Thursday, 10 July 2014

Jebal Nae Gyeothe Isseojweo



Brakkk

“eomma” jerit Haena, ia terbangun dari tidurnya karena mimpi itu datang lagi. Tak lama pintu kamarnya pun terbuka, terlihat sosok namja yang lain adalah Heechul oppanya lansung menghampirinya.

“Chagi, gwaechana?” tanya khawatirnya, dipelukknya tubuh Haena dengan erat. “mimpi itu datang lagi oppa” lirih Haena. Heechul mengusap kepala Haena, “lupakan mimpi chagi, jangan pikirikan mimpi itu” pinta Heechul, Haena hanya mengangguk pelan dalam pelukkan Heechul.

“Eomma, jangan lakukan ini pada Haena” batin Heechul.


Paginya seperti biasa sebelum berangkat ke kantor dan sekolah. Heechul dan Haena selalu meluangkan diri untuk sarapan bersama. Heechul hanya tinggal berdua dengan Haena. Appa Heechul sudah meninggal sejak 10 tahun yang lalu saat itu Heechul baru berusia 7 tahun dan Haena 5 tahun. Eomma Heechul bekerja keras membesarkan Heechul dan Haena. Tapi, takdir berkata lain 6 bulan yang lalu, Eomma Heechul menyusul Appa Heechul untuk pergi selamanya. Eomma Heechul meninggal karena kecelakaan, mobilnya tertabrak kereta saat ingin berjalan kembali ke rumah dari Bandara. Kecelakaan tersebut masih ditangani oleh pihak kepolisian. Tapi, hingga sekarang belum ada kejelasan tentang kecelakaan tersebut.

Ia pergi meninggalkan sebuah perusahaan yang cukup besar dalam bidang property bahkan namanya sudah terkenal di seluruh Korea. Karena itu, kepergian yang sangat tragis membuat banyak tanda tanya. Kepergian Eomma Heechul pun membuat Heechul harus mengganti posisinya sebagai Presdir di Perusahaan Daewo. Meskipun, bisa dibilang usia Heechul masih terbilang sangat muda. Tapi, Heechul bisa membuktikan jika ia mampu menggantikan posisi Eommanya.

Haena adalah adik yang sangat Heechul sayangi, keadaan Haena pasca kepergian Eomma mulai membaik. Hanya saja ia sering mimpi buruk mengenai kecelakaan yang menimpa eomma. Haena bercerita jika eomma seperti ingin memberitahu kalau kematian bukan karena murni kecelakaan. Seperti hal kejadian tadi malam, melihat itu Heechul khawatir ia berharap bukan Haena yang dimimpikan Eomma tapi dirinya.

“Pagi, Oppa” Haena datang dengan seragam rapi sekolahnya. Heechul tersenyum kecil, melihat adiknya yang kini sudah bertambah dewasa. Haena duduk disamping Heechul, ia pun memakan sarapan yang telah disiapkan oleh pelayan.

“Apa oppa, perlu mengantarmu hari ini?” pertanyaan Heechul membuat Haena menghentikan aktivitas makanannya. Haena mengerutkan kening tanda bingung, “waeyo oppa?” Haena balik bertanya. Heechul terdiam, ia ingin mengatakan kalau ia mengkhawatirkan Haena tapi ia tidak mungkin mengatakannya. Melihat Heechul yang terdiam, Haena pun mengenggam tangan Heechul, membuat Heechul menoleh kearahnya, “Geokjongmaseo Oppa, Nan jeongmal gwaechana” Kata Haena mencoba menyakinkan Heechul. Heechul tersenyum simpul dibalasnya genggaman tangan Haena.

“Maaf, Nona. Teman anda sudah datang” Pelayan memberitahu jika teman Haena sudah datang menjemput. “annyeong Heechul Oppa” sapa 3 teman Haena dengan nada yang dibuat sok imut. Haena hanya geleng-geleng kepala melihat sikap ketiga temannya yang selalu seperti itu jika datang ke rumahnya. “Oppa, kau tambah tampan saja” Puji Ririn.

“Jinjayo?” Heechul sendiri malah senang menggoda Teman” Haena. “nde, Oppa” jawab Ririn mantap.

Haena beranjak dari kursi, dirapihkanya seragam yang ia kenakan “Oppa, aku berangkat ya. Oppa hati-hati” pamit Heechul sambil mencium kedua pipi Heechul. “nde, chagi”

Haena pun berangkat, Teman Haena memang selalu datang untuk menjemput Haena ke sekolah. Mobil Ririn memasuki parkiran sekolah. Mereka keluar dari mobil, ternyata mereka tiba bersamaan dengan mobil Donghae, ia datanga bersama Henry dan Ryeowook. Donghae, Ryeowook dan Henry adalah teman namja yang dekat dengan Haena. Mereka pun saling sapa satu sama lain.

Dua mobil mewah berhenti tempat di samping mobil Ririn dan Donghae, Haena dan yang lain terdiam sambil memandang ke dua mobil tersebut. Tak lama keluarlah Kyuhyun, Rachel dan teman-temannya. Haena memandang ke arah Kyuhyun begitupula dengan Kyuhyun namun Haena lansung buru-buru mengalihkan pandangannya. “Chingu-ya, Keullaseu kaja” ajak Haena kepada temannya, teman-teman mengangguk lalu mengikuti apa yang diucapkan Haena.

Ansan High School merupakan sekolah kelas atas, semua murid yang bersekolah disana merupakan murid dari orang tua yang seorang pengusaha. Kelas atas bukan berarti semua murid sama, di Ansan ada dua Kelompok yang menduduki peringkat atas. Yaitu, The Rich dan The Highest.

The Rich terdiri Haena, Ririn, Donghae dan kawan-kawan sedangkan The Highest terdiri dari Kyuhyun, Rachel dan kawan-kawan. Kedua kelompok ini adalah kelompok yang paling menonjol karena diisi oleh murid yang sangat kaya.

Haena, Ririn dan kedua Temannya berbeda kelas dengan Donghae dkk. Haena sekelas dengan Rachel dkk. Begitupula Donghae sekelas dengan Kyuhyun dkk.

Kringgggg…
Bel istirahat berbunyi, Haena pun merapihkan bukunya ke dalam tas. “kaja” Naya memang selalu antusias jika mengenai makanan. Sebelum ke kantin, Haena, Ririn dan Naya menghampiri kelas Donghae untuk mengajak makan bersama seperti biasa. “Donghae ha ..” Ajakkan Haena terputus, ketika ia ingin masuk ke dalam kelas Donghae ternyata Kyuhyun dan teman-temang tengah berdiri di depan pintu. Haena dan Kyuhyun kembali perpandangan dalam diam. “mian” Haena pun melangkah masuk ke dalam kelas menemui Donghae, Henry dan Sungmin yang sedang membereskan buku. “Kaja, hamokcha” ajak Haena samabil tersenyum kecil. Kyuhyun memperhatikan Haena dari tempatnya dalam diam. “Kyuhyun- ya, kaja kita ke kantin” Ajakkan Rachel membuat Kyuhyun mengalihkan perhatiannya. Kyuhyun mengangguk dan berjalan menuju ke kantin. Rachel memperhatikan pandangan Kyuhyun sebelumnya dan ia tahu bahwa Kyuhyun sedang memperhatikan Haena.

Kantin Ansan dibagi 3 bagian, yaitu bagian pertama untuk kelompok The Highest, bagian kedua untuk kelompok The Rich dan bagian ketiga untuk murid yang tidak tergabung dalam kedua kelompok tersebut.

“Kau tidak makan?” Rachel bertanya pada Kyuhyun yang sedari tadi hanya bermain game di psp kesayangannya. “ani, aku tidak nafsu makan” Jawab Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya. Rachel hanya mengangguk kecil, ia sudah terbiasa dengan jawaban yang dilontarkan Kyuhyun.

Disisi lain kehangatan menyelimuti kelompok The Rich. “Manhi Mogo” ucap mereka serempak. Mereka melahap dengan nikmat makan yang terhidang di meja mereka. Bahkan mereka mencipipi makanan satu sama lain. “Ryeowook-ah, kau harus banyak makan agar tubuh lebih berisi” tutur Ririn. Ryeowook hanya tersenyum manis dan mengangguk.

Haena Pov

Sudah berulang kali aku memandangi jam dinding, sekarang jam menunjukkan pukul 8 malam tapi Heechul oppa belum pulang dari kantor. Ia bahkan sama sekali tidak memberi kabar jika hari ini ia akan telat pulang, aku benar-benar mengkhawatirkannya.

“Nona, sebaiknya Nona tidur saja. Tuan, akan baik-baik saja” Pelayanku sudah beberapa kali menyuruhku untuk tidur tapi tak ku hiraukan. Aku tidak mungkin tidur disaat Heechul oppa belum pulang. Tapi aku tidak bisa bohong kalau sebenarnya aku lelah dan mengantuk. Aku menghela nafas, “Baiklah aku tidur” aku melangkah naik ke atas menuju kamarku. Ku rebahkan tubuhku di atas ranjang dan menyelimuti tubuhku dengan selimut. Perlahan-lahan mataku tertutup dan mulai tertidur.

Mobil Heechul memasuki perkarangan rumah, pelayanan pun segera membukakan pintu ketika ia masuk. “Haena, sudah tidur?” tanya Heechul pada pelayan yang membukakan pintu untuknya. “Nde, tuan. 2 jam lebih Nona menunggu anda. Saya khawatir jadi saya menyuruhnya untuk istirahat terlebih dahulu”. Heechul mengangguk mengerti atas penjelasan pelayanannya. Ia pun berjalan menuju kamar Haena. Dibukanya pintu kamar Haena dengan perlahan. Terlihat seorang adikinya yang sedang tertidur dengan nyenyaknya. Heechul mendekati Haena, diusapnya kepala Haena. “mian, telah membuatmu menunggu” sesalnya, diciumnya kening Haena. Setelah itu pun Heechul meninggalkan kamar Haena.

Jam tepat menunjukkan pukul 6 pagi, aku sudah rapi dengan seragam sekolahku. “Yeppuda” aku memuji diriku sendiri saat melihat pantulan wajahku di kaca. Aku menyukai wajahku yang mirip sekali dengan wajah eomma.
Aku berjalan menuju meja sarapan, aku bisa melihat Heechul oppa yang sedang membaca koran pagi. “pagi oppa” sapaku seperti biasa, Heechul oppa melipat Koran yang dibacanya. Ia lansung memandangku, “waeyo?” tanyaku heran, karena ia memandangku dengan tatapan aneh.
“mian, tadi malam tidak memberi kabar jika oppa terlambat pulang” tuturnya. Aku tersenyum kecil, “gwaechana oppa, aku mengerti tentang itu” Heechul tersenyum kecil diusap-usapnya kepala Haena, ia berterimakasih atas sikap pengertian adiknya itu.

**
Tempat yang aku sukai di Ansan adalah taman belakang sekolah , tempat itu adalah tempat yang paling tenang dan sepi dari hiruk pikuk murid. Aku paling senang menghabiskan waktu disini entah untuk membaca buku atau ketika aku butuh waktu untuk sendiri. Namun kali ini ketenanganku terganggu saat aku mendengar suara berisik dari arah kananku. Aku mencari sumber suara itu, ternyata suara tersebut berasal dari suara psp yang Kyuhyun mainkan. Aku memandang wajah Kyuhyun yang terlihat serius bermain game. Terlihat sekali jika ia sangat berkonsentrasi dalam memainkan permainannya. Tiba-tiba saja Kyuhyun mengpause permainannya membuatku tersadar dari pandanganku. Ia memandangku dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan.

“eo, mian, aku akan pergi” Kyuhyun masih memandangku dengan pandangan yang tidak berubah, aku pun buru-buru pergi dari hadapan Kyuhyun. Kyuhyun memperhatikan yeoja yang baru saja melangkah pergi dari hadapannya. Setelah sosok yeoja itu benar-benar pergi ia kembali melanjutkan permainannya.

Malamnya aku kembali teringat kejadian tadi, aku sering sekali bertabarakan pandangan Kyuhyun dan pandangan Kyuhyun tidak pernah berbeda dengan pandangan sebelumnya. Aku sama sekali tidak pernah berbicara dengan Kyuhyun. Kyuhyun pun jarang membalas ketika aku berbicara. Seperti halnya tadi seharusnya ia menjawab “nde” tapi ia malah diam. Kepribadian Kyuhyun sangat tertutup mungkin karena aku tidak begitu mengenalnya dengan baik. Sebenarnya aku, Donghae dan Kyuhyun selalu sekolah di sekolah yang sama sejak sekolah dasar tapi aku tidak pernah satu kelas dengan Kyuhyun. Lain dengan Donghae, aku sering sekali mendapat kelas yang sama karena itu aku lebih dekat dengan Donghae. Sampai sekarang dan terbentuknya The Rich yang sebenarnya tidak aku inginkan.
Orang tua Kyuhyun merupakan pesaing terberat perusahaan Eomma yang sekarang ditanggani oleh Heechul Oppa. Karena itu Heechul oppa harus bekerja keras agar perusahaan Daewo bisa berjalan dengan baik.

Esoknya aku kembali bertemu Kyuhyun ditempat yang sama bedanya aku tidak pergi seperti kemarin. Aku memberanikan diri untuk duduk di samping Kyuhyun yang sedang bermain psp. Aku memandang lurus ke depan, “aku kira hanya aku yang menyukai tempat ini, ternyata kau juga menyukainya” ku coba untuk mengajaknya berbicara.

“Aku menyukai tempat ini karena tempat ini tenang. Aku bisa menenangkan pikirkanku disini” aku menoleh kea rah Kyuhyun, aku ingin tahu sikap Kyuhyun setelah aku mencoba mengajaknya berbicara. Tapi, ternyata Kyuhyun tidak merespon dengan baik ia malah tetap bermain pspnya. Aku hanya tersenyum kecil, “aku pergi, sampai bertemu lagi” pamitku lalu berjalan meninggalkan Kyuhyun. Kyuhyun kembali memperhatikan punggung yeoja yang perlahan menjauh dari tempatnya. Setelah memastikan sosok yeoja itu pergi, ia kembali memainkan pspnya.

“Mianhae, sunbaenim aku tidak sengaja” Aku melihat kerumuman siswa saat aku berjalan untuk kembali ke kelas. Aku tidak tahu apa alasan mereka berkurumun seperti itu. Ku langkahkan kaki menuju kerumunan itu, dan menorobos masuk. Ku lihat seorang yeoja sedang menangis sambil duduk di lantai, dan aku tahu biang dari ini semua Rachel. “Maafmu tidak berguna padaku, lagipula maafmu tidak bisa mengembalikan keadaan sepatuku seperti semula” Rachel menyodorkan sepatunya yang kotor akibat tumbahan jus dan aku yakin yeoja itu yang menumpahkannya. Rachel mendekati wajah yeoja tersebut, dipegangnya wajah yeoja tersebut “Bahkan ketika kau menjual semua kekayaan keluargamu pun tidak cukup membeli sepatu ini”

“Gumanhae” ucapku, aku tidak melihat sikap Rachel kepada yeoja tersebut. Ucapanku yang lumayan keras sontak membuat semua pasang mata memandang ke arahku termasuk Rachel ia tersenyum sinis kepadaku dilepasnya tangannya dari wajah yeoja itu dengan kasar. Aku menghampiri yeoja itu lalu membantu berdiri, “gwaechana?” tanyaku padanya, ia hanya mengangguk pelan. “Jika kau mau sepatu yang baru aku bisa membelikannya untukmu bahkan sama seperti milikmu. Kau hanya cukup memberikan alamat rumahmu agar aku bisa mengantar sepatu tersebut. Tapi jangan perlakukan dia seperti ini, kau sungguh tidak manusiawi” Rachel memandangku penuh tatapan penuh amarah. Ku gandeng yeoja tadi mengajaknya pergi, tak ku pedulikan tatapannya padaku

“dimana kelasmu?” tanyaku pada yeoja tersebut. “Aku kelas 1, sunbae” jawabnya lemah. “Eo, kau adik kelasku” dan ia hanya mengangguk pelan. “siapa namamu?” tanyaku lagi. “Cherry, Kim Cherry imnida” aku tersenyum kecil, “Nan..”

