Saturday, 31 May 2014

[MM] You Are My World

Cast:
Cho Kyuhyun ~ Shin Jiwon
~~@~~

Breakfast
Jiwon tengah sibuk di dapur ketika dua krucilnya berhamburan dari kamar dengan tawa lebar, lalu berputar-putar mengelilingi kakinya, membuatnya susah berjalan. Sementara tangannya tengah membawa sebuah wadah yang akan ia letakkan di atas meja makan.
“Yaa! Kutangkap kalian!” Pekik Kyuhyun dengan tawa lebarnya yang juga keluar dari kamar untuk mengejar kedua bocah yang saat ini tengah bersembunyi di balik tubuh Jiwon.
“Aaaghhttt! Eomma!” teriak dua bocah itu, bermaksud meminta pertolongan disela kegiatan berputar-putarnya mengelilingi tubuh Jiwon karena Kyuhyun terus mengejarnya.
“Yaiks! Apa yang kalian lakukan! Aleyna, Hyuno, hentikan! Kalian ingin Eomma jatuh?” Jiwon sudah berputar-putar menahan keseimbangan agar piring ditangannya tidak jatuh.

Tak pedulikan omelan Jiwon, mereka tetap melanjutkan aksi kejar-kejaran itu dengan tawa lebar hingga ke seluruh ruangan. “Appa! Hahaha. Lepas! Hahaha.” gelak tawa Aleyna kegelian ketika Kyuhyun berhasil menangkap tubuh bocah itu dan menggelitikinya di atas sofa ruang tamu.
“Kena kau! Rasakan ini!” Aleyna termasuk anak yang aktif hingga Kyuhyun sedikit kewalahan menahannya. “Yaa! Appo!” teriak Kyuhyun merasakan gigitan dipunggungnya.
“Eiy! Kalian bersekongkol?” Kyuhyun menolehkan kepalanya dan mendapati Hyuno sudah menyeringai lebar. Kedua bocah itu cukup pintar menyerang ayahnya ketika sedang lengah. Membuat Kyuhyun terus berteriak minta ampun karena serbuan dua krucilnya.
“Sepertinya kalian tidak tertarik. Baiklah biar Eomma habiskan saja. Sepertinya enak!” Jiwon sengaja mengeraskan suaranya dari meja makan untuk menarik perhatian ketiga orang yang tengah asyik saling pukul dengan bantal sofa.
Kedua bocah itu berlari menuju meja makan setelah sebelumnya saling pandang dengan mata berbinar dan meninggalkan Kyuhyun yang ambruk di sofa ruang tamu dengan napas tersengal. Setelah berhasil mengembalikan napas normalnya, ia berjalan ke arah meja makan dimana Hyuno dan Aleyna sudah berisik bertanya ini itu kepada Jiwon.
Donuts Salmon Granpa untuk Hyuno dan Strawberry Cereal Ahjumma untuk Aleyna.” Jiwon mendorong piring sesuai keinginan dua krucilnya yang tampak menggerak-gerakkan kakinya tak sabar.
Jiwon sengaja mencari referensi tentang cara menyajikan makanan yang unik dan sehat agar kedua krucilnya itu tak alergi sayur seperti Kyuhyun.
 funny-food tuna fish
“Heish! Aku tak suka sayur, Eomma!” wajah Hyuno tampak memberengut sementara tangannya sibuk menyingkirkan sayuran dari piringnya. “Hanya sedikit, tak masalah buatku.” Ralatnya begitu menyadari tatapan tak suka Jiwon.
Yup, bocah itu hanya memiliki sedikit keberanian untuk protes, selebihnya ia adalah laki-laki kecil penurut. Bahkan kalau boleh dibilang, ia adalah manusia paling penurut penghuni apartemen 3008 dilantai 12, mengingat ketiga manusia lainnya memiliki sifat cenderung keras kepala. Mungkin Jiwon patut bersyukur untuk itu, setidaknya masih ada bagian dari keluarganya yang ‘manis’
Mom! Aku sudah berjanji minum susu menjelang tidur saja. Kenapa pagi ini harus ada susu dipiringku?” protes Aleyna.
funny-breakfast-food cereal fruit
Jiwon menautkan alisnya, “Janji?”
Morning, Sayang.” Kyuhyun mengecup singkat pipi Jiwon sebelum menarik kursi dan duduk disana.
