Monday, 10 March 2014

FF - Death Rose [OneShot]


Author: vivi orton ( Kim YooHyun ) 
Facebook:Vivi Orton
Twitter: @ViviGaemGyu

MainCast :

- Cho KyuHyun
- Kim YooHyun

Genre: Sad, Hurt
Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya 
                       SUPER JUNIOR MILIK SM DAN MILIK ELF :P

Happy Reading, Don't Forget RCL ^^ 



---Death Rose---


‘ Percaya atau tidak, aku mencintaimu dalam sekejap mata pengheliatanku.. Dan tahukah kamu, kau itu satu-satunya gadis yang selalu menjadi tokoh utama dalam semua imaginasiku. entah bagaimana aku bisa mencintaimu semudah ini, tapi bagaimanakah aku bisa mengatakan bahwa aku benar-benar mencintaimu, jika kau saja bahkan tak pernah mengeluarkan satu katapun dari bibir pinkmu yang indah itu.'

-Cho Kyu Hyun-

****

Sebuah ruangan yang di dominasi warna merah muda itu nampak tidak terlalu besar dan juga sepi. Entah mengapa tak banyak orang yang mau singgah di tempat indah itu, padahal aroma segar bermacam-macam jenis bunga nampak menghiasi ruangan itu. Toko bunga itu memang selalu sepi, dan hanya di rawat oleh seorang gadis cantik berambut panjang yang selalu memakai sepucuk mawar di sela-sela telinga kanannya. Terlihat sangat cantik dan anggun. Tapi kecantikannya seolah tersimpan rapat karena gadis cantik itu sama sekali tidak mau keluar dari toko bunga miliknya, atau sekedar untuk menawarkan bunga pada orang yang berlalu lalang di depan toko bunga miliknya


            Toko bunga bernuansa merah muda itu selalu buka pada pukul 9 pagi, dan tutup pukul 5 sore. Mungkin hanya beberapa pelanggan saja yang mau berkunjung dan membeli bunga di sana. Entahlah, apa yang membuat orang-orang itu seakan enggan datang untuk berkunjung dan lebih memilih membeli bunga di toko yang lebih besar dan mewah.

            Kim Yoo Hyun, seorang yatim piatu yang hanya di wariskan sebuah toko bunga sederhana oleh almarhum ayahnya. Gadis cantik yang selalu mengurung dirinya dalam dunia luar dan sangat tertutup, namun di balik sifat pendiamnya, Yoo Hyun selalu mengumbar senyumannya pada setiap pelanggannya yang datang. Hanya 1 minggu sekali ia akan keluar rumah untuk membeli bunga untuk persediaannya. Gadis cantik itu seperti tidak ingin keberadaannya di ketahui banyak orang dan lebih memilih menyendiri.

            “ Selamat siang,”

            Seorang wanita setengah baya nampak tengah tersenyum manis dari balik pintu kaca toko bunga itu. Yoo Hyun yang sedari tadi sedang sibuk membungkus bunga mawar akhirnya menoleh ke arah pintu. Beberapa detik kemudian gadis cantik itu bangkit dari duduknya dan tersenyum manis pada wanita itu.

            Wanita itu adalah pelanggan tetap Yoo Hyun. Setiap 2 hari sekali ia pasti akan datang untuk membeli bunga lili faforite putrinya yang telah tiada. Kegiatan itu sudah dilaluinya sejak 1 tahun yang lalu, tepat dimana putri sematawayangnya di temukan tengah meninggal dunia dengan cara mengantung diri di kamarnya, penyebab utama meninggalnya remaja usia 17 tahun itu karena ia malu dengan hidupnya yang selalu miskin dan selalu di hina banyak orang. Ya, itulah sedikit kisah sedih yang wanita itu ceritakan pada Yoo Hyun.

            “ Yoo Hyunie, kau sudah menyiapkan pesanan bibi? Hari ini bibi datang lebih awal karena hari ini adalah hari ulang tahun Lee Da Hye putri bibi,”

            Ujar bibi itu nampak terdengar sendu. Yoo Hyun mengangguk dan hanya tersenyum, Lntas berjalan cepat ke arah ranjang bunga untuk mengambil rangkaian bunga lili yang memang sudah ia siapkan sejak tadi pagi. Tangan putihnya meraih rangakaian bunga lili itu, lalu menghirup aroma segar bunga lili dan kembali tersenyum manis. Entah sudah berapa lama ia mulai jatuh cinta pada bunga, yang pasti ia selalu bahagia dengan hidupnya yang seperti ini.

