Author:
vivi orton ( Kim YooHyun )
Facebook:Vivi
Orton
Twitter:
@ViviGaemGyu
MainCast
:
-
Cho KyuHyun
-
Kim YooHyun
Genre: Sad,
Hurt
Disclaimer:
CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya
SUPER
JUNIOR MILIK SM DAN MILIK ELF :P
Happy
Reading, Don't Forget RCL ^^
---Death Rose---
‘ Percaya atau
tidak, aku mencintaimu dalam sekejap mata pengheliatanku.. Dan tahukah kamu,
kau itu satu-satunya gadis yang selalu menjadi tokoh utama dalam semua
imaginasiku. entah bagaimana aku bisa mencintaimu semudah ini, tapi
bagaimanakah aku bisa mengatakan bahwa aku benar-benar mencintaimu, jika kau
saja bahkan tak pernah mengeluarkan satu katapun dari bibir pinkmu yang indah
itu.'
-Cho Kyu Hyun-
****
Sebuah ruangan yang
di dominasi warna merah muda itu nampak tidak terlalu besar dan juga sepi.
Entah mengapa tak banyak orang yang mau singgah di tempat indah itu, padahal
aroma segar bermacam-macam jenis bunga nampak menghiasi ruangan itu. Toko bunga
itu memang selalu sepi, dan hanya di rawat oleh seorang gadis cantik berambut
panjang yang selalu memakai sepucuk mawar di sela-sela telinga kanannya.
Terlihat sangat cantik dan anggun. Tapi kecantikannya seolah tersimpan rapat
karena gadis cantik itu sama sekali tidak mau keluar dari toko bunga miliknya,
atau sekedar untuk menawarkan bunga pada orang yang berlalu lalang di depan
toko bunga miliknya
Toko bunga bernuansa merah muda itu selalu buka pada pukul 9 pagi, dan tutup
pukul 5 sore. Mungkin hanya beberapa pelanggan saja yang mau berkunjung dan
membeli bunga di sana. Entahlah, apa yang membuat orang-orang itu seakan enggan
datang untuk berkunjung dan lebih memilih membeli bunga di toko yang lebih
besar dan mewah.
Kim Yoo Hyun, seorang yatim piatu yang hanya di wariskan sebuah toko bunga
sederhana oleh almarhum ayahnya. Gadis cantik yang selalu mengurung dirinya
dalam dunia luar dan sangat tertutup, namun di balik sifat pendiamnya, Yoo Hyun
selalu mengumbar senyumannya pada setiap pelanggannya yang datang. Hanya 1
minggu sekali ia akan keluar rumah untuk membeli bunga untuk persediaannya.
Gadis cantik itu seperti tidak ingin keberadaannya di ketahui banyak orang dan
lebih memilih menyendiri.
“ Selamat siang,”
Seorang wanita setengah baya nampak tengah tersenyum manis dari balik pintu
kaca toko bunga itu. Yoo Hyun yang sedari tadi sedang sibuk membungkus bunga
mawar akhirnya menoleh ke arah pintu. Beberapa detik kemudian gadis cantik itu
bangkit dari duduknya dan tersenyum manis pada wanita itu.
Wanita itu adalah pelanggan tetap Yoo Hyun. Setiap 2 hari sekali ia pasti akan
datang untuk membeli bunga lili faforite putrinya yang telah tiada. Kegiatan
itu sudah dilaluinya sejak 1 tahun yang lalu, tepat dimana putri
sematawayangnya di temukan tengah meninggal dunia dengan cara mengantung diri
di kamarnya, penyebab utama meninggalnya remaja usia 17 tahun itu karena ia
malu dengan hidupnya yang selalu miskin dan selalu di hina banyak orang. Ya,
itulah sedikit kisah sedih yang wanita itu ceritakan pada Yoo Hyun.
“ Yoo Hyunie, kau sudah menyiapkan pesanan bibi? Hari ini bibi datang lebih
awal karena hari ini adalah hari ulang tahun Lee Da Hye putri bibi,”
Ujar bibi itu nampak terdengar sendu. Yoo Hyun mengangguk dan hanya tersenyum,
Lntas berjalan cepat ke arah ranjang bunga untuk mengambil rangkaian bunga lili
yang memang sudah ia siapkan sejak tadi pagi. Tangan putihnya meraih rangakaian
bunga lili itu, lalu menghirup aroma segar bunga lili dan kembali tersenyum
manis. Entah sudah berapa lama ia mulai jatuh cinta pada bunga, yang pasti ia
selalu bahagia dengan hidupnya yang seperti ini.
