Author: vivi orton ( Kim YooHyun )
Tittle: Beetwen Haeven and Love
Facebook:Vivi Orton
Twitter: @ViviGaemGyu
MainCast :
- Cho KyuHyun
- Kim YooHyun
- Lee Dong Hae
Genre: Sad, Hurt
Disclaimer: CHO KYU HYUN dan FF ini adalah Milik Saya
SUPER JUNIOR MILIK SM :P
Creditcover : @Vivi orton edited
--- Beetwen Haeven and Love---
Sebuah tempat, dimana terdapat jejeran batu nisan terpampang jelas di setiap sudut mata memandang. Suasana yang mendung dan angin yang berhembus cukup kencang saat itu seolah tak menghalangin seorang gadis cantik dengan berpakaian serba hitam dan rambut yang di konde tengah untuk berjalan seorang diri dengan rangkaian bunga mawar putih yang ada di tangannya. Dia menghentikan langkahnya saat berada di hadapan nisan yang berukirkan nama ‘ Cho Kyu Hyun’ gadis itu kemudian merendahkan tubuhnya sehingga badannya sejajar dengan nisan yang ada di hadapannya, kedua matanya meneteskan butiran air bening dan pandangannya tak lepas dari sebuah foto dimana terlihat seseorang sedang tersenyum manis di sana. Dengan wajah tampan dan dua bola mata coklat pekat yang begitu sangat terlihat damai.
“ Aku merindukanmu Kyu Hyun-ah. Apa sekarang kau sudah ada di surga? Dan bisakah kau merasakan hatiku yang terasa sangat sakit karena kehilanganmu, kau tau? merelakanmu pergi untuk selamanya adalah hal yang tak mungkin bisa kurelakan seumur hidupku. Huh! Tapi aku tidak boleh egois, kau juga harus bahagia di surga dan mendapatkan tempat yang selama ini selalu kau inginkan. Kyu Hyun-ah, kau bilang kau akan pergi meninggalkanku hanya sebentar, tapi kau malah pergi meninggalkanku untuk selamanya. Kau jahat, sangat jahat.” Ujarnya sambil mengusap bingkai foto berwarna hitam tersebut. Air mata terus mengalir deras dari ke dua sudut matanya, dan dia hanya bisa membayangkan orang yang dia rindukan tersebut dalam benaknya.
“ Katakan padaku, bagaimana aku bisa menjalani hidup tanpamu di sisiku? dan tolong ajarkan aku, bagaimana caranya bernapas dengan benar tanpa hembusan napasmu yang selalu kurasakan di kalah dulu. Aku selalu mengingatmu, Kyu Hyun-ah. Saat-saat indah kita sewaktu bersama, saat-saat indah ketika kau selalu ada di sisiku dalam apapun keadaanku. Aku mencintaimu tanpa syarat, dan aku mencintaimu tanpa rasa penyesalan sedikitpun.. Bahagialah di surga, aku akan segera menyusulmu.” Ujarnya lagi, lalu meletakan rangkaian bunga mawar putih yang sudah ia bawa sejak tadi di depan bingkai foto itu. Lalu kembali mengusap bingkai itu sambil mengeluarkan airmatanya lagi. Bahkan lebih banyak dari sebelumnya.
“ Kyu Hyun-ah. Bisakah aku melihatmu dan memelukmu lagi? Aku hanya ingin kembali merasakan hangatnya pelukanmu, dan betapa segarnya aroma tubuhmu.”
Sebuah sentuhan lembut yang bersal dari sebuah tangan yang terasa sangat halus dan harum. Membuat Yoo Hyun menoleh ke belakang dan baru menyadari keberadaan seorang pria yang dengan senang hati selalu setia menemaninya kemanapun ia pergi sejak kepergiaan Kyu Hyun 1 minggu yang lalu. Saat itu juga seutai senyuman mengembang dari bibir pink gadis bernama Yoo Hyun itu. “ Dong Hae-ya,” Ujar Yoo Hyun pelan, memandang pria tampan yang ada di hadapannya itu.
Pria yang nampak sangat tampan, dengan setelan jas serba hitam yang sangat rapih dan wajahnya yang terlihat bersinar juga tatapan mata yang amat tajam. Harum tubuhnya dapat Yoo Hyun rasakan dengan jelas ketika pria itu secara tiba-tiba memeluknya. dapat Yoo Hyun rasakan lagi betapa tenangannya ketika tangan lembut Dong Hae menepuk-nepuk punggungnya pelan.
“ Dong Hae-ya. Katakan padaku bagaimana caranya agar aku bisa bertemu kembali dengan Kyu Hyun?” Tanya Yoo Hyun sedikit berbisik.
“ Kyu Hyun sekarang sudah berbeda, Yoo Hyun-ah. Jangan mengharapkannya lagi,” Balas Dong Hae terlihat sangat tenang.
“ Tinggalkan aku sendiri,”
“ Tapi, Yoo Hyun.”
“ Kumohon. Aku ingin sendiri,”
“ Baiklah. Hubungi aku jika kau membutuhkanku,”
“ Eehm”
Dengan sangat terpaksa pria tampan bernama Lee Dong Hae itu melepaskan pelukannya, lalu bangkit dan kemudian mulai berjalan mundur meninggalkan gadis cantik itu. Jujur saja saat ini ia benar-benar sangat ingin selalu ada di sisi Yoo Hyun dan menguatkan gadis itu. Kecelakaan naas yang terjadi 2 minggu lalu yang mengakibatkan Cho Kyu Hyun meninggal setelah 1 minggu mengalami koma. Dan ia sangat yakin bahwa hati Yoo Hyun benar-benar sangat kacau saat ini, sudah berhari-hari gadis itu terpuruk dalam kesedihannya. Tak mampu menerima takdir yang sudah terjadi, bahkan ia terus bersikeras bahwa Kyu Hyun masih dalam perjalanan pulang dan akan kembali seperti sediakala. Seperti saat ketika Kyu Hyun meminta ijin karena hendak pergi menjemput adiknya di bandara dan berjanji akan kembali dengan cepat.