Aleyna mengagguk dengan gaya sok dewasanya. “Aku tak ingin terlihat seperti…” matanya melirik malas pada perut gembul Kyuhyun. “Oh My Gosh! Itu sama sekali tidak Oke, Mom!” repetnya dengan hembusan napas panjang.
Awalnya Kyuhyun sama sekali tak berminat untuk bergabung dalam perdebatan ibu dan anak itu, namun sepertinya putri kecilnya itu sengaja memancingnya untuk bicara.
“Eiy! Ini perut kebanggaan Daddy, kau tahu?” matanya mengisyaratkan sesuatu, detik berikutnya kepalanya sudah mendekat ke telinga Aleyna, membisikkan sesuatu disana yang jelas-jelas bisa Jiwon dengar. “Mom bahkan terlampau sering menumpukan kepalanya disini.” ujarnya bangga menepuk perut buncitnya. Sementara Jiwon tampak melototkan matanya ke arah Kyuhyun yang hanya mengeluarkan kekehannya.
Yeah! Itu Daddy. Dan aku tak mungkin terlihat cantik dengan perut seperti itu, Dad!” sungutnya dengan bibir mengerucut. “Aku ingin makan buah saja.”
Tangan mungilnya sudah mendorong piring  berisi Strawberry Cereal sementara tangan satunya lagi menarik piring berisi buah yang sudah dibentuk dengan karakter-karakter lucu.
 cute-healthy-food-ideas-for-kids
Meski usianya baru menginjak tahun kedua, namun gadis kecil itu sudah sangat peduli dengan penampilannya. Bahkan ia sudah mulai menunjukkan bakatnya di dunia modelling.
“Susu tak akan membuat perutmu seperti itu, Sayang.” Bujuk Jiwon. Lagi-lagi perut buncit Kyuhyun menjadi objek pandangan.
“Justru susu akan membuatmu tumbuh menjadi tinggi dan cantik seperti Mom!” bujuk Kyuhyun menambahkan.
“Di dalam susu terdapat kalsium yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang-tulang di dalam tubuh, juga asam amino yang baik untuk menjaga kelembaban kulit dan mencegah kerusakan kulit akibat lingkungan.” Sahut Hyuno dengan tampang datarnya namun terlihat cerdas membuat ketiga orang lainnya tampak tertegun dengan kalimatnya.
“Heishh! Kau memang anak Appa, Hyuno.” Kyuhyun mengusap kepala Hyuno dengan kekehan kebanggaan.
Hyuno menuruni gen jenius dari Kyuhyun sepertinya. Tak jarang pertanyaan-pertanyaan dari bocah itu membuat Kyuhyun dan juga Jiwon kewalahan.
Mengapa langit berwarna biru? Mengapa bulan bersinar? Mengapa hujan? Mengapa begini? Mengapa begitu?

Pembawaannya yang terlihat tenang dan pendiam ternyata menyimpan sejuta keingintahuan. Meskipun kembar kedua bocah itu memiliki karakter yang berbeda.
~~@~~
PSP
 “Eo, kemana mereka?” mata Jiwon menyipit, tak mendapati kedua malaikat kecilnya di dalam kamar. Sejurus kemudian badannya berputar mendengar keributan dari ruang tengah.
“Kembalikan!”
“Tidak mau! aku lebih dulu menemukannya.”
“Cepatlah! nanti Appa marah!”
“Ck! berisik sekali, aku sedang….”
“Yaa! aku juga ingin lihat!”
“Ehem.” Kedua bocah yang tengah memperebutkan sesuatu itu serempak mengalihkan perhatiannya pada sumber suara.
“Eomma?”
Mom?
Gumam keduanya serempak. Kedua bocah itu saling merapat saat perempuan itu berjalan mendekati keduanya.
“Apa yang kalian sembunyikan?” Jiwon menjulurkan sedikit lehernya untuk melihat sesuatu yang tersembunyi dibalik punggung mungil itu. Keduanya hanya menggelengkan kepala dengan wajah polos.
“Eung?” kali ini dahinya mengernyit samar. Sudah sangat tahu jika kedua krucilnya itu sedang menyembunyikan sesuatu. Namun apa yang mereka sembunyikan itu yang ia tidak tahu. “Eomma ingin lihat.” ujarnya pelan seraya menengadahkan telapak tangannya di depan bocah itu.
“Bukan sesuatu yang penting, Mom.” sahut gadis kecil yang mendapatkan tatapan aneh dari namja kecil disampingnya.