“Kim Haena” Cherry memotong ucapanku, “kau mengenalku?” Cherry tersenyum kecil ia menganggukkan kepalanya, aku merasa tersanjung jika Cherry mengenalku sebelum aku memperkenalkan diri padanya.

Aku kembali ke kelas setelah mengantar Cherry sampai di kelasnya, dengan santainya aku duduk di tempatku. Rachel dan teman-temannya menghampiriku, digebraknya mejaku membuatku menatap wajahnya. Temanku yang lain pun lansung menghampiriku, “jangan pernah mengurusi urusanku” omelnya padaku. Rachel membuang nafas “ahh, kau berusaha menjadi pahlawan” sinisnya padaku.

“Terserah apa yang kau katakan tapi aku tidak bisa melihat seseorang menangis karena hal sepele” aku menjawabnya dengan tentang, terlihat kilatan amarah di mata Rachel.
“Annyeong Hakseng” Sapaan Kangin sem pun membuat Rachel terpaksa membuatnya menahan amarahnya dan kembali duduk ke kursinya. “Apa yang terjadi?” Bisik Ririn “eobta, dwaesseo” Ririn tidak bertanya lagi.

Kyuhyun Pov

Aku pusing saat melihat Rachel yang tidak bisa diam sedari tadi, sepertinya ia sedang naik darah. Aku dengar hari ini kalau ia dipermalukan oleh Haena, rival besar Rachel. Yeoja yang beberapa hari ini selalu aku temui di taman belakang sekolah.

“Yak, Rachel bisakah kau diam” kesalku, aktivitas bermain gameku terganggu karena ia yang mondar mondir tidak jelas. Tapi, ucapanku tetap tidak gubris olehnya.
“aku punya ide” dengan senyum yang merekah di wajahnya ia duduk disampingku. Aku tahu ada yang tidak aneh dengan senyumannya. Aku kenal Rachel karena dia adalah sepupuku sekaligus teman satu kelompokku. “mwo” tanyaku datar pura-pura tidak tertarik dengan ide Rachel.

“Buat yeoja itu jatuh cinta dan tinggalkan dia” Usulnya dengan wajah berbinar-binar. “Siapa yang akan melakukannya?” tanyaku lagi. Aku merinding saat ia memperlihatkan senyuman sok manisnya padaku. “Kau”
“Apa yang ku dapatkan jika kau berhasil?” tanyaku. “Aku akan memberikan mobilku sebagai bayarannya” aku sedikit menimbang-nimbang sesaat. “ok”
**
Aku kembali bermain psp di taman belakang sekolah, sebenarnya aku tidak berniat main tapi aku menunggu yeoja itu. Tapi, sudah setengah jam aku menunggu ia belum datang juga. Aku menabrak seseorang ketika aku  membalikkan badanku berniat kembali ke kelas karena ia tidak kunjung datang. Untungnya tidak membuatnya terjatuh karena aku lansung sigap menangkap pinggangnya. Ternyata aku menabrak seseorang yang ku tabrak adalah yeoja yang sedari tadi aku tunggu. Wajah cantiknya dapat ku lihat dengan jarak lumanyan dekat. Entah apa yang ada di otakku tapi perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. “Yak, apa yang mau kau lakukan?” Intrupsi Haena membuatku menjauhkan wajahku dan membantu kembali berdiri. “Animida” bohongku, lalu pergi begitu saja meninggalkannya yang masih termanggu dengan sikap yang baru saja ingin aku lakukan.
Aku gusar saat kembali ke kelas entah meruntuki kebodohanku atau alasan lain. “Apa yang terjadi?” tanya Tan. “Ah, ani” bohongku lagi. Tan memperhatikan ku seksama sepertinya ia tidak sepenuhnya percaya dengan jawaban yang ku berikan. Namun, ia tidak bertanya lagi ia kembali ke kursinya mungkin ia juga tidak berani bertanya lagi padaku.
Aku menoleh ke arah Donghae yang sedang membaca buku. Aku yakin jika Donghae menyukai juga Haena aku tahu karena sejak sekolah dasar dulu aku selalu memperhatikan mereka berdua.
Esoknya aku kembali bertemu dengan Haena ia lebih dulu datang daripada aku. Ia tidak melakukan apapun hanya memandang lurus. Aku pun duduk di sampingnya tanpa mengatakan apapun. Aku lihat ia sedikit kaget namun ia memberikan senyum kepadaku. “Jika kau merasa aku menganggu aku bisa pergi” ucapnya padaku, aku menoleh memandangnya. “Tetaplah disini, temani aku” sepertinya jawaban yang aku berikan tidak sesuai yang dipikirkannya. Apa ia berpikir jika aku menyetrujui pergi ? Iaterlihat kaget dan senang bercampur di wajah cantiknya. Ia menganggukkan kepalanya dan kembali duduk di sampingku.
Aku mengalihkan pandanganku ke arah depan memandangi taman yang tidak pernah berubah semenjak aku menginjakkan kaki disini. Tidak ada pembicaraan antara aku dan Haena sampai bel pulang berbunyi kami hanya diam.
Jujur aku sudah menyukai Haena sejak sekolah dasar, terdengar aneh karena anak berusia sangat dini sudah menyukai yeoja. Tapi itu kenyataan , aku menyukai sifat sederhana dan rentah hati yang ia miliki.
Sebenarnya aku tidak juga tidak setuju dengan permintaan Rachel yang menyuruhku membuat Haena jatuh cinta dan meninggalkannya. Aku akan membuat jatuh cinta padaku tapi tidak ada niat untuk meninggalkannya.
“Apakah kau sudah mencoba mendekati yeoja itu” Rachel menemuiku di rumah, dengan santainya ia masuk ke kamarku. “Belum” jawabku pendek.
“Mwo. Yak, Kyuhyun-ah kau tidak mau membantuku hah” cecarnya padaku, suara cemprengnya itu sangat menganggu pendengaranku. “Jangan keluarkan suara cemprengmu atau aku tidak membantumu sama sekali”ancamku.
Rachel pun lansung bertingkah sok manis sekarang membuatku mual, “Nde, tapi kau harus membantuku ya” tanyanya padaku. Aku menghela nafas pendek lalu mengangguk pelan.

Haena Pov

Shindong sem baru mengumumkan jika besok diadakan acara perkemahandan semua murid kelas 3 wajib mengikuti karena ini bentuk sebuah refreshing diri sebelum ujian yang tinggal menghitung beberapa hari lagi. Aku pun menyiapkan keperluan yang dibutuhkan besok setelah mendapatkan persetujuan oleh Heechul oppa kalau aku boleh mengikuti acara tersebut. Semenjak, Eomma pergi Heechul sangat protektif padaku ia jarang sekali mengizinkan aku pergi meskipun itu hanya menginap disalah satu rumah temanku.
Heechul oppa mengantarku ke sekolah karena barang bawaan yang cukup banyak. “Jangan lupa memberikan berita kepada oppa. Oppa tidak ingin terjadi sesuatu padamu. Ok” pesan Heechul Oppa sebelum ia meninggalkan sekolahku. “Nde, oppa.” Heechul mengacak-acak rambut ku pelan, dicium keningku pelan lalu ia pamit pergi untuk berangkat ke kantor.
Aku masuk ke dalam sekolah untuk mencari bus yang bertuliskan kelasku. Setelah menemukannya aku pun masuk ke dalam, ternyata teman-temanku yang lain sudah datang terlebih dahulu jadi aku tidak susah-susah mencari kursi untukku.
Tempat perkemahan dipilih di kawasan jeju karena masih banyak pohon disana dan cocok sekali untuk melakukan kegiatan kemah. Sesampainya, semua muria lansung membuat tenda untuk kami tidur. Ternyata memasang tenda susah susah gampang kami sedikit kesulitan untungnya Donghae dan yang lain membantu kami. Kami membangun tenda bersama bahkan Henry mengabadikan moment bersama kami dengan kamera.
Kyuhyun terdiam melihat keceriaan mereka, “Keceriaan itu akan segera hilang dan berganti dengan kesedihan” Rachel tiba-tiba saja datang dan kini berdiri di samping Kyuhyun sambil tersenyum licik lalu pergi saja meninggalkan tanda tanya dari kalimata yang baru ia ucapakan.
Acara hari ini selesai semua murid pun diperbolehkan untuk istirahat di tenda. Tapi, tidak untukku aku ingin berjalan-jalan sebentar. Tak jauh dari tempat perkemahan aku melihat ada sebuah api ungun, ku dekati api ungun tersebut dan duduk disana.
Ku rasakan rasa hangat menyelimuti bagian belakangku ternyata Kyuhyun datang lalu menyelimuti bagian belakang tubuhku dengan jaket tebalnya. Aku sempat terkejut dengan apa yang ia lakukan. “Apa kau kedinginan?” tanyanya padaku. “Jeom” jawabku sambil tersenyum, ia duduk di depanku diusap-usapnya kedua tangannya secara bersamaan lalu tangannya tadi menyentuh kedua pipiku menyalurkan rasa hangat dari gesekkan kedua tangannya. Aku merasakan jika pipiku memanas entah karena hangat atau alasan lain. Kyuhyun mengulanginya berulang-ulang kali bahkan ia memegang tanganku untuk memberikan kehangatan pada tanganku. Aku terkesima dengan sikap Kyuhyun, ternyata Kyuhyun memiliki sikap hangat seperti ini.
“Sudah lebih baik?” Nadanya yang lembut membuatku terhipnotis lalu menganggukkan kepala. Kyuhyun kembali duduk di sampingku, “Temaniku malam ini aku ingin melihat langit dengan penuh bintang di hutan lapang seperti ini” sepertinnya aku benar-benar sudah terhipnotis, aku menganggukkan kepala untuk kedua kalinya.
Kyuhyun menyentuh kepalaku, ia menuntunkan kepalaku untuk bersandar dipundaknya. Aku mengikutinya dan aku bisa mendengar jika Kyuhyun perlahan-lahan bernyanyi. Aku baru tahu kalau Kyuhyun mempunyai suara yang sangat merdu dan itu membuatku merasa nyaman dan perlahan aku tertidur.
**
Terik matahari menganggu ketenangan tidurku, aku mengerjapkan mataku dan perlahan-lahan terbuka dengan sempurna. Aku merasakan ada berat dikepalaku, aku melirik ke atas ternyata kepala Kyuhyun bertumpu di kepalaku. Dan apa ini, aku memeluk tangannya dan tangan kami yang saling menggenggam. Aku tidak percaya jika semalaman kami tidur dengan posisi seperti ini.
Kyuhyun perlahan-lahan membuka matanya. Kepalanya kembali tegak setelah tadi bertumpu dikepalaku begitu pula denganku yang bertumpu pada pundaknya. “achim” sapanya sambil tersenyum. Untuk pertama kalinya aku melihat Kyuhyun tersenyum setelah beberapa tahun melihatnya. “achim” balasku sambil tersenyum pula.
Kyuhyun beranjak dari tempat duduknya, “lebih baik kita kembali ke tempat kemah. Aku takut temanmu mencarimu” Ujarnya, ia mengulurkan tangannya dihadapanku, aku sedikit bingung kenapa Kyuhyun mengulurkan tangannya tapi aku baru mengerti setelah Kyuhyun membantuku berdiri. Aku pun melepaskan jaket dari bagian belakangku. “gomawo” ucapku sambil mengembalikan jaket Kyuhyun, Kyuhyun hanya mengangguk. Aku membungkukkan badan setelah itu pamit pergi terlebih dahulu. Kami tidak mungkin kembali bersama karena akan menimbulkan tanda tanya nantinya.
“Yak, Haena kau kemana saja? Kau tidak tidur di tenda? Kau tidur dimana semalam?” pertanyaan demi pertanyaan keluar dari mulut Ririn dan Naya. “eo, aku baru kembali dari kamar mandi. Aku tidur di tenda hanya saja aku bangun lebih dahulu. Karena, aku merasakan sakit perut” ucapku sambil mempraktekkan gaya orang sakit perut. Untungnya teman-temanku percaya begitu saja.
Acara malam ini adalah jalan malam bersama. Murid-murid akan dijadikan satu pasangan yaitu yeoja dan namja. Dan, pembagian tersebut dilakukan dengan kocokan. Shindong mengocok bagian yeoja terlebih dahulu, keluarlah satu nama. Ia pun membukanya, “Kim Haena” ucapnya lantang membuatku penasaran dengan siapa aku akan jalan malam.
“Cho Kyuhyun”
“Mwo” ucapku dan temanku yang lain termasuk Donghae dkk. “Aishh, kenapa kau harus bersama namja dingin itu” rengek Ririn. “Gwaechana” aku mencoba menenangkan Ririn, aku pun menoleh ke arah Kyuhyun penasaran bagaimana sikapnya saat tahu bahwa ia menjadi pasanganku dalam acara ini. Tapi, Kyuhyun hanya memperlihatkan wajah dingin dan datar lain dengan Rachel yang tersenyum kecil. Membuat tanda tanya besar dalam pikiranku.
Akhirnya pembagian pasangan sudah selesai sepertinya Kelompok The Rich dan The Highest sedang dicoba untuk disatukan terbukti bahwa aku dan teman-temanku semua mendapat pasangan dari kelompk Kyuhyun dkk.
Jalan malam bersama ini hanya acara biasa. Shindong sem mengatakan acara ini hanya acara refreshing di malam hari karena selama kita di kota kita jarang melakukan jalan malam apalagi di hutan. Hutan ini sudah disetting dengan sempurna, baik jalan yang gampang dijejaki dan petunjuk jalan yang sangat membantu para murid untuk kembali ke tempat semula.
“Aku tidak tahu jika kau pandai bernyanyi” aku membuka pembicaraan karena sudah setengah perjalanan di antara kami tidak ada satupun yang berbicara. “Ehm, tidak ada yang tahu bahkan teman-temanku sekalipun. Kau orang pertama yang mendengarkan suaraku” aku tersentak kaget membuat langkahku terhenti. “aku adalah orang pertama” batinku dalam hati, ada rasa senang menyelinap di hatiku. “Yak, Kyuhyun gidariga” aku baru tersadar jika Kyuhyun sudah jalan meninggalkan ku. Aku pun buru-buru menyusulnya.
“Kyuhyun apa kau mengenalku?” untungnya aku bisa menyusul Kyuhyun. “ani” datarnya. “Mwo? Kojitmal. Kita selalu satu sekolah” kataku, Kyuhyun menghentikan langkah secara tiba-tiba membuatku menabrak punggungnya. Ia membalikkan badannya, jarak kami yang sangat dekat membuatnya gampang menatap mataku. Aku menunggu Kyuhyun mengatakan sesuatu tapi tak kunjung bicara ia bahkan kembali melanjutkan langkahnya.
“Aishh” dengusku, aku pun melangkah kakiku tapi ternyata ada sebuah akar pohon menghandang jalanku. “Yak” jeritku, aku merasakan tubuh terjatuh.
“Seharusnya aku merasakan sakit jika aku terjatuh tapi kenapa ini tidak”tanyaku pada diriku sendiri. Perlahan-lahan aku membuka mataku dan betapa kagetnya ternyata wajah Kyuhyun berada dekat dengan wajahku. Aku mengerjapkan mataku. Deg! Kami saling menatap satu sama lain, kami tidak mengatakan apapun tapi mata kami seakan berbicara satu sama lain. Entah apa yang terjadi tapi aku sadar kami berdua sama-sama secara perlahan-lahan mendekatkan wajah kami. “cup” aku merasakan bibir Kyuhyun menempel dibibirku. Setan apa yang menyelimutiku sehingga membuatku menutup mataku.
“Bangunlah, badanmu ternyata berat” Aku tersadar lalu membuka mataku dan aku buru-buru bangun dari tubuhn Kyuhyun. “Gwaechana? Apakah ada yang sakit?” tanyaku khawatir. Kyuhyun tidak menjawab pertanyaanku ia malah sibuk membersihkan jaketnya yang sepertinya kotor. “Lebih baik kita melanjutkan jalan kita” katanya tanpa menoleh ke arahku dan berjalan lebih dahulu.
“haishh” gerutuku.