****
Kim Yoo Hyun menatap jalanan yang terbentang luas di hadapannya dengan pandangan samar. Gadis cantik itu menunduk sambil sesekali menendang-nendang kerikil dengan malas. Ia berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas, berharap bertemu dengan Cho Kyu Hyun ketika sedang berjalan nanti. Namun pria itu sama sekali tak menunjukan tanda-tanda akan datang, bahkan mungkin tak akan pernah datang. Membuat gadis itu benar-benar kehilangan kekuatannya sekarang. Kenapa ia bisa berharap terlalu besar pada pria itu, padahal ia tau benar bahwa, Cho Kyu Hyun kekasihnya sudah tak ada lagi di dunia ini.
Yoo Hyun menghentikan langkahnya ketika tepat berada di atas jembatan yang cukup besar dan sangat tinggi. Jalanan begitu sangat sepi dan nampak tak ada satu pun kendaraan yang terlihat melaju di daerah itu.
Kim Yoo Hyun menghela napas panjang ketika ia melihat bayangan wajahnya yang nampak samar di bawa sungai yang saat ini ia pandang dari atas jembatan besar. Rasanya ia ingin sekali memukul wajahnya itu, karena sama sekali tidak berguna menurutnya. Apa memang dengan cara seperti ini, ia bisa bertemu lagi dengan Kyu Hyun dan hidup abadi di surga sana. Lalu bagaimana dengan Dong Hae? Pria itu pasti akan sangat sedih jika mengetahui Yoo Hyun melakukan hal yang sangat bodoh seperti ini. Tapi ia benar-benar merindukan Kyu Hyun, jika ia mati ia pasti bias bertemu dengan Kyu Hyun lagi di surga.
Gadis cantik itu melangkahkan kakinya untuk menaiki salah satu pembatas jembatan yang cukup tinggi dan besar. Kaki tirusnya melangkah masuk ke dalam pembatas itu, lalu merentangkan kedua tangannya ke samping, menikmati segarnya angin sore yang berhembus cukup kencang saat itu, membuat rambut panjangnya sedikit berantakan. Airmata pun mulai menetes deras di kedua pipi mulusnya, pikirannya sudah buntu dan ia merasa bahwa hidupnya sudah tak berguna lagi di dunia ini.
“ Dong Hae-ya. Maafkan aku, maaf .. Aku terpaksa melakukan ini, aku benar-benar merindukan Kyu Hyun.” Ujar gadis itu di sela tangisnya. Nampak ia menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. Kedua bola mata coklatnya memandang kearah bawah, dimana arus sungai begitu sangat deras dan nampak berwarna kecoklatan, siap menghantam tubuhnya yang tirus itu.
“ Kyu Hyun-ah. Aku akan menyusulmu ke surga. Semoga kau tidak membenciku.” Ujarnya lagi. Lalu mulai memejamkan kedua matanya erat, lantas membusungkan dadanya ke depan dan hendak melompat ke dalam sungai itu. Namun sebuah tangan kekar berhasil memeluk lingkar pinggang gadis itu dan menahannya agar tak melompat ke bawah sana. Membuat gadis itu sontak membuka kedua matanya dan berusaha melepaskan tangan kekar itu dari pinggangnya.
“ Yak! Lepaskan aku.” Pinta Yoo Hyun pada sosok pria yang saat ini sedang berusaha menggendong tubuh tirus Yoo Hyun untuk kembali ke pinggir jembatan.
“ Apa kau sudah gila huh? Kau bisa mati jika terjun ke bawah sana.” Kata pria itu nampak sangat khawatir, sambil terus memeluk tubuh Yoo Hyun erat.
“ Aku memang mau mati. Jadi lepaskan aku, Dong Hae-ya.”
Pria itu berhasil membawa tubuh Yoo Hyun jauh dari jembatan itu. Walaupun gadis itu terus memberontak dan memukuli dadanya. Namun ia terus memeluk tubuh Yoo Hyun erat. Berusaha menenangkan gadis itu.
“ Lepaskan aku. Dong Hae-ya,” Pintanya lagi di sela isak tangisnya.
“ Tidak, Yoo Hyun-ah. Aku tidak akan membiarkanmu mati dengan cara seperti ini, sadarlah. Kyu Hyun pasti akan kecewa melihatmu seperti ini,”
“ Dong Hae-ya. Kau tau, aku sangat sakit hiiks hiiks.”
“ Aku di sini untumu, Yoo Hyun -ah. Ada aku di sini,”
“ Sakit sekali rasanya, Dong Hae-ya. Aku belum siap kehilangan Kyu Hyun.”
“ Tenanglah. Aku selalu di sini untukmu, jangan khawatir ehmm.”
“ Dong Hae-ya.”
Gadis itu berhenti memberontak dan malah saat ini ia melampiaskan semua kesedihannya di dalam dekapan Dong Hae. Entahlah, tapi rasanya sangat nyaman berada didalam pelukannya. Sejak kecil sampai sekarang rasa hangat dan nyaman itu tak pernah pudar dari kepribadian hangat Dong Hae. Pria itu benar-benar sangat baik dan juga tampan, Yoo Hyun bahkan mengkalim Lee Dong Hae adalah malaikat tampan tanpa sayap miliknya. Meskipun seluruh cintanya sudah ia berikan pada pria dingin dan menyebalkan seperti Kyu Hyun, namun rasa tak ingin kehilangan Dong Hae sama besarnya ketika ia kehilangan Kyu Hyun, kedua pria itu seakan sangat ia butuhkan dalam hidupnya. Bagaikan udara dan matahari, dua hal yang sangat penting untuk sebuah bunga seperti Yoo Hyun. Tanpa satu dari dua hal penting itu, mungkin Yoo Hyun akan layu bahkan mungkin bunga itu akan musnah seiring berjalannya waktu.
Lee Dong Hae jauh lebih baik dalam berbagi hal di bandingkan dengan Kyu Hyun. Tapi entah kenapa hatinya lebih memilih Kyu Hyun dan terus menginginkan pria itu menjadi miliknya sampai kapanpun. Pria tampan dengan kulit putih susunya, tatapan dingin namun begitu sangat menggairahkan, perhatiannya yang terkadang melibihi batas, dan ciumannya yang begitu sangat nikmat. Entahlah, bagaimana bisa Tuhan menciptakan mahluk sempurna seperti Cho Kyu Hyun. Mungkin hanya wanita buta dan tidak waras yang mampu menolaknya.
