Brakkk
“eomma”
jerit Haena, ia terbangun dari tidurnya karena mimpi itu datang lagi. Tak lama
pintu kamarnya pun terbuka, terlihat sosok namja yang lain adalah Heechul
oppanya lansung menghampirinya.
“Chagi,
gwaechana?” tanya khawatirnya, dipelukknya tubuh Haena dengan erat. “mimpi itu
datang lagi oppa” lirih Haena. Heechul mengusap kepala Haena, “lupakan mimpi
chagi, jangan pikirikan mimpi itu” pinta Heechul, Haena hanya mengangguk pelan dalam
pelukkan Heechul.
“Eomma,
jangan lakukan ini pada Haena” batin Heechul.
Paginya
seperti biasa sebelum berangkat ke kantor dan sekolah. Heechul dan Haena selalu
meluangkan diri untuk sarapan bersama. Heechul hanya tinggal berdua dengan
Haena. Appa Heechul sudah meninggal sejak 10 tahun yang lalu saat itu Heechul
baru berusia 7 tahun dan Haena 5 tahun. Eomma Heechul bekerja keras membesarkan
Heechul dan Haena. Tapi, takdir berkata lain 6 bulan yang lalu, Eomma Heechul
menyusul Appa Heechul untuk pergi selamanya. Eomma Heechul meninggal karena
kecelakaan, mobilnya tertabrak kereta saat ingin berjalan kembali ke rumah dari
Bandara. Kecelakaan tersebut masih ditangani oleh pihak kepolisian. Tapi,
hingga sekarang belum ada kejelasan tentang kecelakaan tersebut.
Ia
pergi meninggalkan sebuah perusahaan yang cukup besar dalam bidang property
bahkan namanya sudah terkenal di seluruh Korea. Karena itu, kepergian yang
sangat tragis membuat banyak tanda tanya. Kepergian Eomma Heechul pun membuat Heechul
harus mengganti posisinya sebagai Presdir di Perusahaan Daewo. Meskipun, bisa
dibilang usia Heechul masih terbilang sangat muda. Tapi, Heechul bisa
membuktikan jika ia mampu menggantikan posisi Eommanya.
Haena
adalah adik yang sangat Heechul sayangi, keadaan Haena pasca kepergian Eomma
mulai membaik. Hanya saja ia sering mimpi buruk mengenai kecelakaan yang
menimpa eomma. Haena bercerita jika eomma seperti ingin memberitahu kalau
kematian bukan karena murni kecelakaan. Seperti hal kejadian tadi malam,
melihat itu Heechul khawatir ia berharap bukan Haena yang dimimpikan Eomma tapi
dirinya.
“Pagi,
Oppa” Haena datang dengan seragam rapi sekolahnya. Heechul tersenyum kecil,
melihat adiknya yang kini sudah bertambah dewasa. Haena duduk disamping Heechul,
ia pun memakan sarapan yang telah disiapkan oleh pelayan.
“Apa
oppa, perlu mengantarmu hari ini?” pertanyaan Heechul membuat Haena
menghentikan aktivitas makanannya. Haena mengerutkan kening tanda bingung,
“waeyo oppa?” Haena balik bertanya. Heechul terdiam, ia ingin mengatakan kalau
ia mengkhawatirkan Haena tapi ia tidak mungkin mengatakannya. Melihat Heechul
yang terdiam, Haena pun mengenggam tangan Heechul, membuat Heechul menoleh
kearahnya, “Geokjongmaseo Oppa, Nan jeongmal gwaechana” Kata Haena mencoba
menyakinkan Heechul. Heechul tersenyum simpul dibalasnya genggaman tangan
Haena.
“Maaf,
Nona. Teman anda sudah datang” Pelayan memberitahu jika teman Haena sudah datang
menjemput. “annyeong Heechul Oppa” sapa 3 teman Haena dengan nada yang dibuat sok
imut. Haena hanya geleng-geleng kepala melihat sikap ketiga temannya yang
selalu seperti itu jika datang ke rumahnya. “Oppa, kau tambah tampan saja” Puji
Ririn.
“Jinjayo?”
Heechul sendiri malah senang menggoda Teman” Haena. “nde, Oppa” jawab Ririn
mantap.
Haena
beranjak dari kursi, dirapihkanya seragam yang ia kenakan “Oppa, aku berangkat
ya. Oppa hati-hati” pamit Heechul sambil mencium kedua pipi Heechul. “nde,
chagi”
Haena
pun berangkat, Teman Haena memang selalu datang untuk menjemput Haena ke
sekolah. Mobil Ririn memasuki parkiran sekolah. Mereka keluar dari mobil, ternyata
mereka tiba bersamaan dengan mobil Donghae, ia datanga bersama Henry dan
Ryeowook. Donghae, Ryeowook dan Henry adalah teman namja yang dekat dengan
Haena. Mereka pun saling sapa satu sama lain.
Dua
mobil mewah berhenti tempat di samping mobil Ririn dan Donghae, Haena dan yang
lain terdiam sambil memandang ke dua mobil tersebut. Tak lama keluarlah Kyuhyun,
Rachel dan teman-temannya. Haena memandang ke arah Kyuhyun begitupula dengan
Kyuhyun namun Haena lansung buru-buru mengalihkan pandangannya. “Chingu-ya,
Keullaseu kaja” ajak Haena kepada temannya, teman-teman mengangguk lalu mengikuti
apa yang diucapkan Haena.
Ansan
High School merupakan sekolah kelas atas, semua murid yang bersekolah disana
merupakan murid dari orang tua yang seorang pengusaha. Kelas atas bukan berarti
semua murid sama, di Ansan ada dua Kelompok yang menduduki peringkat atas.
Yaitu, The Rich dan The Highest.
The
Rich terdiri Haena, Ririn, Donghae dan kawan-kawan sedangkan The Highest
terdiri dari Kyuhyun, Rachel dan kawan-kawan. Kedua kelompok ini adalah
kelompok yang paling menonjol karena diisi oleh murid yang sangat kaya.
Haena,
Ririn dan kedua Temannya berbeda kelas dengan Donghae dkk. Haena sekelas dengan
Rachel dkk. Begitupula Donghae sekelas dengan Kyuhyun dkk.
Kringgggg…
Bel
istirahat berbunyi, Haena pun merapihkan bukunya ke dalam tas. “kaja” Naya
memang selalu antusias jika mengenai makanan. Sebelum ke kantin, Haena, Ririn
dan Naya menghampiri kelas Donghae untuk mengajak makan bersama seperti biasa.
“Donghae ha ..” Ajakkan Haena terputus, ketika ia ingin masuk ke dalam kelas
Donghae ternyata Kyuhyun dan teman-temang tengah berdiri di depan pintu. Haena
dan Kyuhyun kembali perpandangan dalam diam. “mian” Haena pun melangkah masuk
ke dalam kelas menemui Donghae, Henry dan Sungmin yang sedang membereskan buku.
“Kaja, hamokcha” ajak Haena samabil tersenyum kecil. Kyuhyun memperhatikan
Haena dari tempatnya dalam diam. “Kyuhyun- ya, kaja kita ke kantin” Ajakkan
Rachel membuat Kyuhyun mengalihkan perhatiannya. Kyuhyun mengangguk dan
berjalan menuju ke kantin. Rachel memperhatikan pandangan Kyuhyun sebelumnya
dan ia tahu bahwa Kyuhyun sedang memperhatikan Haena.
Kantin
Ansan dibagi 3 bagian, yaitu bagian pertama untuk kelompok The Highest, bagian
kedua untuk kelompok The Rich dan bagian ketiga untuk murid yang tidak
tergabung dalam kedua kelompok tersebut.
“Kau
tidak makan?” Rachel bertanya pada Kyuhyun yang sedari tadi hanya bermain game
di psp kesayangannya. “ani, aku tidak nafsu makan” Jawab Kyuhyun tanpa
mengalihkan pandangannya. Rachel hanya mengangguk kecil, ia sudah terbiasa
dengan jawaban yang dilontarkan Kyuhyun.
Disisi
lain kehangatan menyelimuti kelompok The Rich. “Manhi Mogo” ucap mereka
serempak. Mereka melahap dengan nikmat makan yang terhidang di meja mereka.
Bahkan mereka mencipipi makanan satu sama lain. “Ryeowook-ah, kau harus banyak
makan agar tubuh lebih berisi” tutur Ririn. Ryeowook hanya tersenyum manis dan
mengangguk.
Haena Pov
Sudah
berulang kali aku memandangi jam dinding, sekarang jam menunjukkan pukul 8
malam tapi Heechul oppa belum pulang dari kantor. Ia bahkan sama sekali tidak
memberi kabar jika hari ini ia akan telat pulang, aku benar-benar
mengkhawatirkannya.
“Nona,
sebaiknya Nona tidur saja. Tuan, akan baik-baik saja” Pelayanku sudah beberapa
kali menyuruhku untuk tidur tapi tak ku hiraukan. Aku tidak mungkin tidur
disaat Heechul oppa belum pulang. Tapi aku tidak bisa bohong kalau sebenarnya aku
lelah dan mengantuk. Aku menghela nafas, “Baiklah aku tidur” aku melangkah naik
ke atas menuju kamarku. Ku rebahkan tubuhku di atas ranjang dan menyelimuti
tubuhku dengan selimut. Perlahan-lahan mataku tertutup dan mulai tertidur.
Mobil Heechul
memasuki perkarangan rumah, pelayanan pun segera membukakan pintu ketika ia
masuk. “Haena, sudah tidur?” tanya Heechul pada pelayan yang membukakan pintu
untuknya. “Nde, tuan. 2 jam lebih Nona menunggu anda. Saya khawatir jadi saya
menyuruhnya untuk istirahat terlebih dahulu”. Heechul mengangguk mengerti atas
penjelasan pelayanannya. Ia pun berjalan menuju kamar Haena. Dibukanya pintu
kamar Haena dengan perlahan. Terlihat seorang adikinya yang sedang tertidur
dengan nyenyaknya. Heechul mendekati Haena, diusapnya kepala Haena. “mian,
telah membuatmu menunggu” sesalnya, diciumnya kening Haena. Setelah itu pun Heechul
meninggalkan kamar Haena.
Jam
tepat menunjukkan pukul 6 pagi, aku sudah rapi dengan seragam sekolahku.
“Yeppuda” aku memuji diriku sendiri saat melihat pantulan wajahku di kaca. Aku
menyukai wajahku yang mirip sekali dengan wajah eomma.
Aku
berjalan menuju meja sarapan, aku bisa melihat Heechul oppa yang sedang membaca
koran pagi. “pagi oppa” sapaku seperti biasa, Heechul oppa melipat Koran yang
dibacanya. Ia lansung memandangku, “waeyo?” tanyaku heran, karena ia
memandangku dengan tatapan aneh.
“mian,
tadi malam tidak memberi kabar jika oppa terlambat pulang” tuturnya. Aku
tersenyum kecil, “gwaechana oppa, aku mengerti tentang itu” Heechul tersenyum
kecil diusap-usapnya kepala Haena, ia berterimakasih atas sikap pengertian
adiknya itu.
**
Tempat
yang aku sukai di Ansan adalah taman belakang sekolah , tempat itu adalah
tempat yang paling tenang dan sepi dari hiruk pikuk murid. Aku paling senang
menghabiskan waktu disini entah untuk membaca buku atau ketika aku butuh waktu
untuk sendiri. Namun kali ini ketenanganku terganggu saat aku mendengar suara
berisik dari arah kananku. Aku mencari sumber suara itu, ternyata suara
tersebut berasal dari suara psp yang Kyuhyun mainkan. Aku memandang wajah
Kyuhyun yang terlihat serius bermain game. Terlihat sekali jika ia sangat
berkonsentrasi dalam memainkan permainannya. Tiba-tiba saja Kyuhyun mengpause
permainannya membuatku tersadar dari pandanganku. Ia memandangku dengan tatapan
yang tidak bisa aku artikan.
“eo,
mian, aku akan pergi” Kyuhyun masih memandangku dengan pandangan yang tidak
berubah, aku pun buru-buru pergi dari hadapan Kyuhyun. Kyuhyun memperhatikan
yeoja yang baru saja melangkah pergi dari hadapannya. Setelah sosok yeoja itu
benar-benar pergi ia kembali melanjutkan permainannya.
Malamnya
aku kembali teringat kejadian tadi, aku sering sekali bertabarakan pandangan
Kyuhyun dan pandangan Kyuhyun tidak pernah berbeda dengan pandangan sebelumnya.
Aku sama sekali tidak pernah berbicara dengan Kyuhyun. Kyuhyun pun jarang
membalas ketika aku berbicara. Seperti halnya tadi seharusnya ia menjawab “nde”
tapi ia malah diam. Kepribadian Kyuhyun sangat tertutup mungkin karena aku
tidak begitu mengenalnya dengan baik. Sebenarnya aku, Donghae dan Kyuhyun
selalu sekolah di sekolah yang sama sejak sekolah dasar tapi aku tidak pernah
satu kelas dengan Kyuhyun. Lain dengan Donghae, aku sering sekali mendapat
kelas yang sama karena itu aku lebih dekat dengan Donghae. Sampai sekarang dan
terbentuknya The Rich yang sebenarnya tidak aku inginkan.
Orang
tua Kyuhyun merupakan pesaing terberat perusahaan Eomma yang sekarang
ditanggani oleh Heechul Oppa. Karena itu Heechul oppa harus bekerja keras agar
perusahaan Daewo bisa berjalan dengan baik.
Esoknya
aku kembali bertemu Kyuhyun ditempat yang sama bedanya aku tidak pergi seperti
kemarin. Aku memberanikan diri untuk duduk di samping Kyuhyun yang sedang
bermain psp. Aku memandang lurus ke depan, “aku kira hanya aku yang menyukai
tempat ini, ternyata kau juga menyukainya” ku coba untuk mengajaknya berbicara.
“Aku
menyukai tempat ini karena tempat ini tenang. Aku bisa menenangkan pikirkanku
disini” aku menoleh kea rah Kyuhyun, aku ingin tahu sikap Kyuhyun setelah aku
mencoba mengajaknya berbicara. Tapi, ternyata Kyuhyun tidak merespon dengan
baik ia malah tetap bermain pspnya. Aku hanya tersenyum kecil, “aku pergi, sampai
bertemu lagi” pamitku lalu berjalan meninggalkan Kyuhyun. Kyuhyun kembali
memperhatikan punggung yeoja yang perlahan menjauh dari tempatnya. Setelah
memastikan sosok yeoja itu pergi, ia kembali memainkan pspnya.
“Mianhae,
sunbaenim aku tidak sengaja” Aku melihat kerumuman siswa saat aku berjalan
untuk kembali ke kelas. Aku tidak tahu apa alasan mereka berkurumun seperti
itu. Ku langkahkan kaki menuju kerumunan itu, dan menorobos masuk. Ku lihat
seorang yeoja sedang menangis sambil duduk di lantai, dan aku tahu biang dari
ini semua Rachel. “Maafmu tidak berguna padaku, lagipula maafmu tidak bisa
mengembalikan keadaan sepatuku seperti semula” Rachel menyodorkan sepatunya
yang kotor akibat tumbahan jus dan aku yakin yeoja itu yang menumpahkannya.
Rachel mendekati wajah yeoja tersebut, dipegangnya wajah yeoja tersebut “Bahkan
ketika kau menjual semua kekayaan keluargamu pun tidak cukup membeli sepatu ini”
“Gumanhae”
ucapku, aku tidak melihat sikap Rachel kepada yeoja tersebut. Ucapanku yang
lumayan keras sontak membuat semua pasang mata memandang ke arahku termasuk
Rachel ia tersenyum sinis kepadaku dilepasnya tangannya dari wajah yeoja itu
dengan kasar. Aku menghampiri yeoja itu lalu membantu berdiri, “gwaechana?” tanyaku
padanya, ia hanya mengangguk pelan. “Jika kau mau sepatu yang baru aku bisa membelikannya
untukmu bahkan sama seperti milikmu. Kau hanya cukup memberikan alamat rumahmu
agar aku bisa mengantar sepatu tersebut. Tapi jangan perlakukan dia seperti
ini, kau sungguh tidak manusiawi” Rachel memandangku penuh tatapan penuh
amarah. Ku gandeng yeoja tadi mengajaknya pergi, tak ku pedulikan tatapannya
padaku
“dimana
kelasmu?” tanyaku pada yeoja tersebut. “Aku kelas 1, sunbae” jawabnya lemah.
