Nama Author : Yunita
Akun Facebook : Yunita
Cast :
- Cho Kyu Hyun
- Kim Haena
- Lee Donghae
- Shin Naya
Genre : romance
Rating : PG-15
Disclaimer : CHO KYU HYUN IS MINE
)
Recommended Song : Kyuhyun – Just
Once
Haena mengantarkan laundry yang biasa dipesan oleh langganannya.
Kali ini ia harus mengantarnya ke sebuah apartement yang cukup mewah. “Gamsahamnida”
ucap Haena saat menerima bayarannya. Setelah itu ia pun pamit pulang, di tengah
perjalanan Haena melihat seorang namja berjalan terhuyung-huyung bahkan tidak
sekali 2x ia terjatuh. Karena kasian dan tidak tega melihatnya akhirnya Haena
membantu namja tersebut, di rangkulnya namja tersebut. Nomor 301 itulah nomor
kunci yang dibawa oleh namja tersebut. Nomor tersebut tidak jauh dari tempat
mereka berada saat ini.
Haena mengambil kunci tersebut dari tangan namja tersebut untuk membuka
pintunya. Pintu kamar pun terbuka, Haena menutup pintu kamar dan menguncinya
karena ia takut ada orang yang melihat dan berpikiran macam-macam padanya. Di
rebahkannya tubuh namja tersebut. Haena memandang dengan seksama wajah namja
yang tersebut.
“tampan” satu kata yang mampun menjelaskan wajah namja yang kini
sudah terbaring di ranjang dengan lelapnya, wajahnya terlihat damai sekali. Haena
pun beranjak dari ranjang ia harus kembali ke tempatnya bekerja. Namun, tangan
namja itu tiba-tiba menahannya dengan memegang pergelangan tangannya. “kajima” ucapnya
setengah sadar. Haena bingung apa yang harus ia lakukan. Meskipun, tempatnya
bekerja adalah usaha orang tua tapi ia tidak mungkin bisa seenaknya pulang.
Haena duduk dipinggir ranjang, digenggamnya tangan namja tersebut.
“nde, aku tidak akan pergi” ucapnya kemudian. Entah mengapa hatinya
menginginkan untuk memilih menemani namja itu meskipun ia belum namja itu sama
sekali.
Namja yang ditolong Haena pun terbangun di tengah malam, ia
sempat terkejut saat melihat ada yeoja yang tertidur sambil menggenggam
tangannya. Ia melepaskan genggeman tangan yeoja itu perlahan agar tidak membangunkannya
dari tidurnya. Diperhatikannya wajah yeoja itu dengan seksama, “dia cantik” batin
Kyuhyun.
Digendongnya yeoja itu dan merebahkannya di ranjangnya. Yeoja itu
sedikit menggeliat di atas ranjangnya tapi itu tidak sampai membuatnya
terbangun. Namja tersenyum kecil, ia ikut merebahkan diri di samping yeoja itu tanpa
melakukan apapun.
Haena perlahan-lahan membuka matanya karena merasa silau dengan
cahaya matahari. Ia merasakan sesuatu yang berat menimpa perutnya. “Mwo” Haena
hampir saja histeris, namja yang ia tolong kini memeluknya. Haena hampir saja
berprasangka buruk andai ia tidak memperhatikan pakaian yang ia kenakan masih
sama dan dalam keadaan baik. Begitupula dengan namja itu, hanya saja sekarang
kami tidur dalam satu ranjang.
“eo, kau sudah bangun” ucap namja itu, Haena sempat terkejut karena
namaja itu tiba-tiba saja terbangun. “Apa tidurmu nyenyak?” tanyanya pada Haena
sambil sedikit tersenyum. Haena sempat takjub dengan senyum Kyuhyun, “eo” jawab
Haena, hanya kata itu yang bisa terucap dari mulutnya.
“Aku mau mandi, jangan pergi sebelum aku selesai mandi” pesannya
sebelum masuk ke dalam kamar mandi. Haena hanya terdiam tidak menjawab, tak
lama kemudian namja itu keluar dari kamar mandi. Haena kaget bukan main saat
namja itu keluar bagian atas tubuhnya tidak tertutupi handuk. Sontak ia lansung
menutup matanya dengan kedua tangannya. Namja itu terkekeh, “kau kenapa?”
tanyanya. “Haruskah, aku menjawab pertanyaanmu” tanya Haena balik.
Namja itu pun mengenakan bajunya dan berjalan menghampiri yeoja
yang masih menutup mata dengan kedua tangannya. “aku sudah pakai baju” tuturnya
kemudian, Haena pun membuka matanya.
Namja itu kembali tersenyum ke arahnya. “Siapa namamu?” tanyanya.
“Haena, Kim Haena” jawab Haena. Ia mengangguk pelan, “cuci mukalah, aku akan
mengantarmu pulang” titahnya. Haena mengangguk.
“ini rumahmu?”tanyanya pada Haena. “nde” Kyuhyun memperhatikan
rumah minimalis berlantai 2. Haena pun keluar dari mobil “gomawo sudah
mengantarku pulang” ucap Haena sambil membungkukkan sedikit tubuhnya. Ia tersenyum
kecil, “seharusnya, aku yang berterimakasih karena kau sudah menemaniku
semalaman”
Haena mengangguk, “yasudah, aku pergi” Haena mengangguk pelan.
Mobilnya pun perlahan-perlahan berjalan menjauh. Haena baru inggat jika ia
belum mengetahui nama dari namja tadi. “yak, siapa namamu”teriakkan Haena pasti
tidak terdengar karena mobil sudah berada jauh.
Kyuhyun
Pov
“Darimana saja kau?” tanya Appa saat aku hendak menaiki tangga. “Bersenang-senang”
jawabku sambil tersenyum sinis. “berhenti dengan sifat jelekmu itu” tegas Appa.
“Kenapa aku harus berhenti?” tanyaku tajam. Cho Yeong Hwan yang merupakan Appa
Kyuhyun, menatap Kyuhyun dengan tatapan amarah. “Kembalikan eomma, baru akan
berhenti seperti ini dan menuruti perintah Appa” ucapku lalu meninggalkannya
dalam kediaman.
Keadaan keluarga Kyuhyun memang tidak baik semenjak Appa
menceraikan Eomma tanpa memberikan alasan yang kepadanya. Dan dengan mudahnya
ia mengusir eomma setelah berpuluh-puluh tahun hidup bersama. Kyuhyun ingin ikut
bersama eomma tapi eomma melarang, ia mengatakan jika Kyuhyun harus bersama
Appa karena Appa akan memberikan kebahagian untuknya. Tapi, ternyata selama 1
tahun hidup bersama Appa hanya membuatnya menjadi anak yang kurang baik,
Kyuhyun lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah.
“Mau kemana lagi kau?” tanya Appa saat aku keluar dari kamarku.
“tentu saja kuliah, bukankah itu yang Appa inginkan” ketusku lalu kembali
meninggalkannya. Cho Yeong Hwan hanya menghela nafas pasrah, ia belum bisa
memberikan penjelasan kepada Kyuhyun karena ini belum saatnya.
Aku muak dengan suara yeoja yang memanggil namaku dengan manja
setiap kali aku datang ke kampus. “Kyuhyun-ah” panggil Seohyun. Seohyun adalah
salah satu yeoja dari sekian yeoja yang mencoba mendekatiku. “Kyuhyun-ah, apa
kau sudah sarapan” tanyanya perhatian. Aku tidak menjawab, namun Seohyun tetap
saja mengikutiku membuatku geram, “berhenti mengikutiku Seohyun” kesalku.
Seohyun tersenyum sinis, “Apa yang kurang dariku, Kyu? Aku
cantik, aku kaya” Seohyun memuji dirinya sendiri. Aku tersenyum kecut,
“Berhenti mendekatiku, aku sudah memiliki kekasih” asalku, Seohyun memantapku tak
percaya. “kau bohong?” selidiknya.
Aku sempat bingung menjawab apa, aku melihat Haena, yeoja yang
menemani semalam ia berjalan ke arahku bersama temannya. Aku tidak tahu jika ia
satu kampus denganku, karena aku tidak pernah melihatnya atau karena aku jarang
memperhatikan orang yang berada disekelilingku.
“kau tidak percaya, akan aku buktikan” Seohyun memperhatikanku
yang berjalan lurus. Mata Seohyun membulat saat ia melihatku mencium Haena. “Yak,
Cho Kyuhyun” teriaknya lalu pergi meninggalkanku.
Aku melepas ciumanku pada Haena, ia terlihat syok begitu juga
chingu yang bersamanya. “Apa yang kau lakukan?” tanya Haena saat ia tersadar
dengan apa yang aku lakukan padanya. “Apa yang kau lakukan?” teriaknya
membuatku sedikit kaget, karena biasanya yeoja akan senang jika aku menciumnya
tapi tidak dengan Haena, ia memperlihatkan mimik wajah yang marah.
Aku yang diam membuatnya melangkah pergi meninggalkan aku dan
chingunya yang masih syok tapi akhirnya ia juga menyusul Haena. Entah kenapa
aku merasa bersalah padanya. Aku terdiam sejenak dan akhirnya berlari mengejar
Haena.
“Kau sedang mengejar siapa?” tanya sepupuku Donghae. “Kim Haena”
jawabku jujur. “Mwo, Haena” aku mengalihkan pandanganku kearah Donghae yang sedari
tadi focus pada Haena. “Kau mengenalnya?” tanyaku. “nde, tentu saja. dia
sahabatku dari sekolah dasar” jawab Donghae. “Tapi, aku tidak pernah aku
melihat kau bersamanya?” tanyaku lagi. “eo, kita hanya bertemu di tempatnya
bekerja saja” Kata Donghae lagi. “Hyung, berarti kau tahu dimana Haena
sekarang” Donghae sempat terdiam namun akhirnya ia menganggukkan kepala.
Disisi lain, Haena terus menangis. Mungkin, menurut orang lain
adalah hal sepele tapi tidak bagi Haena, baginya ciuman pertamanya adalah
ciuman yang sangat penting baginya dan ia sudah berjanji akan memberikan ciuman
pertamanya untuk suaminya kelak.
“eotte, eottekaji?” ucap Haena sambil terus menangis. Naya sahabatnya
hanya bisa mengelus-elus pundak Haena. Ia sangat mengenal sifat Haena yang selalu
menepati janji yang ia ucapkan, dan untuk pertama kalinya Haena mengikari
janjinya meskipun itu karena tidak sengaja. Naya melihat jam dipergelangan
tangannya, “Haena, jeongmal mianhae aku harus pulang. Sudah jam 2, aku harus
membantu eomma membuka restoran” kata Naya sedih.
Haena menghapus airmatanya dengan telapak tangannya lalu
memandang Naya. “eo, gwaechana aku bisa sendiri. Pergilah” tutur Haena, dengan
sangat menyesal Naya meninggalkan Haena.
Aku dan Donghae sibuk mencari Haena, mulai dari mengunjungi
rumahnya hingga tempatnya bekerja tapi Haena tidak kunjung ditemukan. “eo, aku
tahu dimana Haena” ucap Donghae. Aku dan Donghae lansung melajukan mobil ke
tempat yang kemungkinan besar adalah tempat dimana Haena berada sekarang.
Sungai Han merupakan tempat favorite Haena ketika bersedih dan
benar terlihat sosok Haena yang sedang menangis sendirian. “Hyung, kau tunggu disini
ne” pintaku, sebenarnya Donghae ingin sekali menghampiri Haena tapi ia harus
mengurungkan keinginannya. Donghae Hyung mengangguk, aku pun berlari
menghampiri Haena. Haena sedikit terkejut dengan kedatanganku yang tiba-tiba.
“kenapa kau kesini?” ketusnya padaku. Baru pertama kali ada yeoja
yang berbicara ketus padaku. Aku menjajarkan diriku, duduk di samping Haena.
“Mian, jeongmal mianhae” sebenarnya aku jarang sekali mengucapkan kata maaf
apalagi pada yeoja dan untuk pertama kali aku meminta maaf pada yeoja. Haena
memandangku dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. “aku akan memaafkanmu,
jika kau bisa mengembalikan kembali ciuman pertamaku” tegas Haena.
Aku terdiam, “Apakah ciuman pertama itu sangat berharganya
baginya?” tanyaku dalam hati. “pulanglah, aku ingin sendiri” pintanya dan aku
lihat ia kembali menangis.
Aku merasa sangat bersalah membuatnya menangis. “aku menolongmu,
menemanimu semalaman meskipun sebenarnya aku harus kembali ke rumah karena aku
yakin orang tuaku mencariku tapi kenapa kebaikanku kau balas dengan ini” isaknya
tak tertahan, “aku berjanji pada diriku akan memberikan ciuman pertamaku pada
suami kelak” ia tersenyum sinis, lalu menghela nafas pelan “setidaknya aku bisa
memberikan ciuman keduaku untuknya” aku melihat rasa sedih karena ia mengikari
janjinya sendiri.