“ Kita kembali ke apartemen ehmm,” Ajak Dong Hae yang saat ini mulai memopang tubuh lemah Yoo Hyun. Gadis itu tak menjawab, tak juga menolak. Ia hanya bisa pasrah ketika Dong Hae menggendong tubuhnya di atas punggung kekarnya. Kedua tangan Yoo Hyun memeluk leher Dong Hae, menyandarkan kepalanya di pundak kiri pria itu sambil terus menahan isak tangisnya yang semakin menggebu. Pria itu sangat mengerti seperti apa perasaannya saat ini, dan kondisinya yang benar-benar sangat tidak baik.
“ Mobilku masih berada di tempat parkiran pemakanaman. Setelah kita mengambil mobilku, kita baru akan kembali ke apartemen,” Ujar Dong Hae hati-hati, lalu melirik ke arah Yoo Hyun yang saat ini masih menyandarkan kepalanya di pundak sebelah kirinya. Entahlah gadis itu dengar atau tidak, yang pasti Yoo Hyun hanya diam membisu sambil sesekali menahan isak tangisnya. Dong Hae benar-benar tidak tega melihat gadis yang ia cintai sejak kecil itu seperti ini, apa lagi melihat Yoo Hyun menangis sepanjang malam hanya karena Kyu Hyun, bahkan ia tak mau makan apapun kecuali jika Dong Hae memaksanya dengan alasan Kyu Hyun akan marah jika melihat Yoo Hyun kurus.
“Yoo Hyun-ah.” Panggil Dong Hae pelan.
“ .. “
“ Kim Yoo Hyun.” Panggilnya lagi memastikan bahwa Yoo Hyun masih baik-baik saja.
“ Aku mendengarmu, Dong Hae-ya.” Jawab gadis itu pelan tanpa sedikitpun berniat untuk mengangkat wajahnya.
“ Kau baik-baik saja?”
“ Ehm. Aku hanya kembali mengingat Kyu Hyun,”
Tanpa sadar Yoo Hyun kembali meneteskan air matanya ketika ia menyebut kembali nama Kyu Hyun. Tapi ia benar-benar tidak bisa hidup dengan tenang tapa nama itu, dan di saat-saat seperti ini benar-benar mengingatkannya lagi pada Kyu Hyun. Ketika pria itu memarahinya habis-habisan karena memaksa menggunakan High Heels berukuran tinggi, yang mengakibatkan ia jatuh dan pergelangan kakinya terkilir. Masih dapat Yoo Hyun ingat dengan sangat jelas, suara berat Kyu Hyun yang begitu sangat mencemaskannya. Wajahnya yang nampak panik dan terlihat bingung karena ia tak tau harus melakukan apa pada Yoo Hyun saat itu.
Yoo Hyun memejamakan kedua matanya dan menangkap sebuah bayangan masa lalu yang kembali mengingatkannya pada saat-saat indahnya bersama Kyu Hyun. Semakin lama ia memejamkan matanya semakin jelas pula terdengar kembali suara Kyu Hyun yang begitu sangat ia rindukan.
“ Ya! Kau bodoh,” Ujar pria tampan berkulit putih susu itu. Merendahkan tubuhnya menyamai Yoo Hyun yang saat ini sedang terduduk di atas aspal jalan yang nampak lembab karena rintikan gerimis pada saat itu.
“ Aku tidak bodoh.” Protes gadis itu dengan wajah cemberutnya.
“ Kau itu sangat bodoh, Yoo Hyun-ah. Aku tanya, berapa nilai Matematikamu ketika SMA dulu?”
“ 4,”
“ Itu tandanya kau memang bodoh. Lihat, karena kau bodoh kau jadi seperti ini.. Memaksakan diri memakai High Heels yang di gunakan para wanita,”
“ Yak! Kau pikir aku ini apa huh?” Teriak gadis itu terlihat emosi.
“Yoo Hyun-ah. Aku hanya berkata bahwa aku menyukai gadis yang memakai High Heelstinggi dan memperlihatkan kaki jenjangnya yang indah. Tapi bukan berarti kau harus melakukan hal itu, aku tau sejak dulu kau itu sama sekali tidak bisa memakai benda terkutuk itu, kan? Lagi pula aku tak pernah menyuruhmu memakainya bukan, lihatlah. Hasil perbuatan bodohmu itu, kau membuatku merasa takut dan sangat bersalah.”
“ Mwo? Mengapa kau merasa bersalah.”
“ Karena perkataanku yang gila itu, kau melakukan hal ini, dan melukai dirimu sendiri.”
“ Kau merasa bersalah?”
“ Tentu saja.”
“ Kalu begitu gendong aku sampai mobil, dan kau harus membawaku ke rumah sakit sekarang juga. Kaki-ku benar-benar sangat sakit,”
“ Aku sudah pasti akan membawamu ke rumah sakit,”
“ Baguslah, sekarang gendong aku.”
“ Manja sekali, cih. Seorang Kim Yoo Hyun gadis aneh yang tak bisa memakai High Heels, bahkan dengan ukuran yang sangat minimum. Saat ini sedang bersikap manja dan memperlihatkan wajah aegyo-nya itu, aishh benar-benar bukan dirimu.”
“ Yak! Cho Kyu Hyun.”
“ Arraso.. Naiklah ke punggungku, ulurkan tanganmu.” Kyu Hyun berjongkok dan menyiapkan punggungnya agar Yoo Hyun bisa menaikinya. Namun gadis itu hanya diam tanpa ekspresi sambil terus memandangi punggung Kyu Hyun dari belakang. “ Naiklah kubilang.” Kata Kyu Hyun lagi dan meraih pergelangan tangan Yoo Hyun memabantunya menaiki punggungnya dengan lembut dan sangat hati-hati.