“Eo, kau adik kelasku” dan ia hanya mengangguk pelan. “siapa namamu?” tanyaku
lagi. “Cherry, Kim Cherry imnida” aku tersenyum kecil, “Nan..”
“Kim
Haena” Cherry memotong ucapanku, “kau mengenalku?” Cherry tersenyum kecil ia
menganggukkan kepalanya, aku merasa tersanjung jika Cherry mengenalku sebelum
aku memperkenalkan diri padanya.
Aku
kembali ke kelas setelah mengantar Cherry sampai di kelasnya, dengan santainya
aku duduk di tempatku. Rachel dan teman-temannya menghampiriku, digebraknya
mejaku membuatku menatap wajahnya. Temanku yang lain pun lansung menghampiriku,
“jangan pernah mengurusi urusanku” omelnya padaku. Rachel membuang nafas “ahh,
kau berusaha menjadi pahlawan” sinisnya padaku.
“Terserah
apa yang kau katakan tapi aku tidak bisa melihat seseorang menangis karena hal
sepele” aku menjawabnya dengan tentang, terlihat kilatan amarah di mata Rachel.
“Annyeong
Hakseng” Sapaan Kangin sem pun membuat Rachel terpaksa membuatnya menahan
amarahnya dan kembali duduk ke kursinya. “Apa yang terjadi?” Bisik Ririn “eobta,
dwaesseo” Ririn tidak bertanya lagi.
Kyuhyun Pov
Aku
pusing saat melihat Rachel yang tidak bisa diam sedari tadi, sepertinya ia
sedang naik darah. Aku dengar hari ini kalau ia dipermalukan oleh Haena, rival
besar Rachel. Yeoja yang beberapa hari ini selalu aku temui di taman belakang
sekolah.
“Yak,
Rachel bisakah kau diam” kesalku, aktivitas bermain gameku terganggu karena ia
yang mondar mondir tidak jelas. Tapi, ucapanku tetap tidak gubris olehnya.
“aku
punya ide” dengan senyum yang merekah di wajahnya ia duduk disampingku. Aku
tahu ada yang tidak aneh dengan senyumannya. Aku kenal Rachel karena dia adalah
sepupuku sekaligus teman satu kelompokku. “mwo” tanyaku datar pura-pura tidak
tertarik dengan ide Rachel.
“Buat
yeoja itu jatuh cinta dan tinggalkan dia” Usulnya dengan wajah berbinar-binar.
“Siapa yang akan melakukannya?” tanyaku lagi. Aku merinding saat ia
memperlihatkan senyuman sok manisnya padaku. “Kau”
“Apa
yang ku dapatkan jika kau berhasil?” tanyaku. “Aku akan memberikan mobilku
sebagai bayarannya” aku sedikit menimbang-nimbang sesaat. “ok”
**
Aku
kembali bermain psp di taman belakang sekolah, sebenarnya aku tidak berniat main
tapi aku menunggu yeoja itu. Tapi, sudah setengah jam aku menunggu ia belum
datang juga. Aku menabrak seseorang ketika aku
membalikkan badanku berniat kembali ke kelas karena ia tidak kunjung
datang. Untungnya tidak membuatnya terjatuh karena aku lansung sigap menangkap
pinggangnya. Ternyata aku menabrak seseorang yang ku tabrak adalah yeoja yang
sedari tadi aku tunggu. Wajah cantiknya dapat ku lihat dengan jarak lumanyan
dekat. Entah apa yang ada di otakku tapi perlahan aku mendekatkan wajahku ke
wajahnya. “Yak, apa yang mau kau lakukan?” Intrupsi Haena membuatku menjauhkan
wajahku dan membantu kembali berdiri. “Animida” bohongku, lalu pergi begitu
saja meninggalkannya yang masih termanggu dengan sikap yang baru saja ingin aku
lakukan.
Aku
gusar saat kembali ke kelas entah meruntuki kebodohanku atau alasan lain. “Apa
yang terjadi?” tanya Tan. “Ah, ani” bohongku lagi. Tan memperhatikan ku seksama
sepertinya ia tidak sepenuhnya percaya dengan jawaban yang ku berikan. Namun,
ia tidak bertanya lagi ia kembali ke kursinya mungkin ia juga tidak berani
bertanya lagi padaku.
Aku
menoleh ke arah Donghae yang sedang membaca buku. Aku yakin jika Donghae
menyukai juga Haena aku tahu karena sejak sekolah dasar dulu aku selalu
memperhatikan mereka berdua.
Esoknya
aku kembali bertemu dengan Haena ia lebih dulu datang daripada aku. Ia tidak
melakukan apapun hanya memandang lurus. Aku pun duduk di sampingnya tanpa
mengatakan apapun. Aku lihat ia sedikit kaget namun ia memberikan senyum
kepadaku. “Jika kau merasa aku menganggu aku bisa pergi” ucapnya padaku, aku
menoleh memandangnya. “Tetaplah disini, temani aku” sepertinya jawaban yang aku
berikan tidak sesuai yang dipikirkannya. Apa ia berpikir jika aku menyetrujui
pergi ? Iaterlihat kaget dan senang bercampur di wajah cantiknya. Ia
menganggukkan kepalanya dan kembali duduk di sampingku.
Aku
mengalihkan pandanganku ke arah depan memandangi taman yang tidak pernah
berubah semenjak aku menginjakkan kaki disini. Tidak ada pembicaraan antara aku
dan Haena sampai bel pulang berbunyi kami hanya diam.
Jujur
aku sudah menyukai Haena sejak sekolah dasar, terdengar aneh karena anak berusia
sangat dini sudah menyukai yeoja. Tapi itu kenyataan , aku menyukai sifat
sederhana dan rentah hati yang ia miliki.
Sebenarnya
aku tidak juga tidak setuju dengan permintaan Rachel yang menyuruhku membuat
Haena jatuh cinta dan meninggalkannya. Aku akan membuat jatuh cinta padaku tapi
tidak ada niat untuk meninggalkannya.
“Apakah
kau sudah mencoba mendekati yeoja itu” Rachel menemuiku di rumah, dengan santainya
ia masuk ke kamarku. “Belum” jawabku pendek.
“Mwo.
Yak, Kyuhyun-ah kau tidak mau membantuku hah” cecarnya padaku, suara
cemprengnya itu sangat menganggu pendengaranku. “Jangan keluarkan suara
cemprengmu atau aku tidak membantumu sama sekali”ancamku.
Rachel
pun lansung bertingkah sok manis sekarang membuatku mual, “Nde, tapi kau harus
membantuku ya” tanyanya padaku. Aku menghela nafas pendek lalu mengangguk
pelan.
Haena Pov
Shindong
sem baru mengumumkan jika besok diadakan acara perkemahandan semua murid kelas
3 wajib mengikuti karena ini bentuk sebuah refreshing diri sebelum ujian yang
tinggal menghitung beberapa hari lagi. Aku pun menyiapkan keperluan yang
dibutuhkan besok setelah mendapatkan persetujuan oleh Heechul oppa kalau aku
boleh mengikuti acara tersebut. Semenjak, Eomma pergi Heechul sangat protektif
padaku ia jarang sekali mengizinkan aku pergi meskipun itu hanya menginap
disalah satu rumah temanku.
Heechul
oppa mengantarku ke sekolah karena barang bawaan yang cukup banyak. “Jangan
lupa memberikan berita kepada oppa. Oppa tidak ingin terjadi sesuatu padamu.
Ok” pesan Heechul Oppa sebelum ia meninggalkan sekolahku. “Nde, oppa.” Heechul
mengacak-acak rambut ku pelan, dicium keningku pelan lalu ia pamit pergi untuk
berangkat ke kantor.
Aku
masuk ke dalam sekolah untuk mencari bus yang bertuliskan kelasku. Setelah
menemukannya aku pun masuk ke dalam, ternyata teman-temanku yang lain sudah
datang terlebih dahulu jadi aku tidak susah-susah mencari kursi untukku.
Tempat
perkemahan dipilih di kawasan jeju karena masih banyak pohon disana dan cocok
sekali untuk melakukan kegiatan kemah. Sesampainya, semua muria lansung membuat
tenda untuk kami tidur. Ternyata memasang tenda susah susah gampang kami
sedikit kesulitan untungnya Donghae dan yang lain membantu kami. Kami membangun
tenda bersama bahkan Henry mengabadikan moment bersama kami dengan kamera.
Kyuhyun
terdiam melihat keceriaan mereka, “Keceriaan itu akan segera hilang dan
berganti dengan kesedihan” Rachel tiba-tiba saja datang dan kini berdiri di
samping Kyuhyun sambil tersenyum licik lalu pergi saja meninggalkan tanda tanya
dari kalimata yang baru ia ucapakan.
Acara
hari ini selesai semua murid pun diperbolehkan untuk istirahat di tenda. Tapi,
tidak untukku aku ingin berjalan-jalan sebentar. Tak jauh dari tempat
perkemahan aku melihat ada sebuah api ungun, ku dekati api ungun tersebut dan
duduk disana.
Ku
rasakan rasa hangat menyelimuti bagian belakangku ternyata Kyuhyun datang lalu
menyelimuti bagian belakang tubuhku dengan jaket tebalnya. Aku sempat terkejut
dengan apa yang ia lakukan. “Apa kau kedinginan?” tanyanya padaku. “Jeom”
jawabku sambil tersenyum, ia duduk di depanku diusap-usapnya kedua tangannya
secara bersamaan lalu tangannya tadi menyentuh kedua pipiku menyalurkan rasa
hangat dari gesekkan kedua tangannya. Aku merasakan jika pipiku memanas entah
karena hangat atau alasan lain. Kyuhyun mengulanginya berulang-ulang kali
bahkan ia memegang tanganku untuk memberikan kehangatan pada tanganku. Aku
terkesima dengan sikap Kyuhyun, ternyata Kyuhyun memiliki sikap hangat seperti
ini.
“Sudah
lebih baik?” Nadanya yang lembut membuatku terhipnotis lalu menganggukkan
kepala. Kyuhyun kembali duduk di sampingku, “Temaniku malam ini aku ingin
melihat langit dengan penuh bintang di hutan lapang seperti ini” sepertinnya
aku benar-benar sudah terhipnotis, aku menganggukkan kepala untuk kedua kalinya.
Kyuhyun
menyentuh kepalaku, ia menuntunkan kepalaku untuk bersandar dipundaknya. Aku
mengikutinya dan aku bisa mendengar jika Kyuhyun perlahan-lahan bernyanyi. Aku
baru tahu kalau Kyuhyun mempunyai suara yang sangat merdu dan itu membuatku
merasa nyaman dan perlahan aku tertidur.
**
Terik
matahari menganggu ketenangan tidurku, aku mengerjapkan mataku dan perlahan-lahan
terbuka dengan sempurna. Aku merasakan ada berat dikepalaku, aku melirik ke
atas ternyata kepala Kyuhyun bertumpu di kepalaku. Dan apa ini, aku memeluk
tangannya dan tangan kami yang saling menggenggam. Aku tidak percaya jika
semalaman kami tidur dengan posisi seperti ini.
Kyuhyun
perlahan-lahan membuka matanya. Kepalanya kembali tegak setelah tadi bertumpu
dikepalaku begitu pula denganku yang bertumpu pada pundaknya. “achim” sapanya
sambil tersenyum. Untuk pertama kalinya aku melihat Kyuhyun tersenyum setelah
beberapa tahun melihatnya. “achim” balasku sambil tersenyum pula.
Kyuhyun
beranjak dari tempat duduknya, “lebih baik kita kembali ke tempat kemah. Aku
takut temanmu mencarimu” Ujarnya, ia mengulurkan tangannya dihadapanku, aku
sedikit bingung kenapa Kyuhyun mengulurkan tangannya tapi aku baru mengerti
setelah Kyuhyun membantuku berdiri. Aku pun melepaskan jaket dari bagian
belakangku. “gomawo” ucapku sambil mengembalikan jaket Kyuhyun, Kyuhyun hanya
mengangguk. Aku membungkukkan badan setelah itu pamit pergi terlebih dahulu.
Kami tidak mungkin kembali bersama karena akan menimbulkan tanda tanya
nantinya.
“Yak,
Haena kau kemana saja? Kau tidak tidur di tenda? Kau tidur dimana semalam?”
pertanyaan demi pertanyaan keluar dari mulut Ririn dan Naya. “eo, aku baru
kembali dari kamar mandi. Aku tidur di tenda hanya saja aku bangun lebih
dahulu. Karena, aku merasakan sakit perut” ucapku sambil mempraktekkan gaya
orang sakit perut. Untungnya teman-temanku percaya begitu saja.
Acara
malam ini adalah jalan malam bersama. Murid-murid akan dijadikan satu pasangan
yaitu yeoja dan namja. Dan, pembagian tersebut dilakukan dengan kocokan.
Shindong mengocok bagian yeoja terlebih dahulu, keluarlah satu nama. Ia pun membukanya,
“Kim Haena” ucapnya lantang membuatku penasaran dengan siapa aku akan jalan
malam.
“Cho
Kyuhyun”
“Mwo”
ucapku dan temanku yang lain termasuk Donghae dkk. “Aishh, kenapa kau harus
bersama namja dingin itu” rengek Ririn. “Gwaechana” aku mencoba menenangkan
Ririn, aku pun menoleh ke arah Kyuhyun penasaran bagaimana sikapnya saat tahu
bahwa ia menjadi pasanganku dalam acara ini. Tapi, Kyuhyun hanya memperlihatkan
wajah dingin dan datar lain dengan Rachel yang tersenyum kecil. Membuat tanda
tanya besar dalam pikiranku.
Akhirnya
pembagian pasangan sudah selesai sepertinya Kelompok The Rich dan The Highest
sedang dicoba untuk disatukan terbukti bahwa aku dan teman-temanku semua
mendapat pasangan dari kelompk Kyuhyun dkk.
Jalan
malam bersama ini hanya acara biasa. Shindong sem mengatakan acara ini hanya
acara refreshing di malam hari karena selama kita di kota kita jarang melakukan
jalan malam apalagi di hutan. Hutan ini sudah disetting dengan sempurna, baik
jalan yang gampang dijejaki dan petunjuk jalan yang sangat membantu para murid
untuk kembali ke tempat semula.
“Aku
tidak tahu jika kau pandai bernyanyi” aku membuka pembicaraan karena sudah
setengah perjalanan di antara kami tidak ada satupun yang berbicara. “Ehm,
tidak ada yang tahu bahkan teman-temanku sekalipun. Kau orang pertama yang
mendengarkan suaraku” aku tersentak kaget membuat langkahku terhenti. “aku
adalah orang pertama” batinku dalam hati, ada rasa senang menyelinap di hatiku.
“Yak, Kyuhyun gidariga” aku baru tersadar jika Kyuhyun sudah jalan meninggalkan
ku. Aku pun buru-buru menyusulnya.
“Kyuhyun
apa kau mengenalku?” untungnya aku bisa menyusul Kyuhyun. “ani” datarnya. “Mwo?
Kojitmal. Kita selalu satu sekolah” kataku, Kyuhyun menghentikan langkah secara
tiba-tiba membuatku menabrak punggungnya. Ia membalikkan badannya, jarak kami
yang sangat dekat membuatnya gampang menatap mataku. Aku menunggu Kyuhyun
mengatakan sesuatu tapi tak kunjung bicara ia bahkan kembali melanjutkan
langkahnya.
“Aishh”
dengusku, aku pun melangkah kakiku tapi ternyata ada sebuah akar pohon menghandang
jalanku. “Yak” jeritku, aku merasakan tubuh terjatuh.
“Seharusnya
aku merasakan sakit jika aku terjatuh tapi kenapa ini tidak”tanyaku pada diriku
sendiri. Perlahan-lahan aku membuka mataku dan betapa kagetnya ternyata wajah
Kyuhyun berada dekat dengan wajahku. Aku mengerjapkan mataku. Deg! Kami saling
menatap satu sama lain, kami tidak mengatakan apapun tapi mata kami seakan
berbicara satu sama lain. Entah apa yang terjadi tapi aku sadar kami berdua sama-sama
secara perlahan-lahan mendekatkan wajah kami. “cup” aku merasakan bibir Kyuhyun
menempel dibibirku. Setan apa yang menyelimutiku sehingga membuatku menutup
mataku.