“Tidak penting?”
“Eum.” Angguknya cepat memamerkan senyum imutnya.
“Hyuno?” Bermaksud meminta penjelasan pada anak laki-lakinya. Bocah itu terlihat gugup mendapatkan tatapan penuh tuntutan dari ibunya, lalu pandangannya teralih pada gadis kecil di sebelahnya.
“Eung. Itu…itu….” Hyuno menghembus napas berat, sebelum akhirnya kembali bersuara. “Noona me___”
“Eo? Ada apa ini?” Suara bas milik seseorang mengalihkan perhatian ketiga orang itu. Pria itu berjalan mendekat. “Lihat PSP ku, tidak?” tanyanya pelan pada Jiwon. Melihat raut wajah itu, sudah cukup menjawab pertanyaan yang Kyuhyun lontarkan. Kini pandangannya beralih pada kedua bocah yang masih menatap kedua orang tuanya lekat. “Kalian belum tidur?” Sebelah alisnya terangkat. “Jam berapa sekarang?” kepalanya berputar mencari letak jam dinding di rumahnya.
Kedua bocah itu sudah berniat melarikan diri ke kamarnya saat tiba-tiba sebuah suara menghentikan langkah mereka.
“Aleyna.” Tak perlu banyak bicara, gadis kecil itu sudah tahu maksud tatapan dari perempuan bergaun tidur merah muda.
Bocah itu mendesah kecewa seraya mengulurkan sebuah benda persegi empat warna hitam.
“Eo? PSP ku, bagaimana bisa ada padamu, Aleyna?”
Namun sebelum Aleyna membuka mulutnya, Jiwon lebih dulu menatap tajam Kyuhyun. Membuatnya kembali menutup rapat mulutnya yang sudah terbuka.
Sebelum Jiwon menceramahi mereka panjang lebar, Hyuno sudah angkat bicara terlebih dulu. Antisipasi pembelan dirinya.
“Aku sudah memperingatkan Noona, Eomma. Tapi__”
“Sudah malam. Kalian cepatlah tidur.” ujarnya memotong pembelaan diri Hyuno.
Aleyna, bocah kecil itu tersenyum miring menatap adik laki-lakinya. Lalu beranjak mendekati kedua orang tuanya dan mencium pipi mereka bergantian. “Good night Mom. Good night Dad.” ujarnya yang kemudian langsung disusul oleh Hyuno dibelakangnya. “Jalja Eomma. Jalja Appa.”
Kedua orang tua itu menghela napas panjang melihat kedua anaknya itu berlari-larian masuk ke kamar. “Mereka sudah besar.” Kekehan kecil terdengar dari bibir tebal Kyuhyun.
“Lain kali, jika masih menaruh benda ini sembarangan dan aku yang menemukannya, jangan harap kau bisa mendapatkannya kembali, Dokter Cho!” Jiwon mengayunkan PSP ditangannya. “Akan langsung kubuang ke tempat sampah!”
“YAA! Kau pikir itu benda rongsokan!
“Apa peduliku!”
Jiwon melenggang pergi meninggalkan Kyuhyun yang masih merengut kesal. Sementara itu di balik kamar sana kedua bocah itu tengah mengintip dari celah pintu.
“Kita sudah bisa memainkannya, kalau saja kau tidak berisik tadi.” Kesalnya pada bocah laki-laki.
“Tapi Eomma sudah melarang kita untuk tidak dekat-dekat dengan benda itu.”
“Bukankah kau juga ingin memainkannya?” cecar Aleyna.
“Eum.” hanya anggukan lemah sebelum keduanya naik keatas ranjang.
~~@~~
Ice Cream
Daddy.” Panggil Aleyna dengan nada datarnya ketika Kyuhyun tengah sibuk di depan komputer.
“Eum.” Hanya gumaman dan sama sekali tak menolehkan kepalanya.
Daddy!” nadanya naik satu oktaf.
“Iya, Sayang.” Kyuhyun tahu jika putri kecilnya itu mengharapkan perhatiannya, tapi apa yang ia kerjakan saat ini benar-benar membutuhkan konsentrasi, hingga tak memungkinkannya hanya sekedar melirik Aleyna.
Daddyyyy!!!”  Jeritnya dengan lantang hingga membuat Kyuhyun harus menutup telinganya.