Dan pada akhirnya Yoo Hyun kini berada di atas punggung Cho Kyu Hyun, mulai memeluk leher jenjang pria itu dengan kedua tangan tirusnya. Tubuh hangat Kyu Hyun seolah membuat Yoo Hyun semakin nyaman dan mempererat pelukannya. Kyu Hyun mulai berjalan sambil menenteng High Heels Yoo Hyun di tangannya yang juga sedang memopang tubuh Yoo Hyun. Keheningan sore saat itu membuat suasana di antara mereka menjadi sepi, tak ada dari mereka yang memulai pembicaraan. Hanya berjalan lamban dan saling curi-curi pandang.
Yoo Hyun tidak sadar ia sedang menahan nafasnya. Jantungnya juga seakan berhenti berdetak sejenak, lalu kembali berdetak keras. Seluruh perhatiannya kini hanya terpusat pada tubuh hangat milik Kyu Hyun, ia mengeratkan pelukannya pada leher Kyu Hyun lalu meletakan dagunya di pundak pria itu tepat di samping telinga kirinya. Walaupun mereka sering bertengkar dan tak ada di antara mereka yang mau mengalah, tapi jika di saat seperti ini lah seolah Kyu Hyun mengutarakan rasa cintanya pada Yoo Hyun. Dan sebaliknya, Yoo Hyun akan bersikap seolah-olah mereka adalah pasangan paling romantis di dunia ini. Cho Kyu Hyun itu seperti musim yang selalu berganti setiap tahunnya, terkadang terlihat sangat dingin dan egois seperti musim dingin yang datang, dia juga bisa menjadi pria tenang yang sangat manly seperti musim semi, tapi terkadang pikirannya benar-benar sangat panas dan menyebalkan seperti musim panas, dan terakhir dia benar-benar bisa terlihat seperti malaikat yang sangat tampan dan selalu bisa membuat Yoo Hyun nyaman seperti musim salju.
“ Kyu Hyun-ah.” Sapa Yoo Hyun lembut, Kyu Hyun menoleh sedikit lalu bersuara.
“ Eehmm.”
“ Aku mencintaimu,”
“ Aku juga mencintaimu, bodoh.”
“ Aku tidak bodoh,”
“ Kau itu bodoh, Yoo Hyun-ah.”
“ Kau lebih bodoh, Kyu Hyun-ah. Kau mencintai gadis bodoh sepertiku.”
“ Ya! Kau benar, aku sangat bodoh telah mencintai gadis bodoh sepertimu. Aishh,”
“ Kau menyesal sudah mencintai gadis bodoh sepertiku?”
“ Aku sudah sangat bodoh karena mencintai gadis sepertimu, Yoo Hyun-ah. Jadi aku benar-benar tidak mempunyai alasan yang masuk akal untuk berhenti mencintai gadis bodoh sepertimu. Aku sangat mencintaimu bodoh.”
“ Kyu Hyun-ah. Kau benar-benar menggemaskan,”
Ujar Yoo Hyun senang, lalu mencubit kedua pipi mulus Kyu Hyun dengan jemari-jemari lentiknya. Tak memperdulikan rintihan Kyu Hyun yang sudah mengatainya dengan kata-kata ‘Bodoh’ entahlah, tapi mendengar kata-kata manis yang Kyu Hyun ucapkan tadi, benar-benar membuat hatinya luluh saat itu juga. Pria menyebalkan itu benat-benar bisa menjadi malaikat cinta yang sangat mempesona untuk beberapa waktu.
****
[ Dong Hae Apartemen ]
Sebuah sore yang damai. Kamar yang di dominasi warna biru itu nampak sangat sepi namun terlihat begitu tenang. Yang terdengar hanya suara mesin pemanas yang sudah Yoo Hyun nyalakan sejak ia berada di ruangan itu. Tidak terasa sudah 1 bulan tepatnya ia benar-benar kehilangan Kyu Hyun. Dan sudah berapa banyak waktu yang ia sia-siakan hanya untuk menangisis pria itu.
Namun dalam waktu 1 bulan itu, tepatnya juga Lee Dong Hae selalu ada di sisinya, bahkan Dong Hae mengijinkan Yoo Hyun untuk tinggal di apartemennya sampai keadaannya benar-benar sudah baik-baik saja. Selama 1 bulan bersama Dong Hae ia merasa ada sedikit keganjalan di hatinya, terkadang ia bermimpi Kyu Hyun datang sebagai Dong Hae dan menyatakan kata-kata cinta padanya. Bahkan yang lebih anehnya ia benar-benar merasa sangat nyaman tinggal bersama pria bermarga Lee itu. Bahkan Dong Hae selalu bisa membuatnya tersenyum walau hanya untuk beberapa detik karena lelucon yang Dong Hae berikan, tak jarang juga pria itu menggoda Yoo Hyun dengan kata-katanya yang begitu sangat manis. Dan semua sifat romatis yang ia tunjukan selama ini membuat Yoo Hyun merasa bahwa selama ada pria itu, hatinya tidak terasa sepi lagi. Pria itu mengajarkan bagaimana cara memasak makanan yang lezat dan mengajarkan bagaimana menjalankan hidup yang jauh lebih baik.
Sebuah tangan kekar yang begitu lembut nampak melingkar sempurna di pinggang Yoo Hyun, sontak membuat gadis itu menoleh ke samping untuk melihat siapa yang sedang memeluknya saat ini. “ Dong Hae-ya. Apa yang kau lakukan?” gadis itu nampak terkejut ketika mendapati Dong Hae tengah memeluknya dari belakang dan meletakan dagunya di pundak yang tak terbaluk kain itu. Yoo Hyun hanya diam di tempat dan tak menolak pelukan Dong Hae, karena sejak dulu Dong Hae memang sering memeluknya. Namun kali ini entah perasaan apa yang membuatnya merasa bahwa pelukan ini berbeda, bukanlah pelukan sebuah kasih sayang yang di berikan teman dekat, tapi terasa seperti pelukan yang sangat tulus dan penuh dengan cinta.
“Yoo Hyun-ah. Jangan bergerak. Tetap seperti ini untuk beberapa menit saja,” Ujar Dong Hae seraya memeluk lingkar pinggang Yoo Hyun lebih erat, meletakan dagunya di pundak Yoo Hyun. Lalu menghirup aroma fruitpunch tubuh Yoo Hyun yang seakan membuatnya ketergantungan pada saat itu juga.