“Bangunlah,
badanmu ternyata berat” Aku tersadar lalu membuka mataku dan aku buru-buru
bangun dari tubuhn Kyuhyun. “Gwaechana? Apakah ada yang sakit?” tanyaku
khawatir. Kyuhyun tidak menjawab pertanyaanku ia malah sibuk membersihkan jaketnya
yang sepertinya kotor. “Lebih baik kita melanjutkan jalan kita” katanya tanpa
menoleh ke arahku dan berjalan lebih dahulu.
“haishh”
gerutuku.
Donghae Pov
Tidak
ada percakapan antaraku dan Rachel selama kami dipasangkan dalam jalan malam
bersama. Pikiranku penuh dengan Haena yang dipasangkan dengan Kyuhyun. Aku tahu
sifat Kyuhyun meskipun aku tidak pernah bertegur sapa satu sama lain tapi aku
tahu arti tatapan Kyuhyun kepada Haena sejak sekolah dasar dulu. Yah, tatapan
mencintai dan menyayangi.
Jujur,
aku juga menyukai Haena. Sepertinya, aku menyukai saat sekolah dasar dahulu.
Tapi, aku tidak pernah mengatakannya karena Haena hanya menganggapku hanya
sebatas teman dan Oppa baginya bukan namja yang kelak bisa mengisi hatinya.
Kepribadian Haena yang membuatku menyukai. Haena yeoja yang cantik, baik hati
dan sederhana. Ia tetap bisa bersikap sederhana dengan keadaan keluarga yang
bisa dibilang sangat kaya.
Aku
teringat saat pertama kalinya aku melihat menangis adalah saat ia kehilangan
eommanim untuk selamanya. Saat itu Haena menangis sejadi-jadinya apalagi
eommanim pergi karena kecelakaan tragis yang hingga kini belum ada berita
kelanjutan mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Aku sendiri bertanya-tanya,
dan aku yakin ada yang tidak beres dengan kecelakaan yang menimpa eommanim. Aku
berjanji pada diriku sendiri, aku akan membantu menyelidiknya.
Aku kembali
ke tempat perkemahan, “Oppa” panggil Haena aku pun lansung menghampirinya. “Waeyo?”
tanyaku padanya. Ia tersenyum kecil lalu memelukku membuatku kaget sekaligus
senang. Haena melepaskan pelukannya, “Apakah hangat?” tanyanya. Aku mengerutkan
kening tanda tidak mengerti. “Aku kedinginan selama jalan malam tadi. Karena
itu aku memelukmu agar aku merasa hangat dan oppa juga merasa hangat bukan”jelasnya.
Aku suka saat manik mata memperlihatkan wajah bahagia. Aku pun mengusap-usap
pala Haena pelan.
Haena
merogoh saku jaketnya, ia menatap layar ponsel sekilas. “eo, Heechul oppa”
katanya lalu pamit pergi untuk menyingkir sebentar.
“Yeobeseyo”
“Chagi”
“nde,
oppa. Waeyo?”
“Bogoshippo.
Eonje kau pulang?”
“Nado,
oppa. Aku akan pulang besok pagi”
“Oppa
akan menjemputmu, nde”
“eo,
mungkin aku akan sampai siang hari. Tidak usah, aku akan pulang naik taksi
saja. Oppa, kan sedang bekerja”
“ehm,
nde kalau begitu. Oppa, tidur dulu ne. Saranghae, jalja”
“ehm,
nado saranghae oppa. Jalja” Haena menutup teleponnya dan kembali menghampiriku.
“lebih baik kau tidur” ujarku pada Haena, Haena mengangguk lalu pamit pergi
kembali ke tenda. Aku hanya tersenyum kecil melihat Haena yang berlalu.
Kyuhyun Pov
Aku
masih tidak percaya jika aku melakukannya. Aku mencium Haena tadi. Ada rasa tak
percaya dan senang menyelimuti hatiku. Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta
pada Haena.
“oppa”
aku mengalihkan pandanganku ke arah Haena yang memanggil Donghae yang baru
kembali. “waeyo?” tanya Donghae. Ia tersenyum kecil lalu memeluk Donghae
membuatku kaget. Haena melepaskan pelukannya, “apakah hangat?” tanyanya.
Donghae terlihat mengerutkan kening tanda tidak mengerti. “aku kedinginan
selama jalan malam tadi. Karena itu aku memelukmu agar aku merasa hangat dan
oppa juga merasa hangat”jelas Haena.
“haishh,
kenapa dia tidak mengatakan jika dia kedinginan”gerutku. Aku pun memilih
kembali ke tenda untuk menenangkan pikirkanku.
**
Aku
lansung berjalan menuju mobilku ketika bus sampai di sekolah. Teman-temanku
yang lain menggunakan mobilnya masing-masing jadi mereka tidak ikut bersamaku.
Aku menghentikan mobilku saat aku melihat sosok Haena yang sedang berdiri di
depan sekolah. Sepertinya ia tidak di jemput oleh keluarganya.
Tin tin
Aku pun
mengklakson mobilku, Haena pun menoleh dan tersenyum kecil. Aku memberikan
isyarat agar ia masuk ke dalam mobilku tapi ia malah mengeleng-geleng pelan. “Gomawo,
aku akan naik taksi saja” ucapnya. Aku kembali memberikan isyarat, “jika, aku
tidak naik aku akan menyeretmu masuk”. Haena sempat membulatkan matanya tapi
akhirnya ia menurut masuk ke dalam mobilku.
“Mengancam
itu sifat yang tidak baik” lirihnya pelan tapi aku masih bisa mendengar. Aku
terkekeh kecil, Haena memandangku dengan tatapan heran.
Kami
sampai di rumah Haena, Haena pun keluar dari mobil. “gomawo” ucapnya sambil
membungkukkan badan. Aku hanya menganggukan lalu pergi meninggalkan Haena. Aku
bisa melihat dari kaca spion jika Haena masuk
ke dalam rumahnya.
Mobilku
memasuki perkarang rumah, aku pun keluar dari mobil. “parkiran mobilku, dan
bawakan tasku ke kamar” suruhku pada pelayan rumahku. Pelayan itu mengangguk
patuh.
Rumahku
besar sama seperti rumah Haena tapi aku merasakan ada yang aneh dari rumah ini.
Aku tidak tahu apa itu, aku kurang nyaman tinggal rumah ini. Rumah yang baru
aku tinggal kurang dari 5 bulan lalu.
Ku
rebahkan tubuhku di atas ranjang tanpa membersihkan tubuh terlebih dahulu. Aku
menatap ke arah langit-langit atap, sulit menjelaskan apa yang sedang aku
pikirkan.
Tok ,
Tok
Pelayan
datang mengantarkan tasku dan lalu pamit. Aku beranjak dari ranjang dan
mennyambar handuk, aku ingin mandi untuk menyegarkan tubuhku.
Haena Pov
Aku
sedang belajar namun aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Bayangan wajah
Kyuhyun selalu menghiasi pikiranku. Wajah Kyuhyun yang menatap wajahku,
tersenyum, bernyanyi dan bahkan saat kami berdua berciuman mengusik pikiranku.
Aku menyentuh bibirku, aku baru sadar jika ciuman pertamaku aku berikan pada
Kyuhyun yang notebanenya bukan namja yang aku kenal dekat.
“Yakk” teriakku
gusar, aku kesal sekali karena tidak
bisa belajar. Pintu kamarku tiba-tiba saja terbuka, “yak, apa yang terjadi” Heechul
Oppa datang dengan wajah tidurnya. “eo, tidak terjadi apa-apa. Mian oppa” aku
tidak enak karena telah menganggu tidur Heechul. “haishh, kau membuatku
khawatir saja. aku kira kau mim..” Heechul terdiam sejenak “haish, dwaeseo oppa
kembali ke kamar” ucapnya lalu menutup kembali pintu kamarku. Aku meruntuki
kebodohanku.
**
Aku
sedang membaca buku yang tadi malam tidak bisa ku baca karena kurang
berkonstrasi. Buku bisnis management aku harus belajar dengan giat agar aku
bisa membantu Heechul Oppa mengelola perusahaan. Shrekk, seseorang tiba-tiba
saja duduk di sampingku dan aku tahu siapa dia. Kyuhyun datang dengan membawa
buku yang sama denganku.
Tak ada
yang pembicaraan, kami sibuk dengan bacaan masing-masing. Hingga, bel bordering
membuat kami harus kembali ke kelas.
Aku
tidak tahu sudah berapa kali aku dan Kyuhyun bertemu di taman. Berawal, dari
ketidak sengajaan ketika aku ingin sendiri dan akhirnya aku bisa mengajaknya
berbicara.
Kyuhyun
mengajakku pergi ketika sepulang sekolah dan itu membuatku harus mencari alasan
kepada teman-temanku. Aku berasalan ingin pergi ke kantor Heechul Oppa dan
tentunya mereka percaya jika itu mengenai Heechul Oppa.
Aku
kira Kyuhyun akan mengajakku pergi nonton film, atau sebagainya seperti anak
remaja pada umumnya tapi perkiraanku salah Kyuhyun mengajakku ke sebuah resort
di daerah Busan. Resort tersebut menawarkan pemandangan alam yang sangat mahal.
Resort tersebut milik keluarga Kyuhyun karena itu Kyuhyun dapat dengan mudah
datang ke resort tersebut, bisa dikatakan resort ini hanya untuk kalangan atas
karena harga untuk menyewa satu kamar di resort bisa disamakan seharga membeli
satu mobil.
Aku
memandang laut dengan air biru yang indah. “kajja” Kyuhyun mengandeng tanganku
mengajakku ke sebuah tempat yang sama sekali belum aku tahu. Tapi, aku
merasakan sesuatu yangtidak enak, keringat mengalir dari pelipisku saat Kyuhyun
mengajakku lebih jauh.
“Tut,
tut tut” aku sontak menegang saat aku mendengar bunyi tersebut. Bunyi yang
sangat aku kenal. Yaitu klakson kereta api. “Kyuhyun kita mau kemana?” tanyaku
takut. “eo, aku akan memberikan hadiah kepadamu” ucapnya lalu mengajakku.
“tut,tut,tut”
suara itu terdengar lebih jelas, dan aku bisa melihat dari jauh jika kami
mengarah ke sebuah kereta. Aku dengan kasar melepaskan gandengan tangan Kyuhyu.
Kyuhyun terkejut dengan sikap Haena yang melepaskan gandengan tangannya dengan
kasar. “aku ingin pulang” ucapnya tegas.
“Waeyo?”
tanya Kyuhyun.
Tut,
tut, tut. Bunyi klakson itu kembali terdengar membuatku reflex menutup telinga.
“Hentikan bunyi itu” pintaku. Tut, tut, tut “hentikan bunyi itu” ulangku.
Kyuhyun memandangku tak mengerti. Tut, tut, tut “hentikan bunyi itu” mohonku
sambil perlahan tertunduk lemas. Kyuhyun lansung panic melihatku, aku masih menutup
telingaku, “hentikan bunyi itu” tangisku. Kyuhyun pun memberikan aba-aba kepada
karyawannya agar tidak membunyikan klakson. “Gwaechana, aku sudah mematikan
klakson itu” aku memandang Kyuhyun ia terlihat khawatir. Aku menoleh k earah
kereta dan saat itulah kejadian kecelakaan eomma kembali aku teringat.
“Aniyo,
Eomma” jeritku, lalu aku tidak sadarkan diri.
Kyuhyun Pov
Aku
panik saat melihat Haena tidak sadarkan diri setelah menjerit menyebut
Eommanya. Aku pun lansung membawa ke kamar resort dan memanggilkan dokter.
“Apa
yang terjadi unsia? Apa yang terjadi dengannya?” tanyaku saat Unsia selesai
memerika Haena. “Keadaannya tidak apa-apa. Mungkin, ia trauma pada kereta
sehingga membuatnya seperti ini” tutur Unsia. “ rauma pada kereta?” ulangku.
“nde, kemungkinan nona ini mempunyai kenangan pahit tentang kereta. Jadi lebih
baik tuan jangan mengajak ke tempat yang berkaitan kereta” Jelas Unsia. “aku
pamit” Unsia meninggalkanku dengan tanda tanya.
Aku pun
menghampiri Haena yang terbaring di ranjang. “mianhae” sesalku, ku genggam
tangan Haena. “sungguh, aku tidak tahu jika kau mempunyai trauma pada kereta.
Jeongmal mianhae”.
Author pov
Heechul
gelisah memikirkan adiknya yang belum kunjung pulang. Ia sudah menghubungi teman-teman
Haena, tapi mereka mengatakan Haena sudah pulang sedari tadi dan mengatakan
jika Haena mengunjunginya ke kantor tapi itu sama sekali tidak benar. Haena
sama sekali tidak menemuinya ke kantor.
Suara
mobil berhenti membuat Heechul lansung berlari keluar, dilihatnya seorang
namja yang tak lain Kyuhyun menggendong
Haena. Heechul menghampiri Kyuhyun. “yak, apa yang terjadi?” tanya Heechul. “Dimana
kamar Haena?” Kyuhyun malah balik bertanya. Heechul pun memberitahu letak kamar
Haena. Kyuhyun berjalan menuju kamar Haena. Dibaringkannya tubuh Haena dengan
lembut.
Heechul
menarik Kyuhyun untuk keluar dari kamar Haena setelah ia membaringkan Haena.
“Siapa kau? Aku tidak mengenalmu? Apa yang kau lakukan pada adikku? Kenapa dia
bisa seperti itu?” Heechul lansung menghujani Kyuhyun dengan pertanyaan demi
pertanyaan. “Aku teman Haena, aku Kyuhyun”
“Kyuhyun”
ulang Heechul. “lalu apa yang kau lakukan pada adikku?” Heechul menahan
emosinya. “Aku mengajaknya menaiki kereta” lirih Kyuhyun. Heechul mengangkat
kerah kemeja Kyuhyun, pelayan yang melihatnya memcoba melerai. “yak, kau gila.
Siapa yang menyuruhmu mengajaknya menaiki kereta. Kau ingin mati ditanganku” Heechul
hampir melayangkan tinju ke wajah Kyuhyun andai saja Haena melerai.
Haena
baru siuman dari pingsan ia lansung terusik dengan suara amarah dari Oppanya
karena itu ia lansung mencari sumber suara. Yang membuatnya terkejut Heechul
hampir saja meninju wajah Kyuhyun untung saja bisa ia cegah. “Haena” Heechul melepaskan
kerah baju Kyuhyun lalu menghampiri Haena yang masih lemah. Kyuhyun juga
mengikutinya dari belakang.
“Gwaechana?”
tanya Heechul cemas. Haena mengangguk pelan. Haena memandang ke arah Kyuhyun,
ia pasti merasa bersalah dengan kejadian ini. “Oppa, dia teman di sekolahku
Oppa. Dia tidak tahu tentang trauma itu. jadi maafkan dia” Heechul mengangguk
mendengar penuturan Haena. “lebih baik kau pulang” ujar Heechul, Kyuhyun
mengangguk pamit.
Heechul
membantu Haena kembali ke kamar. “Geokjongmaseo Oppa, nan gwaechana” Haena
berkata dengan tenangnya. “Kenapa kau berbohong pada temanmu. Kau mengatakan
akan mengunjungi oppa ke kantor nyata kau malah pergi bersama namja tadi”
Haena
terdiam, ia tidak pernah berpikir akan menjadi seperti ini. Ia yakin besok temannya
akan menanyakan yang hal yang sama. “Kau pasti mencintai namja tadi bukan” tebak
Heechul oppa. Haena tidak menjawab tidak atau iya, ia malah memberikan senyum
kecil lalu memeluk Heechul dengan erat. Heechul sangat mengenal sifat Haena
apalagi untuk pertama kalinya Haena pergi bersama namja kecuali dia dan
Donghae.
Haena pov
Semenjak
kejadian itu, Heechul oppa semakin proktektif padaku. Ia bahkan menyediakan
mobil dan sopir hanya untuk mengantar dan menjemput ke sekolah. Heechul oppa
tidak mengizinkan aku pergi kemanapun setelah sekolah dan dia sudah menyuruh
sopir tersebut agar tidak menuruti apapun permintaanku.
Wajahku
juga masih belum kembali seperti semula masih terlihat sedikit pucat karena itu
Heechul oppa menyuruh mengenakan jaket.