Donghae Pov

Tidak ada percakapan antaraku dan Rachel selama kami dipasangkan dalam jalan malam bersama. Pikiranku penuh dengan Haena yang dipasangkan dengan Kyuhyun. Aku tahu sifat Kyuhyun meskipun aku tidak pernah bertegur sapa satu sama lain tapi aku tahu arti tatapan Kyuhyun kepada Haena sejak sekolah dasar dulu. Yah, tatapan mencintai dan menyayangi.
Jujur, aku juga menyukai Haena. Sepertinya, aku menyukai saat sekolah dasar dahulu. Tapi, aku tidak pernah mengatakannya karena Haena hanya menganggapku hanya sebatas teman dan Oppa baginya bukan namja yang kelak bisa mengisi hatinya. Kepribadian Haena yang membuatku menyukai. Haena yeoja yang cantik, baik hati dan sederhana. Ia tetap bisa bersikap sederhana dengan keadaan keluarga yang bisa dibilang sangat kaya.
Aku teringat saat pertama kalinya aku melihat menangis adalah saat ia kehilangan eommanim untuk selamanya. Saat itu Haena menangis sejadi-jadinya apalagi eommanim pergi karena kecelakaan tragis yang hingga kini belum ada berita kelanjutan mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Aku sendiri bertanya-tanya, dan aku yakin ada yang tidak beres dengan kecelakaan yang menimpa eommanim. Aku berjanji pada diriku sendiri, aku akan membantu menyelidiknya.
Aku kembali ke tempat perkemahan, “Oppa” panggil Haena aku pun lansung menghampirinya. “Waeyo?” tanyaku padanya. Ia tersenyum kecil lalu memelukku membuatku kaget sekaligus senang. Haena melepaskan pelukannya, “Apakah hangat?” tanyanya. Aku mengerutkan kening tanda tidak mengerti. “Aku kedinginan selama jalan malam tadi. Karena itu aku memelukmu agar aku merasa hangat dan oppa juga merasa hangat bukan”jelasnya. Aku suka saat manik mata memperlihatkan wajah bahagia. Aku pun mengusap-usap pala Haena pelan.
Haena merogoh saku jaketnya, ia menatap layar ponsel sekilas. “eo, Heechul oppa” katanya lalu pamit pergi untuk menyingkir sebentar.
“Yeobeseyo”
“Chagi”
“nde, oppa. Waeyo?”
“Bogoshippo. Eonje kau pulang?”
“Nado, oppa. Aku akan pulang besok pagi”
“Oppa akan menjemputmu, nde”
“eo, mungkin aku akan sampai siang hari. Tidak usah, aku akan pulang naik taksi saja. Oppa, kan sedang bekerja”
“ehm, nde kalau begitu. Oppa, tidur dulu ne. Saranghae, jalja”
“ehm, nado saranghae oppa. Jalja” Haena menutup teleponnya dan kembali menghampiriku. “lebih baik kau tidur” ujarku pada Haena, Haena mengangguk lalu pamit pergi kembali ke tenda. Aku hanya tersenyum kecil melihat Haena yang berlalu.

Kyuhyun Pov

Aku masih tidak percaya jika aku melakukannya. Aku mencium Haena tadi. Ada rasa tak percaya dan senang menyelimuti hatiku. Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta pada Haena.
“oppa” aku mengalihkan pandanganku ke arah Haena yang memanggil Donghae yang baru kembali. “waeyo?” tanya Donghae. Ia tersenyum kecil lalu memeluk Donghae membuatku kaget. Haena melepaskan pelukannya, “apakah hangat?” tanyanya. Donghae terlihat mengerutkan kening tanda tidak mengerti. “aku kedinginan selama jalan malam tadi. Karena itu aku memelukmu agar aku merasa hangat dan oppa juga merasa hangat”jelas Haena.
“haishh, kenapa dia tidak mengatakan jika dia kedinginan”gerutku. Aku pun memilih kembali ke tenda untuk menenangkan pikirkanku.
**
Aku lansung berjalan menuju mobilku ketika bus sampai di sekolah. Teman-temanku yang lain menggunakan mobilnya masing-masing jadi mereka tidak ikut bersamaku. Aku menghentikan mobilku saat aku melihat sosok Haena yang sedang berdiri di depan sekolah. Sepertinya ia tidak di jemput oleh keluarganya.
Tin tin
Aku pun mengklakson mobilku, Haena pun menoleh dan tersenyum kecil. Aku memberikan isyarat agar ia masuk ke dalam mobilku tapi ia malah mengeleng-geleng pelan. “Gomawo, aku akan naik taksi saja” ucapnya. Aku kembali memberikan isyarat, “jika, aku tidak naik aku akan menyeretmu masuk”. Haena sempat membulatkan matanya tapi akhirnya ia menurut masuk ke dalam mobilku.
“Mengancam itu sifat yang tidak baik” lirihnya pelan tapi aku masih bisa mendengar. Aku terkekeh kecil, Haena memandangku dengan tatapan heran.
Kami sampai di rumah Haena, Haena pun keluar dari mobil. “gomawo” ucapnya sambil membungkukkan badan. Aku hanya menganggukan lalu pergi meninggalkan Haena. Aku bisa melihat dari kaca spion jika Haena masuk  ke dalam rumahnya.
Mobilku memasuki perkarang rumah, aku pun keluar dari mobil. “parkiran mobilku, dan bawakan tasku ke kamar” suruhku pada pelayan rumahku. Pelayan itu mengangguk patuh.
Rumahku besar sama seperti rumah Haena tapi aku merasakan ada yang aneh dari rumah ini. Aku tidak tahu apa itu, aku kurang nyaman tinggal rumah ini. Rumah yang baru aku tinggal kurang dari 5 bulan lalu.
Ku rebahkan tubuhku di atas ranjang tanpa membersihkan tubuh terlebih dahulu. Aku menatap ke arah langit-langit atap, sulit menjelaskan apa yang sedang aku pikirkan.
Tok , Tok
Pelayan datang mengantarkan tasku dan lalu pamit. Aku beranjak dari ranjang dan mennyambar handuk, aku ingin mandi untuk menyegarkan tubuhku.

Haena Pov

Aku sedang belajar namun aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Bayangan wajah Kyuhyun selalu menghiasi pikiranku. Wajah Kyuhyun yang menatap wajahku, tersenyum, bernyanyi dan bahkan saat kami berdua berciuman mengusik pikiranku. Aku menyentuh bibirku, aku baru sadar jika ciuman pertamaku aku berikan pada Kyuhyun yang notebanenya bukan namja yang aku kenal dekat.
“Yakk” teriakku gusar,  aku kesal sekali karena tidak bisa belajar. Pintu kamarku tiba-tiba saja terbuka, “yak, apa yang terjadi” Heechul Oppa datang dengan wajah tidurnya. “eo, tidak terjadi apa-apa. Mian oppa” aku tidak enak karena telah menganggu tidur Heechul. “haishh, kau membuatku khawatir saja. aku kira kau mim..” Heechul terdiam sejenak “haish, dwaeseo oppa kembali ke kamar” ucapnya lalu menutup kembali pintu kamarku. Aku meruntuki kebodohanku.
**
Aku sedang membaca buku yang tadi malam tidak bisa ku baca karena kurang berkonstrasi. Buku bisnis management aku harus belajar dengan giat agar aku bisa membantu Heechul Oppa mengelola perusahaan. Shrekk, seseorang tiba-tiba saja duduk di sampingku dan aku tahu siapa dia. Kyuhyun datang dengan membawa buku yang sama denganku.
Tak ada yang pembicaraan, kami sibuk dengan bacaan masing-masing. Hingga, bel bordering membuat kami harus kembali ke kelas.
Aku tidak tahu sudah berapa kali aku dan Kyuhyun bertemu di taman. Berawal, dari ketidak sengajaan ketika aku ingin sendiri dan akhirnya aku bisa mengajaknya berbicara.
Kyuhyun mengajakku pergi ketika sepulang sekolah dan itu membuatku harus mencari alasan kepada teman-temanku. Aku berasalan ingin pergi ke kantor Heechul Oppa dan tentunya mereka percaya jika itu mengenai Heechul Oppa.
Aku kira Kyuhyun akan mengajakku pergi nonton film, atau sebagainya seperti anak remaja pada umumnya tapi perkiraanku salah Kyuhyun mengajakku ke sebuah resort di daerah Busan. Resort tersebut menawarkan pemandangan alam yang sangat mahal. Resort tersebut milik keluarga Kyuhyun karena itu Kyuhyun dapat dengan mudah datang ke resort tersebut, bisa dikatakan resort ini hanya untuk kalangan atas karena harga untuk menyewa satu kamar di resort bisa disamakan seharga membeli satu mobil.
Aku memandang laut dengan air biru yang indah. “kajja” Kyuhyun mengandeng tanganku mengajakku ke sebuah tempat yang sama sekali belum aku tahu. Tapi, aku merasakan sesuatu yangtidak enak, keringat mengalir dari pelipisku saat Kyuhyun mengajakku lebih jauh.
“Tut, tut tut” aku sontak menegang saat aku mendengar bunyi tersebut. Bunyi yang sangat aku kenal. Yaitu klakson kereta api. “Kyuhyun kita mau kemana?” tanyaku takut. “eo, aku akan memberikan hadiah kepadamu” ucapnya lalu mengajakku.
“tut,tut,tut” suara itu terdengar lebih jelas, dan aku bisa melihat dari jauh jika kami mengarah ke sebuah kereta. Aku dengan kasar melepaskan gandengan tangan Kyuhyu. Kyuhyun terkejut dengan sikap Haena yang melepaskan gandengan tangannya dengan kasar. “aku ingin pulang” ucapnya tegas.
“Waeyo?” tanya Kyuhyun.
Tut, tut, tut. Bunyi klakson itu kembali terdengar membuatku reflex menutup telinga. “Hentikan bunyi itu” pintaku. Tut, tut, tut “hentikan bunyi itu” ulangku. Kyuhyun memandangku tak mengerti. Tut, tut, tut “hentikan bunyi itu” mohonku sambil perlahan tertunduk lemas. Kyuhyun lansung panic melihatku, aku masih menutup telingaku, “hentikan bunyi itu” tangisku. Kyuhyun pun memberikan aba-aba kepada karyawannya agar tidak membunyikan klakson. “Gwaechana, aku sudah mematikan klakson itu” aku memandang Kyuhyun ia terlihat khawatir. Aku menoleh k earah kereta dan saat itulah kejadian kecelakaan eomma kembali aku teringat.
“Aniyo, Eomma” jeritku, lalu aku tidak sadarkan diri.

Kyuhyun Pov

Aku panik saat melihat Haena tidak sadarkan diri setelah menjerit menyebut Eommanya. Aku pun lansung membawa ke kamar resort dan memanggilkan dokter.
“Apa yang terjadi unsia? Apa yang terjadi dengannya?” tanyaku saat Unsia selesai memerika Haena. “Keadaannya tidak apa-apa. Mungkin, ia trauma pada kereta sehingga membuatnya seperti ini” tutur Unsia. “ rauma pada kereta?” ulangku. “nde, kemungkinan nona ini mempunyai kenangan pahit tentang kereta. Jadi lebih baik tuan jangan mengajak ke tempat yang berkaitan kereta” Jelas Unsia. “aku pamit” Unsia meninggalkanku dengan tanda tanya.
Aku pun menghampiri Haena yang terbaring di ranjang. “mianhae” sesalku, ku genggam tangan Haena. “sungguh, aku tidak tahu jika kau mempunyai trauma pada kereta. Jeongmal mianhae”.
Author pov
Heechul gelisah memikirkan adiknya yang belum kunjung pulang. Ia sudah menghubungi teman-teman Haena, tapi mereka mengatakan Haena sudah pulang sedari tadi dan mengatakan jika Haena mengunjunginya ke kantor tapi itu sama sekali tidak benar. Haena sama sekali tidak menemuinya ke kantor.
Suara mobil berhenti membuat Heechul lansung berlari keluar, dilihatnya seorang namja  yang tak lain Kyuhyun menggendong Haena. Heechul menghampiri Kyuhyun. “yak, apa yang terjadi?” tanya Heechul. “Dimana kamar Haena?” Kyuhyun malah balik bertanya. Heechul pun memberitahu letak kamar Haena. Kyuhyun berjalan menuju kamar Haena. Dibaringkannya tubuh Haena dengan lembut.
Heechul menarik Kyuhyun untuk keluar dari kamar Haena setelah ia membaringkan Haena. “Siapa kau? Aku tidak mengenalmu? Apa yang kau lakukan pada adikku? Kenapa dia bisa seperti itu?” Heechul lansung menghujani Kyuhyun dengan pertanyaan demi pertanyaan. “Aku teman Haena, aku Kyuhyun”
“Kyuhyun” ulang Heechul. “lalu apa yang kau lakukan pada adikku?” Heechul menahan emosinya. “Aku mengajaknya menaiki kereta” lirih Kyuhyun. Heechul mengangkat kerah kemeja Kyuhyun, pelayan yang melihatnya memcoba melerai. “yak, kau gila. Siapa yang menyuruhmu mengajaknya menaiki kereta. Kau ingin mati ditanganku” Heechul hampir melayangkan tinju ke wajah Kyuhyun andai saja Haena melerai.
Haena baru siuman dari pingsan ia lansung terusik dengan suara amarah dari Oppanya karena itu ia lansung mencari sumber suara. Yang membuatnya terkejut Heechul hampir saja meninju wajah Kyuhyun untung saja bisa ia cegah. “Haena” Heechul melepaskan kerah baju Kyuhyun lalu menghampiri Haena yang masih lemah. Kyuhyun juga mengikutinya dari belakang.
“Gwaechana?” tanya Heechul cemas. Haena mengangguk pelan. Haena memandang ke arah Kyuhyun, ia pasti merasa bersalah dengan kejadian ini. “Oppa, dia teman di sekolahku Oppa. Dia tidak tahu tentang trauma itu. jadi maafkan dia” Heechul mengangguk mendengar penuturan Haena. “lebih baik kau pulang” ujar Heechul, Kyuhyun mengangguk pamit.
Heechul membantu Haena kembali ke kamar. “Geokjongmaseo Oppa, nan gwaechana” Haena berkata dengan tenangnya. “Kenapa kau berbohong pada temanmu. Kau mengatakan akan mengunjungi oppa ke kantor nyata kau malah pergi bersama namja tadi”
Haena terdiam, ia tidak pernah berpikir akan menjadi seperti ini. Ia yakin besok temannya akan menanyakan yang hal yang sama. “Kau pasti mencintai namja tadi bukan” tebak Heechul oppa. Haena tidak menjawab tidak atau iya, ia malah memberikan senyum kecil lalu memeluk Heechul dengan erat. Heechul sangat mengenal sifat Haena apalagi untuk pertama kalinya Haena pergi bersama namja kecuali dia dan Donghae.