“ Jangan bersedih lagi, Yoo Hyun-ah. Kau harus bangkit, melihatmu seperti ini. Membuatku merasa menjadi pria yang benar-benar tidak berguna,”
“ Dong Hae-ya, gomawo. Kau tau, kau adalah satu-satunya alasanku untuk tetap hidup. Aku tidak tau bagaimana hidupku jika tanpa dirimu,”
“ Aku mencintaimu, Yoo Hyun-ah.”
Yoo Hyun terdiam kaku ketika kata-kata itu terlontar begitu saja dari bibir Dong Hae. Bagaimana pria itu bisa menyatakan cintanya di saat seperti ini, bahkan Yoo Hyun tidak tau harus mengatakan apa lagi pada Dong Hae. Tidak munafik bagi Yoo Hyun untuk mengakui bahwa ia juga menyukai Dong Hae sejak dulu, bagaimana tidak. Dong Hae begitu sangat tampan dan juga kaya raya, dia romantis dan sangat lembut, sejak kecil pria itu selalu ada di sisihnya dan selalu menjadi pahlawan untuknya. Andai dulu Yoo Hyun tidak bertemu dengan Cho Kyu Hyun, mungkin saat ini Dong Hae lah yang selalu ada di dalam pikirannya dan juga Dong Hae lah yang memiliki seluruh hatinya saat ini.
“ Aku tau itu, Dong Hae-ya. kuharap kau tidak akan pernah lelah untuk selalu menungguku,” Ujar Yoo Hyun kecil, lalu menyisipkan jari-jari tangannya untuk masuk ke sela-sela jemari Dong Hae yang sudah melingkar sempurna di pinggang rampingnya.
“ Aku tidak akan pernah lelah untuk menunggumu. Aku akan selalu mencintaimu, Yoo Hyun-ah. Sampai hatimu kembali siap untuk menerimaku,”
****
Untuk My Angel without wings Lee Dong Hae
Ada urusan penting yang harus ku selesaikan di kantor polisi. Aku sudah memasak bubur untukmu, jika kau lapar kau bisa menemukannya di meja makan. Tak perlu mencemaskanku, aku akan baik-baik saja dan tak akan berbuat macam-macam. Aku menyayangimu
- Kim Yoo Hyun
Sebuah catatan kecil sudah Yoo Hyun tinggalkan di meja samping ranjang Dong Hae. Ia memutuskan untuk pergi ke kantor polisi untuk menanyakan tentang kecelakaan tragis yang menimpa Kyu Hyun beberapa minggu yang lalu. Ia merasa ada sesuatu yang selalu mengganjal pikirannya selama ini, dan membuatnya seakan tidak pernah bisa mengikhlaskan kepergian Kyu Hyun. Ia menarik napas panjang lalu mengikat syail putih kelehernya dan berlari kecil menuju traffic light.
Yoo Hyun menghentikan langkahnya sejenak. Memandang lurus kearah traffic light khusus pejalan kaki. Sementara menunggu ia menunduk dan kembali mengikat syailnya agar tak mengendur. Ia Menatap sepatu scate berwarna putihnya. Begitu merasa seseorang menubruknya, ia menyadari bahwa lampu rambu-rambu sudah berubah hijau. Dengan segera ia melangkahkan kakinya kembali menyusuri zebra cross bersama puluhan orang lain disekelilingnya. Kantor polisi berada tepat di depan jalan raya dan hanya tinggal melangkah beberapa kali Yoo Hyun sudah akan sampai di dalam kantor polisi itu.
****
“ Kami menemukan sebuah helm dan dompet hitam milik Kyu Hyun. Oh ya, kami juga menemukan serangkai mawar putih dan surat yang hampir sebagiannya terlumuri darah tak jauh dari jasad korban.”
Kata seorang polisi bertubuh tinggi itu sambil menunjukan barang-barang yang ia sebutkan tadi. Pada saat itulah air mata Yoo Hyun seolah tak bisa lagi ia tahan, dan kembali menetes seketika ketika melihat helm dan dompet milik Kyu Hyun. Sedangkan rangkaian bunga mawar putih itu nampaknya sudah layu dan rusak, dan surat beramplop pink itu nampak kusut dengan bercak-bercak darah yang menghiasinya.
“ Ini semua milik Kyu Hyun?” Tanya Yoo Hyun lalu mulai menyentuh helm hitam milik Kyu Hyun yang nampak tergores dan kusam.
“ Benar nona Kim. Sedangkan motor milik korban sudah kami sita dan sedang dalam tahap pemeriksaan, karena kerusakannya benar-benar sangat parah. Tapi, ada yang aneh di sini.”
“ Aneh, maksud bapak apa?”
“ Kami menemukan jasad korban lumayan cukup sangat jauh dari motor korban, bahkan wajah korban sudah sangat hancur dan tak bisa di kenali lagi. Dan barang-barang itupun kami temukan agak jauh dari jasad korban, ada kemungkinan korban bukanlah kekasih anda. Tapi di satu sisi, kecelakaan yang menimpa kekasih anda adalah kecelakaan tunggal dan tidak mungkin ada korban lain selain kekasih anda.”
“ Lalu jika dia bukanlah Kyu Hyun, siapa mayat itu?”
“ Maaf nona, kami hanya memperkirakan saja. Bukan berarti jasad itu bukanlah kekasih anda, kami harap nona bisa lebih tabah.”
“ Terimakasih pak. Aku mengerti,”
“ Nona boleh membawa dompet, bunga dan surat itu. Tapi motor dan helm korban akan kami sita untuk bahan pemeriksaan.”
“ Baiklah, terimakasih pak polisi.”
Yoo Hyun bangkit dari duduknya, lalu mulai mengambil barang-barang milik Kyu Hyun dan ia masukan ke dalam tas tangannya. Setelah berpamitan dengan kepala polisi itu, ia memutuskan untuk kembali pulang ke apartement milik Dong Hae.