“ Nampaknya masih sangat segar.” Kata bibi itu senang, lalu berjalan santai
mendekati Yoo Hyun. Gadis cantik itu mengangguk dan lagi-lagi hanya dapat
tersenyum untuk membalas semua perkataan bibi itu.
“ Terimakasi Yoo Hyunie. Ini uangnya, semoga hari ini tokomu mendapatkan banyak
pelanggan ya,” Yoo Hyun memejamkan kedua matanya sekilas dan kembali tersenyum
manis. Lalu mengambil dua lembar uang yang di berikan bibi itu. Beberapa detik
ketika bibi itu hendak pergi meninggalkan toko bunga, Yoo Hyun berlari kecil ke
arah bibi itu setelah sebelumnya ia sempat mengambil setangkai mawar putih yang
sudah di bungkus rapi. Yoo Hyun memberikan mawar putih itu pada sang bibi
sambil sedikit bergumam tidak jelas.
“ Apakah ini hadiah?” Tanya bibi itu heran, lalu mengambil mawar putih itu
dengan senang hati.
Yoo Hyun menganguk, lalu tangannya bergerak membentuk sebuah kotak segi empat
sambil bergumam kecil. Bibir wanita setengah baya itu nampak terangkat
membentuk sebuah senyuman dan sangat mengerti apa yang sedang Yoo Hyun maksud.
“ Jadi mawar ini hadiah untuk putriku yang hari ini sedang ulang tahun?” Yoo
Hyun mengangguk cepat dan kembali tersenyum.
“ Terimakasi Yoo Hyunie. Bibi pergi dulu,”
Yoo Hyun mengangguk ringan mengiringi kepergian Bibi itu. Lalu menghembuskan
napas lelah dan mulai menutup pintu kaca itu. Namun belum sempat ia beranjak
dari tempatnya, pintu kaca itu sudah kembali terbuka dan nampak seorang pria
tampan berperawakan tinggi tengah tersenyum manis pada Yoo Hyun. Pria itu
melepaskan kacamata hitamnya lalu mengangkat sebela tangannya ke udara sambil
tersenyum ramah.
“ Toko bunga ini sangat cantik dan bersih. Tapi mengapa terlihat sangat sepi,”
Ujar pria tampan itu nampak terlihat sedang memperhatikan setiap inci ruangan
sederhana itu. Yoo Hyun hanya membungkuk ringan dan tersenyum ramah pada pria
itu.
“ Apa di sini menjual rangkaian bunga mawar merah dan kuning?”
Yoo Hyun mengangguk cepat, lalu mulai berjalan ke arah sebuah ranjang khusus
bunga mawar dan memberikan rangakaian bunga mawar merah dan kuning seperti apa
yang di inginkan pria tampan itu. Sudut bibirnya terangkat ke atas membentuk
senyuman yang sangat indah, dan berhasil membuat pria tampan yang ada di
hadaapnnya terlihat melamun sambil terus memandangi wajah cantik Yoo Hyun.
“ Ehm,” Gumam Yoo Hyun kecil, sambil menyodorkan rangakaian bunga itu di
hadapan pria tampan itu.
Cho Kyu Hyun tersadar dari lamunannya ketika gadis cantik penjaga toko bunga
itu menyodorkan rangakaian bunga yang ia inginkan. Entah seperti ada yang
berbeda dari gadis cantik yang memakai bunga mawar putih di samping telinga
kananya itu. Benar-benar sangat cantik, bahkan kata cantik saja belum bisa
menggambarkan bagaimana cantiknya raut wajahnya yang benar-benar bisa membuat
pria mana pun jatuh cinta padanya pada pandangan pertama.
“ Eh. Berapa harganya?” Tanya Kyu Hyun cepat. Gadis cantik itu mengarahkan
tangannya ke arah sebuah papan besar yang bertuliskan harga-harga bunga. Kyu
Hyun mengangguk mengerti, lalu mengeluarkan dompet dari saku celana jeans
panjangnya dan mengeluarkan empat lembar uang kertas dan segera memberikannya
pada gadis itu.
“ Terimakasi nona.” Ujar Kyu Hyun sangat ramah dan kembali mengeluarkan
senyuman andalannya yang begitu menggoda. Gadis itu tersenyum lebar dan mulai
berjalan ke arah pintu mempersilahkan Kyu Hyun untuk pergi.