“Gamsahamnida,
ajusshi” ucapku pada sopir baruku. Sopir itu mengangguk lalu berlalu pergi
meninggalkan sekolah. Baru beberapa langkah memasuki sekolah aku sudah disambut
dengan teriakkan dari Ririn. “Apa yang terjadi? Kau kenapa? Yak, wajahnmu pucat
sekali?”
Aku
tidak menjawab pertanyaan dari mulut Ririn, aku memilih ke kelas. Saat
perjalanan aku bertemu dengan Kyuhyun dan teman-temannya yang lain. Kyuhyun
memandangku cemas, pandangannya bertanya apakah aku baik-baik saja sedangkan
Rachel malah tersenyum sinis seperti biasa.
“Omo,
apa yang terjadi dengan uri Haena” histeris Henry. Aku hanya tersenyum kecil
tak menjawab. Ririn datang sambil membawa bubur untukku. “Biar aku yang menyuapi
Haena” pinta Donghae. Aku hanya bisa memandang Donghae dan Ririn secara
bergantian. Ririn pun menyerahkan mangkuk berisi bubur tersebut ke Donghae.
Donghae pun menerimanya, dengan hati-hati Donghae pun menyuapiku. Aku tahu
Kyuhyun memperhatikanku sedari tadi tapi aku pura-pura tidak melihatnya.
**
Perintah
Heechul oppa adalah aku harus istirahat total, aku harus mengikuti perintahnya.
Aku tidak mau membuatnya khawatir. Aku tidak mau menambah bebannya, karena aku
tahu bebannya sudah cukup berat.
“Nona,
ada yang mencari anda” seorang pelayan mendatangi kamarku. “nuguseyo?” tanyaku
pada pelayan dan tampaklah Kyuhyun dari balik pintu. Aku sempat terkejut tapi
aku mencoba menetralkannya. “Kau boleh kembali” pelayan itu pergi. Kini giliran
Kyuhyun yang menghampiriku. “gwaechana?” tanyanya aku bisa mendengar nada
khawatir dalam pertanyaan tersebut. Aku tersenyum kecil, “nde, nan gwaechana”.
Kyuhyun pun duduk di tempat dihadapanku “mian, karena aku kau harus seperti
ini” sesalnya.
“Jangan
merasa bersalah seperti itu. Kau tidak salah” tuturku lembut, aku tidak
menyalah Kyuhyun tentang hal ini. Hal ini terjadi juga karena kesalahan yang
berbohong pada teman-temanku.
Digenggamnya
tanganku dengan keduanya tangannya dengan erat, “seharusnya aku yang menyuapi
bubur itu, bukan Donghae. Karena, aku yang membuat seperti ini” Kyuhyun berkata
sambil memandang wajahku. Aku hanya tersenyum kecil dan mengangguk pelan.
Tangan
kyuhyun perlahan mendekat ke arah wajahku. Ditangkupnya wajahku dengan kedua
tangannya membuatku sedikit tersipum malu, ada rasa hangat yang menjalar dalam
tubuhku. Ternyata ia sengaja membuat wajahku lebih dekat ke wajahnya. Aku
menutup mataku perlahan, dan satu itulah bibir kami kembali bertemu bukan hanya
menempel. Kyuhyun bahkan mengerakkan bibirnya membuatku akhirnya mengalunkan
tanganku ke lehernya mengikuti irama ciuman Kyuhyun. Aku bisa merasakan jika
Kyuhyun ingin mengatakan bahwa dia menyesal, dan dia mencintaiku.
“Saranghae”
ucapnya, ditempelnya dahinya pada dahiku, aku terkesiap sejenak. “ Nado
saranghae” balasku kemudian sambil tersenyum kecil.
“Aku
hanya mencintaimu hanya itu yang perlu kau dan kau ingat sampai kapanpun. Aku
mohon apapun yang terjadi tetaplah bersamaku. Jangan dengarkan kata orang dan
cobalah percaya padaku. Berjanjilah padaku”
“Aku
berjanji” Meskipun aku tidak tahu arti dari ucapan Kyuhyun tapi aku berusaha
untuk mengikuti apa yang ia ucapkan
“untuk teman..”
ia sepertinya bimbang “mari kita rahasiakan” usulku tegas. Jujur aku mencintai
Kyuhyun tapi aku juga menyanyangi temanku. Kyuhyun menganggukkan kepalanya
menyetujui usulku, kemudian ditariknya tubuhku dalam pelukannya.
Kyuhyun Pov
Aku
sedang bermain pspku, aku hampirnya saja menang tapi tiba-tiba saja pandangku
menjadi gelap karena sebuah tangan menutup kedua tangan. “Aku tahu itu kau Chagi.
Lepaskan, aku ingin melanjutkan permainanku”. Seketika pandanganku mulai
kembali seperti semula, aku bisa melihat wajah cantiknya yang tersenyum manis.
Sebulan
sudah aku dan Haena berpacaran, tidak ada yang tahu tentang hal ini. Karena,
kami tidak pernah menyapa seperti biasanya lain ketika kami bertemu di taman.
“kembalilah
ke kelas, sebentar lagi bel pulang” ujnya. Aku mengangguk pelan, Haena kembali
ke kelas terlebih dahulu agar tidak menimbulkan kecurigaan.
“Igo”
Rachel memberikan sebuah kartu undangan kepadaku. “Dalam rangka apa kau membuat
pesta?” tanyaku pada Rachel. “Haish, aku kan orang kaya aku bisa membuat pesta
sehari sekali jika kau mau” Sombong Rachel, aku hanya mengangguk. “aku akan
mengundang semuanya. Anggap saja ini pesta sebelum kita menghadapi ujian”
“Terserah
kau saja”
Author Pov
Semua
murid menghadiri pesta yang Rachel buat karena tumben sekali Rachel mengundang
semua murid, biasanya ia hanya mengundang murid yang benar-benar kalangan atas.
Kelompok
The Rich sebenarnya tidak ingin datang tapi apa boleh buat mereka sudah
diundang lansung oleh Rachel jadi tidak enak jika menolak. Haena datang ke
pesta diantar oleh sopir pribadinya. Seperti biasanya Haena datang wajah
cantiknya meskipun ia tidak menggunakan make up yang terlalu mencolok.
Sebuah
tangan terulur dihadapan Haena, tangan tersebut berasal dari tangan Donghae.
Haena menyambut uluran tangan tersebut, keduanya pun berjalan bersama. Di dalam
ternyata sudah banyak datang bahkan Ririn yang lain sudah datang.
Haena
melambaikan tangan ke arah temannya. “Haish, kau memang terlahir menjadi putri”
puji Nielle pada Haena. “Yah, kau sangat cantik bahkan hanya dengan mengenakan
gaun sederhana seperti ini” tambah Naya. Haena hanya menanggapinya dengan
senyum kecil.
Rachel
memperhatikan Haena sedari tadi dengan senyum kemenangan. Ada tujuan lain ia
mengadakan pesta ini. Setelah tamu sudah berkumpul dengan lengkap, sang pemilik
acara pun memberikan sambutan. Kyuhyun berdiri di samping Rachel. “Gomawo,
sudah datang ke pestaku. Sebenarnya
pesta ini aku buat untuk sepupu yang ku sayangi Kyuhyun” Kyuhyun sontak
memandang ke arah Rachel. Rachel hanya memandang sekilas.
“Karena,
ia berhasil melakukan sesuatu yang membuatku senang” sambutan Rachel belum bisa
dimengerti masih dalam bentuk teka teki. “Kim Haena” Rachel menyebut nama Haena,
Haena pun lansung menoleh ke arah Rachel begitupula dengan Kyuhyun.
“Apakah
kau bahagia berpacaran dengan Kyuhyun?” tanya Rachel dengan senyuman manis. “Mwo”
semua tak percaya dengan yang diucapkan Rachel. Apalagi semua tahu jika
kelompok Kyuhyun dan kelompok Haena tidak saling akur. Teman Haena pun tak
kalah terkejutnya lain dengan Donghae yang hanya terdiam dalam posisinya. “Rachel
apa yang kau katakan?” tanya Kyuhyun.
Rachel
tersenyum kecil, “Haish, Kyuhyun-ah jangan pura-pura aku tahu kau berpacaran
dengan Haena bahkan sudah sebulan lebih”
“Kau
memang sepupu yang baik, kau penuhi permintaanku” Rachel menepuk pelan pipi
Kyuhyun. “Kau tahu Kim Haena aku menyuruh Kyuhyun untuk mendekatimu agar kau jatuh
cinta padanya dan setelah kau mencintainya Kyuhyun akan meninggalkanmu” Ungkap
Rachel.
Haena
memandang ke arah Kyuhyun, Kyuhyun lansung mengeleng-geleng cepat. Rachel memperlihatkan
kunci mobilnya “Ini, kunci mobilku. Aku menepati janjiku, jika kau berhasil
membuatnya jatuh cinta aku akan memberikan mobilku” Kyuhyun terdiam dalam posisinya,
ditariknya tangan Kyuhyun oleh Rachel dan diberikannya kunci mobil tersebut,
dengan terpaksa Kyuhyun memegang kunci tersebut. Haena tidak percaya apa yang
lihatnya, namja yang ia cintai hanya mencintainya karena sebuah mobil.
Tanpa
berpikir panjang Haena berlari keluar dari tempat pesta, melihat itu kepergian
Haena Rachel tersenyum senang akhirnya ia bisa mengalahkan Haena untuk pertama
kalinya. Teman-teman Haena yang lain pun lansung menyusul Haena.
Kyuhyun
memandang kepergian kekasihnya itu “Yakk, Rachel apa yang kau lakukan?” tanya
Kyuhyun emosi. Rachel memandang Kyuhyun dengan tatapan tidak mengerti, “Kenapa
kau marah, apa kau mencintainya?” tanya Rachel balik.
“Ya,
aku mencintainya” ketus Kyuhyun lalu berlari menyusul Haena yang tentunya sudah
pergi jauh. “Aku harap kau menepati janjimu chagi” batin Kyuhyun.
Haena Pov
Aku
lansung menangis sejadi-jadinya ketika sampai di kamar setelah mengunci
kamarku. Aku tidak percaya ternyata Kyuhyun tega melakukan ini padaku. Jadi apa
arti perhatiannya selama padaku. Apa arti ciuman yang ia berikan padaku.
“Chagi
buka pintu” Heechul mengedor pintu kamarku.
“Haena”
teriak temanku yang lain.
“eomma,
aku ingin pergi bersama eomma” tangisku
“eomma
bawa aku pergi” isakkku.
Heechul
mengajak teman-teman Haena untuk berkumpul di ruang tamu. Mungkin Haena
membutuhkan waktu untuk menenangkan sendiri.
“Jadi
apa yang membuat Haena menangis?” tanya Heechul sambil menahan emosinya. “Kami
tidak setahu jelasnya oppa. Kami tidak tahu jika Haena menjalin hubungan secara
diam-diam dengan Kyuhyun, dan ternyata Kyuhyun hanya menjadikan Haena sebagai
bahan pertaruhan. Kyuhyun akan mendapatkan mobil jika berhasil membuat Haena
jatuh cinta padanya” jelas Ririn
“Kyuhyun?
namja itu lagi” gusar Heechul.
“eo,
Hyung mengenalnya?” tanya Donghae, ia tidak tahu jika Heechul mengenal Kyuhyun.
“Namja
itu yang membuat Haena sakit beberapa pekan yang lalu” teman Haena berpikir
dalam diam, “Mwo, Kyuhyun yang membuat Haena terlihat pucat?” tanya Henry pada Heechul.
Heechul mengangguk, “dia membuat Haena kembali mengingat traumanya dengan
mengajak Haena naik kereta”
Tanpa
ada yang ada disadari Donghae mengempalkan tangannya. Sakit hati karena Haena
tidak pernah mengganggapnya sebagai namja yang mencintainya melebih sakit
ketika ia tahu jika Kyuhyun membuat teringat traumanya.
**
Aku
melihat pemberitahuan di ponsel Kyuhyun. 83 panggilan tak terjawab dari
Kyuhyun. 50 sms dari Kyuhyun.
“Chagi
ku mohon percaya padaku, jangan dengarkan kata Rachel”
“Chagi
angkat teleponku akan ku jelaskan semua”
Aku
kembali menitikkan airmata jika kembali teringat kejadian tadi malam. “Haena
lupakan, kau harus lupakan Kyuhyun” aku mencoba memberi sugesti pada otakku.
“achim
oppa” seperti biasa aku menyapa Heechul Oppa. Aku tahu Heechul oppa
mengkhawatirkanku terlihat jelas dari pandangannya padaku. “Kajja sarapan” Heechul
memberikan roti yang sudah dioles selai coklat kesukaanku.
Sebenarnya
aku tidak berniat untuk ke sekolah tapi bagaimana lagi sebentar lagi ujian
akhir aku tidak mungkin ketinggalan pelajaran bahkan satu jam pun.
Kedatanganku
ternyata sudah ditunggu oleh teman-temanku. Aku hanya tersenyum sambil melangkah
menghampiri mereka. “Kau sudah lebih baik?” tanya Ririn, aku hanya menganguk.
“Haena,
mari kita bicara” aku kaget saat Kyuhyun datang untuk mengajakku berbicara, ia
bahkan tidak mempedulikan posisi yang kini bersama dengan semua teman-temanku.
Aku hanya menggelengkan kepala “kau sudah tahu jawaban darinya lebih baik kau
pergi” suruh Henry ketus. “Haena, aku akan menjelaskan semuanya” Kyuhyun tetap
membujukku. Donghae mendorong Kyuhyun menjauh dariku, di tariknya kerah baju
Kyuhyun membuatku terkejut melihatnya, aku tidak mau ada perkelahian karenaku.
“Siapa
kau berani menyakiti Haena? Siapa kau beraninya membuat Haena mengingat kembali
trauamnya?” bukk, satu tinju dilayangkan oleh Donghae, terlihat darah dari
sudut bibir Kyuhyun. Kyuhyun mengelap darah yang keluar dari bibirnya. Semua
murid perlahan berkerumun melihat kejadian ini.
“Aku
terima berapa pun kau memukulku asalkan setelah itu kau izinkan aku bicara
dengan Haena” Kata Kyuhyun tenang. Donghae kembali menarik kerah baju Kyuhyun,
“Seumur hidupku aku tidak pernah mengizinkanmu berbicara dengan Haena” hampir
saja Donghae melayangkan tinjunya untuk kedua kalinya andainya saja aku tidak
mencegahnya. “Donghae oppa berhenti” pintaku. Donghae pun menurut ia merapihkan
pakaiannya yang sedikit berantakan. “Pergilah, aku tidak mau berbicara
denganmu” ucapku lalu pergi sambil menarik tangan Donghae, dan diisusul oleh teman-temanku
yang lain.
Kyuhyun
menatap nanar kepergian Haena bersama teman-temannya, ia kembali mengelap darah
yang keluar dari sudut bibirnya. Rasa perih yang ia rasa kini melebihi rasa
perihnya ketika kekasihnya tidak mau berbicara dengannya.
--
Kyuhyun
mendatangi kelasku, “Haena, mari kita bicara” ajaknya lagi, aku pura-pura tidak
mendengarnya. Rachel terkejut melihat apa yang terjadi, “Kyuhyun-ah apa yang
kau lakukan, kenapa kau mengajak berbicara” tanya Rachel. Kyuhyun menatap tajam
Rachel membuat Rachel terdiam.
“Haena”
panggil Kyuhyun, aku tidak merespond panggilannya. “sudahlah, tuan Kyuhyun yang
terhormat Haena tidak mau berbicara dengan Anda. Jadi berhentilah mendekatinya”
ketus Ririn lalu menarikku pergi untuk pulang.
“kau
sudah gila?” tanya Rachael pada Kyuhyun, Kyuhyun tidak menjawab ia malah pergi
meninggalkan Rachel.
Kyuhyun Pov
Aku
mengerti sekarang ucapan Rachel ketika kemah 1 bulan yang lalu. “keceriaan itu
akan segera hilang dan berganti dengan kesedihan” aku tersenyum sinis. Ku
pandangai ponsel yang aku pegang, aku masih berusaha menghubungi Haena tapi ia
tidak pernah mengangkatnya. Aku sudah ratusan mengirimkan sms tapi sama saja ia
tetap tidak membalas. Aku sudah mencoba mengajaknya bicara secara lansung tapi
ia menolak. “Haish, apa yang aku harus ku lakukan” tanyaku gusar.
Drttt.
Hapeku bergetar, aku lansung menyambarnya. “Haena” aku senang sekali saat
melihat ada sms darinya.