 Aleyna on table
Gadis kecil itu sudah berdiri di atas meja dengan tampang cemberut ketika Kyuhyun memutar kursinya. Ia tak bertanya apa-apa dan hanya memperhatikan Aleyna yang tampak sibuk dengan topi dikepalanya. Lebih tepatnya, Kyuhyun tengah mencari maksud tersembunyi dari gerak-gerik Aleyna.
“Kemari!” panggil Kyuhyun menyadari wajah Aleyna tetap tak berubah. Gadis kecil ini benar-benar sedang merajuk rupanya.
Kyuhyun mengangkat tubuh Aleyna dari atas meja, gadis kecil itu masih terdiam dipangkuannya.
“Kenapa cemberut seperti ini, eum?” goda Kyuhyun dengan cara mencubit kecil pipi kembung putrinya. “Eomma dan Hyuno? Bukankah kalian pergi ke taman tadi?”
Meski weekend, terkadang Kyuhyun masih harus bekerja, meskipun itu di rumah. Selain menjadi dokter tetap di Severance Hospital Seoul, ia juga menjadi pengasuh rubrik kesehatan di sebuah majalah. Membuatnya harus menulis artikel dan juga menjawab beberapa pertanyaan yang dikirim oleh para pembaca melalui email.
Dan Jiwon cukup peka dengan keadaan tersebut. Saat Kyuhyun tengah membutuhkan konsentrasi untuk menulis artikel, ia akan membawa kedua buah hatinya untuk bermain di taman yang masih satu wilayah dengan apartemen mereka.
Mom menemaniku bermain, belajar, membuat sarapan, mendongeng bahkan pergi ke taman hiburan. Setiap hari, Mom memiliki banyak waktu untuk kami. Sementara, Daddy…” Aleyna mulai bersuara dengan nada sedikit kesal. “Daddy hanya memiliki dua hari luang untuk kami dan itupun tidak sepenuhnya kami rasakan.”
Ya Tuhan, putri kecilku sudah besar. Lihatlah ia sudah mulai protes tentang pekerjaanku yang hanya memiliki sedikit waktu untuk bermain bersama mereka.

“Sayang, dengarkan Daddy,” Kyuhyun memutar tubuh Aleyna hingga menghadap ke arahnya. “Lebih dari apapun di dunia ini, Daddy menyayangimu, Hyuno dan juga Mom.
No! Daddy lebih menyayangi pekerjaan.” Sahut Aleyna.
Kyuhyun hanya mampu menghela napas. “Oke! Katakan apa yang kau inginkan. Tentu saja setelah Daddy menyelesaikan semuanya.” Matanya melirik komputer yang masih menyala.
“Apapun yang aku inginkan?” raut wajahnya terlihat waspada. Kyuhyun hanya mengangguk yakin. “Aku ingin es krim.” Raut wajah cemberut menghilang berganti binar mata gembira. “Dan Daddy harus membawaku ke Lotte Word, bagaimana?”
“Oke.” Kyuhyun tersenyum. Seorang Aleyna tak mungkin hanya meminta es krim saja.
“Kami pulang!” suara yang sudah tidak asing itu membuat Kyuhyun dan Aleyna menoleh ke pintu. “Hyuno, bukankah kita akan pergi ke LotteWord?” Jiwon menggandeng lengan Hyuno melewati kedua orang itu.
“Dan membeli banyak es krim, Eomma?” tanya Hyuno dengan wajah polosnya.
Jiwon berjongkok di depan Hyuno dan mencubit kecil hidungnya. “Tentu saja! Kita akan beli es krim, banyaaakkk sekali!” tangannya membuat rentangan merujuk pada kata ‘banyak’ sementara matanya melirik ke arah Kyuhyun bersama Aleyna.
Kyuhyun masih mengamati putra dan istrinya yang sepertinya ingin melihatkan sesuatu dan terlihat sedang menggoda. Hingga menyadari ketika dengan tiba-tiba Aleyna turun dari pangkuannya dan berlalu dari sana tanpa sepatah kata.
Melihat itu membuat Hyuno dan Jiwon berhigh five ria. “Yes! Kita berhasil Hyuno.” Kekeh Jiwon.
Kyuhyun tampak bingung. “Sebenarnya ada apa ini?”
Daddy harus menepati janji itu!” Teriak Aleyna lantang sebelum menghilang dibalik pintu kamarnya.
“Memangnya apa yang kau janjikan padanya, Dokter Cho?” Jiwon sudah mulai merasakan gelagat tak baik.