“Bagaimana jika aku yang menjadi suamimu” kalimat itu terlontar
begitu saja dari mulutku, dan kini Haena menatapku tajam. “Apa maksudmu?”
tanyanya.
“Menikahlah denganku, dan kau bisa menepati janjimu untuk memberikan
ciuman pertamamu pada suamimu” jelasku. “Jangan bercanda padaku” omel Haena, ia
tidak percaya dengan ucapan namja dihadapannya yang mengajaknya menikah.
“Aku tidak bercanda, aku serius. Kau tentukan hari dan tanggal,
dan aku akan datang melamarmu” tegasku mencoba menyakinkan ucapanku tadi. Haena
terdiam sepertinya ia sedang memikirkan apa yang aku katakan tadi. “Bagaimana?”
tanyaku kemudian. Haena masih terdiam, Donghae memperhatikan dua sosok yang ia
kenal. “Apa yang mereka bicarakan?” tanyanya penasaran.
Haena mengangguk pelan setelah lama terdiam, “nde, aku mau
menikah denganmu” ucapnya kemudian. Aku tersenyum, dengan santainya aku
mengusap airmata Haena yang masih membekas di wajah cantiknya. “kajja, kita
pulang” ajakku sambil mengulurungkan tangan, Haena menerima uluran tanganku.
Kami pun berjalan menuju tempat Donghae Hyung berada.
“eo, Donghae Oppa” panggil Haena ramah, Donghae hyung hanya
tersenyum kecil. “Hyung, aku akan melamar Haena. Kau harus membantu saat
lamaran nanti” ucapku, Donghae sempat terdiam karena terkejut dengan ucapan
yang diucapkan sepupunya itu tapi kemudian ia mengangguk menggerti.
Aku mengantar Haena terlebih dahulu setelah itu mengantar Donghae
Hyung pulang. Sampainya di kamarku, aku lansung merebahkan diri, memikirkan kembali
ucapan yang tadi aku katakan pada Haena. “Cho Kyuhyun, kau gila! Kenapa kau
mengajaknya menikah. Kau masih sekolah, kau belum kerja. Bagaimana kau
menafkahi dia nantinya?” pertanyaan demi pertanyaan melintas dipikirianku.
“Ada satu cara” kataku kemudian. Aku mendapat ide untuk menjawab
semua pertanyaan itu. aku bangun dari ranjang dan melangkah menuju kamar mandi
untuk membersihkan diri. Aku butuh mandi, untuk menyegarkan tubuhku. Sesuai
mandi, sepertinya aku turun menuju meja makan untuk makan malam bersama Appa.
Hening. Ya jelas itulah yang terjadi saat aku makan bersama Appa.
Keheningan itu datang saat Appa menceraikan eomma dan menguris eomma dari rumah
dan hingga kini Appa belum menjelaskan alasan dia melakukan itu. “Apa yang Appa
ingin dariku?” tanyaku membuka pembicaraan. Appa memandangku dengan tatapan
tidak mengerti. “Aku punya satu permintaan pada Appa, jika Appa mengabulkan
permintaan itu aku akan menuruti semua keinginan Appa”
Appa tersenyum kecil, “Apa yang kau minta?” tanyanya kemudian.
Aku terdiam sejenak, “lamarkan seorang yeoja untukku” jawabku. Uhuk, Appa
sedikit tersendak tapi ia bisa mengatasinya. “Yakk, kau menghamili anak orang?”
tanyanya garang. “Haishh, ani Appa. Aku tidak melakukan apapun” elakku.
“Lalu, kenapa kau memintaku melamarnya untukmu?” tanyanya heran.
Aku terdiam, apa mungkin aku harus menjawab dengan jujur atau aku harus
berbohong. “eo, sudah turuti permintaanku dan aku akan menuruti permintaan
Appa” jawabku kemudian.
“okay, Appa setuju” aku bernafas lega saat Appa menyetujui
permintaanku.
--
Selesai makan malam kelurga Kim seperti biasa mengobrol bersama
entah itu membahas kegiatan hari ini atau membahas yang lain.
“yak, Heechul kapan kau menikah?” tanya eomma. “yak, eomma
berhentilah menanyakan hal itu. aku tidak akan menikah dalam waktu dekat ini”
jawab Heechul. Haena yang baru saja selesai mencuci piring pun menghampiri
keluarganya. “Jika, kau tidak menikah-menikah kapan eomma dan appamu memiliki
cucu” tambah eomma. Heechul terlihat enggan menanggapi ucapan eommanya.
“eomma, Appa, Oppa. Bagaimana jika ada seorang namja yang datang
melamarku?” tanyaku dengan sedikit takut. Semua orang pun melihat kea rah
Haena. “Mwo, maksudmu? Kau akan menikah?” tanya eomma, dan dijawab dengan
anggukkan oleh Haena.
“Yak, kau tidak pernah menceritakan namja padaku, kenapa
tiba-tiba kau mengatakan jika ada namja yang ingin melamarmu”cerocos Heechul. “eo,
aku menyembunyikannya dari oppa” bohongku. “ Apakah kau yakin dia bisa menjadi
suami yang baik untukmu?” Appa kali ini yang bertanya. Aku terdiam , “ aku
yakin dia bisa Appa” ucapku sambil tersenyum. Appa mengangguk pelan, “Jika
memang dia ingin melamarmu, suruh dia datang besok” perintah Appa.
“Besok, bukan itu terlalu cepat Appa?” aku sedikit ragu jika
Kyuhyun bisa datang. “Ani, besok atau tidak sama sekali” kata Appa lalu
beranjak pergi. Haena menghela nafas, begitulah sifat Appa tidak bisa dibantah.
Haena
Pov
Aku memberitahu Kyuhyun tentang besok ia harus datang untuk
melamarku atau tidak sama sekali. Aku kira Kyuhyun akan menolak karena waktu
yang terbilang terlalu mendadak tapi ternyata Kyuhyun mengiyakan.
Dan malam ini, orang tua Kyuhyun akan datang melamarku,. Aku
sedikit gugup, entah apa yang terjadi pada diriku tapi aku merasa aku juga
bahagia dengan lamaran ini.
Tintong
Heechul membukakan pintu karena ia tahu siapa yang hadir, ya
tentunya namja dan orang tuannya yang akan melamar Haena. 3 orang namja berjas
rapi membungkuk sopan saat aku membukakan pintu dan salah satu dari namja
tersebut Heechul sangat mengenalnya karena merupakan sahabat dari adiknya
Haena. Heechul pun mempersilahkan untuk masuk ke dalam. Di ruang tamu, Eomma
dan Appa sudah siap untuk menyambut ke datangan mereka. 3 namja itu pun kembali
membungkukkan badan. “Aku, Cho Yeong Hwa. Ayah dari Cho Kyuhyun. Dan, aku yang
bermaksud untuk melamar Kim Haena untuk anakku Kyuhyun” Appa Kyuhyun memulai
pembicaraan. “Aku, Cho Kyuhyun imnida. Aku yang akan menjadi suami Haena jika
eommanim, appanim dan Hyung merestui” kataku sopan. “Aku, Donghae sepupu
Kyuhyun. aku harap kalian menerima Kyuhyun menjadi suami dari Haena” Donghae
ikut memperkenalkan diri.
Eomma Kyuhyun mempersilahkan Kyuhyun, Appa Kyuhyun dan Donghae
untuk duduk. “Kami sebagai orang tua hanya ingin melihat anaknya hidup bahagia
jika memang kebahagian itu bisa adalah hidup bersama anak Anda, Kyuhyun. kami
tidak bisa melakukan apa-apa kecuali merestuinya” Kata Appa. “Gamsahamnida,
Appanim. Aku akan membuat Haena bahagia” kata Kyuhyun yakin.
Aku perlahan berjalan menuruni tangga untuk menemui orang tuaku
dan orang tua Kyuhyun. Aku bisa melihat semua orang melihat ke arahku. Aku pun
membungkukkan badan memberikan hormat. Kyuhyun memandang sosok yeoja yang di
depannya tanpa henti. Kagum, ya tentu saja.
Acara lamaran pun berjalan dengan lancar karena kedua orang tua
saling merestui. Untuk membuat mereka yakin selama acara lamaran aku selalu
memanggil Kyuhyun dengan panggilan oppa agar menyakinkan eomma, Appa dan Oppa
jika aku sudah mengenal Kyuhyun dengan baik dan Donghae Oppa juga membantu
menyakinkan Appa karena Appa sudah mengenal Donghae oppa dengan baik. Appa
Kyuhyun mengatakan pesta pernikahan akan diadakan lusa dan baik dari busana
pengantin hingga dekor sudah ia siapakan dengan baik.
--
Disinilah aku kini, menatap bayangan wajahku yang sudah terpoles
make up dengan rapi. Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Kyuhyun,
pernikahan karena Kyuhyun setelah mengambil ciuman pertamaku yang aku tujukan
untuk suamiku.
“yak, kau melamun” ucapan Naya membuatku tersadar, ku lontarkan
senyum pada Naya. “Aku tidak menyangka kau akan menikah dengan Kyuhyun”
ucapnya. “aku juga tidak”. Pintu kamar riasku dibuka, ternyata Heechul oppa. “waktunya
naik ke altar chagi” ucapnya sambil mengulurkan tangan. Aku menerima uluran
tangan Heechul oppa, Naya mengikuti kami dari belakang. Sebelum naik ke altar
tanganku sudah berpindah dengan Appa karena Appalah yang boleh mengantar
anaknya naik ke altar. Kyuhyun sudah berdiri di altar terlebih dahulu, “Aku
titip Haena” kata Appa sebelum memberikan tanganku pada Kyuhyun, Kyuhyun hanya
mengangguk. Kyuhyun mengandengan tangan ku untuk naik ke atas altar. * Skip,
gue muslimah jadi enggak tahu detailnya.
Setelah mengucapkan janji suci pernikahan pada umumnya pendeta
menyuruh mempelai namja untuk mencium istrinya. Dan kini, Kyuhyun dan aku
saling berhadapan dan saling menatap sama lain. Hingga akhirnya, aku menutup
mata saat Kyuhyun mendekatkan wajahnya dan mencium bibirku.
“Ciuman kedua untuk
suamiku” batinku. Ciuman kedua ini terasa berbeda karena Kyuhyun mencium dengan
lembut sekali berbeda saat ia menciumku pertama kali.
Acara pernikahan usai dengan hikmat, aku merasa sangat lelah
karena utaian acara tadi apalagi aku harus mengenakan gaun dan hak yang lumayan
tinggi. Aku duduk di sisi ranjang sambil melepaskan sepatu yang sedari tadi
setia bersama kakiku. Setelah terlepas, aku menaruh sepatu tersebut di bawah
ranjang agar tidak menghalangi orang ketika berjalan. Kini aku berada di
apartement Kyuhyun yang merupakan tempat pertama kali aku bertemu dengan
Kyuhyun.
“kau tidak mandi?” tanya Kyuhyun saat keluar dari kamar mandi.
Aku melihat ke arah Kyuhyun, dia mengenakan kaos ternyata dia masih mengingat
saat aku histeris melihat yang tidak mengenakan kaos saat keluar dari kamar
mandi. “Aku ingin mandi, tapi aku tidak bisa melepas ini” aku mengoyangkan
gaunku agar Kyuhyun mengerti maksudku. Kyuhyun menghela nafas pelan, ia pun
menghampiriku. “sini, aku bantu melepaskannya” ia menawarkan pertolongan. Aku
menyambut baik tawarannya.
Kyuhyun dengan santai membuka relseleting gaun istrinya. Ia
sedikit menelan ludah saat melihat pundak istrinya yang putih bersih. “sudah”
kata Kyuhyun lalu pergi meninggalkanku mungkin ke ruang tamu. Aku memanfaatkan
kepergiannya untuk mandi.
Author
Pov
Haena keluar dari kamar mandi lengkap dengan piyama tidurnya,
rambutnya yang basah sengaja ia tutupi dengan handuk agar tidak menetes.
Kyuhyun yang sudah kembali ke kamar diam-diam memperhatikan Haena. Haena tidak
merasa jika Kyuhyun memperhatikannya karena itu ia terus melakukan
aktivitasnya. Haena menyisir rambut panjangnya setelah rapi ia menghampiri
Kyuhyun untuk tidur.
“Jalja, Kyuhyun ssi” ucapnya lalu tidur tanpa menunggu jawaban
dari Kyuhyun.
Paginya, Haena membangunkan Kyuhyun saat dirinya sudah siap berangkat
ke kuliah. “yak, kau tidak berangkat bersamaku?” tanya Kyuhyun dan lansung di
jawab gelenggan kepala dari Haena. “aku naik bus saja, aku sudah siapkan
sarapan untukmu. Aku berangkat” Haena pergi begitu saja tanpa menunggu
persetujuan dari Kyuhyun, Kyuhyun hanya mendesah pelan.
Haena tidak mau semua murid kampusnya mengetahui jika ia sudah
menikah dengan Kyuhyun karena terlalu banyak resiko terutama fans yeoja Kyuhyun
yang terlalu fanatic seperti Yoo Seohyun.