“Kita
putus, terimakasih sudah menemaniku beberapa hari ini. Saranghae” aku tidak
percaya Haena mengirimkan pesan ini. Jujur aku tidak mau kami putus, aku sangat
mencintai Haena. “argh” kesalku.
“Semudah
itukah kau memutuskan hubungan kita. Padahal kau belum mendengar penjelasan
dariku. Bukankah kau sudah berjanji padaku untuk tetap bersamaku apapun yang
terjadi. Bahkan, kau juga sudah berjanji
tidak akan mendengarkan perkataan orang lain. Kenapa kau mengikari janjimu
sendiri?”
Aku
menunggu balasan dari Haena tapi tak kunjung datang.
--
“Semudah
itukah kau memutuskan hubungan kita. Padahal kau belum mendengar penjelasan
dariku. Bukankah kau sudah berjanji padaku untuk tetap bersamaku apapun yang
terjadi. Bahkan, kau juga sudah berjanji
tidak akan mendengarkan perkataan orang lain. Kenapa kau mengikari janjimu
sendiri?”
Haena
membaca pesan Kyuhyun, iya teringat janji yang pernah ia katakan saat sesudah Kyuhyun
menyatakan perasaannya.
Donghae
memperhatikan Haena yang terdiam, sebenarnya ia tahu jika Haena dan Kyuhyun
saling mencintai. Dapat terlihat mata keduanya setiap kali bertatapan.
“Jika
kau benar-benar mencintainya. Berikan dia kesempatanuntuk menjelaskan semua”
Haena menoleh ke arah Donghae, Donghae mengangguk mantap seperti memberi izin
sekaligus menyemangati.
“temui
aku besok di taman seperti biasa”
“temui
aku besok di taman seperti biasa” aku tersenyum membaca pesan dari Haena.
Akhirnya ia mau menemuiku.
Esoknya
aku menemui Haena di taman yang biasanya menjadi teman kami bertemu dulu. Aku
lihat Haena sudah disana berdiri memandang lurus seperti yang biasa ia lakukan.
Aku menghentikan langkahku tempat berdiri di samping Haena. Haena hanya menoleh
sekilas ke arahku.
“Aku
sudah mengatakan sebelumnya, aku hanya mencintaimu. Hingga kini aku masih
mencintaimu” aku memulai penjelesanku. “Dari awal aku sudah mengatakan padamu.
Apapun yang terjadi tetaplah bersamaku. Jangan dengarkan kata orang dan cobalah
percaya padaku. Kau sudah berjanji melakukan itu, tapi kini kau mengikarinya
sendiri”
“Aku
mencintaimu lebih dari 10 tahun, aku bohong jika aku tidak pernah mengenalmu.
Selama 10 tahun aku hanya memperhatikanmu dari jauh. Saat kau menerima cintaku aku
sangat bahagia karena aku tidak perlu memperhatikanmu dari jauh. Kau selalu ada
di jarak pandangku bahkan aku dapat menyentuhmu. Kau bukan jadi objek semuku”
aku tersenyum jika mengingat itu. Disaat dimana aku selalu memperhatikan Haena
dan sering membayangkan jika Donghae adalah diriku.
“Rachel
menyuruhku mendekatimu dan imbalannya adalah ia akan memberikan mobilnya
padaku. Jika kau tahu, aku mengembalikan mobilnya karena aku lebih baik
kehilangan mobil daripada kehilanganmu. Aku tidak mengatakan apapun pada
Rachael mengenai hubungan kita. Entah aku juga tidak tahu ia bisa mengetahui
darimana. Aku harap, aku menepati janjiku” ucapku lalu melangkah pergi. Baru 2
langkah aku melangkah, aku merasakan jika seseorang memelukku dari belakang, “Kajima”
isak Haena dalam pelukkanya padaku. “Kajima, tonajima” ulangnya lagi. Aku
membalikkan tubuhku, ku peluk Haena dengan erat.
“Mianhae”
lirihnya, aku mencium puncak kepala Haena. “Nado, mianhae aku sudah membuatmu
menangis”
Donghae
hanya bisa tersenyum melihat Haena kembali ke dalam pelukkan Kyuhyun. Meskipun
sakit melihat Haena kembali pada Kyuhyun, tapi ia merasa bahagia bisa
membuatnya tersenyum kembali.
“Uljima”
aku menyeka airmata Haena, Haena malah tersenyum. Aku senang senyum itu bisa
kembali dan tentunya ia tunjukkan untukku.
Aku
mengandeng tangan Haena saat kembali ke kelas. Di tengah perjalanan aku bertemu
Rachel dan teman-temanku yang lain. Ia melirik ke arah tautan tangan kami dan
seketika pandangan marah lansung ditujukan kepadaku.
“Cho Kyuhyun,
apa yang kau lakukan?” tanyanya emosi. Aku mengangkat gandengan tanganku agar
lebih tinggi, Haena hanya melirik ke arahku. “aku sudah berbaikan dengan Haena”
ucapku kemudian.
Rachel
memandang Haena dengan sinis. “kau gila” ejek Rachel padaku, lalu melangkah
pergi. Teman-temanku yang lain hanya tersenyum kecil padaku yang ku artikan
mereka mengucapkan selamat secara tidak lansung.
**
Haena
menyuruhku untuk menemui teman-temannya di kantin. Semua teman Haena sedang
berkumpul bersama meskipun jam sekolah sudah berakhir mereka masih bermain
bersama di kantin. Aku dan Haena mendekati Donghae dengan yang lainnya
Semua
menoleh ke arahku saat aku datang bersama Haena. Terlebih aku menggenggam tangan
Haena. “Aku sudah berbaikkan dengan Haena, dan aku mohon restui hubungan kami”
ucapku sambil membungkukkan badan.
Aku
menunggu jawaban dari mereka tapi mereka hanya diam sambil memandangku. Hingga,
akhirnya mereka mengangkat kertas. “kami akan merestuimu jika kau berjanji”
bunyi kertas Ririn
Berjanji
tidak membuat Haena menangis, Berjanji akan membuat Haena bahagia, Berjanji tidak
akan selingkuh, Berjanji untuk mencintai Haena. Aku membaca satu persatu
tulisan tersebut, Haena hanya tertawa kecil melihat ulah temannya. “nde, nan
yaksok” tegasku kemudian
“Ku
titipkan Haena padamu” ucap Donghae sambil menepul-nepuk pundakku. “Chingu-ya
jib-e kaja” tambahnya kemudian.
Henry
menepuk pundakku pelan, Ririn memberikan 2 jempol untukku, Nielle memberikan isyarat
hwaiting dan yang lain hanya tersenyum.
“Teman-temanmu
ternyata aneh ya” kataku jujur. “Haishh, kau yang aneh” Haena tersenyum tipis
sebelum pergi meninggalkan Kyuhyun begitu saja. “yak, Kim Haena” aku menyusul
Haena.
Haena pov
Aku
menunggu jawaban dar Heechul oppa setelah Kyuhyun meminta maaf untuk kejadian
beberapa lalu padaku. Heechul Oppa hanya memperhatikan Kyuhyun dengan tatapan
yang tidak aku mengerti.
“Berjanjilah
padaku tidak akan membuatnya sakit hati dan menangis” Kata Heechul oppa
kemudian. “Nde, hyung aku berjanji” Heechul oppa mengangguk, ia pun beranjak
dari sofa meninggalkan kami berdua. Kepergian Heechul secara tidak lansung jika
ia merestui kami.
--
Kelas 3
beberapa hari ini disibukkan dengan ujian terakhir. Termasuk aku, karena aku
harus masuk perguruan tinggi agar bisa membantu Heechul Oppa menjalankan
bisnis. Aku harus giat belajar, aku tidak ingin mendapatkan hasil mengecewakan.
Aku
penasaran hasil yang ku dapat, aku dengar jika hari ini akan diumumkan hasil
ujian. Dan benar semua murid kelas 3 sudah berkumpul di depan madding yang bisa
menempelkan pengumuman. Aku dan teman-temanku pun pun lansung berbaur dengan
murid yang lain. Aku melihat namaku diurutan nomor kedua, setelah nama Kyuhyun.
“haishh, kenapa aku selalu di bawahnya” gerutuku.
“Hei, Aku
tidak terkalahkan” bisik seseorang di telinga dan aku tahu siapa orang itu. Aku
menoleh dan mendapati Kyuhyun tersenyum kemenangan. Dari sekolah dasar aku
memang tidak pernah bisa mengalahkan Kyuhyun. Kyuhyun merangkulku, “kaja kita pergi”
ajaknya tiba-tiba. Teman-temanku tidak berkomentar saat aku meninggalkan
mereka.
Semua temanku
sudah merestui kami, The Highest pun bubar karena Rachel yang tidak terima
Kyuhyun tetap memilih bersamaku. Kini, aku berada di mobil Kyuhyun, seperti
biasanya Kyuhyun penuh kejutan ketika mengajakku pergi. Kyuhyun mengajakku ke
sebuh pantai, disana ia sudah menyiapakan makan untuk kami berdua. Aku baru
tahu jika Kyuhyun memiliki sifat romantis.
Dengan
romantisnya Kyuhyun menyuapiku potongan steak, sikapnya membuat pipiku merona.
Melihat itu Kyuhyun malah tersenyum manis. “Aku harap, aku bisa terus
bersamanya” harapku.
--
Heechul
meluangkan waktunya untuk menghadiri acara kelulusan adik kesayangangannya. Dia
sangat bangga dengan hasil ujian yang diperoleh adiknya itu.
Aku
meminta tolong Ririn untuk mengabadikan gambarku dengan Heechul oppa. “Eomma,
jika kau masih hidup. Kau pasti merasa sangat senang” batinku. Entah,
halusinasi apa tapi aku bisa melihat eomma yang sedang berdiri dengan gaun
putih. Ia tersenyum padaku, ia memberikan kedua jempolnya padaku. Aku hanya
tersenyum kecil padanya. Setelah itu, aku tidak melihat eomma lagi.
“Hyung”
sapa Kyuhyun pada Heechul. “Kyuhyun-ah” Heechul oppa menepuk pelan lengan
Kyuhyun. Kyuhyun hingga kini berhasil menepati janjinya pada Heechul oppa
karena itu Heechul dapat bersikap bersahabat dengan Kyuhyun. Aku tahu Heechul
oppa belum sepenuhnya percaya pada Kyuhyun, aku bisa melihat sikap waspadanya.
“Selamat
atas keberhasilanmu” puji Heechul. “Gomawo, Hyung” balas Kyuhyun.
“Kyuhyun-ah”
panggil seorang ajusshi yang sudah berumur. “Appa” balas Kyuhyun, untuk pertama
kalinya aku melihat orangtua Kyuhyun karena selama aku berhubungan dengannya
aku belum pernah diajaknya ke rumah, Heechul oppa menjadi salah satu alasannya
karena ia tidak mengizinkan aku untuk pergi.
“Appa,
ini Heechul Hyung. Heechul adalah presdir di perusahaan Daewo” Kyuhyun
memperkenalkan Heechul oppa kepada Appanya. Appa Kyuhyun terdiam sejenak namun
akhirnya mereka saling berjabat tangan, “dan ini, yeojachinguku appa” aku
sedikit malu saat Kyuhyun memperkenalkan aku sebagai kekasihnya kepada Appanya.
Aku pun bersalaman dengan Appa Kyuhyun. Deg! Aku merasakan rasa aneh saat berjabat
tangan dengan Appa Kyuhyun, aku tidak tahu alasannya, untungnya kami menyudahi
salaman tersebut.
“Appa
pamit kembali ke kantor” ucapnya sambil menepuk pundak Kyuhyun. Kyuhyun
mengangguk, Appa Kyuhyun membungkuk sedikit lalu pergi meninggalkan kami. Aku bisa
raut wajah yang berbeda dari wajah Appa Kyuhyun setelah Kyuhyun memperkenalkan
Heechul dan aku.
“Gwaechana?”
tanya Kyuhyun. membuatku tersadar dari pandanganku yang sedari tadi
memperhatikan Appa Kyuhyun. “eo, gwaechana” balasku cepat.
“Chagi,
oppa kembali ke kantor. Ada berkas yang harus oppa pelajari”tutur Heechul oppa.
“nde, oppa”. Heechul oppa mengusap palaku lembut, “Kyuhyun-ah aku titip Haena”
ucapnya sebelum pergi, Kyuhyun menganguk mengiyakan.
“Bagaimana
kalau kita pergi nonton bioskop?” usul Kyuhyun. Aku terdiam menimbang sejenak,
mencoba mengingat terakhir kali aku menonton bioskop. Dan, aku ingat jika
1tahun lalu aku terakhir menonton bioskop. “ok” kataku kemudian.
Kyuhyun
lansung menggandeng tanganku menuju mobilnya. Selama menuju tempat bioskop
Kyuhyun selalu menggandeng tanganku. Jarang sekali ia melepaskan gandengannya
mungkin ia takut tertinggal karena langkah kaki Kyuhyun yang memang cukup
panjang. Setelah membeli tiket kami pun membeli soft drink dan popcorn sebagai
cemilan.
Kyuhyun Pov
Aku,
Haena dan teman-teman Haena yang lain sedang mempersiapkan berkas untuk masuk
untuk keperguruan tinggi. Mengenai Rachel, ia memilih melanjutkan kuliahnya di
Jerman tempat kelahirannya sedangkan teman yang lain memilih universitas yang
berbeda.
Ketika
ujian selesai kami sepakat untuk masuk ke perguruan yang sama yaitu Ansan
University yang merupakan kampus yang masih dikelola oleh management yang sama
dengan Ansan High School.
Untuk
kesekian kalinya, aku kembali satu sekolah dengan Haena dan Donghae. Aku sudah
mulai bisa bersahabat dengan Donghae meskipun aku tahu jika sebenarnya Donghae masih
mencintai Haena. Donghae juga masih menunjukkan sifat perhatiannya pada Haena
dan jujur itu membuatku cemburu tapi aku tetap bersikap biasa saja.
Masuknya
Kyuhyun, Haena dan yang lain-lain ke Ansan membuat berita yang besar karena
Ansan kembali diisi oleh murid pintar dan kaya. Tidak ada satu orang pun yang
tidak mengenal kami bahkan semua dosen pun mengenal kami dengan baik. Hari
pertama kami menginjakkan kaki di banyak sekali murid-murid yang berkerumum di
lobby kampus. Kedatangan kami ternyata sudah ditunggu oleh mahasiswa yang lain
baik senior maupun seangkatan dengan kami.
“Eo,
Kyuhyun-ah” panggil seorang yeoja padaku, ia pun berjalan mendekatiku. “eo, Kim
Sena” aku baru bisa mengenali yeoja itu saat aku dengan jelas melihat wajahnya.
“Haiss, aku kira kau tidak mengenaliku” ucapnya renyah.
“eo,
ini temanku semua” aku pun memperkenalkan yang lain pada Kim Sena. “Kim Sena
adalah temanku dari smp”.
“annyeong”
sapa Sena sambil membungkukkan badannya. “annyeong” balas yang lain. Pandangan
Sena berhenti pada sosok Haena yang berdiri sampingku. “eo, ini yeojachinguku”
ucapku sambil merangkul Haena.
“eoo,
annyeong” kikuk Sena. “annyeong” balas Haena.
“Kajja,
kita lihat pembagian kelas”Ajak Donghae, kami menyujui ajakkan Donghae.
sampailah kami di depan madding, “eo, aku sekelas dengan Haena” girang Henry,
karena girangnya dengan reflex Henry memeluk Haena dan itu membuatku sedikit
cemburu. “yak, berhenti memeluk yeojachinguku” ucapku
Henry
pun lansung melepas pelukannya pada Haena, Haena sendiri hanya tersenyum kecil.
“eo, aku sekelas dengan Haena, dan Ririn” kata Sungmin sambil membaca
pengumuman. “eo, aku sekelas Kyuhyun, Ryeowook, Nielle, Naya dan Sena” kata
Donghae.
“Haiss,
kenapa aku tidak pernah sekelas denganmu chagi” keluhku. Haena tidak menjawab
ia malah tersenyum kecil kembali, dirangkulnya lenganku. “kaja kita ke kelas” ucapnya
kemudian.