Haena pov

Semenjak kejadian itu, Heechul oppa semakin proktektif padaku. Ia bahkan menyediakan mobil dan sopir hanya untuk mengantar dan menjemput ke sekolah. Heechul oppa tidak mengizinkan aku pergi kemanapun setelah sekolah dan dia sudah menyuruh sopir tersebut agar tidak menuruti apapun permintaanku.
Wajahku juga masih belum kembali seperti semula masih terlihat sedikit pucat karena itu Heechul oppa menyuruh mengenakan jaket.
“Gamsahamnida, ajusshi” ucapku pada sopir baruku. Sopir itu mengangguk lalu berlalu pergi meninggalkan sekolah. Baru beberapa langkah memasuki sekolah aku sudah disambut dengan teriakkan dari Ririn. “Apa yang terjadi? Kau kenapa? Yak, wajahnmu pucat sekali?”
Aku tidak menjawab pertanyaan dari mulut Ririn, aku memilih ke kelas. Saat perjalanan aku bertemu dengan Kyuhyun dan teman-temannya yang lain. Kyuhyun memandangku cemas, pandangannya bertanya apakah aku baik-baik saja sedangkan Rachel malah tersenyum sinis seperti biasa.
“Omo, apa yang terjadi dengan uri Haena” histeris Henry. Aku hanya tersenyum kecil tak menjawab. Ririn datang sambil membawa bubur untukku. “Biar aku yang menyuapi Haena” pinta Donghae. Aku hanya bisa memandang Donghae dan Ririn secara bergantian. Ririn pun menyerahkan mangkuk berisi bubur tersebut ke Donghae. Donghae pun menerimanya, dengan hati-hati Donghae pun menyuapiku. Aku tahu Kyuhyun memperhatikanku sedari tadi tapi aku pura-pura tidak melihatnya.
**
Perintah Heechul oppa adalah aku harus istirahat total, aku harus mengikuti perintahnya. Aku tidak mau membuatnya khawatir. Aku tidak mau menambah bebannya, karena aku tahu bebannya sudah cukup berat.
“Nona, ada yang mencari anda” seorang pelayan mendatangi kamarku. “nuguseyo?” tanyaku pada pelayan dan tampaklah Kyuhyun dari balik pintu. Aku sempat terkejut tapi aku mencoba menetralkannya. “Kau boleh kembali” pelayan itu pergi. Kini giliran Kyuhyun yang menghampiriku. “gwaechana?” tanyanya aku bisa mendengar nada khawatir dalam pertanyaan tersebut. Aku tersenyum kecil, “nde, nan gwaechana”. Kyuhyun pun duduk di tempat dihadapanku “mian, karena aku kau harus seperti ini” sesalnya.
“Jangan merasa bersalah seperti itu. Kau tidak salah” tuturku lembut, aku tidak menyalah Kyuhyun tentang hal ini. Hal ini terjadi juga karena kesalahan yang berbohong pada teman-temanku.
Digenggamnya tanganku dengan keduanya tangannya dengan erat, “seharusnya aku yang menyuapi bubur itu, bukan Donghae. Karena, aku yang membuat seperti ini” Kyuhyun berkata sambil memandang wajahku. Aku hanya tersenyum kecil dan mengangguk pelan.
Tangan kyuhyun perlahan mendekat ke arah wajahku. Ditangkupnya wajahku dengan kedua tangannya membuatku sedikit tersipum malu, ada rasa hangat yang menjalar dalam tubuhku. Ternyata ia sengaja membuat wajahku lebih dekat ke wajahnya. Aku menutup mataku perlahan, dan satu itulah bibir kami kembali bertemu bukan hanya menempel. Kyuhyun bahkan mengerakkan bibirnya membuatku akhirnya mengalunkan tanganku ke lehernya mengikuti irama ciuman Kyuhyun. Aku bisa merasakan jika Kyuhyun ingin mengatakan bahwa dia menyesal, dan dia mencintaiku.
“Saranghae” ucapnya, ditempelnya dahinya pada dahiku, aku terkesiap sejenak. “ Nado saranghae” balasku kemudian sambil tersenyum kecil.
“Aku hanya mencintaimu hanya itu yang perlu kau dan kau ingat sampai kapanpun. Aku mohon apapun yang terjadi tetaplah bersamaku. Jangan dengarkan kata orang dan cobalah percaya padaku. Berjanjilah padaku”
“Aku berjanji” Meskipun aku tidak tahu arti dari ucapan Kyuhyun tapi aku berusaha untuk mengikuti apa yang ia ucapkan
“untuk teman..” ia sepertinya bimbang “mari kita rahasiakan” usulku tegas. Jujur aku mencintai Kyuhyun tapi aku juga menyanyangi temanku. Kyuhyun menganggukkan kepalanya menyetujui usulku, kemudian ditariknya tubuhku dalam pelukannya.

Kyuhyun Pov

Aku sedang bermain pspku, aku hampirnya saja menang tapi tiba-tiba saja pandangku menjadi gelap karena sebuah tangan menutup kedua tangan. “Aku tahu itu kau Chagi. Lepaskan, aku ingin melanjutkan permainanku”. Seketika pandanganku mulai kembali seperti semula, aku bisa melihat wajah cantiknya yang tersenyum manis.
Sebulan sudah aku dan Haena berpacaran, tidak ada yang tahu tentang hal ini. Karena, kami tidak pernah menyapa seperti biasanya lain ketika kami bertemu di taman.
“kembalilah ke kelas, sebentar lagi bel pulang” ujnya. Aku mengangguk pelan, Haena kembali ke kelas terlebih dahulu agar tidak menimbulkan kecurigaan.
“Igo” Rachel memberikan sebuah kartu undangan kepadaku. “Dalam rangka apa kau membuat pesta?” tanyaku pada Rachel. “Haish, aku kan orang kaya aku bisa membuat pesta sehari sekali jika kau mau” Sombong Rachel, aku hanya mengangguk. “aku akan mengundang semuanya. Anggap saja ini pesta sebelum kita menghadapi ujian”
“Terserah kau saja”
Author Pov
Semua murid menghadiri pesta yang Rachel buat karena tumben sekali Rachel mengundang semua murid, biasanya ia hanya mengundang murid yang benar-benar kalangan atas.
Kelompok The Rich sebenarnya tidak ingin datang tapi apa boleh buat mereka sudah diundang lansung oleh Rachel jadi tidak enak jika menolak. Haena datang ke pesta diantar oleh sopir pribadinya. Seperti biasanya Haena datang wajah cantiknya meskipun ia tidak menggunakan make up yang terlalu mencolok.
Sebuah tangan terulur dihadapan Haena, tangan tersebut berasal dari tangan Donghae. Haena menyambut uluran tangan tersebut, keduanya pun berjalan bersama. Di dalam ternyata sudah banyak datang bahkan Ririn yang lain sudah datang.
Haena melambaikan tangan ke arah temannya. “Haish, kau memang terlahir menjadi putri” puji Nielle pada Haena. “Yah, kau sangat cantik bahkan hanya dengan mengenakan gaun sederhana seperti ini” tambah Naya. Haena hanya menanggapinya dengan senyum kecil.
Rachel memperhatikan Haena sedari tadi dengan senyum kemenangan. Ada tujuan lain ia mengadakan pesta ini. Setelah tamu sudah berkumpul dengan lengkap, sang pemilik acara pun memberikan sambutan. Kyuhyun berdiri di samping Rachel. “Gomawo, sudah datang ke pestaku.  Sebenarnya pesta ini aku buat untuk sepupu yang ku sayangi Kyuhyun” Kyuhyun sontak memandang ke arah Rachel. Rachel hanya memandang sekilas.
“Karena, ia berhasil melakukan sesuatu yang membuatku senang” sambutan Rachel belum bisa dimengerti masih dalam bentuk teka teki. “Kim Haena” Rachel menyebut nama Haena, Haena pun lansung menoleh ke arah Rachel begitupula dengan Kyuhyun.
“Apakah kau bahagia berpacaran dengan Kyuhyun?” tanya Rachel dengan senyuman manis. “Mwo” semua tak percaya dengan yang diucapkan Rachel. Apalagi semua tahu jika kelompok Kyuhyun dan kelompok Haena tidak saling akur. Teman Haena pun tak kalah terkejutnya lain dengan Donghae yang hanya terdiam dalam posisinya. “Rachel apa yang kau katakan?” tanya Kyuhyun.
Rachel tersenyum kecil, “Haish, Kyuhyun-ah jangan pura-pura aku tahu kau berpacaran dengan Haena bahkan sudah sebulan lebih”
“Kau memang sepupu yang baik, kau penuhi permintaanku” Rachel menepuk pelan pipi Kyuhyun. “Kau tahu Kim Haena aku menyuruh Kyuhyun untuk mendekatimu agar kau jatuh cinta padanya dan setelah kau mencintainya Kyuhyun akan meninggalkanmu” Ungkap Rachel.
Haena memandang ke arah Kyuhyun, Kyuhyun lansung mengeleng-geleng cepat. Rachel memperlihatkan kunci mobilnya “Ini, kunci mobilku. Aku menepati janjiku, jika kau berhasil membuatnya jatuh cinta aku akan memberikan mobilku” Kyuhyun terdiam dalam posisinya, ditariknya tangan Kyuhyun oleh Rachel dan diberikannya kunci mobil tersebut, dengan terpaksa Kyuhyun memegang kunci tersebut. Haena tidak percaya apa yang lihatnya, namja yang ia cintai hanya mencintainya karena sebuah mobil.
Tanpa berpikir panjang Haena berlari keluar dari tempat pesta, melihat itu kepergian Haena Rachel tersenyum senang akhirnya ia bisa mengalahkan Haena untuk pertama kalinya. Teman-teman Haena yang lain pun lansung menyusul Haena.
Kyuhyun memandang kepergian kekasihnya itu “Yakk, Rachel apa yang kau lakukan?” tanya Kyuhyun emosi. Rachel memandang Kyuhyun dengan tatapan tidak mengerti, “Kenapa kau marah, apa kau mencintainya?” tanya Rachel balik.
“Ya, aku mencintainya” ketus Kyuhyun lalu berlari menyusul Haena yang tentunya sudah pergi jauh. “Aku harap kau menepati janjimu chagi” batin Kyuhyun.

Haena Pov

Aku lansung menangis sejadi-jadinya ketika sampai di kamar setelah mengunci kamarku. Aku tidak percaya ternyata Kyuhyun tega melakukan ini padaku. Jadi apa arti perhatiannya selama padaku. Apa arti ciuman yang ia berikan padaku.
“Chagi buka pintu” Heechul mengedor pintu kamarku.
“Haena” teriak temanku yang lain.
“eomma, aku ingin pergi bersama eomma” tangisku
“eomma bawa aku pergi” isakkku.
Heechul mengajak teman-teman Haena untuk berkumpul di ruang tamu. Mungkin Haena membutuhkan waktu untuk menenangkan sendiri.
“Jadi apa yang membuat Haena menangis?” tanya Heechul sambil menahan emosinya. “Kami tidak setahu jelasnya oppa. Kami tidak tahu jika Haena menjalin hubungan secara diam-diam dengan Kyuhyun, dan ternyata Kyuhyun hanya menjadikan Haena sebagai bahan pertaruhan. Kyuhyun akan mendapatkan mobil jika berhasil membuat Haena jatuh cinta padanya” jelas Ririn
“Kyuhyun? namja itu lagi” gusar Heechul.
“eo, Hyung mengenalnya?” tanya Donghae, ia tidak tahu jika Heechul mengenal Kyuhyun.
“Namja itu yang membuat Haena sakit beberapa pekan yang lalu” teman Haena berpikir dalam diam, “Mwo, Kyuhyun yang membuat Haena terlihat pucat?” tanya Henry pada Heechul. Heechul mengangguk, “dia membuat Haena kembali mengingat traumanya dengan mengajak Haena naik kereta”
Tanpa ada yang ada disadari Donghae mengempalkan tangannya. Sakit hati karena Haena tidak pernah mengganggapnya sebagai namja yang mencintainya melebih sakit ketika ia tahu jika Kyuhyun membuat teringat traumanya.
**
Aku melihat pemberitahuan di ponsel Kyuhyun. 83 panggilan tak terjawab dari Kyuhyun. 50 sms dari Kyuhyun.
“Chagi ku mohon percaya padaku, jangan dengarkan kata Rachel”
“Chagi angkat teleponku akan ku jelaskan semua”
Aku kembali menitikkan airmata jika kembali teringat kejadian tadi malam. “Haena lupakan, kau harus lupakan Kyuhyun” aku mencoba memberi sugesti pada otakku.
“achim oppa” seperti biasa aku menyapa Heechul Oppa. Aku tahu Heechul oppa mengkhawatirkanku terlihat jelas dari pandangannya padaku. “Kajja sarapan” Heechul memberikan roti yang sudah dioles selai coklat kesukaanku.
Sebenarnya aku tidak berniat untuk ke sekolah tapi bagaimana lagi sebentar lagi ujian akhir aku tidak mungkin ketinggalan pelajaran bahkan satu jam pun.
Kedatanganku ternyata sudah ditunggu oleh teman-temanku. Aku hanya tersenyum sambil melangkah menghampiri mereka. “Kau sudah lebih baik?” tanya Ririn, aku hanya menganguk.
“Haena, mari kita bicara” aku kaget saat Kyuhyun datang untuk mengajakku berbicara, ia bahkan tidak mempedulikan posisi yang kini bersama dengan semua teman-temanku. Aku hanya menggelengkan kepala “kau sudah tahu jawaban darinya lebih baik kau pergi” suruh Henry ketus. “Haena, aku akan menjelaskan semuanya” Kyuhyun tetap membujukku. Donghae mendorong Kyuhyun menjauh dariku, di tariknya kerah baju Kyuhyun membuatku terkejut melihatnya, aku tidak mau ada perkelahian karenaku.
“Siapa kau berani menyakiti Haena? Siapa kau beraninya membuat Haena mengingat kembali trauamnya?” bukk, satu tinju dilayangkan oleh Donghae, terlihat darah dari sudut bibir Kyuhyun. Kyuhyun mengelap darah yang keluar dari bibirnya. Semua murid perlahan berkerumun melihat kejadian ini.
“Aku terima berapa pun kau memukulku asalkan setelah itu kau izinkan aku bicara dengan Haena” Kata Kyuhyun tenang. Donghae kembali menarik kerah baju Kyuhyun, “Seumur hidupku aku tidak pernah mengizinkanmu berbicara dengan Haena” hampir saja Donghae melayangkan tinjunya untuk kedua kalinya andainya saja aku tidak mencegahnya. “Donghae oppa berhenti” pintaku. Donghae pun menurut ia merapihkan pakaiannya yang sedikit berantakan. “Pergilah, aku tidak mau berbicara denganmu” ucapku lalu pergi sambil menarik tangan Donghae, dan diisusul oleh teman-temanku yang lain.
Kyuhyun menatap nanar kepergian Haena bersama teman-temannya, ia kembali mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya. Rasa perih yang ia rasa kini melebihi rasa perihnya ketika kekasihnya tidak mau berbicara dengannya.
--
Kyuhyun mendatangi kelasku, “Haena, mari kita bicara” ajaknya lagi, aku pura-pura tidak mendengarnya. Rachel terkejut melihat apa yang terjadi, “Kyuhyun-ah apa yang kau lakukan, kenapa kau mengajak berbicara” tanya Rachel. Kyuhyun menatap tajam Rachel membuat Rachel terdiam.
“Haena” panggil Kyuhyun, aku tidak merespond panggilannya. “sudahlah, tuan Kyuhyun yang terhormat Haena tidak mau berbicara dengan Anda. Jadi berhentilah mendekatinya” ketus Ririn lalu menarikku pergi untuk pulang.
“kau sudah gila?” tanya Rachael pada Kyuhyun, Kyuhyun tidak menjawab ia malah pergi meninggalkan Rachel.