            “ Nampaknya masih sangat segar.” Kata bibi itu senang, lalu berjalan santai mendekati Yoo Hyun. Gadis cantik itu mengangguk dan lagi-lagi hanya dapat tersenyum untuk membalas semua perkataan bibi itu.

            “ Terimakasi Yoo Hyunie. Ini uangnya, semoga hari ini tokomu mendapatkan banyak pelanggan ya,” Yoo Hyun memejamkan kedua matanya sekilas dan kembali tersenyum manis. Lalu mengambil dua lembar uang yang di berikan bibi itu. Beberapa detik ketika bibi itu hendak pergi meninggalkan toko bunga, Yoo Hyun berlari kecil ke arah bibi itu setelah sebelumnya ia sempat mengambil setangkai mawar putih yang sudah di bungkus rapi. Yoo Hyun memberikan mawar putih itu pada sang bibi sambil sedikit bergumam tidak jelas.

            “ Apakah ini hadiah?” Tanya bibi itu heran, lalu mengambil mawar putih itu dengan senang hati.

            Yoo Hyun menganguk, lalu tangannya bergerak membentuk sebuah kotak segi empat sambil bergumam kecil. Bibir wanita setengah baya itu nampak terangkat membentuk sebuah senyuman dan sangat mengerti apa yang sedang Yoo Hyun maksud.

            “ Jadi mawar ini hadiah untuk putriku yang hari ini sedang ulang tahun?” Yoo Hyun mengangguk cepat dan kembali tersenyum.

            “ Terimakasi Yoo Hyunie. Bibi pergi dulu,”

            Yoo Hyun mengangguk ringan mengiringi kepergian Bibi itu. Lalu menghembuskan napas lelah dan mulai menutup pintu kaca itu. Namun belum sempat ia beranjak dari tempatnya, pintu kaca itu sudah kembali terbuka dan nampak seorang pria tampan berperawakan tinggi tengah tersenyum manis pada Yoo Hyun. Pria itu melepaskan kacamata hitamnya lalu mengangkat sebela tangannya ke udara sambil tersenyum ramah.

            “ Toko bunga ini sangat cantik dan bersih. Tapi mengapa terlihat sangat sepi,” Ujar pria tampan itu nampak terlihat sedang memperhatikan setiap inci ruangan sederhana itu. Yoo Hyun hanya membungkuk ringan dan tersenyum ramah pada pria itu.

            “ Apa di sini menjual rangkaian bunga mawar merah dan kuning?”

            Yoo Hyun mengangguk cepat, lalu mulai berjalan ke arah sebuah ranjang khusus bunga mawar dan memberikan rangakaian bunga mawar merah dan kuning seperti apa yang di inginkan pria tampan itu. Sudut bibirnya terangkat ke atas membentuk senyuman yang sangat indah, dan berhasil membuat pria tampan yang ada di hadaapnnya terlihat melamun sambil terus memandangi wajah cantik Yoo Hyun.

            “ Ehm,” Gumam Yoo Hyun kecil, sambil menyodorkan rangakaian bunga itu di hadapan pria tampan itu.

            Cho Kyu Hyun tersadar dari lamunannya ketika gadis cantik penjaga toko bunga itu menyodorkan rangakaian bunga yang ia inginkan. Entah seperti ada yang berbeda dari gadis cantik yang memakai bunga mawar putih di samping telinga kananya itu. Benar-benar sangat cantik, bahkan kata cantik saja belum bisa menggambarkan bagaimana cantiknya raut wajahnya yang benar-benar bisa membuat pria mana pun jatuh cinta padanya pada pandangan pertama.

            “ Eh. Berapa harganya?” Tanya Kyu Hyun cepat. Gadis cantik itu mengarahkan tangannya ke arah sebuah papan besar yang bertuliskan harga-harga bunga. Kyu Hyun mengangguk mengerti, lalu mengeluarkan dompet dari saku celana jeans panjangnya dan mengeluarkan empat lembar uang kertas dan segera memberikannya pada gadis itu.