Haena Pov
Aku
memandang wajah Sena yang sedang bercanda dengan Kyuhyun dengan selidik. Aku
yakin Sena punya rasa pada Kyuhyun dan aku tahu itu sejak Kyuhyun memperkenalkan
aku sebagai yeojachingunya. Ada perasaan kaget, sesak dan pasrah saat ia tahu
kalau Kyuhyun sudah memiliki kekasih. Tapi, aku juga bisa melihat rasa bahagia
saat ia satu kelas dengan Kyuhyun dan satu bangku bersama.
Mungkin
ini yang dirasakan Kyuhyun saat aku dekat dengan namja lain. Sakit, ya pasti
sakit meskipun belum terlihat jelas tapi setidaknya dapat mengubah mood yang
baik menjadi tidak baik.
“Chagi
kau melamun” tegur Kyuhyun padaku dan membuatku tersadar dari lamunanku. Aku
bisa melihat wajah Sena yang datar tapi mencoba untuk tersenyum padaku. Ku alihkan
pandanganku pada Kyuhyun lalu tersenyum kecil. Kyuhyun mengusap-usap rambut
dengan lembut, “Apa yang kau lamunkan?” tanyanya, aku sempat melirik ke arah
Sena yang melihatku tidak suka.
“Eobseo,
hanya memikirkan tugas saja” jawabku asal. “apakah sulit hingga kau melamunkan
itu?” tanya Kyuhyun dari nada bicaranya terdengar khawatir. Aku menggeleng
dengan cepat, “aku bisa mengatasinya”.
--
Aku
mencari-cari buku catatanku sedari tadi tapi tidak ada. “apa yang kau cari?”
tanya Ririn. “Buku catatan bisnisku tidak ada” jawabku. “Haiss, bukankah kau
memijamkan buku tersebut pada Nielle” Aku menghentikan aktivitasku yang sibuk
mencari buku tersebut di dalam tas, lalu memandang Ririn, “eo, aku lupa.
Yasudah aku ke kelas Nielle untuk mengambilnya” kataku sambil beranjak dari
kursi. “perlu aku temani?” tanya Ririn.
“tidak
usah, aku hanya sebentar” Ririn mengangguk mengerti lagipula letak kelas Nielle
tidak terlalu jauh. Aku melangkah menuju kelas Nielle yang merupakan kelas
Kyuhyun juga, aku juga ingin melihat tingkah Sena hari ini. Aku melihat Kyuhyun
dan Sena yang sedang mengobrol bersama dari kaca jendela.
Aku
mengambil nafas dalam-dalam lalu menglangkah masuk “omo, Haena. Wae yogi
waseo?” tanya Naya padaku, aku tersenyum kecil. Mendengar nama Haena dipanggil Kyuhyun
mengalihkan pandangannya, “Chagi kau merindukan aku hingga kau datang ke
kelasku” goda Kyuhyun. “Haiss, kau terlalu pede tuan Cho. Aku kesini ingin
mengambil buku catatan yang Nielle pinjam” jelasku.
“jinja?”
tanya Kyuhyun masih dengan nada menggoda.
“Eo,
igo. Mianhae, aku lupa mengembalikannya” sesal Nielle. “gwaechana” kataku. Aku
melirik Kyuhyun ke arah Kyuhyun yang tersenyum kecil ke arahku bahkan ia sempat
mengedipkan mataku. Berbeda dengan Sena yang hanya melihatku dengan pandangan
datarnya. Aku pun pamit kembali ke kelas.
Author Pov
Kyuhyun
sedang menunggu seseorang yang akan keluar dari bandara. Ya, ia sedang menunggu
Nonanya yang baru saja kembali dari Jepang untuk study disana. Orang yang
ditunggu pun akhirnya datang, mereka sempat berpelukan sebentar.
“Sepertinya
ada yang berubah darimu kyu” ucap Ahra Nona saat makan malam. “Aku? Berubah?”
tanya Kyuhyun tidak mengerti. Ahra Nona mengangguk pelan, “Ya, kau lebih sering
tersenyum sekarang. Wae, kau sudah punya yeojachingu?” tanya Ahra Nona lagi.
Kyuhyun
terkekeh kecil, “nde, aku memang sudah punya yeojachingu” jawabku. Ahra Nona
mengerucutkan bibirnya, “ternyata ada juga yeoja yang mau menjadi pacarmu” ejeknya.
“Kenapa
kau tidak memperkenalkannya pada eomma dan appa” Giliran Eomma yang bertanya.
“aku sudah mengenalkannya pada Appa” kata Kyuhyun, ia teringat saat mengenalkan
Haena pada Appanya waktu acara kelulusan. “eo, jinja yeobo?” tanya Eomma pada
Appa.
“nde”
jawab Appa pendek.
“Bagaimana
wajahnya? Apa dia cantik?” tanya eomma lagi. “nde, dia cantik, pintar dan
sederhana” eomma seperti membayangkan wajah Haena. “Kyuhyun ah, ajak dia ke
rumah untuk makan malam bersama kita ne” pinta eomma kemudian. Kyuhyun hanya
mengangguk pelan, sedangkan Ahra hanya geleng-gelengkan kepala melihat tingkah
eommanya yang sangat penasaran dengan wajah kekasih Kyuhyun.
Ting
tong
Seorang
pelayan menghampiri Haena dan Heechul yang sedang menonton tv bersama. “tuan,
ada tamu” ucapnya. Haena dan Heechul lansung menoleh kepada tamu yang dimaksud.
“ommo, Siwon oppa” Haena lansung menghambur ke arah Siwon dan memeluknya.
Heechul
meyuruh pelayanan untuk kembali bekerja. “kau semakin cantik saja” puji Siwon
oppa pada Haena. “duduklah” suruh Heechul. Siwon pun mengajak Haena untuk
duduk.
“Mianhae,
Hyung aku baru datang lagi” kata Siwon.
“Gwaechana,
bukankah lebih baik datang terlambat daripada tidak ada sama sekali” bijak Heechul.
“Aku ingin pergi ke makam imo kalian temani aku ya” pintanya. “eo, nde” jawab Heechul
dan Haena bersama. Mereka pun bersiap-siap untuk mengunjungi makam Eomma Haena.
Siwon adalah anak dari adik Eomma Haena, saat Heechul berduka Siwonlah yang
menyemangati Heechul agar tetap tegar.
Mobil
mereka berhenti di parkiran makam. Haena berjalan terlebih dahulu ke makam
karena Heechul dan Siwon ingin membeli bunga. Haena tidak sengaja bertemu
dengan Appa Kyuhyun saat ia berjalan menuju makam eomma. “Annyeong haseyo,
abeonim” sapa Haena. “eo, Haena. Annyeong” balasnya ramah.
“Kalau
boleh aku tahu. Abeonim mengunjungi makam siapa?” tanya Haena, ia ingin tahu
siapa sanak keluarganya yang dimakamkan di tempat ini. Ada raut gugup di wajah
Appa Kyuhyun meskipun tidak terlalu jelas tapi Haena bisa melihat itu “eo, aku
hanya mengunjungi cinta lama. Yasudah aku duluan” Haena mengangguk pelan, ia
heran dengan sikap Appa Kyuhyun yang terlihat aneh.
“Kenapa
kau masih disini?” tanya Heechul, ia sudah kembali sambil membawa bunga yang ia
beli tadi. “Aku menunggu kalian” bohongku. Heechul tidak lagi bertanya, ia pun
menggandeng tangan Haena menuju makam Eomma.
“Siapa
yang datang ke makam eomma?” tanya Haena saat melihat ada bingkisan bunga yang
ada terletak di atas makan eomma. “Molla. Tidak usah dipikirkan” ujar Heechul.
“Eomma,
ini aku Haena. Aku datang lagi eomma. Eomma, apa disana kau bahagia? Apa disana
kau bertemu dengan Appa? Eomma aku disini bahagia, eomma jangan khawatir dengan
keadaanku. Aku baik-baik saja, Heechul oppa sangat mengyayangiku eomma. Bahkan,
ia tidak pernah lagi membuatku menangis seperti dulu” Waktu kecil Haena sering
dibuat menangis oleh Heechul karena Heechul selalu mengerjainya.
“Eomma,
aku datang. Eomma, aku akan selalu menepati janjiku untuk menjaga Haena. Karena
itu, aku harap kau bahagia disana dan berbahagialah bersama Appa” Ucap Heechul
sambil menaruh bunga di atas makan eomma.
“Imo,
ini aku Siwon. Imo, minhae jika aku baru datang kembali. Aku harus
menyelesaikan tugas di Jepang, dan hari ini aku baru bisa kembali. Imo, aku
berjanji akan membantu Heechul Hyung untuk mewujudkan impianmu untuk membangun
Daewo agar semakin besar dan menjaga Haena” Ucap Siwon.
“Eomma,
berbahagialah disana” tutur Haena. Setelah mendoakan eomma, mereka pun pergi
meninggalkan makam. Haena sempat kembali menoleh ke makam eomma sebelum ia
melangkah pergi. Ia bisa melihat jika eomma tersenyum sambil melambaikan tangan
padanya. Haena pun membalasnya, dan seketika bayangan eomma menghilang.
Heechul,
Haena dan Siwon memilih makan bersama di luar setelah tadi berziarah ke makam
eomma Haena.
“Sajangnim
Kim” Heechul menelpon ketua pelayanan di rumahnya.“nde, tuan” jawab Kim
“Aku,
Haena dan Siwon akan makan malam di luar jika pelayan sudah memasak makan malam
untuk kami. Kalian saja yang menghabiskannya. Kau suruh semua pelayan untuk
makan, jangan membuang makanan”
“nde,
tuan”
Heechul
mematikan sambungan teleponnya.
“Apa
yang terjadi, sajangnim?” tanya seorang pelayan, kepada ketua pelayan di rumah.
“tuan dan Nona tidak makan malam di rumah kita harus menghabiskannya semua”
--
Pelayan
pun datang sambil membawa pesanan Haena dan Siwon sedangkan pesanan Heechul
belum selesai di masak. “kalian, makan duluan saja. aku mau ke toilet dahulu”
tutur Heechul.
“nde,
oppa” kata Haena. Haena menurut untuk makan terlebih dahulu. Haena paling suka
dengan nasi goreng, Ia selalu memesan nasi goreng jika makan di luar.
“Bagaimana
dengan kuliahmu, chagi?” tanya Siwon. “Berjalan dengan baik, oppa” jawab Haena
sambil mengunyah nasi di dalam mulutnya tapi meninggalkan beberapa butir nasi
di bibir Haena. Siwon tersenyum kecil melihat tingkah adik perempuannya ini,
dengan lembut ia membersihkan butir nasi tersebut. Haena tersenyum kecil,
“haha, mian”
Kejadian
itu dilihat dengan jelas oleh Kyuhyun yang kebetulan berencana makan malam
bersama dengan Ahra Nona. “kaja, kita duduk” ajak Ahra. “kita pindah ke
restoran lain saja” kata Kyuhyun belum sempat Ahra bertanya, Kyuhyun sudah
masuk ke dalam mobil dan kembali menyalakan mobil.
Heechul
kembali dari toilet bersamaan dengan makannya yang datang.
Haena Pov
Sudah
ratusan kali aku melihat jam tanganku, dan sudah setengah jam aku menunggu
Kyuhyun tapi Kyuhyun tidak kunjung datang seperti biasanya untuk menjemputku.
Jika, Kyuhyun berhalangan untuk menjemput biasanya ia akan memberikan pesan
atau menghubunginya tapi ini tidak ada pemberitahuan sama sekali.
Heechul
dan Siwon pun keluar dari rumah untuk berangkat ke kantor. “Kyuhyun belum
menjemputmu?” tanya Heechul dan lansung dijawab oleh gelengan lemah dariku.
“Yasudah,
kau berangkat bersamaku. Jika kau terus menunggu Kyuhyun kau bisa terlambat”
tutur Heechul , aku pun mengangguk. Selama perjalanan menuju kampus aku
terdiam, biasanya Kyuhyun akan menelponnya setiap malam sebelum aku tidur tapi
tadi malam ia tidak melakukan hal tersebut. Bahkan hari ini ia tidak
memberitahuku jika ia tidak bisa menjemputku.
Mobil Heechul
oppa berhenti di depan gerbang kampusku. “annyeong, oppa” pamitku. Heechul
hanya tersenyum kecil, perlahan mobil Heechul pun pergi meninggalkan kampusku.
Aku mempercepat langkahku, karena beberapa menit lagi bel akan berbunyi.
“kau
hampir telat” tegur Ririn saat aku sampai di kelas. “Nde, Kyuhyun tidak
menjemputku hari ini” jawabku dengan nafas yang belum teratur. “mwo? Kyuhyun
tidak menjemputmu?” kagetnya, dan aku hanya mengangguk pelan. “dia mencari
masalah denganku” kata Ririn sambil memainkan tangannya. “haiss, gwaechana” aku
mencoba tersenyum kecil, Ririn sangat sensitive dengan Kyuhyun.
Bel
istirahat berbunyi, tanpa menunggu Ririn aku pun lansung berjalan menuju kelas
Kyuhyun. aku dengar jika Ririn memanggil namaku tapi aku tidak merespon, aku
yakin Ririn juga tahu kemana aku akan pergi.
“Yak,
Cho Kyuhyun hari ini kau tidak menjemput Haena?” tanya Naya. Mendengar
pertanyaan Naya, Donghae pun menoleh ke belakang karena posisi kursi Donghae yang
berada di depan Kyuhyun. “Mwo, kau tidak menjemput Haena? Kenapa? Lalu, siapa
yang mengantar Haena?” Donghae lansung mencerocos pertanyaan pada Kyuhyun.
Kyuhyun sama sekali tidak menjawab ia malah menatap keduanya dengan tatapan
yang tidak bisa diartikan dengan siapapun. Kyuhyun beranjak dari kursinya, ia
memilih untuk keluar dari kelas.
“Kyu…” panggilan
terpotong saat aku berpapasan dengan Kyuhyun di depan pintu. Anehnya, ia malah
menatapku dengan dingin, dan aku artikan adalah tatapan tidak suka. Kyuhyun
tidak menyapaku sama sekali ia malah melangkah pergi. Aku terpaku melihat
sikapnya yang berubah, aku berpikir sejenak apakah aku membuat kesalahan
padanya. Biasanya Kyuhyun akan seperti ini jika ia merasa cemburu dengan namja
lain.
“Yak,
kenapa dia pergi?” tanya Ririn, ia berhasil menyusulku. Aku tidak menjawab
pertanyaan Ririn, aku berlari menyusul Kyuhyun, tapi aku tidak menemukan
Kyuhyun padahal jalan yang aku lewati adalah jalan Kyuhyun yang baru saja
dilewatinya. Aku berpikir sejenak dimana Kyuhyun pergi saat sikap seperti ini,
dan aku tahu dimana dia berada.
Pikiranku
benar, Kyuhyun berada di taman belakang SMAku dulu. Ia terlihat bermain game namun
seperti ia sedang kurang baik karena ia bermain dengan emosinya. “oppa”
panggilku lirih, aku berjalan menghampirinya. Aku yakin Kyuhyun mendengar
panggillanku, tapi ia pura-pura mendengar. “oppa” panggilku ulang tapi ia tetap
saja tidak merespon.
“Kyuhyun
oppa” teriakku kesal, Kyuhyun memandang ke arahku dengan tatapan tidak sukanya.
“apa?” tanyanya datar lalu mengalihkan pandangnya lagi ke pspnya. “oppa, kenapa
kau tadi malam tidak menelponku? Kenapa tadi kau tidak menjemputku? Kenapa kau
tidak memberitahuku jika kau tidak bisa menjemputku?” tanyaku lansung.
Kyuhyun
hanya diam. “oppa, apa aku membuat kesalahan hingga kau bersikap seperti ini?”
tanyaku lagi. Kyuhyun kembali memandang ke arahku, “Siapa namja yang kemarin
bersamamu?” tanyanya ketus. Aku terdiam memikirkan namja yang dimaksud oleh
Kyuhyun. “omo, kau melihat aku makan malam kemarin?” tanyaku balik. Kyuhyun
beranjak kursinya dilipatnya kedua tangannya. “nde, aku melihatnya”
Aku terkekeh,
membuatku Kyuhyun mengerutkan kening. “yak, kenapa kau tertawa?” tanyanya
kesal. Aku melepaskan tangan Kyuhyun yang terlipat, ku peluk Kyuhyun. Kyuhyun
tidak mengerti dengan sikap yeoja yang ada dihadapannya bukan menjawab ia malah
memeluknya. “oppa, kau cemburu dengan oppaku, eoh” katanya kemudian. “oppamu?” ulang
Kyuhyun. “hem, dia Siwon oppa anak dari adik eomma. Dia akan tinggal bersama
aku dan Heechul oppa untuk membantu Heechul oppa” jelasku.