Kyuhyun Pov

Aku mengerti sekarang ucapan Rachel ketika kemah 1 bulan yang lalu. “keceriaan itu akan segera hilang dan berganti dengan kesedihan” aku tersenyum sinis. Ku pandangai ponsel yang aku pegang, aku masih berusaha menghubungi Haena tapi ia tidak pernah mengangkatnya. Aku sudah ratusan mengirimkan sms tapi sama saja ia tetap tidak membalas. Aku sudah mencoba mengajaknya bicara secara lansung tapi ia menolak. “Haish, apa yang aku harus ku lakukan” tanyaku gusar.
Drttt. Hapeku bergetar, aku lansung menyambarnya. “Haena” aku senang sekali saat melihat ada sms darinya.
“Kita putus, terimakasih sudah menemaniku beberapa hari ini. Saranghae” aku tidak percaya Haena mengirimkan pesan ini. Jujur aku tidak mau kami putus, aku sangat mencintai Haena. “argh” kesalku.
“Semudah itukah kau memutuskan hubungan kita. Padahal kau belum mendengar penjelasan dariku. Bukankah kau sudah berjanji padaku untuk tetap bersamaku apapun yang terjadi. Bahkan, kau  juga sudah berjanji tidak akan mendengarkan perkataan orang lain. Kenapa kau mengikari janjimu sendiri?”
Aku menunggu balasan dari Haena tapi tak kunjung datang.
--
“Semudah itukah kau memutuskan hubungan kita. Padahal kau belum mendengar penjelasan dariku. Bukankah kau sudah berjanji padaku untuk tetap bersamaku apapun yang terjadi. Bahkan, kau  juga sudah berjanji tidak akan mendengarkan perkataan orang lain. Kenapa kau mengikari janjimu sendiri?”
Haena membaca pesan Kyuhyun, iya teringat janji yang pernah ia katakan saat sesudah Kyuhyun menyatakan perasaannya.
Donghae memperhatikan Haena yang terdiam, sebenarnya ia tahu jika Haena dan Kyuhyun saling mencintai. Dapat terlihat mata keduanya setiap kali bertatapan.
“Jika kau benar-benar mencintainya. Berikan dia kesempatanuntuk menjelaskan semua” Haena menoleh ke arah Donghae, Donghae mengangguk mantap seperti memberi izin sekaligus menyemangati.
“temui aku besok di taman seperti biasa”

“temui aku besok di taman seperti biasa” aku tersenyum membaca pesan dari Haena. Akhirnya ia mau menemuiku.
Esoknya aku menemui Haena di taman yang biasanya menjadi teman kami bertemu dulu. Aku lihat Haena sudah disana berdiri memandang lurus seperti yang biasa ia lakukan. Aku menghentikan langkahku tempat berdiri di samping Haena. Haena hanya menoleh sekilas ke arahku.
“Aku sudah mengatakan sebelumnya, aku hanya mencintaimu. Hingga kini aku masih mencintaimu” aku memulai penjelesanku. “Dari awal aku sudah mengatakan padamu. Apapun yang terjadi tetaplah bersamaku. Jangan dengarkan kata orang dan cobalah percaya padaku. Kau sudah berjanji melakukan itu, tapi kini kau mengikarinya sendiri”
“Aku mencintaimu lebih dari 10 tahun, aku bohong jika aku tidak pernah mengenalmu. Selama 10 tahun aku hanya memperhatikanmu dari jauh. Saat kau menerima cintaku aku sangat bahagia karena aku tidak perlu memperhatikanmu dari jauh. Kau selalu ada di jarak pandangku bahkan aku dapat menyentuhmu. Kau bukan jadi objek semuku” aku tersenyum jika mengingat itu. Disaat dimana aku selalu memperhatikan Haena dan sering membayangkan jika Donghae adalah diriku.
“Rachel menyuruhku mendekatimu dan imbalannya adalah ia akan memberikan mobilnya padaku. Jika kau tahu, aku mengembalikan mobilnya karena aku lebih baik kehilangan mobil daripada kehilanganmu. Aku tidak mengatakan apapun pada Rachael mengenai hubungan kita. Entah aku juga tidak tahu ia bisa mengetahui darimana. Aku harap, aku menepati janjiku” ucapku lalu melangkah pergi. Baru 2 langkah aku melangkah, aku merasakan jika seseorang memelukku dari belakang, “Kajima” isak Haena dalam pelukkanya padaku. “Kajima, tonajima” ulangnya lagi. Aku membalikkan tubuhku, ku peluk Haena dengan erat.
“Mianhae” lirihnya, aku mencium puncak kepala Haena. “Nado, mianhae aku sudah membuatmu menangis”
Donghae hanya bisa tersenyum melihat Haena kembali ke dalam pelukkan Kyuhyun. Meskipun sakit melihat Haena kembali pada Kyuhyun, tapi ia merasa bahagia bisa membuatnya tersenyum kembali.
“Uljima” aku menyeka airmata Haena, Haena malah tersenyum. Aku senang senyum itu bisa kembali dan tentunya ia tunjukkan untukku.
Aku mengandeng tangan Haena saat kembali ke kelas. Di tengah perjalanan aku bertemu Rachel dan teman-temanku yang lain. Ia melirik ke arah tautan tangan kami dan seketika pandangan marah lansung ditujukan kepadaku.
“Cho Kyuhyun, apa yang kau lakukan?” tanyanya emosi. Aku mengangkat gandengan tanganku agar lebih tinggi, Haena hanya melirik ke arahku. “aku sudah berbaikan dengan Haena” ucapku kemudian.
Rachel memandang Haena dengan sinis. “kau gila” ejek Rachel padaku, lalu melangkah pergi. Teman-temanku yang lain hanya tersenyum kecil padaku yang ku artikan mereka mengucapkan selamat secara tidak lansung.
**
Haena menyuruhku untuk menemui teman-temannya di kantin. Semua teman Haena sedang berkumpul bersama meskipun jam sekolah sudah berakhir mereka masih bermain bersama di kantin. Aku dan Haena mendekati Donghae dengan yang lainnya
Semua menoleh ke arahku saat aku datang bersama Haena. Terlebih aku menggenggam tangan Haena. “Aku sudah berbaikkan dengan Haena, dan aku mohon restui hubungan kami” ucapku sambil membungkukkan badan.
Aku menunggu jawaban dari mereka tapi mereka hanya diam sambil memandangku. Hingga, akhirnya mereka mengangkat kertas. “kami akan merestuimu jika kau berjanji” bunyi kertas Ririn
Berjanji tidak membuat Haena menangis, Berjanji akan membuat Haena bahagia, Berjanji tidak akan selingkuh, Berjanji untuk mencintai Haena. Aku membaca satu persatu tulisan tersebut, Haena hanya tertawa kecil melihat ulah temannya. “nde, nan yaksok” tegasku kemudian
“Ku titipkan Haena padamu” ucap Donghae sambil menepul-nepuk pundakku. “Chingu-ya jib-e kaja” tambahnya kemudian.
Henry menepuk pundakku pelan, Ririn memberikan 2 jempol untukku, Nielle memberikan isyarat hwaiting dan yang lain hanya tersenyum.
“Teman-temanmu ternyata aneh ya” kataku jujur. “Haishh, kau yang aneh” Haena tersenyum tipis sebelum pergi meninggalkan Kyuhyun begitu saja. “yak, Kim Haena” aku menyusul Haena.

Haena pov

Aku menunggu jawaban dar Heechul oppa setelah Kyuhyun meminta maaf untuk kejadian beberapa lalu padaku. Heechul Oppa hanya memperhatikan Kyuhyun dengan tatapan yang tidak aku mengerti.
“Berjanjilah padaku tidak akan membuatnya sakit hati dan menangis” Kata Heechul oppa kemudian. “Nde, hyung aku berjanji” Heechul oppa mengangguk, ia pun beranjak dari sofa meninggalkan kami berdua. Kepergian Heechul secara tidak lansung jika ia merestui kami.
--
Kelas 3 beberapa hari ini disibukkan dengan ujian terakhir. Termasuk aku, karena aku harus masuk perguruan tinggi agar bisa membantu Heechul Oppa menjalankan bisnis. Aku harus giat belajar, aku tidak ingin mendapatkan hasil mengecewakan.
Aku penasaran hasil yang ku dapat, aku dengar jika hari ini akan diumumkan hasil ujian. Dan benar semua murid kelas 3 sudah berkumpul di depan madding yang bisa menempelkan pengumuman. Aku dan teman-temanku pun pun lansung berbaur dengan murid yang lain. Aku melihat namaku diurutan nomor kedua, setelah nama Kyuhyun. “haishh, kenapa aku selalu di bawahnya” gerutuku.
“Hei, Aku tidak terkalahkan” bisik seseorang di telinga dan aku tahu siapa orang itu. Aku menoleh dan mendapati Kyuhyun tersenyum kemenangan. Dari sekolah dasar aku memang tidak pernah bisa mengalahkan Kyuhyun. Kyuhyun merangkulku, “kaja kita pergi” ajaknya tiba-tiba. Teman-temanku tidak berkomentar saat aku meninggalkan mereka.
Semua temanku sudah merestui kami, The Highest pun bubar karena Rachel yang tidak terima Kyuhyun tetap memilih bersamaku. Kini, aku berada di mobil Kyuhyun, seperti biasanya Kyuhyun penuh kejutan ketika mengajakku pergi. Kyuhyun mengajakku ke sebuh pantai, disana ia sudah menyiapakan makan untuk kami berdua. Aku baru tahu jika Kyuhyun memiliki sifat romantis.
Dengan romantisnya Kyuhyun menyuapiku potongan steak, sikapnya membuat pipiku merona. Melihat itu Kyuhyun malah tersenyum manis. “Aku harap, aku bisa terus bersamanya” harapku.
--
Heechul meluangkan waktunya untuk menghadiri acara kelulusan adik kesayangangannya. Dia sangat bangga dengan hasil ujian yang diperoleh adiknya itu.
Aku meminta tolong Ririn untuk mengabadikan gambarku dengan Heechul oppa. “Eomma, jika kau masih hidup. Kau pasti merasa sangat senang” batinku. Entah, halusinasi apa tapi aku bisa melihat eomma yang sedang berdiri dengan gaun putih. Ia tersenyum padaku, ia memberikan kedua jempolnya padaku. Aku hanya tersenyum kecil padanya. Setelah itu, aku tidak melihat eomma lagi.
“Hyung” sapa Kyuhyun pada Heechul. “Kyuhyun-ah” Heechul oppa menepuk pelan lengan Kyuhyun. Kyuhyun hingga kini berhasil menepati janjinya pada Heechul oppa karena itu Heechul dapat bersikap bersahabat dengan Kyuhyun. Aku tahu Heechul oppa belum sepenuhnya percaya pada Kyuhyun, aku bisa melihat sikap waspadanya.
“Selamat atas keberhasilanmu” puji Heechul. “Gomawo, Hyung” balas Kyuhyun.
“Kyuhyun-ah” panggil seorang ajusshi yang sudah berumur. “Appa” balas Kyuhyun, untuk pertama kalinya aku melihat orangtua Kyuhyun karena selama aku berhubungan dengannya aku belum pernah diajaknya ke rumah, Heechul oppa menjadi salah satu alasannya karena ia tidak mengizinkan aku untuk pergi.
“Appa, ini Heechul Hyung. Heechul adalah presdir di perusahaan Daewo” Kyuhyun memperkenalkan Heechul oppa kepada Appanya. Appa Kyuhyun terdiam sejenak namun akhirnya mereka saling berjabat tangan, “dan ini, yeojachinguku appa” aku sedikit malu saat Kyuhyun memperkenalkan aku sebagai kekasihnya kepada Appanya. Aku pun bersalaman dengan Appa Kyuhyun. Deg! Aku merasakan rasa aneh saat berjabat tangan dengan Appa Kyuhyun, aku tidak tahu alasannya, untungnya kami menyudahi salaman tersebut.
“Appa pamit kembali ke kantor” ucapnya sambil menepuk pundak Kyuhyun. Kyuhyun mengangguk, Appa Kyuhyun membungkuk sedikit lalu pergi meninggalkan kami. Aku bisa raut wajah yang berbeda dari wajah Appa Kyuhyun setelah Kyuhyun memperkenalkan Heechul dan aku.
“Gwaechana?” tanya Kyuhyun. membuatku tersadar dari pandanganku yang sedari tadi memperhatikan Appa Kyuhyun. “eo, gwaechana” balasku cepat.
“Chagi, oppa kembali ke kantor. Ada berkas yang harus oppa pelajari”tutur Heechul oppa. “nde, oppa”. Heechul oppa mengusap palaku lembut, “Kyuhyun-ah aku titip Haena” ucapnya sebelum pergi, Kyuhyun menganguk mengiyakan.
“Bagaimana kalau kita pergi nonton bioskop?” usul Kyuhyun. Aku terdiam menimbang sejenak, mencoba mengingat terakhir kali aku menonton bioskop. Dan, aku ingat jika 1tahun lalu aku terakhir menonton bioskop. “ok” kataku kemudian.
Kyuhyun lansung menggandeng tanganku menuju mobilnya. Selama menuju tempat bioskop Kyuhyun selalu menggandeng tanganku. Jarang sekali ia melepaskan gandengannya mungkin ia takut tertinggal karena langkah kaki Kyuhyun yang memang cukup panjang. Setelah membeli tiket kami pun membeli soft drink dan popcorn sebagai cemilan.

Kyuhyun Pov

Aku, Haena dan teman-teman Haena yang lain sedang mempersiapkan berkas untuk masuk untuk keperguruan tinggi. Mengenai Rachel, ia memilih melanjutkan kuliahnya di Jerman tempat kelahirannya sedangkan teman yang lain memilih universitas yang berbeda.
Ketika ujian selesai kami sepakat untuk masuk ke perguruan yang sama yaitu Ansan University yang merupakan kampus yang masih dikelola oleh management yang sama dengan Ansan High School.
Untuk kesekian kalinya, aku kembali satu sekolah dengan Haena dan Donghae. Aku sudah mulai bisa bersahabat dengan Donghae meskipun aku tahu jika sebenarnya Donghae masih mencintai Haena. Donghae juga masih menunjukkan sifat perhatiannya pada Haena dan jujur itu membuatku cemburu tapi aku tetap bersikap biasa saja.
Masuknya Kyuhyun, Haena dan yang lain-lain ke Ansan membuat berita yang besar karena Ansan kembali diisi oleh murid pintar dan kaya. Tidak ada satu orang pun yang tidak mengenal kami bahkan semua dosen pun mengenal kami dengan baik. Hari pertama kami menginjakkan kaki di banyak sekali murid-murid yang berkerumum di lobby kampus. Kedatangan kami ternyata sudah ditunggu oleh mahasiswa yang lain baik senior maupun seangkatan dengan kami.
“Eo, Kyuhyun-ah” panggil seorang yeoja padaku, ia pun berjalan mendekatiku. “eo, Kim Sena” aku baru bisa mengenali yeoja itu saat aku dengan jelas melihat wajahnya. “Haiss, aku kira kau tidak mengenaliku” ucapnya renyah.
“eo, ini temanku semua” aku pun memperkenalkan yang lain pada Kim Sena. “Kim Sena adalah temanku dari smp”.
“annyeong” sapa Sena sambil membungkukkan badannya. “annyeong” balas yang lain. Pandangan Sena berhenti pada sosok Haena yang berdiri sampingku. “eo, ini yeojachinguku” ucapku sambil merangkul Haena.
“eoo, annyeong” kikuk Sena. “annyeong” balas Haena.
“Kajja, kita lihat pembagian kelas”Ajak Donghae, kami menyujui ajakkan Donghae. sampailah kami di depan madding, “eo, aku sekelas dengan Haena” girang Henry, karena girangnya dengan reflex Henry memeluk Haena dan itu membuatku sedikit cemburu. “yak, berhenti memeluk yeojachinguku” ucapku
Henry pun lansung melepas pelukannya pada Haena, Haena sendiri hanya tersenyum kecil. “eo, aku sekelas dengan Haena, dan Ririn” kata Sungmin sambil membaca pengumuman. “eo, aku sekelas Kyuhyun, Ryeowook, Nielle, Naya dan Sena” kata Donghae.
“Haiss, kenapa aku tidak pernah sekelas denganmu chagi” keluhku. Haena tidak menjawab ia malah tersenyum kecil kembali, dirangkulnya lenganku. “kaja kita ke kelas” ucapnya kemudian.