“kau masuk kuliah?” tanya Naya heran. “tentu saja sebentar ujian
akhir aku harus masuk” jawab Haena
mantap. “tapi, kenapa kau berpikir jika aku tidak masuk?” tanya Haena selidik.
Naya hanya tersenyum cengengesan, “Hahaha, aku kira kau tidak akan masuk karena
kau kelelahan” katanya. Haena terkejut dengan perkatan sahabatnya, “yak,
berpikir yang aneh-aneh” kata Haena lalu meninggalkan Naya yang masih
cengengesan. “Yak, tonajima” Naya pun menyusul Haena.
Haena
Pov
“kajja, kita pulang” sebuah tangan menarik tanganku, membuatku
sedikit terkejut saat tahu Kyuhyunlah yang menarik tanganku. Aku bisa melihat
semua orang melihat kearah kami termasuk Naya yang sedang bersama denganku.
“aku bisa pulang sendiri” jawabku pelan.
“Ani, kau harus pulang bersamaku” ucap Kyuhyun lagi. “aku harus
tetap pergi ke café dan laundry” kataku mencoba mencari cara agar Kyuhyun
pergi. “It’s okay. Aku akan mengantar dan menemanimu sampai kau selesai
bekerja. Kajja, kita berangakat” aku tidak bisa melawannya karena ia menarik
tanganku dan berhasil membawaku ke mobilnya. Tanpa, berkata apapun ia lansung
melajukan mobilnya dan berhenti tepat di area parkir cafeku, aku ingin bertanya
kenapa Kyuhyun mengetahui alamat cafeku berada tapi aku mengurungkannya.
Kyuhyun ikut keluar, “aku akan lama disini lebih baik kau pulang”
ujarku. “ani, aku akan menunggumu disini” jawab Kyuhyun, dengan santainya ia
duduk di salah satu kursi dan lansung memainkan psp kesayangannya. Aku hanya
menghela nafas melihatnya, aku belum mengenal sifat Kyuhyun karena itu aku
hanya bisa menurutinya.
3 jam berlalu, aku lihat Kyuhyun masih ada di tempatnya, aku
merasa terharu melihatnya setia menemaniku. Aku menghampiri Kyuhyun sambil
membawa vanilatte untuknya. “ini untukmu” kataku lalu pergi sebelum Kyuhyun
melihatku. Kyuhyun hanya tersenyum kecil sambil melihat punggung yeoja yang
kini berstatus menjadi istrinya.
“kau lihat namja yang itu, dia begitu tampan” seru karyawan yeoja
cafeku
“ia, tampan sekali. Aku belum pernah melihat namja setampan dia” tambah
temannya, aku mendengar pembicaraan kecil karyawan cafeku dan aku tahu mereka
sedang membicarakan Kyuhyun, aku pun melihat ke arah Kyuhyun, ia memang
terlihat tampan apalagi jika ia sedang serius bermain game pspnya. Aku pikir
waktu kerjaku sudah cukup, aku pun melepaskan pakaian seragamku. “aku pulang
duluan, kalian harus bekerja dengan baik” pesanku pada Karyawanku. “ne, eonnie”
Aku berjalan keluar dan menghampiriku Kyuhyun. Kyuhyun pun
menghentikan permainannya dan berjalan menuju mobil. “yak, kemana namja tampan
itu?” tanya seorang karyawan yeoja yang tadi saat melihat Kyuhyun yang sudah
tidak ada ditempatnya. Ia pun mendengus sedih.
Kyuhyun mengantarku ke tempat laundryku tapi karyawanku mengatakan
jika semua laundry yang sudah siap antar sudah diantar semua. Karena tidak ada
barang yang dapat ku antar akhirnya aku pun masuk ke dalam Laundry untuk memeriksa proses
pencucian hingga memeriksa alat Laundry. Aku meninggalkan Kyuhyun di luar. Aku
memeriksa dengan teliti, ternyata semua proses pencucian hingga alat masih
berjalan dengan baik.
Selesai dari Laundry, kami tidak lansung pulang ke apartement
karena Kyuhyun mengajakku untuk makan. “Kenapa tidak makan di luar? Aku bisa
memasak makanan untuk kita makan malam” tanyaku pada Kyuhyun. “tidak perlu
memasak, karena kita akan pulang ke rumah Appa setelah ini” jawab Kyuhyun.
“mwo?” ucapku tak percaya. “sudah abiskan makananmu lalu kita
pulang. Aku lelah, aku mau mandi, aku mau tidur” ucapnya panjang lebar. Aku
hanya memandang Kyuhyun pandangan aneh. Dia memilih untuk menemaniku tapi
kenapa dia malah mengomel padaku.
--
Aku menarik koper saat tiba di rumah Kyuhyun. ternyata rumah
Kyuhyun sangat besar 2x lipat dari rumahku bahkan ia memiliki 5 pelayan.
“Haena, menantuku” Appa Kyuhyun menyambutku dengan ramah, ia memelukku sesaat.
“kau pasti lelah, pergilah ke kamarmu” ucapnya, ia memerintahkan seorang
pelayanan untuk membawakan koperku dan mengantarku ke kamar.
“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Kyuhyun saat ia baru memasuki
rumah. “belum saatnya, kau tenang saja”ucap Appa lalu melangkah pergi.
Aku sedikit terkesima dengan kamar Kyuhyun yang sangat besar dan
luas. Kaset game psp tersusun rapi, Kyuhyun memperhatikan tingkah istrinya yang
sedang memperhatikan kamarnya, untuk pertama kalinya kamarku dimasuki oleh
yeoja selain eomma dan pelayannku.
“Nyonya muda, Oppa Anda datang” seorang pelayan memberitahuku
jika Heechul oppa datang. Aku pun lansung berjalan menghampirinya. “oppa”
panggilku lalu memeluknya. Aku merindukan oppaku, meskipun aku baru sehari
tidak bertemu dengannya. “wae yogi waiseo?” tanyaku. Heechul oppa tersenyum memperlihatkan
lesung pipinya, “aku datang untuk membawa monie” monie adalah boneka doraemon
yang tingginya sama sepertiku. Boneka tersebut adalah hadiah ulang tahun ke 3ku
dari Heechul oppa. “Gomawo, oppa” kataku, setelah itu Heechul oppa pamit karena
harus pulang. Aku membawa monie ke kamar Kyuhyun, sempat kesulitan membawanya
karena ia sangat besar. Aku menaruh moniee disudut kamar. “mian, monie. Aku
hampir melupakanmu” sesalku.
“Yak, apa yang kau lakukan dengan kamarku? Seru Kyuhyun saat ia baru
keluar dari kamar mandi. “Kyuhyun ssi, izinkan aku menaruh moniee disini ya.
Aku tidak bisa jauh dari monie” pintaku pada Kyuhyun. Kyuhyun melihat mimic
istrinya yang sangat meminta akhirnya dengan berat hati ia mengiyakan. “terserah
kau sajalah” kata Kyuhyun lalu berbaring di ranjang. “Gomawo, Kyuhyun sii”
ucapku senang.
--
Seminggu sudah aku menjadi istri Kyuhyun , tidak ada yang berubah
dengan hubungan kami. Kadang Kyuhyun bersikap perhatian padaku layaknya suami
yang sebenarnya namun terkadang sifatnya berubah dingin dan sama sekali tidak
bersahabat. Setelah makan malam, Kyuhyun menyuruhku ke kamar terlebih dahulu
aku pun menurut. Tapi, aku tidak lansung tidur, aku memilih memperhatikan
percakapan Kyuhyun dan Appa dari pintu kamar.
“setelah kau lulus kau harus bekerja di tempat Appa, dan lupakan
eommamu” kata Appa. Kyuhyun sedikit tercekat dengan perkataan Appanya yang baru
saja menyuruhnya untuk melupakan eomma. “aku tidak mungkin melupakan eomma, tidak
mungkin” kata Kyuhyun. “kau harus bisa melupakan eommamu, karena kau berjanji
akan menuruti semua permintaanku” tegas Appa.
“ Appa kau.. “ Kyuhyun terlihat geram, dengan emosi ia pun
meninggalkan rumah. Aku yang melihat Kyuhyun pergi pun mencoba mengejar
Kyuhyun. Ku sambar jaket yang di atas ranjang entah jaket siapa yang aku
kenakan. “Haena, kau mau kemana?” tanya Appa. “Aku ingin menyusul Kyuhyun,
Appa” jawabku, Appa hanya terdiam lalu mengizinkan aku menyusul Kyuhyun.
Kyuhyun pergi dengan menggunakan mobil, untungnya ia belum jauh karena
itu dengan mudah aku mengejarnya dengan menggunakan taksi yang kebetulan
melintas di depan rumah Kyuhyun.
Mobil Kyuhyun berhenti di sebuah tempat Club malam, dan aku baru
sadar jika aku tidak membawa uang. “eo, ajusshi. Kau tunggu sebentar disini aku
akan segara kembali” ajushi sopir itu mengangguk. Dengan langkah takut aku pun
masuk ke dalam Club Malam, dentuman lagu yang kencang membuatku merasa gendang
telingaku akan pecah.
“Hai, gadis cantik” 2 orang namja menghampiriku. “Yak, mau apa
kalian?” tanyaku. Kedua namja itu tidak menjawab mereka malah melihatku dari
bawah hingga atas dan aku baru sadar jika aku datang ke club Malam dengan dress
tidur yang tentunya sangat pendek di atas lutut. “yak, jangan macam-macam
padaku” kataku tajam tapi tidak membuat ke duaa namja itu pergi, malah membuat
kedua namja itu perlahan mendekat ke arahku dengan tatapan yang seperti
memakanku.
Deg! Aku merasakan jika aku menabrak seseorang dari belakang, aku
memberanikan menoleh betapa leganya aku ketika aku tahu jika orang itu adalah
Kyuhyun. “yak, jangan pernah kau dekati istriku” seru Kyuhyun. “istri” batinku.
Untuk pertama kalinya aku mendengar Kyuhyun memanggilku sebagai istrinya. Hanya
seruan tapi bisa membuatku kedua namja itu lansung pergi. “Yak, kenapa kau bisa
kemari? Kenapa kau mengenakan pakaian minim ini kesini?” cerocos Kyuhyun
padaku.
“aku lansung mengejarmu saat kau pergi, untung saja ada taksi
yang melintas jadi aku bisa menyusulmu kesini” kataku sedikit gugup. Kyuhyun
menatapku, “bagaimana, kau membayar taksimu sedangkan kau hanya datang dengan
tangan kosong”
Aku terdiam sejenak, aku teringat sopir taksi yang aku suruh
menunggu. “aku, menyuruhnya untuk menunggu” jawabku jujur. Kyuhun menghela
nafas ia pun berjalan keluar, aku mengikutinya dari belakang. Ternyata, Kyuhyun
membayar taksi yang tadi mengantarku. Setelah itu kembali ke dalam club “berikan
aku segelas vodka” pintanya pada bartender club. Betender itu mengangguk pelan,
tak butuh waktu lama ia menyerahkan segelas vodka yang diminta Kyuhyun. Aku
mencegah Kyuhyun saat ia ingin meneguk vodka tersebut. Aku merebutnya dengan
paksa. “Apa yang kau lakukan?” omelnya.
Aku memandangnya dengan nanar, “aku mohon jangan minum” ucapku.
Kyuhyun mendengus pelan, ia mengacak-acak rambutnya yang tidak gatal, entah
setiap permintaan yang keluar dari mulut yeoja itu tidak pernah bisa ditolak
meskipun ia sudah berusaha untuk menolaknya. “kajja, kita pulang” ajakku sambil
menarik tangannya lembut. Tapi, kyuhyun lansung menepisnya. Aku sedikit
terkejut dengan sikap Kyuhyun, “aku tidak mau pulang” katanya. “Kalau kau tidak
pulang. Kau mau kemana?” tanyaku gelisah. Kyuhyun hanya tersenyum sinis, aku
harus mencari agar Kyuhyun pulang. “Aku akan melakukan apapun, jika kau pulang”
kataku kemudian. Kyuhyun memandangku, “melakukan apapun?” tanyanya, aku
mengangguk cepat. Sebenarnya Kyuhyun akan pulang ke rumah tapi tidak sekarang
ia mungkin akan pulang ketika tengah malam. Karena, ia membutuhkan waktu untuk
menenangkan diri. Kyuhyun tersenyum, ia memegang kedua pundakku, “Bagaimana
jika aku meminta kau melakukan itu bersamaku?” tanya Kyuhyun sedikit menggoda.
Aku sama sekali tidak berpikir hingga kesana karena itu aku berani
mengajukan penawaran itu. “Terserah, asalkan kau pulang” kataku kemudian.
Ucapan kyuhyun sebenarnya tidak serius, ia bahkan yakin jika yeoja itu akan
menolak tapi apa yang ia pikirkan salah besar. Yeoja itu menyetujuinya dengan
tujuan agar ia pulang ke rumah. Apakah ia mencintaiku? Tanya Kyuhyun dalam
hati. Kyuhyun tersenyum kecil, sedetik kemudian ia menarik tanganku dan
mengajakku ke mobil. Ternyata aku berhasil membawanya pulang meskipun kini aku
dalam posisi tidak aman.