Kyuhyun
terdiam berarti ia salah paham mengenai kemarin. Aku merasakan Kyuhyun membalas
pelukanku, ia ciumnya palaku. “mianhae”ucapnya. Aku merenggakan pelukanku,
“gwaechana, aku senang jika kau cemburu. Itu tanda kau mencintaiku bukan”.
Kyuhyun mengusap pelan rambutku dengan lembut. “aku selalu mencintai Chagi,
selamanya”. aku tersenyum kecil lalu menutup mataku saat aku lihat Kyuhyun
mendekatkan wajahnya padaku. Diciumnya bibirku dengan lembut. “kajja, kita
kembali ke kelas” ajaknya kemudian, aku menjawab dengan anggukkan.
--
Kyuhyun
mengajakku untuk makan malam bersama di rumahnya. Setelah, ia extra membujuk Heechul
oppa akhirnya Heechul oppa mengizinkan. Kyuhyun bahkan bertemu dengan Siwon
oppa di rumah.
“jaga
baik-baik Haena” itu pesan Heechul oppa saat kami berangkat. Kyuhyun
memberhentikan mobilnya dipinggir jalan, ia menyelimuti pahaku dengan jaketnya
membuatku sedikit terkejut melihatnya. “kau tahu kan, aku namja yang normal Chagi.”
Katanya lalu menjalankan kembali mobilku. Aku kembali tersenyum dengan sikap
Kyuhyun.
Kami
sampai di rumah Kyuhyun, Kyuhyun menggandeng tanganku dan mengajaknya untuk masuk. “Annyeong” sapa
Kyuhyun pada keluarganya di ruangan makan. Semuanya pun menoleh ke arah kami.
“omo, dia yeojachingumu?” tanya Eomma Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum kecil,
“annyeong haseyo” salamku sambil membungkukkan badan.
Keluarga
Kyuhyun menerima kedatanganku dengan baik, meskipun Appa Kyuhyun jarang sekali
berbicara.
“Sepertinya,
kau salah memilih pacar Haena”celetuk Ahra.
“yak,
nona apa maksudmu berbicara seperti itu?” tanya Kyuhyun. “eo, lihat saja
sifatnya yang seperti itu” Ahra menunjuk Kyuhyun dengan matanya, aku hanya
terkekeh kecil. “ahh, aku senang. Akhirnya aku punya teman untuk diajak
jalan-jalan bersama. Ke mall, ke salon” tutur Ahra eonnie.
“haishh,
Nona. Haena tidak seperti kau. Dia tidak pernah ke mall dan ke salon seperti
yang kau lakukan” Kyuhyun benar aku memang jarang ke mall bahkan ke salon untuk
perawatan.
“jinjja?”
tanya ahra Nona tidak percaya, aku mengangguk pelan.
Selesai
makan malam, Abeonim, Eommanim, dan eonnie pamit untuk ke kamar terlebih
dahulu. Aku menunggu Kyuhyun di ruang tamu. Rumah Kyuhyun sangat besar
dibandingkan rumahku. aku tersenyum melihat foto yang terpajang rapi di buffet.
Foto Kyuhyun masih bayi hingga sebesar kini terpanjang rapi.
Aku
tidak sengaja melihat sebuah Koran yang terletak di paling bawah buffet hanya
koran itu saja yang berada disana. Aku pun mengambil Koran itu, aku sontak
kaget karena Koran itu berisi berita mengenai kecelakaan yang menimpa eomma, dari
tanggal tersebut tertulis jelas tanggal kejadian sehari setelah kecelakaan itu
terjadi.
“Aku
tidak tahu kalau kau suka membaca koran” ternyata Kyuhyun sudah datang.
“Bukankah ini koran sudah lama kenapa masih disimpan?” tanyaku sambil
memperlihatkan tanggal penerbitan pada Kyuhyun. “Entahlah, aku tidak tahu. Appa
yang sering membaca Koran” ucapnya. Aku terdiam, “kajja, aku antar kau pulang. Heechul
Hyung bisa marah padaku jika telat mengantarmu” Aku terkekeh kecil, lalu
mengangguk. Ku taruh kembali koran tersebut ke tempat semula.
“oppa,
apa kau tidak tahu berita mengenai kecelakaan tentang eommaku?” tanyaku saat
perjalan pulang. “aku tahu tentang berita itu, tapi aku tidak tahu jika
kecelakaan itu membuatmu trauma” jawab Kyuhyun.
Aku
mengangguk pelan “oh, ya oppa. Apakau punya sanak saudara yang dimakamkan di
Saint Herbett?” tanyaku lagi. “ani, semua keluargaku dimakamkan di Saint Maria”
aku terdiam mendengar jawaban Kyuhyun, jika tidak ada sanak saudara yang
dimakamkan berarti siapa yang dikunjungi abeonim beberapa hari lalu. “Waeyo?” tanya
Kyuhyun.
“ani,
aku hanya bertanya” kataku bohong.
Kami
sampai di depan rumahku, “gomawo, oppa” pamitku, sebelum keluar dari mobil aku
sempat mencium pipi Kyuhyun. “hati-hati di jalan” pesanku. “nde” jawab Kyuhyun
lalu pergi meninggalkan rumahku.
--
Aku
berniat pergi ke kantor polisi untuk menanyakan kelanjutan penyelidikan
kecelakaan eomma. Agar tidak membuat Kyuhyun curiga aku berangkat saat Kyuhyun
mengantarku pulang ke rumah.
“Kami,
masih menyelidikinya tuan” aku seperti mengenal sosok namja yang sekarang
sedang ada di kantor polisi. Dan benar, ternyata dia adalah Donghae Oppa.
“oppa” panggilku, ia pun menoleh dan memandang kaget ke arahku. “Wae yogi waseo?
Mwo hago shipunnde?” tanyaku. Donghae tidak menjawab, “kami akan terus
melakukan penyelidikan mengenai kecelakaan itu tuan” aku sempat terkejut
mendengar penuturan pihak kepolisian. Apa mungkin Donghae oppa datang untuk
menanyakan kelanjutan penyelidikan tentang kecelakaan eomma.
“eo,
ajusshi. Kenapa kau tidak check cctv di setiap tempat kejadian. Kau bisa
meminta tayangan cctv dari kantor oppaku karena dari itulah mobil yang
digunakan eomma berada” usulku. Polisiku sedikit menimbang-nimbang, “Baik, aku
akan meminta tayangan cctv di beberapa tempat. Datanglah lusa dan kami akan
memberikan hasilnya kepada kalian” sarannya pada kami. Aku mengangguk dan
begitupula dengan Donghae. kami pun pamit pergi.
“Gomawo,
oppa sudah membantu menyelidiki kasus ini” ucapku, Donghae mengantarku pulang
ke rumah. “nde, aku sudah berjanji pada diriku sendiri jika aku akan membantu
mengungkap kasus ini”
Aku
menunduk, “aku tahu oppa mencintaiku, mian jika aku tidak menjadi yeojachingu,
oppa”. Donghae terkejut dengan ucapan yeoja di sampingnya. Bagaimana dia bisa
tahu jika selama ia mencintainya. “Gwaechana, aku akan bahagia jika kau
bahagia. Dan aku ku pikir kebahagianmu bukan bersama denganku” Donghae mencoba
tersenyum manis padaku. Aku pun lansung memeluk Donghae, “kau akan selalu jadi
oppa untukku bukan?” tanyaku. “nde” jawab Donghae.
Donghae Pov
Aku
mengikuti mobil Kyuhyun yang mengantar Haena pulang ke rumah. Aku lihat Haena
melambaikan tangan tanda perpisahan pada Kyuhyun. Setelah mobil Kyuhyun
menghilang ia pun lansung masuk ke dalam mobilku. Aku dan Haena akan kembali ke
kantor polisi untuk melihat kelanjutan kemarin.
“Setelah
kami melihat cctv di beberapa tempat. Sopir yang membawa eomma anda tidak
bersalah karena ia tidak melakukan apapun. Kami menemukan sisi cctv yang
memperlihatkan seseorang sedang merusak mobil eomma Anda. Dan kemungkinan,
orang itu sengaja membuat rem blong di mobil eomma Anda” aku terkejut mendengar
penuturan pihak kepolisian. Aku melihat ke arah Haena yang menangis dalam diam.
“Apakah
pelaku sudah tertangkap?”tanyaku. “tentu, Anda bisa mengikutiku untuk menemui
pelakunya” aku pun memapah Haena untuk mengikuti polisi tersebut. “Kami,
menemukan beliau di mokpo di tempat persembunyiannya”. Aku bisa melihat seorang
ajushi yang duduk membelakangi kami. Haena berjalan mendekap ke arah ajushi
tersebut.
“Apa,
eommaku punya salah pada Anda? Apa, eommaku pernah menghina Anda? Apa, eommaku
membenci Anda?” tanya Haena sambil menangis. “Jawabku, aku ajushi jawab”
histeris Haena.
“Dari
penuturannya dia hanya disuruh seseorang untuk melakukan hal tersebut. Dia
mengatakan kalau Cho Yeong Hwa yang menyuruhnya melakukan itu” tutur ajushi
polisi.
“Omo,
Cho Yeong Hwa. Bukankah itu ayah Kyuhyun” aku tidak percaya. Haena lansung
mengalihkan pandangnya pada polisi. “Apakah Cho Yeong Hwa pelakunya?” tanyanya
memastikan. Ajushi itu mengangguk kepalanya, Haena seketika menangis histeris
aku pun lansung mendekapnya. Dan tak lama Haena tidak sadarkan diri, aku
lansung membawanya ke rumah sakit.
Heechul
Hyung dan Siwon Hyung lansung datang ke rumah sakit ketika aku memberitahu
keadaan Haena. Aku menceritakan semuanya pada Heechul Hyung. Heechul terlihat
marah, ia bahkan berkali-kali memukul tembok rumah sakit. “Segera tangkap
penjahat tersebut” pinta Heechul Hyung pada pihak polisi yang mengantarku.
Aku
mengajak Heechul Hyung keluar dari kamar Haena, biar Haena yang menjaga Siwon
Hyung. “eo, Donghae kau disini” aku kaget saat Kyuhyun datang menghampiriku.
Aku bisa melihat Heechul Hyung yang menatapnya dengan amarah.
“eo, Heechul
Hyung kau disini juga” ucapnya. “Siapa yang sakit?” tanya Kyuhyun. “Haena,
pingsan” jawabku dan seketika wajahnya lansung memucat. “mwo, Haena pingsan.
Yak, kenapa kau tidak memberitahuku” kesalnya, ia ingin masuk ke dalam kamar
tapi dihalangi oleh Heechul Hyung.
“Hyung,
kau kenapa? Aku ingin menemui Haena” tanya Kyuhyun polos. “jangan pernah temui
Haena lagi” ketusnya. Kyuhyun kaget, “waeyo, hyung? Apa aku melakukan kesalahan
lagi?” tanyanya.
“jangan
dekati adikku, anak pembunuh eommaku”
Kyuhyun Pov
Aku
mendapat kabar kalau Appa masuk rumah sakit karena darah tinggi yang naik dan
kelelahan. Setelah menjenguk Appa aku pun berniat jalan-jalan sebentar dan aku
tidak sengaja melihat Donghae lalu menghampirinya.
“eo,
Donghae kau disini” Donghae sepertinya kaget saat aku datang menghampiriknya.
“eo, Heechul Hyung kau disini juga” ucapku. “Siapa yang sakit?” tanyaku
kemudian. “Haena, pingsan” jawab Donghae dan seketika wajahku lansung memucat.
“mwo, Haena pingsan. Yak, kenapa kau tidak memberitahuku” kesalku, aku ingin
masuk ke dalam kamar tapi dihalangi oleh Heechul Hyung.
“Hyung,
kau kenapa? Aku ingin menemui Haena”tanya ku polos. “jangan pernah temui Haena
lagi”ketusnya. aku kaget, “waeyo, hyung? Apa aku melakukan kesalahan lagi?”
tanyaku.
“jangan
dekati adikku, anak pembunuh eommaku” aku tidak mengerti yang diucapkkan oleh Heechul
Hyung. “Apa maksud Hyung, aku anak pembunuh eommamu?” tanyaku. Heechul
tersenyum sinis, dan bukkk ia memberikan tinjunya di wajahku. Aku terhuyung
jatuh ke lantai, “Appamulah yang membuat eommaku meninggal, Appamulah yang
membunuh eommaku” cecarnya. Donghae mencoba menenangkan Heechul Hyung. Aku pun
mencoba berdiri. “Kyu lebih baik, kau kembali ke kamar Appamu, sepertinya ia
lebih membutuhkanmu sekarang dibanding Haena” tutur Donghae, aku mengangguk dan
kembali ke kamar Appa.
Di
kamar Appa, aku dengar suara isak tangis. Aku bisa melihat jika beberapa
anggota kepolisian ada di kamar Appaku. “mianhae, yeobo. Jeongmal mianhae” aku
bisa melihat jika Appa mencoba meminta maaf kepada eomma yang menangis di
pundaknya. Ahra Nona memandang ke arahku “busurinde?” tanyaku.
Ahra
Nona tidak menjawab ia malah memelukku sambil terisak. “Kami, harus menahan
Appa Anda. Karena, ia terbukti menjadi pelaku kecelakaan Choi Hae Woo 9 bulan
yang lalu” pihak polisi memberikan surat penahanan Appa padaku.
Aku
membaca dengan tidak percaya, jadi ini yang dimaksud Heechul hyung kepadaku.
“Mianhae, Kyuhyun-ah. Maafkan, Appa” ucap Appa. Aku tersenyum miris
mendengarnya. Eomma dari yeojachinguku yang sangat ku cintai ternyata meninggal
karena ulah Appaku sendiri. Aku jadi teringat pertanyaan Haena beberapa hari
lalu mengenai kora, kecelakaan dan pemakaman.
Aku
melepaskan pelukkan Ahra Nona, lalu pergi meninggalkan kamar Appa. Aku bisa
mendengar Ahra Nona memanggil namaku, tapi aku tidak mempedulikannya. Aku ingin
menenangkan pikiranku sendiri.
Author Pov
Teman-teman
mulai berdatangan saat diberitahu Haena masuk rumah sakit. Bahkan, semua
terkejut dengan penjelasan dari Donghae. “Apakah, Appa Kyuhyun akan di penjara?”
tanya Ririn. “Mungkin iya, mungkin tidak” jawab Donghae.
“maksudmu?”tanya
Naya.
“mungkin
iya jika Heechul Hyung mengajukan penahaan dan pidana. Dan mungkin, tidak ia
menggugat surat penahanannya” jelas Donghae.
Nielle
menghampiri Haena, ia menggenggam tangan Haena. Perlahan-lahan Haena pun
membuka matanya, “Nielle” lirihnya, semuanya lansung menghampiri Haena. Ririn
pun memberitahu Haena siuman kepada Heechul dan Siwon yang kebetulan berada di
luar kamar.
Semua teman
Haena memberikan jalan pada Heechul dan Siwon, “Chagi, gwaechana?” tanyanya
khawatir, Haena hanya tersenyum kecil lalu mengangguk pelan. Heechul lansung
mendekap Haena. Haena diperbolehkan pulang, dengan catatan ia harus bed rest
total selama 2 hari.
Dan
selama 2 hari juga ia tidak pernah melihat Kyuhyun bahkan kabarnya sekalipun,
Haena merasa jika ia sulit bernafas tanpa melihat Kyuhyun tanpa Kyuhyun sisinya
, baginya Kyuhyun adalah oksigen.
Haena
Pov
Tringgg,
“Jeongmal mianhae. Aku mewakili appa
untuk meminta maaf padamu Chagi. Maaf, aku belum bisa menjengukmu karena aku
harus menemani Appa. Aku mohon jaga kesehatan selama aku tidak disisimu. Kim
Haena nan jeongmal saranghae” aku membaca pesan dari Kyuhyun. aku
menitikkan airmata, “Tuhan kenapa harus Appa Kyuhyun, kenapa harus Kyuhyun?” tangisku.
Terlalu banyak masalah antara aku dan Kyuhun. Kini, masalah itu datang lagi
bahkan lebih besar.