Haena Pov

Aku memandang wajah Sena yang sedang bercanda dengan Kyuhyun dengan selidik. Aku yakin Sena punya rasa pada Kyuhyun dan aku tahu itu sejak Kyuhyun memperkenalkan aku sebagai yeojachingunya. Ada perasaan kaget, sesak dan pasrah saat ia tahu kalau Kyuhyun sudah memiliki kekasih. Tapi, aku juga bisa melihat rasa bahagia saat ia satu kelas dengan Kyuhyun dan satu bangku bersama.
Mungkin ini yang dirasakan Kyuhyun saat aku dekat dengan namja lain. Sakit, ya pasti sakit meskipun belum terlihat jelas tapi setidaknya dapat mengubah mood yang baik menjadi tidak baik.
“Chagi kau melamun” tegur Kyuhyun padaku dan membuatku tersadar dari lamunanku. Aku bisa melihat wajah Sena yang datar tapi mencoba untuk tersenyum padaku. Ku alihkan pandanganku pada Kyuhyun lalu tersenyum kecil. Kyuhyun mengusap-usap rambut dengan lembut, “Apa yang kau lamunkan?” tanyanya, aku sempat melirik ke arah Sena yang melihatku tidak suka.
“Eobseo, hanya memikirkan tugas saja” jawabku asal. “apakah sulit hingga kau melamunkan itu?” tanya Kyuhyun dari nada bicaranya terdengar khawatir. Aku menggeleng dengan cepat, “aku bisa mengatasinya”.
--
Aku mencari-cari buku catatanku sedari tadi tapi tidak ada. “apa yang kau cari?” tanya Ririn. “Buku catatan bisnisku tidak ada” jawabku. “Haiss, bukankah kau memijamkan buku tersebut pada Nielle” Aku menghentikan aktivitasku yang sibuk mencari buku tersebut di dalam tas, lalu memandang Ririn, “eo, aku lupa. Yasudah aku ke kelas Nielle untuk mengambilnya” kataku sambil beranjak dari kursi. “perlu aku temani?” tanya Ririn.
“tidak usah, aku hanya sebentar” Ririn mengangguk mengerti lagipula letak kelas Nielle tidak terlalu jauh. Aku melangkah menuju kelas Nielle yang merupakan kelas Kyuhyun juga, aku juga ingin melihat tingkah Sena hari ini. Aku melihat Kyuhyun dan Sena yang sedang mengobrol bersama dari kaca jendela.
Aku mengambil nafas dalam-dalam lalu menglangkah masuk “omo, Haena. Wae yogi waseo?” tanya Naya padaku, aku tersenyum kecil. Mendengar nama Haena dipanggil Kyuhyun mengalihkan pandangannya, “Chagi kau merindukan aku hingga kau datang ke kelasku” goda Kyuhyun. “Haiss, kau terlalu pede tuan Cho. Aku kesini ingin mengambil buku catatan yang Nielle pinjam” jelasku.
“jinja?” tanya Kyuhyun masih dengan nada menggoda.
“Eo, igo. Mianhae, aku lupa mengembalikannya” sesal Nielle. “gwaechana” kataku. Aku melirik Kyuhyun ke arah Kyuhyun yang tersenyum kecil ke arahku bahkan ia sempat mengedipkan mataku. Berbeda dengan Sena yang hanya melihatku dengan pandangan datarnya. Aku pun pamit kembali ke kelas.
Author Pov
Kyuhyun sedang menunggu seseorang yang akan keluar dari bandara. Ya, ia sedang menunggu Nonanya yang baru saja kembali dari Jepang untuk study disana. Orang yang ditunggu pun akhirnya datang, mereka sempat berpelukan sebentar.
“Sepertinya ada yang berubah darimu kyu” ucap Ahra Nona saat makan malam. “Aku? Berubah?” tanya Kyuhyun tidak mengerti. Ahra Nona mengangguk pelan, “Ya, kau lebih sering tersenyum sekarang. Wae, kau sudah punya yeojachingu?” tanya Ahra Nona lagi.
Kyuhyun terkekeh kecil, “nde, aku memang sudah punya yeojachingu” jawabku. Ahra Nona mengerucutkan bibirnya, “ternyata ada juga yeoja yang mau menjadi pacarmu” ejeknya.
“Kenapa kau tidak memperkenalkannya pada eomma dan appa” Giliran Eomma yang bertanya. “aku sudah mengenalkannya pada Appa” kata Kyuhyun, ia teringat saat mengenalkan Haena pada Appanya waktu acara kelulusan. “eo, jinja yeobo?” tanya Eomma pada Appa.
“nde” jawab Appa pendek.
“Bagaimana wajahnya? Apa dia cantik?” tanya eomma lagi. “nde, dia cantik, pintar dan sederhana” eomma seperti membayangkan wajah Haena. “Kyuhyun ah, ajak dia ke rumah untuk makan malam bersama kita ne” pinta eomma kemudian. Kyuhyun hanya mengangguk pelan, sedangkan Ahra hanya geleng-gelengkan kepala melihat tingkah eommanya yang sangat penasaran dengan wajah kekasih Kyuhyun.
Ting tong
Seorang pelayan menghampiri Haena dan Heechul yang sedang menonton tv bersama. “tuan, ada tamu” ucapnya. Haena dan Heechul lansung menoleh kepada tamu yang dimaksud. “ommo, Siwon oppa” Haena lansung menghambur ke arah Siwon dan memeluknya.
Heechul meyuruh pelayanan untuk kembali bekerja. “kau semakin cantik saja” puji Siwon oppa pada Haena. “duduklah” suruh Heechul. Siwon pun mengajak Haena untuk duduk.
“Mianhae, Hyung aku baru datang lagi” kata Siwon.
“Gwaechana, bukankah lebih baik datang terlambat daripada tidak ada sama sekali” bijak Heechul. “Aku ingin pergi ke makam imo kalian temani aku ya” pintanya. “eo, nde” jawab Heechul dan Haena bersama. Mereka pun bersiap-siap untuk mengunjungi makam Eomma Haena. Siwon adalah anak dari adik Eomma Haena, saat Heechul berduka Siwonlah yang menyemangati Heechul agar tetap tegar.
Mobil mereka berhenti di parkiran makam. Haena berjalan terlebih dahulu ke makam karena Heechul dan Siwon ingin membeli bunga. Haena tidak sengaja bertemu dengan Appa Kyuhyun saat ia berjalan menuju makam eomma. “Annyeong haseyo, abeonim” sapa Haena. “eo, Haena. Annyeong” balasnya ramah.
“Kalau boleh aku tahu. Abeonim mengunjungi makam siapa?” tanya Haena, ia ingin tahu siapa sanak keluarganya yang dimakamkan di tempat ini. Ada raut gugup di wajah Appa Kyuhyun meskipun tidak terlalu jelas tapi Haena bisa melihat itu “eo, aku hanya mengunjungi cinta lama. Yasudah aku duluan” Haena mengangguk pelan, ia heran dengan sikap Appa Kyuhyun yang terlihat aneh.
“Kenapa kau masih disini?” tanya Heechul, ia sudah kembali sambil membawa bunga yang ia beli tadi. “Aku menunggu kalian” bohongku. Heechul tidak lagi bertanya, ia pun menggandeng tangan Haena menuju makam Eomma.
“Siapa yang datang ke makam eomma?” tanya Haena saat melihat ada bingkisan bunga yang ada terletak di atas makan eomma. “Molla. Tidak usah dipikirkan” ujar Heechul.
“Eomma, ini aku Haena. Aku datang lagi eomma. Eomma, apa disana kau bahagia? Apa disana kau bertemu dengan Appa? Eomma aku disini bahagia, eomma jangan khawatir dengan keadaanku. Aku baik-baik saja, Heechul oppa sangat mengyayangiku eomma. Bahkan, ia tidak pernah lagi membuatku menangis seperti dulu” Waktu kecil Haena sering dibuat menangis oleh Heechul karena Heechul selalu mengerjainya.
“Eomma, aku datang. Eomma, aku akan selalu menepati janjiku untuk menjaga Haena. Karena itu, aku harap kau bahagia disana dan berbahagialah bersama Appa” Ucap Heechul sambil menaruh bunga di atas makan eomma.
“Imo, ini aku Siwon. Imo, minhae jika aku baru datang kembali. Aku harus menyelesaikan tugas di Jepang, dan hari ini aku baru bisa kembali. Imo, aku berjanji akan membantu Heechul Hyung untuk mewujudkan impianmu untuk membangun Daewo agar semakin besar dan menjaga Haena” Ucap Siwon.
“Eomma, berbahagialah disana” tutur Haena. Setelah mendoakan eomma, mereka pun pergi meninggalkan makam. Haena sempat kembali menoleh ke makam eomma sebelum ia melangkah pergi. Ia bisa melihat jika eomma tersenyum sambil melambaikan tangan padanya. Haena pun membalasnya, dan seketika bayangan eomma menghilang.
Heechul, Haena dan Siwon memilih makan bersama di luar setelah tadi berziarah ke makam eomma Haena.
“Sajangnim Kim” Heechul menelpon ketua pelayanan di rumahnya.“nde, tuan” jawab Kim
“Aku, Haena dan Siwon akan makan malam di luar jika pelayan sudah memasak makan malam untuk kami. Kalian saja yang menghabiskannya. Kau suruh semua pelayan untuk makan, jangan membuang makanan”
“nde, tuan”
Heechul mematikan sambungan teleponnya.
“Apa yang terjadi, sajangnim?” tanya seorang pelayan, kepada ketua pelayan di rumah. “tuan dan Nona tidak makan malam di rumah kita harus menghabiskannya semua”
--
Pelayan pun datang sambil membawa pesanan Haena dan Siwon sedangkan pesanan Heechul belum selesai di masak. “kalian, makan duluan saja. aku mau ke toilet dahulu” tutur Heechul.
“nde, oppa” kata Haena. Haena menurut untuk makan terlebih dahulu. Haena paling suka dengan nasi goreng, Ia selalu memesan nasi goreng jika makan di luar.
“Bagaimana dengan kuliahmu, chagi?” tanya Siwon. “Berjalan dengan baik, oppa” jawab Haena sambil mengunyah nasi di dalam mulutnya tapi meninggalkan beberapa butir nasi di bibir Haena. Siwon tersenyum kecil melihat tingkah adik perempuannya ini, dengan lembut ia membersihkan butir nasi tersebut. Haena tersenyum kecil, “haha, mian”
Kejadian itu dilihat dengan jelas oleh Kyuhyun yang kebetulan berencana makan malam bersama dengan Ahra Nona. “kaja, kita duduk” ajak Ahra. “kita pindah ke restoran lain saja” kata Kyuhyun belum sempat Ahra bertanya, Kyuhyun sudah masuk ke dalam mobil dan kembali menyalakan mobil.
Heechul kembali dari toilet bersamaan dengan makannya yang datang.