“ Sampai jumpa.” Kata Kyu Hyun sambil melambaikan tangannya senang.
Dari balik pintu kaca itu, Yoo Hyun dapat melihat dengan jelas pria tampan itu
nampak berjalan lamban ke arah mobil Jazz hitam yang terlihat sangat mewah.
Sesekali pria tampan itu mencium aroma bunga mawar dengan ekspresi yang
benar-benar sangat mengagumkan. Pemandangan itu seolah menghipnotis pikiran Yoo
Hyun saat itu juga, gadis itu bahkan tak sanggup untuk berpaling dari sosok
pria di dari balik pintu kaca itu.
****
[ Hari berikutnya ]
Hari masih pagi. Kabut tipis tampak menyelimuti sebagian besar kota Seoul. Seorang gadis
berkulit putih tampak sibuk merapatkan mantel cokelat berbulunya dengan
tergesa. Angin musim dingin membelai rambutnya yang halus hingga menerbangkan
beberapa helai rambut itu ke tanah.
Gadis itu menunduk
sebentar dan mengamati beberapa helai rambut itu dengan seksama. Alisnya
bertautan. Tak lama kemudian, ia mulai mengambil sebuah kunci dari tas tangan
merah mudanya. Dan segera membuka toko bunga itu, hari ini ia bangun terlambat
dan harus menunggu bus yang mengantar para siswa sekolah untuk kembali ke halte
dan mempersilahkan penumpang untuk naik.
“ Kau terlambat 30
menit nona. Aku sudah menunggumu sejak 30 menit yang lalu,”
Suara ngebas itu
terdengar jelas di telinga Yoo Hyun dan membuatnya hampir tersentak kaget. Ia
menjatuhkan kuncinya dan berhasil membuat kunci itu tercebur di lubang got yang
berada tepat di samping pintu kaca itu. Keduanya sama-sama terkejut dan saling
pandang dalam beberapa detik.
“ Huh.” Yoo Hyun
panik, lalu merendahkan tubuhnya untuk melihat lubang yang di lapisi besi itu.
“ Ya ampun, apakah
kuncinya tercebur? Bagaimana kau bisa teledor seperti itu?” Ujar Kyu Hyun
panik. Lalu ikut memperhatikan lubang itu.
Yoo Hyun mengendus
pelan, wajahnya di tekuk dan terlihat kecewa. Begitupun dengan Kyu Hyun, ia
merasa bersalah karena telah membuat gadis itu terkejut sampai-sampai kuncinya
harus terjatuh ke lubang got. Jika sudah seperti ini, bagaimana cara mengambil
kunci itu.
“ Bagaimana ini?”
Tanya Kyu Hyun terlihat cemas. Yoo Hyun hanya menggeleng pasrah.
“ Maaf. Aku
benar-benar tidak berniat untuk mengagetkanmu, apa kau punya kunci cadangan?”
Lagi-lagi Yoo Hyun hanya menggeleng.
“ Bagaimana ini?
Hei, maafkan aku.” Gumam Kyu Hyun lalu melirik ke wajah lesu Yoo Hyun. Gadis
itu tak bergemling, hanya diam sambil memandangi lubang yang tertutup besi di
atasnya.
“ Maafkan aku,” Kyu
Hyun mengulangi perkataannya. Namun reaksi gadis itu masih tetap sama. Membuat
Kyu Hyun sedikit bingung.
“ Hei, kau tidak
mau memaafkan aku?”
Yoo Hyun menoleh ke
wajah Kyu Hyun. Entah seperti apa tatapan gadis itu pada Kyu Hyun, sulit di
jelaskan makna dari tatapan itu. Beberapa detik kemudian gadis itu berdiri dan
mulai memandangi toko bunga miliknya itu dengan pandangan sendu.
“ Namaku Cho Kyu
Hyun. Siapa namamu?”
Yoo Hyun kembali
menoleh ke arah Kyu Hyun, lalu memberikan sebuah kartu nama pada Kyu Hyun tanpa
sedikitpun mengeluarkan kata-katanya. Kyu Hyun tersenyum simpul setelah
beberapa detik membaca kartu nama itu.
“ Kim Yoo Hyun.
Namamu sangat cantik, seperti orangnya.” Yoo Hyun tersenyum manis ke arah Kyu
Hyun.