            “ Terimakasi nona.” Ujar Kyu Hyun sangat ramah dan kembali mengeluarkan senyuman andalannya yang begitu menggoda. Gadis itu tersenyum lebar dan mulai berjalan ke arah pintu mempersilahkan Kyu Hyun untuk pergi.
            “ Sampai jumpa.” Kata Kyu Hyun sambil melambaikan tangannya senang.

            Dari balik pintu kaca itu, Yoo Hyun dapat melihat dengan jelas pria tampan itu nampak berjalan lamban ke arah mobil Jazz hitam yang terlihat sangat mewah. Sesekali pria tampan itu mencium aroma bunga mawar dengan ekspresi yang benar-benar sangat mengagumkan. Pemandangan itu seolah menghipnotis pikiran Yoo Hyun saat itu juga, gadis itu bahkan tak sanggup untuk berpaling dari sosok pria di dari balik pintu kaca itu.

****

            [ Hari berikutnya ]



            Hari masih pagi. Kabut tipis tampak menyelimuti sebagian besar kota Seoul. Seorang gadis berkulit putih tampak sibuk merapatkan mantel cokelat berbulunya dengan tergesa. Angin musim dingin membelai rambutnya yang halus hingga menerbangkan beberapa helai rambut itu ke tanah.

Gadis itu menunduk sebentar dan mengamati beberapa helai rambut itu dengan seksama. Alisnya bertautan. Tak lama kemudian, ia mulai mengambil sebuah kunci dari tas tangan merah mudanya. Dan segera membuka toko bunga itu, hari ini ia bangun terlambat dan harus menunggu bus yang mengantar para siswa sekolah untuk kembali ke halte dan mempersilahkan penumpang untuk naik.

“ Kau terlambat 30 menit nona. Aku sudah menunggumu sejak 30 menit yang lalu,”

Suara ngebas itu terdengar jelas di telinga Yoo Hyun dan membuatnya hampir tersentak kaget. Ia menjatuhkan kuncinya dan berhasil membuat kunci itu tercebur di lubang got yang berada tepat di samping pintu kaca itu. Keduanya sama-sama terkejut dan saling pandang dalam beberapa detik.

“ Huh.” Yoo Hyun panik, lalu merendahkan tubuhnya untuk melihat lubang yang di lapisi besi itu.

“ Ya ampun, apakah kuncinya tercebur? Bagaimana kau bisa teledor seperti itu?” Ujar Kyu Hyun panik. Lalu ikut memperhatikan lubang itu.

Yoo Hyun mengendus pelan, wajahnya di tekuk dan terlihat kecewa. Begitupun dengan Kyu Hyun, ia merasa bersalah karena telah membuat gadis itu terkejut sampai-sampai kuncinya harus terjatuh ke lubang got. Jika sudah seperti ini, bagaimana cara mengambil kunci itu.

“ Bagaimana ini?” Tanya Kyu Hyun terlihat cemas. Yoo Hyun hanya menggeleng pasrah.

“ Maaf. Aku benar-benar tidak berniat untuk mengagetkanmu, apa kau punya kunci cadangan?” Lagi-lagi Yoo Hyun hanya menggeleng.

“ Bagaimana ini? Hei, maafkan aku.” Gumam Kyu Hyun lalu melirik ke wajah lesu Yoo Hyun. Gadis itu tak bergemling, hanya diam sambil memandangi lubang yang tertutup besi di atasnya.

“ Maafkan aku,” Kyu Hyun mengulangi perkataannya. Namun reaksi gadis itu masih tetap sama. Membuat Kyu Hyun sedikit bingung.

“ Hei, kau tidak mau memaafkan aku?”

Yoo Hyun menoleh ke wajah Kyu Hyun. Entah seperti apa tatapan gadis itu pada Kyu Hyun, sulit di jelaskan makna dari tatapan itu. Beberapa detik kemudian gadis itu berdiri dan mulai memandangi toko bunga miliknya itu dengan pandangan sendu.

“ Namaku Cho Kyu Hyun. Siapa namamu?”

Yoo Hyun kembali menoleh ke arah Kyu Hyun, lalu memberikan sebuah kartu nama pada Kyu Hyun tanpa sedikitpun mengeluarkan kata-katanya. Kyu Hyun tersenyum simpul setelah beberapa detik membaca kartu nama itu.

“ Kim Yoo Hyun. Namamu sangat cantik, seperti orangnya.” Yoo Hyun tersenyum manis ke arah Kyu Hyun.