Setelah sampai di apartement Dong Hae ia segera melangkahkan kakinya memasuki kamar Dong Hae yang bernuansa biru itu. Ternyata pria itu belum bangun dari tidurnya, Dong Hae terlihat sangat lelah sampai-sampai ia tertidur menggunakan jas hitamnya. Yoo Hyun berjalan lamban ke arah ranjang Dong Hae, lalu duduk di tepi ranjang yang saat ini sedang di tiduri oleh Dong Hae. Beberapa detik kemudian, ia seolah terhipnotis oleh wajah tampan Dong Hae yang nampak terlihat sangat polos ketika ia sedang tertidur. Yoo Hyun memiringkan kepalanya mengikuti setiap lekuk wajah sempurna Dong Hae sampai akhirnya ia bertemu satu titik di mana sebuah sorot mata yang sangat tajam dan menggairahkan itu terlihat sedang menatapnya intens.
“ Kau sudah bangun,” Ujar Yoo Hyun sedikit terkejut.
“ Sedang apa?”
“ Tidak papa, kau sudah makan?”
“ Belum, tapi aku belum lapar.”
“ Dong Hae-ya. Tadi aku habis ke kantor polisi, dan mengambil barang-barang milik Kyu Hyun di sana.”
“ Lalu”
“ Ada rangkaian mawar putih yang nampak sudah layu dan rusak di tempat kejadian, kau ingat tidak? Kyu Hyun sangat menyukai mawar putih, dia selalu membelinya setiap minggu. Dan dia selalu memberikannya padaku, tak peduli jika nanti aku akan membuangnya karena layu.. Oh ya, polisi juga menemukan sebuah surat yang ternyata di tunjukan untukku. Dong Hae-ya, aku ingin sekali membaca surat itu. Tapi,”
“ Tapi apa?”
“ Aku takut. Aku takut tidak bisa menerima semua takdir ini,”
“ Apa kau mau aku yang membacakan suratnya?”
“ Jika kau tak keberatan,”
“ Sama sekli tidak, Yoo Hyun-ah.”
Dong Hae menyibak selimut yang menutupi sebagian tubuhnya, lalu bangkit dan ikut duduk di samping Yoo Hyun. Sebenarnya Dong Hae tidak ingin membaca surat itu untuk Yoo Hyun, karena ia tahu surat itu pasti di tulis sendiri oleh Kyu Hyun. Dulu ketika Kyu Hyun masih hidup, Dong Hae sempat tidak sengaja membaca sebuah surat yang di berikan oleh Kyu Hyun untuk Yoo Hyun. Setelah membaca surat itu, Dong Hae bahkan tidak bisa tertidur semalaman karena benar-benar tersentuh oleh kata-kata manis Kyu Hyun. Entahlah, tapi menurut Dong Hae. Cho Kyu Hyun itu bagaikan pujangga cinta yang benar-benar sangat di inginkan oleh para gadis di dunia ini, walaupun sikapnya terkadang sangat dingin dan menyebalkan. Tapi di sisi lain, Kyu Hyun itu benar-benar pria yang sempurna dan sangat romantis.
Dong Hae menarik napas panjang ketika ia mulai membuka sebuah amplop yang di lapisi dengan bercak darah di sekitar amplop pink itu. Bahkan walaupun amplop itu sudah sangat kusut dan di penuhi bercak darah, aroma maskulin parfum milik Kyu Hyun masih dapat di rasakan oleh indera penciuman Dong Hae. Benar-benar membuat Dong Hae iri, bagaimana bisa Kyu Hyun mendapatkan ide-ide yang sangat manis itu, dan Dong Hae sangat yakin 100%, tak ada gadis yang tidak akan tersipu malu jika mendapat perlakuan Khusu dari Kyu Hyun. Dan sangat beruntunglah Kim Yoo Hyun mendapatkan pria sempurna seperti Kyu Hyun, walaupun kenyataan itu benar-benar melukai Dong Hae. Tapi, melihat gadis yang di cintainya bahagia seperti itu bersama pria lain, Ia akan ikut senang dan rela menderita asal Yoo Hyun bahagia.
“ Dengar baik-baik, Yoo Hyun-ah.” Ujar Dong Hae pelan, Yoo Hyun mengangguk.
‘ Selamat malam kekasihku yang bodoh. Kumohon jangan menatapku dengan tatapan menyeramkanmu itu lagi, walaupun kau itu sangat bodoh. Tapi tahukah kamu bahwa, hanya gadis bodoh sepertimulah yang selalu membayang-bayangi pikiranku setiap malamnya, hanya gadis bodoh sepertimulah yang selalu datang tanpa permisi dalam mimpi-mimpiku tiap malam, dan hanya gadis bodoh sepertimulah yang mampu membuatku tak bisa mencintai gadis lain selain dirimu. Terkadang aku selalu berpikir, bagaimana bisa kau menaklukan hatiku semudah itu? Mantera apa yang kau gunakan untuk memikat hatiku ini, Yoo Hyun-ah. Bahkan tak pernah terbesit dalam pikiranku untuk berhenti mencintaimu, walau hanya untuk beberapa detik saja.
Kau harus tau bodoh. Setiap malam dalam tidurku, aku selalu meluangkan 2 menit jam tidurku untuk bangun dan mendo’akanmu. Jangan tanya kapan aku akan bosan untuk berhenti mendo’akanmu. Karena aku sendiri tidak tau apa jawabannya, mungkin jika aku sudah tak bernyawa lagi, barulah aku akan berhenti untuk mendo’akanmu. Yoo Hyun-ah, bertengkar denganmu itu rasanya benar-benar bahagia, entahlah. Tapi melihatmu mencintaiku dengan cara seperti itu, benar-benar-benar menyentuh hatiku sampai titik yang paling dalam. Aku mencintaimu, Yoo Hyun-ah.
