatikan oleh kyuhyun membuat yeoja itu bersemu merah.
Kyuhyun tersenyum simpul, ia mendekat kearah jiae dan menarik yeoja itu untuk tidur disampingnya “Kau akan tetap terlihat cantik mengunakan apapun, bukankah oppa pernah mengatakan itu” ucap kyuhyun sambil mengelus lembut rambut jiae.
“Oppa, bolehkah aku tau satu hal?” jiae menatap kyuhyun dalam, namja itu hanya tersenyum menangapinya “Kenapa oppa tetap mau menikahiku sedangkan hyunra tidak seperti yang oppa bayangkan selain itu penyakitku ini masih belum menjamin kehidupan kita kelak seperti apa” jiae tersenyum miris namun yang terjadi setelah itu hanya dekapan hangat kyuhyun yang ia dapat.
“Kau hanya perlu tau satu hal, mencintai dan menyukai seseorang itu berbeda tapi kau bisa mendapatkan keduannya dengan begitu mudah. Masalah penyakit itu, bukannya oppa menghalangimu pergi dengan donghae ke luar negri untuk mengobatinya tapi oppa sendiri yang akan mengantarmu setelah ini” jelas kyuhyun lalu mengangkat dagu jiae dengan tangannya “Ada lagi?”
Jiae tertegun sejenak, ia masih mencerna setiap kata yang diucapkan kyuhyun. Terlalu terbuai akan kata-kata manis namja itu membuat kyuhyun menarik tipis sudut bibirnya hingga akhirnya ia mengelus hangat pipi jiae yang kini begitu dekat dengannya dan menautkan bibirnya di bibir jiae, mencoba menghilangkan segala keraguan yang sebelumnya hinggap di benak yeoja itu karena kini yang ia tau hanya akan mencoba menjalani masa depan dengan seorang yeoja yang entah akan menuliskan cerita sedih atau bahagia kelak.
……………………………….
Mungkin bertemu denganmu adalah sebuah ketidak sengajaan yang buruk,..
Disaat aku benar-benar terpuruk menerima sebuah kenyataan yang pahit kau datang merubah hidupku dan memberikan sebuah janji manis,..
Tapi kau benar, semua perkataanmu dengan cepat kau wujudkan membuatku terhanyut dalam sebuah cinta yang tidak pernah ku byangkan sebelumnya hingga kau benar-benar meracuni pikiranku dengan segala perbuatanmu,..
Membuat diriku merasakan pahitnya melepasmu setelah hati ini penuh dengan namamu dan merasakan bagaimana manisnya cinta itu begitu kau memilihku,..
END


No comments:

Post a Comment