Yang aku takutkan benar, sesampainya dirumah Kyuhyun lansung
menarikku ke kamar lalu dikuncinya. Aku sedikit takut saat Kyuhyun perlahan
mendekatiku dan sedetiknya berikutnya ia lelah membungkam bibirku dengan
ciumannya. Lembut tapi memabukkan itulah rasa ciuman yang Kyuhyun merupakan
padaku. Aku sepertinya sudah terhiptonis hingga kini aku membalas ciumannya
bahkan tanpa sadar tangganku sudah berada di leher Kyuhyun.
Kyuhyun membawaku ke ranjang, dibaringkannya aku ke atas ranjang
setelah melepaskan jaket yang sempat aku kenakan. Dan Kyuhyun kembali
menciumku, bahkan kali ini ia tidak ada hanya mencium bibirku melainkan setiap
inci wajahku. Aku berpikir malam mini adalah malam aku melepas mahkotaku untuk
suamiku.
--
Terik matahari menggangguku, perlahan-lahan aku membuka mataku.
Ku lirik jam menunjukkan pukul 7 pagi, untung
saja hari ini adalah hari libur.
Aku alihkan pandanganku ke arah sampingku, Kyuhyun masih tertidur dengan lelapnya.
Melihatnya tubuhnya yang tidak mengenakan baju mengingatkanku kembali pada kejadian
semalam. Malu, bahagia dan senang bercampur menjadi satu.
Srekk, tangan Kyuhyun memeluk pingganggku. “Tidurlah ini masih
pagi” ujarnya, aku tersenyum kecil. Ku ambil handuk yang berada tak jauh dari
ranjang, aku lepaskan tangan Kyuhyun yang memelukku membuat Kyuhyun membuka
matanya. “Tidurlah, tuan pemalas. Aku ingin mandi” ucapku lalu berjalan menuju
kamar mandi. Kyuhyun bukan bangun ia malah kembali melanjutkan tidurnya.
Aku melihat Kyuhyun yang masih tertidur, “yak, Kyuhyun sii
ireona” Kyuhyun hanya menggeliat kecil. “Kyuhyun ssi, bangun” ulangku lagi. “nde-nde,
aku bangun” jawab Kyuhyun, aku memberikannya handuk. Setelah kepergian Kyuhyun
untuk mandi. Aku berniat untuk mengganti seprai karena seprai itu sudah kotor
karena kejadian semalam bahkan ada sedikit bercak darah yang menempel, aku
tidak ingin orang lain meliahtanya. Aku pun lansung mencobot satu persatu, lalu
aku merendamnya.
“Seprai ini adalah seprai favorite tuan muda Kyuhyun” tutur
pelayan. Aku melihat seprai yang dimaksud pelayan tersebut, seprai berwarna
putih dengan tambahan warna abu-abu sebagai temannya. Sebelum Kyuhyun selesai
mandi, aku sudah selesai memasang kembali seprai tersebut.
“kau menggantinya?” tanyanya saat keluar dari kamar mandi. Aku
mengangguk pelan, “aku tidak mau tidur di seprai yang kotor”. Kyuhyun hanya
mengangguk sekenanya, “kajja, kita sarapan” ajakku.
“pagi, Appa” sapa pada Appa. “pagi, Haena” balas Appa. Ternyata
Appa sudah selesai terlebih dahulu, ia pamit untuk ke ruangan kerjanya. Sepertinya, hubungan Kyuhyun dan Appanya
kurang begitu baik dan kemana eomma Kyuhyun.
“ketika makan dilarang melamun” tutur Kyuhyun yang lansung
membuat tersadar. “kenapa dilarang melamun?” tanyaku heran. “Jika, kau melamun
aku bisa melakukan ini” aku terdiam saat Kyuhyun mencium pipiku lembut, aku
yakin pipiku memerah dan jantung kini bekerja lebih cepat daripada mestinya. Kyuhyun
tersenyum melihat ekspresi dan perubahan rona wajah istrinya sepertinya ia
mulai mencintai istrinya.
Aku mencuci seprai yang tadi aku rendam, ternyata seprainya
sangat berat sekali jika basah. Untungnya aku bisa mencucinya hingga bersih
hanya tinggal membilasnya yang butuh tenaga extra. 2 buah tangan membantuku
membilas dan itu adalah tangan Kyuhyun. aku memandang ke arahnya, “berdua lebih
sendiri” katanya, dan aku lansung mengangguk.
Cho Yeong Hwa melihat moment yang tidak pernah ia lihat itu
dengan takjub. “gomawo, Haena” ucapnya lalu pergi.
Selesai menjembur seprai, aku mengajak Kyuhyun untuk mengunjungi
orang tuaku, sungguh aku sangat merindukannya dan senangnya lagi Kyuhyun
menyetujuinya.
Kyuhyun
pov
“oppa” panggil Haena saat ia tahu jika orang yang membukakan
pintu untuknya adalah Heechul Hyung, oppanya. Heechul hyung tersenyum padaku,
ia pun mempersilahkan kami untuk masuk. Kebetulan orang tua Haena sedang
berkumpul, aku disambut ramah oleh eomma Haena.
Eomma Haena mengajakku melihat foto kecil Haena, sedangkan Haena
sedang melepas rindu dengan kamarnya dan Heechul dan Appa Haena sedang bermain
catur di halaman belakang. “mwo, ini bukannya monie” ucapku saat melihat foto
Haena bersama boneka doraemon besar itu. Eomma tersenyum kecil, “boneka monie,
adalah boneka pemberian dari Heechul saat Haena berulang tahun ke 3. Heechul
dengan rajin menabung hanya untuk memberikan kado ini” jelas eomma. “monie,
adalah boneka kesayangan Haena. Haena, sering menghabiskan waktunya bersama
monie entah itu belajar atau bermain. Haena senang sekali tidur di kaki monie”
tambah eomma.
“Haena, anak yang mudah beradaptasi dan membuatnya tidak bisa
dipisahkan jika itu sudah kebiasaan sehari-hari. Maksud eomma, jika Haena sudah
terbiasa tidur berdua ia pasti akan susah tidur jika ia sendiri” aku jadi
teringat saat Haena mengejarku berarti alasannya yang paling tepat karena ia
tidak bisa tidur sendiri.
“Haena juga anak yang mudah menangis. Jika, ia merasa disakiti,
dikhianati atau ada seseorang melakukan sesuatu yang ia tidak sukai, ia bisa
menangis di kaki Monie hingga ia tertidur. Eomma, ingat sekali saat Heechul
harus pergi bekerja di luar kota untuk 2 hari Haena menangis semalaman dan
tertidur di kaki monie” aku tersenyum kecil.
“aku di rumah” ucap Haena sambil menuruni tangga, ia sedang
menjawab telepon. Ia tersenyum kecil ke arahku “nde, oppa aku di rumah eomma.
Wae?” ucap Haena. “buka pintu” Haena melangkah menuju pintu. Aku bisa melihat
seorang namja di balik pintu tersebut.
“oppa” panggil Haena dan lansung memeluknya, aku sedikit tidak
suka saat Haena memeluk namja itu. “mianhae, oppa tidak bisa menghadiri pernikahanmu”
sesal namja itu. “gwaechana oppa. Kajja kita masuk” Haena menggandeng tangan
namja tersebut.
“Sungmin ah” Sapa eomma.
“imo” mereka berpelukkan sesaat. Haena datang bersama Heechul dan
Appa. “Samochon” kini Sungmin berpelukkan dengan Appa. “kau sangat sehat
sepertinya” goda Appa. “hai, brother” Heechul Hyung memeluk Sungmin.
Sungmin mengalihkan pandangannya ke arahku, Haena menyadari
pandangan Sungmin. “oppa, dia Kyuhyun Oppa. dia suamiku” Haena memperkenalkan
aku pada Sungmin.
“Kyuhyun oppa, ini Sungmin oppa anak dari adik eomma” jelas Haena, aku hanya mengangguk sekenanya.
“Kyuhyun oppa, ini Sungmin oppa anak dari adik eomma” jelas Haena, aku hanya mengangguk sekenanya.
“eo, ada hadiah untukmu” ucap Sungmin. “eodi?” tanya Haena
antusias, “buka koperku” tanpa berbicara lagi Haena pun membuka koper Sungmin.
“mwo” Haena seolah takjub saat tahu hadiah tersebut adalah boneka doraemon. “yak,
oppa. Kopermu hanya berisi boneka?” tanyaku tidak percaya. “nde, khususny
untukmu”
“gomawo, oppa. Apa yang harus aku lakukan untuk mengatakan
terimakasih kepadamu” Sungmin berpikir sejenak. “ aku lapar, kau buatkan nasi
goreng favorite nde”
“ok” Haena menyetujui, ia menitipkan boneka Doraemonnya padaku.
Aku bisa mencium bau harum saat Haena memasak, dan kadar kecemburuanku
meningkat saat Haena menemani Sungmin makan. Aku suaminya saja belum pernah
seperti itu. Selesai makan, Haena dan Sungmin kembali berkumpul. Haena duduk di
sampingku dirangkulnya lenganku dan ditaruhnya palanya ke pundakku.
“eo, kau mengantuk?” tanyaku dan eomma bersamaan. Haena tersenyum
kecil lalu menangguk. Karena, Haena yang mengantuk aku dan Haena pun pamit
pulang.
“yak, kenapa kau tidur terlalu jauh” omelku. “mendekatlah”
perintahku, Haena menurut dan mendekat ke arahku. Ku dekap tubuhnya, “Haena,
bisakah kau memanggilku dengan sebutan oppa, aku lebih suka mendengarnya
dibandingkan saat kau memanggiku dengan embel-embel ssi”
Haena terkekeh, “nde, oppa”. Aku tersenyum saat ia melakukan apa
yang aku minta. Ku cium puncak kepala, “jalja, chagi” ucapku.
Haena
Pov
Untuk merefreshingkan otak sebelum ujian, management kampus
mengadakan tour selama 3 hari di jeju. Aku sedang berkemas-kemas pakaian untuk
tour nanti tapi aku hanya melihat hanya terdapat satu koper yaitu milik Kyuhyun.
“yak, oppa antarkan aku ke rumah. Aku ingin mengambil koperku” pintaku
“pakainmu, kau jadikan satu saja dengan pakaianku. Jadi, kau
tidak perlu membawa koper lagi” sungguh bukan jawaban yang aku inginkan.
“haishh, jika seperti itu semua orang bisa tahu jika kita sudah menikah”
seruku. Kyuhyun yang sedari tadi focus dengan gamenya kini beralih kepadaku, “waeyo,
jika orang tahu jika kita sudah menikah. Bukankah bagus, jadi aku tidak perlu
mendengarkan lagi suara sok manja dari yeoja aneh itu” ujar Kyuhyun. aku
menghela nafas, “aku ingin mengambil koperku” aku pun melangkah pergi dan
bagusnya Kyuhyun sama sekali tidak menyusulku. “mwo, Sungmin Oppa” ucapku saat
aku ingin membuka pintu ternyata Sungmin oppa berada di depan. “eo, Haena. Aku
ingin mengantarkan kopermu. Kemarin aku ingin mengantarkanya tapi tidak sempat
baru hari ini sempat” tuturya. Aku menerima koperku, “gomawo, oppa” ucapku.
Sungmin pamit pergi karena ia harus kembali ke Daegu.
Aku kembali ke kamar sambil membawa koperku, “mwo, kau sudah
kembali” kata Kyuhyun. “cepat sekali” tambahnya kemudian.
“aku tidak pulang ke rumah, Sungmin oppa kebetulan saja mengantar
koperku” jawabku sambil memasukkan pakainku, Kyuhyun tidak mengatakan apa-apa
lagi. Setengah jam berkutat dengan pakaian akhirnya selesai, aku juga harus
menyiapkan pakaian Kyuhyun karena ia tidak mau menyiapkannya sendiri.
Ku rebahkan diri di samping Kyuhyun yang masih asik bermain psp.
Aku suka sekali memandang wajah Kyuhyun yang terlihat serius memainkan pspnya.
“aku tahu, aku tampan tapi bisakah berhenti memandangku” kata Kyuhyun tanpa
mengalihkan pandangannya dari layar pspnya. “ani, aku tidak mau” jawabku.
Kyuhyun menghentikan permainannya, ditaruhnya psp di atas meja
yang berada di sampingnya lalu ia ikut merebahkan diri menghadap ke arahku.
Kyuhyun tersenyum kecil padaku dan aku tahu arti senyuman itu, aku pun mendekat
ke arahnya. Kini hanya berjarak satu jengkal tangan. Kyuhyun membelai lembut
pipiku, “oppa” panggilku. Hem “gumamnya”. “oppa, aku tidak pernah mendengar kau
mengatakan cinta padaku” ucapku. Kyuhyun kembali tersenyum, “haruskah aku
mengatakannya?” tanya padaku. “eo, tentu saja” jawabku cepat.