Haena Pov

Sudah ratusan kali aku melihat jam tanganku, dan sudah setengah jam aku menunggu Kyuhyun tapi Kyuhyun tidak kunjung datang seperti biasanya untuk menjemputku. Jika, Kyuhyun berhalangan untuk menjemput biasanya ia akan memberikan pesan atau menghubunginya tapi ini tidak ada pemberitahuan sama sekali.
Heechul dan Siwon pun keluar dari rumah untuk berangkat ke kantor. “Kyuhyun belum menjemputmu?” tanya Heechul dan lansung dijawab oleh gelengan lemah dariku.
“Yasudah, kau berangkat bersamaku. Jika kau terus menunggu Kyuhyun kau bisa terlambat” tutur Heechul , aku pun mengangguk. Selama perjalanan menuju kampus aku terdiam, biasanya Kyuhyun akan menelponnya setiap malam sebelum aku tidur tapi tadi malam ia tidak melakukan hal tersebut. Bahkan hari ini ia tidak memberitahuku jika ia tidak bisa menjemputku.
Mobil Heechul oppa berhenti di depan gerbang kampusku. “annyeong, oppa” pamitku. Heechul hanya tersenyum kecil, perlahan mobil Heechul pun pergi meninggalkan kampusku. Aku mempercepat langkahku, karena beberapa menit lagi bel akan berbunyi.
“kau hampir telat” tegur Ririn saat aku sampai di kelas. “Nde, Kyuhyun tidak menjemputku hari ini” jawabku dengan nafas yang belum teratur. “mwo? Kyuhyun tidak menjemputmu?” kagetnya, dan aku hanya mengangguk pelan. “dia mencari masalah denganku” kata Ririn sambil memainkan tangannya. “haiss, gwaechana” aku mencoba tersenyum kecil, Ririn sangat sensitive dengan Kyuhyun.
Bel istirahat berbunyi, tanpa menunggu Ririn aku pun lansung berjalan menuju kelas Kyuhyun. aku dengar jika Ririn memanggil namaku tapi aku tidak merespon, aku yakin Ririn juga tahu kemana aku akan pergi.
“Yak, Cho Kyuhyun hari ini kau tidak menjemput Haena?” tanya Naya. Mendengar pertanyaan Naya, Donghae pun menoleh ke belakang karena posisi kursi Donghae yang berada di depan Kyuhyun. “Mwo, kau tidak menjemput Haena? Kenapa? Lalu, siapa yang mengantar Haena?” Donghae lansung mencerocos pertanyaan pada Kyuhyun. Kyuhyun sama sekali tidak menjawab ia malah menatap keduanya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan dengan siapapun. Kyuhyun beranjak dari kursinya, ia memilih untuk keluar dari kelas.
“Kyu…” panggilan terpotong saat aku berpapasan dengan Kyuhyun di depan pintu. Anehnya, ia malah menatapku dengan dingin, dan aku artikan adalah tatapan tidak suka. Kyuhyun tidak menyapaku sama sekali ia malah melangkah pergi. Aku terpaku melihat sikapnya yang berubah, aku berpikir sejenak apakah aku membuat kesalahan padanya. Biasanya Kyuhyun akan seperti ini jika ia merasa cemburu dengan namja lain.
“Yak, kenapa dia pergi?” tanya Ririn, ia berhasil menyusulku. Aku tidak menjawab pertanyaan Ririn, aku berlari menyusul Kyuhyun, tapi aku tidak menemukan Kyuhyun padahal jalan yang aku lewati adalah jalan Kyuhyun yang baru saja dilewatinya. Aku berpikir sejenak dimana Kyuhyun pergi saat sikap seperti ini, dan aku tahu dimana dia berada.
Pikiranku benar, Kyuhyun berada di taman belakang  SMAku dulu. Ia terlihat bermain game namun seperti ia sedang kurang baik karena ia bermain dengan emosinya. “oppa” panggilku lirih, aku berjalan menghampirinya. Aku yakin Kyuhyun mendengar panggillanku, tapi ia pura-pura mendengar. “oppa” panggilku ulang tapi ia tetap saja tidak merespon.
“Kyuhyun oppa” teriakku kesal, Kyuhyun memandang ke arahku dengan tatapan tidak sukanya. “apa?” tanyanya datar lalu mengalihkan pandangnya lagi ke pspnya. “oppa, kenapa kau tadi malam tidak menelponku? Kenapa tadi kau tidak menjemputku? Kenapa kau tidak memberitahuku jika kau tidak bisa menjemputku?” tanyaku lansung.
Kyuhyun hanya diam. “oppa, apa aku membuat kesalahan hingga kau bersikap seperti ini?” tanyaku lagi. Kyuhyun kembali memandang ke arahku, “Siapa namja yang kemarin bersamamu?” tanyanya ketus. Aku terdiam memikirkan namja yang dimaksud oleh Kyuhyun. “omo, kau melihat aku makan malam kemarin?” tanyaku balik. Kyuhyun beranjak kursinya dilipatnya kedua tangannya. “nde, aku melihatnya”
Aku terkekeh, membuatku Kyuhyun mengerutkan kening. “yak, kenapa kau tertawa?” tanyanya kesal. Aku melepaskan tangan Kyuhyun yang terlipat, ku peluk Kyuhyun. Kyuhyun tidak mengerti dengan sikap yeoja yang ada dihadapannya bukan menjawab ia malah memeluknya. “oppa, kau cemburu dengan oppaku, eoh” katanya kemudian. “oppamu?” ulang Kyuhyun. “hem, dia Siwon oppa anak dari adik eomma. Dia akan tinggal bersama aku dan Heechul oppa untuk membantu Heechul oppa” jelasku.
Kyuhyun terdiam berarti ia salah paham mengenai kemarin. Aku merasakan Kyuhyun membalas pelukanku, ia ciumnya palaku. “mianhae”ucapnya. Aku merenggakan pelukanku, “gwaechana, aku senang jika kau cemburu. Itu tanda kau mencintaiku bukan”. Kyuhyun mengusap pelan rambutku dengan lembut. “aku selalu mencintai Chagi, selamanya”. aku tersenyum kecil lalu menutup mataku saat aku lihat Kyuhyun mendekatkan wajahnya padaku. Diciumnya bibirku dengan lembut. “kajja, kita kembali ke kelas” ajaknya kemudian, aku menjawab dengan anggukkan.
--
Kyuhyun mengajakku untuk makan malam bersama di rumahnya. Setelah, ia extra membujuk Heechul oppa akhirnya Heechul oppa mengizinkan. Kyuhyun bahkan bertemu dengan Siwon oppa di rumah.
“jaga baik-baik Haena” itu pesan Heechul oppa saat kami berangkat. Kyuhyun memberhentikan mobilnya dipinggir jalan, ia menyelimuti pahaku dengan jaketnya membuatku sedikit terkejut melihatnya. “kau tahu kan, aku namja yang normal Chagi.” Katanya lalu menjalankan kembali mobilku. Aku kembali tersenyum dengan sikap Kyuhyun.
Kami sampai di rumah Kyuhyun, Kyuhyun menggandeng tanganku  dan mengajaknya untuk masuk. “Annyeong” sapa Kyuhyun pada keluarganya di ruangan makan. Semuanya pun menoleh ke arah kami. “omo, dia yeojachingumu?” tanya Eomma Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum kecil, “annyeong haseyo” salamku sambil membungkukkan badan.
Keluarga Kyuhyun menerima kedatanganku dengan baik, meskipun Appa Kyuhyun jarang sekali berbicara.
“Sepertinya, kau salah memilih pacar Haena”celetuk Ahra.
“yak, nona apa maksudmu berbicara seperti itu?” tanya Kyuhyun. “eo, lihat saja sifatnya yang seperti itu” Ahra menunjuk Kyuhyun dengan matanya, aku hanya terkekeh kecil. “ahh, aku senang. Akhirnya aku punya teman untuk diajak jalan-jalan bersama. Ke mall, ke salon” tutur Ahra eonnie.
“haishh, Nona. Haena tidak seperti kau. Dia tidak pernah ke mall dan ke salon seperti yang kau lakukan” Kyuhyun benar aku memang jarang ke mall bahkan ke salon untuk perawatan.
“jinjja?” tanya ahra Nona tidak percaya, aku mengangguk pelan.
Selesai makan malam, Abeonim, Eommanim, dan eonnie pamit untuk ke kamar terlebih dahulu. Aku menunggu Kyuhyun di ruang tamu. Rumah Kyuhyun sangat besar dibandingkan rumahku. aku tersenyum melihat foto yang terpajang rapi di buffet. Foto Kyuhyun masih bayi hingga sebesar kini terpanjang rapi.
Aku tidak sengaja melihat sebuah Koran yang terletak di paling bawah buffet hanya koran itu saja yang berada disana. Aku pun mengambil Koran itu, aku sontak kaget karena Koran itu berisi berita mengenai kecelakaan yang menimpa eomma, dari tanggal tersebut tertulis jelas tanggal kejadian sehari setelah kecelakaan itu terjadi.
“Aku tidak tahu kalau kau suka membaca koran” ternyata Kyuhyun sudah datang. “Bukankah ini koran sudah lama kenapa masih disimpan?” tanyaku sambil memperlihatkan tanggal penerbitan pada Kyuhyun. “Entahlah, aku tidak tahu. Appa yang sering membaca Koran” ucapnya. Aku terdiam, “kajja, aku antar kau pulang. Heechul Hyung bisa marah padaku jika telat mengantarmu” Aku terkekeh kecil, lalu mengangguk. Ku taruh kembali koran tersebut ke tempat semula.
“oppa, apa kau tidak tahu berita mengenai kecelakaan tentang eommaku?” tanyaku saat perjalan pulang. “aku tahu tentang berita itu, tapi aku tidak tahu jika kecelakaan itu membuatmu trauma” jawab Kyuhyun.
Aku mengangguk pelan “oh, ya oppa. Apakau punya sanak saudara yang dimakamkan di Saint Herbett?” tanyaku lagi. “ani, semua keluargaku dimakamkan di Saint Maria” aku terdiam mendengar jawaban Kyuhyun, jika tidak ada sanak saudara yang dimakamkan berarti siapa yang dikunjungi abeonim beberapa hari lalu. “Waeyo?” tanya Kyuhyun.
“ani, aku hanya bertanya” kataku bohong.
Kami sampai di depan rumahku, “gomawo, oppa” pamitku, sebelum keluar dari mobil aku sempat mencium pipi Kyuhyun. “hati-hati di jalan” pesanku. “nde” jawab Kyuhyun lalu pergi meninggalkan rumahku.
--
Aku berniat pergi ke kantor polisi untuk menanyakan kelanjutan penyelidikan kecelakaan eomma. Agar tidak membuat Kyuhyun curiga aku berangkat saat Kyuhyun mengantarku pulang ke rumah.
“Kami, masih menyelidikinya tuan” aku seperti mengenal sosok namja yang sekarang sedang ada di kantor polisi. Dan benar, ternyata dia adalah Donghae Oppa. “oppa” panggilku, ia pun menoleh dan memandang kaget ke arahku. “Wae yogi waseo? Mwo hago shipunnde?” tanyaku. Donghae tidak menjawab, “kami akan terus melakukan penyelidikan mengenai kecelakaan itu tuan” aku sempat terkejut mendengar penuturan pihak kepolisian. Apa mungkin Donghae oppa datang untuk menanyakan kelanjutan penyelidikan tentang kecelakaan eomma.
“eo, ajusshi. Kenapa kau tidak check cctv di setiap tempat kejadian. Kau bisa meminta tayangan cctv dari kantor oppaku karena dari itulah mobil yang digunakan eomma berada” usulku. Polisiku sedikit menimbang-nimbang, “Baik, aku akan meminta tayangan cctv di beberapa tempat. Datanglah lusa dan kami akan memberikan hasilnya kepada kalian” sarannya pada kami. Aku mengangguk dan begitupula dengan Donghae. kami pun pamit pergi.
“Gomawo, oppa sudah membantu menyelidiki kasus ini” ucapku, Donghae mengantarku pulang ke rumah. “nde, aku sudah berjanji pada diriku sendiri jika aku akan membantu mengungkap kasus ini”
Aku menunduk, “aku tahu oppa mencintaiku, mian jika aku tidak menjadi yeojachingu, oppa”. Donghae terkejut dengan ucapan yeoja di sampingnya. Bagaimana dia bisa tahu jika selama ia mencintainya. “Gwaechana, aku akan bahagia jika kau bahagia. Dan aku ku pikir kebahagianmu bukan bersama denganku” Donghae mencoba tersenyum manis padaku. Aku pun lansung memeluk Donghae, “kau akan selalu jadi oppa untukku bukan?” tanyaku. “nde” jawab Donghae.

Donghae Pov

Aku mengikuti mobil Kyuhyun yang mengantar Haena pulang ke rumah. Aku lihat Haena melambaikan tangan tanda perpisahan pada Kyuhyun. Setelah mobil Kyuhyun menghilang ia pun lansung masuk ke dalam mobilku. Aku dan Haena akan kembali ke kantor polisi untuk melihat kelanjutan kemarin.
“Setelah kami melihat cctv di beberapa tempat. Sopir yang membawa eomma anda tidak bersalah karena ia tidak melakukan apapun. Kami menemukan sisi cctv yang memperlihatkan seseorang sedang merusak mobil eomma Anda. Dan kemungkinan, orang itu sengaja membuat rem blong di mobil eomma Anda” aku terkejut mendengar penuturan pihak kepolisian. Aku melihat ke arah Haena yang menangis dalam diam.
“Apakah pelaku sudah tertangkap?”tanyaku. “tentu, Anda bisa mengikutiku untuk menemui pelakunya” aku pun memapah Haena untuk mengikuti polisi tersebut. “Kami, menemukan beliau di mokpo di tempat persembunyiannya”. Aku bisa melihat seorang ajushi yang duduk membelakangi kami. Haena berjalan mendekap ke arah ajushi tersebut.
“Apa, eommaku punya salah pada Anda? Apa, eommaku pernah menghina Anda? Apa, eommaku membenci Anda?” tanya Haena sambil menangis. “Jawabku, aku ajushi jawab” histeris Haena.
“Dari penuturannya dia hanya disuruh seseorang untuk melakukan hal tersebut. Dia mengatakan kalau Cho Yeong Hwa yang menyuruhnya melakukan itu” tutur ajushi polisi.
“Omo, Cho Yeong Hwa. Bukankah itu ayah Kyuhyun” aku tidak percaya. Haena lansung mengalihkan pandangnya pada polisi. “Apakah Cho Yeong Hwa pelakunya?” tanyanya memastikan. Ajushi itu mengangguk kepalanya, Haena seketika menangis histeris aku pun lansung mendekapnya. Dan tak lama Haena tidak sadarkan diri, aku lansung membawanya ke rumah sakit.
Heechul Hyung dan Siwon Hyung lansung datang ke rumah sakit ketika aku memberitahu keadaan Haena. Aku menceritakan semuanya pada Heechul Hyung. Heechul terlihat marah, ia bahkan berkali-kali memukul tembok rumah sakit. “Segera tangkap penjahat tersebut” pinta Heechul Hyung pada pihak polisi yang mengantarku.
Aku mengajak Heechul Hyung keluar dari kamar Haena, biar Haena yang menjaga Siwon Hyung. “eo, Donghae kau disini” aku kaget saat Kyuhyun datang menghampiriku. Aku bisa melihat Heechul Hyung yang menatapnya dengan amarah.
“eo, Heechul Hyung kau disini juga” ucapnya. “Siapa yang sakit?” tanya Kyuhyun. “Haena, pingsan” jawabku dan seketika wajahnya lansung memucat. “mwo, Haena pingsan. Yak, kenapa kau tidak memberitahuku” kesalnya, ia ingin masuk ke dalam kamar tapi dihalangi oleh Heechul Hyung.
“Hyung, kau kenapa? Aku ingin menemui Haena” tanya Kyuhyun polos. “jangan pernah temui Haena lagi” ketusnya. Kyuhyun kaget, “waeyo, hyung? Apa aku melakukan kesalahan lagi?” tanyanya.
“jangan dekati adikku, anak pembunuh eommaku”

Kyuhyun Pov

Aku mendapat kabar kalau Appa masuk rumah sakit karena darah tinggi yang naik dan kelelahan. Setelah menjenguk Appa aku pun berniat jalan-jalan sebentar dan aku tidak sengaja melihat Donghae lalu menghampirinya.
“eo, Donghae kau disini” Donghae sepertinya kaget saat aku datang menghampiriknya. “eo, Heechul Hyung kau disini juga” ucapku. “Siapa yang sakit?” tanyaku kemudian. “Haena, pingsan” jawab Donghae dan seketika wajahku lansung memucat. “mwo, Haena pingsan. Yak, kenapa kau tidak memberitahuku” kesalku, aku ingin masuk ke dalam kamar tapi dihalangi oleh Heechul Hyung.
“Hyung, kau kenapa? Aku ingin menemui Haena”tanya ku polos. “jangan pernah temui Haena lagi”ketusnya. aku kaget, “waeyo, hyung? Apa aku melakukan kesalahan lagi?” tanyaku.
“jangan dekati adikku, anak pembunuh eommaku” aku tidak mengerti yang diucapkkan oleh Heechul Hyung. “Apa maksud Hyung, aku anak pembunuh eommamu?” tanyaku. Heechul tersenyum sinis, dan bukkk ia memberikan tinjunya di wajahku. Aku terhuyung jatuh ke lantai, “Appamulah yang membuat eommaku meninggal, Appamulah yang membunuh eommaku” cecarnya. Donghae mencoba menenangkan Heechul Hyung. Aku pun mencoba berdiri. “Kyu lebih baik, kau kembali ke kamar Appamu, sepertinya ia lebih membutuhkanmu sekarang dibanding Haena” tutur Donghae, aku mengangguk dan kembali ke kamar Appa.
Di kamar Appa, aku dengar suara isak tangis. Aku bisa melihat jika beberapa anggota kepolisian ada di kamar Appaku. “mianhae, yeobo. Jeongmal mianhae” aku bisa melihat jika Appa mencoba meminta maaf kepada eomma yang menangis di pundaknya. Ahra Nona memandang ke arahku “busurinde?” tanyaku.
Ahra Nona tidak menjawab ia malah memelukku sambil terisak. “Kami, harus menahan Appa Anda. Karena, ia terbukti menjadi pelaku kecelakaan Choi Hae Woo 9 bulan yang lalu” pihak polisi memberikan surat penahanan Appa padaku.
Aku membaca dengan tidak percaya, jadi ini yang dimaksud Heechul hyung kepadaku. “Mianhae, Kyuhyun-ah. Maafkan, Appa” ucap Appa. Aku tersenyum miris mendengarnya. Eomma dari yeojachinguku yang sangat ku cintai ternyata meninggal karena ulah Appaku sendiri. Aku jadi teringat pertanyaan Haena beberapa hari lalu mengenai kora, kecelakaan dan pemakaman.
Aku melepaskan pelukkan Ahra Nona, lalu pergi meninggalkan kamar Appa. Aku bisa mendengar Ahra Nona memanggil namaku, tapi aku tidak mempedulikannya. Aku ingin menenangkan pikiranku sendiri.