“ Heii, lalu bagaimana dengan toko bunga milikmu? Apakah kita harus ke toko kunci untuk membeli kunci yang baru?” Tawar Kyu Hyun. Namun gadis itu menggeleng dengan cepat dan berjalan ke arah sebuah ayunan yang memang sudah ada sejak lama di depan toko bunga itu. Kyu Hyun mengikuti Yoo Hyun dan ikut duduk bersama Yoo Hyun di ayunan itu.

“ Kau tidak marah padaku?” Yoo Hyun menggeleng.

“ Benar?” Yoo Hyun mengangguk.

“ Yoo Hyun-ssi. Bolehkah aku bertanya?” Yoo Hyun menoleh ke arah Kyu Hyun, seolah mengatakan bahwa ia siap untuk mendengar pertanyaan Kyu Hyun.

“ Kenapa sejak kemarin kau sama sekali tidak berbicara? Dan mengapa kau selalu memakai bunga mawar di sela-sela telingamu dengan warna yang berbeda?”

Yoo Hyun menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya dengan cepat. Ia sangat ingin menjawab perkataan Kyu Hyun namun apa daya ia tak mampu mengucapkan sepatah katapun dari bibirnya.

“ Yoo Hyunie”

Pandangan keduanya nampak terlepas satu sama lain, dan mulai berpaling pada sosok suara berat seorang wanita yang nampak memanggil nama Yoo Hyun begitu sangat akrab. Yoo Hyun tersenyum, lantas bangkit dari ayunan itu dan berlari kecil ke arah wanita setengah baya itu.

“ Apakah dia temanmu?” Tanya bibi itu. Yoo Hyun mengangguk lalu tersenyum.

“ Anyeonghaseo,” Sapa Kyu Hyun ramah.

“:Oh anyeonghaseo,”

“ Kau sudah mau pergi? Kalau begitu hati-hatilah.”

Wanita setengah baya itu nampak memberikan ekspresi kecewa saat tangannya membelai rambut panjang Yoo Hyun lembut.

“ Anak muda. Bisakah kau mengatar Yoo Hyun sampai halte bus yang menuju ke Incheon?”

“ Tentu saja. Dengan senang hati,” Sambar Kyu Hyun cepat, lantas tersenyum begitu senang.

****


[ 1 Minggu kemudian ]


Tak ada yang dapat dilakukan lagi oleh beberapa orang anak manusia ini selain menunggu, diam dan berpikir tentang apa yang akan terjadi pada hari esok. Tak ada yang bisa mereka harapkan, semuanya seakan masih menjadi sebuah misteri yang tak akan berakhir tanpa ada yang disakiti. Gadis itu takan pernah kembali.

               Selama beberapa hari ini, langit seolah memberikan tanda kekelaman yang cukup lama, seolah sangat mengerti betul bagaimana perasaan pria tampan yang sedang duduk termenung di atas kokohnya tembok Cina yang sangat panjang itu. Ia tidak tahu bahwa 1 minggu yang lalu saat ia mengatar gadis itu sampai halte bus yang menuju ke bandara Incheon adalah pertemuan terakhirnya dengan cinta pertamanya. Cho Kyuhyun bahkan belum sempat mengucapkan bahwa ia sangat mencintai gadis itu begitu dalam. Hancur sudah harapannya untuk bisa berada di sisi gadis itu. Cinta pertamanya sudah pergi sangat jauh meninggalkannya, begitu cepat sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa ketika gadis itu  menolak untuk membelikan kunci baru untuk tokonya. Karena memang ternyata ia sudah berniat untuk pergi meninggalkan toko itu dan terbang ke Jepang untuk kembali pada pamannya yang tinggal di sana.

            Kebenaran itu ia ketahui sehari setelah ia mengatar Yoo Hyun ke halte. Ia mendapati toko bunga milik Yoo Hyun tak pernah buka, lampunya selalu mati dan tak ada yang berubah di dalam sana. Sampai pada akhirnya Kyu Hyun bertemu kembali dengan bibi yang sempat mengucapkan salam perpisahan pada Yoo Hyun kala itu.