“Cho Haena, saranghae” kata Kyuhyun kemudian setelah sejenak terdiam.
Aku tersenyum senang, “Nado, saranghae Co Kyuhyun” balasku sambil tersenyum
kecil. Kyuhyun perlahan mendekatkan wajahnya padaku, aku pun menutup mata saat
bibirnya mendarat di bibirku. Awalnya Kyuhyun menciumku biasa saja entah kenapa
kini berubah menjadi sedikit panas. Aku pun lansung menghentikan ciuman kami
sebelum Kyuhyun ingin melakukan yang lain. “besok, kita akan pergi jalan-jalan
aku tidak mau tubuhku remuk” tuturku.
“tapi, aku ingin sekarang” pinta Kyuhyun dengan nada manjanya.
“kita akan lakukan setelah kita kembali dari jalan-jalan” jawabku lalu lansung
menutup wajahku dengan bed cover. “yak, kenapa bisa begitu” protes Kyuhyun tapi
aku tidak mempedulikannya.
--
10 bus sudah siap mengantar kami semua menuju pulau jeju,
sayangnya aku tidak sekelas dengan Kyuhyun karena itu kami tidak mendapatkan
bus yang sama. Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama akhirnya kami sampai
di tempat tujuan.
Jeju memang tempat yang tepat untuk melepaskan penat. Aku
menyukai jeju karena udaranya yang sejuk. Aku lupa kapan terakhir kali aku
datang ke jeju aku ingat sudah beberapa tahun yang lalu.
Setelah pembagian kamar, semua murid disuruh untuk makan siang di
ruangan yang sudah disediakan. Aku dan Naya sudah siap dengan piring makanan di
tangan kami masing-masing. Kami memilih duduk di tempat yang mengarah ke sebuah
taman. “kau tidak makan?” tanya Naya saat melihatku tidak kunjung memakan
makananku. Aku mengedarkan pandanganku mencari Kyuhyun tapi ia tidak ada. “aku
disini” Kyuhyun datang bersama Donghae dan duduk di sampingku. Aku tersenyum
kecil, aku sudah terbiasa makan bersama Kyuhyun jadi jika aku makan tanpa
bersamanya aku merasa ada yang berbeda. Di tempat lain
Seohyun memperhatikan mereka dengan tatapan tidak suka.
Malamnya aku sama sekali tidak bisa tidur sedangkan Naya sudah
tertidur pulas sedari tadi. Jika aku sudah terbiasa tidur bersama Kyuhyun dan
kini aku harus tidur dengan orang lain rasanya aku tidak bisa. Aku pun beranjak
keluar kamar mencari kamar Kyuhyun. Disisi lain Kyuhyun sama ia tidak bisa
tidur karena itu ia juga memutuskan untuk keluar.
Tingg.
“ oppa”
“ Chagi”
Aku dan Kyuhyun saling memanggil satu sama lain saat kami bertemu
di lift. “kau tidak bisa tidur?” tanya Kyuhyun, aku menjawab dengan anggukkan.
Kyuhyun menggandeng tanganku ia mengajakku ke counter recp. “apa ada kamar yang
kosong?” tanya Kyuhyun pada recp. “ada, di kamar lantai 7” jawab recp sopan.
“ahh, okay. Aku pesan 1 kamar” recp itu menanyakan data Kyuhyun terlebih dahulu
setelah itu ia memberikan kunci kepada Kyuhyun. “kajja” Kyuhyun menarikku
pergi.
Selama jeju tidak ada yang tahu jika aku dan Kyuhyun tidur
bersama. Malam ini adalah malam terakhir di pulau Jeju, pihak kampus kami mengadakan
pesta. Semua murid menikmati pesta dengan senang.
Seohyun berjalan menghampiri Kyuhyun yang sedang mengobrol
bersama Donghae. “Kyuhyun” panggil Seohyun, ketika Kyuhyun menoleh di saat
itulah Seohyun mencium Kyuhyun. Aku dan Naya baru saja kembali setelah dari
toilet, aku memandang tidak percaya dengan apa yang ku lihat saat ini Seohyun
dan Kyuhyun berciuman, tanpa berpikir panjang aku pun lansung berlari pergi.
“Haena” teriak Naya. Seohyun melepaskan ciuman saat ia mendengar
teriakkan nama Haena, senyum licik terbit dari sudut bibirnya. “yak, Apa yang
kau lakukan?” tanya Kyuhyun emosi lalu berlari mengejar Haena.
Naya menghampiri Seohyun, diambil segelas yang berisi dan
menyiramkan ke wajah Seohyun. Byurr. “yak, apa yang kau lakukan?” kata Seohyun.
Naya melipat kedua tangannya, “melakukan apa yang harus aku lakukan” ucap Naya
sinis. Naya tidak terima Seohyun merusak hubungan sahabatnya. Seohyun tidak mau
kalah ia pun mengambil segelas yang berisi dan menyiramnya ke arah wajah Naya
tapi tidak kena karena Donghae menghalangi tubuh Naya dengan tubuhnya. Wajah
Donghae pun basah seketika, “kau gila Seohyun”caci Donghae.
Naya sedikit terkejut dengan sikap Donghae, “Donghae ah”panggil
Naya lirih. Donghae sekilas melirik ke belakang, “gwaechana”katanya.
“berhentilah mengejar Kyuhyun” tegas Donghae lalu menarik tanganku menjauh
pergi.
Aku terus menangis, sakit ya jelas aku sakit. Yeoja mana, istri
mana yang suka melihat suami berciuman dengan yeoja lain. “chagi, buka
pintunya”seru Kyuhyun dari luar sambil mengetuk pintu. “chagi, buka
pintunya”ulangnya lagi. aku tetap pada posisiku, “chagi, kau salah paham”
katanya lagi. berulang kali Kyuhyun meminta untukku membukakan pintu tapi aku
sama sekali tidak merespon hingga akhirnya aku tertidur.
“mianhae, Donghae ya karena aku kau jadi seperti ini”sesal Naya
sambil mengelap wajah Donghae yang basah dengan tisu. “eo, gwaechana” jawab
Donghae sambil tersenyum. Deg! Naya sedikit terkejut dengan senyuman Donghae
bisa dibilang sangat manis. “kau melamun?” tanya Donghae yang lansung membuat
tersadar. “ah, ani”bohongku.
Aku masih tidak ingin berbicara dengan Kyuhyun meskipun Kyuhyun
selalu berusaha berbicara. Seperti tadi, Kyuhyun tiba-tiba saja datang ke bus
ku sebelum kami berangkat pulang. Tapi sama saja aku tetap bungkam bahkan aku
tidak memandangnya sama sekali.
Bus yang ku tumpangi sampai lebih dahulu dari bus Kyuhyun karena
jalan yang kami lewati kami cukup padat kemungkinan bus Kyuhyun terjebak dalam
kepadatan tersebut. Aku memilih pulang lebih dahulu, untungnya ketika aku
sampai ke rumah Appa sudah berangkat kerja.
Ku taruh koperku di sudut ruangan, ku langkahkan kaki mendekati
monie. “monie, hatiku sakit”lirihku dan airmata kembali mengalir dari sudut
mataku.
Kyuhyun
Pov
Naya mengatakan jika Haena sudah pulang lebih dahulu, mendengar
itu aku pun lansung pulang. Aku lihat koper Haena memang sudah ada di kamar
tapi aku tidak melihat Haena. Miris, ya itu aku rasakan saat melihat Haena
tertidur di kaki Monie, boneka kesayangannya. “Jika, ia merasa disakiti, dikhianati atau ada seseorang melakukan
sesuatu yang ia tidak sukai kepadanya, ia bisa menangis di kaki Monie hingga ia
tertidur” perkataan eomma lansung terngiyang di kepala.
“Apa aku sudah menyakiti Haena”tanyaku dalam hati. Aku pun
menghampiri Haena dan mengangkatnya ke atas ranjang. Ku rebahkan tubuh Haena, mata
sembab dan nada bekas airmata yang mengalir terlihat jelas di wajah Haena.
Heechul tiba-tiba saja terbangun dari tidur siangnya, ia
merasakan jika Haena menangis. karena itu ia pun lansung pergi ke rumah Haena
berada. Pelayan memberitahuku jika Heechul hyung datang, aku pun lansung
menemuinya di ruang tamu. Dari wajahnya terlihat jika ia sedang emosi. “kau
pasti membuat Haena menangis?” tebaknya dan lansung membuatku menundukkan
kepala. “apa yang kau lakukan hingga membuatnya menangis?” tanya Heechul hyung,
nada suara meninggi dari sebelumnya.
Aku memandang wajah Heechul hyung, “ini hanya kesalahpahaman
Hyung, sungguh aku tidak berniat membuat Haena menangis. aku mencintai Haena” kataku.
“jadi apa yang terjadi?” tanya Heechul hyung. Aku pun menceritakan semua yang
terjadi di acara study tour kemarin.
“siapa nama yeoja itu?” tanya Heechul hyung lagi. “Yoo Seohyun”
jawabku. Heechul terlihat terkejut saat aku menyebutkan nama lengkap Seohyun.
Apa mungkin Heechul hyung mengenal Seohyun.
“okay, yasudah. Jaga Haena dengan baik jangan membuatnya menangis
lagi”pesan Heechul lalu pamit pergi. Sepulangnya Heechul hyung aku pun kembali
ke kamar. Ku hampiri Haena yang sedang tertidur “mian, karena aku kau menjadi
seperti ini” lirihku sambil memberikan bekas airmata dari pipi Haena.
Haena merasakan seseorang memegang pipinya, perlahan ia membuka
matanya. “oppa” panggilnya, aku tersenyum ternyata ia sudah mau berbicara
denganku. “mianhae” lirihku. Haena tersenyum kecil, lalu menciumku cuman
beberapa detik tapi cukup bisa membuat jantungku terasa berhenti berdetak.
Haena jarang sekali menciumku lebih dahulu karena biasanya aku yang menciumnya
“aku ingin menghapus ciuman yeoja lain di bibir suamiku” tuturnya membuat
sedikit takjub.
Senyum licik pun terbit dari bibirku, ku tarik tubuh Haena
mendekat ke arahku. Ku cium bibirnya berulang-ulang, “yak, oppa yang kau
lakukan?” tanyanya saat aku membuka kancing kemejanya. “kau kan berjanji akan melakukannya
saat sepulang dari tour dan kini aku tagih janjimu” Haena tidak sempat
mengajukan protes karena aku lansung membungkam mulutnya dengan ciumanku.
--
Beberapa hari ini kami disibukkan dengan ujian terakhir, ya karena
sebentar lagi kami akan menyandang gelar sarjana sesuai jurusan yang kami
ambil.
“Cho Kyuhyun, bisakah kau melepas jaket tebalmu itu?” tanya
Kangin sem padaku. “mianhae, sem. Aku sedikit kurang enak badan karena itu aku
memakai jaket tebal ini” bohongku dan Kangin sem hanya mengangguk pelan. Aku
tidak mungkin melepas jaket yang gunakan, ini semua gara-gara Haena. Pagi-pagi
sebelum berangkat ke kampus ia memberikan tanda kepemilikan tepat leherku dan
itu terlihat jelas sekali.
Ujian pun usai, ternyata Haena sudah menungguku di depan kelas.
Ia tersenyum manis dan aku tahu arti senyuman tersebut, ya senyuman menggoda.
“ckckck, Cho Kyuhyun kau terkena penyakit menular hingga kau menggunakan jaket
setebal ini” godanya padaku bahkan ia dengan santai tertawa.
“berhenti menggodaku Haena atau akan ku pastikan hari ini kau
tidak tidur sampai pagi” bisikku padanya. “eo, terdengar seperti ancaman” Haena
tidak takut dengan apa yang aku katakan padanya. Ia malah dengan santainya
berjalan mendahuluiku dan membuatku mengikutinya dari belakang.
Donghae dan Naya sedang mengobrol, keduanya terlihat sangat ceria
sekali, bahkan mereka terlihat sepasang kekasih. “kalian pacaran?” tanyaku
dengan tatapan serius. Donghae dan Naya sama terdiam dan kemudian bersamaan
pula mengelak. “ani, kami hanya berteman” itu yang mereka katakan. Aku hanya mengangguk
pelan. “Haena, aku membelikanmu kau nasi goreng” Naya memberikan sebuah kotak
makan berisi nasi goreng, jika dilihat dari penampilan terlihat enak tapi tidak
tahu bagaimana rasanya.
Haena terlihat sangat senang, yah jelas saja karena nasi goreng
adalah makanan favorite Haena. Baru satu detik kotak makan itu berada di tangan
Haena, Haena tiba-tiba saja mendadak mual. Dengan sangat menyesal ia pun
menaruh kotak makanan tersebut lalu berlari menuju toilet, aku menyusul Haena
takut terjadi sesuatu padanya.