Heechul
oppa juga lebih protektif padaku, ia bahkan memberikan 2 pengawal untuk menjaga
agar aku tidak menemui Kyuhyun. Heechul Oppa sudah mengajukan surat penahanan
pada Appa Kyuhyun ia bahkan meminta untuk menghukum seberat-beratnya, hukum
matipun jika itu harus. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kali ini, kesalahan kali
ini tidak bisa dimaafkan begitu saja.
Aku
mengajak kedua pengawalku untuk makan bersama untungnya mereka tidak berpikir
apa-apa tentang tujuanku. Aku menaruh obat tidur di dalam makan mereka
masing-masing dan obat itu bisa beraksi dalam waktu 1 menit karena dosisnya
yang lumanyan tinggi. Mereka pun tertidur dengan cepat, dan membuatku lansung
pergi meninggalkan mereka.
“Ajusshi,
seoul hospital” ucapku pada sopirku pribadiku. Untungnya ia menurut, sesampai di
rumah sakit aku lansung berjalan menuju kamar Appa Kyuhyun.
Aku
membuka pintu perlahan kamar Appa Kyuhyun, Eommanim, Eonnie, dan Kyuhyun pun
menoleh saat aku masuk. Aku tersenyum kecil dan mengangguk, aku senang bisa
melihat Kyuhyun kembali bahkan Kyuhyun lansung memelukku erat.
Appa
Kyuhyun perlahan membuka matanya, ia melihatku dan Kyuhyun berpelukkan. “Kau
harus makan lihat badanmu kurus” ujarku pada Kyuhyun sambil tersenyum, Kyuhyun
hanya mengangguk sekenanya
“Bisakah,
aku meminta waktu berdua bersama Abeonim?” tanyaku pada semuanya. Eommanim,
Eonnie, Kyuhyun dan abeonim saling berpandangan. Dan akhirnya ia mengizinkan
untuk berbicara berdua.
“Abeonim,
gwaechanayo?” tanyaku sambil memijat-mijat lengan Appa Kyuhyun. “Mianhae Hena,
jeongmal minahe” aku menahan airmataku agar tidak terjatuh. Aku hanya tersenyum
kecil.
“Aku
dan eommamu sempat menjalin hubungan tapi akhirnya hubungan kami berakhir
karena eomma memilih Kim Dae Hee untuk
menjadi suaminya. Aku sempat frustasi saat itu, tapi akhirnya aku bisa
membangun keluargaku dengan harmonis. Saat ayahmu meninggal aku kembali bertemu
dengan eommamu. Aku menawarkan diri untuk membantu mengasuhmu dan Heechul tapi
ia menolak, ia yakin bisa membesarkan kalian dengan keringatnya sendiri. Aku
juga mencoba mengajaknya bekerjasama dengan perusahaan tapi ia kembali menolak,
ia ingin membuktikan padaku bahwa ia membuat perusahaan yang tidak kalah besar
seperti yang aku miliki. Karena, kesal aku menyuruh seseorang untuk membuat rem
blong di mobil eommaku. Aku pikir, jika rem blong kemungkinan hanya luka-luka
saja, aku tak menyangka jika itu membuat eomma pergi untuk selamanya.” aku
terdiam mendengar penjelasan abeonim.
“Eommamu,
cinta lamaku” aku teringat ucapan itu. yah, alasan yang abeonim katakan saat
bertemu di makan eomma.
Aku
mendengar suara gaduh di dari luar, dan brak dengan kasar seseorang membuka
pintu. Aku kaget saat aku tahu orang itu adalah Heechul oppa. Ia lansung
menarikku pergi, “Heechul ssi, kau boleh membenciku tapi aku mohon jangan
membenci Kyuhyun” Heechul oppa tidak mempedulikan ucapan Appa Kyuhyun. Kyuhyun
melihat nanar ke arahku saat aku dijemput paksa oleh Heechul oppa.
Brakk
Heechul
oppa membanting pintu kamarku, “oppa, sudah katakan padamu. Jangan temui
Kyuhyun atau keluarganya” amarahnya. Aku menunduk kepala sambil menangis,
“lupakan Kyuhyun. Putuslah dengan
Kyuhyun”. Aku lansung memandang Heechul oppa dengan tatapan tajam.
“Aku
tidak akan pernah putus dari Kyuhyun” ketusku, untuk pertama kalinya aku
berbicara ketus pada Heechul Oppa. “Terserah, apa yang kau katakan. Mulai
sekarang oppa tidak akan mengizinkanmu keluar meskipun itu kuliah. Oppa akan
memanggil guru home schooling untukumu” tegas Heechul lalu keluar dari kamarku,
Heechul oppa bahkan mengunci pintu kamarku.
“oppa”
histerisku.
Heechul Pov
“jeosonghamnida
tuan, makanan kemarin dan kemarinnya lagi masih utuh, nona tidak memakannya
sama sekali” tutur pelayan padaku. Sudah 3 hari Haena tidak makan, ia hanya
minum susu yang selalu diberikan pelayan untuknya.
“Hyung,
lebih baik kau bicara dengannya” ujar Siwon padaku. Aku pun mengangguk, ku
ambil makan malam untuk Haena. Ku lihat Haena, hanya terbaring membelakangiku
di ranjang. Aku memandang sedih melihat Haena seperti ini.
“Chagi,
ayo makan. Oppa suapkan untukmu” kataku lembut, namun tidak ada respon dari
Haena. “Chagi” panggilku. “pergilah, oppa. Aku ingin sendiri” ucap Haena
kemudian.
“Tapi,
kau belum makan”
“Aku
ingin menyusul eomma, karena itu aku tidak akan makan” ucapan Haena menusuk
jantungku. “Ahh, kau menyusul eomma dan meninggalkanku sendiri? Pergilah, aku
bisa hidup sendiri tanpa siapapun” ucapku lalu beranjak pergi dari kamar Haena.
Aku menangis di balik pintu Haena. “eomma, apa yang harus aku lakukan? Apa aku
salah melakukan ini pada Haena? Aku sangat menyayangi Haena?” isakku.
Haena Pov
“Ahh,
kau menyusul eomma dan meninggalkanku sendiri? Pergilah, aku bisa hidup sendiri
tanpa siapapun” aku menangis saat mendengar ucapan Heechul. “oppa, mianhae.
Jeongmal mianhe” lirihku. Aku pun beranjak dari ranjang dan menghampiri nampan
yang dibawa Heechul Oppa. Aku mulai memakan makan itu, sambil menangis.
--
“Haena liat itu” eomma menunjuk bintang yang
paling bersinar di langit. “indah eomma” ucapku. “tentu itu Appa” tuturnya
padaku.
“appa? ”ulangku.
Eoma mengangguk pelan“nde, kelak eomma akan menjadi bintang
seperti itu” katanya. “mwo, maksud eomma. Eomma akan pergi seperti appa?”
tanyaku tidak terima.
“Kita tidak ada yang tahu kapan kita akan pergi sayang. Satu
pesan jika eomma tidak bersamamu lagi, jadilah anak baik, patuhi semua apa kata
Oppamu. Jangan membuatnya sendiri, kau mau berjanji pada eomma?” tanya Eomma.
“nde, eomma aku berjanji”
“Eomma”
teriakku, aku terbangun dari mimpiku. Aku menangis menginggat mimpi tadi. “nde,
aku berjanji tidak akan membuat oppa merasa sendiri” janjiku.
Heechul Pov
Haena
memang belum kembali seperti dahulu, tapi ia mencoba kembali. Sudah satu bulan,
Appa Kyuhyun dipenjara dan satu bulan pula aku sering melihat Haena menangis di
malam hari. Aku miris melihat keadaannya, ia akan berusaha tegar saat ada
dihadapanku tapi saat ia sendiri ia akan menangis.
Teman-teman
Haena sering mengunjungi Haena karena hingga kini aku belum memperbolehkan
Haena untuk kembali kuliah. “Apa Kyuhyun baik-baik saja?” aku mendengar
pertanyaan Haena pada Ririn. “nde, dia baik-baik saja. tapi, ..” ririn sedikit
ragu untuk mengatakannya. “waeyo?” tanya Haena.
“Sena
selalu datang menjenguk Kyuhyun setiap hari, bahkan ia selalu mengantarkan
makan siang untuk Kyuhyun” aku bisa melihat raut sedih, cemburu dan mencoba
tegar dari wajah Haena. “mungkin, Sena bisa menggantikanku. Benar apa kata Heechul
Oppa lebih baik aku putus saja dengannya” kata Haena putus asa.
“Tetaplah,
bersama Kyuhyun Haena. Aku yakin, kekuatannnya saat ini hanya kau, karena kau
masih bersamanya” Haena pun kembali menitikkan airmata. “Jangan katakan putus
pada Kyuhyun, karena aku yakin akan memburuk keadaan Kyuhyun begitu juga dengan
kau. Aku yakin kalian masih saling mencintai”
Ririn pun
memeluk Haena dengan erat. “Jangan khawatir, aku akan selalu memberitahu
keadaan Kyuhyun untukmu. Aku akan selalu memberitahunya jika kau selalu
mencintainya”
Heechul
pun pergi meninggalkan keduanya, ia masuk ke dalam ruangan kerjanya. Dibukanya,
laci mejanya. “Surat gugatan”. Apa ini yang terbaik? Apakah aku boleh melakukan
ini eomma? Eomma mianhae, tapi demi Haena”.
Heechul
mencari Kyuhyun di rumah, Kyuhyun sempat tidak percaya jika Heechul kembali mau
menemuinya dengan apa yang Appa lakukan. Heechul tidak mengatakan apapun ia
hanya memberikan isyarat agar Kyuhyun ikut bersamanya. Kyuhyun memandang heran
saat Heechul membawanya ke rumahnya.
Saat Kyuhyun
keluar dari mobil, Heechul lansung mengendarai mobilnya meninggalkan rumah.
Kyuhyun mengerti maksud Kyuhyun, ia pun berjalan masuk ke rumah Haena. Semua
pelayan tersenyum ke arah Kyuhyun. Kyuhyun menaiki tangga menuju kamar Haena.
Kyuhyun sedikit ragu untuk mengetuk kamar Haena takut Haena tidak mau
menemuinya. Tapi, ia yakin Haena tidak adakan seperti itu.
Tok tok
tok
Tidak
ada jawaban dari dalam
Tok tok
tok
“Yakk,
oppa berhentilah mengetuk pintuku.” omel seseorang dari dalam. Clekk, pintu
terbuka “Kyuhyun oppa” lirih Haena, ia tidak percaya jika sekarang dihadapannya
adalah namja yang ia rindukan dan sangat ia cintai. Kyuhyun tersenyum kecil, “Chagi,
bogosihpo” kata Kyuhyun, ia menarik tubuh Haena dalam pelukkannya.
“Nado,
bogosiphoso” Haena membalas pelukkan Kyuhyun.
Heechul
mengunjungi kantor polisi, ia menyerahkan surat gugatan kepada Appa Kyuhyun. “Maksud,
Anda. Anda ingin Tuan Cho bebas?” tanya pihak polisi.
“Nde,
aku hanya ingin melihat adik bahagia” katanya. Polisi tersebut tersenyum kepada
cul, “Sebuah tindakan yang sangat berjiwa besar tuan Kim” pujinya. Heechul
hanya tersenyum kecil.
Ia pun
pamit pergi untuk kembali ke rumah, sampainya di rumah ia sangat senang melihat
Haena bisa tertawa kembali bersama Kyuhyun. Haena menoleh ke arah Heechul, “eo,
oppa” panggilnya.
Heechul
tersenyum kecil lalu berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
Kyuhyun Pov
Aku
masih tidak percaya sekarang aku bisa tertawa bersama dengan Haena. Sudah
sebulan lebih aku tidak bertemu dengannya.
“eo,
oppa” panggil Haena dan membuatku menoleh ke arah pintu. Aku bisa lihat Heechul
tersenyum kecil lalu pergi menuju kamarnya.
“Hyung,
jeongmal gomawo”batinku.
Aku pun
kembali ke rumah, aku sungguh kaget saat aku melihat appa ada di rumah. Aku
bahkan mengengucek-ucek mataku takut aku salah melihat. Tapi, Appa tetap
disana. Eomma datang sambil membawa teh hangat untuk Appa.
“eomma,
Appa?”
“Heechul,
memberikan surat gugatan sehingga Appa bebas dari hukuman” jelas Eomma. Aku tak
percaya, “Aku tahu dia anak yang baik” ucap Appa. “Hyung, sekali lagi terimakasih”
batinku.
Haena Pov
“Yak,
Kim Haena ireona” suara Heechul oppa menggangu tidurku. “yak, oppa. Apa yang
kau lakukan, aku masih mengantuk” jawabku malas. “kau akan terlambat kuliah
jika kau tidak mandi sekarang” aku reflex membuka mataku dengan sempurna saat Heechul
oppa mengatakan kuliah. “aku kuliah?” aku bangun lalu memandang Heechul.
“Aku
membayar mahal untuk kuliahmu tapi kau malah malas kuliah” omel Heechul oppa
lalu pergi meninggalkan aku yang terdiam di kamar. Ada semburat senyum di wajah
Heechul sebelum meninggalkan kamar adiknya.
Aku pun
bergegas untuk mandi dan bersiap diri untuk kuliah. Sebelum berangkat seperti
biasa aku sarapan terlebih dahulu. “Dimana Siwon oppa?” tanyaku heran karena
beberapa hari ini aku tidak bisa melihatnya. “Ia menggantikan aku rapat di
Amerika karena aku tidak bisa pergi karena harus mengurus seseorang” jawabnya
tanpa memandang ke arahku.
Aku
menghampiri Heechul oppa, melingkarkan tanganku pada lehernya memeluknya erat,
“Oppa, jeongmal gomawo” ucapku. Heechul tidak menjawab ia malah tersenyum dalam
diam.
Tin tin
“eo, jemputan
sudah datang. Cepat berangkat nanti kau terlambat” Heechul oppa mendorongku
pergi, aku pun melambaikan tangan. “Kyuhyun” aku tidak menyangka ternyata
Kyuhyunlah yang menjemputku, seharusnya aku tidak perlu terkejut karena
sebelumnya Kyuhyun selalu mengantar dan menjemputku.
Kyuhyun
menjalankan mobilnya saat aku sudah masuk ke dalam. Aku masih berpikir ini
adalah mimpi indah karena aku bisa kembali lagi seperti ini. Ku taruh palaku ke
pundak Kyuhyun, Kyuhyun mengusap palaku seperti biasa. Dan aku sadar jika ini
bukan mimpi belaka, ini nyata.
Author Pov
Masuknya
Presdir Cho ke penjara membuat saham yang miliki menurun hingga 15%. Heechul
dengan tenangny datang ke kantor Appa Kyuhyun untuk menawarkan kerjasama. Appa
Kyuhyun sempat tidak percaya dengan apa yang dilakukan Heechul, terlalu banyak
yang ia lakukan untuknya dan keluarganya.
“Bolehkah
aku meminta permintaan padamu Presdir Kim?” tanya Appa Kyuhyun. Heechul
mengangguk, “Aku ingin Haena menjadi tunangan anakku ah bukan hanya itu menjadi
menantuku” Heechul sempat terkejut dengan permintaan Appa Kyuhyun tapi akhirnya
ia mengangguk menyetujui permintaan tersebut.
“Aku
akan melakukan apapun, demi kebahagian Haena” batin Heechul.
Pertunangan
Haena dan Kyuhyun digelar satu minggu kemudian. Semua pemegang saham dan tamu
besar dari kedua perusahaan diundang untuk melihat pertunangan tersebut. Heechul
pun mengundang semua keluarga besar Ansan untuk datang baik untuk SMA maupun
kuliahnya. Tapi, Sena tidak hadir di acara pertunangan ini, berita yang
berhembus mengatakan kalau Sena pindah keluar negeri.
Kyuhyun
memasangkan cincin ke jari manis Haena, begitu pula sebaliknya. Kyuhyun
memandang wajah Haena sambil tersenyum diciumnya kening Haena.
“Saranghae”
“Nado
saranghae”
Heechul
tersenyum bahagia melihat adiknya yang sekarang resmi bertunangan. Heechul
memandang tak percaya jika ia melihat eomma tersenyum ke arahnya, ia berdiri
diantara Haena dan Kyuhyun seperti memberikan restu. “Saranghae eomma” batin Heechul.
-END-
### FF ini asli buatan aku lohh### thanks buat yang udah baca
No comments:
Post a Comment