Pria itu menghembus napas panjang sebelum menjawab, “Dia mengganggu kerjaku. Kukatakan saja aku akan menuruti semua permintaannya setelah aku menyelesaikan semuanya.”
“Lalu apa yang dia katakan padamu?” matanya mulai menelisik was-was.
“Es krim…”
“Heish! Sudah kuduga.” Sungut Jiwon.
“Dan memintaku membawanya ke Lotte Word.” Sambung Kyuhyun lagi.
“APA?” Mata Jiwon sudah melotot tajam pada Kyuhyun dan Hyuno terlihat menghembus napas kecewa. “Yaa! Dokter Cho! Apa yang kau lakukan. Aku sedang menghukumnya karena tadi ia memukul seorang anak di taman dan tak mau meminta maaf.”
Kyuhyun membuang wajahnya dengan hembusan napas kecil. Merasa tertipu oleh putri kecilnya.
Jiwon menyibak poninya kebelakang, kepalanya terasa berdenyut menghadapi tingkah putri kecilnya. “Aku katakan padanya bahwa aku dan Hyuno akan pergi ke Lotte Word tanpa dia. Tapi sekarang apa yang kau janjikan padanya, hah?”
Sementara di dalam kamar sana, Aleyna tengah menunjukkan evil smirk-nya. “Cih! Kalian pikir kalian sedang berurusan dengan siapa?” gumamnya. “Aku, Aleyna Cho, Evil Princess.” Tawanya menggelegar.
“ALEYNA!”
Gadis kecil itu segera membekap mulutnya menyadari teriakan kuat dari luar kamarnya.
~~@~~
Kyuyomi
Kyuhyun baru saja keluar dari kamar mandi ketika matanya menangkap dua krucil berguling-guling diatas tempat tidurnya. Hyuno dan Aleyna.
“YAA! Apa yang kalian lakukan dikamarku?” pekiknya dengan ekspresi wajah shock yang semakin menjadi, terlebih melihat Hyuno yang masih berbalut handuk. Kedua bocah itu sama sekali tak gentar dengan teriakan Ayahnya. Hanya cengiran khasnya yang terlihat.
“Dan kau, Hyuno. Kau bisa masuk angin jika terus seperti itu.” geramnya sembari berjalan menghampiri ranjangnya. “Kau ingin Eomma memarahiku karena kita terlambat menjemputnya ke bandara?” tangannya hendak meraih tubuh Hyuno, namun bocah itu beringsut cepat ke sudut ranjang.
Kyuhyun hanya bisa menghembuskan napasnya melihat senyuman miring kedua bocah itu disertai kekehan kecil yang meluncur begitu saja dari bibir keduanya, seolah mempermainkannya. “Kalian mengajakku bermain, eo?” matanya menyipit.
Kesibukannya sebagai dokter juga pemandu acara di sebuah program kesehatan di stasiun TV sekaligus pembicara di sebuah seminar-seminar membuatnya jarang berada di rumah. Bahkan hanya untuk bermain dengan kedua krucilnyapun sangat jarang. Wajar jika mereka sedikit manja, sengaja mencuri perhatiannya ketika ia ada di rumah. Terlebih kini Jiwon sedang tidak ada di rumah. Wanita itu, selama tiga hari sedang berada di Paris untuk berpartisipasi dalam acara ‘Paris Fashion Week’ dan rencananya hari ini wanita itu kembali.
Sementara dua bocah yang meringkuk di pojokan ranjang itu saling bertatap. Berkomunikasi melalui sinar matanya. Mereka kembar. Tentu saja, tanpa menyuarakan apa yang ada di otaknyapun keduanya bisa saling mengerti, karena ikatan batin yang begitu kuat.
“Ahjumma!” teriak Kyuhyun memanggil assisten rumah tangganya.
“Aku tidak mau Appa!” rengek Hyuno, bocah itu cukup pintar menebak isi kepala Ayahnya. “Aku mau Appa yang memakaikanku baju.” wajahnya tertekuk sempurna. Pipinya mengembung.
“Ne, baiklah. Appa yang akan memakaikan bajunya.” sahut Kyuhyun akhirnya, mengalah. “Ahjumma, ambilkan baju untuk Hyuno!” teriak Kyuhyun lagi.
Kyuhyun kembali menatap dua bocah itu dan keningnya mengerut melihat kedua bocah itu berhighfive ria. “Wae?” tanyanya mencari tahu. Keduanya menggeleng kompak.