Haena hanya mual tapi tidak ada yang ia muntahkan. “gwaechana?”
tanyaku khawatir sambil memberikan air mineral untuk Haena. Haena mengangguk
diminumnya air yang aku berikan. Saat sedang minum Haena kembali merasakan mual
membuatku kembali panik.
Kejadian pun terus berlansung selama beberapa hari padahal aku
sudah memberikan obat flu pada Haena karena aku kira Haena masuk angin tapi
ternyata obat yang aku berikan tidak mempan. “Kyuhyun, apa mungkin Haena hamil”
kata Appa, aku terdiam perkataan Appa ada benarnya juga. Haena bukan mual
karena masuk angin melainkan karena ia hamil.
“apa ini?” tanya Haena saat aku memberikan alat tes kehamilan
padanya. “aku sudah memberikan obat flu tapi kau masih saja mual. Mungkin ini
bisa menjawab kenapa kau mual” tuturku, Haena mengangguk ia pun menerima alat
tes kehamilan. Ia pun masuk ke dalam kamar mandi, aku menunggu Haena keluar
dengan keadaan gelisah.
“aaaaa” teriak Haena dari dalam, aku pun lansung berlari
menghampiri Haena. “yak, chagi apa yang terjadi?” teriakku dari luar. Pintu
kamar mandi pun terbuka, “oppa, aku hamil” ucapnya sambil memperlihatkan alat
tes kehamilan yang menunjukkan dua garis yang berarti positif. Aku pun lansung
memeluk Haena, bahagia ya tentu saja aku bahagia.
Aku pun memberikan kabar ke keluarga Haena mengenai kehamilan
Haena, Donghae dan Naya pun tidak lupa aku beritahu. Semua menyambut kabar baik
itu dengan bahagia. “aku akan menjadi Halmeoni” ucap eomma Haena. Eomma
memberikan pengarahan pada Haena untuk kehamilan pertamanya. Bahkan, eomma
hampir setiap hari datang hanya untuk mengecheck keadaan Haena.
Untung saja rasa mual yang Haena rasakan sudah berkurang karena
aku sedikit merasa sedih saat melihatnya yang tiba-tiba bangun karena mual.
--
Hari ini acara wisuda pun digelar, aku dan Haena resmi lulus dari
Ansan University. Kami pun berfoto bersama untuk mengabadikan moment ini.
Kehamilan Haena yang masih muda jadi tidak membuat orang curiga karena perut
Haena yang masih terlihat biasa saja.
Heechul melihat yeoja yang tengah memperhatikan adik dan adik
iparnya. Deg! Mata mereka pun bertemu, yeoja itu pun lansung berlari
menghindar. Heechul berlari menghampiri yeoja tersebut yang tak lain adalah Seohyun.
“Seohyun berhenti” seru Heechul sambil berlari mengejar Seohyun, tapi Seohyun
tidak mempedulikan ia terus berlari. Heechul pun berhasil mengejar Seohyun
ditariknya tangan Seohyun sehingga ia berhenti berlari.
“kau tidak berubah” kata Heechul pelan. Seohyun tidak menjawab ia
malah menundukkan kepala. Heechul memegang dagu Seohyun membuat Seohyun kini
memandang ke arahnya. “Aku tahu kau masih mencintaiku, Yoo Seohyun. Berhenti
mengejar namja lain” minta Heechul lalu mencium bibir Seohyun lembut.
Heechul dan Seohyun dahulu merupakan pasangan kekasih yang sangat
serasi tapi jalinan kasih mereka tidak semulus yang mereka inginkan. Seohyun
memutuskan Heechul karena ia menemukan namja yang lebih tampan dan lebih kaya
darinya. Karena itulah Heechul tidak ingin cepat menikah, jujur Heechul masih
mencintai Seohyun. Begitupula dengan Seohyun, ternyata ia sadar hanya
Heechullah yang mencintai dengan sepenuh hati. Ia sudah bekerja keras supaya
mendapatkan namja tampan dan kaya tapi ternyata namja tersebut sudah memiliki
kekasih.
Seohyun dan Heechul pun membuka mata perlahan-lahan. “mianhae
oppa, seharusnya aku sadar hanya kau namja yang mencintaiku dengan tulus”sesal Seohyun,
Heechul tersenyum kecil didekapnya tubuh Seohyun. “siapkan dirimu, aku akan
mengajakmu ke rumah dan memperkenalkan dirimu sebagai calon istriku” Seohyun sedikit
terkejut tapi akhirnya ia mengangguk pelan.
Haena
Pov
Aku ditemani Kyuhyun pulang ke rumah malam mini karena eomma
memberitahu jika oppa akan membawa calon istrinya. Sungguh kabar yang baik
untukku, akhirnya oppa akan menikah juga.
Heechul menggandeng tangan Seohyun mendekat ke arah meja makan.
“Heechul” panggil eomma, semua orang pun mengalihkan pandangannya ke arah
Heechul termasuk Haena dan Kyuhyun yang turut hadir. “eo, Seohyun” ucap Haena
dan Kyuhyun bersamaan. Seohyun sempat terkejut melihat kehadiranku dan Kyuhyun.
Seohyun baru tahu jika aku dan Kyuhyun bukan hanya sekedar pasangan kekasih
melainkan pasangan suami dan istri.
Heechul oppa meminta restu dariku untuk menikah dengan Seohyun
aku sempat bingung mengatakan jawab apa tapi akhirnya aku merestui mereka. Aku
lihat wajah Heechul oppa bahagia jika dekat bersama Seohyun. Aku tidak tahu apa
yang hubungan Heechul oppa dengan Seohyun, “mungkinkah mereka menjalin hubungan
tanpa aku ketahui” batinku.
Sepulang Seohyun, Heechul oppa menjelaskan apa yang terjadi di
antara dia dan Seohyun, dan kini aku baru mengerti alasan Seohyun mengejar
Kyuhyun.
--
Semenjak aku hamil, aku dilarang melakukan apapun oleh Kyuhyun termasuk
mencuci piring karena itu aku memilih bermain di taman bersama bunga-bunga,
meskipun sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan bunga-bunga tapi apa boleh
lebih baik daripada tidak ada kegiatan.
Di tengah asik bermain bunga, aku melihat sesosok wanita yang
sedang mengintip ke dalam rumahku. bukannya takut, aku malah menghampirinya.
“annyeong, ajuhma. Kau mencari seseorang?” tanyaku sopan, wanita yang sudah
berumur itu memperhatikanku dari atas hingga bawah. “kau siapa?” tanyanya
balik.
“aku, istri Kyuhyun” jawabku. Wanita itu terlihat terkejut dengan
jawabanku. “Kyuhyun sudah menikah?” tanyanya dan ku jawab dengan anggukan.
Mimik wajah ajuhma tersebut terlihat sedih, “waeyo?” tanyaku lembut.
“aku, eomma Kyuhyun” Deg! Aku tidak percaya jika ajuhma yang ada
di hadapanku adalah eomma kandung Kyuhyun. “mianhae, eomma aku tidak tahu” sesalku.
Eomma tersenyum kecil, “gwaechana. Aku yang salah, karena aku
tidak tahu jika anakku sudah menikah” aku merasa iba dengan eomma Kyuhyun.
Eomma membuka pintu mobilnya diambilnya sebuah bingkisan, “tolong berikan ini
untuk Kyuhyun” mintanya, aku pun menerima bingkisan tersebut. “akan ku berikan”
kataku.
“kenapa kau bermain di taman?” tanyanya. “Semenjak aku hamil
Kyuhyun melarangku melakukan apapun karena itu aku bermain di taman”
“mwo, kau sedang mengandung?” tanyanya kaget, “nde, eomma”
kataku. “Haishh, aku tidak membawa apa-apa untukmu. Ah ini saja” eomma
melepaskan sebuah kalung yang ia kenakan dan ia mengenakan kalung tersebut ke
leherku. “kalung ini adalah kalung kesayanganku, simpanlah baik-baik” pesannya.
“nde, eomma” eomma pun pamit pergi. Untuk pertama kalinya aku
bertemu dengan eomma Kyuhyun setelah lama aku tinggal bersama Kyuhyun. Eomma
Kyuhyun bisa dibilang masih muda, bahkan ia terlihat sangat styles sekali.
“kau abis ke taman atau ke mall?” tanya Kyuhyun saat aku datang
ke kamar sambil membawa bingkisan dari eomma tadi. Aku duduk di samping
Kyuhyun, “ini untukmu” kataku sambil memberikan bingkisan tersebut. Kyuhyun mengerutkan
keningnya tapi ia menerima bingkisan tersebut, “eommamu yang memberikannya”
tambahku lagi.
Gerakkan Kyuhyun membuka bingkisan pun terhenti saat ia tahu jika
eomma yang memberikannya. “kau bertemu dengan eomma?” tanyanya selidik. Aku
mengangguk cepat, “iya, memberikan kalung ini padaku” aku memperlihatkan kalung
yang diberikan eomma. Kyuhyun memperhatikan kalung yang aku kenakan. “kalung
pemberian appa” kata Kyuhyun lemah.
“mwo, jinjja?” aku tidak tahu jika kalung tersebut adalah kalung
pemberian dari Appa. “sudahlah, kau kenakan saja” suruh Kyuhyun padaku.
Semenjak kejadian itu, eomma Kyuhyun sering datang tepatnya
sebulan sekali, ia selalu menasehatiku tentang masa kehamilan. Aku sangat
senang karena aku mempunyai dua eomma yang sama-sama memperhatikanku.
-o0o-
Kyuhyun menggandeng tanganku saat kami keluar dari mobil. Hari
ini adalah hari pernikahan Heechul oppa dengan Seohyun, karena Seohyun sekarang
menjadi kakak iparku aku harus memanggilnya dengan sebutan eonnie.
Seohyun meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah ia lakukan
baik kepada Kyuhyun maupun padaku. Aku dan Kyuhyun sudah memaafkan Seohyun
eonnie sebelum ia meminta maaf.
Kyuhyun
pov
Aku mengajak Haena makan malam romantic bersama di sebuah resto.
aku ingin merayakan ulang tahun pertama pernikahanku dengannya. Pernikahan yang
pada awalnya hanya pernikahan biasa kini menjadi pernikahan yang sangat
istimewa.
“selamat ulang tahun pertama pernikahan kita, chagi” ucapku
sambil menggenggam kedua tangan Haena. “nado, oppa” jawab Haena. Kami berciuman
sebentar, “Apa kau bahagia menikah denganku?” tanyaku sambil memandang wajah
Haena. Haena memeluk pinggangku, palanya menyandar ke pundakku. “aku sangat
bahagia, bisa hidup bersamamu oppa” katanya kemudian. Aku tersenyum kecil, ku
balas pelukkan Haena. Ku cium kening Haena, “ ku pun juga bahagia bisa hidup
bersamamu, chagiya”
--
Pernikahan Heechul Hyung dan Seohyun pun digelar. Aku menggandeng
Haena dengan hati-hati karena perut Haena sudah membesar di bulan ke 6. Haena
jarang meminta yang aneh-aneh, dan menurut eomma Haena kemungkinan besar anak
yang dikandung Haena laki-laki. Keinginanku memang memiliki anak lakik-laki
agar dapat meneruskan keluarga Cho tapi jika dia lahir perempuan pun aku tidak
masalah, yang terpenting ia lahir sehat aku sudah senang.
“oppa, kau akan tetap menyanyangiku kan meskipun kau telah
memiliki Seohyun eonnie?” tanya Haena. Kami sedang di atas panggung pelaminan
untuk menyalami atau mengucapkan selamat kepada dua pemelai. Heechul tersenyum
kecil, “ tentu saja aku akan tetap menyanyangimu, chagi” Haena terdengar senang
dengan jawaban Heechul. Dipeluknya Heechul, “oppa, aku menyanyangimu” katanya
pelan. Heechul mengusap-usap kepala Haena.
“kau harus menjaga Haena untukku, jika kau membuatnya menangis.
habis riwayatmu” pesan Heechul hyung padaku, aku terkekeh mendengarnya. “nde,
hyung aku akan menjaganya” Kataku, Haena melepaskan pelukannnya dan beralih ke Seohyun.
Dipeluk Seohyun, “eonnie, aku titip oppa tersayangku, nde” kata Seohyun. Seohyun
tersenyum kecil, “nde, aku akan menjaga oppamu” sedangkan aku hanya mengucapkan
selamat saja.
Aku kembali mengandeng Haena untuk menikmati makan malam.
Terlihat Donghae dan Naya yang sedang mengobrol bersama, “kapan kalian
menikah?” tanya Haena to the point. “berpacaran saja belum kau malah menanyakan
menikah” celetuk Naya. “mwo, kalian belum berpacaran?” tanyaku dan Haena
bersamaan. Donghae dan Naya pun menggeleng secara bersama. “haissh, jinja.
Kalian sudah terlihat sebagai sepasang kekasih yang serasi” pujiku.