“ Heii, lalu
bagaimana dengan toko bunga milikmu? Apakah kita harus ke toko kunci untuk
membeli kunci yang baru?” Tawar Kyu Hyun. Namun gadis itu menggeleng dengan
cepat dan berjalan ke arah sebuah ayunan yang memang sudah ada sejak lama di
depan toko bunga itu. Kyu Hyun mengikuti Yoo Hyun dan ikut duduk bersama Yoo
Hyun di ayunan itu.
“ Kau tidak marah
padaku?” Yoo Hyun menggeleng.
“ Benar?” Yoo Hyun
mengangguk.
“ Yoo Hyun-ssi. Bolehkah aku
bertanya?” Yoo Hyun menoleh ke arah Kyu Hyun, seolah mengatakan bahwa ia siap
untuk mendengar pertanyaan Kyu Hyun.
“ Kenapa sejak
kemarin kau sama sekali tidak berbicara? Dan mengapa kau selalu memakai bunga
mawar di sela-sela telingamu dengan warna yang berbeda?”
Yoo Hyun menarik
napas dalam-dalam, lalu membuangnya dengan cepat. Ia sangat ingin menjawab
perkataan Kyu Hyun namun apa daya ia tak mampu mengucapkan sepatah katapun dari
bibirnya.
“ Yoo Hyunie”
Pandangan keduanya
nampak terlepas satu sama lain, dan mulai berpaling pada sosok suara berat
seorang wanita yang nampak memanggil nama Yoo Hyun begitu sangat akrab. Yoo
Hyun tersenyum, lantas bangkit dari ayunan itu dan berlari kecil ke arah wanita
setengah baya itu.
“ Apakah dia
temanmu?” Tanya bibi itu. Yoo Hyun mengangguk lalu tersenyum.
“ Anyeonghaseo,”
Sapa Kyu Hyun ramah.
“:Oh anyeonghaseo,”
“ Kau sudah mau
pergi? Kalau begitu hati-hatilah.”
Wanita setengah
baya itu nampak memberikan ekspresi kecewa saat tangannya membelai rambut
panjang Yoo Hyun lembut.
“ Anak muda.
Bisakah kau mengatar Yoo Hyun sampai halte bus yang menuju ke Incheon?”
“ Tentu saja.
Dengan senang hati,” Sambar Kyu Hyun cepat, lantas tersenyum begitu senang.
****
[ 1 Minggu kemudian
]
Tak ada yang dapat
dilakukan lagi oleh beberapa orang anak manusia ini selain menunggu, diam dan
berpikir tentang apa yang akan terjadi pada hari esok. Tak ada yang bisa mereka
harapkan, semuanya seakan masih menjadi sebuah misteri yang tak akan berakhir tanpa
ada yang disakiti. Gadis itu takan pernah kembali.
Selama beberapa hari ini, langit seolah memberikan tanda kekelaman yang cukup
lama, seolah sangat mengerti betul bagaimana perasaan pria tampan yang sedang
duduk termenung di atas kokohnya tembok Cina yang sangat panjang itu. Ia tidak
tahu bahwa 1 minggu yang lalu saat ia mengatar gadis itu sampai halte bus yang
menuju ke bandara Incheon adalah pertemuan terakhirnya dengan cinta pertamanya.
Cho Kyuhyun bahkan belum sempat mengucapkan bahwa ia sangat mencintai gadis itu
begitu dalam. Hancur sudah harapannya untuk bisa berada di sisi gadis itu.
Cinta pertamanya sudah pergi sangat jauh meninggalkannya, begitu cepat
sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa ketika gadis itu menolak untuk
membelikan kunci baru untuk tokonya. Karena memang ternyata ia sudah berniat
untuk pergi meninggalkan toko itu dan terbang ke Jepang untuk kembali pada
pamannya yang tinggal di sana.
Kebenaran itu ia ketahui sehari setelah ia mengatar Yoo Hyun ke halte. Ia
mendapati toko bunga milik Yoo Hyun tak pernah buka, lampunya selalu mati dan
tak ada yang berubah di dalam sana. Sampai pada akhirnya Kyu Hyun bertemu
kembali dengan bibi yang sempat mengucapkan salam perpisahan pada Yoo Hyun kala
itu.