Heii, apa kau ingat hari ini adalah hari apa? Yak! Bagaimana bisa kau tak mengingatnya? Dasar bodoh. Dengarkan aku eoh, hari ini adalah. Hari dimana aku melihatmu untuk yang pertama kali di sungai Han ketika kau dengan bodohnya terpeleset dan tercebur di sungai Han. Kau tau, awalnya aku sama sekali tidak memperdulikanmu. Aku bahkan menertawakanmu, tapi beberapa menit setelah kau jatuh ke air. Kau mampu membuat pikiranku benar-benar kacau karena melihatmu berteriak-teriak minta tolong sambil mengatakan kalimat yang sama. ‘ Tolong, aku tak bisa berenang’ tanpa berpikir panjang dan tanpa melihat bagaimana keadaanku saat itu, aku berlari ke arah sungai Han dan masuk ke dalam air dengan terburu-buru untuk menolongmu. Aku menyentuhmu untuk yang pertama kalinya, kau memeluk tubuhku begitu erat seperti meminta tolong. Kau harus tau, Yoo Hyun-ah. Hari itu adalah hari pemakaman ayahku, dan aku sudah sangat rapih dengan setelan jas hitam dan bunga mawar putih yang sudah kubawa sejak tadi. Tapi karena ulah bodohmu itu, aku meninggalkan upacara pemakaman ayahku. Tapi aku bersyukur, karena ulah bodohmu itu. Rasa sedihku sedikit terobati.’
Dong Hae menghentikan aktifitas membacanya ketika menyadari ada isak tangis yang nampak sedang tertahan. Di liriknya wajah Yoo Hyun yang sudah sangat kacau, gadis cantik itu menangis, mengeluarkan banyak air mata dari kelopak matanya tanpa berniat untuk menyeka air mata itu. Yoo Hyun tidak tau mengapa ia menangis saat ini, dan ia juga tidak tau air mata ini adalah air mata bahagia atau air mata kesedihannya.
“ Kau baik-baik saja?” Tanya Dong Hae pelan.
“ Aku baik-baik saja. Tolong lanjutkan, Dong Hae-ya.”
“ Eehm, baiklah.”
‘ Jangan menangis bodoh. Kau tidak perlu terharu dengan kata-kataku ini, aku tak bermaksud untuk merayumu sama sekali. Yoo Hyun-ah, aku ingin berterimakasih padamu untuk semuanya. Jika tanpa dirimu, mungkin aku masih dalam suasana berduka karena kehilangan ayah yang sangat ku cintai pada saat itu. Tapi, kau membuatku sedikit kesal waktu itu. Setelah kau sadar dari pingsanmu, kau menampar pipiku sangat kencang dengan alasan aku menyentuh tubuhmu tanpa permisi. Heii nona Kim, apa kau tidak ingat? Kau yang memeluk tubuhku begitu erat saat itu, dan tiba-tiba saja kau jatuh pingsan di pangkuanku. Dan aku harus susah payah menggendong tubuhmu dan membawamu ke rumah sakit. Dan ternyata balasannmu atas semua kebaikanku adalah tamparan yang masih bisa kurasakan bagaimana perihnya ketika tangan halusmu menyentuh pipiku sangat kasar. Ok, lupakan soal tamparan itu. Karena aku tidak sanggup untuk menceritakan bagaiman ekpresi wajahmu ketika kau meminta maaf padaku, hahahaha. Kau itu seperti orang bodoh pada saat itu, tapi justru sikap bodohmu itu yang membuatku tertarik padamu.
Sudah 2 tahun lamanya kita menjalin cinta. Semua sikap burukmu sudah aku ketahui semua, aku mencintai keburukanmu dan sangat tergila-gila oleh sikap manja dan perhatianmu padaku. Aku mencintaimu, Yoo Hyun-ah. Oh ayolah, sudah berapa kali aku mengatakan bahwa aku mencintaimu. Mungkin kau bosan mendengarnya, tapi aku tidak takan pernah bosan untuk selalu mengatakannya. Yoo Hyun-ah, bagaimana kau bisa mendapatkan kedua mata indah itu? Mata yang selalu menatapku dengan tatapan liar namun penuh dengan cinta. Bagaimana kau bisa mendapatkan bibir tipis nan indah itu? Bibir manis yang selalu bisa membuatku ketergantungan ketika menghisapnya. Dan bagaimana bisa kau mendapatkan wajah secantik itu? Wajah yang selalu jadi tokoh utama dalam semua pengheliatanku, bahkan ketika aku melihat gadis tercantik di dunia ini sekalipun. Aku seolah melihat wajahmu dalam cantiknya raut wajah itu. Benar-benar gila, aku mencintaimu sampai seperti ini.
Yoo Hyun-ah, menikahlah denganku. Jadilah milikku untuk selamanya, jangan menolakku. Karena aku benci kata-kata penolakan. Astaga aku lupa, bagaimana mungkin kau bisa menolak seorang Cho Kyu Hyun. Pria tampan yang sudah membuatmu mabuk kepayang. Kubilang jangan menatapku dengan tatapan liarmu itu, Yoo Hyun-ah. Minggu depan aku dan Ibu-ku akan datang untuk melamarmu, oh ya Cho Hye Mi adikku juga akan datang dari jepang. Untuk menghadiri acara pernikahan kita, kuharap kau tak terkejut dan kuharap juga kau sedang tidak berguling-guling di ranjang karena saking senangnya membaca suratku ini. Hahaha, kau harus mengingatnya noona Kim. 1 minggu lagi aku akan datang untuk melamarmu, kau harus sudah siap dan menunjukan bagaimana cantiknya raut wajahmu itu pada Ibu dana dik perempuanku. Aku mencintaimu, Yoo Hyun-ah. Sangat mencintaimu, gadis bodohku.’
Cho Kyu Hyun J
Dong Hae menarik Yoo Hyun ke dalam pelukannya saat isak tangis Yoo Hyun yang semula hanya merintih saat ini sudah semakin kencang dan bahkan terlihat seperti anak kecil yang kehabisan permen. Yoo Hyun menangis begitu sangat kencang ketika Dong Hae mengakhiri surat yang di tulis oleh Kyu Hyun. Andai saja Kyu Hyun masih hidup, mungkin saat ini Yoo Hyun akan menefon Kyu Hyun dan memaki-maki pria itu karena sudah berhasil membuatnya terbang sampai ke langit7. Kata-kata indah itu benar-benar melelehkan hatinya detik itu juga, jadi Kyu Hyun hendak melamarnya saat itu. Tapi takdir berkata lain, dan malah merengkut nyawa Kyu Hyun secepat dan sesadis itu.