“Hyung, cepat jadikan Naya kekasihmu” tambahku. Donghae menjadi
salah tingkah, membuatku ingin sekali mengerjainya. “oppa, aku lelah . aku
ingin pulang” aku tidak jadi mengerjai Donghae hyung karena Haena meminta
pulang. aku pun pamit kepada Appa dan Eomma lalu pulang.
Haena
Pov
Kyuhyun mengajakku untuk membeli peralatan bayi meskipun
sebenarnya sudah ada beberapa yang sudah memberikan. Eomma Kyuhyun selalu
datang sebulan sekali di tanggal yang sama bahkan ia selalu memberikanku susu
untuk ibu hamil dan beberapa pakaian bayi. Kyuhyun tidak mengatakan apapun saat
aku menunjukkan barang-barang pemberian eommanya.
Aku dan Kyuhyun berjalan masuk ke sebuah toko perlengkapan bayi.
Di toko ini menjual lengkap peralatan bayi dari A hingga Z. Saat aku sedang
memilih pakaian bayi, aku baru sadar jika Kyuhyun tidak berada di sampingku.
Aku mencari Kyuhyun, “nah itu dia” Kyuhyun berdiri sambil memandang ke seorang
ajuhma bersama namja, kalau dilihat namja tersebut lebih muda dari ajuhma itu.
aku menghampiri Kyuhyun tanpa suara.
“yang ini saja, chagi. Seperti bagus untuk cucuku nanti” aku
kenal suara itu, suara eomma Kyuhyun. “eomma” panggilku, ia dan namja itu pun
menoleh.
“eo, Haena. Kyuhyun” panggilnya. Kyuhyun memandang tidak suka
namja yang berada di samping eommanya. Jadi ini yang membuat Appa menceraikan
eomma dan mengusirnya dari rumah. Tangan Kyuhyun menggandeng dan mengajakku
meninggalkan toko. “Kyuhyun ahh” panggilan eomma tidak Kyuhyun pedulikan, ia
terus berjalan dan terus menggandeng tanganku.
Selama perjalanan pulang, Kyuhyun hanya terdiam aku pikir Kyuhyun
sedang berperang dengan emosi dan batin di dalam hatinya. Dan mungkin ia merasa
bersalah karena selama ini selalu menyalahkan Appa. Kyuhyun mengajakku ke
ruangan kerja Appa, sudah tiga kali diketuk tapi tidak ada jawaban hingga
akhirnya Kyuhyun membuka pintu sendiri.
Appa terlihat tertidur di kursi kerjanya, kami pun mendekati
Appa. Miris, saat melihat Appa masih memandang foto Eomma. Ternyata Appa masih
mencintai eomma, tapi ia malah mengkhianati Appa. “eo, Kyuhyun” Appa terbangun
dari tidurnya, saat sadar ia sedang memandang foto Eomma ia buru-buru masukkan
foto tersebut ke dalam laci. “mian, Appa jika selama ini aku selalu
menyalahkanmu tentang eomma” kata Kyuhyun.
Appa tersenyum kecil, “gwaechana, Appa mengerti. Appa juga salah
karena tidak menjelaskan alasan Appa menceraikan ibu dan mengusirnya dari
rumah” baru kali ini aku melihat Kyuhyun dan Appa sangat dekat sekali. “Appa
masih mencintai eomma?” tanya Kyuhyun. Appa terdiam sejenak, “ehm, Appa memang
masih mencintai eommamu” katanya kemudian. “tapi, Appa bahagia karena appa masih
bisa memiliki kalian” tambahnya. Kyuhyun memeluk Appa, “kau tidak mau memeluk
appa?” tanya Appa padaku. Aku tersenyum dan ikut memeluk Appa.
“dulu, aku berpikir Kyuhyun memintaku melamar gadis yang tidak
baik karena ia sering keluyuran malam hari. Tapi, saat aku melihat keluargamu
dan dirimu ternyata aku yakin jika Kyuhyun bukan melamar gadis yang salah. Aku
bahkan yakin jika kau bisa mengubah Kyuhyun menjadi lebih baik dan itu
terbukti, Kyuhyun berubah dan menjadi lebih baik” ucap Appa. Aku sedikit
tersanjung dengan ucapan Appa.
Naya
Pov
Donghae mengajakku ke sebuah pantai untuk jalan-jalan karena
suasana indah sekali. Pasir yang masih putih, air pantai yang masih biru dan
jarang orang datang kesini.
Srekk, tiba-tiba saja aku merasakan seseorang memelukku dari
belakang. Deg! Aku merasakan jika jantung berdegup lebih kencang, ku tolehkan
wajahku ke belakang ingin melihat siapa yang memelukku. “Donghae ya” ternyata
Donghae yang memelukku. Donghae tersenyum kecil, “tetaplah seperti ini untuk
beberapa menit saja” pintanya, aku tidak bisa menolak karena sebenarnya aku
senang jika Donghae memelukku.
aku mencintai Donghae sejak Haena mengenalkannya padaku. Tapi,
aku tahu jika Donghae mencintai Haena, terlihat jelas dari mata dan perhatian
yang Donghae berikan. Aku sempat putus asa untuk mengejar cintaku tapi setelah
Haena menikah dengan Kyuhyun, semangat itu datang kembali dan aku yakin aku
bisa membuat Donghae mencintaiku.
Donghae membalikkan tubuhku untuk menghadapnya, digenggamnya
kedua tanganku dan diciumnya membuatku sedikit terpesona. “Shin Naya, would you
be girl?” aku tidak percaya Donghae menyatakan cintanya padaku. “yes, I would”
jawabku. Donghae lansung memeluk erat dan aku membalas pelukannya. Aku merasa
bahagia sekali, apa yang aku kejar selama ini ternyata tidak sia-sia.
Aku memberikan kabar ini pada Haena dan Haena sangat senang sekali.
Bahkan, ia kembali menanyakan kapan kami menikah.
Haena
Pov
Aku dan Kyuhyun sedang berada sebuah restoran, kami ingin bertemu
dengan eomma setelah beberapa bulan lalu aku tidak menemuinya karena Kyuhyun
melarangku bertemu dengan eomma. Setelah aku membujuk Kyuhyun dengan ekstra
untuk bertemu dengan eomma akhirnya ia mau menemui eomma. Eomma memberikan
sebuah undangan pada kami, dan tertulis jelas nama eomma disana. “eomma, akan
menikah?” tanya Kyuhyun. “aku pikir, aku tidak bisa kembali dengan appamu.
Eomma yakin appa sudah membenciku”
“eomma, salah Appa masih mencintai eomma” kata Kyuhyun. “jika,
eomma masih mencintai Appa, eomma harus bicara dengan Appa dan katakan pada
Appa jika eomma masih mencintai Appa” tambah Kyuhyun. Eomma sempat terdiam
sejenak, “apa mungkin appamu akan menerima eomma seperti dulu?” tanya eomma
tidak yakin.
“aku yakin, Appa pasti menerima eomma kembali. Asalkan, eomma
berjanji tidak mengkhianati appa lagi” tegas Kyuhyun. “nde, eomma berjanji
tidak akan mengkhianati Appamu lagi”
Semenjak itu aku dan Kyuhyun membantu membuat Appa dan Eomma
untuk kembali lagi. aku sengaja mengajak eomma datang ke rumah, Appa sedikit
terkejut dengan kehadiran eomma tapi ia tidak mengatakan apapun ia malah masuk
ke kamarnya.
Usia kehamilanku sudah menginjak bulan ke 9 tinggal menunggu hari
kelahiran saja. Dan hingga saat ini tidak ada tanda-tanda jika Appa dan eomma
berbaikan kembali. Hingga akhirnya aku mengajak Appa untuk makan malam bersama
yang sebenarnya bukan aku yang makan bersama Appa melainkan eomma.
Aku dan Kyuhyun memperhatikan Appa dan Eomma dari luar restoran,
kami berharap semua berjalan dengan baik.
“aaa” aku merasakan sesuatu yang aneh dengan perut, sakit dan
seperti ada yang ingin keluar. “aaaa” seruku sambil memegang perutku. “kau
kenapa chagi?” tanya Kyuhyun khawatir. “oppa, perutku sakit” jawabku sambil
terus memegangi perutku. “mwo, apa kau ingin melahirkan?” tanyanya lagi.
“aaaa”jeritku lagi. “mungkin, oppa” Kyuhyun lansung menuntunku ke
mobil dan mengantarku ke rumah sakit. Selama dalam perjalanan aku terus saja
menjerit karena sakit, bahkan lenganku menjadi sasaran lapiasan kesakitanku.
Sesampainya di rumah sakit aku lansung dibawa ke ruang persalinan, Kyuhyun
menelpon keluargaku untuk memberitahu jika aku ingin melahirkan.
“mianhae, atas kesalahanku selama ini. Aku bodoh telah
mengkhianati cinta namja yang tulus mencintaiku” eomma membuka pembicaraan.
Eomma memberikan undangan pernikahannya pada Appa, Appa memandanganya dengan
wajah terkejut. “ini, undangan pernikahanku aku harap kau datang” tutur Eomma.
Appa memandang wajah eomma dengan pandangan yang sulit diartikan.
“jujur aku masih mencintaimu, Oppa. Tapi, jika takdir tidak
mengizinkan kita kembali bersama aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menikah
dengan namja lain dan itulah cara agar aku melupakanmu”
“batalkan pernikahanmu, kau tidak boleh dengan namja manapun” tegas
Appa, eomma terkejut dengan apa yang Appa katakan. “maksud Oppa?”
“nde, aku menerimamu kembali menjadi istriku. Tetap bersamaku dan
aku mohon jangan khianati cinta yang ku berikan”pinta Appa. Eomma tersenyum
senang, “nde, aku berjanji”
Kring, kring. Telepon Appa berdering dan terlihat nama Kyuhyun di
layar dengan segera ia pun mengangkatnya. “yeoboseyo”
“mwo, aku akan segera kesana” Appa menutup telepon. “Apa yang
terjadi?” tanya Eomma saat melihat mimic wajah yang kurang bersahabat dari
Appa. “Haena melahirkan, kita harus ke rumah sakit sekarang” Appa dan Eomma
lansung pergi ke rumah sakit.
“oe, oe” aku mendengar suara bayi, rasa lega pun menyelimuti
dirku. “kau berhasil chagi” ucap Kyuhyun yang selama persalinan berada di sampingku, aku
hanya mengangguk lemah. “selamat tuan, bayi Anda laki-laki” benar yang ucapkan
eomma jika bayi laki-laki.
Suster pun membersihkan bayiku, setelah bersih ia memberikannya
padaku. Matanya sama seperti mata Haena tapi hidungnya mirip denganku sedikit
mancung. “chagi ini anak kita” aku mencoba memperlihatkan kepada Haena. Haena
bahkan menangis terharu melihat bayi yang kini berada digendonganku.
Haena akan dipindahkan ke ruang rawat karena itu aku keluar
terlebih dahulu. “omo, cucuku” seru eomma saat aku membawa bayiku keluar. Eomma
lansung menimang bayiku, “yebo, liat ini cucu kita” ucapnya pada Appa. “Kyuhyun
ah” teriak Appa, Appa baru saja datang dan ia datang bersama eomma.
Appa melirik bayi yang berada digendongan Eomma Haena. “dia
cucuku?” tanyanya dan aku mengangguk pelan. Eomma mendekati Eomma Haena, Eomma
Haena sedikit heran dengan kehadiran eomma. “dia istriku” kata Appa dan
semuanya terlihat terkejut karena baik saat melamar Haena dan saat Haena
menikah mereka tidak melihat eomma hadir.
Ruangan persalianan terbuka, aku akan dipindahkan ke ruang
perawatan. “eo, chagi” Kyuhyun menghampiriku, aku hanya tersenyum kecil. Aku
melihat eomma Kyuhyun yang sedang menggendong bayiku, aku senang melihatnya
sudah kembali.
“tuan ini makan yang istri Anda” suster memberikan nampan berisi
makanan pada Kyuhyun. Kyuhyun mengangguk pelan, Kyuhyun membantu dengan
hati-hati menyuapiku.
“dia terlihat seperti copyan Kyuhyun sekali” celetuk Donghae.
“hahaha, sepertinya iya” Naya menyetujui yang Donghae katakan. Aku hanya
tersenyum kecil, “oppa, mungkin aku terlalu mencintaimu hingga bayi kita mirip
seperti dirimu”kataku lemah. Kyuhyun terkekeh, “jinjja” dia suka sekali
menggodaku. Ku cupit lengannya pelan, “au”meranganya. “sakit, chagi” katanya
kemudian. “salahmu sendiri” omelku.
“yak, kalian jangan bertengkar” tegur Heechul hyung. Aku dan
Kyuhyun lansung terdiam.
Setelah 2 hari menginap di rumah sakit aku pun diizinkan pulang.
Baik eommaku dan eomma Kyuhyun membantu merawat bayiku Cho Jihyun. Aku sempat
bingung untuk memberikan nama tapi akhirnya kami sepakat untuk memberikan nama
awal appaku dan nama belakang Kyuhyun jadilah Jihyun. Ji diambil dari nama awal
Appa sedangkan Hyun diambil dari nama belakang Kyuhyun.