Author Pov

Teman-teman mulai berdatangan saat diberitahu Haena masuk rumah sakit. Bahkan, semua terkejut dengan penjelasan dari Donghae. “Apakah, Appa Kyuhyun akan di penjara?” tanya Ririn. “Mungkin iya, mungkin tidak” jawab Donghae.
“maksudmu?”tanya Naya.
“mungkin iya jika Heechul Hyung mengajukan penahaan dan pidana. Dan mungkin, tidak ia menggugat surat penahanannya” jelas Donghae.
Nielle menghampiri Haena, ia menggenggam tangan Haena. Perlahan-lahan Haena pun membuka matanya, “Nielle” lirihnya, semuanya lansung menghampiri Haena. Ririn pun memberitahu Haena siuman kepada Heechul dan Siwon yang kebetulan berada di luar kamar.
Semua teman Haena memberikan jalan pada Heechul dan Siwon, “Chagi, gwaechana?” tanyanya khawatir, Haena hanya tersenyum kecil lalu mengangguk pelan. Heechul lansung mendekap Haena. Haena diperbolehkan pulang, dengan catatan ia harus bed rest total selama 2 hari.
Dan selama 2 hari juga ia tidak pernah melihat Kyuhyun bahkan kabarnya sekalipun, Haena merasa jika ia sulit bernafas tanpa melihat Kyuhyun tanpa Kyuhyun sisinya , baginya Kyuhyun adalah oksigen.
Haena Pov
Tringgg, “Jeongmal mianhae. Aku mewakili appa untuk meminta maaf padamu Chagi. Maaf, aku belum bisa menjengukmu karena aku harus menemani Appa. Aku mohon jaga kesehatan selama aku tidak disisimu. Kim Haena nan jeongmal saranghae” aku membaca pesan dari Kyuhyun. aku menitikkan airmata, “Tuhan kenapa harus Appa Kyuhyun, kenapa harus Kyuhyun?” tangisku. Terlalu banyak masalah antara aku dan Kyuhun. Kini, masalah itu datang lagi bahkan lebih besar.
Heechul oppa juga lebih protektif padaku, ia bahkan memberikan 2 pengawal untuk menjaga agar aku tidak menemui Kyuhyun. Heechul Oppa sudah mengajukan surat penahanan pada Appa Kyuhyun ia bahkan meminta untuk menghukum seberat-beratnya, hukum matipun jika itu harus. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kali ini, kesalahan kali ini tidak bisa dimaafkan begitu saja.
Aku mengajak kedua pengawalku untuk makan bersama untungnya mereka tidak berpikir apa-apa tentang tujuanku. Aku menaruh obat tidur di dalam makan mereka masing-masing dan obat itu bisa beraksi dalam waktu 1 menit karena dosisnya yang lumanyan tinggi. Mereka pun tertidur dengan cepat, dan membuatku lansung pergi meninggalkan mereka.
“Ajusshi, seoul hospital” ucapku pada sopirku pribadiku. Untungnya ia menurut, sesampai di rumah sakit aku lansung berjalan menuju kamar Appa Kyuhyun.
Aku membuka pintu perlahan kamar Appa Kyuhyun, Eommanim, Eonnie, dan Kyuhyun pun menoleh saat aku masuk. Aku tersenyum kecil dan mengangguk, aku senang bisa melihat Kyuhyun kembali bahkan Kyuhyun lansung memelukku erat.
Appa Kyuhyun perlahan membuka matanya, ia melihatku dan Kyuhyun berpelukkan. “Kau harus makan lihat badanmu kurus” ujarku pada Kyuhyun sambil tersenyum, Kyuhyun hanya mengangguk sekenanya
“Bisakah, aku meminta waktu berdua bersama Abeonim?” tanyaku pada semuanya. Eommanim, Eonnie, Kyuhyun dan abeonim saling berpandangan. Dan akhirnya ia mengizinkan untuk berbicara berdua.
“Abeonim, gwaechanayo?” tanyaku sambil memijat-mijat lengan Appa Kyuhyun. “Mianhae Hena, jeongmal minahe” aku menahan airmataku agar tidak terjatuh. Aku hanya tersenyum kecil.
“Aku dan eommamu sempat menjalin hubungan tapi akhirnya hubungan kami berakhir karena eomma memilih Kim Dae  Hee untuk menjadi suaminya. Aku sempat frustasi saat itu, tapi akhirnya aku bisa membangun keluargaku dengan harmonis. Saat ayahmu meninggal aku kembali bertemu dengan eommamu. Aku menawarkan diri untuk membantu mengasuhmu dan Heechul tapi ia menolak, ia yakin bisa membesarkan kalian dengan keringatnya sendiri. Aku juga mencoba mengajaknya bekerjasama dengan perusahaan tapi ia kembali menolak, ia ingin membuktikan padaku bahwa ia membuat perusahaan yang tidak kalah besar seperti yang aku miliki. Karena, kesal aku menyuruh seseorang untuk membuat rem blong di mobil eommaku. Aku pikir, jika rem blong kemungkinan hanya luka-luka saja, aku tak menyangka jika itu membuat eomma pergi untuk selamanya.” aku terdiam mendengar penjelasan abeonim.
“Eommamu, cinta lamaku” aku teringat ucapan itu. yah, alasan yang abeonim katakan saat bertemu di makan eomma.
Aku mendengar suara gaduh di dari luar, dan brak dengan kasar seseorang membuka pintu. Aku kaget saat aku tahu orang itu adalah Heechul oppa. Ia lansung menarikku pergi, “Heechul ssi, kau boleh membenciku tapi aku mohon jangan membenci Kyuhyun” Heechul oppa tidak mempedulikan ucapan Appa Kyuhyun. Kyuhyun melihat nanar ke arahku saat aku dijemput paksa oleh Heechul oppa.
Brakk
Heechul oppa membanting pintu kamarku, “oppa, sudah katakan padamu. Jangan temui Kyuhyun atau keluarganya” amarahnya. Aku menunduk kepala sambil menangis, “lupakan  Kyuhyun. Putuslah dengan Kyuhyun”. Aku lansung memandang Heechul oppa dengan tatapan tajam.
“Aku tidak akan pernah putus dari Kyuhyun” ketusku, untuk pertama kalinya aku berbicara ketus pada Heechul Oppa. “Terserah, apa yang kau katakan. Mulai sekarang oppa tidak akan mengizinkanmu keluar meskipun itu kuliah. Oppa akan memanggil guru home schooling untukumu” tegas Heechul lalu keluar dari kamarku, Heechul oppa bahkan mengunci pintu kamarku.
“oppa” histerisku.

Heechul Pov

“jeosonghamnida tuan, makanan kemarin dan kemarinnya lagi masih utuh, nona tidak memakannya sama sekali” tutur pelayan padaku. Sudah 3 hari Haena tidak makan, ia hanya minum susu yang selalu diberikan pelayan untuknya.
“Hyung, lebih baik kau bicara dengannya” ujar Siwon padaku. Aku pun mengangguk, ku ambil makan malam untuk Haena. Ku lihat Haena, hanya terbaring membelakangiku di ranjang. Aku memandang sedih melihat Haena seperti ini.
“Chagi, ayo makan. Oppa suapkan untukmu” kataku lembut, namun tidak ada respon dari Haena. “Chagi” panggilku. “pergilah, oppa. Aku ingin sendiri” ucap Haena kemudian.
“Tapi, kau belum makan”
“Aku ingin menyusul eomma, karena itu aku tidak akan makan” ucapan Haena menusuk jantungku. “Ahh, kau menyusul eomma dan meninggalkanku sendiri? Pergilah, aku bisa hidup sendiri tanpa siapapun” ucapku lalu beranjak pergi dari kamar Haena. Aku menangis di balik pintu Haena. “eomma, apa yang harus aku lakukan? Apa aku salah melakukan ini pada Haena? Aku sangat menyayangi Haena?” isakku.
Haena Pov
“Ahh, kau menyusul eomma dan meninggalkanku sendiri? Pergilah, aku bisa hidup sendiri tanpa siapapun” aku menangis saat mendengar ucapan Heechul. “oppa, mianhae. Jeongmal mianhe” lirihku. Aku pun beranjak dari ranjang dan menghampiri nampan yang dibawa Heechul Oppa. Aku mulai memakan makan itu, sambil menangis.
--
Haena liat itu” eomma menunjuk bintang yang paling bersinar di langit. “indah eomma” ucapku. “tentu itu Appa” tuturnya padaku.
“appa? ”ulangku.
Eoma mengangguk pelan“nde, kelak eomma akan menjadi bintang seperti itu” katanya. “mwo, maksud eomma. Eomma akan pergi seperti appa?” tanyaku tidak terima.
“Kita tidak ada yang tahu kapan kita akan pergi sayang. Satu pesan jika eomma tidak bersamamu lagi, jadilah anak baik, patuhi semua apa kata Oppamu. Jangan membuatnya sendiri, kau mau berjanji pada eomma?” tanya Eomma.
“nde, eomma aku berjanji”
“Eomma” teriakku, aku terbangun dari mimpiku. Aku menangis menginggat mimpi tadi. “nde, aku berjanji tidak akan membuat oppa merasa sendiri” janjiku.

Heechul Pov

Haena memang belum kembali seperti dahulu, tapi ia mencoba kembali. Sudah satu bulan, Appa Kyuhyun dipenjara dan satu bulan pula aku sering melihat Haena menangis di malam hari. Aku miris melihat keadaannya, ia akan berusaha tegar saat ada dihadapanku tapi saat ia sendiri ia akan menangis.
Teman-teman Haena sering mengunjungi Haena karena hingga kini aku belum memperbolehkan Haena untuk kembali kuliah. “Apa Kyuhyun baik-baik saja?” aku mendengar pertanyaan Haena pada Ririn. “nde, dia baik-baik saja. tapi, ..” ririn sedikit ragu untuk mengatakannya. “waeyo?” tanya Haena.
“Sena selalu datang menjenguk Kyuhyun setiap hari, bahkan ia selalu mengantarkan makan siang untuk Kyuhyun” aku bisa melihat raut sedih, cemburu dan mencoba tegar dari wajah Haena. “mungkin, Sena bisa menggantikanku. Benar apa kata Heechul Oppa lebih baik aku putus saja dengannya” kata Haena putus asa.
“Tetaplah, bersama Kyuhyun Haena. Aku yakin, kekuatannnya saat ini hanya kau, karena kau masih bersamanya” Haena pun kembali menitikkan airmata. “Jangan katakan putus pada Kyuhyun, karena aku yakin akan memburuk keadaan Kyuhyun begitu juga dengan kau. Aku yakin kalian masih saling mencintai”
Ririn pun memeluk Haena dengan erat. “Jangan khawatir, aku akan selalu memberitahu keadaan Kyuhyun untukmu. Aku akan selalu memberitahunya jika kau selalu mencintainya”
Heechul pun pergi meninggalkan keduanya, ia masuk ke dalam ruangan kerjanya. Dibukanya, laci mejanya. “Surat gugatan”. Apa ini yang terbaik? Apakah aku boleh melakukan ini eomma? Eomma mianhae, tapi demi Haena”.
Heechul mencari Kyuhyun di rumah, Kyuhyun sempat tidak percaya jika Heechul kembali mau menemuinya dengan apa yang Appa lakukan. Heechul tidak mengatakan apapun ia hanya memberikan isyarat agar Kyuhyun ikut bersamanya. Kyuhyun memandang heran saat Heechul membawanya ke rumahnya.
Saat Kyuhyun keluar dari mobil, Heechul lansung mengendarai mobilnya meninggalkan rumah. Kyuhyun mengerti maksud Kyuhyun, ia pun berjalan masuk ke rumah Haena. Semua pelayan tersenyum ke arah Kyuhyun. Kyuhyun menaiki tangga menuju kamar Haena. Kyuhyun sedikit ragu untuk mengetuk kamar Haena takut Haena tidak mau menemuinya. Tapi, ia yakin Haena tidak adakan seperti itu.
Tok tok tok
Tidak ada jawaban dari dalam
Tok tok tok
“Yakk, oppa berhentilah mengetuk pintuku.” omel seseorang dari dalam. Clekk, pintu terbuka “Kyuhyun oppa” lirih Haena, ia tidak percaya jika sekarang dihadapannya adalah namja yang ia rindukan dan sangat ia cintai. Kyuhyun tersenyum kecil, “Chagi, bogosihpo” kata Kyuhyun, ia menarik tubuh Haena dalam pelukkannya.
“Nado, bogosiphoso” Haena membalas pelukkan Kyuhyun.
Heechul mengunjungi kantor polisi, ia menyerahkan surat gugatan kepada Appa Kyuhyun. “Maksud, Anda. Anda ingin Tuan Cho bebas?” tanya pihak polisi.
“Nde, aku hanya ingin melihat adik bahagia” katanya. Polisi tersebut tersenyum kepada cul, “Sebuah tindakan yang sangat berjiwa besar tuan Kim” pujinya. Heechul hanya tersenyum kecil.
Ia pun pamit pergi untuk kembali ke rumah, sampainya di rumah ia sangat senang melihat Haena bisa tertawa kembali bersama Kyuhyun. Haena menoleh ke arah Heechul, “eo, oppa” panggilnya.
Heechul tersenyum kecil lalu berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Kyuhyun Pov

Aku masih tidak percaya sekarang aku bisa tertawa bersama dengan Haena. Sudah sebulan lebih aku tidak bertemu dengannya.
“eo, oppa” panggil Haena dan membuatku menoleh ke arah pintu. Aku bisa lihat Heechul tersenyum kecil lalu pergi menuju kamarnya.
“Hyung, jeongmal gomawo”batinku.
Aku pun kembali ke rumah, aku sungguh kaget saat aku melihat appa ada di rumah. Aku bahkan mengengucek-ucek mataku takut aku salah melihat. Tapi, Appa tetap disana. Eomma datang sambil membawa teh hangat untuk Appa.
“eomma, Appa?”
“Heechul, memberikan surat gugatan sehingga Appa bebas dari hukuman” jelas Eomma. Aku tak percaya, “Aku tahu dia anak yang baik” ucap Appa. “Hyung, sekali lagi terimakasih” batinku.
Haena Pov
“Yak, Kim Haena ireona” suara Heechul oppa menggangu tidurku. “yak, oppa. Apa yang kau lakukan, aku masih mengantuk” jawabku malas. “kau akan terlambat kuliah jika kau tidak mandi sekarang” aku reflex membuka mataku dengan sempurna saat Heechul oppa mengatakan kuliah. “aku kuliah?” aku bangun lalu memandang Heechul.
“Aku membayar mahal untuk kuliahmu tapi kau malah malas kuliah” omel Heechul oppa lalu pergi meninggalkan aku yang terdiam di kamar. Ada semburat senyum di wajah Heechul sebelum meninggalkan kamar adiknya.
Aku pun bergegas untuk mandi dan bersiap diri untuk kuliah. Sebelum berangkat seperti biasa aku sarapan terlebih dahulu. “Dimana Siwon oppa?” tanyaku heran karena beberapa hari ini aku tidak bisa melihatnya. “Ia menggantikan aku rapat di Amerika karena aku tidak bisa pergi karena harus mengurus seseorang” jawabnya tanpa memandang ke arahku.
Aku menghampiri Heechul oppa, melingkarkan tanganku pada lehernya memeluknya erat, “Oppa, jeongmal gomawo” ucapku. Heechul tidak menjawab ia malah tersenyum dalam diam.
Tin tin
“eo, jemputan sudah datang. Cepat berangkat nanti kau terlambat” Heechul oppa mendorongku pergi, aku pun melambaikan tangan. “Kyuhyun” aku tidak menyangka ternyata Kyuhyunlah yang menjemputku, seharusnya aku tidak perlu terkejut karena sebelumnya Kyuhyun selalu mengantar dan menjemputku.
Kyuhyun menjalankan mobilnya saat aku sudah masuk ke dalam. Aku masih berpikir ini adalah mimpi indah karena aku bisa kembali lagi seperti ini. Ku taruh palaku ke pundak Kyuhyun, Kyuhyun mengusap palaku seperti biasa. Dan aku sadar jika ini bukan mimpi belaka, ini nyata.
Author Pov
Masuknya Presdir Cho ke penjara membuat saham yang miliki menurun hingga 15%. Heechul dengan tenangny datang ke kantor Appa Kyuhyun untuk menawarkan kerjasama. Appa Kyuhyun sempat tidak percaya dengan apa yang dilakukan Heechul, terlalu banyak yang ia lakukan untuknya dan keluarganya.
“Bolehkah aku meminta permintaan padamu Presdir Kim?” tanya Appa Kyuhyun. Heechul mengangguk, “Aku ingin Haena menjadi tunangan anakku ah bukan hanya itu menjadi menantuku” Heechul sempat terkejut dengan permintaan Appa Kyuhyun tapi akhirnya ia mengangguk menyetujui permintaan tersebut.
“Aku akan melakukan apapun, demi kebahagian Haena” batin Heechul.
Pertunangan Haena dan Kyuhyun digelar satu minggu kemudian. Semua pemegang saham dan tamu besar dari kedua perusahaan diundang untuk melihat pertunangan tersebut. Heechul pun mengundang semua keluarga besar Ansan untuk datang baik untuk SMA maupun kuliahnya. Tapi, Sena tidak hadir di acara pertunangan ini, berita yang berhembus mengatakan kalau Sena pindah keluar negeri.
Kyuhyun memasangkan cincin ke jari manis Haena, begitu pula sebaliknya. Kyuhyun memandang wajah Haena sambil tersenyum diciumnya kening Haena.
“Saranghae”
“Nado saranghae”
Heechul tersenyum bahagia melihat adiknya yang sekarang resmi bertunangan. Heechul memandang tak percaya jika ia melihat eomma tersenyum ke arahnya, ia berdiri diantara Haena dan Kyuhyun seperti memberikan restu. “Saranghae eomma” batin Heechul.
-END-

### FF ini asli buatan aku lohh### thanks buat yang udah baca


No comments:

Post a Comment