Bibi itu menceritakan semuanya sampai sedetail mungkin. Dan kini Kyu Hyun
mengerti mengapa gadis itu sama sekali tidak menjawab semua perkataannya
dan lebih memilih tersenyum untuk mengutarakan jawabannya. Ternyata Yoo Hyun
seorang gadis bisu yang hidup sendiri di kota Seoul ini. Ia mengalami
kecelakaan beberapa tahun lalu yang menyebabkan pita suaranya rusak dan
mengakibatkan kebisuan, setelah kecelakaan itu. Yoo Hyun berubah menjadi gadis
yang tertutup dan tidak ingin mengenal dunia luar, ya tentu saja karena dia
malu. Ia tidak ingin orang-orang mengatainya gadis bisu atau apapun hal-hal
yang menyakiti hatinya. Itulah alasannya mengapa ia tidak ingin orang-orang
mengetahui keberadaannya. Menyedihkan memang, tapi takdir sudah berkata seperti
itu. Dan manusia hanya bisa menjalani saja.
****
[ 1 Tahun Kemudian
]
“ Bibi, apa kau tau alamat rumah paman Yoo Hyun di Jepang?”
Wanita setengah baya itu menggeleng. “ Yoo Hyun tidak pernah memberitahu
tentang itu. Ia hanya menitipkan sebuah kata-kata untuk di sampaikan padamu.”
“ Kata-kata?”
“ Ya, dia bilang dia sangat menyukaimu. Dan dia menulis surat ini untukmu
sebelum ia benar-benar pergi ke Jepang.”
“ Benarkah?”
“ Maaf baru bisa memberikannya sekarang. Kau menghilang selama 1 tahun ini dan
bibi tidak tau harus mencarimu kemana lagi.”
“ Aku pergi ke Jepang untuk menyusul Yoo Hyun. Tapi aku tak pernah bisa
menemukannya di sana, jadi aku kembali ke Korea untuk menanyakan pada bibi.”
Kyu Hyun mengambil sebuah surat merah muda yang di berikan oleh bibi itu.
Beberapa detik setelah surat itu sampai di tangan Kyu Hyun, wanita setengah
baya yang di panggil bibi oeh Kyu Hyun meminta ijin pamit untuk kembali pulang.
Lantas Kyu Hyun tinggal sendiri di depan toko bunga milik Yoo Hyun, tepatnya
pria tampan itu duduk di sebuah ayunan yang baru saja kemarin mereka duduki
bersama. Walaupun sudah sangat lama, tapi rasanya baru kemarin mereka duduk
bersama di atas papan kayu yang tidak terlalu panjang ini. Nampak besi-besi
penyanggah ayunan ini sedikit berkarat dan menimbulkan bunyi yang tidak enak.
Dan toko bunga itu benar-benar terlihat seperti bangunan tua yang di dalamnya
penuh dengan bunga kering dan nampaknya tak ada seorangpun yang mau merawat
toko bunga itu. Benar-benar terlihat kotor dan mulai di tumbuhi rumput liar di dinding-dinding
tembok.
“ Sebenarnya kau kemana, Yoo Hyun-ssi?”
Gumamnya kecil. Lalu mulai membuka surat itu, nampak aroma bunga mawar masih
menghiasi surat itu meskipun surat ini sudah di tulis 1 tahun yang lalu oleh
penulisnya yang tidak tau dimana keberadaannya.
‘ Hy tuan Cho Kyu Hyun yang tampan dan sangat ramah. Aku sangat senang bisa
mengenal orang sepertimu di sela-sela usiaku yang sudah bisa di hitung hari
lagi. Kau, apakah kau tau? Saat pertama kali kau berkunjung ke toko bunga
milikku dan saat itu kau tersenyum ramah padaku, aku merasakan jantungku
berdetak sangat kencang pada saat itu. Apa kau percaya jika aku mengatakan
bahwa aku mencintaimu pada pandangan pertama? Kau pasti tidak akan percaya,
mana mungkin kau menyukai gadis cacat sepertiku. Oh ya, aku ingin menjawab
semua pertanyaanmu pada saat itu yang belum sempat aku jawab.
“
Sampai jumpa.” Kau ingat kata-kata terakhirmu saat itu. Aku ingin sekali
mengucapkan sampai jumpa dan kembali lagilah besok. Tapi kau tau bibirku bahkan
tak mampu untuk bergerak, walaupun aku sudah mencoba untuk berteriakpun. Aku
takan pernah bisa berbicara.
“ Ya ampun, apakah kuncinya tercebur? Bagaimana kau bisa teledor seperti itu?”