“Ini bajunya, Tuan.”
“Terima kasih, Ahjumma.” ujar Kyuhyun seraya meraih baju di tangan wanita itu. “Kemari!” ujarnya kemudian pada Hyuno.
Alis Kyuhyun bertaut sempurna, lagi-lagi melihat gelengan dari bocah itu. “YAA! Kau mau apa sebenarnya?” erangnya frustasi. “Cepatlah, Hyuno! Jangan sampai Eomma menunggu terlalu lama di bandara.” bujuknya.
“Aku mau memakai baju,” kalimatnya menggantung membuat Kyuhyun bisa mencium gelagat tak baik dari raut wajah polos putranya itu. “Dengan syarat, Appa harus menyanyi dengan gerakan gwiyomi.” Aleyna terkikik pelan. Tampang meyakinkan adiknya benar-benar membuatnya geli. Tak sia-sia, usahanya untuk melatih Hyuno.
“MWO?” Tampang hopeless langsung menyergapnya. “Ya, sudah. Kalau begitu Appa akan meninggalkanmu. Ayo Aleyna, kita pergi!” tubuhnya beranjak.
“Tinggal saja. Kalau aku sakit, Eomma akan memarahi Appa!”
Aigoo~ bocah ini mencoba mengancamnya? Kondisi kesehatan bocah itu memang tak sebaik Aleyna. Daya tahan tubuhnya lemah sejak lahir. Kakinya berhenti, membalikkan badannya. Sebenarnya ia sangat tidak suka dikalahkan oleh siapapun. Terlebih ini adalah anaknya sendiri yang bahkan umurnya baru menginjak dua tahun. Hhhh…….
“Ayolah, Dokter Cho. Hanya gerakan Gwiyomi apa susahnya?” bela Aleyna.
“YAA! Kau tak boleh memanggilku begitu. Aku Appamu, Aleyna.” Gadis kecil itu hanya mengangkat bahunya acuh.
“Tapi Appa kan sudah besar. Gwiyomi hanya untuk anak-anak.” Kyuhyun berkelit berusaha menghindar.
“Ibu guru di sekolah selalu menyanyikannya untuk kami.” sambung Hyuno yang disetujui oleh anggukan mantap Aleyna. Tak bisa dipungkiri kedua bocah itu sangat cerdas. Kyuhyun kalah telak.
“Tidak ada syarat yang lain?” katanya melemah. Keduanya menggeleng kompak. Kyuhyun tahu, ini pasti ulah jahil Aleyna, Hyuno tak seperti itu jika tak dipengaruhi. Anak itu terlalu polos. Lihat saja mata gadis kecil itu sudah berbinar tak sabar.
“Baiklah.” Kyuhyun menghembus napas panjang sebelum menggerakkan jemarinya.
ildeohagi ileun gwiyomi
ideohagi ineun gwiyomi
samdeohagi sameun gwiyomi
gwigwi gwiyomi gwigwi gwiyomi
sadeohagi sado gwiyomi
odeohagi odo gwiyomi
yukdeohagi yugeun jjokjjokjjokjjokjjokjjok gwiyomi nan gwiyomi
Suara ngebass itu mengalun merdu dan terdengar lucu di telinga Hyuno dan Aleyna. Kedua bocah itu terlonjak-lonjak diatas ranjang.
Kyuyomi
“Ahahahaha,” Kedua bocah itu tertawa terpingkal melihat Ayahnya menunjukkan Aegyo lucu menarikan tarian Gwiyomi.
Meski agak sedikit malu, Kyuhyun akhirnya ikut melengkungkan bibirnya melihat kedua bocah itu tampak gembira sukses mengerjai Ayahnya.
Itulah alasan kenapa Kyuhyun selalu ingin cepat pulang ke rumah begitu pekerjaannya selesai. Melihat tingkah menggemaskan kedua buah hatinya, meluruhkan kepenatan yang menggelayutinya selama ini.
“Eomma!”
“Mom!”
Kedua bocah itu melepas genggaman tangan Kyuhyun begitu melihat Jiwon keluar dari pintu bandara. Dan tak ada yang ia inginkan di dunia ini selain bisa melihat senyum merekah dari ketiga belahan jiwanya itu.
“You are my world.” Gumamnya. “You make my life more complete.”
THE END
~~@~~

No comments:

Post a Comment