            Bibi itu menceritakan semuanya sampai sedetail mungkin. Dan kini Kyu Hyun mengerti mengapa gadis itu sama sekali tidak menjawab  semua perkataannya dan lebih memilih tersenyum untuk mengutarakan jawabannya. Ternyata Yoo Hyun seorang gadis bisu yang hidup sendiri di kota Seoul ini. Ia mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu yang menyebabkan pita suaranya rusak dan mengakibatkan kebisuan, setelah kecelakaan itu. Yoo Hyun berubah menjadi gadis yang tertutup dan tidak ingin mengenal dunia luar, ya tentu saja karena dia malu. Ia tidak ingin orang-orang mengatainya gadis bisu atau apapun hal-hal yang menyakiti hatinya. Itulah alasannya mengapa ia tidak ingin orang-orang mengetahui keberadaannya. Menyedihkan memang, tapi takdir sudah berkata seperti itu. Dan manusia hanya bisa menjalani saja.

****


[ 1 Tahun Kemudian ]


    “ Bibi, apa kau tau alamat rumah paman Yoo Hyun di Jepang?”

            Wanita setengah baya itu menggeleng. “ Yoo Hyun tidak pernah memberitahu tentang itu. Ia hanya menitipkan sebuah kata-kata untuk di sampaikan padamu.”

            “ Kata-kata?”

            “ Ya, dia bilang dia sangat menyukaimu. Dan dia menulis surat ini untukmu sebelum ia benar-benar pergi ke Jepang.”

            “ Benarkah?”

            “ Maaf baru bisa memberikannya sekarang. Kau menghilang selama 1 tahun ini dan bibi tidak tau harus mencarimu kemana lagi.”

            “ Aku pergi ke Jepang untuk menyusul Yoo Hyun. Tapi aku tak pernah bisa  menemukannya di sana, jadi aku kembali ke Korea untuk menanyakan pada bibi.”

            Kyu Hyun mengambil sebuah surat merah muda yang di berikan oleh bibi itu. Beberapa detik setelah surat itu sampai di tangan Kyu Hyun, wanita setengah baya yang di panggil bibi oeh Kyu Hyun meminta ijin pamit untuk kembali pulang. Lantas Kyu Hyun tinggal sendiri di depan toko bunga milik Yoo Hyun, tepatnya pria tampan itu duduk di sebuah ayunan yang baru saja kemarin mereka duduki bersama. Walaupun sudah sangat lama, tapi rasanya baru kemarin mereka duduk bersama di atas papan kayu yang tidak terlalu panjang ini. Nampak besi-besi penyanggah ayunan ini sedikit berkarat dan menimbulkan bunyi yang tidak enak. Dan toko bunga itu benar-benar terlihat seperti bangunan tua yang di dalamnya penuh dengan bunga kering dan nampaknya tak ada seorangpun yang mau merawat toko bunga itu. Benar-benar terlihat kotor dan mulai di tumbuhi rumput liar di dinding-dinding tembok.

            “ Sebenarnya kau kemana, Yoo Hyun-ssi?” Gumamnya kecil. Lalu mulai membuka surat itu, nampak aroma bunga mawar masih menghiasi surat itu meskipun surat ini sudah di tulis 1 tahun yang lalu oleh penulisnya yang tidak tau dimana keberadaannya.

            ‘ Hy tuan Cho Kyu Hyun yang tampan dan sangat ramah. Aku sangat senang bisa mengenal orang sepertimu di sela-sela usiaku yang sudah bisa di hitung hari lagi. Kau, apakah kau tau? Saat pertama kali kau berkunjung ke toko bunga milikku dan saat itu kau tersenyum ramah padaku, aku merasakan jantungku berdetak sangat kencang pada saat itu. Apa kau percaya jika aku mengatakan bahwa aku mencintaimu pada pandangan pertama? Kau pasti tidak akan percaya, mana mungkin kau menyukai gadis cacat sepertiku. Oh ya, aku ingin menjawab semua pertanyaanmu pada saat itu yang belum sempat aku jawab.

            “ Sampai jumpa.” Kau ingat kata-kata terakhirmu saat itu. Aku ingin sekali mengucapkan sampai jumpa dan kembali lagilah besok. Tapi kau tau bibirku bahkan tak mampu untuk bergerak, walaupun aku sudah mencoba untuk berteriakpun. Aku takan pernah bisa berbicara.