Saat kau mengatakan kata-kata itu dengan paniknya. Aku ingin sekali mengatakan
bahwa ini adalah salahmu, ya tentu saja salahmu. Sepanjang malam aku tak bisa
tidur dengan benar, aku terus memikirkanmu dan selalu teringat dengan
senyumanmu yang begitu sangat mengagumkan itu. Kau satu-satunya pria yang
memiliki senyuman semanis itu.
“ Hei, kau tidak mau memaafkan aku?” Bagaimana aku bisa
memaafkanmu, jika marah padamu saja aku tidak sanggup.
“ Kim Yoo Hyun. Namamu sangat cantik, seperti orangnya.” Astaga Cho Kyu
Hyun. Itu pertama kalinya sejak kecelakaan itu ada seseorang yang memujiku
seperti itu. Kau bahkan mampu membuatku lupa dengan penyakit yang kuderita saat
itu. Aku seperti ingin kembali seperti sedia kala, dan mengatakan bahwa aku
sangat mencintaimu, Kyu Hyun-ssi.
“ Kenapa sejak kemarin kau sama sekali tidak berbicara? Dan mengapa kau
selalu memakai bunga mawar di sela-sela telingamu dengan warna yang berbeda?”
Itu adalah pertanyaan terakhir yang kau berikan untukku. Ya sangat singkat
memang pertemuan kita, tapi sangat membekas di hatiku. Kau ingin tau mengapa
aku tidak pernah menjawab semua pertanyaanmu. Jawabannya hanya satu, karena aku
bisu. Jangan terkejut dan jangan pernah menganggapku buruk. Dan bunga-bunga
mawar itu, mereka satu-satunya teman yang selalu menemaniku. Sejak orangtuaku
meninggal aku memang tidak banyak bergaul dan lebih sering menghabiskan waktuku
di toko bunga.
Kyu Hyun-ssi. Karenamu aku nekat pergi dari rumah di saat keadaanku
sedang sangat buruk. Aku mempunyai penyakit yang sangat berbahaya, dan aku di
fonis oleh dokter bahwa umurku tidak akan lama lagi. Kau tau awalnya aku sangat
bersyukur, karena sangat lelah menjalani hidup seperti ini. Mati adalah
satu-satunya jalan terbaik bukan. Tapi setelah aku bertemu denganmu, aku
benar-benar tidak ingin mati secepat itu. Aku masih ingin berlama-lama melihat
wajah tampanmu yang benar-benar sempurna, terkadang aku selalu berpikir
bagaimana mungkin aku dengan lancangnya mencintai pria sempurna sepertimu. Aku
malu telah mencintaimu, aku tidak pantas. Kau seorang pangeran yang sempurna,
sedangkan aku. Hanya gadis bisu yang penyakitan. Jikapun aku mengatakan ini
lebih dulu padamu, pada akhirnya aku akan tetap mati dan meninggalkanmu.
Hanya
satu harapanku. Kumohon carilah kunci toko bunga milikku yang terjatuh karena
ulahmu, dan jika kau sempat rawatlah tempat itu dan jadikan tempat itu tempat
bermain anak-anakmu kelak. Aku akan melihat kau bahagia dari atas sini, aku
sangat bersyukur tuhan telah memberikan sedikit kebahagiaan di akhir hidupku
dengan mempertemukan aku denganmu. Aku tidak pernah menyesal telah di lahirkan
menjadi seorang Kim Yoo Hyun yang malang. Karenamu aku tak pernah menyesalinya.
Aku mencintaimu, Cho Kyu Hyun.’
- Kim Yoo Hyun
Setetes air bening
jatuh dari kelopak mata Kyu Hyun. Ia tak mampu menampung semua kesedihannya
saat ini. Benarkah Yoo Hyun telah tiada? Dan mengapa ia tidak pernah bisa
merasakan bahwa gadis itu juga mencintainya. Bodoh. Setelah semua menantiannya
selama ini dan perjuangannya untu mencari dimana gadis itu berada, semuanya
sia-sia dan benar-benar sangat menyakitkan. Bagaimana gadis itu bisa memendam
hal sebesar itu sendiri. Dia sakit dan tak ada satupun orang yang
memperhatikannya, bahkan bagaimana keadaan gadis itu sekarang benar-benar sudah
tidak bisa di duga-duga lagi. Gadis itu benar-benar hilang di telan bumi, dan
meninggalkan luka yang benar-benaar menyakitkan.
“ Aku akan mencari
kunci itu dan merawat toko bunga ini untukmu, Yoo Hyun-ssi.”
No comments:
Post a Comment