“ Dong Hae-ya. Kyu Hyun ingin melamarku,” Ujar Yoo Hyun di sela isak tangisnya.
“Yoo Hyun-ah, tenanglah.”
“ Bagaimana Tuhan bisa setega ini padaku, Dong Hae-ya. Mengapa Tuhan mengambil Kyu Hyun dari sisiku begitu cepat? Kenapa dia tidak mengambil nyawaku saja, kenapa bukan aku saja yang mati.”
“ Jangan bicara seperti itu, Yoo Hyun-ah. Aku sangat yakin, jikalahupun Tuhan mentakdirkan dirimu untuk mati saat itu, Kyu Hyun pasti akan memohon pada Tuhan untuk menggantikan posisimu dan rela mati demi nyawamu. Percayalah, Tuhan sudah merancang semua ini dengan sangat indah.”
“ Tidak. Kau tidak tahu bagaimana rasanya jadi diriku saat ini, sakit sekali, Dong Hae-ya. Hidup tanpa Kyu Hyun di sisiku benar-benar seperti neraka, aku tidak sanggup hidup lagi jika tanpa Kyu Hyun. Dong Hae-ya aku harus bagaimana?”
“ Kumohon jangan pernah berbicara seperti itu. Kau bilang aku adalah satu-satunya alasanmu untuk tetap hidup bukan? Anggap saja aku sedang memohon padamu agar kau tak pergi meninggalkanku, jangan pergi. Kumohon jangan pergi, Yoo Hyun-ah.”
****
[KyungHee Hospital]
Lee Dong Hae menghentikan langkahnya saat tiba di depan ruang ICU. Ia menoleh dan menatap pintu ruang ICU itu. Keningnya berkerut dan tubuhnya melemas, ia masih belum dapat melihat gadis itu membuka matanya. Ini sudah tepat 2 hari gadis itu tak sadarkan diri, tak ada yang salah dengan tubuh gadis itu, namun jiwanya sangat terguncang dan itu yang membuatnya seakaan sudah tak bernyawa lagi saat ini, namun jantungnya tetap berdetak dan darahnya masih menggalir dengan lancar tanpa cacat sedikit pun. Pernafasannya masih harus di bantu dengan tabung oksigen, wajahnya memucat dan seluruh tubuhnya menjadi dingin. Yoo Hyun melakukan aksi bunuh diri dengan meminum obat serangga ketika Dong Hae sedang pergi untuk membeli bahan makanan di supermarket. Dan Yoo Hyun saat ini sedang dalam kondisi koma karena terlalu banyak meminum obat serangga itu dalam dosis yang sangat banyak. Untung saja Dong Hae belum terlambat untuk membawa gadis itu ke rumah sakit, jika tidak mungkin nyawa Yoo Hyun tidak akan terselamatkan lagi.
Pria tampan itu membuka jas hitamnya dan hanya menggenakan T-shirt abu-abu dengan celana jeans dan sepatuh hitamnya. Ia memegang gagang pintu ruang ICU kemudian masuk ke dalamnya, dapat di lihatnya dengan jelas. Gadis yang sudah ia anggap sebagai separuh jiwanya itu tengah tertidur lena tanpa ekspresi sedikitpun. Dong Hae berjalan lambat menuju ranjang VIP itu, lalu mulai berdiri di samping ranjang yang saat ini Yoo Hyun tiduri. Di genggamnya tangan kanan Yoo Hyun yang terasa dingin dan lemas.
“ Kenapa kau tega melakukan ini padaku, Yoo Hyun-ah. Kau ingin meninggalkanku ehm?” Ucapnya pelan.
“Yoo Hyun-ah. Kumohon bangunlah, aku sangat mengkhawatirkanmu.”
Namun tiba-tiba saja terdengar sebuah suara yang terdengar sangat jelas dari mesin pendeteksi jantung itu. Dong Hae menoleh dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati mesin itu tengah mengeluarkan bunyi yang sangat kencang. Pria itu panik dan segera keluar untuk memanggil dokter yang selama ini menangani Yoo Hyun. Entahlah, tapi firasatnya berkata bahwa Yoo Hyun sedang sekarat saat ini.
“ Suster tolong ambilkan alat penguat jantung,”
“ Ini dok,”
Dong Hae meneteskan air matanya ketika melihat gadis itu sama sekali tak bereaksi ketika dokter meletakan alat penguat jantung di sekitar dadanya. Bahkan beberapa kali tubuh Yoo Hyun tersentak kuat ketika tersentuh oleh benda kecil itu. Ya Tuhan tolong selamatkan gadis itu. Dong Hae terus berdo’a dan tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Ia tak perduli jika orang mengatinya cengeng ataupun bukan pria sejati, melihat gadis yang sangat ia cintai sedang sekarat seperti itu. Sama saja seperti ada ribuan pisau yang menyayat kulitnya dan rasanya benar-benar sangat sakit.
“ Suster, tolong tulis tanggal dan jam meninggalnya nona Kim Yoo Hyun.”
Astaga, apa yang di katakan dokter itu. Yoo Hyun meninggal, itu tidak mungkin. Dokter itu pasti hanya asal bicara saha, Yoo Hyun tidak mungkin meninggalkannya secepat ini.
“ Dokter, tidak mungkin. Yoo Hyun tidak mungkin meninggal kan?”
“ Maaf anak muda. Tapi noona Kim sudah tidak bisa lagi di selamatkan, racun-racun itu sudah menggerogoti tubuhnya. Kuharap kau bisa tabah,”
“ Tidak mungkin.. Yoo Hyun-ah.”
Dong hae mendekap tubuh lemas Yoo Hyun yang sudah tak berdaya lagi. Sakitnya kehilangan Yoo Hyun benar-benar ia rasakan saat ini, dan entah mengapa ia baru merasakan bagaimana rasanya ada di posisi Yoo Hyun pada saat gadis itu kehilangan Kyu Hyun. Dan ternyata benar, ketika kita kehilangan seseorang yang benar-benar kita cintai, itu sama saja seperti sudah tak ada harapan lagi untuk tetap hidup.
END --->
No comments:
Post a Comment