            “ Ya ampun, apakah kuncinya tercebur? Bagaimana kau bisa teledor seperti itu?” Saat kau mengatakan kata-kata itu dengan paniknya. Aku ingin sekali mengatakan bahwa ini adalah salahmu, ya tentu saja salahmu. Sepanjang malam aku tak bisa tidur dengan benar, aku terus memikirkanmu dan selalu teringat dengan senyumanmu yang begitu sangat mengagumkan itu. Kau satu-satunya pria yang memiliki senyuman semanis itu.

    “ Hei, kau tidak mau memaafkan aku?” Bagaimana aku bisa memaafkanmu, jika marah padamu saja aku tidak sanggup.


    “ Kim Yoo Hyun. Namamu sangat cantik, seperti orangnya.” Astaga Cho Kyu Hyun. Itu pertama kalinya sejak kecelakaan itu ada seseorang yang memujiku seperti itu. Kau bahkan mampu membuatku lupa dengan penyakit yang kuderita saat itu. Aku seperti ingin kembali seperti sedia kala, dan mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu, Kyu Hyun-ssi.


   “ Kenapa sejak kemarin kau sama sekali tidak berbicara? Dan mengapa kau selalu memakai bunga mawar di sela-sela telingamu dengan warna yang berbeda?” Itu adalah pertanyaan terakhir yang kau berikan untukku. Ya sangat singkat memang pertemuan kita, tapi sangat membekas di hatiku. Kau ingin tau mengapa aku tidak pernah menjawab semua pertanyaanmu. Jawabannya hanya satu, karena aku bisu. Jangan terkejut dan jangan pernah menganggapku buruk. Dan bunga-bunga mawar itu, mereka satu-satunya teman yang selalu menemaniku. Sejak orangtuaku meninggal aku memang tidak banyak bergaul dan lebih sering menghabiskan waktuku di toko bunga.


   Kyu Hyun-ssi. Karenamu aku nekat pergi dari rumah di saat keadaanku sedang sangat buruk. Aku mempunyai penyakit yang sangat berbahaya, dan aku di fonis oleh dokter bahwa umurku tidak akan lama lagi. Kau tau awalnya aku sangat bersyukur, karena sangat lelah menjalani hidup seperti ini. Mati adalah satu-satunya jalan terbaik bukan. Tapi setelah aku bertemu denganmu, aku benar-benar tidak ingin mati secepat itu. Aku masih ingin berlama-lama melihat wajah tampanmu yang benar-benar sempurna, terkadang aku selalu berpikir bagaimana mungkin aku dengan lancangnya mencintai pria sempurna sepertimu. Aku malu telah mencintaimu, aku tidak pantas. Kau seorang pangeran yang sempurna, sedangkan aku. Hanya gadis bisu yang penyakitan. Jikapun aku mengatakan ini lebih dulu padamu, pada akhirnya aku akan tetap mati dan meninggalkanmu.
Hanya satu harapanku. Kumohon carilah kunci toko bunga milikku yang terjatuh karena ulahmu, dan jika kau sempat rawatlah tempat itu dan jadikan tempat itu tempat bermain anak-anakmu kelak. Aku akan melihat kau bahagia dari atas sini, aku sangat bersyukur tuhan telah memberikan sedikit kebahagiaan di akhir hidupku dengan mempertemukan aku denganmu. Aku tidak pernah menyesal telah di lahirkan menjadi seorang Kim Yoo Hyun yang malang. Karenamu aku tak pernah menyesalinya. Aku mencintaimu, Cho Kyu Hyun.’
-          Kim Yoo Hyun


Setetes air bening jatuh dari kelopak mata Kyu Hyun. Ia tak mampu menampung semua kesedihannya saat ini. Benarkah Yoo Hyun telah tiada? Dan mengapa ia tidak pernah bisa merasakan bahwa gadis itu juga mencintainya. Bodoh. Setelah semua menantiannya selama ini dan perjuangannya untu mencari dimana gadis itu berada, semuanya sia-sia dan benar-benar sangat menyakitkan. Bagaimana gadis itu bisa memendam hal sebesar itu sendiri. Dia sakit dan tak ada satupun orang yang memperhatikannya, bahkan bagaimana keadaan gadis itu sekarang benar-benar sudah tidak bisa di duga-duga lagi. Gadis itu benar-benar hilang di telan bumi, dan meninggalkan luka yang benar-benaar menyakitkan.

“ Aku akan mencari kunci itu dan merawat toko bunga ini untukmu, Yoo Hyun-ssi.”

No comments:

Post a Comment