Susah susah gampang merawat bayi, tapi aku menyukai kegiatan
baruku.
7
bulan kemudian
“Cho Jihyun kau harus bangunkan appamu yang malas situ” Jihyun
yang berada digendonganku hanya tertawa kecil sepertinya ia mengerti apa yang
aku katakan. Ku taruh Jihyun di atas ranjang, ia pun mulai merangkak
menghampiri Kyuhyun. ia duduk tepat di depan wajah Kyuhyun lalu dengan
santainya ia menepuk-nepuk pipi Kyuhyun. Aku hanya terkekeh melihat aksi Jihyun
membangunkan Kyuhyun.
Kyuhyun perlahan membuka matanya karena ia merasakan seseorang
menepuk-nepuk pipinya tanpa henti. “haissh, Jihyun. Appa masih mengantuk” kata
Kyuhyun, ia pun memenjamkan matanya lagi. Jihyun pun menepuk-nepuk pipi Kyuhyun
kembali. “nde, nde Appa bangun” Kyuhyun beranjak bangun, sedangkan Jihyun malah
tertawa karena berhasil membuat Appanya bangun.
“jahh, kita sarapan Jihyun jangan hiraukan Appamu yang pemalas”
aku menggendong Jihyun, “yak, aku tidak memalas” bantah Kyuhyun tapi tidak aku
pedulikan. 6 bulan lalu aku dan Kyuhyun memilih pindah rumah, aku merasa tidak
enak jika Eomma dan Appa terganggu dengan tangisan Jihyun malam-malam. Sebab
itu aku meminta Kyuhyun untuk pindah rumah, dan Kyuhyun menyetujuinya. Rumah
kami tidak jauh dari rumah Appa Kyuhyun dan rumahku, jadi aku dapat dengan
mudah berkunjung ke rumah keduanya. 2 pelayanan ikut pindah bersama kami untuk
membantuku sehari-hari.
Kyuhyun datang dengan pakaian yang sudah rapi, diciumnya keningku
dan Jihyun lalu duduk untuk sarapan bersama. “Aku akan berkunjung ke rumahku
dan rumahmu jadi kau harus menjemput kami di rumahmu” kataku sambil menyuapi Jihyun
bubur.
“nde” jawab Kyuhyun singkat. Selesai sarapan aku dan Jihyun
mengantarkan Kyuhyun sampai depan rumah untuk berangkat ke kantor.
Aku mengangkat tangan Jihyun seolah ia mengucapkan “dah dah” pada
Kyuhyun. Mobil Kyuhyun pun perlahan menjauh, aku membawa Jihyun ke dalam untuk
siap-siap pergi mengunjungi kedua orang tuaku.
Kami memiliki dua mobil tapi aku tidak mau menggunakannya baik
menyetir sendiri ataupun mencari sopir karena lebih baik aku menggunakan taksi.
“eo, Haena” Seohyun eonnie membuka pintu untukku. “annyeong
eonnie” sapaku. Seohyun eonnie tersenyum manis, ia mempersilahkan aku untuk
masuk ke dalam. “ahh, Haena. Cucuku” seru eomma saat aku datang bersama Jihyun.
Jihyun terlihat senang dengan sikap halmeoninya, Jihyun berpindah ke eomma.
“eonnie, bagaimana dengan kandunganmu” tanyaku, karena Seohyun eonnie sedang
menggandung sekitar 6 bulan.
“baik-baik saja, semuanya sangat perhatian padaku” jawabnya
lembut. Aku baru tahu mengenal Seohyun dengan baik sekarang, ternyata Seohyun
memiliki sifat yang sangat baik. Bahkan aku merasa memiliki eonnie kandung.
Appa dan Heechul oppa sedang bekerja karena itu di rumah hanya
ada eomma dan Seohyun eonnie. Aku senang melihat eomma bahagia bermain bersama Jihyun.
3 jam bermain, aku pun pamit karena harus mengunjungi Appa dan
Eomma Kyuhyun. Sama seperti sikap eommaku, eomma Kyuhyun sangat senang dengan
kehadiranku bersama Jihyun. Appa tidak lagi bekerja setelah Kyuhyun
menggantikannya, ia hanya datang sekali-kali untuk mengontrol pekerjaan Kyuhyun
dan sejauh ini pekerjaan Kyuhyun dilakukannya dengan benar.
“eo, kalian mau pulang jam berapa?” tanya eomma mengingat waktu
sudah menunjukkan pukul 5 sore, Jihyun juga sudah bangun dari tidurnya. “oppa,
akan menjemput kami eomma” jawabku dan kemudian terdengar bel berbunyi.
“ahh, itu pasti Kyuhyun” tebakku dan benar Kyuhyun datang untuk
menjemputku dan Jihyun. Melihat Kyuhyun datang, Jihyun lansung mengangkat
tangannya ingin digendong oleh Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum kecil, “aissh, anak
Appa tampan sekali seperti Appa” aku hanya geleng-geleng kepala, aku baru tahu
jika Kyuhyun memiliki sifat percaya tinggi sekali.
“Apa semua berjalan dengan baik?” kini giliran Appa yang
bersuara. “nde, tentu saja Appa” jawab Kyuhyun. “sebentar lagi waktu makan
malam tiba, kalian makan malam bersama kami saja” ujar Eomma.
Aku memandang ke arah Kyuhyun, “eo, baiklah” jawab Kyuhyun.
Biasanya Kyuhyun tetap ingin makan malam di rumah meskipun sebentar lagi waktu
makan malam. Kyuhyun pun menyuruhku untuk memberitahu pelayan rumah jika kita
makan malam bersama. Bahkan pelayan disuruh memakan makanan malam jika sudah
disiapkan.
Biasanya aku yang menyuapi Jihyun makan tapi kini eomma yang
menyuapi Jihyun. Aku merasa bahagia bisa menjadi salah satu keluarga Cho.
“Bagaimana keadaan eomma dan Appa?” tanya Kyuhyun saat kami dalam
perjalanan pulang. “mereka baik-baik saja” jawabku. Bunyi suara psp membuat
kami memandang ke arah Jihyun. Ternyata, ketika aku dan Kyuhyun sibuk
mengobrol, Jihyun malah sibuk mencari mainan dan menemukan psp Kyuhyun di
dashboard mobil.
“yak, pspku” lirih Kyuhyun, aku memandang Kyuhyun dengan tatapan
tajam, “yang memainkan psp itu anakmu tuan cho, bukan orang lain” omelku. “Jihyun,
kau jangan bermain ini nde. Yang lain saja” Aku tidak mau jika Jihyun akan
maniak game seperti Kyuhyun. Aku pun mengambil psp tersebut tapi wajah Jihyun
yang tadi terlihat senang tapi kini berubah seperti ini menangis. “haissh,
uljima. Nde, eomma berikan” aku terpaksa memberikan psp itu kembali. Jihyun
kembali terlihat senang, ia senang mendengar suara yang keluar dari psp dan
gambar dari tokoh permainan psp.
“sepertinya benar apa yang dikatakan Donghae oppa. Jihyun memang
fotocopyanmu” celetukku. Kyuhyun hanya terkekeh mendengarnya.
--
Aku dan Jihyun berniat memberikan kejutan kepada Kyuhyun yaitu
datang di kantor saat jam makan siang. Sebenarnya alasan tepat aku datang ke
kantor Kyuhyun karena aku tidak suka diam di rumah, aku ingin menyibukkan
diriku.
“Apa, Kyuhyun ada?” tanyaku pada Sekretaris Kyuhyun. “Sajangnim,
senang ada meeting. Anda bisa menunggunya di dalam” jawab Sekretaris Kyuhyun
sopan. Aku tersenyum kecil, “nde, aku akan menunggunya di dalam” aku pun
menggendong Jihyun masuk ke dalam ruangan tersebut. “aku kira berita yang
mengatakan sajangnim sudah menikah itu bohong tapi ternyata benar bahkan ia
sudah memiliki anak” gerutu Sekretaris Kyuhyun.
Aku sempat terkejut ternyata sekretaris Kyuhyun sangat cantik dan
umurnya bisa dibilang tidak jauh dariku tapi aku buru-buru menghapus pikiran
jelekku. “Sajangnim, ada yang menunggu Anda di ruangan Anda” saat Kyuhyun
kembali dari meetingnya. “eo, nugu?” belum sempat sekretaris menjawab Kyuhyun
sudah membuka pintunya terlebih dahulu.
“eo, Chagi” aku pun menoleh saat Kyuhyun memanggilku. “oppa”
panggilku balik, seperti biasa Jihyun lansung mengangkat tangannya minta
digendong oleh Kyuhyun. “omo, anak Appa” Kyuhyun selalu mengatakan seperti itu
setiap kali mengendong Jihyun.
“kenapa kau kesini?” tanya Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya
pada Jihyun yang sedang tertawa. “eo, aku bosan di rumah, karena itu aku datang
kesini. Eo, lagipula kita bisa makan siang bersama bukan” ajakku. Kyuhyun
mengalihkan pandangannya padaku, “eo, kajja” katanya kemudian. Aku beranjak
dari sofa dan mengikuti langkah Kyuhyun, “aku makan siang dahulu” imbuh Kyuhyun
pada sekretarisnya. “nde, sajangnim” sekertaris itu menjawab dengan sopan.
Selama berjalan menuju kantin banyak karyawan Kyuhyun yang
memperhatikan kami terutama karyawan yeoja, aku bahkan bisa mendengar bisikkan
mereka yang tidak percaya jika Kyuhyun sudah menikah.
“Jihyun ahh, sepertinya Appamu adalah idola karyawan yeoja di
kantornya” Jihyun hanya tertawa kecil saat aku mengajak berbicara. “Jihyun ahh,
eommamu cemburu pada Appa” Jihyun yang tadi hanya tertawa kecil kini berubah
menjadi tertawa senang. Aku menatap Kyuhyun tajam, sebaliknya Kyuhyun menatapku
dengan sambil tersenyum manis.
“hocongma, aku hanya mencintaimu dan Jihyun. Kalian adalah
malaikatku” jujur aku tersentuh dengan perkataan Kyuhyun. aku hanya bisa
mengangguk sekenanya.
Esoknya Kyuhyun membalas memberikanku kejutan tapi aku masih
belum tahu apa kejutan yang ia berikan ia hanya mengatakan “aku akan memberikan
kejutan padamu” hanya itu saja . aku dan Jihyun menunggu kepulangan Kyuhyun,
aku sempat terkejut saat Kyuhyun datang bersama sebuah mobil pengangkut barang.
Aku bisa melihat dengan jelas jika mobil barang tersebut mengangkut piano.
“taro di dalam dan jangan sampai rusak” perintah Kyuhyun pada
pengurus barang tersebut. Ia menghampiriku yang menggendong Jihyun. Ia diambil Jihyun,
“eo, untuk apa piano itu?” tanyaku heran. “ kau akan tahu sebentar lagi”
Kyuhyun membuatku penasaran. Piano tersebut sudah diletakkan dengan rapi para
pengakut piano itupun pergi, Kyuhyun pun
mengetes tuts piano dan piano masih dalam keadaan baik. aku memperhatikannya
sambil berdiri. Kyuhyun memandangku, “kajja, anju” Kyuhyun menyuruhku untuk
duduk disampingnya. Aku pun mengambil Jihyun dari pangkuan Kyuhyun. Kyuhyun
perlahan memainkan pianonya, ia juga mulai bernyanyi.
Sungguh, suara Kyuhyun sangat bagus. Aku tidak tahu jika Kyuhyun
bisa bernyanyi dengan sebagus itu. “eo, Oppa aku tidak tahu kau pandai
bernyanyi” Kyuhyun tersenyum kecil, “jika, kau memiliki janji akan memberikan
ciuman pertamamu pada suamiku. Aku berjanji pada diriku, aku akan bernyanyi
untuk pertama kalinya untuk istriku” aku tidak tahu apa yang harus ku takakan
untuk menjawab perkataan Kyuhyun yang menurutku sangat membuatku terkesan.
Kyuhyun memelukku, “aku bahagia bisa menjadi suamimu dan aku
bahagia menjadi Appa dari Cho Jihyun” tidak aku rasa, aku menangis karena
terharu. Kyuhyun melepaskan pelukannya, ia kini memandang wajahku, disekanya
airmataku yang masih mengalir, “uljima, aku berjanji tidak ada airmata keluar”
aku hanya bsia mengangguk pelan, Kyuhyun kembali memelukku.
Sungguh, aku berterimakasih kepada Seohyun Eonnie, tanpanya aku
tidak mungkin bisa hidup bersama Kyuhyun seperti sekarang. Tanpanya, aku tidak
mungkin menjadi istri dari Kyuhyun dan eomma dari Cho Jihyun, buah hatiku
bersama Kyuhyun.
Tuhan, aku bahagia hidup bersamanya dan aku harap kebahagian ini
akan terus bersama denganku. Amin
-
END –
No comments:
Post a Comment